Professional Documents
Culture Documents
Abstrak: Fenomena perubahan facade yang terjadi pada bangunan lama di beberapa situs
bersejarah merupakan suatu hal yang tidak dapat dielakkan. Namun, apabila perubahan yang
terjadi tersebut tidak mempertimbangkan keunikan kawasan setempat dikhawatirkan akan
menghilangkan identitas kawasan tersebut. Hal tersebut terjadi di Kotagede, bekas ibukota
Kerajaan Mataram, yang merupakan cikal bakal Kasunanan Surakarta dan Kasultanan
Yogyakarta. Hal tersebut yang menyebabkan Kotagede dinyatakan sebagai salah satu dari 100
kawasan pusaka yang terancam, dan segala usaha perlu dilakukan untuk menyelamatkannya.
Suatu identitas yang dimiliki oleh sebuah situs bersejarah terbentuk dari berbagai hal. Namun,
wajah bangunan yang terlihat dari ruang jalan merupakan suatu hal yang paling mudah
dikenali oleh pengamat. Kajian yang dilakukan ini berusaha menemukan pola facade
bangunan dalem di Jalan Mondorakan yang diharapkan akan dapat menjadi arahan bagi
pengembangan di masa mendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa
pola bangunan dalem di Jalan Mondorakan. Ada dua tipe bangunan dalem di sepanjang jalan
ini; yakni bangunan dalem tunggal dan bangunan dalem berkelompok.
Kata kunci: identitas, facade, dalem
82
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011
maka salah satu hal yang cukup membantu penataan rumah tradisional Jawa ini lebih
lestarinya identitas sebuah kawasan adalah didasarkan pada penghayatan kepercayaan
karakter facade yang ada di kawasan kejawen daripada pemenuhan kebutuhan
tersebut. Ada beberapa ruas jalan yang ruang secara fungsional.
terdapat di Kotagede, yaitu Jalan Kemasan,
Jalan Karanglo, Jalan Mondorakan, Jalan Orientasi rumah Jawa di Kotagede
Mentaok Raya, dan Jalan Watugilang. Jalan yang selalu menghadap ke selatan ini tetap
Kemasan dan Karanglo mengantarkan dipegang teguh dan tidak terpengaruh oleh
pengunjung ke pusat Kotagede, yakni pasar. letak persil bangunan terhadap jalan. Hal ini-
Pasar Kotagede inilah yang menjadi titik lah yang menjadikan karakter facade di jalan
pusat Kotagede pada saat ini, ditandai dengan Mondorakan menjadi sangat menarik untuk
kesepakatan masyarakat Kotagede untuk dicermati, karena posisi jalan ini membujur
menentukan pasar sebagai titik nol Kotagede. dari Timur ke Barat. Secara umum pada sisi
utara jalan Mondorakan merupakan muka
Dari keempat jalan yang ada di bangunan dalem, sedangkan bangunan di sisi
Kotagede, Jalan Mondorakan merupakan selatan jalan ini adalah sisi belakang
ruang jalan yang mempunyai pelingkup bangunan dalem.
berupa bangunan lama yang mampu men-
ceritakan kekhasan kawasan Kotagede. Pada PERTANYAAN PENELITIAN
masa lalu para pengunjung Kotagede harus
berjalan kaki menuju pusat kota melalui jalan Bagaimana karakteristik facade
ini. Mereka harus meninggalkan kendaraan- bangunan dalem di sisi utara Jalan
nya di ujung barat Jembatan Tegal Gendu. Mondorakan?
