You are on page 1of 19

Jurnal InFestasi

Vol. 11, No.2, Desember 2015


Hal. 195 - 213

PERSPEKTIF TRIANGLE FRAUD THEORY DALAM PENGADAAN BARANG/JASA


DI PEMERINTAH PROVINSI NTB

Rinie Arifianti 1
Budi Santoso 2
Lilik Handajani 2
1 Biro Umum Setda Provinsi NTB
2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mataram

rin_imut@ymail.com

Abstract

This study examines the effect of ULP teamwork/ procurement officer characteristic,
suitability compensation, and internal control system to governments procurement
fraud. The testing was held on 79 respondent who represent 32 percent population.
Group respondent is ULP teamwork/ procurement officer at West Nusa Tenggara
Provincial Government using the structural model analysis. The research findings
showed that ULP teamwork/ procurement officer characteristic and internal control
system had influence governments procurement fraud, but is not affected by suitability
compensation. ULP teamwork/ procurement officer characteristic and internal control
system had negative influence to governments procurement fraud. This means better
ULP teamwork/ procurement officer quality and internal control system will reduce the
occurrence of governments procurement fraud. Research implication leads to
improvement ULP teamwork/ procurement officer integrity and internal control system
as a important part of preventing governments procurement fraud. The challenge of
governments procurement is the formulation policies that synergy with other regulation
and improvement quantity and quality characteristics to improve performance
governments procurement.
Keywords : procurement fraud, ULP teamwork/ procurement officer characteristic,
suitability compensation, internal control system

Abstrak

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh karakteristik pokja ULP/ pejabat


pengadaan, kesesuaian kompensasi, dan sistem pengendalian intern terhadap fraud
pengadaan barang/jasa pemerintah. Pengujian dilakukan pada 79 responden yang
mewakili 32 persen populasi. Kelompok responden adalah pokja ULP/ pejabat
pengadaan pada Pemerintah Provinsi NTB dengan menggunakan analisis model
struktural. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik pokja ULP/ pejabat
pengadaan dan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap Fraud
Pengadaan barang/ jasa, namun tidak dipengaruhi oleh kesesuaian kompensasi.
Karakteristik pokja ULP/ pejabat pengadaan dan sistem pengendalian intern memiliki
pengaruh negatif terhadap fraud pengadaan barang/ jasa. Hal ini berarti semakin
berkualitas karakteristik pokja ULP/ pejabat pengadaan dan penerapan sistem
pengendalian intern akan mengurangi terjadinya Fraud pengadaan barang/ jasa.
Implikasi penelitian ini mengarah pada peningkatan integritas dan kompetensi pokja
ULP/ pejabat pengadaan dan sistem pengendalian intern sebagai bagian terpenting
pencegahan fraud pengadaan barang/ jasa. Tantangan dalam proses pengadaan
barang/ jasa adalah perumusan kebijakan yang bersinergi dengan regulasi penunjang
lainnya dan peningkatan integritas dan kompetensi secara kuantitas maupun
kualitas untuk perbaikan kinerja pengadaan barang/ jasa pemerintah.

Kata Kunci : Fraud Pengadaan Barang/jasa, karakteristik pokja ULP/ pejabat


pengadaan, kesesuaian kompensasi, SPI

195
196

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

PENDAHULUAN tertinggi di Indonesia. Per 31 Oktober


2014, KPK melakukan penanganan
Perkembangan pengelolaan pemrintahan korupsi yang sebagiannya dari jenis
di daerah saat ini, tidak hanya membawa perkara penyuapan yaitu sebesar 16
manfaat bagi masyarakat tetapi juga kasus, korupsi pengadaan barang/jasa
menjadi sumber masalah kecurangan sebanyak 13 kasus, TPPU sebanyak 5
(fraud) yang sangat kompleks, seperti kasus, pungutan sebanyak 5 kasus,
misalnya korupsi, penyalahgunaan aset perijinan sebanyak 4 kasus,
dan manipulasi laporan keuangan penyalahgunaan anggaran sebanyak 4
(Tuanakotta,2014,197). Pembangunan kasus dan merintangi proses KPK 2
sarana maupun prasarana dalam kasus. Di NTB sendiri, Berdasarkan data
pengelolaan pemerintahan merupakan BPK tahun 2014, kerugian daerah
sebuah keharusan untuk menunjang dengan penyebab pengadaan barang/
roda perekonomian dan pelayanan jasa pemerintah tersebar di beberapa
masyarakat di Indonesia. Pembangunan SKPD dengan temuan yang berbeda
sarana dan prasarana ini tentunya harus beda, seperti terjadi kemahalan harga,
diimbangi dengan pengadaan barang dan kelebihan pembayaran, transaksi
jasa yang baik. Namun dalam pembelian yang tidak sesuai ketentuan,
pelaksanaannya seringkali dijumpai kekurangan volume pekerjaan,
banyak kasus fraud dalam proses pelaksanaan pekerjaan tidak
pengadaan barang/jasa. dilaksanakan sesuai kontrak.
Soemitro Djojohadikusumo Berbagai bukti empiris yang telah
mengungkapkan bahwa pengadaan didapatkan untuk menunjukkan faktor-
merupakan salah satu sumber korupsi faktor penyebab kecurangan pengadaan
terbesar dalam sektor keuangan publik. barang/jasa antara lain penelitian
Setiap tahun, BPK dan BPKP melaporkan Gelderman, Ghijsen, dan Brugman
kasus pengadaan yang mengandung (2006) menunjukkan bahwa pemahaman
unsur tindak pidana korupsi. Tetapi, pejabat pengadaan terhadap peraturan
tidak banyak yang masuk ke persidangan berpengaruh signifikan dan positif
pengadilan (Tuanakotta, 2014:431). terhadap ketaatan peraturan. Sementara
Fraud adalah satu jenis tindakan Sabana (2010) menyatakan bahwa
yang dilakukan dengan sengaja untuk kompetensi pejabat pengadaan
memperoleh sesuatu dengan berpengaruh signifikan terhadap
menyalahgunakan wewenangnya sebagai akuntabilitas. Penelitian yang dilakukan
pemegang kepercayaan. Cressey (1973) oleh Rijckeghem dan Weder (1997)
dalam Tuanakotta (2014:207) menunjukkan adanya hubungan yang
menyatakan bahwa ada tiga penyebab negatif dan signifikan antara penghasilan
atau pemicu terjadinya fraud yaitu aparatur pemerintah dengan tingkat
tekanan (unshareable pressure/ korupsi. Penelitian lainnya dilakukan
incentive), kesempatan/ peluang oleh Thoyibatun (2009), hasil
(perceived opportunity), dan rasionalisasi penelitiannya kesesuaian sistem
(rationalization). Terkait pengadaan pengendalian internal dan sistem
barang/ jasa, fraud dapat terjadi saat kompensasi berpengaruh negatif
pokja ULP/ pejabat pengadaan yang terhadap kecenderungan kecurangan
mendapatkan kekuasaan dan akuntansi.
kewenangan berdasarkan peraturan Hasil penelitian yang berbeda
perundang-undangan memiliki atau dibuktikan oleh Wilopo (2006) dimana
diduga memiliki kepentingan pribadi atas kesesuaian kompensasi memberikan
setiap penggunaan wewenang yang pengaruh tidak signifikan terhadap
dimilikinya sehingga dapat perilaku tidak etis dan kecurangan
mempengaruhi kualitas dan kinerja yang akuntansi, penelitian Jatiningtyas dan
seharusnya. Kiswara (2011) menyatakan bahwa dari
Berdasarkan data dari Komisi sudut pandang pihak internal instansi,
Pemberantasan Korupsi (KPK) per 31 kualitas panitia pengadaan tidak
Oktober 2014, di tahun 2014 korupsi berpengaruh signifikan terhadap fraud
jenis penyuapan dan pengadaan pengadaan barang/jasa. Penelitian Aji
barang/jasa sebagai jumlah jenis perkara (2013) menemukan bukti bahwa ada
197

