You are on page 1of 18

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

ASUHAN KLIEN DENGAN PNEUMOTHORAK DAN HEMOTHORAK

SABTRIA WINDA SARI

STIKes PAYUNG NEGERI PEKANBARU

DOSEN PEMBIMBING : Ns. SRI YANTI,M.Kep.Sp.KMB

BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas lain dalam


kantung pleura. Kelainan ini dapat terjadi pada dewasa muda yang
tampak sehat. Pneumotoraks sekunder terjadi pada ruptur semua lesi
paru yang terletak dekat permukaan pleura sehingga udara inspirasi
memperoleh akses ke rongga pleura. Lesi pleura ini dapat terjadi pada
emfisema, abses paru, tuberculosis, karsinoma, dan banyak proses
lainnya. Alat bantu ventilasi mekanisme dengan tekanan tinggi juga
dapat menyebabkan pneumotoraks sekunder. (Robbins, 2007)

Hemotoraks, penimbunan darah utuh (berbeda dengan efusi berdarah)


di rongga pleura, adalah suatu penyulit ruptur aneurisma aorta
intratoraks yang hampir selalu mematikan. Pada hemotoraks, berbeda
dengan efusi pleura yang mengandung darah, darah membeku di dalam
rongga pleura. (Robbins, 2007)

Keseriusan masalah tergantung pada jumlah dan kecepatan perdarahan


toraks. Rongga pleura dapat didekompresi dengan aspirasi jarum
(torasentesis) atau drainase selang dada darah dan udara. Paru
kemudian mampu untuk mengembang kembali dan kembali melakukan
fungsinya dalam pernafasan. (Brunner & Suddarth, 2001)

B. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu


menjelaskan tentang asuhan keperawatan klien dengan pneumotoraks
dan hemotoraks.
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Anatomi Fisiologi

Paru. Paru-paru adalah salah satu organ sistem pernafasan yang berada
di dalam kantung yang dibentuk oleh pleura parietalis dan pleura
viseralis. Kedua paru-paru sangat lunak, elastik, dan berada dalam
rongga toraks, sifatnya ringan terapung di dalam air. Paru-paru
berwarna keabu-abuan dan berbintik-bintik akibat partikel-partikel debu
yang masuk dimakan oleh fagosit.

Toraks. Kerangkan rongga toraks, meruncing pada bagian atas dan


berbentuk kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra torakalis, 10 pasang
iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang
yang melayang. Kartilago dari 6 iga memisahkan articulasio dari
sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi
kostal sebelum menyambung pada tepi bawah sternum. Perluasan
rongga pleura diatas klavikula dan diatas organ dalam abdomen penting
untuk dievaluasi pada luka tusuk. Musculus pectoralis mayor dan minor
merupakan muskulus utama dinding anterior toraks. Musculus latisimus
dorsi, trapezius, rhomboideus, dan musculus gelang bahu lainnya
membentuk lapisan musculus posterior dinding posterior toraks. Tepi
bawah musculus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris
posterior. Dada berisi organ vital paru dan jantung, pernafasan

3
berlangsung dengan bantuan gerak dinding dada. Inspirasi terjadi
karena kontraksi otot pernafasan yaitu muskulus interkostalis dan
diafragma yang menyebabkan rongga dada membesar sehingga udara
akan terhisap melauli trakea dan bronkus.

Pleura. Bagian terluar paru-paru dikelilingi oleh membran halus, licin,


yaitu pleura yang juga meluas untuk membungkus dinding interior
toraks dan permukaan superior diafragma. Pleura parietalis melapisi
toraks, dan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antar kedua pleura ini
terdapat ruang yang disebut spasium pleura, yang mengandung
sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan memungkinkan
keduanya bergeser dengan bebas selama ventilasi.

Ruang interkostal. Pleura parietalis hampir semua merupakan lapisan


dalam, diikuti oleh tiga lapis muskulus-muskulus yang mengangkat iga
selama respirasi tenang/normal. Vena, arteri nevus dari tiap rongga
interkostal berada dibelakang tepi bawah iga. Karena jarum
torakosentetis atau klein yang digunakan untuk masuk ke pleura harus
dipasang melewati bagian atas iga yang lebih bawah dari sela iga yang
dipilih.

Diafragma. Bagian muscular perifer berasal dari bagian bawah iga


keenam dan kartilagokosta, dari vertebra lumbalis, dan dari lengkung
lumbokostal ; bagian muscular membentuk tendo sentral. Nervus
frenikus mempersarafi motorik. Diafragma yang naik setinggi puting
susu, turut berperan sekitar 75 % dari ventilasi paru-paru selama
respirasi biasa atau tenang.

