Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penyusunan Buku Putih
Sanitasi Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2012
dapat diselesaikan.
Buku Putih Sanitasi ini merupakan kumpulan dari gambaran kondisi eksisting sektor sanitasi di Kabupaten
Polewali Mandar yang mencakup tiga sub sektor yaitu persampahan, air limbah domestik dan drainase lingkungan.
Data-data yang tercantum didalam buku ini merupakan gabungan dari data-data primer dan data-data sekunder.
Data primer diperoleh dari stui EHRA (Environmental Health Risk Assessment), studi Pemberdayaan Masyarakat
Jender dan Kemiskinan, Studi Komunikasi, dan studi lainnya yang mendukung pengumpulan data primer.
Sedangkan data-data sekunder diperoleh dari SKPD terkait seperti Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum, BLH, Dinas
Kesehatan, Dinas Pendapatan dan Perizinan Daerah dan PDAM Kabupaten Polewali Mandar.
Secara garis besar bahwa permasalahan sanitasi di Kabupaten Polewali Mandar adalah disamping masih
kurangnya prasarana dan sarana sektor sanitasi yang bisa diakses oleh masyarakat, permasalahan yang tidak kalah
pentingnya adalah masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).
Dokumen Buku Putih Sanitasi ini akan menjadi rujukan dalam menyusun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK)
yang kemudian dilanjutkan dengan penyusunan Memorandum Program (MP) yang akan memuat strategi sanitasi
Kabupaten Polewali Mandar untuk menangangi permasalahan sanitasi 5 (lima) tahun kedepan beserta sumber
pendanaannya serta akan mendukung keberadaan dokumen perencanaan lainnya seperti RPJMD, RPIJM dan RAD
AMPL sebagai usaha untuk mencapai target MDGs Kabupaten Polewali Mandar yang telah menjadi komitmen
Pemerintah Daerah.
Selanjutnya, perlu disadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini, sehingga
kedepannya data-data yang ada didalam buku ini akan terus di update secara reguler sesuai dengan perkembangan
dan perubahan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat yang dinamis.
Akhir kata, ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Polewali Mandar ini.
i
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
ii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
DAFTAR GAMBAR/PETA
DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1. Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut Pusat
Kecamatan Di Kabupaten Polewali Mandar ............................................. II-1
Tabel 2.2. Jarak Antara Pusat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar ................ II-2
Tabel 2.3. Luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar dironci Perkecamatan ............. II-3
Tabel 2.5. Jenis Tanah di Kabupaten Polewali Mandar .............................................. II-6
Tabel 2.6. DAS di Kabupaten Polewali Mandar .......................................................... II-7
Tabel 2.7. Jumlah Penduduk Kabupaten Polewali Mandar dirinci Per Kecamatan
Tahun 20072011 ........................................................................................ II-8
Tabel 2.8. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Kabupaten
Polewali Mandar Tahun 2011 ...................................................................... II-9
Tebel 2.9. Proyeksi Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2010-2015 ......... II-10
Tabel 2.10. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan rasio Jenis Kelamin
Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011................................................. II-11
Tabel 2.11. Perkembangan Kondisi Kependudukan Kabupaten Polewali Mandar ..... II-11
Tabel 2.12. PDRB Kabupaten Polewali Mandar Menurut Lapangan Usaha Atas
Harga Konstan Tahun 2007-2011 ............................................................ II-14
Tabel 2.13. Pertumbuhan ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga
Konstan Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2007-2011 .......................... II-14
Tabel 2.14. Data Perekonomian Umum daerah 5 Tahun Terakhir ............................. II-16
Tabel 2.15. Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah kabupaten Polewali Mandar II-17
Tabel 2.16. Pencapaian Angkatan Kerja Kabupaten Polewali Mandar ....................... II-17
Tabel 2.17. Tingkat Pendidikan dan Guru Di Polewali Mandar Tahun 2011 .............. II-23
Tabel 2.18. APM Pendidikan Pra Sekolah Usia 4-6 Tahun di Kabupaten
Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2010-2011 ....................................... II-24
Tabel 2.19. Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar Usia 7-12 Tahun di Kabupaten
Polewali Mandar Tahun 2010-2011 ........................................................... II-24
Tabel 2.20. Angka Partisipasi Murni SMP Usia 13-15 tahun di Kabupaten
Polewali Mandar Tahun 2010-2011 ........................................................... II-25
Tabel 2.21. Angka Buta Huruf umur 5 Tahun keatas dan Kemampuan Baca Tulis
iii
Berdasarkan Hasil SP 2010 ........................................................................ II-26
Tabel 2.22. Peresentase Angka Buta Huruf Umur 5 Tahun keatas dan kemampuan
Baca Tulisnya Berdasarkan HAsil SP 2010 ............................................... II-26
Tabel 2.23. Angka Putus Sekolah Dasar (SD) Tahun 2011........................................ II-27
Tabel 2.24. Angka Putus Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun 2011 ................ II-28
Tabel 2.25. Angka Putus sekolah Menengah Umum Tahun 2011.............................. II-29
Tabel 2.26. Sarana Kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2005-2011 .... II-30
Tabel 2.27. Jumlah Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Polewali Mandar ........ II-31
Tabel 2.28. Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kecamatan Di Kabupaten Polewali Mandar II-32
Tabel 2.29. Jumlah Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011 II-33
Tabel 2.30. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011 ... II-34
Tabel 2.31. Jumlah Rumah Perkecamatan................................................................. II-35
Tabel 3.1. Pemangku Kepentingan dalam Pembangunan dan pengelolaan Air Limbah III-6
Tabel 3.2. Paraturan Air Limbah Domestik Kabupaten Polewali Mandar ................. III-7
Tabel 3.3. Diagram system Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik .................... III-8
Tabel 3.4. Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Polewali Mandar III-9
Tabel 3.5. Pengelolaan Sarana Jamban Keluarga dan MCK oleh Masyarakat ......... III-10
Tabel 3.6. Kondisi MCK di Kabupaten Polewali Mandar............................................ III-11
Tabel 3.7. Program/Layanan Sanitasi Yang Berbasis Masyarakat ............................. III-13
Tabel 3.8. Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Polewali Mandar ................ III-14
Tabel 3.9. Media komunikasi di Kabupaten Polewali Mandar..................................... III-14
Tabel 3.10.Kerjasama terkait Sanitasi ........................................................................ III-14
Tabel 3.11.Daftar Mitra Potensial ............................................................................... III-15
Tabel 3.12.Penyedia Layanan air Limbah Domestik yang ada di Kabupaten
Polewali Mandar ........................................................................................ III-15
Tabel 3.13.Ringkasan Pendapatan dan Belanja Dari Sub Sektor Pengelolaan Air Limbah III-15
Tabel 3.14.Daftar Pemangku kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Persampahan III-19
Tabel 3.15. Daftar Paraturan Terkait Persampahan di Kabupaten Polewali Mandar. III-21
Tabel 3.16. Diagram system Sanitasi Pengelolaan Persampahan ............................. III-22
Tabel 3.17. Sistem Pengelolaan Persampahan di Kabupaten Polewali Mandar ........ III-22
Tabel 3.18. Kondisi Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kelurahan/Kecamatan .... III-25
Tabel 3.19. Kondisi Pengelolaan Persampahan di Tingkat Kabupaten .................... III-25
Tabel 3.20. Program/Layanan Persampahan Yang Berbasis Masyarakat ................. III-26
Tabel 3.21. Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Polewali Mandar .............. III-27
Tabel 3.22. Media komunikasi di Kabupaten Polewali Mandar................................... III-27
Tabel 3.23. Kerjasama terkait Sanitasi Persampahan ................................................ III-27
Tabel 3.24.Daftar Mitra Potensial ............................................................................... III-27
Tabel 3.25.Penyedia Layanan Persampahan yang ada di Kabupaten
Polewali Mandar ........................................................................................ III-28
Tabel 3.26.Ringkasan Pendapatan dan Belanja Dari Sub Sektor Pengelolaan Persampahan III-29
Tabel 3.27.Daftar Pemangku kepentingan yang terlibat dalam Pengelolaan Drainase III-33
Tabel 3.28. Daftar Paraturan Terkait Drainase Lingkungan....................................... III-34
Tabel 3.29. Diagram system Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan ................. III-35
Tabel 3.30. Sistem Pengelolaan Drainase di Kabupaten Polewali Mandar ................ III-36
Tabel 3.31. Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan Polewali ................ III-37
Tabel 3.32. Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan Wonomulyo ........... III-38
Tabel 3.33. Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan Campalagian......... III-39
Tabel 3.34. Kondisi Drainase Lingkungan di Tingkat Kecamatan Tinambung ............ III-40
Tabel 3.35. Program/Layanan Drainase Yang Berbasis Masyarakat ......................... III-41
Tabel 3.36. Kegiatan Komunikasi yang ada di Kabupaten Polewali Mandar .............. III-42
Tabel 3.37. Media komunikasi di Kabupaten Polewali Mandar................................... III-42
iv
Tabel 3.38. Kerjasama terkait Sanitasi Drainase ........................................................ III-42
Tabel 3.39. Daftar Mitra Potensial .............................................................................. III-42
Tabel 3.40. Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Lingkungan yang ada di Kabupaten
Polewali Mandar ....................................................................................... III-42
Tabel 3.41. Ringkasan Pendapatan dan Belanja Dari Sub Sektor Pengelolaan Drainase III-43
Tabel 3.42. Data Umum Pelanggang PDAM Kabupaten Polewali Mandar................. III-44
Tabel 3.43. Sistem Penyediaan dan pengelolaan Air Bersih Kabupaten Polewali Mandar III-45
Tabel 3.44. Konsoslidasi Kapasitas Produksi PDAM Polewali Mandar Cabang PDAM
Kabupaten Polewali Mandar ..................................................................... III-46
Tabel 3.45. Jumlah Sambungan Langganan .............................................................. III-47
Tabel 3.46. Jumlah Penduduk Terlayani PDAM Per-Zona ......................................... III-48
Tabel 3.47. Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga di Kabupaten Polewali Mandar III-49
Tabel 3.48. Pengelolaan Limbah Medis di fasilitas-fasilitas Kesehatan Polewali Mandar III-50
Tabel 4.1. Rencana Program dan kegiatan PHBS dan Promosi Higienis Tahun 2013 IV-4
Tabel 4.2. Program dan Kegiatan PHBS dan Higienis Tahun 2012 .......................... IV-5
Tabel 4.3. Rencana program dan Kegiatan Pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2013 IV-6
Tabel 4.4. Kegiatan pengelolaan Air Limbah Domestik Tahun 2012 ......................... IV-7
Tabel 4.5. Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2013 IV-8
Tabel 4.6. Kegiatan Pengelolaan Persampahan Tahun 2012 ................................... IV-9
Tabel 4.7. Rencana Program dan Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2013 ...... IV-10
Tabel 4.8. Kegiatan Pengelolaan Drainase Tahun 2012 ........................................... IV-11
Tabel 4.9. Rencana Program dan Kegiatan sanitasi Sub Sektor Air Bersih tahun 2013 IV-12
Tabel 4.10.Kegiatan Sanitasi Sub Sektor Air Bersih Tahun 2012 ............................... IV-13
v
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan sanitasi sebagai suatu upaya pengendalian
terhadap seluruh faktor-faktor fisik, kimia dan biologi yang menimbulkan suatu kerusakan atau terganggunya
perkembangan dan kesehatan manusia baik fisik, mental maupun sosial serta kelangsungan kehidupan
manusia dalam lingkungan. Upaya pengendalian tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan dan
penyediaan prasarana dan sarana sanitasi seperti penyediaan air minum, penyaluran dan pengolahan air
limbah, pengelolaan persampahan dan drainase lingkungan, hal ini juga tertuang dalam salah satu sasaran
dari Millennium Development Goals (MDGs) yaitu peningkatan akses masyarakat terhadap sarana sanitasi.