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

pengaruh yang negatif dan signifikan pengadaan barang/jasa? Tujuan


dalam penilaian penghasilan panitia penelitian ini adalah menguji dan
pengadaan dan etika pengadaan menganalisis pengaruh karakteristik
terhadap penyimpangan dalam pokja ULP/Pejabat pengadaan,
pengadaan barang dan jasa pemerintah. kesesuaian kompensasi, dan sistem
Meskipun temuan yang berbeda pengendalian intern terhadap fraud
dalam penelitian terdahulu, penelitian- pengadaan barang/jasa.
penelitian tentang fraud yang dilakukan Hasil penelitian ini dapat menjadi
menunjukkan pentingnya aspek yang masukan dan bahan pertimbangan bagi
dapat mempengaruhi proses pengadaan pegawai dan pimpinan terkait pengadaan
barang/jasa seperti karakteristik pokja barang/jasa dan diharapkan dapat
ULP/ Pejabat pengadaan, kesesuaian meminimalkan terjadinya tindakan fraud
kompensasi, dan sistem pengendalian pengadaan barang/jasa, dan bagi
internal dalam proses pengadaan masyarakat khususnya pihak legislatif
barang/jasa di lingkungan pemerintah. untuk lebih meningkatkan kepedulian
Apabila ULP/ pejabat pengadaan bekerja dalam pengawasan sosial terkait
secara profesional, tidak memihak dalam pengelolaan keuangan daerah. Selain
pemilihan barang/jasa, menjunjung itu, hasil penelitian ini sebagai masukan
tinggi etika, melaksanakan sistem dan dan bahan pertimbangan dalam
prosedur yang ada, diharapkan tercipta memperbaiki/menambah regulasi oleh
lingkungan pengadaan yang sehat Pemerintah Provinsi NTB yang berkaitan
sehingga fraud pengadaan barang/jasa dengan pengadaan barang/jasa agar
dapat diminimalkan dan perlahan sistem dikemudian hari peraturan yang
yang digunakan dalam pengadaan dihasilkan dapat secara efektif mengatasi
barang/jasa akan menjadi lebih baik. masalah yang ada dalam proses
Hasil penelitian ini dapat pengadaan barang/jasa, terutama yang
memberikan warning signal untuk berkaitan dengan penyimpangan atau
mencegah agar pelaksanaan pengadaan kecurangan yang dapat menyebabkan
barang/jasa jauh dari kecenderungan kerugian daerah secara materiil.
melakukan tindakan fraud, sehingga
akuntabilitas dan transparansi dapat Fraud
diwujudkan dan kebocoran anggaran Fraud menurut BPK RI (2007) adalah
yang disebabkan oleh proses pengadaan sebagai satu jenis tindakan melawan
barang/jasa dapat berkurang. hukum yang dilakukan dengan sengaja
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh sesuatu dengan cara
menguji dan menganalisis pengaruh menipu. Di samping itu, Kitab Undang-
karakteristik pokja ULP/ Pejabat Undang Hukum Pidana atau KUHP
pengadaan, kesesuaian kompensasi, dan menyebutkan beberapa pasal yang
sistem pengendalian intern terhadap mencakup pengertian fraud seperti: a)
fraud pengadaan barang/jasa. Penelitian Pasal 362: Pencurian adalah mengambil
ini menggunakan model persamaan sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
struktural dengan menginternalisasi kepunyaan orang lain, dengan maksud
Sistem Pengendalian Intern, karena untuk dimiliki secara melawan hukum;
permasalahan fraud dapat terjadi dimana b) Pasal 368: Pemerasan dan
saja, bahkan pada instansi yang telah Pengancaman adalah menguntungkan
memiliki sistem pengendalian yang baik diri sendiri atau orang lain secara
sekalipun, penelitian ini penting melawan hukum, memaksa seseorang
dilakukan dalam memberikan kontribusi dengan kekerasan atau ancaman
untuk merumuskan best practice pada kekerasan untuk memberikan barang
praktik pengadaan barang/jasa. sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian
Berdasarkan penjelasan adalah kepunyaan orang itu atau orang
sebelumnya, maka permasalahan yang lain, atau supaya membuat utang
akan dibahas melalui penelitian ini maupun menghapuskan piutang; c) Pasal
adalah: Apakah karakteristik pokja ULP/ 372: Penggelapan adalah dengan sengaja
Pejabat pengadaan, kesesuaian dan melawan hukum memiliki barang
kompensasi, dan sistem pengendalian sesuatu yang seluruhnya atau sebagian
intern berpengaruh terhadap fraud adalah kepunyaan orang lain, tetapi yang
198

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

ada dalam kekuasaannya bukan karena (Perceived Opportunity), dan rasionalisasi


kejahatan; d) Pasal 378: Perbuatan (Rationalization). Tekanan (Unshareable
Curang adalah menguntungkan diri pressure/ incentive) adalah motivasi dari
sendiri atau orang lain secara melawan individu karyawan untuk bertindak fraud
hukum, dengan memakai nama palsu dikarenakan adanya tekanan baik
atau martabat palsu, dengan tipu keuangan dan non keuangan dari pribadi
muslihat, ataupun rangkaian maupun tekanan dari organisasi,
kebohongan, menggerakkan orang lain Tekanan (pressure) diproksikan dengan
untuk menyerahkan barang sesuatu variabel kesesuaian kompensasi.
kepadanya, atau supaya memberi utang Kompensasi yang sesuai dapat berperan
maupun menghapuskan piutang; e) Pasal meningkatkan motivasi pegawai untuk
209, 210, 387, 388, 415, 417, 418, 419, bekerja lebih efektif dan produktif, dan
420, 423, 425, dan 435 yang secara kurangnya kompensasi dapat mendorong
khusus diatur dalam Undang-Undang seseorang melakukan kecurangan; b)
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Kesempatan atau peluang (Perceived
(Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999). Opportunity) adalah peluang terjadinya
Dari definisi di atas, terkandung aspek fraud akibat lemahnya atau tidak
dari fraud adalah penipuan (deception), efektifnya kontrol sehingga membuka
ketidakjujuran (dishonest) dan niat peluang terjadinya fraud. Faktor
(intent). penyebab fraud yang disebabkan adanya
kelemahan di dalam sistem dimana
Pengadaan barang/ jasa seorang karyawan mempunyai kuasa
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah atau kemampuan untuk memanfaatkan
yang selanjutnya disebut dengan sehingga perbuatan curang dapat
Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan dilakukan. Pada penelitian ini, peneliti
Perpres 70 tahun 2012 adalah kegiatan memproksikan suatu kesempatan
untuk memperoleh Barang/Jasa oleh (opportunity) dengan variabel Sistem
Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Pengendalian Intern.
Perangkat Daerah/Institusi yang Sistem pengendalian intern yang
prosesnya dimulai dari perencanaan baik akan meminimalisasi terjadinya
kebutuhan sampai diselesaikannya kecurangan pengadaan barang/jasa; c)
seluruh kegiatan untuk memperoleh Rasionalisasi (Rationalization) adalah
Barang/Jasa. Sistem pengadaan Fraud terjadi karena kondisi nilai-nilai
barang/jasa di Indonesia diatur etika lokal yang mendorong
Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun (membolehkan) terjadinya fraud.
2012 tentang Perubahan Kedua atas Pertimbangan perilaku kecurangan
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun sebagai konsekuensi dari kesenjangan
2010 tentang Pengadaan Barang Jasa integritas pribadi karyawan atau
Pemerintah. Ketentuan yang diatur penalaran moral yang lain. Rasionalisasi
meliputi: tugas pokok dan kewenangan terjadi dalam hal seseorang atau
dalam pengadaan, persyaratan yang sekelompok orang membangun
harus dimiliki oleh pihak pihak yang pembenaran atas kecurangan yang
terkait dengan pengadaan barang/jasa, dilakukan.
perencanaan pengadaan barang/jasa, Pelaku fraud biasanya mencari
pemilihan penyedia barang/jasa, tata alasan pembenaran bahwa yang
cara evaluasi penawaran, mekanisme dilakukannya bukan pencurian atau
sanggahan/complaint, hingga kontrak kecurangan. Pada penelitian ini, peneliti
atau perjanjian pengadaan barang/jasa. memproksikan suatu rasionalisasi
(rationalization) dengan variabel
Faktorfaktor yang mempengaruhi Karakteristik pokja ULP atau pejabat
terjadinya fraud pengadaan barang/ pengadaan. Kompetensi pokja ULP atau
jasa pejabat pengadaan yang berkualitas akan
Cressey (1973) dalam Tuanakotta memberikan pengaruh dalam
(2014:207) menyatakan bahwa ada tiga menjalankan peraturan peraturan
penyebab atau pemicu terjadinya fraud mengenai pengadaan barang atau jasa
yaitu tekanan (Unshareable pressure/ dan juga pemahaman mengenai risiko
incentive), kesempatan atau peluang risiko jika melanggar aturan sehingga
199

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

dapat menekan terjadinya kecurangan Berdasarkan latar belakang,


pengadaan barang/jasa. perumusan masalah, dan uraian pada
peneliti terdahulu serta rerangka
Karakteristik ULP/Pejabat pengadaan konseptual penelitian, maka dalam
dan Fraud Pengadaan Barang/Jasa penelitian ini dapat diajukan hipotesis
Karakteristik Pokja ULP atau pejabat pertama sebagai berikut: Karakteristik
pengadaan sangat diperlukan untuk ULP/Pejabat pengadaan berpengaruh
melaksanakan proses pengadaan dengan terhadap fraud Pengadaan Barang/Jasa
benar karena aktivitas dan keputusan
yang diambil oleh pokja ULP / pejabat Kesesuaian Kompensasi dan Fraud
pengadaan merupakan hal yang sangat Pengadaan Barang/Jasa
menentukan proses pengadaan. Keluaran Selain aspek karakteristik pokja
dari aktivitas dan keputusan yang ULP/Pejabat pengadaan, aspek lain yang
diambil pokja ULP/ pejabat pengadaan perlu diperhatikan dalam mewujudkan
merupakan hal yang sangat krusial proses pengadaan yang objektif adalah
karena pokja ULP/ Pejabat pengadaan kesesuaian kompensasi. Pokja ULP/
sangat berperan dalam terciptanya Pejabat pengadaan merupakan bagian
kompetisi yang sehat. Untuk itu dari aparatur pemerintah dan
kemampuan dan profesionalisme pokja mendapatkan kompensasi sebagai
ULP/ pejabat pengadaan merupakan hal pegawai negeri berdasarkan peraturan
yang perlu diperhatikan. Karakteristik yang berlaku ditambah dengan
yang memadai dari pokja ULP/Pejabat honorarium sebagai pokja ULP/ pejabat
pengadaan akan mendorong kompetisi pengadaan.
yang sehat sehingga akan mencegah/ Pada penelitian yang dilakukan
mengurangi kecurangan/fraud pada Rijckeghem dan Weder (1997),
aktivitas pengadaan barang/jasa. menunjukkan adanya hubungan yang
Hasil penelitian yang dilakukan negatif dan signifikan antara penghasilan
oleh Gelderman, et al. (2006) aparatur dengan tingkat korupsi. Hasil
menunjukkan bahwa pemahaman yang sama ditunjukkan pada penelitian
pejabat pengadaan terhadap peraturan Aji (2013), dimana penghasilan panitia
berpengaruh signifikan dan positif pengadaan berpengaruh negatif terhadap
terhadap ketaatan peraturan, penelitian penyimpangan pengadaan barang/jasa.
Sabana (2010) juga menunjukkan bahwa Hasil ini mendukung teori keagenan
kompetensi pejabat pengadaan bahwa pemberian kompensasi yang
berpengaruh signifikan terhadap memadai ini membuat agen (manajemen)
akuntabilitas. Hasil penelitian ini sesuai bertindak sesuai dengan keinginan dari
dengan pendapat Thai (2001) bahwa prinsipal (pemilik) yaitu dengan
salah satu faktor yang mempengaruhi memberikan informasi sebenarnya
keberhasilan sistem pengadaan tentang keadaan perusahaan.
barang/jasa adalah profesionalisme atau Cressey (1973) melalui Teori Fraud
kualitas ULP/Pejabat pengadaan. Triangle-nya menyatakan bahwa fraud
Hasil penelitian sebelumnya hanya terjadi karena salah satu yang
mengungkapkan bahwa semakin baik mendasarinya yaitu pressure (tekanan).
kualitas ULP/Pejabat pengadaan maka Fraud yang timbul dari tekanan atas
akan menurunkan tingkat fraud kompensasi aktifitas pengadaan barang
pengadaan barang/jasa, padahal jasa yang rendah tetapi berisiko tinggi.
fenomena yang terjadi adalah kasus Pendapatan/honor sebagai pokja ULP/
kasus korupsi yang besar lebih banyak pejabat pengadaan barang/jasa yang
dilakukan oleh pihakpihak internal dan kecil tidak sebanding dengan beratnya
eksternal organisasi yang memiliki beban kerja dan tingginya risiko
tingkat pendidikan yang tinggi, bahkan tersangkut permasalahan hukum sering
seperti diketahui pada sektor swasta, menjadi tekanan dalam melakukan
dikenal istilah income smoothing atau fraud.
perataan laba dilakukan oleh manajer Terdapat perbedaan hasil penelitian
yang pendidikan dan pengalamannya yang dilakukan oleh Wilopo (2006),
sudah tinggi. menyatakan bahwa kesesuaian
kompensasi tidak berpengaruh signifikan
200