Mediastinum. Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks


menjadi dua bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura.
Semua struktur toraks kecuali paru-paru terletak antara kedua lapisan
pleura.

Lobus. Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri aras lobus
bawah dan atas, sedangkan paru kanan memiliki lobus atas, tengah dan
bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi dua segmen yang
dipisahkan oleh fisura, yang merupakan perluasan pleura.

Bronkus dan Bronkiolus. Terdapat beberapa divisi bronkus di dalam


setiap lobus paru. Pertama adalah bronkus lobaris, bronkus lobaris
dibagi menjadi bronkus segmental yang merupakan struktur yang dicari
ketika memilih posisi drainage postural yang paling efektif untuk pasien
tertentu. Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus
subsegmental. Bronkus subsegmental kemudian membentuk
percabangan menjadi bronkiolus, yang tidak mempunyai kartilago
dalam dindingnya.

Alveoli. Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun
dalam kluster antara 15 sampai 20 alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini
sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk satu lembar, akan
menutupi area 70 meter persegi. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar. Sel-
sel alveolar tipe I adalah selepitel yang membentuk dinding alveolar.
Sel-sel alveolar tipe II sel-sel yang aktif secara metabolic, mensekresi
surfaktan, suatu fosfolid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang
merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing dan
bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting.
(http://www.scribd.com/doc/39578527/Askep-Pneumotoraks-Dan-
Hemotoraks)

B. Definisi

Pneumotorak adalah keadaan terdapatnya udara atau gas lain dalam


kantung pleura. Hemotoraks adalah penimbunan darah utuh (berbeda
dengan efusi berdarah) di rongga pleura. Pada cedera dada hebat,
darah seringkali terkumpul dalam rongga dada karena robeknya
pembuluh interkosta, laserasi paru, atau keluarnya udara dari paru yang
cedera ke dalam ruang pleura. Seringkali, baik darah dan udara
ditemukan dalam rongga dada. Cedera dada dapat mengganggu fungsi

5
normal paru. (Brunner & Suddarth, 2001)

C. Etiologi

Pneumotoraks kebanyakan terjadi disebabkan oleh kecelakaan lalu


lintas yang umumnya berupa trauma tumpul dinding toraks yang
merobek dinding pleura. Dapat juga disebabkan oleh trauma tajam
dinding toraks.

Hemotoraks disebabkan oleh trauna tumpul atau trauma tajam pada


dada, yang menyebabkan robeknya membrane serosa pada dinding
dada bagian dalam. Hal ini akan menyebabkan darah mengalir ke dalan
rongga pleura, yang akan menyebabkan penekanan pada paru.
(http://www.scribd.com/doc/39578527/Askep-Pneumotoraks-Dan-
Hemotoraks)

D. Klasifikasi (Barbara Engram, 1998)

Pneumotoraks diklasifikasikan menjadi :

1. Pneumotoraks tertutup

2. Pneumotoraks tension

3. Pneumotoraks terbuka
akefektifan
Terpasang
disposisi Respon
Adanya
pola
: traumabullownyeri
hubungan
nafas langsung
drainase/WSD
tembus ke pleura, antara
Gangguan
trauma rongga
ventilasi
tumpul
Edema pleura
pada dengan
dada,
trakeal/faringealTB nafas
paru, luarKeluhan
udaraemfisema, sistemis
kanker paru
Ketidakefektifan bersihan jalan
Kebocoran di bagian paru yang berisi udara melalui robekan atau pecahnya pleura
Perubahan pemenuhan nutrisi kurang dari keb.tubuh

Gang. Pemenuhan ADL


E. Patofisiologi/WOC Pneumotoraks :
Kecemasan

7
Trauma pada toraks
siko tinggi trauma
Nyeri

Kerusakan integritas jaringan

Risikko tinggi infeksi


testinum, perdarahan intraalveolar, Cedera jaringan lunak, cedera/hilangnya continuitas struktur tulang
kolaps arteri

mulasi darah di kantung pleura Nyeri, adanya luka pascatrauma

Nyeri, kerusakan integritas jaringan, risiko tinggi infeksi


asi : pengembangan paru tidak optimal

Hemotoraks : Edema trakeal/faringeal


dakefektifan polaTerpasang
nafas drainase/WSD

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

siko tinggi trauma

pemenuhan nutrisi kurang dari keb. Tubuh


Keluhan sistemis
ilitas fisik

n
F. Manifestasi Klinis (Barbara Engram, 1997)

