You are on page 1of 48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Penerimaan

pajak di Indonesia memiliki fungsi untuk mensejahterakan masyarakat oleh sebab

itu maka pemerintah yang diwakili oleh Direktort Jedral Pajak (DJP) terus

berupaya untuk meningkatakan penerimaan pajak, menyikapi hal tersebut DJP

berupaya terus meningkatkan pelayanan terhadap publik.


Di era globalisasi seperti sekarang ini ditandai dengan berbagai macam

perubahan yang terjadi terhadap kehidupan manusia, sebagai contoh konkrit

adalah perubahan teknologi yang dari masa ke masa semakin mengalami

perkembang pesat. Dengan semakin berkembangnya teknologi khusunya dibidang

elektronika membawa kemudahan melaksanakan tugas-tugas kearsipan, salah satu

pengaruh kemajuan teknologi yaitu dengan adanya inovasi terhadap pengarsipan

dengan tersedianya arsip elektronik. Kelebihan dari arsip elektronik ini sangat

praktis dan memiliki risiko yang lebih kecil.


Untuk mengantisisapasi perkembangan teknologi dan informasi yang semakin

berkembang pesat ini, Direktorat Jendral Pajak (DJP) berusaha untuk memenuhi

kemudahan Wajib Pajak (WP) dalam tata cara pelaporan surat pemberitahuan

(SPT), baik SPT masa maupun SPT tahunan. Pembaruan dalam sistem perpajakan

yang dilakukan oleh DJP adalah salah satu bentuk bagian dari reformasi

perpajakan. Modernisasi ini ditandai dengan penggunaan teknologi informasi

dalam pelayanan perpajakan. Peningkatan pelayanan perpajakan ini terlihat pada


administarasi modern dan teknologi informasi yang dikembangkan di berbagai

aspek kegiatan.

Perubahan terhadap modernisasi yang dilakukan oleh DJP ditandai pada

Keputusan Direktorat Jenderal Pajak Nomor KEP-88/PJ/2004 tanggal 14 Mei

2004 tentang penyampaian SPT secara Elektronik, setelah sukses dengan program

e-SPT Direktorat Jendral Pajak (DJP) kembali mengeluarkan surat keputusan

KEP-05/PJ/2005 yang ditetapkan pada tanggal 12 Januari 2005 tentang Tata Cara

Penyampaian SPT secara elektronik (e-Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa

Aplikasi (ASP). Kemudian dikeluarkan PER-36/PJ/2013 tentang Perubahan Atas

Peraturan DJP Nomor PER-47/PJ/2008 tentang tata cara Penyampaian Surat

Pemberitahuan dan Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat

Pemberitahuan Tahunan secara Elektronik (e-Filing) melalui Perusahaan Penyedia

Jasa Aplikasi (ASP). Selanjutnya dikeluarkan PER-03/PJ/2015 tentang

penyampaian pemberitahuan elektronik untuk melengkapi peraturan sebelumnya

aplikasi tersebut mempermudah Wajib Pajak dalam pelaporan SPT.

E-filing adalah sebuah layanan pengiriman atau penyampaian SPT secara

elektronik baik untuk orang pribadi maupun badan (perusahaan, organisasi) ke

DJP melalui sebuah ASP (Application Service Provider atau Penyedia Jasa

Aplikasi) dengan memanfaatkan jalur komunikasi internet secara online dan real

time, sehingga WP tidak perlu lagi melakukan pencetakan semua formulir laporan

dan menunggu tanda terima secara manual. E-filing juga membantu karena ada

media pendukung dari ASP yang akan membantu dalam 24 jam sehari dan 7 hari
dalam seminggu. Dengan begitu, sistem e-filing ini dirasa lebih efektif dan efisien

(Laihad, 2013).

Tujuan utama dari pelaporan e-filing adalah memangkas biaya dan waktu

Wajib Pajak untuk mempersiapkan, memproses dan melaporkan Surat

Pemberitahuan (SPT) ke Kantor Pajak secara benar dan tepat waktu. Sistem e-

filing ini juga memberikan dukungan kepada Kantor Pajak dalam hal percepatan

penerimaan laporan Surat Pemberitahuan (SPT) dan perampingan kegiatan

administrasi, pendataan dan akurasi data, distribusi serta pengarsipan laporan

Surat Pemberitahuan (SPT) (Lavenia, 2014)

Dengan adanya pelayanan yang diberikan DJP dalam melaporkan SPT secara

online dan real time melalui program e- filing tentunya akan mempermudah wajib

pajak dalam pelaporannya, namun pada prakteknya belum semua wajib pajak

tertarik terhadap pelaporan pajak dengan menggunakan e-filing. Seperti yang

dilansir dari salah satu media online bahwa masih terjadi banyak keluhan-keluhan

wajib pajak saat melaporkan SPT lewat e-filing keluhan yang paling banyak

terjadi adalah masalah jaringan internet (finance.detik.com, diakses 18 oktober

2016). Keluhan keluhan yang dikemukan wajib pajak ini berdampak pada

bahwa penggunaan sistem e-filing ini masih sangat membingungkan dan

menyulitkan wajib pajak dalam pelaporan SPT. Hal ini juga dikarenakan masih

kurangnya pemahaman wajib pajak terhadap proses pengoperasian e-filing dan

kemampuan wajib pajak terhadap penggunaan e-filing masih minim, serta

sosialisasi tentang e-filing kepada Wajib Pajak masih belum maksimal dan
berkelanjutan. Padahal pelaporan SPT secara komputerisasi memiliki manfaat

yang lebih besar bagi wajib pajak maupun Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya terhadap penggunaan e-filing, dengan menggunakan Technology

Acceptance Model (TAM) dan mengambil beberapa variabel-variabel untuk

penerapan di Indonesia khususnya di daerah Palu, diantaranya adalah presepsi

kegunaan, presepsi kemudahan, keamanan dan kerahasian.

Presepsi kegunaan (perceive usefulness) adalah tingkatan sejauh mana

seseorang yakin bahwa menggunakan sebuah sistem akan meningkatkan

kinerjanya. Persepsi kegunaan berkaitan dengan produktifitas dan efektifitas

sistem dalam tugas secara menyeluruh (Lavenia 2014). Dalam hal ini adalah e-

filing, presepsi kegunaan ini didefinisikan bagaimana sistem e-filing ini akan

memberikan manfaat wajib pajak dalam pelaporan SPT, oleh karena itu manfaat

yang diperoleh dari sistem tersebut akan mencermikan perilaku wajib pajak. Jika

wajib pajak menganggap bahwa sistem e-filing menguntungkan dan memberikan

manfaat bagi dirinya, maka secara langsung ia menggunakan sistem e-filing

tesebut.

Persepsi kemudahan (perceived ease of use) merupakan suatu tingkatan

dimana seseorang percaya bahwa teknologi dapat dengan mudah dipahami.

Sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih

dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya

(Lavenia, 2014). Kemudahan penggunaan e-filing tentunya akan mempengaruhi

wajib pajak terhadap penggunaan sistem tersebut, jika wajib pajak


menginterpretasikan bahwa pengguna e-filing mudah untuk di pahami dan dapat

meningkatkan kinerja baik waktu maupun tenaga secara langsung penggunaan

terhadap sistem e-filing ini akan meningkat.

Keamanan dan kerahasiaan (security and privacy) dari suatu sistem

merupakan hal yang penting bagi pengguna suatu sistem. Penggunaan suatu

sistem informasi dapat dikatakan aman jika resiko hilangnya data atau informasi

sangat kecil, dan resiko pencurian rendah. Sedangkan kerahasiaan berarti segala

hal yang berkaitan dengan informasi pengguna terjamin kerahasiaannya dan tidak

ada orang yang mengetahuinya. Dalam melaporkan pajak melalui e-filing, Wajib

Pajak akan memperoleh digital certificate yaitu sertifikat yang digunakan untuk

proteksi data SPT dalam bentuk encryption (pengacakan) sehingga benar-benar

terjamin kerahasiaannya (Lavenia, 2014). Artinya salah satu yang menjadi

keputusan wajib pajak untuk menggunakan e-filing sebagai sarana pelaporan SPT

tentunya keamanan dan rehasiaannya harus terjaga. Jika seorang wajib pajak

merasa aman pada saat menggunakan e-filing, serta semua informasi dan data

yang dimilikinya terjaga kerahasiaannya maka meraka akan menggunakan sistem

ini sebagai sarana pelaporan SPT.