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

terhadap kecenderungan kecurangan hukum. Hal ini menegaskan bahwa


akuntansi dan kepuasan kompensasi sistem pengendalian intern yang baik
juga tidak berpengaruh terhadap masih memberikan peluang terhadap
persepsi aparatur pemerintah daerah terjadinya fraud. Berdasarkan
tentang tindak pidana korupsi. Penelitian argumentasi tersebut, maka hipotesis
Wilopo mendukung fenomena yang ketiga yang diajukan yaitu Sistem
terjadi saat ini dimana pada beberapa pengendalian intern berpengaruh
kasus korupsi, pihakpihak yang terlibat terhadap Fraud Pengadaan Barang/Jasa.
sudah mempunyai pendapatan atau
remunerasi yang tinggi. Hal ini METODA PENELITIAN
merupakan salah satu bukti bahwa
kompensasi yang tinggi tidak mampu Populasi dan Sampel
menghilangkan fraud. Populasi dalam penelitian ini yaitu
Berdasarkan latar belakang, pegawai yang terlibat dalam pengadaan
perumusan masalah, serta uraian pada barang/jasa pada Pemerintah Provinsi
penelitian terdahulu, maka dalam NTB. Populasi dalam penelitian ini
penelitian ini dapat diajukan hipotesis adalah (1) PA/KPA; (2) PPK (Pejabat
kedua yaitu Kesesuaian kompensasi Pembuat Komitmen); (3) Unit Layanan
berpengaruh Terhadap Fraud Pengadaan Pengadaan/ Pejabat Pengadaan; (4)
Barang/Jasa Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
Teknik pengambilan sampel dalam
Sistem Pengendalian Intern dan Fraud penelitian ini adalah nonprobability yaitu
Pengadaan Barang/Jasa purposive sampling yang merupakan
Hubungan antara pengendalian internal teknik pengambilan sampel berdasarkan
dengan masalah kecurangan dalam suatu pertimbangan/kriteria tertentu
suatu instansi sangat berkaitan. Dengan sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
adanya pengendalian internal dalam (Sugiyono, 2013:84). Pemilihan sampel
suatu instansi dipercaya dapat pada penelitian ini didasarkan pada
bermanfaat untuk membantu suatu pertimbangan bahwa sampel tersebut
instansi mencegah terjadinya fraud. dalam hal ini adalah pegawai yang
Hasil penelitian yang dilakukan terlibat langsung dalam proses
oleh Wilopo (2006) menunjukkan bahwa pengadaan barang/jasa dan telah
pengendalian internal yang efektif memiliki sertifikat keahlian pengadaan
memberikan pengaruh yang signifikan barang/jasa pemerintah. Berdasarkan
dan negatif terhadap kecenderungan pertimbangan tersebut maka pegawai
kecurangan akuntansi yang signifikan. yang dijadikan sebagai sampel dalam
Penelitian Wilopo (2008) menunjukkan penelitian ini adalah pokja Unit Layanan
bahwa secara parsial pengendalian Pengadaan/ Pejabat Pengadaan.
internal birokrasi pemerintahan Pengujian dilakukan pada 79 responden
memberikan pengaruh negatif yang yang mewakili 32 persen populasi.
artinya semakin tinggi pengendalian
internal maka semakin kecil Variabel dan Pengukuran
kecenderungan kecurangan, akan tetapi Karakteristik Pokja ULP/Pejabat
pengaruh ini tidak signifikan. Dalam Pengadaan
penelitian ini disimpulkan adanya Karakteristik pokja ULP/ Pejabat
pengendalian internal ini meliputi sistem pengadaan adalah sifatsifat khas yang
pengendalian internal (Wilopo, 2006) perlu ada pada pegawaipegawai yang
yang ada dalam suatu instansi, dan melaksanakan pengadaan barang/jasa
adanya kepatuhan terhadap pemerintah. Menurut Aji (2013) kualitas
pengendalian internal di dalamnya panitia pengadaan atau dalam penelitian
(Thoyyibatun, 2009). ini disebut karakteristik pokja ULP/
Studi Thoyyibatun (2009) sejalan Pejabat pengadaan dapat dilihat dari
dengan kondisi saat ini dimana beberapa beberapa indikator, yaitu: tingkat
kasus korupsi ditemukan di instansi integritas, kompetensi, independensi dan
atau lembaga yang telah memiliki sistem obyektifitas yang dimiliki oleh pokja
pengendalian yang baik dan memiliki ULP/ Pejabat pengadaan pengadaan
pemahaman terhadap aturan dan dalam menjalankan tugasnya. Pokja
201

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

ULP/ Pejabat pengadaan pengadaan keuangan, pengamanan aset negara, dan


adalah orang yang diangkat oleh ketaatan terhadap peraturan perundang-
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna undangan (PP Nomor 60 Tahun 2008).
Anggaran/ Dewan Gubernur BI/ Sistem pengendalian intern yang
Pimpinan BHMN/ Direksi BUMN/ Direksi dimaksud dalam penelitian ini adalah
BUMD, untuk melaksanakan pengadaan seberapa baik suatu sistem yang
barang/ jasa. Karakteristik pokja ULP/ dirancang atas proses pengadaan
Pejabat pengadaan barang/jasa yang barang/jasa menurut penilaian
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah responden. Merujuk pada PP No. 60
apakah orang yang diangkat oleh tahun 2008, sistem pengendalian intern
Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna diukur dengan indikator lingkungan
Anggaran/Dewan Gubernur BI/Pimpinan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
BHMN/Direksi BUMN/ Direksi BUMD, pengendalian, informasi dan komunikasi,
untuk melaksanakan pengadaan serta pemantauan (monitoring).
barang/jasa tersebut telah memenuhi
kriteria yang telah dipersyaratkan dalam Fraud Pengadaan Barang/ Jasa
peraturan yang telah ditetapkan dalam Fraud menurut BPK RI (2007) adalah
hal ini Perpres 54 tahun 2010 dan jenis tindakan melawan hukum yang
perubahan terakhirnya Perpres 70 tahun dilakukan dengan sengaja untuk
2012 memperoleh sesuatu dengan cara
menipu. Fraud pengadaan barang/jasa
Kesesuaian Kompensasi yang dimaksud dalam penelitian ini
Kompensasi menurut Sikula dalam adalah penilaian responden mengenai
Mangkunegara (2009) adalah sesuatu tindakan melawan peraturan yang
yang dipertimbangkan sebagai sesuatu dilakukan pegawai di instansi
yang sebanding. Kesesuaian kompensasi pemerintahan mengenai pengadaan
yang dimaksud dalam penelitian ini barang atau jasa untuk mendapatkan
adalah penghasilan sah (resmi) yang keuntungan baik secara pribadi maupun
dipertimbangkan sebagai suatu yang orang atau pihak lain dan secara
sebanding/ layak, pengukuran dilakukan langsung atau tidak langsung merugikan
dengan menggunakan lima indikator keuangan negara. Merujuk pada Perpres
yang menggambarkan kondisi ideal 70 tahun 2012, fraud pengadaan
untuk kemudian dimintakan penilaian barang/jasa diukur dengan indikator
kepada responden sejauhmana tingkat perencanaan pengadaan, kolusi harga
kesesuaiannya dengan kondisi yang penawaran, prinsip terbuka,
sebenarnya. Indicator untuk kesesuaian penyampaian dokumen dan/atau
kompensasi adalah kesesuaian honor keterangan lain yang tidak benar,
atau penghasilan dengan tambahan rekayasa kriteria spesifikasi,
beban kerja, kesesuaian honor atau penambahan persyaratan kualifikasi,
penghasilan dengan prestasi pekerjaan, penentuan estimasi harga, penjelasan
pencapaian tugas dalam waktu tertentu, (aanwijzing), kolusi dalam evaluasi
tugas dapat memaksimalkan penawaran, pengunduran tanggal
kemampuan, pengetahuan dan keahlian, pengumuman, pengumuman calon
dan total penghasilan menciptakan pemenang tidak informatif, substansi
insentif yang memadai. Indikator sanggahan tidak ditanggapi, pengaturan
merupakan merujuk pada penelitian sanggahan, penundaan penerbitan surat
Wilopo (2006) dan Aji (2013). penunjukan pemenang barang/jasa.

