You are on page 1of 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah askep ini yang tepat pada waktunya.

Makalah askep ini berisikan tentang Konsep Medis, Konsep Keperawatan


dan Rencana Asuhan Keperawatan di sertai dengan WOC pada klien yang
menderita Gastritis.

Kami menyadari bahwa makalah askep ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Gorontalo, November 2015

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Tujuan ..................................................................................................... 2

BAB II : KONSEP MEDIS ................................................................................ 3

2.1 Definisi ................................................................................................... 3


2.2 Etiologi ................................................................................................... 3
2.3 Prognosis ............................................................................................... 4
2.4 Manifestasi Klinis .................................................................................. 4
2.5 Klasifikasi ............................................................................................... 4
2.6 Patofisiologi ........................................................................................... 5
2.7 Komplikasi ............................................................................................. 7
2.8 Pemeriksaan Diagnostik ......................................................................... 7
2.9 Penatalaksanaan ..................................................................................... 7
BAB III : KONSEP KEPERAWATAN .............................................................. 9
3.1 Pengkajian .............................................................................................. 9
3.2 Diagnosa keperawatan ............................................................................ 10
3.3 WOC ....................................................................................................... 11
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan ............................................................... 12
BAB IV : PENUTUP ......................................................................................... 31
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 31
4.2 Saran ....................................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Gastritis atau yang lebih dikenal dengan sebutan maag,


merupakan salah satu penyakit yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat. Gastritis
bukanlah penyakit tunggal, tetapi beberapa kondisi yang mengacu pada
peradangan lambung.
Keluhan Gastritis merupakan suatu keadaan yang sering dan banyak
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jarang kita jumpai penderita
Gastritis kronis selama bertahun-tahun pindah dari satu dokter ke dokter yang lain
untuk mengobati keluhan Gastritis tersebut. Berbagai obat-obatan penekan asam
lambung sudah pernah diminum seperti antasida maupun yang lain, namun
keluhan selalu datang silih berganti.
Keluhan yang berkepanjangan dalam menyembuhkan Gastritis ini dapat
menimbulkan gangguan psikologi seseorang yaitu berupa stress. Stress ini bukan
tidak mungkin justru menambah berat Gastritis penderita yang sudah ada.
Penyebab tersebut, apabila tidak segera ditangani akan berdampak bagi penderita.
Dampak dari gastritis bisa mengalami komplikasi seperti perdarahan
saluran cerna bagian atas, hematemesis dan melena (anemia), ulkus peptikum,
perforasi.
Berdasarkan masalah tersebut perawat melalui Upaya promotif yaitu
penyuluhan kepada masyarakat dan keluarga dengan tujuan keluarga mampu
mengenal masalah gastritis dan dapat menanggulanginya. Upaya preventif yaitu
menyarankann agar tidak makan yang pedas dan asam. Upaya kuratif yaitu
memberitahukan pada pasien untuk mengkonsumsi obat-obat herbal,jika makin
parah maka berikan obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi gastritis. Upaya
rehabilatif yaitu upaya masa pemulihan perawat berperan penting untuk
menyarankann kepada keluarga atau masyarakat agar menjaga pola makan yang
lebih sehat dan menyarankan agar makan tepat waktu.

1
1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan mahasiswa dalam


menerapkan asuhan keperawatan dengan masalah Gastritis.
2. Memenuhi tugas yang diberikan oleh Team Teaching Sistem Digestive

2
BAB II

KONSEP MEDIS

2.1 Definisi

Gastritis adalah peradangan pada lapisan lambung. Gastritis merupakan


suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat
akut, kronis, difus, atau lokal. Gastritis adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung sehingga
mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung seperti teriris
atau nyeri pada ulu hati
Banyak hal yang dapat menyebabkan gastritis. Penyebabnya paling sering
adalah infeksi bakteri Helicobacter pylori yang menyebabkan peradangan pada
lambung. Gangguan autoimun, penggunaan jangka panjang obat anti-inflamatory
drugs (NSAID), seperti ibuprofen dapat menyebabkan gastritis. Beberapa kasus
menunjukan lambung terjadi luka (tukak lambung) atau pada bagian usus kecil.
Gastritis dapat terjadi tiba-tiba (gastritis akut) atau secara bertahap (gastritis
kronis). Kebanyakan kasus gastritis tidak secara permanen merusak lapisan perut
tetapi seseorang yang menderita gastritis sering mengalami serangan kekambuhan
yang mengakibatkan nyeri di ulu hati.