Pertimbangan untuk melakukan penelitian ini didasari pada fenomena masih

banyaknya keluhan-keluhan yang diungkapkan wajib pajak dalam melaporkan

SPT lewat e-filing, dan juga terdapat beberapa perbedaan hasil penelitian dengan

menggunakan variabel yang sama, maka peneliti tertarik untuk meneliti kembali

perilaku wajib pajak terhadap penggunaan e-filing khususnya di Kota Palu dengan
judul Pengaruh Presepsi Kegunaan,Presepsi Kemudahan,Keamanan dan

Kerhasiaan Terhadap Penggunaan e-filing Wajib Pajak Di Kota Palu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Presepsi Kegunaan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing

wajib pajak di Kota Palu ?


2. Apakah Presepsi Kemudahan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing

wajib pajak di Kota Palu ?


3. Apakah Keamanan dan Kerahasiaan berpengaruh terhadap penggunaan e-

filing wajib pajak di Kota Palu ?


4. Apakah Presepsi Kegunaan, Presepsi Kemudahan, Keamanan dan

Kerahasiaan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing wajib pajak di

Kota Palu ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukan diatas maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Presepsi Kegunaan terhadap

Penggunaan e-filing wajib pajak di Kota Palu


2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Presepsi Kemudahan terhadap

Penggunaan e-filing wajib pajak di Kota Palu


3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Keamanan dan Kerahasiaan

terhadap Penggunaan e-filing wajib pajak di Kota Palu


4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Presepsi Kegunaan, Presepsi

Kemudahan, Keamanan dan Kerahasiaan terhadap penggunaan e-filing

wajib pajak di Kota Palu


1.4 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik dari aspek teoritis,

maupun aspek praktis


1. Aspek Teoritis, pada aspek teoritis dalam penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya

pada teknologi informasi terhadap penerapan kegiatan sistem informasi

perpajakan
2. Aspek Praktis, pada aspek praktis atau guna laksana pada penelitian ini

diharapkan, dapat memberikan referensi kepada Direktorat Jendral Pajak

(DJP) dalam meningkatkan layanan pada sistem informasi, dan juga

pemeliharan sistem informasi yang berkaitan dengan e-filing, serta dampak

selanjutnya bagi wajib pajak agar mendapatkan maanfaat mengenai

penggunaan e-filing karena merupakan peraturan kewajiban yang telah

ditetapakan peraturan perpajakan.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Terdahulu

Adanya beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan untuk menguji

dan menganalisis penggunaan e-filing terhadap wajib pajak, adapun diantara

beberapa penelitian itu yang relevan dan dijadikan referensi pada penelitian ini

adalah sebagai berikut

Risal C.Y Laihad (2013) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

perilaku wajib pajak terhadap penggunaan e-filing Wajib pajak di kota Manado,

variabel yang di gunakan pada penelitian ini adalah presepsi kegunaan, prespsi
kumudahan, perilaku terhadap penggunaan terhadap penggunaan e-filing,

penelitian dilakukan pada wajib pajak orang pribadi di Kota Manado. Hasil

penelitian ini menunjukkan persepsi kegunaan secara signifikan berpengaruh

terhadap penggunaan e-filing dan persepsi kemudahan secara signifikan

berpengaruh terhadap penggunaan e-filing, tetapi sikap terhadap perilaku tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan e-filing

Nurul Citra Noviandini (2012) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh

persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan,dan kepuasan wajib

pajak terhadap penggunaan e-filing bagi wajib pajak di Yogyakarta, adapun

variabel yang digunakan pada penelitian ini persepsi kebermanfaatan, persepsi

kemudahan penggunaan, kepuasan wajib pajak terhadap penggunaan e-filing,

penelitian yang dilakukan di Yogyakarta dengan mengambil 99 wajib pajak badan

untuk menjadi sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh positif persepsi kebermanfaatan terhadap penggunaan e-filing, terdapat

pengaruh positif persepsi kemudahan penggunaan terhadap penggunaan e-filing,

terdapat pengaruh positif kepuasan wajib pajak terhadap penggunaan e-filing,

terdapat pengaruh positif persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan, dan

kepuasan wajib pajak secara bersama-sama terhadap penggunaan e-filing,

Levenia Herawan dan Waluyo (2014), melakukan penelitian dengan judul

analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku wajib pajak terhadap

penggunaan e-filing (studi di wilayah kpp pratama kosambi), variabel yang

digunakan pada penelitian ini adalah perceived usefulness (pu), perceived ease of

use (peou), security and privacy (sp), penelitian yang dilakukan pada kpp pratama
kosambi ini menunjukan hasil persepsi kegunaan (perceived usefulness)

berpengaruh signifikan terhadap penggunaan e-filing, persepsi kemudahan

(perceived ease of use) berpengaruh signifikan terhadap penggunaan e-filing,

keamanan dan kerahasiaan (security and privacy) berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan e-filing.

Ricky Alfiando Wowor et al., (2014), melakukan penelitian dengan judul

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Wajib Pajak Untuk

Menggunakan E-Filling. Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah

presepsi Pengalaman presepsi Keamanan dan kerahasiaan presepsi Kecepatan

terhadap perilaku penggunaan e-Filling. Hasil pada penelitian ini adalah persepsi

pengalaman, persepsi keamanan dan kerahasiaan, dan persepsi kecepatan secara bersama

berpengaruh terhadap perilaku penggunaan e-filling pada wajib pajak badan di kota

manado. jadi sebaiknya pemerintah harus lebih mempermudah tatacara penggunaan e-

filling dan lebih mensosialisasikan sistem e-filling bagi wajib pajak.

Mujiyati et al., (2015), melakukan penelitian dengan judul Faktor Faktor

Yang Mepengaruhi Penggunaan E-Filing Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi

Empiris Pada Wajib Pajak Di KPP Sukoharjo Dan KPP Surakarta), adapun

variabel yang digunakan pada penelitian ini persepsi kemudahan, persepsi

kegunaan, kompleksitas, kesukarelaan, pengalaman, keamanan dan kerahasiaan,

kesiapan teknologi informasi wajib pajak terhadap intensitas perilaku dalam

penggunaan e-filling. peneltian ini dilakukan menguji pengaruh variabel

indpenden terhadap variabel dependen kemudian dilakukan uji beda terhadap

intensitas perilaku dalam penggunaan e-filing wajib pajak yang terdaftar di KPP
Sukoharjo dan yang terdaftar di KPP Surakarta. Berdasarkan data yang telah

dikumpulkan dan pengujian dengan analisis regresi berganda yang telah dilakukan

untuk menguji hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi kegunaan,

persepsi kemudahan, kompleksitas, kesukarelaan, pengalaman, keamanan dan

kerahasiaan, dan kesiapan informasi teknologi wajib pajak berpengaruh terhadap

perilaku wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Surakarta dan KPP

Sukoharjo. Kemudian setelah dilakukan uji beda, maka hasilnya tidak ada

perbedaan penggunaan e-filing di KPP Surakarta dengan penggunaan e filling di

KPP Sukoharjo.

Ivana Lie dan Arja Sujiarto (2013), melakukan penelitian dengan judul

Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat Perilaku Wajib Pajak Untuk

Menggunakan E-Filing. Variabel yang digunakan pada penelitian mereka ini

adalah persepsi terhadap kegunaan, persepsi kemudahan, kesukarelaan, faktor

social, terhadap minat perilaku. Hasil penelitian ini Persepsi terhadap Kegunaan

berpengaruh terhadap minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-filing, Persepsi

Kemudahan berpengaruh terhadap minat Wajib Pajak dalam menggunakan e-

filing, Kesukarelaan berpengaruh terhadap minat Wajib Pajak dalam

menggunakan e-filing, Faktor Sosial berpengaruh terhadap minat Wajib Pajak

dalam menggunakan e-filing.

Esy Desmayanti, Zulaikha (2012), melakukan penelitian dengan judul

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-Filling Oleh Wajib

Pajak Sebagai Sarana Penyampaian Spt Masa Secara Online Dan Realtime

(Kajian Empiris Di Wilayah Kota Semarang). variabel yang digunakan dalam


penelitian ini adalah presepsi kegunaanpersepsi kemudahan, kerumitan,

keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi wajb pajak, terhadap

intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling. hasil penelitian menunjukkan

bahwa persepsi kegunaan pengaruh positif signifikan terhadap intensitas perilaku

untuk penggunaan e-filling, persepsi kemudahan penggunaan pengaruh positif

signifikan terhadap intensitas perilaku untuk penggunaan e-filling, kompleksitas

pengaruh signifikan negatif intensitas perilaku untuk penggunaan efilling,

keamanan dan privasi signifikan berpengaruh positif terhadap intensitas perilaku

untuk penggunaan e-filling, kesiapan teknologi wajib pajak informasi

berpengaruh positif signifikan terhadap intensitas perilaku untuk penggunaan e-

filling.