Perkembangan kota yang cepat secara langsung berimplikasi pada pembangunan infrastruktur dasar
pelayanan publik. Kurangnya pelayanan prasarana lingkungan seperti infrastruktur air bersih dan sistem
sanitasi, menjadi penyebab utama timbulnya berbagai masalah di permukiman. Buruknya kondisi sanitasi
berpengaruh terhadap menurunnya kualitas lingkungan hidup serta tercemarnya sumber air bersih yang
digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, sehingga secara langsung maupun
tidak langsung berimplikasi/berpengaruh terhadap kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Lebih jauh lagi
kondisi tersebut secara umum dapat menurunkan citra kabupaten.
Berdasarkan kenyataan diatas, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya guna meningkatkan
kapasitas dan kualitas sanitasi di daerah melalui gerakan terpadu, menyeluruh, serentak, cepat, tepat dan
optimal, dalam pembangunan sanitasi baik di tingkat pemerintah pusat, daerah provinsi dan kabupaten,
dengan melibatkan seluruh potensi pelaku peduli, selaras dengan yang diharapkan dalam pencapaian tujuan
MDGs yang dicanangkan sampai tahun 2015 sebanyak 72,5 % rakyat Indonesia harus terlayani sanitasi yang
memadai.
World Health Organization (WHO)PBB merekomendasikan 5 (lima) langkah yang dapat dilakukan
untuk mencapai target pemenuhan air bersih dan sanitasi dalam MDGs, yaitu terdiri dari; 1). Memenuhi
Kebutuhan Sanitasi, 2). Meningkatkan secara signifikan akses terhadap air minum yang aman, 3).
Mengerjakan hygiene yang baik dilingkungan rumah tangga dan sekolah, 4). Mengkampanyekan perawatan
dan penyimpanan air, 5). Memberikan jaminan kesehatan dengan memberikan system penyediaan air bersih
dan sanitasi lingkungan sehat.
Pemerintah Indonesia melalui TTPS (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi) yang didalamnya terdiri
dari berbagai unsur; Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perumahan Rakyat,
Kementerian Perindustrian dan Perdagangan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, dan
Kementerian Dalam Negeri) yang memperoleh dukungan dari Wakil Presiden Boediono, melalui Pembukaan
Konferensi Sanitasi Nasional II, tanggal 8 9 Desember 2009, mencanangkan Program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP), sebagai salah satu upaya menjawab isu strategis
pembangunan sanitasi, menuju pemenuhan pelayanan dasar rakyat.
Program ini berlangsung sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, dengan 3 (tiga) target
pembangunan sanitasi yaitu; 1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) pada Tahun 2014; 2)
Penanganan sampah melalui pengurangan timbulan dari sumber dan penerapan sistem sanitary landfill untuk
TPA (Tempat pembuangan akhir) dengan prioritas di 240 Kabupaten/Kota; 3) Pengurangan genangan air di
sejumlah kota/kawasan perkotaan seluas 22.500 Ha. Dalam skenarionya, Pemerintah Daerah diberi
kewenangan untuk menyusun sendiri strategi pembangunan sanitasinya dengan dukungan dari pemerintah
pusat dan provinsi. Melalui program ini diharapkan hingga tahun 2014 setidaknya 330 Kota/Kabupaten telah
mampu menyusun SSK (Strategi Sanitasi Kota); dan pada 160 kota di antaranya telah mengimplementasikan
strateginya, di samping pelaksanaan pembangunan sanitasi yang sedang berjalan secara paralel.
Agar diperoleh strategi yang tepat, dibutuhkan suatu proses pemetaan kondisi sanitasi yang tepat
pula. Hasil pemetaan kondisi fisik sanitasi dan perilaku masyarakat kota, dituangkan dalam Buku Putih (White
Book). Buku Putih Sanitasi inilah yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan Strategi Sanitasi Kota (City-
wide Sanitation Strategy).
Sanitasi adalah perilaku hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, usaha tersebut akan menciptakan peningkatan
kesehatan masyarakat.
Sanitasi menjadi salah satu tujuan dari Pembangunan kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar
dalam pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya yaitu terwujudnya keadaan sehat
fisik-jasmani, rohani-spritual dan sosial, yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Upaya percepatan pembangunan sanitasi perkotaan di Kabupaten Polewali Mandar telah menjadi
komitmen Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar dengan menyepakati 2 Kecamatan yang menjadi wilayah
kajian yaitu Kecamatan Polewali dan Kecamatan Wonomulyo. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa di 2
kecamatan inilah perkembangan kota sangat pesat sehingga rawan untuk menimbulkan masalah-masalah
terkait sanitasi.
Sejalan dengan hal tersebut diatas, RTRW Kabupaten Polewali Mandar ditetapkan dengan tujuan
mewujudkan penataan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, selaras dengan kegiatan
pembangunan daerah pada sektor unggulan agribisnis dan agroindustri yang didukung oleh infrastruktur yang
memadai.
Berdasarkan tujuan penataan ruang wilayah yang telah dirumuskan, maka ditetapkanlah kebijakan
penataan ruang wilayah Kabupaten Polewali Mandar, yaitu:
1) Peningkatan akses layanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah yang merata dan
berhierarki;
2) Peningkatan kualitas dan jangkauan layanan jaringan prasarana utama dan jaringan prasarana lainnya
secara terpadu dan merata di seluruh wilayah;
3) Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
4) Pengembangan kegiatan budidaya secara berkelanjutan agar tidak melampaui daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
5) Pengembangan lahan pertanian dan sistem agropolitan yang produktif dan ramah lingkungan;
6) Pengembangan dan peningkatan kawasan industri berbasis agro, yang ramah lingkungan serta bernilai
ekonomis;
7) Peningkatan pengelolaan kawasan yang dapat memberi pengaruh positif terhadap kegiatan ekonomi,
sosial, budaya, pelestarian lingkungan hidup dan pengembangan ilmu pengetahuan; dan
8) Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara
Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai
kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat yang berkaitan dengan sanitasi di Kabupaten Polewali Mandar saat
ini. Pemetaan kondisi dan profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi
prioritas yang penetapannya berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam
Buku Putih ini, priority setting dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang tersedia, hasil studi
Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Environmental Health Risk Assessment) atau EHRA, dan persepsi
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Polewali Mandar yang menangani secara langsung
pembangunan sektor sanitasi di Kabupaten Polewali Mandar.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini adalah pembangunan
kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten beserta masyarakat pemangku kepentingan untuk
mampu mengidentifikasi, memetakan, menyusun rencana tindaklanjut dan menetapkan Strategi Sanitasi
Kota (SSK) Kabupaten Polewali Mandar.
1.4. Metodologi
Dalam penyusunan Buku Putih ini, langkah-langkah pendekatan yang dilakukan dari bawah
(bottom-up approach) adalah sebagai berikut:
a. Pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten
Polewali Mandar selaku Ketua Pokja.
b. Meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi
c. Diskusi yang bersifat teknis dan mendalam juga dilakukan dengan pihak-pihak yang terlibat dalam
sanitasi.
d. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang
telah, sedang dan akan dilakukan untuk meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di
bidang sanitasi.
e. Pengklasteran desa. Dari hasil pengklasteran, selanjutnya disepakati wilayah kajian oleh seluruh Pokja
Jenis data yang digunakan dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi ini adalah:
a. Data primer yaitu data yang bersumber dari survey atau observasi lapangan yang dilakukan pokja, data
primer yang digunakan yaitu : (1) Survey Resiko Kesehatan Lingkungan (Enviromental Health Risk
Assessment/EHRA), (2) Pemetaan Media, dan (3) Survey Penyedian Layanan Sanitasi (Sanitation
Supply Assessment/SSA).
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen yang dimiliki oleh Dinas/SKPD yang terlibat dalam
program PPSP, data statistik dari BPS dan dokumen-dokumen atau data-data terkait lainnya yang telah
ada.
Penyusunan Buku Putih Sanitasi di Kabupaten Polewali Mandar berpijak pada beberapa peraturan
perundang-undangan yang berlaku baik di tingkat nasional, Propinsi maupun daerah. Peraturan Perundang-
undangan dimaksud meliputi :
a. Undang-Undang
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1966 Tentang Hygiene.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Pemukiman.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air.
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.
c. Peraturan Daerah
1. Peraturan Daerah Nomor 74 Tahun 2005 tentang Perubahan Kabupaten Polewali Mamasa menjadi
Kabupaten Polewali Mandar (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 160).
2. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Polewali Mandar.
3. Peraturan Daerah Kabupaten Polewali Mandar Nomor 01 Tahun 2012 Tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 2012.
Buku Putih Sanitasi merupakan salah satu bagian penting dari beberapa tahapan dalam upaya
percepatan pembangunan sanitasi. Sebagai akselerasi untuk mewujudkan kesinambungan pembangunan
dan tetap menjamin konsistensi perencanaan pembangunan di Daerah maka penyusunan Buku Putih ini tetap
mengacu dan memperhatikan keterkaitan dengan dokumen perencanaan lain seperti:
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2005-
2025
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2009
2014.
c. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Polewali Mandar 2011-2031.
d. Rencana Strategis Dinas Tahun 2009-2014.
Kabupaten Polewali Mandar dalam perjalanan sejarahnya cukup panjang, dahulu pada masa
Pemerintahan Hindia Belanda, daerah ini merupakan bagian dari sebuah wilayah pemerintahan yang
terbentang di daerah pesisir bagian Baratlaut Sulawesi Selatan sampai ke perbatasan Sulawesi Tengah,
wilayah tersebut dikenal sebagai wilayah pemerintahan Afdeling Mandar, dipimpin oleh seorang Asisten
Residen. Wilayah Afdeling Mandar tersebut terdiri dari empat onder afdeling, yaitu: Majene, Mamuju,
Mamasa dan Polewali. Dalam perkembangan selanjutnya, setelah berakhir sistem pemerintahan Hindia
Belanda, ditetapkan Undang-undang nomor 29 tahun 1959, tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat
II di Sulawesi. Wilayah Afdeling Mandar dibagi menjadi tiga wilayah kabupaten, yaitu Kabupaten Polewali
Mamasa, Kabupaten Majene, dan Kabupaten Mamuju. Ketiga kabupaten tersebut secara administratif
masuk dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
Kemudian, pada tanggal 11 Maret 2002, Kabupaten Polewali Mamasa dimekarkan menjadi dua
kabupaten, yakni bekas onder afdeling Mamasa menjadi sebuah kabupaten, yaitu Kabupaten Mamasa
(Undang-undang Nomor 11 Tahun 2002, tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota Palopo),
kemudian pada tahun 2005 nama kabupaten induk berubah menjadi Kabupaten Polewali Mandar
berdasarkan PP No.74 Tahun 2005.
Wilayah bekas Afdeling Mandar terdiri dari 5 (lima) kabupaten, yaitu Kabupaten Polewali Mandar,
Kabupaten Majene, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamuju Utara serta Kabupaten Mamasa. Dengan
pertimbangan untuk lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, maka pada tanggal 5 Oktober
2004, wilayah bekas Afdeling Mandar tersebut dibentuk menjadi sebuah provinsi yang ke-33 berdasarkan
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2004, tentang Pembentukan Provinsi Sulawesi Barat, dengan
menetapkan Mamuju sebagai Ibukota Provinsi.
Kabupaten Polewali Mandar terletak 195 km sebelah Selatan Mamuju, Ibukota Provinsi
Sulawesi Barat, atau 250 km sebelah Utara Kota Makassar Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.
Berada pada posisi 118o5358,2 11902935,8 Bujur Timur dan 03o4000 3o325,28 Lintang
Selatan.
