You are on page 1of 25

FAMILY FOLDER

NY. J 65 TAHUN DENGAN TUBERKULOSIS PARU

DISUSUN OLEH :
Putri Ayu Kesuma (030.10.223)
Anggie Pradetya M (030.11.031)
Kara Citra Kalandra (030.11.153)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


PUSKESMAS KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN
PERIODE 5 SEPTEMBER 12 NOVEMBER 2016
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

JAKARTA
PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh


bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis sampai saat ini masih
merupakan masalah kesehatan dan salah satu dari penyebab kematian terbanyak di
dunia. Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2016, terdapat 10,4 juta
pasien TB di dunia. dan Indonesia merupakan negara dengan pasien TB
terbanyak ke-2 di dunia setelah India. Diperkirakan jumlah pasien TB di
Indonesia sekitar 1,02 juta jiwa atau 9,8% dari total jumlah pasien TB didunia.
Diperkirakan, setiap tahun ada 328.895 kasus baru dan kematian 126.00 orang.
Insidensi kasus TB BTA positif sekitar 395 per 100.000 penduduk dan insidensi
terbanyak terjadi pada usia >14 tahun yaitu sekitar 942.000 jiwa. (1)
Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara
ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang TB dewasa akan kehilangan rata-
rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal itu berakibat pada kehilangan
pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%.(1)
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain kemiskinan
pada masyarakat, pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi dengan disparitas yang
terlalu lebar, serta besarnya masalah kesehatan lain yang bisa mempengaruhi
tingginya beban TB seperti gizi buruk, merokok, dan diabetes.(1)
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi penduduk
Indonesia yang didiagnosis TB paru oleh tenaga kesehatan tahun 2013 adalah 0.4
persen dari jumlah penduduk. Lima provinsi dengan TB paru tertinggi adalah
Jawa Barat, Papua, DKI Jakarta, Gorontalo, Banten dan Papua Barat.(2)
Perjalanan waktu Indonesia berpeluang mencapai penurunan angka
kesakitan dan kematian akibat TB menjadi setengahnya di tahun 2015 jika
dibandingkan dengan data tahun 2015 jika dibandingkan dengan data tahun 1990.
Angka prevalensi TB yang pada tahun 1990 sebesar 443 per 100.000 penduduk,
pada tahun 2015 ditargetkan menjadi 222 per 100.000 penduduk.(3)

1
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH

I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA


A. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Bangka Raya Gg. Amal III No.29 RT 15/005
Kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

B. Identitas Kepala Keluarga


Nama : Tn. E
Umur : 75 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Bangka Raya Gg. Amal III No.29 RT 15/005
Kelurahan Pela Mampang, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta

C. Sumber Pembiayaan Kesehatan


Jaminan : BPJS
Sumber Pembiayaan : Bantuan Pemerintah

2
D. Perilaku Kesehatan Keluarga
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit, yang pertama dilakukan :
- Mengobati sendiri namun jika tidak sembuh dibawa berobat ke
Puskesmas terdekat dari rumah tinggal pasien.
2. Keikut sertaan pada program Kesehatan di lingkungan rumah :
- Posyandu balita : Tidak
- Posyandu lansia : Tidak
- Perkumpulan kesehatan lainnya : Tidak
3. Pemanfaatan waktu luang :
- Olah raga : Tidak
- Rekreasi : Ya, 1 bulan 1 kali.
- Melakukan hobi : Ya, mengaji.
- Aktifitas Sosial di Lingkungan pemukiman :
- Arisan : Tidak
- Pertemuan RT : Tidak
- Organisasi : Tidak
- Pengajian : Ya

II. PROFIL KELUARGA


Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
Kedudukan Umur Pedidi
No Nama dalam L/P (tahun Pekerjaan Keterangan Tempat Tinggal
)
kan
Keluarga
Jl. Bangka Raya
1. Tn. E Ayah L 75 SD Wirausaha Sehat Gg. Amal III
Ibu Rumah Jl. Bangka Raya
2. Ny. J Ibu P 65 SD Sakit
Tangga Gg. Amal III