Lisa Tamara Wibisono dan Agus Arianto Toli (2014), melakukan

penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Wajib

Pajak Dalam Penggunaan E-Filing Di Surabaya, variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi,

persepsi kegunaan, persepsi kemudahaan, terhadap minat wajib pajak dalam

penggunaan e-filing di Surabaya. Penelitian yang melibatkan 75 wajib pajak

badan yang terdaftar di KPP Madya Surabaya sebagai responden ini menunjukkan

hasil bahwa keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi informasi, persepsi

kegunaan dan persepsi kemudahan mempengaruhi minat wajib pajak dalam

penggunaan e-filing di Surabaya.

Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Emil Salim et al.,

(2014) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas E-


Filling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian SPT Masa Secara Online

Dan Realtime (Studi Empiris Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Madya Jakarta

Pusat). Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah persepsi kegunaan,

persepsi kemudahan penggunaan, keamanan dan kerahasiaan, kesiapan teknologi

informasi wajib pajak, pengalaman menggunakan intensitas perilaku dalam

penggunaan e-filling. hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi kegunaan,

kesiapan teknologi informasi wajib pajak, dan pengalman menggunakan tidak

berpengruh signifikan terhadap intensistas perilaku dalam penggunaan e-filling,

tetapi presepsi kemudahan penggunaan, keamanan dan kerahasiaan berpengaruh

signifikan terhadap intensitas perilaku dalam penggunaan e-filling.

Untuk menjelaskan perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian

terdahulu yang sudah dijelaskan diatas, akan di sajikan pada tabel berikut :
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian dengan Penelitian Terdahulu
No Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Terdahulu
1. Risal C.Y Laihad Variabel 1. Menggunakan Hasil penelitian
(2013), dengan judul Independen Variabel menunjukkan persepsi
Pengaruh Perilaku (X) : Minat kegunaan secara
Wajib Pajak Terhadap signifikan berpengaruh
1. Presepsi Terhadap
Penggunaan E-Filing terhadap penggunaan
Wajib Pajak Di Kota kegunaan perilaku pada e-filing dan persepsi
Manado 2. Presepsi salah satu kemudahan secara
kemudahan variabel signifikan berpengaruh
Variabel independen terhadap penggunaan
Dependen (Y) : 2. Lokasi e-filing, tetapi sikap
Penggunaan e- Penelitian terhadap perilaku tidak
filling Wajib pajak di berpengaruh secara
signifikan
Kota Manado
terhadap penggunaa
e-filing.
2. Nurul Citra Noviandini Variabel 1. Menggunakan Hasil penelitian
(2012), dengan judul Independen variabel menunjukkan bahwa
Pengaruh persepsi (X) : Kepuasan terdapat pengaruh
kebermanfaatan, 1. Presepsi wajib pajak positif persepsi
persepsi kemudahan kegunaan sebagai salah kebermanfaatan
penggunaan,dan 2. Presepsi satu variabel terhadap
kepuasan wajib pajak kemudahan independen penggunaan e-filing,
terhadap penggunaan e- penggunaan 2. Lokasi terdapat pengaruh
filing bagi wajib pajak Penelitian positif persepsi
di Yogyakarta Variabel yaitu di kemudahan
Dependen (Y) : Yogyakarta penggunaan terhadap
Penggunaan e- penggunaan e-filing,
filling terdapat pengaruh
positif kepuasan
wajib pajak terhadap
penggunaan e-filing,
terdapat
pengaruh positif
persepsi
kebermanfaatan,
Persepsi Kemudahan,
dan Kepuasan Wajib
Pajak
secara bersama-sama
terhadap Penggunaan
e-
Filing,
3. Levenia Herawan dan Variabel 1. Lokasi Persepsi kegunaan
Waluyo (2014), dengan Independen penelitian (perceived usefulness)
judul (X) : yaitu di berpengaruh signifikan
terhadap penggunaan
Analisis Faktor-Faktor 1. Presepsi wilayah KPP
e-filing,
yang Mempengaruhi kegunaan Kosambi persepsi kemudahan
Perilaku Wajib Pajak 2. Presepsi (perceived ease of use)
Terhadap penggunaan kemudahan berpengaruh signifikan
E-filing 3. Keamanan terhadap penggunaan
(Studi di Wilayah KPP dan e-filing,
Pratama Kosambi) kerahasiaan keamanan dan
Variabel kerahasiaan (security
Dependen (Y) and privacy)
Penggunaan e- berpengaruh signifikan
filling terhadap penggunaan
e-filing.

4. Ricky Alfiando Wowor Variabel 1. Menggunakan Kesimpulan penelitian


et al., (2014), dengan Independen , Presepsi ini adalah persepsi
judul Analisis Faktor- (X) : Pengalaman, pengalaman, persepsi
keamanan dan
Faktor Yang 1. Prespsi Presepsi
kerahasiaan, dan
Mempengaruhi Perilaku Keamanan Kecepatan persepsi kecepatan
Wajib Pajak Untuk dan Sebagai secara bersama
Menggunakan E- Kerahasiaa variabel berpengaruh terhadap
Filling n independen perilaku penggunaan
Variabel 2. Lokasi e-filling pada wajib
Dependen (Y) Penelitian, pajak badan di Kota
yaitu wajib Manado.
Penggunaan e-
filling pajak di Kota
Manado

5. Mujiyati et al., (2015), Variabel 1. Adanya Bahwa persepsi


dengan judul Faktor Independen (X) kompleksitas, kegunaan, persepsi
Faktor yang 1. Presepsi pengalaman, kemudahan,
Mepengaruhi Kegunaan kesukarelaan, kompleksitas,
Penggunaan 2. Presepsi kesiapan kesukarelaan,
E-filing Bagi Wajib Kemudahan teknologi pengalaman,
Pajak Orang Pribadi 3. Keamanan informasi keamanan dan
(Studi Empiris Pada dan sebagai kerahasiaan, dan
Wajib Pajak di KPP Kerahasiaan variabel kesiapan informasi
Sukoharjo dan KPP Variabel independe teknologi
Surakarta) Dependen (Y) 2. Lokasi wajib pajak
Pengunaan e- penelitian berpengaruh terhadap
filling yaitu pada perilaku wajib pajak
KPP orang pribadi yang
Sukoharjo dan terdaftar di KPP
KPP Surakarta Surakarta dan
KPP Sukoharjo.
Kemudian setelah
dilakukan uji beda,
maka hasilnya tidak
ada perbedaan
penggunaan e-
filing di KPP Surakarta
dengan penggunaan e
filling di KPP
Sukoharjo.
6. Ivana Lie dan Arja Variabel 1. Menggunakan Kesimpulan dari
Sujiarto (2013), dengan Independen (X) : , faktor sosial, penelitian ini adalah
judul Faktor- Faktor 1. Presepsi dan persepsi terhadap
Yang Mempengaruhi
kegunaan kesukarelaan kegunaan (x1)
Minat Perilaku
Wajib Pajak Untuk 2. Presepsi pada variabel berpengaruh terhadap
Menggunakan E-filing Kemudahan independen minat wajib pajak
Variabel 2. Lokasi dalam menggunakan
Dependen (Y) Penelitian e-filing, persepsi
Pengggunaan e- yaitu wajib kemudahan (x2)
filling pajak di Kotaberpengaruh terhadap
Kediri minat wajib pajak
dalam menggunakan
e-filing, kesukarelaan
(x3) berpengaruh
terhadap minat wajib
pajak dalam
menggunakan e-
filing,faktor sosial (x4)
berpengaruh terhadap
minat wajib pajak
dalam menggunakan
e-filing.
7. Esy Desmayanti, Variabel 1. Menggunakan, Hasil penelitian
Zulaikha (2012), Independen (X) : kerumitan, dan menunjukkan bahwa:
dengan judul Faktor- 1. Prespsi kesiapan persepsi kegunaan
Faktor yang Kegunaan teknologi pengaruh positif
Mempengaruhi 2. Presepsi informasi pada signifikan terhadap
Penggunaan Fasilitas Kemudahan variabel intensitas perilaku
E-filling Oleh Wajib 3. Keamanan independen untuk penggunaan e-
Pajak Sebagai Sarana dan 2. Lokasi filling, persepsi
Penyampaian SPT Kerahasiaan penelitian di kemudahan
Masa Secara Online Variabel lakukan di penggunaan pengaruh
dan Realtime Dependen (Y) : Kota positif signifikan
(Kajian Empiris di Penggunaan e- Semarang terhadap intensitas
Wilayah Kota filling perilaku untuk
Semarang penggunaan e-filling,
kompleksitas pengaruh
signifikan negatif
intensitas perilaku
untuk penggunaan
efilling, keamanan dan
privasi signifikan
berpengaruh positif
terhadap intensitas
perilaku untuk
penggunaan e-filling,
kesiapan teknologi
wajib pajak informasi
berpengaruh positif
signifikan terhadap
intensitas perilaku
untuk penggunaan e-
filling.

