Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Pembimbing
2017
0
BAB I
PENDAHULUAN
kualitas hidup. Seorang pasien yang menderita gagal jantung biasanya sering
kembali datang ke rumah sakit karena kekambuhan yang tinggi dan peningkatan
angka kematian yang tinggi pada penyakit ini. Sekitar 45% pasien gagal jantung
akut akan dirawat ulang paling tidak satu kali, 15% paling tidak dua kali dalam dua
Estimasi risiko kematian dan perawatan ulang antara 60 hari berkisar 30-
60%, tergantung dari studi populasi.1 Gagal jantung merupakan penyebab paling
perawatan gagal jantung, apakah sebagai serangan pertama atau sebagai gejala
utama atau sebagai gejala ikutan dengan gagal jantung. Peningkatan ini sangat erat
Penyakit jantung koroner merupakan etiologi gagal jantung akut pada 60-
70% pasien terutama pada pasien usia lanjut, sedangkan pada usia muda, gagal
kongenital atau valvular dan miokarditis.2,4 Gagal jantung akut maupun gagal
jantung kronik sering merupakan kombinasi kelainan jantung dan organ sistem lain
terutama penyakit metabolik.2,4 Boleh dikatakan bahwa gagal jantung adalah bentuk
terparah atau fase terminal dari setiap penyakit jantung. 3 Oleh sebab itu, gagal
jantung di satu sisi akan dapat dengan mudah dipahami sebagai suatu sindrom
1
klinis, namun di sisi lain gagal jantung merupakan suatu kondisi dengan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
pengisian ini meningkat, akan mengakibatkan edema paru dan bendungan di sistem
vena, keadaan ini disebut gagal jantung kongestif. Gagal jantung konestif adalah
2.2 Epidemilogi
yang tinggi. Prevalensi kasus gagal jantung di komunitas meningkat seiring dengan
meningkatnya usia: 0,7 % (40-45 tahun), 1,3 % (55-64 tahun), dan 8,4 % (75 tahun
ke atas). Lebih dari 40% pasien kasus gagal jantung memiliki ejeksi fraksi lebih
dari 50%. Pada usia 40 tahun, risiko terjadinya gagal jantung sekitar 21% untuk
jantung. Sebagian dari gagal jantung ini adalah dalam bentuk manifestasi klinis
berupa gagal jantung akut, dan sebagian besar berupa eksaserbasi akut gagal
jantung kronik.1
3
Pasien dengan gagal jantung memiliki prognosis yang sangat buruk.
Dalam satu randomized trial yang besar, pada pasien yang dirawat dengan
dan apabila dikombinasi dengan mortalitas dan perawatan ulang dalam 60 hari
jadi 35,2%. Angka kematian lebih tinggi lagi pada infark jantung yang disertai
sakit 12%, dan mortalitas satu tahun 40%. Prediktor mortalitas tinggi adalah
antara lain tekanan baji kapiler paru (Pulmonary Capillary Wedge Pressure)
yang tinggi, sama atau lebih dari 16 mmHg, kadar natrium yang rendah,
dimensi ruang ventrikel kiri yang meningkat , dan konsumsi oksigen puncak
yang rendah.3
2.3 Etiologi
4
Defisiensi tiamin, selenium, karnitin, obesitas,
Nutrisi
kaheksia
Infiltratif Sarkoidosis, amiloidosis
Penyakit chagas, infeksi HIV, kardiomiopati
Lain-lain
peripartum, gagal ginjal stadium akhir
Kegagalan pada jantung dapat disebabkan oleh 1 atau lebih dari beberapa
1. Kegagalan pompa
Terjadi akibat kontraksi otot jantung yang lemah, tidak adekuat, atau karena
relaksasi otot jantung yang tidak cukup untuk terjadinya pengisian ventrikel.
2. Obstruksi aliran
Obstruksi dapat disebabkan adanya lesi yang mencegah terbukanya katup
seperti yang terjadi pada keadaan regurgitasi aorta serta pada regurgitasi
mitral.
4. Gangguan konduksi yang menyebabkan kontraksi miokardium yang tidak
serta disfungsi regional pada jantung sehingga akan meningkatkan beban kerja
jantung dan menyebabkan remodeling structural jantung. Jika beban kerja jantung
2.5 Diagnosis
5
Diagnosis gagal jantung akut ditegakkan berdasarkan gejala dan penilaian
klinis, didukung oleh pemeriksaan penunjang seperti EKG, foto toraks, biomarker,
dan ekokardiografi.Alur diagnostik pada pasien gagal jantung ditampilkan pada
gambar 2.24.
Diagnosis gagal jantung juga dapat ditegakkan dengan kriteria Framingham.Jika
terdapat minimal 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor, maka diagnosis gagal
jantung dapat ditegakkan11.