3. Tn. A Anak I L 47 SD Pedagang Sehat Luar rumah


Ibu Rumah
4. Ny. A Anak II P 45 SD Sehat Luar rumah
Tangga
5. Tn. S Anak III L 43 SD Pedagang Sehat Luar rumah
Ibu Rumah Jl. Bangka Raya
6. Ny. H Anak IV P 38 SMP Sehat
Tangga Gg. Amal III

1 2 3 4

3
1 5 6

7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19

Diagram 1. Genogram Keluarga kandung Pasien

Keterangan :
1. Ayah mertua Meninggal 11.Cucu I pasien Sehat
2. Ibu mertua Meninggal 12. Cucu II pasien Sehat
3. Ayah kandung Meninggal 13. Cucu III pasien Sehat
4. Ibu kandung Meninggal 14. Cucu IV pasien Sehat
5. Suami Sehat 15. Cucu V pasien Sehat
6. Pasien Sakit 16. Cucu VI pasien Sehat
7. Anak I pasien Sehat 17. Cucu VII pasien Sehat
8. Anak II pasien Sehat 18. Cucu VIII pasien Sehat
9. Anak III pasien Sehat 19. Cucu IX pasien Sehat
10. Anak IV pasien Sehat
20.
III. RESUME PENYAKIT DAN PENATALAKSANAAN YANG SUDAH
DILAKUKAN

4
21. Dilakukan dengan autoanamnesis dan alloanamnesis dengan
anak pasien pada tanggal 11 Oktober 2016
A. Keluhan Utama
22. Pasien datang dengan keluhan batuk berdahak sejak 2 bulan lalu.
23.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. J datang ke Puskesmas Kelurahan Pela Mampang II dengan keluhan
batuk berdahak sejak 2 bulan lalu. Dahak berwarna putih kental dan
tidak terdapat darah. Pasien mengeluh demam yang dirasa meninggi saat
malam hari dan berkurang saat pagi hari. Demam pada malam hari
disertai menggigil dan keringat yang berlebihan. Selain itu pasien juga
tidak nafsu makan dan terdapat penurunan berat badan 8 kg. Pasien
sudah meminum obat batuk dan obat penurun panas yang dibeli di
warung, namun batuk dan demam tidak juga membaik. Pasien sudah
mendapat hasil pemeriksaan sputum 1 hari lalu dengan hasil BTA +3.

C. Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Tidak
terdapat riwayat darah tinggi, kending manis, asma, alergi, penyakit
jantung maupun ginjal.
24.
D. Riwayat Penyakit Keluarga
25. Suami pasien, anak pertama dan anak kedua pasien pernah
menderita TB paru, namun sudah minum obat 6 bulan dan dinyatakan
sembuh oleh dokter. Tidak terdapat riwayat darah tinggi, kending manis,
asma, alergi, penyakit jantung maupun ginjal pada keluarga.
26.
E. Riwayat Lingkungan
27. Pasien tinggal di pemukiman padat penduduk dekat kali, namun
masih terdapat pencahayaan dan ventilasi udara yang cukup. Tidak ada
tetangga pasien yang menderita TB paru.
28.

5
29. F. Hasil Pemeriksaan Fisik
30. Tanggal 11 Oktober 2016 di rumah pasien
31. Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
32. Kesadaran : Compos Mentis
33. Tinggi Badan : 158 cm
34. Berat Badan : 42 kg
35. BMI : 16,8 kg/m2
36. Keadaan Gizi : Kurang
37. Tanda Vital : Tensi : 110/70 mmHg
RR : 20x / menit
38. Nadi : 84x / menit
Suhu : 37oC
39. Kepala : Normocephali
40. Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-, pupil bulat isokor
41. Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
42. Hidung : Bentuk normal, sekret -/-, septum deviasi -
43. Tenggorok : T1-1, hiperemis (-), faring hiperemis (-)
44. Mulut : Bibir kering (-), sianosis (-)
45. Dada :
46. Cor I : Iktus kordis tak tampak
47. Pa : Iktus kordis teraba di SIC V 2cm medial
LMCS
48. Pe : Konfigurasi jantung dalam batas normal
49. Au : BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)
50. Pulmo I : Simetris saat statis dan dinamis
51. Pa : Gerak nafas simetris, Vocal fremitus simetris
52. Pe : Sonor pada kedua lapang paru
53. Au: Ka: Suara nafas vesikuler, rhonki (+), wheezing (-)
54. Ki: Suara nafas vesikuler, rhonki (-), wheezing (-)
55. Abdomen I : Datar