8. Lisa Tamara Wibisono Variabel 1. Menggunakan, Hasil penelitian


dan Agus Arianto Toli Independen (X) : kesiapan menunjukkan bahwa
(2014), dengan judul 1. Presepsi teknologi keamanan dan
Analisis Faktor-Faktor
Kegunaan informasi pada kerahasiaan, kesiapan
Yang Mempengaruhi
Minat Wajib Pajak 2. Presepsi variabel teknologi informasi,
Dalam Penggunaan E- Kemudahan independen persepsi kegunaan dan
filing di Surabaya 3. Keamanan 2. Lokasi persepsi kemudahan
dan penelitian mempengaruhi minat
Kerahasiaan yaitu di Kota wajib pajak dalam
Variabel Surabaya penggunaan e-filing di
Dependen (Y) : Surabaya.
Penggunaan e-
fiiling
9. Emil Salim et al., Variabel 1. Menggunakan, Hasil penelitian
(2014), dengan judul Independen (X) : pengalaman menunjukan bahwa
Faktor-Faktor Yang 1. Presepsi menggunakan, persepsi kegunaan,
kesiapan teknologi
Mempengaruhi Kegunaan dan kesiapan
informasi wajib pajak,
Penggunaan Fasilitas 2. Presepsi teknologi dan pengalman
E-filling Kemudahan informasi menggunakan tidak
Oleh Wajib Pajak 3. Keamanan sebagai berpengaruh signifikan
Sebagai Sarana dan variabel terhadap intensistas
Penyampaian SPT Kerahasiaan independen perilaku dalam
Masa Variabel 2. Lokasi penggunaan e-filling,
penelitian di tetapi presepsi
Secara Online dan Dependen (Y) :
kemudahan
Realtime Penggunaan e- lakukan di
penggunaan,
(Studi Empiris Pada filling KPP Madya keamanan dan
Wajib Pajak Badan di Jakarta Pusat kerahasiaan
KPP Madya Jakarta berpengaruh signifikan
Pusat) terhadap intensitas
perilaku dalam
penggunaan e-filling
Sumber : Data diolah (2016)
2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Pengertian Pajak

Pengertian pajak menurut Soemitro dalam Lavenia (2014) Pajak adalah iuran

rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat

ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

Mardiasmo (2011) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk

pembayaran umum.

Sedangkan menurut pasal 1 undang-undang No.28 tahun 2007 Pajak

merupakan suatu konstribusi wajib kepada negara yang terhutang oleh setiap

orang maupun badan yang sifatnya memaksa namun tetap berdasarkan pada

Undang-Undang, dan tidak mendapat imbalan secara langsung serta digunakan

untuk kebutuhan negara juga kemakmuran rakyatnya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa pajak

merupakan suatu pemungutan iuran kepada warga negara yang sifatnya wajib

akan tetapi tetap berdasar undang-undang, dengan tujuan memenuhi kebutuhan

negara dan juga untuk mensejahterakan rakyat. Karena tujuan utama dari
pemumgutan pajak adalah digunakan untuk memenuhi kebutuhan negara dan

mensejahterkan rakyat oleh karenanya pemungutan pajak dan pengelolaan pajak

harus diawasi secara ketat agar fungsi dari tujuan utama pajak dapat diperoleh.

2.2.2 Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT)

Dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyebutkan bahwa Surat

Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk

melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan

objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan. Jenis SPT sebagaimana diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 181/PMK.03/2007 meliputi:

1. SPT Tahunan Pajak Penghasilan

2. SPT Masa, yaitu SPT untuk suatu masa pajak yang terdiri atas:

a. SPT Masa Pajak Penghasilan;

b. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai; dan

c. SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi pemungut Pajak Pertambahan Nilai.

SPT Tahunan terdiri dari SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang

Pribadi dan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. Jenis-jenis SPT

Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi adalah Formulir 1770, 1770 S, dan

1770 SS, sedangkan untuk SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan

menggunakan Formulir 1771

2.2.3 Pengertian Surat Pemberitahuan Elektronik (e-SPT)


Pelaporan surat pemberitahuan pajak secara elektronik adalah salah satu

bentuk dari modernisasi yang dilakuakan dirjen pajak. Dirjen pajak menyediakan

aplikasi yang dapat diakses oleh wajib pajak untuk mempermudah dalam

pengisian dan pelaporan serta cepat dan akurat. Menurut Pandiangan (2008:35)

yang dimaksud dengan e-SPT adalah penyampaian SPT dalam bentuk digital ke

KPP secara elektronik atau dengan menggunakan media komputer, sedangkan

pengertian e-SPT menurut DJP adalah Surat Pemberitahuan beserta lampiran-

lampirannya dalam bentuk digital dan dilaporkan secara elektronik atau dengan

menggunakan media komputer yang digunakan untuk membantu wajib pajak

dalam melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Aplikasi e-SPT

merupakan aplikasi yang diberikan secara cuma-cuma oleh DJP kepada wajib

pajak. Dengan menggunakan aplikasi e-SPT, wajib pajak dapat merekam,

memelihara dan men-generate data digital SPT serta mencetak SPT beserta

lampirannya. Dengan demikian e-SPT adalah salah satu bentuk dari layanan DJP

untuk memberikan kemudahan bagi wajib pajak untuk memenuhi kewajiban

dalam pelaporan SPT.

2.2.4 Pengertian Electronic Filling System (E-Filling)

E-filing pada dasarnya adalah aplikasi yang disediakan DJP untuk

penyampaian SPT secara online melalau website DJP dengan memanfaatkan

sarana internet, sehingga dapat mempermudah wajib pajak dalam pembuatan dan

penyerhan SPT kepada DJP, tanpa perlu mengantri dikantor pajak, pembaruan
yang ditawarkan DJP agar wajib pajak merasa mudah dan nyaman dalam

melaksanakan kewajiban perpajakannya.

Menurut Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-47/PJ/2008 Tentang Tata Cara

Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan Penyampaian Perpanjangan Surat

Pemberitahuan Tahunan Secara Elektronik (e-FILING) Melalui Perusahaan

Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), e-filing adalah suatu cara penyampaian SPT

Tahunan dan penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan SPT Tahunan secara

elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui Penyedia Jasa

Aplikasi (ASP). Jadi, wajib pajak dapat melaporkan SPT dimana saja tanpa harus

datang ke Kantor Pelayanan Pajak dan dapat dilakukan kapan saja. Alamat yang

telah ditunjuk oleh Dirketorat Jenderal Pajak terdiri dari :

http://www.pajakku.com

http://www.laporpajak.com

http://www.layananpajak.com

http://www.spt.co.id

e-filing melayani penyampaian dua jenis SPT, yaitu:

1. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Formulir 1770S. Yang digunakan

WP Orang Pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau

lebih pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari

kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas. Seperti karyawan, Pegawai

Negeri Sipil (PNS), Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian

Republik Indonesia (POLRI), serta pejabat Negara lainnya, yang memiliki


penghasilan lainnya antara lain sewa rumah, honor

pembicara/pengajar/pelatih dan sebagainya.


2. SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Formulir 1770SS. Formulir ini

digunakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai penghasilan

selain dari usaha dan/atau pekerjaan bebas dengan jumlah penghasilan

bruto tidak lebih dari Rp60.000.000,00 setahun (pekerjaan dari satu atau

lebih pemberi kerja).

Tujuan diciptakan sistem e-filing ini adalah agar wajib pajak memiliki

alternatif lain dalam penyampaian laporan SPTnya. Selain dengan cara manual

yang dapat membutuhkan proses waktu yang lebih lama, dengan adanya sistem e-

filing ini pelaporan SPT akan lebih cepat, dan akurat karena dapat digunakan

dimana saja dan kapan saja sehingga lebih efisien dan efektif.

2.2.4.1 Prosedur Pemenuhan Kelengkapan Untuk Menggunakan E-filing

Sebelum dapat menyampainkan SPT melalui sistem e-filing wajib pajak

diharuskan memenuhi kelengkapan Electronic Indentification Filing Number (e-

FIN), e-FIN ini adalah nomor identifikasi yang diberikan kantor pajak untuk dapat

masuk ke sistem e-filing.

Menurut Kirana (2010), alat kelengkapan e-filing meliputi Penyedia Jasa

Aplikasi (ASP), Surat permohonan memperoleh e-FIN, e-FIN atau Electronic Filing

Identification Number, Digital Certificate, e-SPT, bukti penerimaan e-SPT.