2.2 Etiologi

a. Infeksi kuman Helicobakter pylori. pada pada awal infeksi mukosa


lambung menunjukkan respon inflamasi akut dan jika diabaikan akan
menjadi kronik
b. Pola makan yang tidak teratur/tidak tepat waktu.
c. Iritasi yang disebabkan oleh rangsangan makanan, mislanya makanan
pedas, terlalu asam, dan alkohol.
d. Perokok: kandungan dari rokok seperti fenol, metanol, kadmiun, aseton,
an lain-lain yang dapat berdampak terhadap erosi dan mukosa lambung.

3
e. Obat-obatan seperti aspirin, obat anti inflamasi non steroid yang dapat
berdampak terhadap erosi pada mukosa lambung.
f. Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung: trauma, luka bakar, sepsis.
g. Konsumsi kafein berlebihan

2.3 Prognosis

a. Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari


b. Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada gastritis
kronis
c. Gastritis dapat menimbulkan komplikasi perdarahan saluran cerna dan
gejala klinis yang berulang.

2.4 Manifestasi klinis

1) Nyeri epigastrium
2) Nausea
3) Vomitus
4) Anoreksia
5) Melena
6) Hematemesis

2.5 Klasifikasi
a. Gastritis akut
Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stress, zat kimia misalnya
obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam.
Pada yang mengalami stress akan terjadi perangsangan saraf simpatis
NV (Nervus Vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida
(HCl) dalam lambung. Adanya HCl yang berada di dalam lambung akan
menimbulkan rasa mual, muantah dan anoreksia.

4
b. Gastriris kronik
Inflamasi lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh
ulkus lambung jinak maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.
Helicobacter pylori merupakan bakteri gram negatif. Bakteri ini
berkoloni pada tempat dengan asam lambung yang pekat. Organisme ini
menyerang sel permukaan gaster, memperberat timbulnya desquamasi
sel dan muncullah respon radang kronis pada gaster yaitu destruksi
kelenjar dan metaplasia. Metaplasia adalah salah satu mekanisme
pertahanan tubuh terhadap iritasi, metapalasia ini juga menyebabkan
hilangnya sel mukosa pada lapisan lambung, sehingga akan
menyebabkan kerusakan pembuluh darah lapisan mukosa. Kerusakan
pembuluh darah ini akan menimbulkan perdarahan.
Gastritis kronis di klasifikasikan sebagai Tipe A dan Tipe B :

- Tipe A : berkaitan dengan penyakit autoimun misalnya anemia


pernisiosa. Tipe A ini terjadi pada fundus atau korpus lambung
- Tipe B : mengenai antrum dan pilorus. Berkaitan dengan H.pylori,
penggunaan bumbu penyedap berlebihan , penggunaan obat,
alkohol, merokok, atau refluksi usus ke dalam lambung.

2.6 Patofisologi
Gastritis terjadi akibat peradangan pada mukosa lambung yang
menimbulkan rasa nyeri yang dialihkan ke epigastirum bagian atas. Reflek-reflek
pada mukosa lambung menyebabkan kalenjer saliva mengeluarkan saliva dalam
jumlah besar. Dan sering menelan saliva menyebabkan banyak udara yang
berkumpul di lambung. Penggunaan aspirin, alkohol, memakan makanan yang
berbumbu secara berlebihan atau dalam jumlah yang besar dapat mengurangi daya
tahan mukosa, ditambah dengan keadaan stres yang dapat menyebabkan sekresi
asam lambung berlebihan dan ini akan menimbulkan komplikasi yaitu tukak
lambung.