6
56. Pa : Supel, hepar dan lien tak teraba,
nyeri tekan (-)
57. Pe : Timpani
58. Au : Bising usus (+) normal
59.
60. Ekstremitas Superior
Inferior
61. Edema -/- -/-
62. Akral dingin -/-
-/-
63.
Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang
64. Hasil pemeriksaan sputum
65. Pagi (+++)
66. Sewaktu (+++)
67. Pagi (+++)
68. Kesan: Positif TB paru
69.
Pemeriksaan Foto Rontgen Thoraks PA
70.

71.
72.

7
Kesan: TB paru aktif
73.
A Rencana Penatalaksanaan
74. Pengobatan yang telah diberikan :
75. Terapi medikamentosa :
Fixed Dose Combination 1x3
76. Rifampicin 150 mg,
77. Isoniazid 75 mg,
78. Pirazinamid 400mg,
79. Ethambutol Hydrochloride 275 mg
Vitamin C 2x1
OBH 3X1C
Paracetamol 3x1 p.r.n
80. Terapi edukasi :
Edukasi mengenai keadaan penyakit yang dialami oleh pasien
Memberi motivasi serta edukasi pada pasien dan keluarga tentang
pentingnya meminum obat secara rutin.
Memberi motivasi serta edukasi terhadap keluarga tentang
pentingnya dukungan keluarga
Memberi edukasi agar pasien memakai masker saat di rumah
maupun di luar rumah
Menganjurkan pasien untuk membuka jendela tiap pagi hari agar
udara segar dapat masuk ke dalam rumah

8
Menganjurkan pasien untuk makan makanan bergizi dan
menerapkan perilaku hidup bersih sehat
81.
F. Hasil Penatalaksanaan Medis
82. Keluhan yang dirasakan oleh pasien sudah mulai berkurang setelah minum
obat secara rutin sesuai anjuran dokter.
83. Faktor pendukung :
1. Pasien menyadari harus mengkonsumsi obat secara teratur selama 6
bulan untuk menuntaskan pengobatan
2. Sudah rutin mengkonsumsi obat yang diberikan
3. Adanya dukungan keluarga
84. Faktor penghambat :
1. Pasien tinggal di lingkungan kumuh dan padat penduduk
85.
IV. IDENTIFIKASI FUNGSI FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
86. Dari hasil wawancara diperoleh informasi, bahwa pasien mulai
mengalami keluhan batuk berdahak sejak 2 bulan lalu. Keluhan tersebut
disertai demam terutama pada malam hari, keringat berlebih dan
penurunan nafsu makan. Karena badan pasien semakin kurus dan batuk
serta demam tidak kunjung sembuh, maka anak pasien memutuskan untuk
membawa pasien berobat ke puskesmas. Setelah ditegakkan diagnosis TB
paru aktif, anak pasien membantu mengingatkan pasien untuk konsumsi
obat secara teratur sesuai anjuran dokter. Suami pasien, anak pertama dan
anak kedua pasien pernah menderita penyakit serupa, namun sudah minum
obat 6 bulan dan dinyatakan sembuh oleh dokter.
87.
B. Fungsi Psikologis
88. Pasien tinggal di rumah milik anak terakhirnya. Terdapat 5 orang
yang tinggal di rumah tersebut, yaitu pasien, suami, anak, menantu dan