Tabel 2.1
Letak Geografis dan Ketinggian dari Permukaan Laut
Pusat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar
Ketinggian DPL
No. Pusat Kecamatan Lintang Selatan Bujur Timur
(meter)
1 Tinambung 030 30' 10.3" 1190 01' 36.6" 20
2 Balanipa 030 30' 08.9" 1190 02' 48.0" 26
3 Limboro 030 29' 12.6" 1190 00' 38.7" 24
4 Tubbi Taramanu 030 20' 34.6" 1190 01' 33.1" 123
5 Alu 030 25' 36.6" 1180 59' 34.0" 47
6 Campalagian 030 28' 13.2" 1190 08' 26.0" 22
7 Luyo 030 22' 24.8" 1190 08' 09.2" 28
Tabel 2.2
Jarak Antara Pusat Kecamatan di Kabupaten Polewali Mandar
TUBBI TARAMANU
CAMPALAGIAN
WONOMULYO
MATANGNGA
TINAMBUNG
POLEWALI
MATAKALI
BALANIPA
TAPANGO
LIMBORO
BINUANG
ANREAPI
MAPILLI
LUYO
BULO
ALU
NO KECAMATAN
1 TINAMBUNG 0,0 2,1 3,1 26,3 10,9 15,3 29,1 28,7 24,7 39,2 37,7 43,5 56,2 51,1 76,6 46,6
2 BALANIPA 2,1 0,0 5,2 28,4 13,0 13,2 27,0 26,6 22,6 37,1 35,6 41,4 54,1 49,0 74,5 44,5
3 LIMBORO 3,1 5,2 0,0 23,2 7,8 18,4 32,2 31,8 27,8 42,3 40,8 46,6 59,3 54,2 79,7 49,7
4 TUBBI TARAMANU 26,3 28,4 23,2 0,0 15,4 38,6 15,4 29,6 35,0 42,9 38,6 44,4 57,1 52,0 77,1 47,1
5 ALU 10,9 13,0 7,8 15,4 0,0 26,2 40,0 39,6 35,6 50,1 48,6 54,4 67,1 62,0 87,5 57,5
6 CAMPALAGIAN 15,3 13,2 18,4 38,6 26,2 0,0 13,8 13,4 9,4 23,9 18,4 24,2 36,9 31,8 61,3 31,3
7 LUYO 29,1 27,0 32,2 15,4 40,0 13,8 0,0 14,2 10,2 18,1 23,2 29,0 41,7 36,6 52,3 22,3
8 WONOMULYO 28,7 26,6 31,8 28,6 39,6 13,4 14,2 0,0 4,0 10,5 9,0 14,8 27,5 22,4 55,5 25,5
9 MAPILLI 24,7 22,6 27,8 35,0 35,6 9,4 10,2 4,0 0,0 14,5 13,0 18,8 31,5 26,4 51,9 21,9
10 TAPANGO 39,2 37,1 42,3 42,9 50,1 23,9 18,1 10,5 14,5 0,0 9,8 15,6 28,3 23,2 50,0 20,0
11 MATAKALI 37,7 35,6 40,8 38,6 48,6 18,4 23,2 9,0 13,0 9,8 0,0 5,8 18,5 8,8 64,5 34,5
12 POLEWALI 43,5 41,4 46,6 44,4 54,4 24,2 29,0 14,8 18,8 15,6 5,8 0,0 12,7 7,6 70,3 40,3
13 BINUANG 56,2 54,1 59,3 57,1 67,1 36,9 41,7 27,5 31,5 28,3 18,5 12,7 0,0 20,3 83,0 53,0
14 ANREAPI 51,1 49,0 54,2 52,0 62,0 31,8 36,6 22,4 26,4 23,2 8,8 7,6 20,3 0,0 73,3 43,3
15 MATANGNGA 76,6 74,5 79,7 77,1 87,5 61,3 52,3 55,5 51,9 50,0 64,5 70,3 83,0 73,3 0,0 30,0
16 BULO 46,6 44,5 49,7 47,1 57,5 31,3 22,3 25,5 21,9 20,0 34,5 40,3 53,0 43,3 30,0 0,0
Sumber: dihitung di atas peta digital, Bappeda 2010
2.2.2 Administratif
Berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa
dan Kota Palopo, batas wilayah administrasi Kabupaten Polewali Mandar, sebagai berikut:
Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamasa
Timur berbatasan dengan Kabupaten Pinrang
Selatan merupakan Selat Makassar
Barat berbatasan dengan Kabupaten Majene
Luas wilayah Kabupaten Polewali Mandar sekitar 2.022,30 km2. Secara administratif terdiri dari
enam belas kecamatan, yaitu: Kecamatan Tubbi Taramanu, Alu, Limboro, Tinambung, Balanipa, Luyo,
Campalagian, Mapilli, Matangnga, Tapango, Wonomulyo, Matakali, Anreapi, Polewali, Binuang serta
Kecamatan Bulo. Dari enam belas kecamatan tersebut, Kecamatan Tubbi Taramanu merupakan
kecamatan yang mempunyai wilayah terluas, yaitu sekitar 356.95 km 2, atau sekitar 17.38% dari luas
wilayah kabupaten, sedangkan Kecamatan Tinambung merupakan kecamatan yang mempunyai luas
wilayah terkecil, yakni sekitar 21.34 km2, atau sekitar 1.02% dari luas wilayah Kabupaten Polewali
Mandar.
Tabel 2.3
Luas Wilayah Kabupaten Polewali Mandar dirinci per Kecamatan
Persentase
No. Kecamatan Luas (km2) Desa Kelurahan
(%)
1 Tinambung 21.34 1.06 7 1
2 Balanipa 37.42 1.85 10 1
3 Limboro 47.55 2.35 10 1
4 Tubbi Taramanu 356.95 17.65 12 1
5 Alu 228.30 11.29 7 1
6 Campalagian 87.84 4.34 17 1
7 Luyo 156.60 7.74 10 1
8 Wonomulyo 72.82 3.60 13 1
9 Mapilli 86.80 4.29 11 1
10 Tapango 125.81 6.22 13 1
11 Matakali 57.62 2.85 6 1
12 Polewali 26.27 1.30 - 9
13 Binuang 123.34 6.10 9 1
14 Anreapi 124.62 6.16 4 1
15 Matangnga 234.92 11.62 6 1
16 Bulo 234.10 11.58 9 -
Jumlah 2,022.30 100.00 144 23
Sumber: Bappeda Kab.Polewali Mandar, 2010
Data curah hujan sementara di Kabupaten Polewali Mandar diambil dari stasiun Balai Benih
Lantora No. 442 C. Rerata curah hujan tahunan sekitar 1.902 mm dengan kisaran antara 1.4223.306
mm dan jumlah rerata curah hujan bulanan berkisar dari 57-226 mm. Distribusi curah hujan bulanan
tersebut menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Polewali Mandar mempunyai musim kemarau sekitar
2 bulan (Agustus-September), musim hujan atau bulan basah terjadi pada Nopember-Januari dan
Maret-April, sedangkan kondisi hujan agak kurang terjadi pada bulan Pebruari, Mei, Juni, Juli, Oktober
dan Nopember. Distribusi curah hujan bulanan tersebut menunjukkan bahwa wilayah Kabupaten
Polewali Mandar tergolong beriklim basah dengan curah hujan yang relatif tinggi.
Berdasarkan Peta Wilayah Curah Hujan di Kabupaten Polewali Mandar, wilayah curah hujan
berkisar antara 0 - 2.000 mm/tahun, dengan wilayah Curah Hujan antara 0 - 1.750 mm/tahun
mencapai 13,48% dari luas wilayah kabupaten dan wilayah Curah Hujan 1.750 - 2.000 mm/tahun
mencapai 86,52% dari luas kabupaten. Hal ini menunjukkan sebagian besar wilayah Kabupaten
Polewali Mandar memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Wilayah Kabupaten Polewali Mandar dialiri oleh 2 sungai besar, yaitu Sungai Mandar dan
Sungai Maloso, serta beberapa sungai kecil yang bermuara ke dua sungai tersebut. Di Sungai Maloso
yakni di Sekaseka telah dibangun bendung untuk keperluan irigasi pertanian di Kecamatan Luyo,
Mapili, Wonomulyo, Campalagian dan Matakali.
Berdasarkan peta geologi, Sulawesi skala 1:250.000 lembar Majene dan Bagian Barat
Lembar Palopo, Sulawesi (Puslitbang Geologi, 1998) Kabupaten Polewali Mandar terdiri dari enam
formasi batuan, yaitu: (Qa) ALUVIUM berupa endapan liat, pasir, dan kerikil; (Qpps) NAPAL
PAMBAUANG berupa napal tufaan, serpih napalan, batupasir tufaan yang mengandung fosil
foraminifera berumur plistosen; (Tmpi) BATUAN TEROBOSAN berupa granit, granodiorit, diorite,
sienit dan dijumpai gabro berumur pliosen; (Tmpv) BATUAN GUNUNGAPI WALIMBONG berupa lava
bersusunan basal sampai andesit, breksi andesit-piroksin, breksi andesit-trakit berumur mio-pliosen;
(Tmm) FORMASI MANDAR berupa batupasir, batulanau, dan serpih berumur miosen akhir; (Tmpm)
FORMASI MAPI berupa batupasir tufaan, batulanau, batulempung, dan batugamping berumur miosen
tengan-pliosen; (Tmav) BATUAN GUNUNGAPI ADANG berupa tuf, lava dan breksi gunungapi
berumur miosen; dan (Kls) FORMASI LATIMOJONG berupa serpih, filit, rijang, marmer, dan kuarsit
berumur kapur akhir.
Gerakan-gerakan sesar banyak terdapat di sebelah barat dengan arah yang bervariasi tapi
umumnya berarah Baratlaut Tenggara. Sesar ini sebagian besar berada pada Formasi Mandar.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan bahan induk tanah dapat dibedakan ke dalam 4
macam, yaitu bahan aluvium, aluvio-marin, batuan sedimen, dan bahan volkan. Bahan aluvium terdiri
dari liat, pasir, dan kerikil/batu. Batuan sedimen terutama batupasir, batulanau, dan serpih. Sedang
bahan volkan yaitu tuf, breksi, batuan andesit-basal banyak dijumpai di perbukitan sebelah Utara
Kabupaten Polewali Mandar.
Berdasarkan hasil interpretasi citra yang ditunjang oleh peta rupabumi dan peta geologi serta
pengamatan di lapangan, landform Kabupaten Polewali Mandar menurut Marsoedi et al., (1997)
Sebagian besar wilayah (>78% dari luas kabupaten) memiliki topografi bergunung, dengan
kelas lereng dominan 41-60% dan >60%. Sisanya didominasi oleh topografi datar dengan kelas lereng
<2%, yang luasnya 38.300 hektar, atau sama dengan 18,50% dari total wilayah kabupaten. Dengan
kondisi topografi seperti ini, maka perencanaan pembangunan di Kabupaten Polewali Mandar harus
dilakukan dengan hati-hati agar sumberdaya alam yang tersedia dapat dimanfaatkan secara optimal
dan berkelanjutan.
Luas penyebaran topografi di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2.4
Luas Penyebaran Kelas Topografi dan Kelas Lereng.
4. Penggunaan Lahan
Wilayah Kabupaten Polewali Mandar sebagian besar berupa lahan perbukitan dan
pegunungan yang ditutupi hutan dan belukar. Lahan yang relatif datar diusahakan untuk pertanian
yang terdiri dari persawahan irigasi, sawah tadah hujan, tambak, tegalan, perkebunan kakao rakyat,
perkebunan cengkeh rakyat, pertanian lahan kering/tegalan, dan kebun campuran. Lahan non-
pertanian terdiri dari hutan, semak belukar dan rumput-rumputan, gawir dan lahan miring curam, lahan
permukiman / pekarangan, serta pulau karang. Penyebaran hutan primer dan sekunder masih
dijumpai di daerah perbukitan dan pegunungan. Dari hasil pengamatan di lapangan yang telah
dilakukan juga ditemukan beberapa perbukitan / gunung yang telah terganggu (gundul) akibat
penebangan kayu serta diusahakan petani untuk perkebunan kakao, durian, langsat, dan cengkeh.
Total wilayah Kabupaten Polewali Mandar yang masuk dalam kawasan hutan luasnya
mencapai 94.000 ha atau sama dengan 46,00% dari total luas wilayah kabupaten. Kawasan hutan di
klasifikasikan lebih lanjut menjadi Kawasan Hutan Lindung, dan Kawasan Hutan Produksi Terbatas.
Luas kawasan Hutan Lindung mencapai 68.000 ha atau sekitar 33,00% dari luas wilayah kabupaten.
Berdasarkan proporsi luas kawasan hutan ini maka dapat dikatakan masih cukup ideal, namun pada
kenyataannya banyak kawasan Hutan Lindung yang sudah tidak berfungsi lagi sebagai kawasan
lindung.
