You are on page 1of 6

BAB III PERENCANAAN TEKNIS III-1

BAB III
PERENCANAAN TEKNIS
PERHITUNGAN ABUTMENT JEMBATAN

3.1 Umum
3.2 Abutment Jembatan
3.3 Perencaan Abutment
Abutment jembatan terbebani oleh jembatan beton bertulang bentang 26,5 m
(dari abutment ke pier1), sehingga analisis kekuatan abutment berdasarkan
beban-beban yang diperoleh dari jembatan beton bertulang.

Gambar 3.1 Penampang Abutment


3.3.1 Data Fondasi
Data-data pada perencanaan pondasi adalah sebagai berikut;
1. Tanah Asli
Berat volume Ws = 1,654 ton/m3 (bulk density) kondisi tanah padat
Sudut gesek = 28
Berat jenis tanah, tanah = 1,79 ton/m3
Kohesi tanah, c = 3,5 ton/m2
Bahan Struktur
Mutu beton fc = 25 MPa
Mutu baja fy = 390 MPa
Berat beton = 2,5 ton/m3
3.3.2 Pembebanan Pada Abutment
Beban beban yang terjadi pada abutment terdiri dari beban vertical dan
beban horizontal.
Beban Vertikal
a) Berat sendiri bangunan atas
Tabel 3.1 Berat sendiri bangunan atas
Bangunan Perhitung Faktor Wult
W (Ton)
Atas an Beban (Ton)
Pelat Lantai 122,88 1,3 159,744
68,9726
Parapet 53,06 1,3 96
Pipa 1,60069
sandaran 1,46 1,1 808
Air Hujan 8,96 2 17,92
Aspal 20,16 2 40,32
Trotoar 34,40 1,3 44,72
Gelagar 173,06 1,2 207,669

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Cibeureum Kab. Tasikmalaya


BAB III PERENCANAAN TEKNIS III-2

12
Diafragma 102,65 1,2 123,18
664,126
W 516,62 514
332,063
Beban mati untuk abutment sebesar 1/2 Wt 257
Momen terhadap A, dengan lengan 3,5 m = 1162.22 ton.m

b) Beban berat sendiri abutment (Wabt)


Berat sendiri abutment dihitung berdasarkan seluruh berat struktur
abutment dan berat tanah isian diatas abutment. Abutment akan dibagi
menjadi beberapa bagian untuk mempermudah menghitung
keseluruhan abutment. Pembagian bagian-bagian abutment ditabelkan
dalam Tabel.3.2

Gambar 3.2 Tampak Samping dan Belakang Abutment


Gambar 3.3 Pembagian Luas Abutment

Tabel 3.2 Beban dan Momen pada Abutment

Lengan Mome
Luas Bentang BJ Berat
No Bagian thd A n
m2 m ton/m3 ton M ton.m
Abutment
1 I 0.35 9.60 2.50 8.40 4.15 34.86
2 II 6.36 9.60 2.50 152.64 4.40 671.616
3 III 4.00 9.60 2.50 96.00 3.50 336
Sub-Total 257.04 1042.48
Wing Wall
4 a 3.50 0.30 2.50 2.63 7.40 19.425
5 b 7.61 0.30 2.50 5.71 8.71 49.7202
6 c 19.72 0.30 2.50 14.79 6.45 95.3762
7 d 0.71 0.30 2.50 0.53 8.47 4.51205
Sub-Total 23.65 169.033
Caisson
8 1 8.00 9.60 2.50 192.00 4.00 768
9 2 3.00 9.60 2.50 72.00 7.70 554.4
10 3 9.00 9.60 2.50 216.00 4.00 864
11 4 3.00 9.60 2.50 72.00 0.30 21.6
12 5 8.00 9.60 2.50 192.00 4.00 768

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Cibeureum Kab. Tasikmalaya


BAB III PERENCANAAN TEKNIS III-3

Sub-Total 744.00 2976


Tanah Isian
13 a 3.50 9.00 2.00 63.00 7.40 466.2
14 b 7.61 9.00 2.00 137.00 8.71 1193.28
15 c 19.72 9.00 2.00 354.89 6.45 2289.03
16 d 0.71 9.00 2.00 12.78 8.47 108.289
Sub-Total 567.67 4056.8
TOTAL 1592.36 8244.31
Total berat sendiri beban mati
Beban mati struktur atas + T abutment = MS
MS = 332,063+1592.36 = 1924.43 ton
Total momen = 1162.22 + 8244.31 = 9406.53 ton.m

c) Beban Mati Tambahan


Tiap tumpuan = 0.0641 ton
(MA) = 0.0641 ton x 5
= 0.3205 ton
Momen terhadap A = 0.3205 x 3.50 = 1.12175 ton.m
Beban Lajur D (TD)
Beban kendaraan yang berupa lajur D terdiri dari beban terbagi rata
(Uniformly Distributed Load), UDL dan beban garis (Knife Edge Load),
KEL seperti pada Gambar 3.4. UDL mempunyai intensitas q(kPa) yang
besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani lalu-lintas seperti
Gambar 3.5 atau dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :
q = 8.0 kPa untuk L 30 m
q = 8.0 x (0.5 + 15/L) kPa untuk L > 30 m
Gambar 3.4 Gambar Distribusi Beban D
Untuk panjang bentang, L = 25.6
q = 8 kPa
Beban pada abutment akibat beban lajur D
PTD = 0.5 x WTD =
KEL mempunyai intensitas, p = 44 KN/m
Gambar 3.5 Intensitas Uniform Distributed Load (UDL)
Factor beban dinamis (Dinamic load Allowance) untuk KEL diambil
sebagai beriku:
DLA = 0.4 untuk L 50 m
DLA = 0.4 0.0025 x (L-50) untuk 50 < L < 90 m
DLA = 0.3 untuk L 90 m