9
cucu. Tempat tinggal pasien juga dekat dengan rumah ketiga anaknya yang
lain. Hubungan pasien dengan keluarga baik.
89.
C. Fungsi Ekonomi
90. Pasien merupakan ibu rumah tangga. Suami masih hidup namun
sudah tidak bekerja. Penghasilan sekarang dari keempat anak pasien
sekitar Rp 3.000.000,- per bulan.
91.
D. Fungsi Pendidikan
92. Pasien, suami dan tiga anaknya merupakan lulusan SD. Anak
terakhir bersekolah sampai SMP.
93.
94.
E. Fungsi Religius
95. Pasien serta keluarganua beragama Islam dan rajin menunaikan
ibadah. Kegiatan ibadah dilakukan di rumah seperti sholat dan mengaji.
96.
F. Fungsi Sosial Budaya
97. Pasien tinggal di tempat pemukiman penduduk yang padat.
Hubungan penderita dengan tetangga baik. Sosialisasi dengan tetangga
baik.
98.
V. POLA KONSUMSI MAKANAN PENDERITA
99. FORMULIR 24 HOUR RECALL
100. (Catatan : Asupan makanan/minuman KEMARIN mulai
bangun pagi hingga tidur malam)
101.
106.
103. 104. Nama Jumlah
105. Baha
102. Waktu Ja makanan atau
n makanan 111.
minuman
URT
112. M 113. 114. Nasi 115. Nasi, 116.
akan 07 uduk, tempe santan, 4 sendok
Pagi goreng tempe mala

10
n
118. 120. Tepu
117. S 119. Kue 121.
09 ng, kelapa,
elingan Pancong 1 potong
gula
126.
122. M 123. 124. Nasi,
125. Nasi, 1/2
akan 12 ikan goreng,
ikan, bayam pirin
Siang sayur bayam
g
131.
1
128.
129. Jagung 130. Jagun geng
127. Selingan 16
kering g gam
tanga
n
135. Nasi,
134. Nasi, tempe, sayur, 136.
132. M 133.
tahu goreng, ayam, 1/2
akan 20
sayur bayam sambal, pirin
Malam
dan labu bumbu g
kacang
137. S 138. 141.
139. 140.
elingan -
142.
143. Penjelasan :
144. Frekuensi makan rata rata setiap harinya 3-5x/hari saat makan pagi,
makan siang dan makan malam dengan variasi makanan sebagai berikut : nasi,
lauk (tempe,tahu), sayur dan buah. Pasien memakan berbagai jenis makanan
namun biasanya jumlah hanya sedikit dan sering tidak habis.
145.
VI. IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESEHATAN
A. Faktor Perilaku
146. Pasien memiliki kebiasaan makan teratur dengan frekuensi makan
3-5x/hari dengan jumlah sedikit. Pasien rutin meminum obat yang
diberikan oleh dokter. Pasien memakai masker di luar rumah, namun
terkadang lupa jika di dalam rumah. Jika ada anggota keluarga sakit maka
dibawa langsung ke puskesmas. Pemanfaatan waktu luang digunakan

11
untuk berbincang bersama suami, anak, dan cucu yang tinggal di rumah
dengan pasien.
B. Faktor Non Perilaku
147. Pasien tinggal di pemukiman kumuh padat penduduk pinggir kali,
namun masih terdapat pencahayaan dan ventilasi udara yang cukup. Tidak
ada tetangga pasien yang menderita TB paru. Sarana pelayanan kesehatan
yang paling dekat dengan rumah adalah Puskesmas. Hal ini cukup
berpengaruh terhadap kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan jika
ada anggota keluarga yang sakit, jarak rumah ke puskesmas 600 meter.
148.
VII. DIAGNOSIS FUNGSI KELUARGA
A. Fungsi Biologis
Pasien mengalami keluhan batuk, demam, berkeringat malam,
nafsu makan serta berat badan menurun. Saat berobat ke puskesmas,
pasien didiagnosis menderita TB paru aktif
Suami pasien, anak pertama dan anak kedua pasien menderita
pernah penyakit serupa, namun sudah minum obat 6 bulan dan
dinyatakan sembuh oleh dokter.
149.
B. Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dengan keluarga baik.
150.
C. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Tidak terdapat masalah dalam perekonomian keluarga.
151.
D. Fungsi Sosial
Dapat bersosialisasi dengan masyarakat sekitar
152.
E. Faktor Perilaku
Pasien rutin mengkonsumsi obat yang diberikan
Pasien memakai masker di luar rumah, namun terkadang lupa jika di
dalam rumah.