Penjelasan mengenai alat kelengkapan e-Filing adalah sebagai berikut:

1. ASP atau Application Service Provider atau Penyedia Jasa Aplikasi adalah

perusahaan yang telah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang
dapat menyalurkan penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara

elektronik langsung ke Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

2. Surat Permohonan memperoleh e-FIN adalah surat yang diajukan oleh

wajib pajak sebagai permohonan untuk melaksanakan e-filing.

3. E-FIN atau Electronic Filing Identification Number adalah nomor identitas

yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat terdaftar

kepada Wajib Pajak (WP) yang mengajukan permohonan e-Filing. E-FIN

ini tidak sama dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).


4. Digital Certificate adalah sebuah sertifikat berbentuk digital yang

diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk kepentingan

pengamanan data SPT. Sertifikat ini mirip dengan sertifikat yang diberikan

oleh pihak yang berkompeten untuk menjamin validitas transaksi saat

melakukan pembayaran secara online. Sertifikat ini digunakan untuk

proteksi data SPT dalam bentuk encryption (pengacakan) sehingga hanya

bisa dibaca oleh sistem tertentu (dalam hal ini sistem penerimaan SPT

ASP dan Direktorat Jenderal Pajak) dengan nama dan Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP) tertentu pula

5. E-SPT adalah Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan

Tahunan (SPT) yang berbentuk formulir elektronik (Compact Disk) yang

merupakan pengganti lembar manual SPT. E-SPT ini tersedia untuk

berbagai jenis laporan dan dapat diperoleh di Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) dimana wajib pajak terdaftar. E-SPT ini juga dapat dibeli melalui

layanan pajak.
6. Bukti Penerimaan SPT Elektronik adalah bukti penerimaan Surat

Pemberitahuan (SPT) yang dikirimkan lewat Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

secara online. Fungsi bukti penerimaan ini adalah sama dengan bukti

penerimaan SPT secara offline.


2.2.4.2 Prosedur Penyampaian SPT Melalui e-filing
Prosedur penyampaian SPT melalui e-filing adalah sebagai berikut

(www.klinik-pajak.com) :

1. Wajib Pajak menyampaikan Surat Permohonan memperoleh e-FIN Kantor

Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau melalui website

Direktorat Jenderal Pajak (www.pajak.go.id).


2. Direktorat Jenderal Pajak via Kantor Pelayanan Pajak memberikan e-FIN.
3. Wajib Pajak mendaftar ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) dan meminta

Digital Certificate ke Direktorat Jenderal Pajak melalui Penyedia Jasa

Aplikasi (ASP).
4. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan

Digital Certificate melalui Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).


5. Wajib Pajak melakukan e-filing ke Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang

diteruskan ke Kantor Pelayanan Pajak.


6. Direktorat Jenderal Pajak melalui Kantor Pelayanan Pajak memberikan

bukti penerimaan e-SPT.


7. Wajib Pajak menyampaikan print out dari Penyedia Jasa Aplikasi (ASP)

berupa induk SPT yang sudah diberi bukti penerimaan elektronik, ditanda

tangani dan dilampiri sesuai ketentuan Kantor Pelayanan Pajak.


2.2.5 Pengertian Theory of Reasoned Action (TRA)

Theory of Reasoned Action (TRA) yaitu sikap yang mempengaruhi perilaku

lewat suatu proses pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan

dampaknya hanya terbatas pada tiga hal yaitu pertama, prilaku tidak banyak
ditentukan oleh sikap umum tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu.

Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga norma-norma

objektif yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan agar kita

perbuat. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku

bersama norma-norma subjektif membentuk niat berprilaku tertentu (Ajzen dan

Fisbein,1980).

2.2.6 Pengertian Technology Acceptance Model (TAM)


TAM merupakan salah satu teori tentang penggunaan sistem teknologi

informasi yang dianggap sangat berpengaruh dan umumnya digunakan untuk

menjelaskan penerimaan individual terhadap penggunaan sistem teknologi

informasi. Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Davis (1989). Teori ini

dikembangkan dari Theory of Reasoned Action atau TRA oleh Ajzen dan Fishbein

(1980). Davis (1989) menyatakan TAM merupakan model yang digunakan untuk

memprediksi penerimaan pengguna terhadap teknologi berdasarkan dua variabel,

yaitu persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi kemudahan

penggunaan (perceived ease of use). Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness)

didefinisikan sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan

suatu item, maka akan dapat meningkatkan kinerja pengguna tersebut. Sedangkan

persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai

tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat digunakan dengan mudah dan

dapat dipelajari sendiri.


Pratama (2008) mengungkapkan penerimaan pengguna atau pemakai

teknologi informasi menjadi bagian dari riset dari penggunaan teknologi

informasi, sebab sebelum digunakan dan diketahui kesuksesannya, terlebih dahulu


dipastikan tentang penerimaan atau penolakan atas penggunaan teknologi

informasi tersebut. Penerimaan pengguna teknologi informasi sangat erat

kaitannya dengan variasi permasalahan pengguna dan potensi imbalan yang

diterima jika teknologi informasi diaplikasikan dalam aktivitas pengguna

kaitannya dengan aktivitas perpajakan.


2.2.7 Pengertian Theory of Planned Behavior (TPB)

Theory of Planned Behavior (TPB) atau teori perilaku terencana merupakan

teori yang mencakup tiga hal yaitu pertama, keyakinan tentang kemungkinan hasil

dan evaluasi dari perilaku tersebut (behavioral beliefs). Kedua keyakinan tentang

norma yang diharapkan dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut

(normative beliefs). ketiga keyakinan tentang adanya faktor yang dapat

mendukung atau menghalangi perilaku dan kesadaran akan kekuatan faktor

tersebut (control beliefs). control beliefs menimbulkan kontrol terhadap perilaku

tersebut (Ajzen, 1991). Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan

pengembangan lebih lanjut dari Theory of Reasoned Action (TRA) Ajzen (1991)

menambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA, yaitu persepsi kontrol

keprilakuan (perceived behavioral control).

2.2.8 Pengertian Task Technology Fit (TTF)


Teori Task Technology Fit (TTF) dikembangkan oleh Goodhue dan

Thompson (1995). TTF merupakan tingkat dimana teknologi membantu individu

dalam pelaksanaan tugas-tugasnya atau tugas jabatan. Model ini mengindikasikan

bahwa kinerja akan meningkat ketika sebuah teknologi menyediakan fitur dan

dukungan yang tepat dikaitkan dengan tugas. Goodhue dan Thomson (1995)

menyatakan bahwa pemakai akan memberikan nilai evaluasi yang positif tidak
hanya karena karakteristik sistem yang melekat, tetapi lebih pada sejauh mana

sistem dapat memenuhi kebutuhan tugas pemakai.


2.3 Kerangka Pemikiran

Pada dasarnya kerangka pemikiran diturunkan dari (beberapa) konsep/

toeri yang relevan dengan masalah yang diteliti, sehingga memunculkan asumsi-

asumsi atau proporsi yang dapat ditampilkan dalam bentuk bagan alur pemikiran,

yang apabila memungkinkan dapat dirumuskan ke dalam hipotesis operasional

atau hipotesis yang dapat di uji.

2.3.1 Pengaruh Presepsi Kegunaan Terhadap Penggunaan e-filing

Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat

kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan suatu item, maka akan dapat

meningkatkan kinerja pengguna tersebut (Davis,1989). Wiyono (2008)

menjelaskan bahwa persepsi kegunaan merupakan persepsi terhadap kemanfaatan

didefinisikan sebagai suatu ukuran dimana penggunaan suatu teknologi dipercaya

akan mendatangkan manfaat bagi orang yang menggunakannya.

Presepsi kegunaan adalah perilaku individu yang menyatakan bahwa

pengunaan sistem informasi akan mingkatkan kinerja. Dalam hal ini penggunaan

e-filing apabila sesorang mengitepretasikan bahwa penggunaan e-filing dapat

meningkat kinerja maka ia akan menggunakan sistem tersebut. Pada penelitian

yang dilakukan Laihad (2013) dan Lavenia (2014) menyatakan bahwa presepsi

kegunaan berpengaruh signifikan terhadap penggunaa e-filing.