Gambar 3.6 Faktor Beban Dinamis (DLA)

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Cibeureum Kab. Tasikmalaya


BAB III PERENCANAAN TEKNIS III-4

Untuk harga, L = 25.6 m, b = 9.6 m, DLA = 0.4


Keterangan :
q = beban merata
L = bentang jembatan
b = lebar jalur
WTD = q x L x (5.5 + b)/2 + p x DLA x (5.5 + b)/2
= 1679.12 KN
= 167.912 ton
PTD = 0.5 x WTD = 0.5 x 167.9.12 = 83.96 ton
Momen terhadap A = 83.96 x 3.5 = 293.846 ton.m
Beban Pejalan Kaki (PTP)

Berat tanah di belakang abutment


Gambar 3.3 Lengan irisan tanah terhadap titik 0

Tabel 3.3 Letak titik berat diambik dari titik origin O


Nama Mx My
W (ton) Jarak x Jarak y
Bagia (ton.m) (ton.m)
n Nominal (m) (m) Ultimate Ultimate
Wa 3,5 6,90 11,71 24,15 40,99
Wb 7,6112 8,71 8,68 66,29 66,07
Wc 19,716 6,45 8,18 127,17 161,28
Wd 0,71 8,47 5,67 6,02 4,02
Jumla
h 31,5372 223,63 272,35
Titik Berat X 7,09 m Y 8,64 m

Berat total (Wt) akibat berat sendiri abutment dan berat tanah
Wt = Wabutment + Wtanah
Wt = 1144,90 + 31,5372
Wt = 1176,44 Ton

d) Gaya akibat tekanan tanah aktif


Gambar 3.4 Gaya tekan akibat tanah aktif
Muatan lalu lintas di atas abutment, diperhitungkan senilai
muatan tanah setinggi 60 cm, dengan data tanah yang ada sebagai
berikut
=
= 28
R R
Faktor reduksi tanah =tan1 ( k .tan) dengan k =0,7

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Cibeureum Kab. Tasikmalaya


BAB III PERENCANAAN TEKNIS III-5

= , tan-1(0,7 tan 28) =20,4


20,4
Ka = Tg .(45 -
2
2 ) = 0,48
20,4
Ka = Tg2.( 45 + 2 ) = 2,07
Akibat muatan lalu lintas di atas abutment
QII = 0,6 . tanah . Ka
QII = 0,6 . .0,48 = 5115 N/m3
Tabel 3.4 Gaya horizontal yang bekerja pada abutment akibat tekanan tanah

e) Beban muatan hidup


Berat pejalan kaki 5kPa (5kN/m2)
A = Luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki (m2)
Beban hidup merata q;
Untuk A 10 m2 q = 5 kPa
Untuk 10 m2 < A 10 m2 q = 5 0,033 x (A 10) kPa
2
Untuk A > 100 m q = 2 kPa
Diketahui dari data;
Panjang bentang L = 25,6 m
Lebar trotoar b=1m
Jumlah trotoar n=2

Gambar 3.4 Pembebanan untuk pejalan kaki


Luas bidang trotoar yang didukung abutment
A = b x L/2 x n = 1 x 25,6/2 x 2 = 25,6 m2
Beban merata pada pedestrian,
q = 5 (0,033 x (A 10)) = 4,49 kPa
Beban pada abutment akibat pejalan kaki,
PTP = A x q = 25,6 x 4,49 = 114,82 KN = 11,48 ton
Momen terhadap titik A = 11,48 x 4 = 45,93 ton.m
Beban lalu lintas

Gaya rem (Rm)


Pengaruh pengereman dari lalu lintas diperhitungkan sebagai gaya
dalam arah memanjang, dan dianggap bekerja pada jarak 1,80 m
diatas permukaan lantai jebatan. Besarnya gaya rem arah
memanjang jembatan tergantung panjang total jembatan sebagai
berikut;
Gaya rem, Hrem = 250 kN, untuk L 80 m

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Cibeureum Kab. Tasikmalaya


BAB III PERENCANAAN TEKNIS III-6

Gaya rem, Hrem = 250 + 2,5 (L - 80) kN, untuk L 80 < L < 180 m
Gaya rem, Hrem = 500 kN, untuk L 180 m
Rm = 250000 N dengan faktor beban sebesar 2
Rm = 250000 x 2 = 500000 N = 50 ton
Gaya gesek pada tumpuan (Gt)
Koefisien gesek untuk perletakan dari baja dan karet = 0,15
Gt = Wt.15% = 612,86.15% =100,93 ton
Gaya gempa pada struktur bawah
Untuk jembatan di atas pondasi langsung, terletak di daerah zona
IV dengan koefisien (E) gempa sebesar 0,10 adalah;
H1 =
Akibat muatan lalu lintas di atas abutment

3.3.3 Pemeriksaan Kesetabilan Abutment
Tabel 3.Gaya gaya penahan geser dan momen momen penahan guling

Tabel 3. Gaya gaya penyebab geser dan momen momen penyebab


gulinga
Pemeriksaan keamanan terhadap geser;
2
Tg . . . V
SF = 3
H
2
Tg . . . V
SF = 3 = <1,5.bergeser!
H

Pemeriksaan terhadap guling;


MV
SF = MH > 1,5

SF = = 1,5ok!

3.3.4 Penulangan Abutment

Laporan Kerja Praktek Pembangunan Jembatan Cibeureum Kab. Tasikmalaya

You might also like