5. Keadaan Tanah
Tanah di Kabupaten Polewali Mandar terbentuk dari bahan induk aluvium, marin, batuan
sedimen, dan volkan tua. Dari faktor-faktor pembentuk tanah, maka bahan induk dan relief tampaknya
paling dominan berpengaruh terhadap pembentukan tanah-tanah di Kabupaten Polewali Mandar.
Tabel 2.5
Jenis Tanah di Kabupaten Polewali Mandar
Taksonomi Tanah (Soil Survey Staff, 2003)
FAO, 1988
Ordo Subordo Grup Subgrup
Entisols Aquents Halaquents Typic Halaquents Salic Fluvisols
Psammaquents Sodic Psammaquents Salic Fluvisols
Udipsamments Aquic Udipsamments Eutric Regosols
Typic Udipsamments Eutric Regosols
Fluvents Udifluvents Aquic Udifluvents Eutric Fluvisols
Orthents Udorthents Lithic Udorthents Lithic Leptosols
Inceptisols Aquepts Halaquepts Typic Halaquepts Gleyic Solonetz
Endoaquepts Typic Endoaquepts Eutric Gleysols
Epiaquepts Aeric Epiaquepts Eutric Gleysols
Vertic Epiaquepts Eutric Gleysols
Typic Epiaquepts Eutric Gleysols
Udepts Eutrudepts Aquic Eutrudepts Gleyic Cambisols
Lithic Eutrudepts Eutric Cambisols
Typic Eutrudepts Eutric Cambisols
Dystrudepts Lithic Dystrudeps Dystric Cambisols
Tabel 2.6
DAS di Kabupaten Polewali Mandar
DAS WILAYAH LUAS (HA)
MANDAR Alu 17,006.32
Balanipa 37.28
Limboro 4,327.32
Luyo 42.08
Tinambung 1,657.73
Tubbi Taramanu 24,501.58
Jumlah 47,572.31
MALOSO Alu 25.03
Bulo 22,266.63
Campalagian 10,478.62
Limboro 1,519.75
Luyo 12,654.74
Mapilli 6,923.45
Matangnga 20,710.96
Tapango 302.41
Tubbi Taramanu 19,729.65
Wonomulyo 3,300.62
Jumlah 97,911.86
MATAKALI Anreapi 9,683.49
Binuang 777.51
Bulo 1,053.37
Mapilli 3,442.52
Matakali 6,998.80
Matangnga 221.80
Polewali 2,554.82
Tapango 13,888.84
Wonomulyo 4,501.75
Balanipa 3,242.84
TOMBO
Campalagian 1,524.62
Limboro 485.23
Tinambung 317.66
Jumlah 5,570.35
Grand Total 208,332.42
Sumber: RTRW Kabupaten Polewali Mandar, 2012
2.3 Demografi
Jumlah penduduk merupakan modal yang potensial dan sangat menguntungkan bila diimbangi
dengan peningkatan kualitas yang baik. Namun bila tidak diimbangi dengan peningkatan kualitas justru
akan menjadi beban dan kendala dalam kegiatan pembangunan.
Istilah kependudukan (population) dihubungkan dengan hal-hal yang menyangkut perubahan-
perubahan dalam struktur kependudukan, meliputi jumlah penduduk, pertumbuhan penduduk, komposisi
penduduk, dan persebaran penduduk.
2.3.1 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk
Penduduk Kabupaten Polewali Mandar pada tahun 2007 berjumlah sekitar 369.761 jiwa.
Kemudian pada tahun 2011 jumlah penduduk meningkat menjadi 401.272, Jiwa dengan laju pertumbuhan
penduduk per tahun rata-rata 1,43%, jumlah tersebut terdiri dari 195.620 jiwa penduduk laki-laki dan
205.652 jiwa penduduk perempuan. Kecamatan Polewali merupakan kecamatan yang memiliki jumlah
penduduk terbanyak yaitu 55.556 jiwa (13,84%), sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan Matangnga
yaitu 5.070 jiwa (1,26 %).
Tabel 2.7
Jumlah Penduduk Kabupaten Polewali Mandar
Dirinci per Kecamatan Tahun 2007 s/d 2011
No KECAMATAN 2007 2008 2009 2010 2011
1 Tinambung 20,937 21,040 21,145 22,317 22, 607
2 Balanipa 24,134 24,253 24,374 24,021 24,333
3 Limboro 17,647 17,735 17,823 16,981 17,202
4 Tubbi Taramanu 16,063 16,144 16,223 18,273 18,511
5 Alu 12,429 12,492 12,553 11,980 12,136
6 Campalagian 50,661 50,911 51,165 52,307 52,988
7 Luyo 24,407 24,526 24,649 26,692 27,039
8 Wonomulyo 42,063 42,273 42,481 45,269 45,858
9 Mapilli 24,713 24,834 24,959 27,220 27,574
10 Tapango 20,502 20,602 20,706 21,492 21,771
Tabel 2.8
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011
Metode yang digunakan dalam menghitung proyeksi penduduk diatas adalah metode geometri.
Metoda ini didasarkan pada rasio pertambahan penduduk rata-rata tahunan. Persamaan umumnya adalah:
Y a. X b
Persamaan diatas dapat dikembalikan kepada model linier dengan mengambil logaritma napirnya (Ln),
dimana : Ln Y = Ln a + b x Ln X
Persamaan tersebut linier dalam Ln X dan Ln Y.
a
Ln(Yi) b Ln(Xi)
n
n (Ln(Xi) Ln(Yi)) Ln(Xi) Ln(Yi)
b
n Ln(Xi2 ) ln(X)2
Dimana :
Y= Nilai variabel Y berdasarkan garis regresi, populasi ke - n
X= Bilangan independen, bilangan yang dihitung dari tahun awal
a= konstanta
b= koefesien arah garis (gradien) regresi linier
Tabel 2.10
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin
Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011
Perempuan Seks Rasio
Kecamatan Laki-Laki (Jiwa) Jumlah (Jiwa)
(Jiwa) (%)
Tinambung 10 758 11 849 22 607 90,8
Balanipa 11 628 12 705 24 333 91,5
Limboro 8 003 9 199 17 202 87,0
Tubbi Taramanu 9 116 9 395 18 511 97,0
Alu 5 752 6 384 12 136 90,1
Campalagian 25 365 27 623 52 988 91,8
Luyo 13 304 13 735 27 039 96,9
Wonomulyo 22 587 23 271 45 858 97,1
Mapilli 13 474 14 100 27 574 95,6
Tapango 10 908 10 863 21 771 100,4
Matakali 10 750 10 837 21 587 99,2
Polewali 27 089 28 467 55 556 95,2
Binuang 15 187 15 714 30 901 96,6
Anreapi 4 740 4 654 9 394 101,9
Matangnga 2 592 2 478 5 070 104,6
Bulo 4 367 4 378 8 745 99,7
Jumlah 195 620 205 652 401 272 95,1
Sumber: BPS Kab. Polewali Mandar, 2011
Tabel 2.11
Perkembangan Kondisi Kependudukan
Kabupaten Polewali Mandar
No. Keadaan Tahun 2010 Tahun 2011
1. Jumlah Penduduk (Jiwa) 396.120 401.272
2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin:
- Penduduk Laki-Laki (Jiwa) 193.108 195.620
- Penduduk Perempuan (Jiwa) 203.012 205.652
2. Jumlah Rumahtangga (RT) 87.943 89.092
3. Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) 196 198
4. Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) 79.766 (21,37%) 84.070 (21,24%)
5. Laju Pertumbuhan Penduduk (%) 1.43 1.43
6. Jumlah Penduduk Menurut Kota/Desa:
- Perkotaan (Jiwa) 106.688 107. 942
- Perdesaan (Jiwa) 289.432 293.330
7 Rata-rata jumlah anggota Rumah Tangga 5 5
Sumber: BPS Polewali Mandar, 2011
Berdasarkan data dari BPS Polewali Mandar tahun 2012 menunjukkan bahwa sejalan
dengan peningkatan jumlah penduduk maka angka kepadatan penduduk juga mengalami
peningkatan. Jumlah penduduk terbagi habis ke dalam 89.092 rumah tangga, dimana rata-rata
jumlah anggota rumah tangga sebesar 4-5 jiwa.
Gambar 2.2
Piramida Penduduk Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011
Dari piramida penduduk diatas terlihat bahwa kelompok umur terbesar berada pada kelompok
umur 5-9 tahun yaitu sebanyak 47.938 jiwa, yang terdiri dari 24.677 laki-laki dan 23.261 perempuan.
Sedangkan kelompok umur terkecil berada pada kelompok umur 70-74 tahun yaitu sebanyak 6.170 jiwa,
yang terdiri dari 2.590 laki-laki dan 3.580 perempuan.
PDRB Kabupaten Polewali Mandar atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan
senantiasa mengalami peningkatan, perubahan tersebut disebabkan oleh perubahan nilai produksi dari
barang dan jasa seluruh sektor ekonomi di daerah, juga karena adanya inflasi/deflasi dari harga-harga
output produksi tersebut.
Tabel 2.13
Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2007-2011
No Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011
1 Pertanian 3.05 5.10 2,42 12,17 7,40
2 Pertambangan dan Penggalian 6.98 26.92 14,13 9,96 21,66
3 Industri Pengolahan 7.31 14.43 5,80 8,45 12,25
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 4.10 19.53 15,70 22,09 29,68
5 Bangunan 9.63 41.77 43,17 20,09 13,03
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 8.69 5.63 3.27 5,64 14,30
7 Angkutan & Komunikasi 10.35 17.23 8.89 8,68 12,95
Keuangan, Persewaan & Jasa
8 28.47 14.42 14,30 19,21 3,01
Perusahaan
9 Jasa-jasa 7.03 10.68 9.91 8,23 10,22
PDRB 6.41 7.65 5,41 10,55 9,68
Sumber: BPS Kab.Polewali Mandar, 2011
Tabel 2.14
Data Perekonomian Umum Daerah 5 Tahun Terakhir
No. Deskripsi 2007 2008 2009 2010 2011
1 PDRB harga Konstan 1.192.00 M 1.223,50 M 1.297,34 M 1.428,75 M 1.567,12 M
(Rp.)
2 Pendapatan Perkapita 5.032.233 6.066.383 7.169.852 8.467.277 9.718.670
Kab/Kota (Rp.)
3 UMR Kab.(Rp) 691.464 760.500 909.400 1.006.000,- 1.1270.000,-
4 Inflasi (%) (1,87) 12,23 10,66 18,45 6,00
5 Pertumbuhan Ekonomi
(%)
6.41 7.65 5,41 10,55 9,68
2.4.5 Anggaran
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan tahunan
pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan
ditetapkan oleh peraturan daerah. APBD tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum, artinya
bahwa rancangan peraturan daerah tentang APBD harus diarahkan agar mencerminkan keberpihakan
kepada kebutuhan dan kepentingan masyarakat (publik) dan bukan membebani masyarakat.
Pendapatan daerah menurut Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 1 ayat 13 merupakan
hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun terkait.
Pendapatan Daerah menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 dikelompokkan atas: a)
Pendapatan Asli Daerah (PAD), yaitu pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. PAD pada umumnya terdiri dari pajak
daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan yang dipisahkan serta lain-lain PAD yang Sah; b)
Dana Perimbangan, yaitu dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana perimbangan
terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus; c) Lain-lain pendapatan daerah
yang sah meliputi hibah, dana darurat, dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota, dana
penyesuaian dan otonomi khusus, serta bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah
lainnya. APBD Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar Tahun Anggaran 2008-2012 dapat dilihat dalam
Tabel berikut:
2.4.6 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena
mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap upaya pembangunan. Selalu diarahkan pada perluasan
kesempatan kerja sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan. Salah-
satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan k e r j a baru dalam jumlah d a n kualitas
yang memadai sehingga dapat menyerap tambahan angkatan kerja setiap tahun.
Setiap pembicaraan mengenai ketenagakerjaan selalu dihubungankan dengan angkatan kerja,
dan angkatan kerja pasti tidak terlepas dari penduduk, karena angkatan kerja merupakan bagian dari
penduduk dan tenaga-kerja yang terus-menerus bertambah sejalan dengan perkembangan penduduk.
Angkatankerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas yang melakukan kegiatan bekerja dan
mencari pekerjaan. Pencapaian angkatan kerja dari tahun ke tahun semakin meningkat, demikian pula
dengan tingkat kesempatan kerja (TKK) kondisi ini berdampak pada tingkat pengangguran, keadaan ini
dapat kita lihat pada Tabel 2.16 berikut;
Tabel 2.16
Pencapaian Angkatan Kerja
Kabupaten Polewali Mandar Tahun 2011
No. Indikator Proyeksi Tahun 2011
(1) (2) (3)
1. Angkatan Kerja (%) 65,59
2. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) 90.01
3. Tingkat Pengangguran 7,20
Sumber: Polewali Mandar dalam Angka, 2012
Gambar 2.5
Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Polewali Mandar
Didasarkan pada pertimbangan di atas, rencana pola pemanfaatan ruang Kabupaten Polewali
Mandar meliputi alokasi pemanfaatan ruang untuk Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya.
2. Sempadan Sungai
Usaha-usaha Pengelolaan Kawasan Sempadan Sungai adalah:
Menentukan garis sempadan sungai dan bangunan sekitar sungai;
Merencanakan ruang terbuka hijau secara terpadu di sepanjang sungai;
Melakukan kontrol terhadap kondisi sungai secara ketat;
Merencanakan pemanfaatan tanggul-tanggul dengan ketinggian tertentu sehingga luapan air
sungai pada musim penghujan tidak memberikan pengaruh yang cukup besar;
Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai dampak dan penanganan masalah banjir;
Mengatur dan menata kembali system draina sesetempat.
3. Sempadan Jurang
Sebaran kawasan sempadan jurang terletak pada kawasan-kawasan yang memenuhi kriteria
sempadan jurang meliputi Kecamatan-kecamatan: Alu, Anreapi, Balanipa, Binuang, Bulo, Limboro,
Matakali, Matangnga, Tapango, danTubbitaramanu
2.6.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Salah satu upaya pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM
adalah melalui pendidikan dengan mencanangkan program tuntas belajar 12 tahun, dan
membuka akses yang semakin luas agar pemerataan pendidikan dapat diwujudkan. Program ini
diharapkan akan mempercepat terciptanya kualitas sumber daya manusia yang siap bersaing
dalam era globalisasi. Keadaan pendidikan di Kabupaten Polewali Mandar meliputi jumlah
sekolah, murid dan guru, mulai dari tingkat Taman Kanak-Kanak (TK), sampai Sekolah Menengah
Tingkat Atas (SMTA) adalah sebagai berikut : sebanyak 88 sekolah TK menampung 4.112 murid,
dengan jumlah guru sebanyak 316 orang. Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) terdapat 315 SD, dan
MI sebanyak 64 sekolah yang menampung 58.492 murid, dan diasuh oleh 3.919 guru. Jumlah
SMP/sederajat adalah 56 SMP Negeri, 3 SMP Swasta, 7 SMP Terbuka dan 29 MTs yang
menampung sebanyak 21.503 siswa dan diasuh oleh 1.827 guru. Jumlah SMA/sederajat adalah
13 Sekolah SMA Negeri, SMK sebanyak 20 sekolah, Madrasah Aliyah (MA) 7 sekolah yang
menampung sebanyak 10.507 siswa dan diasuh oleh 1.110 guru, serta terdapat 4 perguruan
tinggi swasta yakni Unasman, STAI DDI, STIKES Bina Generasi, dan STIKES YPPP Wonomulyo.
Keadaan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.18 berikut:
Sekolah Dasar (SD) 324 3.268 21.731 44.999 1.189 2.324 3.513
Madrasah Ibtidaiyah (MI) 64 4.258 3.948 8.206 312 438 750
Jumlah 388 27.526 25.679 53.205 1.501 2.762 4.263
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 58 7.570 7.634 15.204 452 598 1.050
Madrasah Tsanawiyah (MTs) 27 2.490 2.445 4.935 232 226 458
Jumlah 85 10.060 10.079 20.139 684 824 1.508
Sekolah Menengah Atas (SMA) 13 2.259 3.186 5.445 263 204 467
Madrasah Aliyah (MA) 7 1.297 1.345 2.642 78 69 147
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 20 3.013 2.850 5.863 276 252 528
Jumlah 40 6.569 7.380 13.949 617 525 1.142
Dari Tabel 2.17 dijelaskan bahwa tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) yang mempunyai
peserta didik terbanyak, di mana tingkat pendidikan yang memerlukan perhatian dan pembinaan maksimal,
sehingga dapat mencapai pada tingkat pendidikan dengan kematangan berfikir dan usia produktif untuk
bekerja.
Untuk mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, maka fokus perhatian
pengelolaan pendidikan ke depan sudah saatnya beralih dari pembangunan fisik ke pengembangan
sumber daya manusia yakni pengetahuan, keterampilan, moral dan etika, sehingga pembentukan karakter
bangsa dapat terwujud.
Kondisi pendidikan yang ada di Kabupaten Polewali Mandar dapat digambarkan pada tabel
dibawah ini.
Berdasarkan hasil pengumpulan data sektor pada tahun 2010 dan 2011, Tabel 2.18 di atas
menunjukkan APM Pendidikan Prasekolah di Kab. Polewali Mandar mengalami kenaikan yaitu sebesar
20,57% di tahun 2010 menjadi 63,96% di tahun 2011. Hal ini menunjukkan adanya keinginan sebahagian
orang tua untuk menyekolahkan anaknya ke pendidikan prasekolah. Pada tahun 2011, APM Pendidikan
Prasekolah usia 4-6 tahun tertinggi di Kecamatan Tapango mencapai 146,32%, sedangkan nilai terendah
terdapat pada Kecamatan Binuang sebesar 34,19 dan Kecamatan Tutar sebesar 34,56%.
Tabel 2.19
Angka Partisipasi Murni Sekolah Dasar Usia 7-12 Tahun
di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010-2011
APM SD 7-12 Th (SD/MI/PAKET A/ULA)
Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2011
Capaian Capaian
L P Total L P Total
Tinambung 89,5 87,84 88,70 96,5 92,29 94,43
Balanipa 92,2 95,56 93,78 95,5 93,45 94,54
Limboro 87,6 87,48 87,56 97,5 99,71 98,58
Tubbi Taramanu 101,4 99,18 100,33 98,3 94,22 96,29
Allu 109,3 102,46 105,91 107,7 106,74 107,24
Campalagian 94,6 97,29 95,89 98,7 100,23 99,45
Luyo 167,2 158,71 163,05 85,0 82,44 83,76
Wonomulyo 98,9 94,53 96,77 92,4 86,96 89,73
Mapilli 84,7 84,92 84,83 81,2 78,58 79,92
Dari tabel di atas, Persentase partisipasi sekolah dasar usia 7-12 tahun di Kab. Polewali Mandar
terjadi penurunan dari 97.41% di tahun 2010 menjadi 94,47% di tahun 2011. Berdasarkan tabel di atas,
APM SD 7-12 tahun sudah mendekati target nasional sebesar 95%, ini menunjukkan bahwa penduduk
usia 7-12 tahun hampir semuanya sudah bersekolah di jenjang sekolah dasar tapi pada tahun 2011
mengalami penurunan sebesar 94,47% dari tahun sebelumnya tapi tidak mengalami perbedaan yang
sangat mencolok hanya sedikit mengalami penurunan. Pada tahun 2010, APM Sekolah Dasar usia 7-12
tahun tertinggi di Kecamatan Bulo mencapai 122,4%, sedangkan nilai terendah terdapat pada Kecamatan
Mapilli sebesar 79,92%.
Tabel 2.20
Angka Partisipasi Murni SMP Usia 13-15 Tahun
di Kab. Polewali Mandar Tahun 2010-2011
APM SMP 13-15 Th (SMP/MTs/PAKET B/WUSTHA)
Kecamatan Tahun 2010 Tahun 2011
Capaian Capaian
L P Total L P Total
Tinambung 89,00 91,72 90,36 104,89 105,22 105,06
Balanipa 36,23 43,37 39,65 67,66 66,51 67,10
Limboro 28,63 40,48 34,52 39,83 40,62 40,23
Tubbitaramanu 37,50 34,41 35,96 80,11 75,79 77,97
Allu 43,73 46,15 44,95 76,91 61,02 68,66
Campalagian 50,43 55,77 53,07 69,49 70,24 69,86
Luyo 63,81 70,19 66,95 90,25 92,57 91,41
Wonomulyo 81,26 87,04 84,19 115,72 126,49 121,11
Mapilli 27,20 28,59 27,86 44,10 43,58 43,86
Tapango 43,07 51,58 47,05 63,67 71,34 67,23
Matakali 34,44 37,39 35,86 34,22 37,43 35,75
Bulo 78,75 89,85 84,09 84,17 97,71 90,46
Polewali 75,60 83,37 79,54 85,74 84,88 85,31
Binuang 43,39 42,94 43,17 75,33 85,49 80,14
Anreapi 32,42 30,16 31,34 63,84 64,61 64,19
Matangnga 39,55 52,56 45,65 39,23 61,62 50,10
Kab. Polman 53,82 59,34 56,54 75,38 78,50 76,91
Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor, Bappeda 2012
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa APM SMP Usia 13-15 Tahun 2010 sebesar 56,54% dan
76,91% pada tahun 2011. Sampai akhir tahun 2011 masih terdapat 20,39% anak usia 13-15 tahun yang
Tabel diatas menunjukkan angka buta huruf usia 5 tahun keatas di rinci per kecamatan dan
kemampuan baca tulisnya menurut hasil SP 2010 di Kabupaten Polewali Mandar tertinggi secara nominal
terdapat di Kecamatan Campalagian yaitu sebesar 9.722 orang atau 20,7% dari 47.052 orang sedangkan
angka terendah terdapat di Kecamatan Matangnga sebesar 782 orang atau 17,7% dari 4.421 orang.