5
Pathway
Obat-obatan yang
berlebihan H. pylori Kafein

Melekat pada epitel Me produksi


lambung HCO3-
Mengganggu pembentukan Menghancurkan
sawar mukosa lambung lapisan mukosa
lambung Me kemampuan
protektif terhadap
asam
Me barrier lambung terhadap asam &
pepsin

Menyebabkan difusi kembali


asam lambung & pepsin

inflamasi Erosi
mukosa
lambung Me tonus &
Nyeri peristaltik
epigastrium lambung
Mukosa lambung
Me tonus duodenum dan jejunum bagian
Me kehilangan
Nyeri akut integritas
piroximal
sensorimak
an jaringan Refluks isi
duodenum ke
anorexia perdaraha lambung
n

mual Dorongan
ekspulsi isi
lambung ke
mual
muntah

Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh Resiko Kekurangan
volume cairan

6
2.7 Kompilikasi
a. Perdarah saluran cerna bagian atas
b. Shok hemoragic
c. Anemia
d. Ulkus peptikum
e. Perforasi
f. Kanker lambung

2.8 Pemeriksaan Diagnostik


1) Gastroskopi : adanya perdarahan pada lambung, erosi atau ulser gaster,
perforasi lambung.
2) Pemeriksaan darah : tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody
H. Pyloridalam darah. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa
anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
3) Pemeriksaan feces : tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam
feses atau tidak.
4) Endoskopi saluran cerna bagian atas : dengan tes ini dapat terlihat
adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin
tidak terlihat dari sinar X.

2.9 Penatalaksanaan
1. Gastritis akut
a. Farmakologi
Antasida : merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan
atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk
mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung
dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung
dengan cepat.
Penghambat asam : ketika antasida sudah tidak dapat lagi
mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan

7
merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin,
atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang
diproduksi.
Jika gejala-gejala menetap, mungkin diperlukan cairan IV.
b. Non farmakologi
Makan teratur dan sehat sampai gejala-gejala menghilang
Hindari makan makanan yang panas, pedas, dan yang digoreng.
Jangan makan makanan yang dapat memperburuk keadaan
seperti: tomat, coklat, makanan berlemak, kacang-kacangan,
kopi, brokoli, produk susu, dan minuman dingin.
Hindari minuman beralkohol.
2. Gastritis Kronik
a. Farmakologi
Cytoprotective agents : obat-obat golongan ini membantu untuk
melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus
halus. Yang termasuk didalamnya adalah sucraflate dan
misoprostol, bismuth subsalicylate yang juga menghambat
aktivitas H.pylori.
Penghambat pompa proton : cara yang lebih efektif untuk
mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup pompa
asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat
pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja
dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah
omeprazole, lansoprazole, rabeprazole, dan esomeprazole.
Obat-obat ini juga menghambat kerja H.pylori.
H.pylori mungkin diatasi dengan antibiotik (misalnya :
tetrasiklin atau amoxicillin) dan garam bismuth (peptobismol).
b. Non farmakologi
Modifikasi diet
Reduksi stres

8
BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas pasien
a. Nama : nama pasien yang menderita gastritis
b. Umur : gastritis menyerang pada semua usia tidak
terkecuali
c. Jenis kelamin : gastritis menyerang pada semua orang
tidak terkecuali
d. Agama : kepercayaan yang dianut oleh pasien
e. Pendidikan : latar belakang pendidikan pasien
f. Pekerjaan : jenis pekerjaan atau aktivitas pasien yang
dilakukan sehari-hari
g. Suku bangsa : asal atau ras pasien
h. Alamat : tempat tinggal pasien
i. Tanggal masuk : waktu pasien mulai dirawat di RS
j. Diagnosa medis : gastritis
3.1.2 Riwayat kesehatan sekarang :
Meliputi keluhan utama pasien dengan gastritis biasanya datang
dengan keluhan pusing dan perut (ulu hati) terasa perih.
P : klien terlihat meringis saat epigastrium ditekan
Q : nyeri seperti diremas-remas
R : di ulu hati/epigastrium
S : skala 7 ( skala 0-10)
T : nyeri hilang timbul saat epigastrium ditekan
3.1.3 Riwaya penyakit dahulu :
Klien mengatakan bahwa pernah dirawat di RS dengan penyakit
yang sama (gastritis).