1. Pneumotoraks tertutup :

- Nyeri tajam pada sisi yang sakit sewaktu bernafas

- Disnea dan takipnea

- Penggunaan otot asesori pernafasan

- Takikardi

- Diaforesis

- Gelisah dan agitasi

- Bunyi hipertimpani diatas daerah yang sakit

- Luka memar pada dada

- Tidakadanya bunyi nafas seirama dengan gerakan dinding dada

2. Pneumotoraks tension :

- Distensi vena leher

- Kemungkinan emfisesma subkutan

- Manifestasi lain seperti pada pneumotoraks tertutup

3. Pneumotoraks terbuka

9
- Observasi luka dada terbuka terhadap bunyi seperti hisapan

- Manifestasi lain seperti pada pneumotoraks tertutup

4. Hemotoraks

- Pekak dengan perkusi di atas sisi yang sakit

- Manifestasi lain seperti pada pneumotoraks tertutup

G. Pemeriksaan Penunjang dan Diagnostik

- Sinar X dada memastikan kolaps paru, infiltrasi pulmonal, atau


fraktur iga

- GDA dapat memperlihatkan peningkatan PaCO2 dan penurunan


PaO2

- EKG dilakukan untuk mengesampingkan cedera miokard dan


untuk mengidentifikasi disritmia khusus bila nadi tak teratur.

- Enzim jantung dapat meningkat 4-6 jam setelah cedera bila


miokard cedera
H. Komplikasi

Atelektasis, infeksi, edema pulmonary, emboli paru, efusi pleura,


empiema, emfisema, penebalan pleura.

I. Penatalaksanaan Medis (Barbara Engram, 1998)

11
1. Pneumororaks Tension :

a. Di tempat kejadian ;

- Masukkan jarum besar ke ruang interkostal kedua pada garis


midklavikula dari sisi yang sakit

- Oksigen tambahan

- Terapi IV untuk mengontrol syok

b. Di rumah sakit :

- Pasang selang dada yang dihubungkan dengan sistem water-seal


dranage(WSD)

- Amati pemulihan syok

2. Pneumotoraks Terbuka :

a. Di tempat kejadian :

- Tindakan untuk mengubah ke pneumotoraks tertutup, sebagai


contoh, menaruh tangan atau balutan penutup di atas bagian
yang terbuka saat pasien menarik nafas untuk menutupinya.
Untuk mencegah tegangan, pneumotoraks, penutup harus
diangkat sementara waktu ekspirasi dan ditutupkan kembali. Ini
harus dilakukan selama beberapa siklus pernafasan.

- Oksigen tambahan

- Terapi IV untuk mengontrol syok

b. Di rumah sakit :

- Pasang selang dada yang dihubungkan dengan system WSD

- Lakukan tindakan untuk mengontrol syok

- Pembedahan untuk memperbaiki cedera

- Oksigen tambahan

3. Pneumotoraks Tertutup :

a. Oksigen tambahan
b. Pasang selang dada yang dihubungkan dengan system WSD

c. Untuk pneumotoraks kecil, pasang katub flutter Heimlich selama


transportasi dari tempat kejadian sampai bagian kedaruratan.

4. Hemotoraks :

a. Pasang selang dada yang dihubungkan dengan system WSD

b. Transfuse darah dengan transfusi autolog dengan menggunakan


alat autotransfusi atau dengan transfuse analog transfuse whole
blood

c. Tindakan terhadap syok

d. Oksigen tambahan

J. Asuhan Keperawatan (Barbara Engram, 1998)

1. Pengkajian :

a. Adanya faktor-faktor penyebab :

- Pneumotoraks tension-trauma dada, obstruksi pada selang dada,


penggunaan TEAP ventilasi mekanik yang berlebihan, penggunaan
balutan tekan pada luka dada tanpa waktu pelonggaran balutan

- Pneumotoraks tertutup-tusukan pada paru oleh patahan tulang


iga, rupture blep yang terjadi sebagai sequele dari PPOM, tusukan
paru dengan prosedur invasive, atau penggunaan TEAP dengan
ventilasi mekanis.