12
153.
F. Faktor Non Perilaku
Pasien tinggal di pemukiman kumuh padat penduduk pinggir kali
154.
VIII. IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
A. Gambaran Lingkungan Rumah
155. Rumah pasien terletak pada pemukiman kumuh padat penduduk
yang terletak di pinggir kali dengan ukuran 7 x 3 m2, bentuk bangunan 2
lantai. Secara umum gambaran rumah terdiri dari satu ruang keluarga, satu
ruang kerja, dua kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Lantai terbuat dari
keramik, dinding terbuat dari tembok beton, atap rumah dari genteng dan
terdapat plafon. Ventilasi terdapat pada ruang keluarga tempat pasien tidur
berupa 1 buah jendela berukuran 30 x 90 cm2. Penerangan di dalam
ruangan baik. Kebersihan dalam rumah cukup bersih dan letak barang
cukup rapi, namun luar rumah dinilai kurang bersih. Listrik 900 watt,
sumber air dari sumur terlindung dan minum dari air kemasan. Kamar
mandi milik sendiri dengan jamban berbentuk kloset jongkok. Air limbah
dialirkan ke kali. Sampah rumah dikumpulkan dan diangkut oleh petugas
kebersihan setiap pagi.
156.
157.
158.
159.
160.
161. B. Denah Rumah

13
162. Lantai Dasar Lantai Atas
163.
164. 51
31 4
165.
166.
167.
168.
7169.
meter
170. 21
171. 71
172. 6
173.
174.
175.
176. 3 meter
1 1
177.

91

Keterangan ruangan:
1. Ruang keluarga
6. Lorong
2. Ruang keluarga 7. Kamar tidur
3. Gudang 8. Kamar tidur
4. Kamar mandi 9. Teras
5. Dapur
178.
179. Analisis Keadaan Rumah :
180.1. Letak rumah di daerah : Padat penduduk
181.2. Bentuk bangunan rumah : Bertingkat
182. Kepemilikan rumah : Sendiri
183.3. Luas rumah : 7 x 3 m2
184. Jumlah orang dalam rumah : 5 orang
185. Luas halaman rumah :-
186.4. Lantai rumah dari : Keramik
187.5. Dinding rumah dari : Tembok beton
188.6. Atap rumah : Genteng
189.7. Pembagian ruangan rumah :
190.- Ruang keluarga : Ada, ukuran 3,5 x 3 m
191.- Ruang kerja : Ada, ukuran 3,5 x 3 m
192.- Dapur : Ada, ukuran 2 x 1 m di lantai atas
193.- Kamar Mandi : Ada, ukuran 1 x 1 m di lantai atas
194.- Kamar Tidur : Ada, ukuran 2 x 2,5 m di lantai atas
195.8. Jendela rumah : Ada 1 buah, keduanya berukuran 30 x 90 cm

14
196. Perbandingan luas lantai dan jendela di :
197.- Ruang keluarga : 70% : 30%
198. Penerangan di dalam rumah (dinilai setelah membandingkan luas jendela
dengan lantai dan kesan subjektif saat membaca tulisan di dalam rumah) :
Cukup
199.9. Listrik di rumah : Ada, 900 watt
200.10. Lubang ventilasi :
201. - Ruang keluarga : Ada, 1 buah
202. Kelembaban dalam rumah : Tidak terasa lembab
203. Kesan ventilasi di dalam rumah : Cukup
204.11. Kebersihan dalam rumah : Cukup
205.12. Sumber air minum dari : Air minum kemasan
206.13. Kamar mandi : Ada
207.14. Limbah rumah tangga di alirkan ke : Kali
208.15. Tempat sampah di luar rumah : Ada
209.16. Jalan di depan rumah lebarnya : 1 meter, terbuat dari
semen
210.17. Kesan kebersihan lingkungan pemukiman : Kurang baik
211.
212.
213.
214.
IX. DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA
215.
Genetik

Pelayanan
Kesehatan Status Pasien Lingkungan

Perilaku
216.
217.