3.1.4 Riwayat psikososial :


a. Pengkonsumsi alkohol
b. perokok
c. stres
d. kurang istirahat
3.1.5 Riwayat penyakit keluarga :
Ada keluarga yang menderita gastritis
3.1.6. Pemeriksaan fisik
B1 (breath) : takipnea

9
B2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah,
pengisian perifer lambat, warna kulit pucat.
B3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat
terganggu, disorientasi, nyeri epigastrium
B4 (bladder) : oliguria, gangguan keseimbangan cairan
B5 (bowel) : anemia, anorexia, nausea, vomitus, nyeri
epigastrium, tidak toleran pada makanan pedas.
B6 (bone) : kelelahan, kelemahan.
3.1.7. Pemeriksaan diagnostik

Gastroskopi : adanya perdarahan pada lambung, erosi atau ulser


gaster, perforasi lambung.
Pemeriksaan darah : tes ini digunakan untuk memeriksa adanya
antibody H. Pyloridalam darah. Tes darah dapat juga dilakukan
untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan
lambung akibat gastritis.
Pemeriksaan feces : tes ini memeriksa apakah terdapat H. Pylori
dalam feses atau tidak.
Endoskopi saluran cerna bagian atas : dengan tes ini dapat
terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas
yang mungkin tidak terlihat dari sinar X.

3.2 Diagnosa Keperawatan


Nyeri akut
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kekurangan volume cairan

3.3 WOC
3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
3.5 3.6 Diagnosa Keperawatan 3.7 Tujuan dan Kriteria Hasil 3.8 Inter
NO

3.9 3.10 Nyeri akut (00132) 3.17 NOC 3.22 NIC

10
1 3.11 Domain 12 : kenyamanan Pain level, 3.23 Observ
3.12 Kelas 1 : kenyamanan fisik Pain control, 1) Lakukan
3.13 Definisi : Comfort level
3.14 pengalaman sensori dan kompreh
3.18 Tujuan :
emosional yang tidak 3.19 Setelah dilakukan tindakan karakteri
menyenangkan yang muncul keperawatan diharapkan nyeri dan dan f
3.24
akibat kerusakan jaringan yang dapat teratasi. 3.25
aktual atau potensial atau 3.20 Kriteria Hasil : pengobat
digambarkan dalam hal kerusakan Mampu mengontrol nyeri 2) Observas
sedemikian rupa (international (tahu penyebab nyeri, mampu ketidakny
menggunakan tehnik 3.26
association for the study of pain);
3.27
awitan tiba-tiba atau lambat dari nonfarmakologi untuk
reaksi no
intensitas ringan hingga berat mengurangi nyeri mencari 3) Kaji kult
dengan akhir yang dapat bantuan) nyeri
Melaporkan bahwa nyeri 3.28
diantisipasi atau diprediksi dan
3.29
berkurang dengan
berlangsung <6 bulan.
kultur ter
3.15 Batasan karakteristik : menggunakan manjemen nyeri
4) Monitor
Mampu mengenali nyeri
Perubahan tekanan darah manajem
Perubahan frekuensi jantung (skala, intensitas, frekuensi,
3.30
Perubahan frekuensi pernafasan dan tanda nyeri) 3.31
Dilatasi pupil Menyatakan rasa nyaman
nyeri pad
Perubahan posisi untuk 5) Monitor
setelah nyeri berkurang
menghindari nyeri pemberia
3.21
Sikap melindungi area nyeri 3.32
Indikasi nyeri yang dapat diamati 3.33
Melaporkan nyeri secara verbal
terhadap
Gangguan tidur 3.34 Man
3.16 Faktor yang berhubungan : 1) Lakukan
3.35
Agen cedera (mis, biologis, zat 3.36
kimia, fisik, psikologi) mengura
kenyam
pasien.
2) Kontrol
mempen

11
ruangan
3.37
3.38
lingkung
3) Kurangi
3.39
3.40
seperti l
fisik dan
4) Pilih da
(farmak
interper
3.41
3.42
nyeri ya
5) Gunaka
untuk m
pasien
3.43
3.44
nyeri pa
6) Evaluas
3.45
3.46
nyeri pa
7) Berikan
nyeri
3.47
3.48
pasien
8) Evaluas
3.49
3.50
pada pa
9) Tentuka
dan dera
3.51
3.52

