Professional Documents
Culture Documents
BAB I
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi Fisiologi
Paru. Paru-paru adalah salah satu organ sistem pernafasan yang berada
di dalam kantung yang dibentuk oleh pleura parietalis dan pleura
viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak, elastik, dan berada dalam
rongga toraks, sifatnya ringan terapung di dalam air. Paru-paru
berwarna keabu-abuan dan berbintik-bintik akibat partikel-partikel debu
yang masuk dimakan oleh fagosit.
3
berlangsung dengan bantuan gerak dinding dada. Inspirasi terjadi
karena kontraksi otot pernafasan yaitu muskulus interkostalis dan
diafragma yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara
akan terhisap melauli trakea dan bronkus.
Lobus. Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri aras lobus
bawah dan atas, sedangkan paru kanan memiliki lobus atas, tengah dan
bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi dua segmen yang
dipisahkan oleh fisura, yang merupakan perluasan pleura.
Alveoli. Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun
dalam kluster antara 15 sampai 20 alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini
sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk satu lembar, akan
menutupi area 70 meter persegi. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar. Sel-
sel alveolar tipe I adalah selepitel yang membentuk dinding alveolar.
Sel-sel alveolar tipe II sel-sel yang aktif secara metabolic, mensekresi
surfaktan, suatu fosfolid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing dan
bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting.
(http://www.scribd.com/doc/39578527/Askep-Pneumotoraks-Dan-
Hemotoraks)
B. Definisi
5
normal paru. (Brunner & Suddarth, 2001)
C. Etiologi
1. Pneumotoraks tertutup
2. Pneumotoraks tension
3. Pneumotoraks terbuka
akefektifan
Terpasang
disposisi Respon
Adanya
pola
: traumabullownyeri
hubungan
nafas langsung
drainase/WSD
tembus ke pleura, antara
Gangguan
trauma rongga
ventilasi
tumpul
Edema pleura
pada dengan
dada,
trakeal/faringealTB nafas
paru, luarKeluhan
udaraemfisema, sistemis
kanker paru
Ketidakefektifan bersihan jalan
Kebocoran di bagian paru yang berisi udara melalui robekan atau pecahnya pleura
Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari keb.tubuh
7
Trauma pada toraks
siko tinggi trauma
Nyeri
n
F. Manifestasi Klinis (Barbara Engram, 1997)
1. Pneumotoraks tertutup :
- Takikardi
- Diaforesis
2. Pneumotoraks tension :
3. Pneumotoraks terbuka
9
- Observasi luka dada terbuka terhadap bunyi seperti hisapan
4. Hemotoraks
11
1. Pneumororaks Tension :
a. Di tempat kejadian ;
- Oksigen tambahan
b. Di rumah sakit :
2. Pneumotoraks Terbuka :
a. Di tempat kejadian :
- Oksigen tambahan
b. Di rumah sakit :
- Oksigen tambahan
3. Pneumotoraks Tertutup :
a. Oksigen tambahan
b. Pasang selang dada yang dihubungkan dengan system WSD
4. Hemotoraks :
d. Oksigen tambahan
1. Pengkajian :
1. Pneumotoraks :
13
- Penggunaan otot asesori pernafasan
- Takikardi
- Diaphoresis
- Kemungkinan sianosis
- Syok
2. Pneumotoraks tension :
3. Pneumotoraks terbuka
4. Hemotoraks :
Intervensi :
- Pantau status pernafasan setiap 2 jam selama fase akut, setiap 8
jam bila stabil
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
15
- Pantau warna dan konsistensi sputum
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
17
Brunner & Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah.Jakarta:EGC
http://www.scribd.com/doc/39578527/Askep-Pneumotoraks-Dan-Hemotoraks