Sistem Pengendalian Intern Analisis Data


Sistem Pengendalian Intern (SPI) adalah Penelitian ini menguji tiga variabel
proses yang integral pada tindakan dan eksogen dan satu variabel endogen.
kegiatan yang dilakukan secara terus Variabel eksogen terdiri dari variabel
menerus oleh pimpinan dan seluruh Karakteristik pokja ULP/Pejabat
pegawai untuk memberikan keyakinan pengadaan, Kesesuaian Kompensasi, dan
memadai atas tercapainya tujuan Sistem Pengendalian Intern, sedangkan
organisasi melalui kegiatan yang efektif variabel endogennya adalah Fraud
dan efisien, keandalan pelaporan Pengadaan Barang/Jasa.
202

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

Model persamaan struktural awal Untuk variabel laten KPP:


diuji dengan persamaan struktural KPP = 11INT + 12DIS + 13RES + 14SPP
sebagai berikut: + 15BJT+ 16OBY+ 17MPI + 1
Persamaan Model Struktural/Structure
(Inner Model) Untuk variabel laten KK:
FPBJ = 1KPP+ 2KK+ 3SPI+ 1 KK = 21KKSB + 22KKSP + 23KKWT +
24KKMK+ 25KKIM + 2
Keterangan :
(Gamma) = koefisien pengaruh variabel Untuk variabel laten SPI:
eksogen terhadap variabel endogen SPI = 31LP + 32PR + 33AP + 34IF +
(Zeta) = galat model struktural 35PM + 3
(Lambda) = koefisien model pengukuran
(loading weight) Untuk variabel laten FPBJ
(Epsilon) = galat model pengukuran FPBJ = 41FPBJ01 + 42FPBJ02+
KPP = Karakteristik Pokja ULP/ 43FPBJ03 + 44FPBJ04 + 45FPBJ05+
Pejabat Pengadaan 46FPBJ06 + 47FPBJ07 + 48FPBJ08+
KK = Kesesuaian Kompensasi 49FPBJ09 + 410FPBJ10 + 411FPBJ11+
SPI = Sistem Pengendalian Intern 412FPBJ12 + 413FPBJ13 + 414FPBJ14+
4

Gambar 1 : Model Struktural dan pengukuran

Keterangan : Kesesuaian Kompensasi (KK),


Karakteristik ULP/Pejabat Pengadaan direfleksikan dengan indikator:
(KPP), direfleksikan dengan indikator: KKSB = Kesesuaian Honor dengan beban
INT = Integritas; DIS = Disiplin; RES = pekerjaan; KKSP = Kesesuaian Honor
Tanggung Jawab; dengan Prestasi; KKWT = Pencapaian
SPP= Pengetahuan Sistem dan Prosedur; tugas; KKMK = Peningkatan Diri; KKMW
BJT = Pengetahuan Barang/Jasa; = Insentif yang diterima memadai
OBY = Obyektif, dan MPI = Menanda
tangani Pakta Integritas. Sistem Pengendalian Intern (SPI),
direfleksikan dengan indikator:
203

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

LP = Lingkungan Pengendalian; PR = Pengunduran pengumuman kurang jelas;


Pengendalian Risiko; AP = Aktivitas FPBJ11 = Pengumuman calon pemenang
Pengendalian; KI = Komunikasi tidak informatif; FPBJ12 = Substansi
Informasi, dan PM = Pengawasan atau sanggahan tidak ditangapi; FPBJ13 =
Monitoring Pengaturan sanggahan, dan FPBJ14 =
Penundaan penerbitan SPPBJ.
Fraud Pengadaan Barang/Jasa (FPBJ),
direfleksikan dengan indikator: PEMBAHASAN
FPBJ01 = Perencanaan; FPBJ02 =
Pelanggaran prinsip terbuka; FPBJ03 = Statistik Deskriptif
Kolusi dalam harga penawaran; FPBJ04 Gambaran variabel penelitian yang
= Penyampaian dokumen tidak benar; meliputi : Karakteristik Pokja ULP/
FPBJ05 = Rekayasa Kriteria spesifikasi; Pejabat Pengadaan (KPP), Kesesuaian
FPBJ06 = Penambahan persyaratan tidak Kompensasi (KK), Sistem Pengendalian
perlu; FPBJ07 = Penentuan HPS tidak Intern (SPI), dan Fraud Pengadaan
sesuai aturan; FPBJ08 = Informasi Barang/Jasa (FPBJ) dapat disajikan
Aanwijzing terbatas; FPBJ09 = Kolusi dalam Tabel distribusi frekuensi sebagai
dalam evaluasi penawaran; FPBJ10 = berikut :

Tabel 1. Statistik Deskriptif


N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
TOTAL KPP 79 2 4 3,54613 0,51335
TOTAL KK 79 1 4 2,7519 0,67064
TOTAL SPI 79 1 4 3,1443 0,63727
TOTAL FPBJ 79 1 4 1,6907 0,58250
Valid N (listwise) 79
Sumber : Output SPSS 22 (2015)

Berdasarkan tabel 1 dapat Variabel Sistem Pengendalian


diketahui bahwa: Variabel Karakteristik Intern (SPI) memiliki nilai standar deviasi
pokja ULP/ pejabat pengadaan (KPP) sebesar 0,63727 lebih kecil dari nilai
memiliki nilai standar deviasi sebesar mean. Artinya, nilai sampel dominan
0,51335 lebih kecil dari nilai mean. berkumpul di sekitar nilai rata-rata
Artinya, nilai sampel dominan berkumpul hitungnya sebesar 3,1443. Dari hasil
di sekitar nilai rata-rata hitungnya tersebut kemudian disesuaikan dengan
sebesar 3,54613. Dari hasil tersebut Tabel kategori, sehingga dapat dikatakan
kemudian disesuaikan dengan Tabel bahwa sistem pengendalian intern pada
kategori, Sehingga dapat dikatakan pengadaan barang/ jasa Pemerintah
bahwa karakteristik pokja ULP/ pejabat Provinsi NTB cenderung dalam kondisi
pengadaan yang ada di PemProv. NTB atau kategori baik.
cenderung dalam kondisi atau kategori Variabel Fraud Pengadaan Barang/
sangat baik. Jasa memiliki nilai standar deviasi
Variabel Kesesuaian Kompensasi sebesar 0,58250 lebih kecil dari nilai
(KK) memiliki nilai standar deviasi mean. Artinya, nilai sampel dominan
sebesar 0,67064 lebih kecil dari nilai berkumpul di sekitar nilai rata-rata
mean. Artinya, nilai sampel dominan hitungnya sebesar 1,6907. Dari hasil
berkumpul di sekitar nilai rata-rata tersebut kemudian disesuaikan dengan
hitungnya sebesar 2,7519. Dari hasil Tabel kategori, Sehingga dapat dikatakan
tersebut kemudian disesuaikan dengan bahwa fraud dalam kegiatan pengadaan
Tabel kategori, sehingga dapat dikatakan barang/ jasa yang terjadi di Pemerintah
bahwa kesesuaian kompensasi Provinsi NTB cenderung dalam kondisi
pengadaan barang/jasa di PemProv. NTB jarang terjadi atau kategori sangat
cenderung dalam kondisi atau kategori rendah.
sesuai.
204