2.3.2 Pengaruh Presepsi Kemudahan Terhadap Penggunaan e-filing


Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan

sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat digunakan dengan


mudah dan dapat dipelajari sendiri (Davis,1989). Berdasarkan definisi tersebut,

dapat dikatakan bahwa kemudahan penggunaan mampu mengurangi usaha

seseorang baik waktu maupun tenaga untuk mempelajari sistem atau teknologi

karena individu yakin bahwa sistem atau teknologi tersebut mudah untuk

dipahami. Sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem

tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh

penggunanya. Pada penelitian yang dilakukan Desmayanti (2012) dan Laihad

(2013) menunjukan bahwa presepsi kemudahan berpengaruh terhadap

penggunaan e-filing.
Persepsi kemudahan (perceived ease of use) merupakan keyakinan atau

penilaian seseorang bahwa sistem teknologi informasi (e-Filing) yang akan

digunakan tidak merepotkan saat akan digunakan dan mudah dipahami. Ketika

seseorang menilai dan meyakini bahwa suatu sistem informasi mudah digunakan

maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya ketika seseorang menilai dan

meyakini bahwa suatu sistem informasi tidak mudah digunakan maka dia tidak

akan menggunakannya.
2.3.3 Pengaruh Keamanan dan Kerahasiaan Terhadap Penggunaan e-filing

Keamanan berarti bahwa penggunaan sistem informasi itu aman, resiko

hilangnya data atau informasi sangat kecil, dan resiko pencurian rendah.

Sedangkan kerahasiaan berarti bahwa segala hal yang berkaitan dengan informasi

pribadi pengguna terjamin kerahasiaannya, tidak ada pihak ketiga yang dapat

mengetahuinya Isu keamanan dan kerahasiaan menjadi isu yang paling

diperhatikan oleh pengguna dalam penggunaan sistem informasi (Firmawan, 2009

dalam Sugihanti, 2011).


Menurut Desmayanti (2012), keamanan sistem informasi adalah

manajemen pengelolaan keamanan yang bertujuan mencegah, mengatasi, dan

melindungi berbagai sistem informasi dari resiko terjadinya tindakan ilegal seperti

penggunaan tanpa izin, penyusupan, dan perusakan terhadap berbagai informasi

yang di miliki. Kerahasiaan (Bahasa Inggris: secrecy) adalah praktik pertukaran

informasi antara sekelompok orang, bisa hanya sebanyak satu orang, dan

menyembunyikannya terhadap orang lain yang bukan anggota kelompok tersebut.

Suatu sistem informasi dapat dikatakan baik jika keamanan sistem tersebut dapat

diandalkan. Keamanan sistem ini dapat dilihat melalui data pengguna yang aman

disimpan oleh suatu sistem informasi. Data pengguna ini harus terjaga

kerahasiaannya dengan cara data disimpan oleh sistem sehingga pihak lain tidak

dapat mengakses data pengguna secara bebas (Dewi, 2009 dalam

Desmayanti,2012). Dalam penelitian Desmayati (2012) dan Lavenia (2014)

menyatakan bahwa keamanan dan kerahasiaan berpengaruh signifikan terhadap

penggunaan e-filing. Jika Wajib Pajak merasakan aman dalam penggunaan sistem

e-Filing dan semua informasi atau data tentang dirinya terjamin kerahasiaannya,

maka mereka akan menggunakan e-Filing dalam pelaporan SPT.

Berdasarkan teori yang telah diuraikan diatas maka kerangka pemikiran

pada penelitian ini adalah sebagai berikut :


PRESEPSI KEGUNAAN
(X1)

PRESEPSI KEMUDAHAN PENGGUNAAN E-FILLING


(X2) (Y)

KEAMANAN DAN
KERAHASIAAN
(X3)

Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran Penelitian

KETERANGAN :
Pengaruh secara Parsial

Pengaruh secara Simultan

2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalalah

yang akan diteliti, berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis pada

penelitian ini adalah :


1. Presepsi Kegunaan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing wajib

pajak di Kota Palu


2. Presepsi Kemudahan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing wajib

pajak di Kota Palu


3. Keamanan dan Kerahasiaan berpengaruh terhadap penggunaan e-filing

wajib pajak di Kota Palu


4. Presepsi Kegunaan, Presepsi Kemudahan, Keamanan dan Kerahasiaan

berpengaruh terhadap penggunaan e-filing wajib pajak di Kota Palu


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

menganalisis presepsi kegunaan, peresepsi kemudahan, keamanan dan

kerahasiaan terhadap penggunaan e-filing wajib pajak di Kota Palu, maka jenis

penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif. Menurut Sugiyono

(2010:100) penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh dua variabel atau lebih.


3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi pada penelitian ini adalah di Kota Palu, dengan peritmbangan

bahwa untuk melihat penerimaan wajib pajak terhadap sistem informasi (e-filing)

sebagai sarana penyampaian SPT, serta peneliti belum mendapatkan penelitian

terdahulu yang melakukan penelitan sejenis yang dilakukan di kota Palu,

salanjutnya sebagai bahan pertimbangan penelitian dilakukan di Kota Palu adalah

secara teknis didasari pada kesempatan, biaya, yang peneliti miliki selaku peneliti
3.2.2 Waktu Penelitian
Sebuah pengamatan atau penelitian terhadap suatu fenomena yang terjadi

di masyarakat membutuhkan suatu proses serta waktu yang lama, begitu pula
dengan penelitian ini yang akan dilakukan dalam kurun waktu Januari- Maret

2017.
3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulannya Sugiyono (2005), adapun

populasi dari penelitian ini adalah wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Palu
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Artinya sampel adalah sebagaian populasi yang memiliki

karakteristik yang dianggap mewakili keseluruhan populasi Sugiyono (2005).

Adapun yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak badan yang

terdaftar di KPP Pratama Palu.


3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel nantinya yang digunakan dalam penelitian ini

adalah convenience sampling yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan

untuk mengambil sampel secara bebas sekehendak peneliti. convenience sampling

pengambilan sampel nonprobabilitas dimana informasi atau data penelitian

diperoleh dari anggota populasi yang dapat mudah diakses oleh peneliti Uma

Sekaran (2013 : 230). Metode pengambilan sampel ini dipilih untuk memudahkan

pelakasanaan penelitian dengan pertimbangan jumlah populasi yang diteliti tidak

diketahui secara jelas sehingga terdapat kebebasan untuk memilih sampel secara

cepat dan murah.

3.4 Operasionalisasi Variabel


Untuk mempermudah dalam mengambil data penelitian nanantinya maka

terlebih dahulu perlu mengoperasionalisasikan variabel-variabel yang terdapat


pada kerangka pemikiran, dan juga untuk membedakan variabel bebas

(independen), dan variabel terkait (dependen), selanjutnya untuk variabel bebas

(independen) dinyatankan dengan simbol X , variabel terkait (dependen)

dinyatakan dengan simbol Y,


1. Variabel Indpenden (X)

Variabel indpenden atau variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi

variabel lain yang tidak bebas. Variabel bebas adalah variabel yang keberadaanya

tidak dipengaruhi oleh variabel lain, melainkan merupakan faktor penyebab yang

dapat mempengaruhi variabel lain yang tidak bebas (dependen). Suatu variabel

digolongkan variabel bebas apabila dalam hubunganya dengan variabel lain

memiliki fungsi sebagai variabel yang menerapkan variabel lainnya. Variabel

independen adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel dependen dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan pengukuran skala Likert 5 poin (5-

point likert scale) dengan preferensi jawaban sebagai berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)


2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
Skala Likert (Likert Scale) adalah skala interval yang spesifik

menggunakan lima pilihan, yaitu, sangat tidak setuju, tidak setuju, tidak

berpendapat, setuju, dan sangat setuju Uma Sekaran (2013 : 238). Pada penelitian

ini ada tiga variabel indepdenden yang digunakan dan diukur dengan skala

interval yaitu :
a. Presepsi Kegunaan (X1)
Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai tingkat

kepercayaan pengguna bahwa dengan menggunakan suatu item, maka akan dapat

meningkatkan kinerja pengguna tersebut (Davis,1989), Persepsi kegunaan

didefinisikan bagaimana individu menginterpretasikan kegunaan atau manfaat dari

pemakaian sistem. Jika individu menginterpretasikan bahwa e-filing dapat

menguntungkan dirinya, maka secara langsung akan menggunakan sistem e-filing.

Namun sebaliknya jika individu merasa kurang percaya atau tidak mengetahui

manfaat dari sistem e-Filing tersebut maka akan ragu untuk menggunakannya.
Mengenai persepsi kegunaan (perceived usefulness) dalam penelitian ini

dibuat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Susanto

(2011). Pada penelitian ini indikator yang digunakan meliputi (1) Menjadikan

pekerjaan lebih mudah, (2), Menambah produktifitas, dan (3) Mempertinggi

efektifitas,
b. Presepsi Kemudahan (X2)
Persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use) didefinisikan

sebagai tingkat kepercayaan pengguna bahwa sistem dapat digunakan dengan

mudah dan dapat dipelajari sendiri (Davis,1989). Persepsi kemudahan

didefinisikan bagaimana individu menginterpretasikan bahwa mempelajari dan

menggunakan sistem e-Filing merupakan hal yang mudah.