12
pemberi
10) Cek inst
dosis, da
3.53
3.54
efektif d
tertanga
11) Cek riw
3.55
3.56
sebelum
12) Pilih an
kombina
pemberi
3.57
3.58
13) Tentuka
tipe dan
3.59
3.60
14) Tentuka
pemberi
3.61
3.62
15) Pilih rut
pengoba
3.63
3.64
16) Berikan
saat nye
3.65
3.66
17) Evaluas
gejala
3.67
3.68
terhadap
3.69 Helath
1) Ajarkan t

13
3.70
3.71
non farm
2) Bantu pa
dan mene
3.72
3.73
terhadap
3) Tingkatk
3.74
3.75
3.76 Kolabo
1) Kolabora
keluhan d
3.77
3.78
yang aka
2) Evaluasi
kesehatan
control n
3.79
3.80
nyeri dim
3.81 3.82 Ketidakseimbangan nutrisi 3.89 NOC 3.93 NIC
3.94 Obse
2 kurang dari kebutuhan tubuh Nutritional Status : food and
1) Kaji adan
(00002) Fluid Intake 3.95
3.83 Domain 2 : Nutrisi Nutritional Status : nutrient 3.96
3.84 Kelas 1 : Makan
intake 2) Monitor
3.85 Definisi :
3.86 Asupan nutrisi tidak cukup Weight control kalori
3.90 Tujuan : 3.97
untuk keperluan metabolisme
3.91 Setelah dilakukan tindakan 3.98
tubuh.
keperawatan diharapkan nutrisi da
3.87 Batasan karakteristik :
3) Kaji kem
- Kram abdomen ketidakseimbangan nutrisi
mendapa
- Nyeri abdomen kurang dari kebutuhan tubuh 3.99
- Menghindari makanan
dapat teratasi. 3.100
- Berat badan 20 % atau lebih di
3.92 Kriteria Hasil : nutrisi ya
bawah ideal
4) Monitor

14
- Kerapuhan kapiler Adanya peningkatan berat 3.101
- Kurang makan 3.102
- Kurang informasi badan sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan pasien
- Kesalahan konsepsi
5) Monitor
- Kesalahan informasi tinggi badan 3.103
- Mambran mukosa pucat Mampu mengidentifikasi 3.104
- Tonus otot menurun
- Mengeuh gangguan sensasi rasa kebutuhan Nutrisi jumlah m
- Cepat kenyang setelah makan Tidak ada tanda tanda 6) Monitor
- Sariawan rongga mulut malnutrisi 3.105
- Kelemahan otot yang digunakan Menunjukkan peningkatan 3.106
7) Monitor
untuk menelan/mengunyah. fungsi pengecapan dari menelan 3.107
- Mengeluh gangguan sensasi rasa Tidak terjadi penurunan berat 3.108
3.88 Faktor yang berhubungan :
badan yang berarti cairan ya
8) Monitor
faktor biologis 3.109
Faktor ekonomi 3.110
Ketidakmampuan untuk kalori da
mengabsorbsi nutrien 3.111 Man
Ketidakmampuan untuk mencerna
1) Manajem
makanan 3.112
Ketidakmampuan menelan 3.113
makanan. memberi
Faktor psikologis
minuman
2) Berikan s
3.114
3.115
3) Berikan m
dikonsult
3.116
3.117
4) Catat ada
papila lid
3.118
3.119
5) Catat jika
3.120
3.121
3.122 Heat
1) Anjurkan