- Pneumotoraks terbuka akibat kekerasan

b. Pemeriksaan fisik berdasarkan pada survey umum dan suatu


pengkajian terhadap sistem pernafasan dapat menyatakan :

1. Pneumotoraks :

- Nyeri dada tajam pada sisi yang sakit sewaktu bernafas

- Dispnea dan takipnea

13
- Penggunaan otot asesori pernafasan

- Takikardi

- Diaphoresis

- Tidak adanya bunyi nafas seirama dengan gerakan dinding dada


yang sama pada daerah yang sakit

- Gelisah dan agitasi

- Trakea berpindah/mengarah pada daerah yang tidak sakit

- Kemungkinan sianosis

- Bunyi hipertimpani pada perkusi di atas daerah yang sakit

- Syok

- Luka dan memar pada dada

2. Pneumotoraks tension :

- Distensi vena leher

- Kemungkinan emfisema subkutan

- Manifestasi lain seperti pada pneumotoraks tertutup

3. Pneumotoraks terbuka

- Observasi luka dada terbuka terhadap bunyi seperti hisapan

- Manifestasi lain seperti pada pneumotoraks tertutup

4. Hemotoraks :

- Pekak dengan perkusi di atas sisi yang sakit

- Manifestasi lain pada pneumotoraks tertutup

2. Diagnosa Keperawatan (Barbara Engram, 1998)

a. Kerusakan pertukaran gas b/d trauma dada

Intervensi :
- Pantau status pernafasan setiap 2 jam selama fase akut, setiap 8
jam bila stabil

- Pertahankan selalu posisi semi-Fowlers atau Fowlers

- Dorong penggunaan spirometer insentif tiap 2-4 jam. Member


control nyeri yang efektif

- Laporkan pembengkakan muka dan/atau leher bila terasa


berpasir, sensasi seperti pasir pada palpasi

- Anjurkan untuk berhenti merokok

- Laporkan disritmia jantung pada dokter .

b. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang kondisi,


pemeriksaan diagnostic, rencana pengobatan, dan ancaman
kematian

Intervensi :

- Berikan informasi tentang tujuan pengobatan dan pemeriksaan


fisik

- Berikan control nyeri yang efektif

- Bantu pasien untuk mengidentifikasi ketakutan

c. Nyeri b/d trauma dada

Intervensi :

- Pertahankan posisi semi-Fowlers atau Fowlers. Hindari


memiringkan badan pada sisi yang mengalami trauma

- Pertahankan pembatasan aktivitas sesuai anjuran. Berikan


tindakan untuk mencegah komplikasi dari imobilisasi

d. Risiko tinggi infeksi b/d tertahannya sekresi paru, kerusakan


sistem pulmonal sekunder terhadap trauma dada, penggunaan
alat-alat pernafasan

Intervensi :

- Pantau suhu tubuh setiap 4 jam

- Pantau hasil sinar X dada dan laporan jumlah darah lengkap

15
- Pantau warna dan konsistensi sputum

- Pantau kemampuan batuk secara efektif

- Berikan antibiotik sesuai pesanan

- Berikan imun globulin tetanus manusia sesuai pesanan

- Dapatkan spesimen untuk kultur

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Pneumotoraks adalah merupakan suatu keadaan terdapatnya udara di


dalam rongga pleura. Pneumotorak terbagi menjadi beberapa jenis,
yaitu pneumotoraks terbuka, pneumotoraks tertutup, dan pneumotoraks
tension.

Hemotoraks adalah suatu keadaan dimana darah terakumulasi pada


rongga pleura yang disebabkan karena adanya trauma pada dada yang
menjadi predisposisi terpenting perembesan darah berkumpul di
kantung pleura tidak bisa diserap oleh lapisan pleura.
DAFTAR PUSTAKA
Engram, Barbara.1998.Rencana Asuhan Keperawatan Medikal-
Bedah.Jakarta:EGC

Robbins, et al.2007.Buku Ajar Patologi.Jakarta:EGC

17
Brunner & Suddarth.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah.Jakarta:EGC

http://www.scribd.com/doc/39578527/Askep-Pneumotoraks-Dan-Hemotoraks

You might also like

  • Spo Injeksi Iv
    Spo Injeksi Iv
    Document2 pages
    Spo Injeksi Iv
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • Sinusitis
    Sinusitis
    Document13 pages
    Sinusitis
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • Bronkhitis
    Bronkhitis
    Document12 pages
    Bronkhitis
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • Influenza
    Influenza
    Document14 pages
    Influenza
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • TONSILITIS
    TONSILITIS
    Document6 pages
    TONSILITIS
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • Pertusis
    Pertusis
    Document9 pages
    Pertusis
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • Makalah Flu Burung
    Makalah Flu Burung
    Document14 pages
    Makalah Flu Burung
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • Tor Napza
    Tor Napza
    Document2 pages
    Tor Napza
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • TOR Pengolahan Sampah
    TOR Pengolahan Sampah
    Document2 pages
    TOR Pengolahan Sampah
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet
  • SAP Pengolahan Sampah 3R
    SAP Pengolahan Sampah 3R
    Document6 pages
    SAP Pengolahan Sampah 3R
    Sesy Andytiana Fadhilla
    No ratings yet