Selanjutnya Persentase angka buta huruf usia 5 tahun keatas di rinci per kecamatan dan kemampuan
baca tulisnya menurut hasil SP 2010 di Kabupaten Polewali Mandar dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.22
Persentase Angka Buta Huruf Umur 5 tahun keatas dan Kemampuan Baca Tulisnya
Berdasarkan Hasil SP 2010 di Kabupaten Polewali Mandar
HURUF HURUF BUTA TIDAK
NO. KECAMATAN JUMLAH
LATIN LAINNYA HURUF DITANYAKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Tinambung 85.9 0.0 14.1 0.0 100.0
2 Balanipa 77.1 0.0 22.9 0.0 100.0
3 Limboro 76.7 0.0 23.3 0.0 100.0
4 Tubbi Taramanu 71.1 0.2 28.7 0.0 100.0
5 Alu 74.2 0.1 25.6 0.0 100.0
Dari data tersebut diatas menunjukkan bahwa persentase angka buta huruf usia 5 tahun keatas di
rinci per kecamatan dan kemampuan baca tulisnya menurut hasil SP 2010 di Kabupaten Polewali Mandar
tertinggi secara persentase terdapat di Kecamatan Bulo yaitu sebesar 29,2% atau 2.278 dari 7.800 orang
sedangkan angka terendah terdapat di Kecamatan Polewali sebesar 9,9% atau 4.826 orang dari 48.840
orang. Selanjutnya angka putus sekolah dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 2.23
Angka Putus Sekolah Sekolah Dasar (SD)
di Kab. Polewali Mandar Tahun 2011
TAHUN 2011
KECAMATAN SISWA PUTUS
SISWA
SEKOLAH SD/MI/ CAPAIAN
SD/MI/ PAKET A/ULA
PAKET A/ULA
L P TOTAL L P TOTAL L P TOTAL
TINAMBUNG 11 6 17 1582 1475 3,057 0.70 0.41 0.56
BALANIPA 2 1 3 1822 1683 3,505 0.11 0.06 0.09
LIMBORO 5 1 6 1281 1203 2,484 0.39 0.08 0.24
TUBBI TARAMANU 27 14 41 1767 1630 3,397 1.53 0.86 1.21
ALLU 0 0 - 1117 1042 2,159 - - -
CAMPALAGIAN 42 24 66 3998 3822 7,820 1.05 0.63 0.84
LUYO 12 5 17 2088 1975 4,063 0.57 0.25 0.42
WONOMULYO 21 6 27 3015 2726 5,741 0.70 0.22 0.47
MAPILLI 21 17 38 1852 1690 3,542 1.13 1.01 1.07
TAPANGO 1 0 1 1720 1639 3,359 0.06 - 0.03
MATAKALI 9 5 14 1567 1338 2,905 0.57 0.37 0.48
BULO 8 5 13 1058 1010 2,068 0.76 0.50 0.63
POLEWALI 15 1 16 3975 3798 7,773 0.38 0.03 0.21
BINUANG 5 4 9 2590 2449 5,039 0.19 0.16 0.18
ANREAPI 1 3 4 751 688 1,439 0.13 0.44 0.28
KEC. MATANGNGA 2 2 4 494 483 977 0.40 0.41 0.41
KAB.POLMAN 182 94 276 30,677 28,651 59,328 0.59 0.33 0.47
Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor, 2012
Tabel 2.24
Angka Putus Sekolah Menengah Pertama (SMP)
di Kab. Polewali Mandar Tahun 2011
TAHUN 2011
SISWA PUTUS
KECAMATAN SISWA SEKOLAH
ANGKA PUTUS SEKOLAH
SMP/MTs/ PAKET B/WUSTHA SMP/MTs/ PAKET
B/WUSTHA
TOTA
L P TOTAL L P L P TOTAL
L
TINAMBUNG 767 790 1,557 5 4 9 0.652 0.506 0.578
BALANIPA 533 495 1,028 3 3 6 0.563 0.606 0.583
LIMBORO 207 220 427 1 1 2 0.482 0.455 0.468
TUBBI TARAM 479 445 923 3 3 6 0.627 0.675 0.650
ALLU 280 240 520 1 2 3 0.358 0.834 0.577
CAMPALAGIAN 1,259 1,252 2,511 7 8 15 0.556 0.639 0.597
LUYO 840 861 1,701 5 5 10 0.595 0.581 0.588
WONOMULYO 1,553 1,700 3,254 9 9 18 0.579 0.529 0.553
MAPILLI 424 375 799 2 3 5 0.472 0.800 0.626
TAPANGO 474 460 934 3 3 6 0.633 0.652 0.642
MATAKALI 251 251 502 1 2 3 0.398 0.797 0.597
BULO 261 262 523 2 1 3 0.767 0.381 0.573
POLEWALI 1,583 1,561 3,145 9 9 18 0.568 0.576 0.572
BINUANG 859 876 1,735 5 5 10 0.582 0.571 0.576
ANREAPI 219 187 406 1 2 3 0.457 1.069 0.739
MATANGNGA 70 104 175 1 0 1 1.422 - 0.573
KAB.POLMAN 10,06 10,08 20,140 58 60 117 0.577 0.595 0.581
Sumber :Hasil Pengolahan Data Sektor,2012
Tabel di atas menunjukkan capaian Angka Putus Sekolah SMP tidak sampai 1% dari total siswa
yang putus sekolah, dilihat dari persentase sangatlah kecil, namun dari angka absolutnya ini juga
memprihatinkan. Pada tahun 2011, angka putus sekolah SMP di Kabupaten Polewali Mandar tertinggi di
Kecamatan Anreapi mencapai 0,739%, sedangkan terendah terdapat pada Kecamatan Limboro sebesar
0,468%.
Tabel 2.25 di atas menunjukkan capaian Angka Putus Sekolah SMU tidak sampai 1% dari total
siswa yang putus sekolah. Pada tahun 2011 angka putus sekolah SMU di Kabupaten Polewali Mandar
tertinggi di Kecamatan Campalagian mencapai 0,405%, dan yang terendah/tidak terdapat angka putus
sekolah yaitu pada Kecamatan Tubbi Taramanu, Kecamatan Bulo, Kecamatan Anreapi dan Kecamatan
Matangnga yaitu sebesar 0%.
2.6.2 Kesehatan
Tujuan dari Pembangunan kesehatan adalah pencapaian derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya yaitu terwujudnya keadaan sehat fisik-jasmani, rohani-spritual dan sosial, yang
memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk mencapai derajat
kesehatan ini, pembangunan kesehatan harus menyangkut seluruh kehidupan manusia. Bila
pembangunan kesehatan berhasil dengan baik maka akan berdampak langsung dengan kesejahteraan
rakyat.
Dalam upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat di Kabupaten Polewali Mandar,
ketersediaan sarana kesehatan sangatlah perlu. Ketersediaan sarana kesehatan dan prasarana kesehatan
sangat mempengaruhi aspek pelayanan kesehatan baik didaerah perkotaan maupun didaerah
pengunungan. Dengan demikian masyarakat semakin dekat dengan sarana kesehatan sehingga
memudahkan untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Sampai tahun 2011 Kabupaten Polewali Mandar
memiliki sarana kesehatan sebanyak 3 rumah sakit, yakni Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD), Rumah
Tabel 2.26
Sarana Kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar
Tahun 2005-2011
No. Sarana 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 RS 1 1 1 1 1 1 1
2 Balai/Klinik Kes. 1 1 1 1 2 2 3
3 Puskesmas 17 19 19 19 20 20 20
4 Pustu 59 54 54 60 59 62 62
5 Poskesdes 0 0 21 50 58 63 69
6 Puskel R4 15 18 19 28 24 24 24
7 Perahu Motor 1 1 1 0 0 0 0
8 Pobindes 42 42 21 2 2 0 0
9 Posyandu 432 433 433 456 489 509 502
10 Apotik/toko obat 12 12 15 18 25 31 45
11 Dokter praktek - - - - - - 36
Sumber: Profil Kesehatan Polewali Mandar, 2011
Dari tabel diatas, sarana kesehatan sampai tahun 2011 terus berubah, khususnya Apotik/toko
obat setiap tahunnya terus bertambah, dan dokter praktek sebanyak 36 dokter, disamping dukungan
sarana kesehatan di Kabupaten Polewali Mandar juga didukung oleh tenaga medis yang memberikan
pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan menurut jenisnya:
1. Medis
a. Dokter Spesialis :
1. Ahli Anak : 1 orang
2. Ahli Penyakit Dalam : 1 orang
3. Ahli Bedah : 1 orang
4. Ahli Kandungan : 2 orang
5. Ahli Mata : 1 orang
6. Ahli THT : 1 orang
7. Ahli Syaraf : 1 orang
8. Ahli Anestesi : 1 orang
9. Ahli Radiologi : 1 orang
10. Ahli Gigi : 1 orang
b. Dokter Umum : 57 Orang PNS dan 8 orang non PNS
c. Dokter Gigi : 22 Orang PNS
d. Apoteker : 11 orang
2. Paramedis:
a. Perawatan :
1. Bidan PNS : 134 orang
2. Bidan PTT : 87 orang
3. Perawat : 328 orang
4. SPRG : 18 orang
3. Non Medis:
a. SKM : 57 orang
b. S1 Non Kes. : 14 orang
c. SLTA : 29 orang
d. SMP : 2 orang
Tabel 2.27
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Di Kabupaten Polewali Mandar
NO KECAMATAN ISLAM PROTESTAN KATOLIK HINDU BUDHA
Tabel 2.28
Jumlah Tempat Ibadah Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Polewali Mandar
GEREJA GEREJA
NO KECAMATAN MESJID LANGGAR MUSHOLA
PROTESTAN KATOLIK
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Tinambung 33 3 5 - -
2 Balanipa 31 6 3 - -
3 Limboro 47 1 3 - -
4 Tubbi Taramanu 53 1 1 - -
5 Alu 33 2 2 - -
6 Campalagian 90 3 6 - -
7 Luyo 60 2 1 - -
8 Wonomulyo 75 4 8 12 1
9 Mapilli 53 2 2 - -
10 Tapango 54 2 2 5 2
11 Matakali 34 1 1 6 1
12 Polewali 54 5 5 5 2
13 Binuang 60 2 8 3 2
14 Anreapi 20 1 1 3 1
15 Matangnga 19 1 1 1 1
16 Bulo 27 2 9 - -
Jumlah 763 38 56 35 10
Sumber : Polewali Mandar dalam Angka Tahun 2012.
Sementara jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan di Kabupaten Polewali
Mandar pada Juli 2010 sebanyak 84,3 ribu orang (21,37 %) mengalami kenaikan jumlah orang dibanding
Juli 2009 yang hanya mencapai 76,58 ribu orang (10,08 %), namun persentase penduduk miskin
menurun dari 21,37 % menjadi 21,24 % pada priode yang sama.
Gambar 2.5
Tabel.2.19
Jumlah Rumah Tangga miskin
di Kab. Polewali Mandar Tahun 2011
Rumah Tangga Fakir Miskin
Kecamatan
Jumlah (KK) Proporsi(%)
Tinambung 524 3.94
Balanipa 732 5.08
Limboro 272 2.79
Tubbi Taramanu 2448 20.20
Allu 568 7.68
Campalagian 2652 8.45
Luyo 500 2.88
Wonomulyo 1860 6.91
Mapilli 924 5.44
Tapango 1320 9.75
Matakali 1004 7.53
Bulo 712 12.44
Polewali 584 1.73
Binuang 1180 6.11
Anreapi 148 2.47
Matangnga 1188 35.62
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Proporsi Rumah Tangga Miskin pada Tahun 2011 tertinggi
berada di Kecamatan Matangnga yaitu sebesar 35.62% dan terendah berada di Kecamatan Polewali yaitu
sebesar 1.73% ini menunjukkan bahwa Kecamatan Matangnga yang merupakan kecamatan yang boleh
dikatakan sebagian besar penduduknya hanya mengenal cara bertani dan bercocok tanam untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya, dan wilayah kecamatan ini cukup jauh dari perkotaan bahkan ada daerah
yang susah diakses oleh kendaraan. Sedangkan Kecamatan Polewali Merupakan Ibukota dari Kabupaten
Polewali Mandar sendiri. Sebagian besar Penduduk di Kecamatan Polewali bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil selebihnya bekerja di bidang jasa, Perdagangan, hotel, restaurant dan lain sebagainya untuk
memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Untuk Kabupaten Polewali Mandar Pada Tahun 2011 Proporsi Rumah Tangga Fakir Miskin yaitu
sebesar 6.79%, ini menunjukkan bahwa Program-program penanggulangan Kemiskinan yang dijalankan
oleh Pemerintah daerah sudah boleh dikatakan berhasil.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa Jumlah Penduduk Miskin pada Tahun 2011 tertinggi berada
di Kecamatan Matangnga yaitu sebesar 36.07% dan terendah berada di Kecamatan Polewali yaitu
sebesar 2.32%, ini menunjukkan bahwa Kecamatan Matangnga yang merupakan kecamatan yang boleh
dikatakan terpencil jauh dari Ibukota Kabupaten dan akses untuk menuju ke Kecamatan inipun sangat
susah dan sebagian besar penduduknya hanya mengenal cara bertani dan bercocok tanam untuk
memenuhi kebutuhan pokoknya. Sedangkan Kecamatan Polewali Merupakan Ibukota dari Kabupaten
Polewali Mandar sendiri. Sebagian besar Penduduk di Kecamatan Polewali bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil selebihnya bekerja di bidang jasa, Perdagangan, hotel, restaurant dan lain sebagainya untuk
memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.
Untuk Kabupaten Polewali Mandar Pada Tahun 2011 Proporsi Penduduk Fakir Miskin yaitu
sebesar 7.61%, ini menunjukkan bahwa Program-program penanggulangan Kemiskinan yang dijalankan
oleh Pemerintah daerah sudah boleh dikatakan berhasil.
3.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PERILAKU HYGIENIS
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam
dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. PHBS merupakan salah satu
pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan
masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan.
Untuk meningkatkan kesehatan individu maupun masyarakat kita perlu bersamasama menerapkan
PHBS termasuk swasta dan dunia usaha berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
PHBS dalam hal ini akan ditinjau dari dua tatanan yakni:
1. Tatanan Rumah Tangga dan
2. Tatanan Sekolah
Kedua tatanan ini memiliki peran yang sentral dalam menerapkan dan membudayakan PHBS di
lingkungan masyarakat.