15
protein d
3.123
3.124
2) Anjurkan
intake Fe
3.125
3.126
3) Berikan i
nutrisi
3.127
3.128
nutrisi da
3.129 Kola
1) Kolabora
menentuk
dibutuhk
3.130
3.131
nutrisi da
3.132 3.133 Resiko Kekurangan volume 3.139 NOC 3.143 NIC
Fluid balance
3 cairan (00028) 3.144 Obse
3.134 Domai 2 : nutrisi Hydration
Nutritional status : food and 1) Monitor
3.135 Kelas 5 : hidrasi
3.145
3.136 Definisi : fluid 3.146
3.137 Kerentanan mengalami Intake
pasien
perubahan volume cairan 3.140 Tujuan
2) Monitor
intravaskular, interstisial, dan/atau 3.141 Setelah dilakukan tindakan 3.147
keperawatan diharapkan resiko 3.148
intraselular, yang dapat
kekurangan volume ciran dapat pasien
mengganggu kesehatan.
3) Monitor
3.138 Faktor risiko : teratasi
3.142 Kriteria hasil hitung in
Agen farmaseutikal 3.149
Barrier kelebihan cairan Mempertahankan urine output 3.150
Berat badan ekstrem
sesuai dengan usia dan BB, BJ makanan
Faktor yang memengaruhi
urine normal, HT normal menghitu
kebutuhan cairan Tekanan darah, nadi, suhu
Gangguan mekanisme regulasi pasien
Kehilangan cairan melalui rute dalam batas normal 4) Monitor
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

16
normal Elastisitas turgor kulit baik, 3.151
Kehilangan volume cairan aktif 3.152
membran mukosa lembab, tidak
Kurang pengetahuan tentang nutrisi pa
ada rasa haus yang berlebihan. 5) Monitor
kebutuhan cairan
Penyimpangan yang memengaruhu output ca
absorbsi cairan 3.153
3.154
Penyimpangan yang memengaruhi
termasuk
asupan cairan
6) Monitor
Penyimpangan yang memngaruhi 3.155
kelebihan cairan 3.156
Usia ekstrem dan Hem
7) Monitor
3.157
3.158
pasien
8) Monitor
3.159
3.160
pasien
3.161 Man
1) Timbang
3.162
3.163
cairan ya
2) Pertahan
yang aku
3.164
3.165
cairan ya
3) Berikan c
3.166
3.167
3.168 Heal
1) Dorong p
oral
3.169
3.170
2) Dorong k
makan

17
3.171
3.172
meningk
3.173 Kola
1) Kolabora
3.174
3.175
3.176 3.177 Mual (00134) 3.184 NOC 3.188 NIC
3.178 Domain 12 : Kenyamanan Appetite 3.189 Obse
4
3.179 Kelas 1 : kenyamanan fisik Comfort level 1) Monitor
3.180 Definisi : Hydration 3.190
3.181 Sensasi seperti gelombang di Control of nausea and vomiting 3.191
belakang tenggorok, epigastrium, Nausea and vomiting : mengana
atau abdomen yang bersifat interference effects keseimba
Severity of nausea and vomiting 2) Monitor
subjektif dan tidak menyenangkan
Nutritional status : food and 3.192
yang dapat menyebabkan 3.193
fluid intake
dorongan atau keinginan untuk 3.185 Tujuan : mengan
muntah. 3.186 Setelah dilakukan tindakan atau me
3.182 Batasan karakteristik : 3) Perhatik
keperawatan diharapkan mual
Keengganan terhadap makan signifika
dapat teratasi.
Sensasi muntah penanga
Peningkatan salivasi 3.187 Kriteria hasil : 3.194
Peningkatan menelan Mual berkurang, yang 3.195
Melaporkan mual dibuktikan oleh selera makan komplik
Rasa asam didalam mulut dan tingkat kenyamanan yang 3.196 Man
3.183 Faktor yang berhubungan : membaik, hidrasi tidak 1) Lakukan
Biofisik terganggu, kendali mual dan 3.197
- Gangguan biokimia (mis., 3.198
muntah, dan status nutrisi
uremia, ketoasidosis diabetik) meredaka
- Penyakit esofagus adekuat. 2) Manajem
- Distensi lambung Memperlihatkan efek gangguan 3.199
- Iritasi lambung mual dan muntah yang dapat 3.200
- Peningkatan tekanan
diterima. komplika
intrakranial
cairan da
- Tumor intraabdomen
3) Tinggika
- Labirinitis
- Peregangan kapsul hati ubah pos
- Tumor terlokalisasi (mis., 3.201