6
Gambar 2.1 Skema diagnostik untuk pasien dicurigai gagal jantung4
7
Tabel 2.3 Klasifikasi Derajat Gagal Jantung
8
membantu kita membedakan gagal jantung sistolik dan diastolik seperti pada
gambar tabel berikut ini :
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada gagal jantung akut
antara lain:
1. EKG
Pemeriksaan EKG harus dilakukan pada semua pasien diduga gagal jantung.
Pemeriksaan EKG menunjukkan irama dan konduksi listrik jantung, sehingga
dapat diketahui apakah terdapat gangguan sinoatrial, blok atrioventrikular (AV),
kelainan konduksi intraventrikular, ataupun temuan abnormal lain. Hasil EKG
pada pasien dengan gagal jantung akut dapat ditemukan kelainan seperti yang
ditampilkan pada tabel 2.31,3.
9
Tabel 2.4 Kelainan yang paling sering ditemukan pada EKG dengan gagal
jantung akut13
Abnormality Causes Clinical implications
Sinustachycardia DecompensatedHF,anaemia,fever,hy Clinicalassessment
perthyroidism Laboratoryinvestigation
Sinusbradycardia Beta- Reviewdrugtherapy
blockade,digoxin,ivabradine,verapamil Laboratoryinvestigation
,diltiazem
Antiarrhythmics
Hypothyroidism
Atrialtachycardia/flu Sicksinussyndrome
Hyperthyroidism,infection,mitralvalve Slow AVconduction,
tter/ disease anticoagulation,pharmacological
Fibrillation cardioversion,electricalcardioversio
DecompensatedHF,infarction n,catheterablation
Ventriculararrhythm Ischaemia,infarction,cardiomy Laboratoryinvestigation
ias opathy,myocarditis
hypokalaemia,hypomagnesae Exercisetest,perfusion/viabilitystudies,co
mia ronary angiography,
Digitalisoverdose electrophysiologytesting,ICD
Myocardialischaemia/ Coronaryarterydisease Echocardiography,troponins,perfusion/viab
infarction ilitystudies,coronary
Qwaves Infarction,hypertrophic angiography,revascularization
Echocardiography,perfusion/viabilitystudies,
cardiomyopathy coronary angiography
LBBB,pre-excitation
Lvhypertrophy Hypertension,aorticvalvedise Echocardiography/CMR
ase,hypertrophic
cardiomyopathy
Avblock Infarction,drugtoxicity,myocarditis,sa Reviewdrugtherapy,
rcoidosis,genetic cardiomyopathy evaluateforsystemicdisease;familyhistory/
(laminopathy,desminopathy),Lymedis genetictestingindicated.PacemakerorICDm
ease aybeindicated.
LowQRSvoltage Obesity,emphysema,pericardialeffusio Echocardiography/CMR,chestX-
n,amyloidosis ray;foramyloidosisconsider
furtherimaging(CMR,99mTc-DPD
scan)andendomyocardial biopsy
QRSduration120ms Electricalandmechanicaldyssynchron Echocardiography
and y CRT-P,CRT-D
LBBBmorphology
2. Ekokardiografi
Pemeriksaan ekokardiografi memberikan penilaian yang cepat terhadap
volume ventrikel, fungsi sistolik dan diastolik ventricular, penebalan
dinding jantung, dan fungsi katup1,3.
3. Foto toraks
Pemeriksaan foto toraks lebih berguna dalam mengidentifikasi dan
menjelaskan gejala yang berhubungan dengan paru. Pada pemeriksaan akan
menunjukkan adanya kongesti atau edema pulmonal13. Berikut ini beberapa
kelainan foto toraks yang sering ditemui pada pasien gagal jantung1,4 :
10
Tabel 2.5 Kelainan Foto Toraks pada Pasien Gagal Jantung
Sebelum berbicara mengenai tindakan yang dapat dilakukan pada pasien gagal
jantung, kita mesti memahami terlebih dahulu tujuan dari terapi pada kondisi gagal
11
- Memperbaiki hemodinamik dan perfusi organ
- Membatasi kerusakan jantung dan ginjal
- Mencegah tromboemboli
- Meminimalkan lama perawatan intensif
b. Jangka menengah (Perawatan di ruangan)
- Stabilisasi kondisi pasien
- Inisiasi dan optimalisasi terapi farmakologi
- Identifikasi etiologi dan komorbiditas yang berhubungan
c. Sebelum pulang dan jangka panjang
- Merencanakan strategi tindak lanjut
- Memasukan pasien ke dalam program manajemen penyakit secara
- keseluruhan (edukasi, rehab, manajemen gizi, dll )
- Rencana untuk mengoptimalkan dosis obat gagal jantung
- Mencegah rehospitalisasi dini