Mengenai persepsi kemudahan (perceived ease of use) dalam penelitian ini

dibuat berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Susanto

(2011). Pada penelitian ini indikator yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

(1) Mudah beradaptasi, (2) Mudah dipahami, (3) Mudah digunakan, dan (4)

Mudah untuk berinteraksi,


c. Keamanan dan Kerahasiaan
Menurut Desmayanti (2012), keamanan sistem informasi adalah

manajemen pengelolaan keamanan yang bertujuan mencegah, mengatasi, dan

melindungi berbagai sistem informasi dari resiko terjadinya tindakan ilegal seperti

penggunaan tanpa izin, penyusupan, dan perusakan terhadap berbagai informasi

yang di miliki.
Keamanan berarti bahwa penggunaan sistem e-Filing itu aman, resiko

hilangnya data atau informasi sangat kecil, dan resiko pencurian rendah.

Sedangkan kerahasiaan berarti segala hal yang berkaitan dengan informasi pribadi

pengguna (Wajib Pajak) terjamin kerahasiannya, tidak ada orang yang

mengetahuinya.
2. Variabel Dependen (Y)
d. Penggunaan e-filing (Y)

Variabel dependen atau variabel tergantung adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel lainnya. Atau dalam bahas Indonesia disebut dengan

variabel terkait. Variabel terkait merupakan merupakan variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, Sugiyono (2005).

Variabel dependen pada penelitian ini adalah penggunaan e-filing. Variabel ini

hanya diukur dengan satu indikator yaitu frekuensi penggunaan sistem e-filing.

Variabel dependen dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan pengukuran

skala Likert 5 poin (5-point likert scale) dengan preferensi jawaban sebagai

berikut:

1 = Sangat Tidak Setuju (STS)


2 = Tidak Setuju (TS)
3 = Netral (N)
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
Tabel 3.4

Matriks Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator Skala


Presepsi Kegunaan (X1) (1) Menjadikan pekerjaan Interval
Susanto (2011). lebih mudah, (2),
Menambah produktifitas,
dan (3) Mempertinggi
efektifitas
Presepsi Kemudahan (X2) (1) Mudah beradaptasi, (2) Interval
Susanto (2011) Mudah dipahami, (3)
Mudah digunakan, dan (4)
Mudah untuk berinteraksi
Keamanan dan (1) Aman, (2) Resiko Interval
Kerahasiaan (X3) hilangnya data atau
Desmayanti (2012) informasi sangat kecil, dan
(3) Resiko pencurian
rendah, (4) Informasi
pribadi pengguna terjamin
kerahasiannya,
Penggunaan e-filing (Y) (1) Frekuensi penggunaan Interval
Noviandini (2012) sistem
Sumber : Data diolah (2016)

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data adalah keterangan-keterangan mengenai sesuatu yang diperoleh

dalam satu penelitian untuk menjelaskan, menerangkan, dan memecahkan

masalah-masalah sesuai dengan konteks judul yang diambil dengan maksud

tujuan tersebut (Kuncoro. 2009:136). Data terbagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Data kualitatif merupakan data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik

atau data yang disajikan secara deskriptif atau yang berbentuk uraian.

2. Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk skala numerik

(angka-angka), namun dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka,

maka data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat diproses.

Sumber data menurut Kuncoro (2009:138) terbagi atas 2 bagian, yaitu

sebagai berikut:

1. Data Primer, Data yang di peroleh dengan survei lapangan yang menggunakan

semua metode pengumpulan data original.

2. Data Sekunder , Data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data yang di

publikasikan kepada masyarakat pengguna data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang merupakan data

penelitian yang diperoleh langsung dari sumbernya. Sumber data dalam penelitian
ini adalah sumber eksternal, yaitu diperoleh dari kuisioner yang dijawab oleh

Wajib Pajak Badan.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan data primer yang merupakan data yang

diperoleh langsung dari sumber data tersebut. Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah melalui survey. Peneliti akan membagikan langsung kuesioner

untuk dijawab oleh responden.

3.7 Teknik Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menguji adalah analisis regresi linier berganda

dengan program SPSS. Alasan penggunaan alat analisis regresi linier berganda

adalah karena regresi berganda cocok digunakan untuk analisis pengaruh.

Beberapa langkah yang dilakukan dalam analisis regresi linier berganda adalah

sebagai berikut:

3.7.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif yaitu metode statistika yang digunakan untuk

menggambarkan atau mendeskripsikan data yang telah dikumpulkan menjadi

sebuah informasi. Statistik deskriptif disini digunakan untuk memberikan

gambaran umum relevan kepada responden dengan menggunakan tabel frekuensi

distribusi yang merincikan mengenai jenis usaha responden, lama penggunaan


efilling, kebijakan instansi perusahaan. Juga menilai masing-masing variabel

variabel yang mendasari terhadap pengggunaan e-filling akan digunakan tabel

statistic descriptive yang menunjukkan rata-rata, maksimum, minimum, serta

median. Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan dari sampel

yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk dijadikan sampel

penelitian

3.7.2 Uji Reliabilitas dan Validitas

Untuk menguji apakah konstruk yang telah dirumuskan variabel reliabel

dan valid, maka perlu dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas.

1. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari varibael atau konstruk (Ghozali, 2011). Setiap alat pengukur

seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran relatif

konsisten dari waktu ke waktu, maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel Suatu

konstruk atau variabel dikatakan variabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

diatas 0,70 (Nunnaly, 1967 dalam Ghozali 2011).

2. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana skor/ nilai/ ukuran yang diperoleh

benar-benar menyatakan hasil pengukuran/ pengamatan yang ingin diukur. Uji

validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner yang

digunakan terhadap indikator-indikator yang membentuk konstruk variabel


penelitian. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan pengujian terhadap asumsi-asumsi penting

yang harus terpenuhi sebagai syarat menggunakan model regresi Penjelasan setiap

uji asumsi klasik tersebut sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi,

variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji

normalitas akan terpenuhi jika jumlah sampel yang digunakan lebih dari satu atau

sama dengan tiga puluh. Mengetahui normalitas distribusi data dapat dilakukan

dengan menggunakan One Sample Kolmogrof Smirnov-Test (nilai = 5%).

Pemilihan Kolmogrof Smirnov-Test sebagai alat ukur normalitas bertujuan untuk

mengetahui nilai signifikannya, jika nilai signifikasi dari pengujian Kolmogrof

Smirnov-Test lebih besar dari 0.05 maka data mempunyai distribusi normal

Ghozali (2006).

2. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas akan mengakibatkan koefisien regresi tidak pasti atau

mengakibatkan kesalahan standarnya menjadi tidak terhingga sehingga

menimbulkan bias spesifikasi. Uji multikolinearitas bertujuan menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Apabila

terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas (multiko).


Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Pendeteksian adanya multiko yakni jika besaran VIF (Variance

Inflation Factor) dan tolerance suatu model regresi yang bebas multiko adalah:

1. Mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 (satu)


2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 (satu)
3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model

regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas tetapi jika varians

beda, maka disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak

terjadi heterokedastisitas.

Pendeteksian heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik, di mana sumbu X adalah Y yang telah diprediksi dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi Y sesungguhnya) yang telah di-

studentized. Dasar pengambilan keputusan:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point) yang ada

membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar

kemudian menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas.


2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.7.4 Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda.

Penggunaan analisis linear berganda ini, dikarenakan variabel independen dan

dependen yang diperoleh dianggap terdapat hubungan linear. Analisis linear


berganda digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y). Analisis regresi berganda diformulasikan dengan:

Y = +1X1+ 2X2+ .+kXk +e

Keterangan:
Y : Variabel Terikat
: Konstanta
1-k : Koefisien Regresi
X1, X2 : Variabel Bebas
e : Error

Variabel independen penelitian ini adalah presepsi Kegunaan (X1),

Presepsi Kemudahan (X2), Keamanan dan Kerahasiaan (X3) variabel dependen

(Y) adalah Penggunaan e-filing. Adapun persamaan matematis regresi linear

berganda, apabila diaplikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = +1X1+ 2X2+ 3X3+e

Keterangan:
Y : Penggunaan e-filing
X1 : Presepsi Kegunaan
X2 : Presepsi Kemudahan
X3 : Keamanan dan Kerahasiaan
a : Konstanta
b1 - bn : Parameter yang diberi nama koefisien regresi
e : Variabel Gangguan (standard error)

3.7.5 Pengujian Hipotesis


1. Pengujian Simultan (Uji statistik F)

Pengujian ini bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Uji F dapat dilakukan dengan

melihat tingkat signifikansi F pada output hasil regresi menggunakan SPSS

dengan level of significant 5%. Jika nilai signifikan lebih besar dari 5% maka
hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), artinya tidak adaa pengaruh

secara simultan antara variabel indpenden (X) terhadap variabel dependen (Y).