15
218.
219.
Pelayanan kesehatan Lingkungan rumah
220.Puskesmas
berupa padat penduduk
masih terjangkau
221. Rumah cukup bersih
(600 meter) Sirkulasi udara dan
222.
pencahayaan rumah
223. cukup baik
224. Rutin mengonsumsi obat yang diberikan dokter
Mempedulikan kebersihan rumah
225.
Makan teratur dan bergizi namun jumlah sedikit
226. Memakai masker di luar rumah namun terkadang
227. lupa jika di dalam rumah
228.
X. TABEL PERMASALAHAN PADA KELUARGA

229. 230. Resiko dan 232. Indikator


231. Rencana Pembinaan
No Masalah Kesehatan Keberhasilan Penilaian
233. 234. Kurangnya 235. Memberikan penjelasan 236. Pasien meminum
1. pengetahuan tentang tentang penyakit yang diderita dan obat secara rutin dan
gejala penyakit rencana terapi yang diberikan pada datang ke puskesmas
sehingga tidak segera pasien dan menjelaskan agar rutin untuk kontrol hingga
diobati minum obat dinyatakan sembuh.

237. 238. Pasien terkadang 239. Memberikan penjelasan 241. Pasien menggunakan
2. tidak menggunakan tentang pentingnya menggunakan masker di dalam maupun
masker di dalam masker di dalam maupun luar luar rumah atas kesadaran
rumah rumah untuk mencegah penularan sendiri dan diingatkan
240. anggota keluarga jika
lupa.

242. 243. Pasien hanya 244. Memberikan penjelasan 246. Pasien mau makan
3. makan dalam jumlah tentang pentingnya memakan lebih banyak dan berat
sedikit makanan bergizi dengan jumlah badan naik.
yang cukup
245.
247.

XI. PEMBINAAN DAN HASIL KEGIATAN

248. Tangg 249. Kegiatan yang 250. Kel 252. Hasil 253. Indikator
al Dilakukan uarga Kegiatan Evaluasi Kegiatan
Kunjunga 251. yan

16
n g Terlibat
254. 11 Memerkenalkan diri dan 258. Pasi 265. Terbinan 273. Pasien
Oktober menjelaskan maksud en dan ya hubungan bersedia untuk
2016 kedatangan keluarga baik dengan diperiksa.
Bina rapor awal. 259. pasien dan 274.
Identifikasi anggota 260. keluarga. 275.
keluarga dan kondisi 261. 266. 276.
kesehatannya. 262. 267. 277.
255. 263. 268. 278.
264. Pasi 269. 279.
Melakukan anamnesis dan
en dan 270. Pasien 280. Pasien dan
pemeriksaan fisik kepada
keluarga dan keluarga keluarga lebih
pasien
memahami memahami
Memberi penjelasan penjelasan penyakit
kepada pasien dan tentang
keluarga mengenai penyakit.
penyakit. 271.
256. 272.
257.
281. 13 Evaluasi keluhan dan 286. Pasi 294. Pasien 299. Pasien
Oktober keadaan umum pasien. en dan mengatakan memahami
2016 Melakukan pemeriksaan keluarga keluhannya pentingnya
fisik 287. membaik dan meminum obat
Memberi motivasi untuk 288. obat diminum secara teratur
rutin minum obat dan 289. teratur. karena dapat
kontrol ke puskesmas 290. 295. membantu
282. 291. 296. mengatasi
283. 292. 297. keluhannya
293. 298. Pasien dan 300.
Memberi penjelasan
Pasien keluarga 301. Pasien
tentang pentingnya
da memahami menggunakan
memakai masker di
n pentingnya masker baik di
dalam maupun luar
kel menggunakan dalam maupun luar
rumah untuk mencegah
ua masker rumah
penularan
rg 302.
284.
a
285.
303. 19 Evaluasi keluhan dan 307. Pasi 314. Diketahuin 321. Pasien rutin
Oktober keadaan umum pasien. en dan ya kondisi minum obat dan
2016 Melakukan pemeriksaan keluarga terkini pasien kontrol ke
fisik 308. 315. puskesmas
Evaluasi kepatuhan minum 309. 316. 322.
obat dan kontrol ke 310. 317. 323.
puskesmas 311. 318. 324.
304. 312. 319. 325.
313. 320. P 326.
Mengevaluasi tentang
Pasien asien 327. Pasi