3.1.1 Tatanan Rumah Tangga
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas
kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong
dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Kondisi sehat dapat dicapai
dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di
rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah
tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas).
Dalam lingkup rumah tangga, untuk ber-PHBS kegiatanya cukup banyak, khusus dalam program PPSP,
sebagaimana tercakup dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 5 perilaku yang dipelajari terkait
dengan higinitas dan sanitasi yang mengacu pada STBM PHBS, yaitu:
Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS),
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Pengamanan Air Minum Rumah Tangga
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
Manfaat rumah tangga dan masyarakat ber-PBHS antara lain:
Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat
Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat
Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah kesehatan
Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain
Empat faktor utama yang berpengaruh kepada kesehatan seseorang adalah faktor keturunan, faktor
pelayanan kesehatan, faktor lingkungan dan faktor perilaku. Dari keempat faktor tersebut, pada umumnya faktor
perilaku adalah faktor yang paling berpengaruh pada sehat atau sakitnya seseorang. Seseorang bisa menjadi
Masyarakat Polewali Mandar terdiri dari masyarakat yang heterogen dengan tingkat pemahaman yang
berbeda terhadap sanitasi lingkungan serta tingkat populasi penduduk yang semakin bertambah setiap tahunnya.
Untuk itu, berkaitan dengan permasalahan air limbah, maka pemerintah Kabupaten Polewali Mandar diharapkan
agar lebih memperhatikan kondisi lingkungan agar tercipta masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dalam
lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah.
Untuk menciptakan lingkungan yang nyaman, sehat dan produktif bagi kehidupan dan berpenghidupan,
maka diperlukan adanya peningkatan akses pelayanan air limbah yang didukung oleh kualitas dan kuantitas
infrasturuktur maupun aspek non infrasturuktur lainnya, sehingga perlu dilakukan pembangunan sarana dan
prasarana air limbah permukiman yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan serta meningkatkan peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah domestik serta
menindaklanjuti peraturan perundang-undangan yang terkait dengan peningkatan kualitas lingkungan
permukiman.
Permasalahan umum dalam pengelolaan limbah domestik di Kabupaten Polewali Mandar adalah
sebagai berikut:
Kawasan Industri Tahu dan Perbengkelan di Kec. Wonomulyo dan Kec. Polewali belum memiliki sistem
pengolahan limbah, sehingga berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya.
Belum ada instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Belum ada pengolahan limbah rumah tangga (tinja) di beberapa pemukiman tertentu.
Belum adanya alokasi anggaran yang memadai untuk pengembangan sistem pengolahan air limbah.
Masih banyaknya masyarakat yang membuang langsung limbah rumah tangga ke saluran
umum/drainase maupun sungai
Bangunan septic tank yang sudah ada belum dikelola dengan benar, sehingga secara teknis masih
berfungsi seperti jamban cubluk.
Di kawasan perkotaan dengan tingkat kepadatan rumah tinggal menyebabkan air tanah rawan tercemar
oleh limbah rumah tangga, karena hampir tiap rumah membuat septic tank yang jaraknya dengan
sumber air tidak memenuhi syarat teknis atau kurang dari 10 m.
Perlu upaya secara teknis dan persuasif untuk memperbaiki kondisi ini, sehingga pembuangan limbah
secara komunal penting diprioritaskan disamping penyuluhan secara terus menerus.
3.2.1 Kelembagaan
a. Aspek Hukum dan Peraturan
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber daya Air
3. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 1994 Tentang Pedoman Umum Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
6. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 37 Tahun 2003 Tentang Metode Analisa Kualitas Air
Permukaan dan Pengambilan Contoh Air Permukaan
7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Lingkungan Limbah
Domestik
KEPALA
BADAN
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIAT
UPT
Dalam pengelolaan Air Limbah Domestik di Kabupaten Polewali Mandar terdapat SKPD yang memiliki
keterkaitan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) langsung ataupun tidak langsung dalam pengelolaan limbah
domestik di Kabupaten Polewali Mandar sebagai berikut:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Lingkungan Hidup
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Pekerjaan Umum
5. Dinas Pendapatan dan Perizinan
6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Pemangku Kepentingan
Fungsi Pemerintah
Swasta Masyarakat
Kabupaten
PERENCANAAN
Menyusun target pengelolaan air limbah domestik
skala Kab/Kota
Menyusun rencana anggaran pengelolaan air
limbah domestik dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah
domestik
Menbangun sarana pengumpulan dan pengolahan
awal (tangki septik)
Menyediakan sarana pengankutan dari tangki septik
ke IPLT (truk tinja)
Membangun jaringan atau saluran pengaliran
limbah dan sumber ke IPAL (pipa kolektor)
Membangun sarana IPLT dan IPAL
PENGELOLAAN
Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
Melakukan penarikan retribusi penyedotan Lumpur
tinja
Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah
domestik dan atau penyedotan air limbah
Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis
bangunan (tangki septik, dan saluran drainase
lingkungan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBI NAAN
Pengaturan prosedur penyeediaan layanan air
limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan
dll)
Melakukan sosialisasi peraturan dan pembinaan
dalam hal pengelolaan air limbah domestik
Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
Kondisi dukungan kebijakan bagi optimalnya pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Polewali
Mandar saat ini belum memadai. hal ini dapat dilihat dari :
1. Belum adanya kebijakan Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar yang diarahkan untuk mewajibkan
seluruh pihak melakukan upaya pengelolaan air limbah domestik untuk lingkungan pemukiman rumah
tangga / individu.
2. Belum adanya Perda atau perangkat aturan lainnya yang secara tegas mewajibkan pengelolaan air
limbah domestik pada seluruh pihak di Kabupaten Polewali Mandar.
Tabel 3.2
Peraturan Air Limbah Domestik
Kabupaten Polewali Mandar (Belum Ada)
Ketersediaan pelaksanaan
Belum Efektif
dilaksanakan
dilaksanakan
dilaksanakan
Tidak Efektif
(sebutkan)
Tidak ada
Peraturan Ket.
Efektif
Ada
Air Limbah Domestik
Keterangan : Ada Instruksi Bupati Tetang Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Nomor. 01
Tahun 2010, tanggal 23 September 2010.
3.2.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
a. Sistem Pengelolaan
1. On site system
Kondisi sistem pengelolaan air limbah di Kabupaten Polewali Mandar dilakukan secara sistem
pengelolaan air limbah setempat (on-site system) dengan cara individual atau per rumah/bangunan gedung,
dimana pengelolaanya diselesaikan secara setempat atau di lokasi sumber.
Penampu
Pengolahan Pembuangan Kode/nama
Input User interface ngan Pengaliran
akhir /daur ulang aliran
awal
Black Water - Tinja Septic - - - -
tank &
- Urin
Cubluk
L: Laki-laki Y = Ya
P: Perempuan SGL = Sumur Gali
K = kadang-kadang S = Selalu tersedia air
SPT = Sumur Pompa tangan T = Tidak
P = Perempuan T = Tidak ada persediaan air
Keterangan :
PM = Pemberdayaan Masyarakat
JDR= Jender
MBR= Masyarakat berpenghasilan rendah
Tabel 3.8
Kegiatan Komunikasi yang ada di kabupaten Polewali Mandar.
Tabel 3.10
Kerjasama Terkait Sanitasi
Bentuk
No. Nama Kegiatan Jenis Kegiatan Sanitasi Mitra Kerjasama
Kerjasama
1 Kampanye Cuci tangan PHBS Kader Posyandu Kontrak Kerja
pakai sabung
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali Mandar, 2012
1 Air Limbah
a. Retribusi Air limbah - - - - - - -
b. Belanja air limbah 417.195 136.500. 319.500 105.170 436.246 282.922- 20 %
. .
Sumber: Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Polewali Mandar, 2012
3.2.7 Isu Strategis dan Permasalahan Mendesak
Sebagai langkah awal menangani permasalahan air limbah diperlukan adanya studi berupa master plan
air limbah yang dipriotitaskan untuk kawasan perkotaan, selanjutnya dibuatkan detail engineering design (DED)
sebagai dokumen persiapan pelaksanaan fisik.
Pengelolaan air limbah on site secara komunal (penggunaan bersama) perlu dikembangkan untuk
penanganan kawasan-kawasan yang berpotensi menimbulkan air limbah yang dapat mencemari lingkungan.
Adapun Permasalahan mendesak yang dihadapi dalam penanganan air limbah domestik di kabupaten
Polewali Mandar seperti:
b. Aspek Institusional
Berdasarkan pemahaman akan Peraturan Bupati Kabupaten Polewali Mandar nomor 10 Tahun 2009
tanggal 29 Juli 2009 tentang tugas pokok dan fungsi detail setiap Lembaga Teknis, dan Dinas di Pemerintah
Kabupaten Polewali Mandar dan kondisi aktual pengelolaan sampah di kabupaten Polewali Mandar,
sebagaimana struruktur pada Dinas Tata Ruang dan permukiman di bawah ini:
KEPALA
DINAS
SEKRETARIAT
Keterangan: Unit pengelola sampah di kabupaten Polewali Mandar adalah bidang Bidang
Persampahan
Dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Polewali Mandar terdapat SKPD yang memiliki keterkaitan
tugas pokok dan fungsi (tupoksi) langsung ataupun tidak langsung dalam pengelolaan sampah di kabupaten
sebagai berikut:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Dinas Tata Ruang dan Permukiman
3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Pekerjaan Umum
5. Dinas Pendapatan dan Perizinan
6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
7. Satpol PP
8. Kelurahan
Peraturan Ket
Efektif
efektif
efektif
Blm
Tdk
Tdk
Ada (sebutkan)
ada
PERSAMPAHAN
Target capaian layanan pengelolaan - Perda
persampahan Kab. No.15/2011
- Perbub.No.16
/2010 tentang
pengelolaan
persampahan
Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah
kab/dalam menyediakan layanan x
pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi pemerintah
kab/dalam memberdayakan masyarakat dan x
badan usaha dalam pengelolaan sampah
Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat
untuk mengurangi sampah, menyediakan
x
tempat sampah di hunian rumah dan
membuang ke TPS
Kewajiban dan sanksi bagi kantor/unit usaha
di kawasan komersial/fasilitas social/fasilitas
umum untuk mengurangi sampah, x
menyediakan tempat sampah, dan
membuang ke TPS
Pembagian kerja pengumpul sampah dari
sumber ke TPS dari TPS ke TPA,
x
Pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu
pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
Kerjasama pemerintah Kab. Dengan swasta
x
atau pihak lain dalam pengelolaan sampah
Retribusi sampah atau kebersihan Perda
No.15/2011
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Polewali Mandar, 2012
b. Cakupan Pelayanan
Adapun cakupan layanan persampahan di Kabupaten Polewali Mandar, saat ini hanya 2 (dua) wilayah
kecamatan, yaitu Kecamatan Polewali dan Kecamatan Wonomulyo. Di Kecamatan Polewali dilayani seluruh
wilayah Kecamatan yang merupakan wilayah perkotaan Ibukota Kabupaten Polewali Mandar. Sementara di
Kecamatan Wonomulyo hanya baru melayani 1 (satu) Kelurahan yaitu Kelurahan Sidodadi yang merupakan
Ibukota Kecamatan Wonomulyo.