Peran penting jalan Mondorakan ini juga
ditandai dengan bermunculannya bangunan- METODE PENELITIAN
bangunan milik para saudagar masa lalu yang
sering disebut dengan Rumah Orang Kalang. Penelitian ini diawali dengan
Pada mulanya, orang Kalang ini hanya boleh mempelajari peta kawasan, citra satelit,
membangun rumah mereka di sisi Barat pengumpulan foto-foto lama, pemotretan
jembatan, namun semenjak tahun 1905 facade masa kini dan penggambaran dua
mereka diperbolehkan membangun di sisi dimensional facade eksisting. Tahapan
Timur jembatan. selanjutnya adalah melakukan in depth
interview pada beberapa narasumber. Hasil
Menurut Wondo dan Sigit, 1986, dua wawancara mendalam ini kemudian diperiksa
karakteristik utama rumah-rumah tradisional ulang dengan data-data foto lama, sehingga
di Kotagede adalah semua bangunan diperoleh gambaran yang mendekati kondisi
menghadap ke arah selatan dan setiap rumah masa lalu facade bangunan terpilih. Hasil
terdiri dari dua bagian, yaitu bangunan penggambaran yang relatif utuh berdasarkan
pendopo dan bangunan dalem. Bangunan beberapa masukan ini sangat membantu
pendopo berdiri sendiri, sedangkan bangunan menemukan karakter facade bangunan lama
dalem dan bangunan pelengkap dapat di Jalan Mondorakan ini, mengingat kondisi
dipisahkan oleh sebuah halaman tetapi dapat facade pada saat penelitian sudah tidak utuh
juga menyatu dengan dalem. Konsep lagi.
83
Putra, A. M. Karakteristik Facade Bangunan Dalem di Sisi Utara Jalan Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta
84
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011
sebuah keluarga besar ini biasanya Beberapa bangunan yang dipilih untuk
dihubungkan oleh pintu yang terletak pada dianalisis lebih lanjut adalah:
bagian gadri dan peringgitan. Dalem tunggal utara: Toko Mundur
dan Toko Baru
Facade Dalem Tunggal dan Dalem Dalem kelompok utara: Toko Abang
Berkelompok dan Toko Burjo
Secara lebih rinci, tatanan massa
Bangunan yang dipilih adalah bangunan dalem tunggal dan bangunan
bangunan yang mempunyai kondisi yang dalem berkelompok, serta gambaran orientasi
cukup baik dan mempunyai tampilan facade bangunan dalem di Jalan Mondorakan adalah
yang cukup utuh dan mewakili kekhasan sebagai berikut:
facade bangunan dalem.
8 Bangunan Dalem
Keterangan:
: Dalem tunggal
: Dalem berkelompok
13 Bangunan Dalem
Orientasi awal
bangunan-bangunan di
Jalan Mondorakan
JALAN MONDORAKAN
Gambar 2. Bangunan dalem tunggal dan bangunan dalem kelompok di Jalan Mondorakan, Kotagede,
Yogyakarta
Sumber: Putra 2010
85
Putra, A. M. Karakteristik Facade Bangunan Dalem di Sisi Utara Jalan Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta
pawon
BANGUNAN DALEM
BERKELOMPOK:
Kelompok
bangunan
Beberapa bangunan dalem
ini saling
terhubung dalam sebuah persil. Biasanya
di dimiliki oleh sebuah keluarga
peringgitan besar
86
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011
A B
Bangunan A
Bentuk atap : Limasan
Arah atap : Sejajar jalan
Teritisan : Seng (sesuai
rancangan awal)
Bangunan B
Bentuk atap : Kombinasi
Kampung dan Kuncungan
Simetris
Arah atap dominan : Sejajar
jalan
Teritisan : Seng (tambahan)
87
Putra, A. M. Karakteristik Facade Bangunan Dalem di Sisi Utara Jalan Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta
Facade Bangunan Dalem Berkelompok Bangunan kios ini terkadang menyatu dengan
Sisi Utara bagian pendopo. Wajah bangunan dalem
tunggal ini memiliki arah atap yang
Facade bangunan dalem berkelompok membujur sejajar jalan dengan bentangan
di sisi utara merupakan wajah bangunan kios atap sekitar 3 m.
yang terletak di depan bangunan dalem.