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

Hasil Pengujian Model Pengukuran, sehingga diperoleh efisiensi perhitungan


Model Struktural dan Goodness of Fit olgaritma. Keempat, pada pendekatan
Metode analisis data yang digunakan PLS, diasumsikan bahwa semua ukuran
adalah Struktural Equation Modelling variance dapat digunakan untuk
(SEM) berbasis varian atau biasa disebut menjelaskan (Ghozali, 2008:4).
dengan soft modeling, dengan Pendekatan untuk menganalisis
menggunakan alat analisis Partial Least First Order Factor menggunakan repeated
Square (PLS). Pada penelitian ini indikators approach atau juga dikenal
pengujian dilakukan dengan bantuan dengan hierarchical component model.
program SmartPLS 2.0. Dalam PLS atau Pendekatan ini memiliki keuntungan
component based SEM, hubungan linear karena model ini dapat diestimasi dengan
yang optimal antar variabel laten algoritma standar PLS. Factor loading
dihitung dan diinterpretasikan sebagai yang nilainya dibawah 0,50 akan didrop
hubungan prediktif terbaik yang tersedia dari analisis karena memiliki nilai
dengan segala keterbatasan yang ada, convergent validity rendah. Tahap
sehingga kejadian yang ada tidak dapat pertama dalam smartPLS adalah menilai
dikendalikan secara penuh (Ghozali, outer model yaitu proses iterasi indikator
2008:6). dan variabel laten diperlakukan sebagai
Lebih lanjut, Ghozali (2008:6) deviasi (penyimpangan) dari nilai mean
menjelaskan bahwa PLS adalah metode (rata-rata) dengan tujuan melihat
analisis yang bersifat soft modeling hubungan antara indikator dengan
karena tidak mengasumsikan data harus konstruknya. Pada tahap pertama, ada 4
dengan pengukuran skala tertentu, yang (empat) indikator yang di-dropping
berarti jumlah sampel dapat kecil (< 100 karena memiliki nilai loading factor
sampel atau =30). Terdapat beberapa dibawah 0,50. Indikatorindikator
alasan yang menjadi penyebab tersebut adalah Pengawasan/ Monitoring
digunakan PLS dalam suatu penelitian. (PM), perencanaan pengadaan (FPBJ01),
Dalam penelitian ini alasan-alasan rekayasa kriteria spesifikasi (FPBJ05),
tersebut yaitu: pertama, PLS merupakan dan penjelasan pekerjaan (FPBJ08).
metode analisis data yang didasarkan Setelah di-dropping, dilakukan proses
asumsi data tidak harus berdistribusi penyampelan kembali (resampling) untuk
normal multivariate (indikator dengan mendapatkan factor loading yang nilainya
skala kategori, ordinal, interval, sampai di atas 0,50.
ratio dapat digunakan pada model yang Berdasarkan hasil pengujian
sama), sampel tidak harus besar, yaitu menggunakan smartPLS, dapat diketahui
jumlah sampel kurang dari 100 atau bahwa setelah 4 (empat) indikator
minimal 30 bisa dilakukan analisis. dengan nilai loading factor dibawah 0,50
Kedua, PLS dapat digunakan untuk di drop, dilakukan penyampelan kembali
mengkonfirmasi teori, yang masih (resampling) untuk memperoleh model
dikatakan lemah, karena PLS dapat yang baik, setelah dilakukan
digunakan untuk prediksi, tetapi dapat penyampelan kembali (resampling),
juga digunakan untuk menjelaskan ada semua indikator dapat diterima karena
atau tidaknya hubungan antar variabel sample pada tiaptiap indikator lebih dari
laten. Ketiga, PLS memungkinkan 0,50.
algoritma dengan menggunakan analisis
series ordinary least square (OLS)
205

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

Gambar 2 : Hasil Akhir Model menggunakan PLS

Uji Measurement (Outer) Model pejabat pengadaan tidak ada yang di-
Tiga kriteria pengukuran digunakan dropping.
dalam teknik analisa data menggunakan Hasil estimasi perhitungan uji outer
SmartPLS untuk menilai model. Tiga loading dengan menggunakan SmartPLS
pengukuran itu adalah convergent untuk indikator Sistem Pengendalian
validity, composite reability dan Intern (SPI) menunjukan bahwa indikator
discriminant validity. Discriminant validity PM (Pengawasan/ Monitoring) perlu
dari model pengukuran dengan refleksif dikeluarkan karena nilai outer loadings di
indikator dinilai berdasarkan bawah 0,5. Setelah indikator PM
crossloading pengukuran dengan dikeluarkan, model penelitian berubah.
konstruk. Metode lain untuk menilai Hasil estimasi perhitungan uji outer
discriminant validity adalah loading dengan menggunakan SmartPLS
membandingkan nilai square root average untuk indikator Fraud Pengadaan
variance extracted (AVE) setiap konstruk Barang/Jasa (FPBJ) menunjukan bahwa
dengan korelasi antara konstruk dengan ada 3 (tiga) indikator variabel FPBJ tidak
konstruk lainnya dalam model. Apabila dapat mengukur konstruk FPBJ karena
hasil dari nilai akar kuadrat AVE setiap memiliki nilai outer loadings di bawah
konstruk lebih besar daripada nilai 0,5, sehingga indikator tersebut harus
korelasi antar konstruk dengan konstruk dikeluarkan. Indikator indikator yang
lainnya dalam model, maka dikatakan di-dropping adalah perencanaan
memiliki nilai diskriminan validity yang pengadaan (FPBJ01), rekayasa kriteria
baik (Ghozali, 2008:25). spesifikasi (FPBJ05), dan penjelasan
Dari hasil uji outer loading, pekerjaan (FPBJ08). Setelah 3 (tiga)
didapatkan hasil estimasi perhitungan indikator yang memiliki nilai outer
uji outer loading dengan menggunakan loadings di bawah 0,5 dikeluarkan, model
SmartPLS untuk indikator Karakteristik penelitian berubah.
pokja ULP/ pejabat pengadaan (KPP) dan
Kesesuaian Kompensasi (KK) bahwa Uji Composite Reliability atau Uji
semua indikator variabel karakteristik Reliabilitas
pokja ULP/ pejabat pengadaan dan Uji reliabilitas adalah alat untuk
Kesesuaian Kompensasi (KK) valid untuk mengukur suatu kuesioner yang
mengukur konstruk karakteristik pokja merupakan indikator dari variabel atau
ULP/ pejabat pengadaan dan Kesesuaian konstuk. Suatu alat ukur atau instrumen
Kompensasi (KK) karena memiliki nilai yang berupa kuesioner dikatakan dapat
outer loadings di atas 0,5, sehingga memberikan hasil ukur yang stabil atau
indikator karakteristik pokja ULP/ konstan, bila alat ukur tersebut dapat
206

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

diandalkan atau reliabel. Oleh sebab itu nilai korelasi antar konstruk dengan
perlu dilakukan uji reliabilitas. Suatu konstruk lainnya dalam model maka
kuesioner dikatakan reliabel atau handal memiliki nilai discriminant validity yang
bila jawaban seorang terhadap baik.
pertanyaan adalah konsisten atau stabil Hasil discriminant validity Akar AVE
dari waktu ke waktu. Uji reabilitas konstruk Karakteristik Pokja
dilakukan dengan metode Intern ULP/Pejabat Pengadaan (KPP) sebesar
consistency. Reliabilitas instrument 0,70807485, lebih tinggi daripada
penelitian dalam penelitian ini diuji korelasi antara Karakteristik Pokja
dengan menggunakan composite ULP/Pejabat Pengadaan (KPP) dengan
reliability dan koefisien cronbachs Alpha. konstruk lainnya dalam model. AVE
Suatu konstruk dikatakan reliabel jika konstruk variabel selanjutnya yaitu
nilai composite reliability maupun kesesuaian kompensasi (KK) sebesar
cronbach alpha di atas 0,70 (Ghozali, 0,68566318, lebih tinggi dari pada
2008:43). korelasi antara konstruk kesesuaian
Hasil composite reability maupun kompensasi (KK) dengan konstruk
cronbach alpha menunjukan nilai yang lainnya dalam model. Akar AVE konstruk
memuaskan yaitu nilai masing-masing sistem pengendalian intern (SPI) sebesar
variabel diatas nilai minimum 0,70. Hal 0,72476755, lebih tinggi daripada
tersebut menunjukan konsistensi dan korelasi antara konstruk sistem
stabilitas instrumen yang digunakan pengendalian intern (SPI) dengan
tinggi. Dengan kata lain semua konstruk konstruk lainnya dalam model. Akar AVE
atau variabel penelitian ini sudah konstruk Fraud Pengadaan Barang/Jasa
menjadi alat ukur yang fit, dan semua (FPBJ) sebesar 0,70246637, lebih tinggi
pertanyaan yang digunakan untuk daripada korelasi antara konstruk Fraud
mengukur masingmasing konstruk Pengadaan Barang/Jasa (FPBJ) dengan
memiliki reliabilitas yang baik. konstruk lainnya dalam model.
Berdasarkan nilai diatas menunjukan
Uji Discriminant Validity bahwa nilai akar kuadrat AVE setiap
Discriminant Validity diukur dengan konstruk lebih besar daripada nilai
membandingkan nilai square root of korelasi antara konstruk dengan
average variance extracted (AVE) setiap konstruk lainnya dalam model, maka
konstruk dengan korelasi antara dikatakan memiliki nilai discriminant
konstruk dengan konstruk lainya dalam validity yang baik (Ghozali, 2008:25).
model. Jika nilai akar kuadrat AVE Berikut ini ringkasan Goodness of Fit :
setiap konstruk lebih besar daripada

Tabel 2. Hasil Goodness Of Fit Model Pengukuran


Composite Reliability AVE Cronbachs Alpha Keterangan
FPBJ 0,914347 0,493459 0,897227 Baik (fit)
KK 0,813362 0,470134 0,717303 Baik (fit)
KPP 0,875197 0,501370 0,833448 Baik (fit)
SPI 0,815350 0,525288 0,704287 Baik (fit)

Goodness of Fit Model diukur predictive relevance. Perhitungan Q-


menggunakan R-square variabel laten Square dilakukan dengan rumus:
dependen dengan interpretasi yang sama Q2 = 1 ( 1 R2) = 1 ( 1 0,414018)
dengan regresi; Q-Square predictive = 0,414018
relevance untuk model struktural, Nilai Q2 diperoleh sebesar 0,414018 atau
mengukur seberapa baik nilai observasi nilai Q-square > 0 sehingga dapat
dihasilkan oleh model dan juga estimasi dinyatakan model struktural juga fit
parameternya. Nilai Q-square > 0 dengan data atau menunjukkan model
menunjukkan model memiliki predictive memiliki predictive relevance.
relevance; sebaliknya jika nilai Q-Square Uji Model Struktural (Inner Model)
0 menunjukkan model kurang memiliki
207