17
makanan yang da meningk en dan
dikonsumsi oleh pasien n atkan keluarga
305. kel porsi memahami
306. ua makan pentingnya
rg dan makanan
a memaka yang bergizi
n untuk
makanan kondisi
bergizi pasien
328.
329.
330. 24 Evaluasi keluhan dan 333. Pasi 340. Diketahuin 348. Pasien rutin
Oktober keadaan umum pasien. en dan ya kondisi minum obat dan
2016 Melakukan pemeriksaan keluarga terkini pasien kontrol ke
fisik 334. 341. puskesmas
Evaluasi kepatuhan minum 335. 342. 349.
obat dan kontrol ke 336. 343. 350.
puskesmas 337. 344. 351.
331. 338. 345. 352.
339. 346. Pasien dan 353.
Memberi penjelasan
Pasien keluarga 354. Pasien dan
mengenai pentingnya
da memahami keluarga dapat
prinsip hidup bersih dan
n perilaku hidup menerapkan
sehat
kel bersih dan sehat perilaku hidup
332.
ua 347. bersih dan sehat.
rg 355.
a 356.
357. 28 Evaluasi keluhan dan 359. Pasi 367. Diketahuin 374. Pasien rutin
Oktober keadaan umum pasien. en dan ya kondisi minum obat dan
2016 Melakukan pemeriksaan keluarga terkini pasien kontrol ke
fisik 360. 368. puskesmas
Evaluasi kepatuhan minum 361. 369. 375.
obat dan kontrol ke 362. 370. 376.
puskesmas 363. 371. 377.
364. 372. 378.
Memberitahukan bahwa
365. 373. 379.
kunjungan rumah sudah
366. 380.
selesai dan diharapkan
381.
pasien maupun keluarga
382.
menerapkan edukasi yang
383.
telah diberikan
358.
XII. KESIMPULAN PEMBINAAN KELUARGA
1. Tingkat pemahaman :
Pasien dan keluarga dapat memahami penjelasan yang diberikan

18
2. Faktor pendukung :
Pasien dan keluarga mendengarkan penjelasan dengan seksama
Pasien dan keluarga kooperatif sehingga bersedia menerapkan
penjelasan yang diberikan
3. Faktor penyulit :
Kondisi lingkungan rumah pasien yang padat penduduk dan kumuh
4. Indikator keberhasilan :
Pasien dan keluarga memahami penyakit yang diderita meliputi
penyebab, faktor pencetus, faktor yang memperberat, pencegahan,
penatalaksanaan serta komplikasi yang dapat terjadi.
Pasien meminum obat secara rutin dan memakai masker di baik di
dalam maupun luar rumah
Keluarga memberi dukungan kepada pasien dalam menyelesaikan
pengobatan
384.
385.
386.
387.
388.
389.
390.
391.
392.
393.
394.
395.
396.
397.
398. LAMPIRAN
399.

19
400.
401.
402.
403.
404.
405.
406.
407.
408.
409.
410.
411.
412.
413.
414.
415.
416.
417.
418.
419.
420.
421.
422.
423.
424.
425.
426.
427.
428.
429.

20
430.

431.
432.
433.
434.
435.
436.
437.
438.
439.
440.
441.
442.
443.
444.
445.
446.
447.
448.
449.
450.
451.
452.
453.
454.
455.
456.
457.
458.
459.
460.

21
461.
462.
463.
464.
465.
466.
467.
468.
469.
470.
471.
472.
473.
474.
475.
476.
477.
478.
479.
480.
481.
482.
483.
484.
485.
486.
487.
488.
489.
490.
491.
492.
493.
494.
495.
496.
497.
498.
499.
500.
501.
502.
503.
504.
505.
506.

22
507.
508.
509.
510.
511.
512.
513.
514.
515.
516.
517.
518.
519.
520.
521.
522.
523.
524.
525.
526.
527.
528.
529.
530.
531.
532.
533.
534.
535.
536.
537.
538.
539.
540.
541.
542.
543.
544.
545.
546.
547.
548.
549.
550.
551.
552.

23
553. DAFTAR
PUSTAKA
554.
1. World Health Organization. Global Tuberculosis
Report 2016. Switzerland : WHO; 2016.
2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset
kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2013.
3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan; 2014.
555.
556.
557.

24

You might also like