You are on page 1of 7

TUGAS

FARMASI INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR INDUSTRI

Disusun oleh :

MUHAMMAD ADHA 1608020064

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXIV


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2016
Studi Kasus

Kasus : Sebuah Industri farmasi memproduksi obat diuretik dan produk


lain membuang limbahnya ke dalam kolam penguapan. Dilaporkan bahwa limbah
cair ini dapat mencemari sungai dan sumber air tanah di wilayah di sekitar
industri. Oleh karena itu buangan limbah yang dialirkan harus diolah untuk
mencapai kualitas tertentu agar aman dan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Tugas: Jelaskan rekomendasi metode pengolahan limbah yang hendaknya


dilakukan oleh industri tersebut dengan tujuan membuat konsentrasi polutan
dalam limbah tidak mencemari sungai dan sumber air tanah.

Jawaban :

LIMBAH CAIR INDUSTRI

Limbah cair industri adalah buangan hasil proses/ sisa dari suatu kegiatan/usaha
yang berwujud cair dimana kehadirannya pada suatu saat dan tempattidak
dikehendaki lingkungannya karena tidak mempunyai nilai ekonomissehingga
cenderung untuk dibuang.

SUMBER PENCEMARAN

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya sesuatu ke dalam


airyang menyebabkan air tersebut menurun kualitasnya atau tidak sesuai
denganperuntukkanya. Limbah cair di industri farmasi antara lain berasal dari:
Bekas cucian peralatan produksi, laboratorium, laundry dan rumah tangga Kamar
mandi dan WC Bekas reagensia di laboratorium.

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

1. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah: Saluran air hujan
langsung dialirkan ke selokan umum dan dibuat sumur resapan. Saluran dari
kamar mandi/ WC dialirkan ke septic tank. Saluran dari tempat pencucian
produksi dan laboratorium dialirkan keIPAL.

2. Membuat IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)


3. Khusus untuk limbah cair yang berasal dari golongan beta lactam: sebelum
dicampur dengan limbah non -lactam, ditambahkan NaOH untuk
memecah cincin -lactam.

PEMANTAUAN

1. Kualitas badan air permukaan inlet dan outlet saluran limbah, meliputi,kadar
COD, BOD5, pH, TSS, N total serta parameter lain termasuk indikator
biologi dan mikrobiologi.

2. Kualitas badan sungai sebelum dan sesudah outlet IPAL.

SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Tujuan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah untuk menurunkan


kadar zat pencemar yang terkandung dalam air limbah sehingga memenuhi
persyaratan baku mutu yang telah ditetapkan.

Dalam proses pengolahan air limbah bagaimanapun adalah hal yang tidak
mungkin untuk menghilangkan secara absolut adanya zat tercemar
tersebut. Oleh karenanya tujuan pengolahan limbah memang hanya ditujukan
untuk menurunkan kadar pencemar sampai pada batas (ambang) baku mutu
yang diperbolehkan. Dalam pengolahan limbah cair, terdapat 3 hal yang perlu
diperhatikan, yaitu :

1. Karakteristik dari Limbah Karakteristik sangat berbeda antara industri satu


dengan industri lainnya. Misalnya limbah cair industri farmasi memiliki
kandungan COD dan BOD serta kadar fenol yang tinggi, tetapi kadar limbah
logamnya rendah dengan debit air limbah yang tinggi dengan debit air limbah
yang kecil. Bahkan dalam satu jenis industripun memiliki kharakteristik limbah
yang berbeda-beda. Karakteristik limbah industri farmasi yang memproduksi
antibiotik golongan beta laktam akan berbeda dengan karakteristik limbah cair
dari industri farmasi yang hanya memproduksi vitamin.

Oleh karenanya, agar memperoleh gambaran spesifik tentang


karakteristik dari limbah yang akan diolah maka harus dilakukan
pengamatan atau survey dari limbah yang dihasilkan oleh industri farmasi
tersebut.
2. Kemampuan Badan Air (assimilative capacity )Pengolahan limbah cair sangat
tergantung dari kemampuan badan air (misalnya sungai, kali dan lain-lain) untuk
menerima beban yang berupa limbah tanpa mengakibatkan pencemaran.
kemampuan ini sangat berbeda-beda tergantung air berbagai faktor, misalnya
debit badan air, kealaman, faktor klimatologi, dan lain-lain. Semakin kecil
polutan berarti semakin besar pula assimilative capacity dari badan air tersebut.