B A
KONDISI AWAL
BANGUNAN B
KOMPOSISI SIMETRIS TIPE B
88
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011
Atap bangunan kios ini bersudut 50 yang mengubah facade sisi timur bangunan
dengan dua macam variasi. Tipe pertama ini tidak melanjutkan ritme yang ada,
adalah bangunan dengan atap limasan tanpa sehingga muncul sebagai bangunan mandiri.
hiasan kuncungan, sedangkan tipe kedua Pola komposisi gabungan dua kuncungan
adalah bangunan limasan dengan hiasan satu yang mengapit sebuah masa memanjang ini
buah kuncungan di tengah tampak bangunan. saat ini dapat dijumpai pada Toko Peni,
Facade bangunan memiliki ornamen yang bekas pegadaian di sisi Barat Pasar
sangat sederhana. Kesederhanaan ornamen Kotagede. Pola ini juga ditampilkan dengan
pada tipe ini ditemukan pada bagian konsol, rancangan yang relatif baru pada bangunan
detail pintu dan jendela, serta bagian detail depan Kantor Muhammadiyah.
dinding.
Skyline Bangunan Dalem Berkelompok
Bukaan pintu di kedua tipe bangunan Utara
dalem tersebut berupa pintu-pintu kios yang
dilengkapi dengan pintu garasi. Bukaan ini Seperti halnya dalem tunggal, facade
memiliki dimensi dan pola yang berbeda- dalem berkelompok yang ada di Jalan
beda. Keberagaman pola ini sangat wajar Mondorakan pada mulanya juga terbentuk
karena perbedaan kepemilikan dalem yang dari masa memanjang dengan fungsi utama
berbeda-beda walaupun ada dalam satu buah sebagai toko. Sebagai akibat dari bentuk atap
kelompok. limasan yang memanjang mengakibatkan
skyline membentuk sebuah garis lurus
Skyline (Bangunan A, Gambar 7). Sedangkan bentuk
kedua adalah kombinasi kuncungan di bagian
Skyline Bangunan Dalem Tunggal Utara tengah masa memanjang memberikan
tekanan dari komposisi skyline yang ada
Skyline facade bangunan dalem (Bangunan B, Gambar 7). Namun, kondisi
tunggal ini pada awalnya mempunyai 2 asli kedua bangunan berkelompok tersebut
variasi, yakni mendatar (atap limasan- pada saat ini sudah terpotong-potong karena
Bangunan A, Gambar 7) dan bentuk segitiga perombakan yang dilakukan pada bagian-
pada awal serta akhir komposisi (bentuk bagian tertentu. Perubahan ini muncul karena
gabungan dengan kuncungan pada awal dan tuntutan fungsional pada saat ini. Perubahan
akhir komposisi-Bangunan B, Gambar 7). yang terjadi saat ini tidak meneruskan
Pada saat ini varian yang kedua sudah tidak kesegarisan yang ada. Kondisi ini yang
lagi lengkap karena bagian sisi kanannya menyebabkan keutuhan komposisi yang
sudah digantikan dengan tampilan facade pernah ada menjadi nyaris tidak dapat
yang baru (1950-an). Penggantian bangunan terbaca.
89
Putra, A. M. Karakteristik Facade Bangunan Dalem di Sisi Utara Jalan Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta
C A
B
Skyline
menerus
Komposisi
simetris
segitiga
pada awalan
dan akhiran
BANGUNAN DALEM BERKELOMPOK C
90
Jurnal Arsitektur KOMPOSISI, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2011
91
Putra, A. M. Karakteristik Facade Bangunan Dalem di Sisi Utara Jalan Mondorakan, Kotagede, Yogyakarta
Lynch, K. 1977. Managing the Sense of a Martokusumo, W., Ir, Ing, Dr. 2005.
Region. Cambridge, Massachusets: Konservasi Lingkungan Perkotaan.
MIT Press. Bandung: Penerbit ITB.
Lynch, K. 1981. Good City Form. Rossi, A. 1982. The Architecture of the City.
Cambridge, Massachusets: MIT Press. Cambridge, Massachusets: MIT Press.
Moughtin, C. 1992. Urban Design: Street Soekiman, D. 1992. KOTAGEDE, Proyek
and Square. Oxford: Butterworth- Pengembangan Media Kebudayaan.
Heinemann Ltd. Jakarta.
Moughtin, C. 1995. Urban Design: Tim Peneliti Lembaga Studi Jawa. 1997.
Ornament and Decoration. Oxford: Kotagede: Pesona dan Dinamika
Butterworth-Heinemann Ltd. Sejarahnya. Yogyakarta: Penerbit
Lembaga Studi Jawa.
92