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

Pengujian inner model atau model menunjukkan semakin besar variabel


struktural dilakukan untuk melihat independen tersebut dapat menjelaskan
hubungan antar konstruk, nilai variabel dependen sehingga semakin baik
signifikansi dan R-square dari model persamaan strukturalnya.
penelitian. Model struktural dievaluasi
dengan menggunakan R-square untuk Hasil Pengujian Hipotesis
konstruk dependen, Stone-Geisser test Pengujian hipotesis yang diajukan
untuk predictive relevance dan uji t serta dilakukan dengan pengujian model
signifikansi koefisien parameter jalur struktural (inner model) dengan melihat
struktural. nilai R-square yang merupakan uji
Nilai R-square Fraud Pengadaan goodness-fit model. Selain itu juga
Barang/Jasa (FPBJ) 0,414017. Nilai R- dengan melihat path coefficients yang
square sebesar 0,414017 memiliki arti menunjukkan koefisien parameter dan
bahwa variabilitas konstruk Fraud nilai signifikansi statistik. Signifikansi
Pengadaan Barang/Jasa yang dapat di parameter yang diestimasi dapat
jelaskan oleh variabilitas konstruk memberikan informasi mengenai
Karakteristik Pokja ULP/Pejabat hubungan antar variabel-variabel
Pengadaan (KPP), Kesesuaian penelitian. Batas untuk menolak dan
Kompensasi (KK), dan Sistem menerima hipotesis yang diajukan di atas
Pengendalian Intern (SPI) sebesar 41,0 adalah 1,96 untuk p<0.05. Tabel
persen sedangkan 59,0 persen dijelaskan dibawah ini menyajikan output estimasi
oleh variabel lain di luar yang diteliti. untuk pengujian model struktural.
Semakin besar angka R-square

Tabel 3. Uji Hipotesis berdasarkan Path Coefficient


T Statistics
Hipotesis Loading Path Kesimpulan
(|O/STERR|)
KPP -> FPBJ H1 -0,492800 4,626830 Hipotesis Diterima
KK -> FPBJ H2 -0,049994 0,279414 Hipotesis Ditolak
SPI -> FPBJ H3 -0,236383 2,449908 Hipotesis Diterima

Pengaruh Karakteristik Pokja pihakpihak internal dan eksternal


ULP/Pejabat Pengadaan terhadap organisasi yang memiliki tingkat
Fraud Pengadaan Barang/ Jasa pendidikan yang tinggi. Namun, hasil
Hipotesis pertama menyatakan bahwa penelitian ini sejalan dengan penelitian
terdapat pengaruh antara karakteristik Thai (2001) dan Gelderman, et al. (2006),
pokja ULP/ pejabat pengadaan terhadap yang berpendapat bahwa salah satu
fraud pengadaan barang/Jasa. Dari faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pengujian menggunakan PLS ditemukan sistem pengadaan barang/jasa adalah
bahwa karakteristik pokja ULP/ pejabat profesionalisme atau kualitas ULP/
pengadaan berpengaruh negatif terhadap pejabat pengadaan dan pemahaman
fraud pengadaan barang/Jasa. Koefisien pejabat pengadaan terhadap peraturan
parameter pada tabel mempunyai nilai berpengaruh signifikan dan positif
koefisien parameter sebesar -0,492800 terhadap ketaatan peraturan, hasil ini
dan nilai t-statistic sebesar 4,626830 juga mendukung penelitian Sabana
(signifikan pada p<0.05). Hasil penelitian (2010) yang menyatakan bahwa
H1 diterima berarti bahwa semakin baik kompetensi pejabat pengadaan
dan ideal persepsi karakteristik pokja berpengaruh signifikan terhadap
ULP/ pejabat pengadaan, maka akan akuntabilitas.
dapat menekan terjadinya fraud Hasil dalam penelitian ini
pengadaan barang/Jasa. mengungkapkan bahwa pokja ULP atau
Hasil penelitian ini tidak sesuai pejabat pengadaan adalah orang-orang
dengan fenomenafenomena yang terjadi yang memiliki integritas yang tinggi,
saat ini dimana kasuskasus korupsi integritas memiliki pengaruh paling besar
yang terjadi lebih banyak dilakukan oleh terhadap terjadinya peluang fraud
208

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

pengadaan barang/jasa. Integritas Triangle fraud theory menjelaskan


dianggap sebagai kejujuran dan bahwa rasionalisasi (rationalization)
kebenaran atau akurasi dari tindakan ditunjukkan saat seseorang mencari
seseorang. Hasil ini sejalan dengan pembenaran sebelum melakukan
pendapat Arrowsmith (2010) yang kejahatan, bukan sesudah melakukan
menyatakan bahwa diperlukan integritas tindakan. Hasil penelitian ini
dari pelaksananya untuk mencegah membuktikan bahwa dengan integritas
terjadinya korupsi dan konflik dan kompetensi pokja ULP/ pejabat
kepentingan dalam proses pengadaan pengadaan yang berkualitas akan
barang/ jasa. Integritas merupakan hal menekan tindakan dan perilaku yang
yang paling utama dan mendasar yang tidak rasional selama melaksanakan
perlu dimiliki setiap pihak yang terkait tugasnya dalam kegiatan pengadaan
dalam suatu sistem, termasuk sistem barang/ jasa. Hasil penelitian ini
pengadaan barang/jasa pemerintah. memberikan implikasi bahwa dengan
Sistem terbaik apapun tidak akan meningkatkan karakteristik pokja ULP/
berjalan dengan baik dan bermanfaat pejabat pengadaan, maka Fraud
tanpa adanya integritas dari orang-orang pengadaan barang/ jasa dapat dicegah,
yang terlibat di dalam sistem tersebut karakteristik ini dapat ditingkatkan
yang akan menimbulkan terjadinya fraud dengan cara mengikuti pendidikan dan
dalam pengadaan. pelatihan secara berkala.
Hasil penelitian ini juga Hasil penelitian ini memberikan
menyatakan bahwa diperlukan orang implikasi bahwa dengan meningkatkan
orang yang memiliki disiplin yang baik, karakteristik pokja ULP/ pejabat
memiliki tanggung jawab dalam pengadaan, maka Fraud pengadaan
melaksanakan tugasnya, memiliki barang/ jasa dapat dicegah, karakteristik
pengetahuan yang memadai dalam hal ini dapat ditingkatkan dengan cara
ketentuan mengenai sistem dan prosedur mengikuti pendidikan dan pelatihan
pengadaan. memiliki pengetahuan yang secara berkala.
memadai dalam hal barang/jasa yang
ditenderkan/ diadakan. Kompetensi Pengaruh Kesesuaian Kompensasi
pokja ULP/ pejabat pengadaan sangat terhadap Fraud Pengadaan Barang/
diperlukan dalam proses pengadaan Jasa
barang/ jasa pemerintah minimal Hipotesis kedua menyatakan bahwa
memiliki pemahaman mengenai sistem terdapat pengaruh antara kesesuaian
dan prosedur pengadaan barang/jasa, kompensasi (KK) terhadap Fraud
barang/jasa yang akan ditenderkan/ Pengadaan Barang/Jasa. Berdasarkan
diadakan, memiliki disiplin dan tanggung hasil pengujian menggunakan PLS sesuai
jawab dalam melaksanakan tugasnya. dengan tabel diatas diketahui bahwa
Rendahnya kompetensi pokja ULP/ kesesuaian kompensasi tidak
pejabat pengadaan akan berpengaruh berpengaruh terhadap Fraud Pengadaan
terjadinya fraud yang ditimbulkan oleh Barang/Jasa. Hal itu dikarenakan nilai t-
penyedia barang/jasa. statistic sebesar 0,279414 jauh berada
Pokja ULP/ Pejabat Pengadaan dibawah nilai 1,96. Dengan demikian H2
tidak boleh memihak kepada tidak dapat diterima yang berarti bahwa
kepentingan salah satu atau sekelompok semakin tinggi persepsi kesesuaian
peserta tender. Keberpihakan pokja ULP/ kompensasi pada kegiatan pengadaan
pejabat pengadaan pada salah satu calon barang/ jasa maka tidak dapat menekan
penyedia barang atau jasa sangat tingkat terjadinya Fraud Pengadaan
berpotensial untuk terjadinya fraud. Barang/Jasa.
Proses pengadaan yang tidak fair, akan Hasil penelitian ini tidak sesuai
sulit mencapai tujuan pengadaan yang dengan penelitian Aji (2013) yang
ekonomis, efektif dan efisien. Salah satu menunjukkan bahwa penghasilan panitia
komitmen untuk mendukung tercapainya pengadaan berpengaruh negatif terhadap
tujuan pengadaan barang/ jasa adalah penyimpangan pengadaan barang/ jasa.
setiap pihak yang terkait dengan Namun, hasil penelitian ini sesuai
kegiatan pengadaan barang/ jasa harus dengan penelitian Wilopo (2006) yang
menandatangani pakta integritas. menyatakan bahwa kesesuaian
209