3. Peraturan Tentang Limbah yang Berlaku Peraturan mengenai Batu Mutu


Lingkungan dapat berbeda antara satu daerah dengan daerah lain. Hal ini terkait
dengan karakteristik daerah yang bersangkutan. Daerah A, misalnya Baku
Mutu Lingkungan yang berbeda dengan daerah-daerah industri seperti B.
Peraturan-peraturan tersebut disesuaikan dengan peruntukan (beneficial
use) dari badan air yang bersangkutan.

Keterangan :

I. Penampungan awal dan filtrasi

II. Bak netralisasi

III. Bak koagulasi dan flokulasi IIIIBak Destruksi

IV. Bak filtrasi

V. Bak aerasi

VI. Bak sedimentasi

VII. Bak penampung air dan bio indicator


PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

Pada prinsipnya terdapat tiga cara penolahan limbah cair, yaitu:

1. Pengolahan Limbah Primer

Tujuan pengolahan limbah pada tahap ini adalah menghilangkan buanganyang


tidak larut. Terdapat 4 tahap, yaitu:

a. Screening Pada tahan ini berisi usaha- usaha untuk mengurangi atau
menghilangkan bahan buangan yang besar, seperti sampah, plastik, botol
bekas, kayu, barang rongsokan dan sisa- sisa lain yangberukuran
besar. Untuk menghilangkan limbah ini dapat dibuat saringan dengan
menggunakan kasa atau ijuk.

b. Canal Longitudinal Benda-benda yang masih dapat melewati saringan kasa


besi atau ijuk (misalnya pasir) diendapkan dengan menggunakan semacam
kanal yang bagian bawahnya dibuat agak melebar (canal longitudinal).
Benda-benda yang mengendap dibagian bawah kanal tersebut
selanjutnya dapat diambil pada waktu- waktu tertentu secara periodik.

c. Penghilang lemak, minyak dan sejenisnya Tahap ini mempunyai prinsip bahwa
lemak, minyak dan sejenisnyamemiliki berat jenis yang lebih kecil dari
air sehingga akanmengapung di bagian atas air. Untuk menghilangkan jenis
kotoran ini,air limbah dialirkan ke kolam yang berukuran relatif luas
dan memiliki aliran rendah dan tenang. Kotoran lemak, minyak dan
sejenisnya selanjutnya secara periodik dan continue diambil secara mekanis.

d. Menghilangkan zat padat tersuspensi Pada tahap ini dilakukan cara


mengalirkan limbah cair ke dalam suatu saluran yang dilengkapi dengan
penyaring-penyaring dari kasa yang diperuntukkan untuk menyaring zat yang
tersuspensi.

2. Pengolahan limbah sekunder

Prinsip pengolahan limbah pada tahap ini adalah untuk menghilangkan


kontaminan-kontaminan lain yang tidak terproses pada pengolahan
primer. Secara garis besar kontaminan yang dapat dihilangkan dibedaka ndalam
3 macam, yaitu padatan tersuspensi (solid suspended), senyawa-senyawa
organik terlarut dan senyawa-senyawa anorganik terlarut. Terdapat
beberapa cara untuk menghilangkan kontaminan-kontaminan ini, di antaranya
adalah dengan cara filtrasi sederhana, penambahan suatu koagulator,
penambahan arang aktif, serta penambahan bahan-bahan kimia dengan
bahan- bahan floculant.

3. Pengolahan limbah tersier

Prinsip pengolahan pada tahap ini adalah untuk menurunkan COD dan BOD serta
menambah oksigen terlarut (dissolved oxygen/ DO). Terdapat beberapa metode,
baik secara fisik, biologis maupun mekanis-biologis. Secara fisik penambahan
oksigen terlarut dilakukan dengan menyemburkan udara bebas ke dalam air
limbah pada bak/ kolam aerasi secara terus- menerus (kontinyu). Secara biologis
dilakukan dengan cara menggunakan activated sludge, di mana limbah dialirkan
ke dalam bak/kolam penampungan, yang berisi mikroorganisme yang akan
merubah zat-zat organik menjadi biomassa (energi) dan gas CO2.
Sedangkan pengolahan secara mekanis- biologis dapat dilakukan dengan
menyemprotkan air limbah ke permukaan benda padat (misalnya lantaibeton)
yang diberi mokroorganisme. Selanjutnya untuk menghilangkan logam berat,
dapat dilakukan dengan penambahan Ca(OH)2 yang lebih dikenal dengan lime
treatment. Dengancara ini, logam berat akan mengendap sebagai garam atau
hidroksida atausebagai co-presipitant pada endapan CaCO3. Selanjutnya, air
limbah yang telah diolah dialirkan ke bak/ kolam penampungan akhir di mana
pada kolam mini diberikan ikan atau tanaman air sebagai indikator biologis.

You might also like