18
neuroma akustik, tumor otak 3.202
4) Pertahan
primer atau sekunder,
tidur saat
metastasis tulang didasar
3.203
tengkorak). 3.204
- Meningitis 5) Pindahka
- Mabuk perjalanan
menimbu
- Nyeri
3.205
- Penyakit pankreas
3.206
- Kehamilan
- Peregangan kapsul limpa sedap dap
Situasional 6) Berikan p
- Ansietas muntah
- Takut 3.207
- Bau yang tidak menyenangkan 3.208
- Rasa makanan/minuman yang
mencega
tidak enak di lidah
- Nyeri 3.209 Heal
- Faktor psikologis 1) Jelaskan
- Stimulasi penglihatan yang 3.210
tidak menyenangkan 3.211
Terapi apa saja
- Distensi lambung
- Iritasi lambung sehingg
diminim
2) Anjurka
perlahan
3.212
3.213
dengan
mual
3) Anjurka
1 jam se
makan.
3.214
3.215
mual
3.216 Kola
1) Berikan o

19
3.217
3.218
mengura
dialami
2) Konsult
member
adekuat
pada pa
3.219
3.220
mual
3) Berikan
3.221
3.222
cairan

3.223 BAB IV

3.224 PENUTUP

3.225 4.1 Kesimpulan

3.226 GASTRITIS (dyspepsia/penyakit maag) adalah penyakit yang


disebabkan oleh adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam
lambung sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa
lambung seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut
terasa perih dan mulas. Gastritis dibagi menjadi dua yaitu: gastritis akut dan
kronis. Gatritis Akut (inflamasi mukosa lambung) paling sering diakibatkan
oleh kesalahan diit, mis. makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan
yang terlalu banyak bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain
termasuk alcohol, aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi. Inflamasi
lambung yang berkepanjangan yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak
maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori.

3.227 Manifestasi klinis gastritis antara lain nyeri terbakar di


epigastrium atau rasa tidak enak yang bertambah berat dengan makan,
dispepsia, anoreksia, nausea / muntah, dapat terjadi pedarahan yang

20
mengakibatkan hematemesis, melena. Penatalaksanaan dari penyakit adalah
Mengurangi paparan obat-obat yang bersifat iritan. Mengurangi produksi asam
untuk melindungi mukosa lambung dengan antagonis H2, inhibitor pompa
proton, dan atau sukralfat.

3.228 4.2 Saran

3.229 Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat menambah


pengetahuan para pembaca mengenai penyakit gastritis. Kami selaku
penulis pula mengharapkan kritik dan saran bagi para pembaca untuk
kebaikan makalah kam

21
3.230

3.231 DAFTAR PUSTAKA


3.232
3.233 Ahern, J. M. (2015). BUKU SAKU Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGG
3.234 Elizabeth J. Corwin PhD, M. C. (2009). Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta: EGC.
3.235 Gustin, R. K. (2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Berobat Jalan Di Puskesmas Gulai
Bancah Kota Bukittinggi. Jurnal Penelitian , 1-12.
3.236 Megawati, A., & Nosi, H. H. (2014). Beberapa Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian Gastritis Pada Pasien Yang Di Rawat Di
Rsud Labuang Baji Makassar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume
4 Nomor 6 , 1-7.
3.237 Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC Jilid 2. Jogjakarta:
MediAction Publishing.
3.238 Price, S. A., & Wilson, L. M. (2014). Patofisiologi Volume 1 Edisi 6.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3.239 Rahma, M., Ansar, J., & Rismayanti. (2012). Faktor Risiko Kejadian
Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampili Kabupaten Gowa. Jurnal
Penelitian , 1-14.
3.240 Sulastri, Siregar, M. A., & Siagian, A. (2012). Gambaran Pola Makan
Penderita Gastritis Di Wilayah Kerja Puskesmaskampar Kiri Hulu
Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar Riau. Jurnal
Penelitian , 1-9.
3.241 T. Heather Herdman, P. R., & Shigemi Kamitsuru, P. R. (2015).
NANDA DIAGNOSIS KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3.242

3.243

You might also like