- Memperbaiki gejalan kualitas hidup dan kelangsungan hidup
- Memastikan dengan tepat alat bantu (bila memang diperlukan)
Tata laksana gagal jantung akut di layanan primer dapat dilakukan tindakan sebagai
berikut(6):
(berat)
Pembatasan asupan garam maksimal 2 gram/hari (ringan), maksimal 1
gram/hari (berat)
Berhenti merokok dan konsumsi alkohol
b. Aktivitas fisik:
12
Segera rujuk
Pada pasien dengan gagal jantung akut, dimana kondisi klinis mengalami
perburukan dalam waktu cepat, harus segera dirujuk ke layanan sekunder (Sp.JP
atau Sp.PD) untuk penanganan lebih lanjut(6). Pada layanan kesehatan yang lebih
tinggi PERKI merekomendasikan terapi pasien gagal jantung akut berdasarkan beberapa
BAB III
LAPORAN KASUS
Februari 2017 dengan keluhan sesak nafas semakin meningkat sejak 4 jam sebelum
Identitas Pasien
Anamnesis
rumah sakit
Riwayat Penyakit - Sesak nafas meningkat sejak 4 jam sebelum masuk
rumah sakit, awalnya sesak nafas sudah dirasakan
Sekarang
13
sejak 1 bulan sebelumnya. sesak terjadi meningkat
dengan aktivitas seperti berjalan kaki dan berkurang
dengan istirahat. Riwayat terbangun malam hari
karena sesak ada. Tidur dengan menggunakan bantal
tinggi, Sesak tidak berbunyi menciut, Sesak tidak
dipengaruhi oleh cuaca atau makanan.
- Batuk sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, tidak
berdahak, batuk tidak berdarah.
- Kedua kaki sembab tidak ada, riwayat kaki sembab
sebelumnya ada.
- Mual dan muntah tidak ada.
- Demam tidak ada
- Riwayat sering merasa lapar-lapar, haus-haus tidak
ada,
- Riwayat sering kencing malam hari tidak ada
- Penurunan berat badan tidak dirasakan.
- BAB, BAK Biasa
Pemeriksaan Fisik
14
Frekuensi Nafas 37 x/menit TB 150 cm
paru, Wh -/-
Jantung
Inspeksi : iktus kordis terlihat
Palpasi : iktus kordis teraba di 2 jari lateral LMCS RIC VI, kuat
angkat
Perkusi : Batas jantung
Atas : LMCS RIC II
Kanan : Linea sternalis dekstra
Kiri : 2 jari lateral LMCS RIC VI
Auskultasi : irama regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Perut tampak membuncit
Palpasi : hepar teraba 2 jari BAC dan lien teraba scuffner 1, nyeri
tekan (-).
Perkusi : timpani
15
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Ro Thorax
Gambaran:
VI
Apeks tertanam
kranialisasi
CTR >55%
16
Edem Pulmonal
Pemeriksaan EKG
Irama : sinus
Frekuensi : 71
Axis : LeftAxisDeviation,
17
Gel T : Normal
LVH :+
QT interval : normal
Dagnosa Kerja :
Terapi
Spironolakton 1x 25 mg P.O
Kateter Urine
Restriksi Cairan
Kaki sembab(-)
18
Mata : konj. Anemis(-/-), sklera ikterik (-/-)
P/ Terapi Lanjut
Kaki sembab(-)
P/ Terapi Lanjut
19
Follow up (8 Februari 2017)
Kaki sembab(-)
Pulang
P/ Terapi Lanjut
kontrol poli
20
BAB IV
DISKUSI
Seorang pasien wanita berusia 77 tahun datang dengan keluhan sesak nafas
semakin meningkat sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas bisa
disebabkan oleh adanya kelainan pada paru atau pada luar paru. Sesak nafas
merupakan peningkatan upaya untuk bernafas yang dapat terjadi akibat
meningkatnya tahanan jalan nafas seperti adanya sumbatan (obstruksi),
berkurangnya keregangan paru akibat fibrosis paru, atau adanya kongesti dan
edema paru akibat gangguan pada jantung.
Pada pasien ini merasakan sesak selama 1 bulan yang lalu, meningkat
dengan aktivitas dan berkurang dengan istirahat, kebiasaan menggunakan bantal
tinggi saat tidur, terbangun malam hari akibat sesak, sesak tidak dipengaruhi oleh
cuaca atau makanan. Sesak yang tiba tiba, pada pasien yang meningkat dengan
aktivitas menandakan adanya kelainan pada jantung. Pasien juga sudah dikenal
dengan penyakit jantung dalam 5 tahun ini.
21
Inj Furosemid 1 amp ( 20 mg)/24 jam I.V, untuk mengurangi cairan pada paru dan
Pasien pulang dengan kondisi sesak sudah mulai berkurang, rhonki sudah
tidak ada, suara nafas vesicular. Obat yang diberikan furosemide 40mg,
22
DAFTAR PUSTAKA
23