Jika nilai signifikan lebih kecil dari 5% maka hipotesis diterima (koefisien regresi

signifikan). Artinya ada pengaruh secara simultan antara variabel independen (X)

terhadap variabel dependen (Y)

2. Pengujian Parsial (Uji Statistik t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan. Pengujian parsial

digunakan uji t. cara melakukan uji t adalah dengan membandingkan t hitung

dengan t tabel pada derajat kepercayaan 5%. Pengujian ini menggunakan kriteria

Ho: =0 artinya tidak ada pengaruh antara presepsi kegunaan, presepsi

kemudahan, keamanan dan kerahasiaan terhadap penggunaan e-filing. Ho: 0

artinya ada pengaruh signifikan antara pengaruh presepsi kegunaan, presepsi

kemudahan, keamanan dan kerahasiaan terhadap penggunaan e-filing . Jika t

hitung lebih kecil t tabel maka Ho diterima dan H1 ditolak. Dan sebaliknya, jika t

hitung lebih besar t tabel maka Ho ditolak dan H1 diterima, (Imam Ghozali,

2006).

3. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R ) digunakan untuk mengetahui sejauh mana


2

kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen dengan adanya regresi

linear berganda. Jika R yang diperoleh mendekati 1 maka dapat dikatakan


2

semakin kuat model tersebut menerangkan variabel independen terhadap

dependen. Uji regresi berganda ini dianalisis pula besarnya koefisien determinan
parsial (r2) digunakan untuk masing-masing variabel bebas. Menghitung (r2)

digunakan untuk masing-masing variabel beabas. Semakin besar (r2) digunakan

maka semakin besar variasi sumbangannya terhadap variabel terikat.

DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I., dan Fishbein, M. 1980. Understanding attitudes and Predicting Social
Behavior. NJ: Prentice Hall. New Jersey.

Ajzen, I. 1991.The Theory Of Planned Behavior. Organizational Behavior and


Human Decision Processes 50,179-211

Davis, F.S. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and Acceptance
of Information System Technology. MIS Quarterly Vol. 13, No. 3, h 319-
339.University of Minessota.Minessota.

Desmayanti Esy Zulaikha. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan


Fasilitas e-filling Oleh Wajib Pajak Sebagai Sarana Penyampaian SPT Masa
Secara online dan realtime (Kajian Empiris Di Wilayah Kota Semarang).
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 1, Nomor 1, Tahun
2012, Halaman 1-12.
Direktorat Jendral Pajak. 2004. Keputusan Direktur Jendral Pajak, KEP-
88/PJ/2004. Tentang Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik.

Direktorat Jendral Pajak. 2005. Keputusan Direktur Jendral Pajak, KEP-


05/PJ/2005. Tata cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Secara Elektronik
(e-filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).

Direktorat Jenderal Pajak. 2008. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor


47/PJ/2008 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan Dan
Penyampaian Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan
Secara Elektronik (E-Filing) Melalui Perusahaan Penyedia Jasa
Aplikasi(ASP).
Direktorat Jenderal Pajak. 2013. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor
36/PJ/2013 tentang Perubahan Atas Peraturan DJP Nomor PER-47/PJ/2008
tentang tata cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dan Penyampaian
Pemberitahuan Perpanjangan Surat Pemberitahuan Tahunan secara
Elektronik (e-Filing) melalui Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP).
Direktorat Jendral Pajak. 2015. Peraturan Direktur Jenderal Pajak, PER-
03/PJ/2015. Tentang penyampaian surat Pemberitahuan Elektronik.

Finance.detik.com. 2016. Ini Keluhan Wajib Pajak Saat Lapor SPT Lewat e-
filing. http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3169063/ini-keluhan-
wajib-pajak-saat-lapor-spt-lewat-e-filing. Diakses 18 Oktober 2016.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi
3. Semarang Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Universitas Diponegoro.Semarang.
Goodhue, D.L, dan Thompson R.L.1995. Task Technology Fit and Individual
Performance. MIS Quarterly, Vol. 19, No.2,pp 213-236. University of
Minessota.Minessota.

Herawan Levenia dan Waluyo. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penggunaan e-filing (Studi Di Wilayah KPP
Pratama Kosambi). Ultima Accounting Vol 6. No.2. Desember 2014.
Mardiasmo.2011. Perpajakan Edisi Revisi 2011 .Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kirana, Gita Gowinda. 2010. Analisis Perilaku Penerimaan Wajib Pajak
Terhadap Penggunaan E-filling. Semarang : Universitas Diponegoro.Skripsi.
Kuncoro, Mudrajat. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Erlangga,
Jakarta.

Laihad Risal C.Y. 2013. Pengaruh Perilaku Wajib Pajak Terhadap Penggunaan e-
filing Wajib Pajak Di Kota Manado. Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis,
Dan Akuntansi Vol 1 No 3 September 2013 Hal 44-51 ISSN 2303-1174.
Lie Ivana dan Arja Sujiarto. 2013. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan e-filing. TAX & ACCOUNTING
REVIEW, VOL. 3, NO.2, 2013.
Mentri Keuangan Republik Indonesia.2007. Peraturan Nomor 181/pmk.03/2007
Tentang Surat Pemberitahuan (SPT).
Mujiyati, Karmila, dan Septiyara Wahyuningtyas. 2015. Faktor Faktor Yang
Mepengaruhi Penggunaan E-filing Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi
Empiris Pada Wajib Pajak Di KPP Sukoharjo Dan KPP Surakarta). Syariah
Paper Accounting FEB UMS, Seminar Nasional dan The 3rd Call for Syariah
Paper ISSN 2460-0784.
Noviandini Nurul Citra. 2012. Pengaruh Presepsi Kebermanfaatan, Presepsi
Kemudahan Penggunaan,dan Kepuasan Wajib Pajak Terhadap Penggunaan
e-filing Bagi Wajib Pajak Di Yogyakarta. Jurnal Nominal / Volume I Nomor
I / Tahun 2012.
Pandiangan, Liberti. 2008. Modernisasi dan Reformasi Pelayanan Perpajakan.
PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Pratama, Agustyan. 2008. Analisis Technology Acceptance Model (TAM) dan


Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Sistem Informasi
Berbasis Komputer. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro.
Republik indonesian.2007. Undang-Undang Republik Indonesia No.28 Tahun
2007 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan.

Salim Emil, Dwi Fitri Puspa, dan Yeasy Darmayanti. 2014. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penggunaan Fasilitas e-filling Oleh Wajib Pajak Sebagai
Sarana Penyampaian SPT Masa Secara Online dan Realtime (Studi Empiris
Pada Wajib Pajak Badan Di KPP Madya Jakarta Pusat). Jurnal Univeristas
Bung Hatta Vol 4 No 1 2014.

Sekaran Uma. 2013. Research Methods For Business. Edisi 4 Buku 1 Penerbit
Salemba Empat Jakarta.

Sugihanti, Winna Titis.2011. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Minat


Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-Filling (Studi Empiris Pada
Wajib Pajak Badan Kota Semarang). Skripsi

Sugiyono. 2005. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. CV. Alfabeta, Bandung

Susanto, Nugroho Agung. 2011. Analisis Perilaku Wajib Pajak terhadap


Penerapan Sistem e-Filling Direktorat Jenderal Pajak. Skripsi. Fakultas
Ekonomi, Universitas Indonesia.

Wibisono Lisa Tamara dan Agus Arianto Toli. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Wajib Pajak Dalam Penggunaan e-filing Di Surabaya.
TAX & ACCOUNTING REVIEW, VOL. 4, NO.1, 2014

Wiyono,Adrianto Sugiarto. 2008. Evaluasi Penerimaan Wajib Pajak terhadap


Penggunaan E-Filing sebagai Sarana Pelaporan Pajak secara Online dan
Realtime. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.11,No.2,h.117-
132.Universitas Gajah Mada.Yogyakarta

Wowor Ricky Alfiando, Jeny Morasa, dan Ingriani Elim. 2014. Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Wajib Pajak Untuk Menggunakan E-
Filling. Jurnal Ekonomi, Manajemen,Bisnis, Dan Akuntansi, Vol.2 No.3
September 2014, Hal. 1340-1349 ISSN 2303-1174.

www.klinikpajak.co.id/klinik+pajak+-+portal+informasi+tentang+pajak/

You might also like