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

kompensasi tidak berpengaruh signifikan yang rendah tidak cukup berpengaruh


terhadap kecenderungan fraud. terhadap tingkat kecurangan (fraud).
Hasil studi ini mengungkapkan
sebagian besar responden tidak setuju Pengaruh Sistem Pengendalian Intern
bahwa tambahan honor/penghasilan terhadap Fraud Pengadaan Barang/
yang diterima oleh ULP/ Pejabat Jasa
Pengadaan telah seimbang dengan Hipotesis ketiga menyatakan terdapat
tambahan beban kerja, tugas dan pengaruh antara Sistem Pengendalian
tanggung jawabnya sebagai ULP/ Pejabat Intern (SPI) terhadap Fraud Pengadaan
Pengadaan, telah sesuai dengan prestasi Barang/Jasa. Dilihat dari nilai koefisien
pekerjaan yang telah dilakukan oleh parameter sebesar -0,236383 dan nilai t-
ULP/ Pejabat pengadaan, dan telah statistic sebesar 2,449908 signifikan
menciptakan insentif yang memadai pada (p < 0,05). Dengan demikian H3
untuk tidak menyalahgunakan jabatan dapat diterima bahwa sistem
dan kewenangan yang dimiliki. Namun, pengendalian intern pada kegiatan
sebagian besar responden setuju untuk pengadaan barang/ jasa di suatu
pernyataan pengadaan barang/ jasa instansi dapat mencegah terjadinya
merupakan tugas yang menantang yang Fraud Pengadaan Barang/Jasa.
harus dicapai dalam waktu tertentu dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
dapat memaksimalkan kemampuan, penelitian Wilopo (2006) yang
pengetahuan dan keahlian di bidangnya. menunjukkan bahwa pengendalian
Temuan ini mengindikasikan intern yang efektif memberikan pengaruh
bahwa kebijakan pemberian kompensasi yang signifikan dan negatif terhadap
tidak secara signifikan menurunkan kecenderungan kecurangan akuntansi
kecenderungan terjadinya fraud. Hal ini dan penelitian Thoyyibatun (2009) yang
karena pemberian kompensasi belum menyatakan bahwa bahwa Intern Control
sesuai dengan harapan dari pokja ULP/ Compliance berpengaruh negatif terhadap
pejabat pengadaan. Namun, penelitian Accounting Fraud Tendency yang
ini juga menemukan bahwa pokja ULP/ menemukan bahwa semakin tinggi
pejabat pengadaan bekerja tidak semata- tingkat kepatuhan terhadap
mata tujuannya mencari kompensasi pengendalian intern maka akan semakin
materiil, tetapi lebih pada orientasi rendah tingkat terjadinya kecurangan
jangka panjang yaitu peningkatan (fraud). Hasil ini juga mendukung
kapasitas diri seperti memaksimalkan pernyataan bahwa dengan adanya
kemampuan, pengetahuan dan keahlian pengendalian intern dalam suatu
pengadaan barang/ jasa. Alasan temuan instansi dipercaya dapat bermanfaat
ini tidak mendukung hipotesis adalah untuk membantu suatu instansi
kebijakan kompensasi belum mencegah terjadinya fraud.
mendiskripsikan secara jelas hak dan Hasil studi ini mengungkapkan
kewajiban, ukuran prestasi dan bahwa lingkungan merupakan salah satu
kegagalan dalam menjalankan proses faktor yang mempengaruhi suatu sistem
pengadaan, serta reward dan punishment pengadaan barang/ jasa untuk mencapai
yang dapat menghindarkan organisasi tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu
dari fraud yang dilakukan pihak pihak aspek lingkungan adalah tidak ada
pengelolanya. intervensi dari pihak lain yang akan
Triangle Fraud Theory menyatakan mempengaruhi keputusan pokja ULP/
bahwa fraud terjadi karena salah satu Pejabat Pengadaan dalam menjalankan
yang mendasarinya adalah yaitu pressure tugas dan tanggung jawabnya.
(tekanan). Walaupun penghasilan/ honor Pencegahan terjadinya risikorisiko
sebagai pokja ULP/ pejabat pengadaan dalam pengadaan dengan tersedianya
barang/jasa kecil dan tidak sebanding ketentuan mengenai sistem dan prosedur
dengan beratnya beban kerja dan pengadaan barang/jasa akan mendorong
berisiko tinggi sering menjadi tekanan terciptanya kompetisi secara fair diantara
dalam melakukan fraud, namun hasil calon rekanan. Sistem dan prosedur yang
penelitian tidak mendukung teori fraud baik akan memberikan panduan para
triangle, dimana kompensasi/ honor pihak yang terlibat dalam proses
pengadaan barang/jasa bekerja secara
210

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

terarah dalam mencapai tujuan Hasil penelitian ini mendukung


pengadaan yang ekonomis, efektif, dan teori fraud triangle yaitu adanya peluang
efisien. (opportunity) yang merupakan faktor
Aktivitas pengadaan meliputi pemicu pegawai untuk melakukan
pengadministrasi dan penyimpanan kecurangan (fraud). Jika terdapat
seluruh dokumen yang mencakup peluang, seorang pegawai yang pada
seluruh Sistem Pengendalian Intern serta awalnya tidak memiliki niat untuk
transaksi dan kejadian penting. melakukan fraud akan cenderung
Transparansi informasi diperlukan agar melakukan fraud. Peluang muncul
semua ketentuan dan informasi melalui kelemahan dalam pengawasan
mengenai pengadaan barang/ jasa sistem pengendalian intern suatu
bersifat jelas dan dapat diketahui secara instansi. Agar berjalan efektif suatu
luas oleh penyedia barang/ jasa yang sistem pengendalian intern harus
berminat serta oleh masyarakat pada memiliki kualitas yang memadai serta
umumnya. Upaya penegakan hukum didukung oleh kepatuhan para pegawai
(law enforcement) terhadap ketentuan terhadap sistem pengendalian tersebut.
pengadaan barang/jasa telah dilakukan Hasil penelitian ini memberikan implikasi
dengan baik oleh institusi yang bahwa dengan meningkatkan sistem
berwenang. Pengawasan oleh lembaga pengendalian intern dalam setiap
pengawas/ pemeriksa diperlukan sebagai tahapan pengadaan barang/ jasa, maka
kepanjangan tangan dari kontrol/ akan dapat mengantisipasi tindakan
pengawasan masyarakat atas kegiatan kecurangan yang dilakukan pelaku
pengadaan barang/ jasa pemerintah. pengadaan.
Hipotesis ketiga dalam penelitian
ini diterima. Hal tersebut dikarenakan PENUTUP
sistem pengendalian intern kegiatan
pengadaan barang/ jasa pada Simpulan
Pemerintah Provinsi NTB sudah cukup Penelitian ini bertujuan menguji
baik dan transparan, dilihat dari 2 (dua) pengaruh karakteristik pokja ULP/
kali berturut turut Gubernur NTB pejabat pengadaan, kesesuaian
menerima penghargaan mengenai kompensasi, dan sistem pengendalian
tranparansi pengadaan barang/jasa. intern terhadap fraud pengadaan
Sistem pengendalian intern pada barang/jasa pemerintah. Pengujian
Pemerintah Provinsi NTB sudah cukup dilakukan pada 79 responden yang
memiliki lingkungan pengendalian yang mewakili 32 persen populasi. Kelompok
efektif berupa tidak ada intervensi dari responden adalah pokja ULP/ pejabat
pihak manapun terhadap ULP/Pejabat pengadaan pada Pemerintah Provinsi
Pengadaan dalam menjalankan tugas NTB dengan menggunakan analisis
dan tanggung jawabnya, penaksiran model struktural.
resiko yang baik berupa kelengkapan Hasil penelitian menunjukkan
bukti pendukung kontrak - kontrak, Fraud Pengadaan barang/ jasa
aktivitas pengendalian berupa ketentuan dipengaruhi karakteristik pokja ULP/
mengenai sistem dan prosedur pejabat pengadaan dan sistem
pengadaan barang/jasa yang jelas, dan pengendalian intern, namun tidak
informasi dan komunikasi yang baik dipengaruhi oleh kesesuaian
berupa tranparansi informasi pengadaan kompensasi. Hasil ini mendukung
barang/ jasa kepada masyarakat, namun pentingnya pendekatan karakteristik
hasil pengujian menyatakan upaya pokja ULP/ pejabat pengadaan dan
penegakan hukum (law enforcement) sistem pengendalian intern dalam proses
terhadap ketentuan pengadaan pengadaan barang/ jasa dengan
barang/jasa tidak dapat merefleksikan meningkatkan integritas dan kompetensi
pengaruhnya terhadap fraud pengadaan pokja ULP/ pejabat pengadaan dan
barang/ jasa. Hal ini mengindikasikan menjalankan SPI secara efektif dan
bahwa fraud terjadi karena masih efisien. Temuan studi ini membuktikan
lemahnya upaya penegakan hokum integritas dan kompetensi pokja ULP/
terhadap ketentuan barang/ jasa yang pejabat pengadaan dan implementasi
dilakukan pihak yang berwenang. sistem pengendalian intern yang baik
211

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

berimplikasi positif untuk menekan yang dilakukan pihakpihak


terjadinya fraud pengadaan barang/ jasa. pengelolanya.
Temuan lain mengungkapkan Terakhir, sebaiknya dipertimbang-
bahwa kebijakan pemberian kompensasi kan perumusan kebijakan pengadaan
belum mampu berkontribusi untuk barang/jasa secara jelas mengenai hak
mencegah terjadinya fraud. Hal ini dan kewajiban, ukuran prestasi dan
karena pemberian kompensasi belum kegagalan dalam menjalankan proses
sesuai dengan harapan dari pokja ULP/ pengadaan, dan mempertimbangkan
pejabat pengadaan dan saat ini kebijakan temuan fraud yang pernah dilakukan
kompensasi belum mendiskripsikan pihakpihak terkait sebagai dasar dalam
secara jelas hak dan kewajiban, ukuran penentuan tugas yang pada akhirnya
prestasi dan kegagalan dalam nanti akan dijadikan sebagai
menjalankan proses pengadaan, serta pertimbangan dalam menentukan
reward dan punishment yang dapat honorarium/kompensasi yang diterima.
menghindarkan organisasi dari fraud
yang dilakukan pihakpihak Keterbatasan
pengelolanya. Namun, penelitian ini Keterbatasan dalam penelitian ini akan
menemukan bahwa pokja ULP/ pejabat memberi arah bagi penelitian mendatang.
pengadaan bekerja tidak semata- mata Pertama, penelitian ini hanya menguji
tujuannya mencari kompensasi materiil, pengaruh fraud pengadaan barang/ jasa
tetapi lebih pada orientasi jangka dari aspek karakteristik pokja ULP/
panjang yaitu peningkatan kapasitas diri pejabat pengadaan, kesesuaian
seperti memaksimalkan kemampuan, kompensasi dan sistem pengendalian
pengetahuan dan keahlian pengadaan intern. Penelitian ini perlu dikembangkan
barang/ jasa. lebih jauh dengan menambah variabel
lain yang diperkirakan dapat
Saran mempengaruhi fraud pengadaan barang/
Temuan penelitian ini membuktikan jasa seperti proses penyusunan
bahwa integritas dan kompetensi pokja anggaran, pemahaman penyusunan
ULP/ pejabat pengadaan dan kontrak, sistem pengadaan secara
implementasi sistem pengendalian intern elektronik dan penerimaan hasil
yang baik akan berimplikasi positif pengadaan barang/ jasa
untuk menekan terjadinya fraud Kedua, penelitian ini hanya
pengadaan barang/ jasa. Untuk itu menguji terbatas pada perspektif pokja
disarankan bagi Pemerintah Daerah ULP dan pejabat pengadaan Pemerintah
Provinsi NTB untuk mendukung Provinsi NTB. Untuk mendapatkan
pentingnya pendekatan karakteristik pemahaman yang berimbang dan hasil
pokja ULP/ pejabat pengadaan dan penelitian yang mungkin akan berbeda,
sistem pengendalian intern dalam proses penelitian perlu diambil dari kelompok
pengadaan barang/ jasa dengan responden yang berbeda, misalnya
meningkatkan integritas dan kompetensi PA/KPA (Pengguna Anggaran/ Kuasa),
pokja ULP/ pejabat pengadaan dan PPK (Pejabat Pembuat Komitmen), PPHP
menjalankan SPI secara efektif dan (pejabat penerima hasil pekerjaan),
efisien. auditor pada institusi audit (Misalnya
Temuan lain mengungkapkan BPK, Itjen, Inspektorat dll), atau dengan
bahwa kebijakan pemberian kompensasi mengambil kelompok responden dari
belum mampu berkontribusi untuk pihak rekanan (Penyedia Barang/Jasa).
mencegah terjadinya fraud. Disarankan
dalam merumuskan kebijakan agar DAFTAR PUSTAKA
disesuaikan dengan harapan dari pokja
ULP/ pejabat pengadaan seperti dalam Abdullah, S. 2009. Hubungan dan
pemberian kompensasi didiskripsikan Masalah Keagenan di Pemerintah
secara jelas hak dan kewajiban, ukuran Daerah Sebuah Peluang Penelitian
prestasi dan kegagalan dalam Anggaran dan Akuntansi. Tersedia
menjalankan proses pengadaan, serta pada Error! Hyperlink reference
reward dan punishment yang dapat not valid.
menghindarkan organisasi dari fraud
212

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

Agoes, S. 2004. Auditing Edisi 3 Jilid 1. Jatiningtyas, N., dan Kiswara, E, 2011.
Jakarta: Lembaga Penerbit Analisis Faktor-Faktor Yang
Fakultas Ekonomi Universitas Mempengaruhi Fraud Pengadaan
Indonesia. Barang/Jasa Pada Lingkungan
Aji, T. W. 2013. Analisis Faktor-Faktor Instansi Pemerintah Di Wilayah
Yang Mempengaruhi Penyimpangan Semarang, www.eprints.undip.ac.id
Dalam Pengadaan Barang Dan Jasa Jensen, M. and Meckling W.H., 1976.
Pemerintah (Kajian Empiris Di Theory of the Firm: Managerial
Provinsi Jawa Tengah). (Tesis tidak Behavior, Agency Cost, and
dipublikasi, Program Pascasarjana ownership Structure, Journal of
Universitas Diponegoro Semarang). Financial Economics, 3, 305-360.
Amrizal. 2004. Pencegahan dan Keputusan Presiden Republik Indonesia
Pendeteksian Kecurangan Oleh No.80 Tahun 2003, Pengadaan
Internal Auditor. Tersedia pada Barang/Jasa Pemerintah.
http://www.google.com (diakses Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
tanggal 18 November 2014). (KUHP).
Arrowsmith, S. 2010. Public Procurement Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Regulation : An Introduction 2014. Statistik Penanganan Tindak
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Pidana Korupsi Berdasarkan Jenis
Indonesia (BPK RI). Peraturan No. 1 Perkara. Tersedia pada
Tahun 2007 tentang Standar http://acch.kpk.go.id/, diakses tgl
Pemeriksaan Keuangan. 1 November 2014.
Cressey, D. R. (1919-1987); Kredibel, Majalah Pengadaan Indonesia.
www.acfe.com/fraud-triangle.aspx, Edisi 01. Oktober Desember
diakses Februari 2015. Detail pada 2011.
Cressey, D. R. (1973) Other Peoples Kurniawan, G, 2013, Pengaruh Moralitas,
Money: A study in the society Motivasi Dan Sistem Pengendalian
psychology of embezzlement. New Intern Terhadap Kecurangan
Jersey: Patterson Smith Publishing, Laporan Keuangan (Studi Empiris
Montclair. pada SKPD di Kota Solok),
Dewi, G. A. K. 2014. Pengaruh Moralitas Universitas Negeri Padang.
Individu dan Pengendalian Internal Latan, Hengky dan Imam Ghozali. 2012.
pada Kecurangan Akuntansi (Studi Partial Least Square: Konsep,
Eksperimen pada Pemprov. Bali). Teknik, dan Aplikasi SmartPLS
Universitas Udayana. 2.0M3. Semarang : Badan Penerbit
Gelderman, C. J., Ghijsen, P. W, Th and Universitas Diponogoro.
Brugman, M. J., 2006, Public Mangkunegara, P. A. 2009. Manajemen
procurement and EU tendering Sumber Daya Manusia Perusahaan.
directives explaining non- Bandung: Remaja Rosda Karya.
compliance, Faculty of Management Pengadaan Barang Jasa Penyumbang
Sciences, Open University of The Kebocoran Keuangan Negara, 2008,
Netherlands, Heerlen, The http://www.antaranews.com/
Netherlands. Peraturan Pemerintah Republik
Ghozali, I. 2008. Struktural Equation Indonesia Nomor 60 Tahun 2008
Modeling Metode Alternatif Partial Tentang Sistem Pengendalian
Least Square PLS edisi 2. Intern Pemerintah.
Semarang: Badan Penerbit _______ Presiden Republik Indonesia
Universitas Diponegoro. No.54 Tahun 2010, Pengadaan
Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Barang/Jasa Pemerintah.
Multivariat dengan Program IBM _______ Presiden Republik Indonesia
SPSS 21 update PLS Regresi edisi 7. No.70 Tahun 2012, Perubahan
Semarang: Badan Penerbit Kedua atas Peraturan Presiden
Universitas Diponegoro. Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Hehamahua, A. 2011. Pengadaan Barang Pengadaan Barang/Jasa
dan Jasa, Korupsi, dan Reformasi Pemerintah.
Birokrasi. http://lkpp.go.id.
Diakses Desember 2014
213

Rinie Arifianti, Budi S, Lilik H Jurnal InFestasi Vol.11, No.2, Desember 2015

Permendagri, Nomor 13 Tahun 2006. Pemeriksa Keuangan. Jurnal


Pedoman Pengelolaan Keuangan Ventura Volume 11 no. 1 April 2008.
Daerah. Zainal, R. 2013. Pengaruh Efektivitas
Rahardja, A. 2010. Efisiensi Dalam Pengendalian Intern, Asimetri
Pengadaan Barang/Jasa Informasi Dan Kesesuaian
Pemerintah: Perspektif Pencegahan Kompensasi Terhadap
Korupsi, One Day Workshop Kecenderungan Kecurangan
Procurement Efficiency Perusahaan Akuntansi (Fraud) (Studi Empiris
Listrik Negara. Komisi Kantor Cabang Bank Pemerintah
Pemberantasan Korupsi. Dan Swasta Di Kota Padang).
Rijckeghem, C. V dan Weder, B. 1997. Universitas Negeri Padang.
Corruption and the Rate of
Temptation: Do Low Wages in the
Civil Service Cause Corruption?,
IMF Working Paper.
Sabana, O. S. 2010. Competences Of
Procurement Officers, Self Efficacy,
Accountability And Perceived
Service Quality Of Procurement And
Disposal Entities Within Central
Government In Uganda, Human
Resource Management Of Makerere
University
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Thai, K. V. 2001. Public Procurement Re-
examined. Journal Of Public
Procurement, Volume 1, Issue 1, 9-
50.
Thoyyibatun, S. 2009. Analysing The
Influence of Internal Control
Compliance And Compensation
System Against Unethical Behavior
And Accounting Fraud Tendency
(Studies at State University in East
Java. Palembang: Simposium
Nasional Akuntansi XII.
Tim YPIA. 2007. Modul Program
Pendidikan Non Gelar Auditor
Sektor Publik. Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara (STAN).
Tuanakotta, T. M. 2014. Akuntansi
Forensik & Audit Investigasi,
Jakarta: Salemba Empat.
Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor
Yang Berpengaruh Terhadap
Kecenderungan Kecurangan
Akuntansi Studi Pada Perusahaan
Publik dan Perusahaan Badan
Usaha Milik Negara. Padang: SNA
IX.
_______ 2008. Pengaruh Pengendalian
Internal Birokrasi Pemerintah dan
Pelaku Tidak Etis Birokrasi
terhadap Kecurangan Akuntansi Di
Pemerintah Persepsi Auditor Badan

You might also like