Peta 3.2
Peta Lokasi infrastruktur utama pengelolaan persampahan (Control Landfill)
Pertumbuhan
No Sub Sektor/SKPD 2008 2009 2010 2011 2012 Rata-rata
(%)
A Pendapatan / Retribusi sampah - - - 100.000.000 167.000.000 - -
B Belanja Persampahan 93.141.000,- 595.252.000 463.679.010 933.935.000 1.172.693.222 651.740.000 20%
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kab. Polewali Mandar, 2012
Penyelenggara
Seksi Irigasi Seksi Pembangunan Seksi Air Bersih Dan Pengelolaan
Drainase Lingkungan
Jalan Dan Jembatan Sanitasi
UPTD
Dalam pengelolaan drainase lingkungan di Kabupaten Polewali Mandar terdapat SKPD yang memiliki
keterkaitan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) langsung ataupun tidak langsung dalam pengelolaan sampah di
kabupaten sebagai berikut:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Dinas Pekerjaan Umum
3. Dinas Tata Ruang dan Permukiman
4. Dinas Kesehatan
5. Dinas Pendapatan dan Perizinan
6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
7. Kelurahan
Untuk mewujudkan pengelolaan drainase lingkungan di kabupaten Polewali Mandar perlu didukung oleh
berbagai pihak, baik dari pemerintah, swasta maupun masyarakat, seperti yang terlihat dalam table dibawah ini:
Tabel 3.28
Daftar peraturan terkait drainase lingkungan
Ketersediaan Pelaksanaan
Ada Tidak Efektif Belum Tdk Efektif Keteranga
Peraturan (Sebutk ada Dilaksa Efektif Dilaksanaka n
an) nakan Dilaksan n
akan
DRAINASE LINGKUNGAN
Target capaian pelayanan
pengelolaan drainase lingkungan di
Kab/Kota ini
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kab/Kota dalam
menyediakan drainase lingkungan
Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kab/Kota dalam
memberdayakan masyarakat
adalam pengelolaan drainase
lingkungan
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat dan atau pengembang
untuk menyediakan sarana drainase
lingkungan dan menghubungkannya
dengan sistem drainase sekunder
Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat untuk memelihara
sarana drainase lingkungan sebagai
saluran pemasukan air hujan
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Polewali Mandar, 2012
3.4.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
a. Sistem Pengelolaan
Sistem pengelolaan drainase lingkungan yang ada di kabupaten Polewali Mandar saat ini belum terpola
dan terstruktur dengan baik (saluran primer, sekunder dan tersier). Pembangunan saluran baru sebagian besar
dilakukan secara parsial.
Tabel 3.29
Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Lingkungan
Pengolahan
User Pengumpulan Pembuangan Kode
Input Pengaliran Akhir
Interface Awal Akhir Aliran
Terpusat
Grey Water Dapur Got - Got/Drainase - Sungai/Laut
Rumah
Tangga
Grey Water Kamar Got - Got/Drainase - Sungai/Laut
mandi
Untuk drainase primer, sekunder dan tersier pengelolaannya oleh pemerintah Kabupaten Polewali
Mandar dibawah dinas Pekerjaan Umum, sedangkan drainase lingkungan permukiman terbagi atas 2, yaitu
drainase lingkungan permukiman pengelolaannya oleh pengembang, sebelum fasilitas umumnya diserahkan ke
pemerintah kabupaten, sementara untuk drainase yang terdapat di permukiman ataupun di perkampungan
pengelolaannya oleh pemerintah daerah melalui Dinas Pekerjaan Umum.
3.4.3 Kesadaran Masyarakat dan PMJK
Tingkat kesadaran masyarakat dalam pengelolaan drainase sangat kurang. Hal ini terlihat dari
kesadaran masyarakat untuk merelakan lahannya dalam pembangunan drainase dan masih sering ditemukan
masyarakat yang menjadikan saluran drainase sebagai tempat pembuangan sampah terutama saat terjadi hujan
deras. Untuk itu diperlukan adanya sosialisasi kesadaran masyarakat atas manfaat keberadaan drainase.
Tabel 3.37
Media komunikasi yang ada di Kabupaten Polewali Mandar (belum ada)
No Nama Media Jenis Acara isu yang diangkat Pesan Kunci Pendapat Media
- - - - - -
Tabel 3.38
Kerjasama terkait sanitasi (belum ada)
No Nama Kegiatan Jenis Kagiatan Mitra Kerja Sama Pendapat Media
Sanitasi
- - - - -
Tabel 3.39
Daftar mitra potensial (belum Ada)
No Nama Mitra Jenis Kegiatan Sanitasi Pendapat Media
- - - -
B Belanja
1 Belanja Modal 1.806.500 320.000 200.000 244.790 829.448. 680.147. 20 %
Tabel 3.42
Data Umum Pelanggan PDAM Kabupaten Polewali Mandar
Total %Terhadap
Jumlah Total Jumlah
Jumlah %Total total
Wilayah Sambungan Jumlah Jiwa
Penduduk Jiwa penduduk
Langganan Penduduk terlayani
Terlayani terlayani
Kabupaten
9.320 SL 396.120 70.764 58.864 14,86% 17,87%
Polewali Mandar
Sumber: PDAM Polewali Mandar 2012
3.5.1.1 System Penyediaan Air Minum (SPAM) PDAM Kabupaten Polewali Mandar
SPAM yang dikelola oleh PDAM KabupatenPolewali Mandar sampai tahun 2011 melayani 4
wilayah, yaitu Polewali (Pusat), Cabang Wonomulyo, Unit Campalagian, Unit Tinambung.
Di Kabupaten Polewali Mandar, yang telah memperoleh pelayananan air minum PDAM adalah 11
Kecamatan dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Polewali Mandar, jumlah pelanggan PDAM di Kab
Polewali Mandar adalah 9.320 pelanggan dengan rincian sebagai berikut:
1. Polewali (Pusat) 5.059 SL dengan daerah pelayanan:
- Polewali : 4.075 SL
Tabel 3.43
Sistem Penyediaan dan pengelolaan Air Bersih Kabupaten Polewali Mandar
Sistem
No. Uraian Satuan Keterangan
Perpiaan
1. Pengelola PDAM
2 Tingkat Pelayanan 17,87 %
3 Kapasitas terpasang 140 l/det
4 Kapasitas Produksi termanfaatkan 100 l/det
5 Kapasitas produksi belum 40 l/det kapasitas sumber air
termanfaatkan berkurang dan peralatan IPA
sudah rusak karena faktor
usia
6 Jumlah Sambungan rumah (Total) 9.320 unit
7 Jumlah Kran air
8 Kehilangan Air 36,42 %
9 Retribusi/tarif (Rumah tangga) 3.042/M3
10 Jumlah Pelanggan Per kecamatan:
Polewali (Pusat): 5.059 SL 5 Kecamatan belum terlayani
1. Polewali 4.075 jaringan PDAM: Balanipa,
2. Binuang 444 Tubbitaramanu, Luyo,
3. Matakali 536 Matangnga dan Bulo
4. Anrepai 4
IKK Wonomulyo 2.982 SL
1. Wonomulyo 2.326
2. Mapilli 579
3. Tapango 77
IKK Campalagian 560 SL
IKK Tinambung: 719 SL
1. Tinambung 518
2. Limboro 201
3. Alu -
Sumber: PDAM Polewali Mandar, 2012
1. Jaringan Perpipaan (JP)
a. Unit Air Baku
Sumber air baku yang digunakan oleh PDAM Kab. Polewali Mandar untuk melayani penduduk di
Kabupaten Polewali Mandar saat ini adalah air permukaan, mata air dan deep well, yaitu:
1. Air Permukaan
a. Sungai Kunyi Kecamatan Anreapi
Kabupaten Polewali Mandar dalam hal pembangunan daerahnya telah menetapkan arah pembangunan
daerah sesuai dengan potensi spesifik yang dimilikinya, dan aspirasi masyarakat secara luas. Dalam program
pengembangan sanitasi di Kabupaten Polewali Mandar akan terus diupayakan setiap tahunnya karena
merupakan sektor yang strategis dalam upaya pembangunan sumberdaya manusia. Kondisi sanitasi sangat
terkait terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Program percepatan pembangunan sanitasi yang diupayakan saat ini juga sejalan dengan visi
Kabupaten Polewali Mandar yakni Polewali Mandar yang Maju, Mandiri dan Sejahtera. Visi tersebut
mengandung makna sebagai berikut :
Maju dimaknakan sebagai keinginan untuk mencapai tingkat pembangunan daerah yang mampu sejajar dengan
daerah maju lainnya di Indonesia. Pada tahapan awal, Kabupaten Polewali Mandar harus sanggup melepaskan
diri dari status sebagai daerah tertinggal berdasarkan kriteria Kementerian Daerah Tertinggal. Pada tahapan
berikutnya, Kabupaten Polewali Mandar harus mampu mengkonsolidasikan seluruh potensi sumberdayanya dan
mengakselerasi kegiatan pembangunan daerah untuk mencapai posisi sebagai daerah maju, baik secara
regional maupun nasional. Mendorong daya saing daerah merupakan cara paling efektif untuk mewujudkan
Kabupaten Polewali Mandar yang maju.
Mandiri diartikan sebagai kemampuan Kabupaten Polewali Mandar untuk tumbuh dan berkembang kearah yang
lebih baik dengan mengandalkan potensi sumberdaya dan kekuatan lokal yang dimilikinya. Ketersediaan
sumberdaya manusia yang berkualitas dan inovatif menjadi sebuah keniscayaan untuk mendorong kemajuan
dan kemandirian daerah. Kemandirian daerah juga ditunjukkan oleh kesanggupan Kabupaten Polewali Mandar
untuk mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kewenangan yang telah diberikan kepadanya, termasuk
kemandirian dalam pembiayaan pembangunan daerah.
Sejahtera dimaknakan sebagai keharusan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara lahir (fisik-
material) dan bathin (mental-spritual). Upaya pemenuhan hak-hak dasar masyarakat harus terus diupayakan
kearah yang lebih baik. Jumlah dan persentase penduduk miskin harus mampu ditekan ke level yang paling
rendah. Bersamaan dengan upaya itu, masyarakat yang lebih religius, menghargai perbedaan dan pluralisme,
serta menghormati hak-hak sesama, harus mampu diwujudkan sebagai bagian dari perwujudan kehidupan
masyarakat yang harmonis, aman, dan damai.
Untuk mewujudkan Visi Daerah Kabupaten Polewali Mandar tersebut, ditetapkan Misi sebagai berikut :
a. Meningkatkan daya saing daerah melalui pembangunan infrastruktur daerah, peningkatan aksesibilitas
wilayah, pengembangan perekonomian daerah, dan optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya alam.
b. Mewujudkan kualitas sumberdaya manusia Kabupaten Polewali Mandar yang agamis, bermoral, berbudaya,
berpendidikan, inovatif, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki etos kerja yang tinggi.
c. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera melalui pemenuhan hak-hak dasar masyarakat,
perbaikan taraf hidup masyarakat, peningkatan aktifitas ekonomi kerakyatan, dan peningkatan aktualisasi
nilai-nilai agama dan budaya dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan melalui penerapan
prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam.
e. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui penguatan kelembagaan pemerintahan daerah,
penigkatan sumberdaya manusia aparatur yang professional dan berdedikasi tinggi, penigkatan kualitas
pengelolaan keuangan daerah, dan penataan mekanisme kerja dan lingkungan kerja, guna mewujudkan
pelayanan publik yang berkualitas.
Menyimak paparan visi misi di atas, dapat disimpulkan bahwa program pengembangan sanitasi sangat
terkait dengan misi pertama. Dalam APBD 2012 Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar telah mengalokasi
Tabel 4.1 Rencana Program dan Kegiatan PHBS dan Promosi Higienis Tahun 2013
Sumber SKPD Sumber
Indikasi
No. Nama Prog./Kegiatan Satuan Volume Pendanaan/ Penanggung Dokumen
Biaya (Rp.)
Pembiayaan jawab Perenc.
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat: PPAS
- Kegiatan Pengembangan Media Promosi dan informasi Paket 1 41.725.000,- APBD Dinkes (Prioritas
Sadar Hidup Sehat dan Plafon
- Kegiatan Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat Paket 1 80.000.000,- APBD Dinkes Anggaran
Sementara)
2. Program Pengembangan Lingkungan Sehat:
- Pengkajian & Pengembangan Lingkungan Sehat Paket 1 18.538.000,- APBD Dinkes PPAS
- Penyuluhan menciptakan lingkungan sehat Paket 1 50.000.000 APBD Dinkes (Prioritas
- Monitoring dan Evaluasi program pengembangan Paket 1 25.000.000,- APBD Dinkes dan Plafon
lingkungan sehat Anggaran
Sementara)
- Peningkatan Kemampuan Aparat Pengelola Paket 1 120.000.000,- APBD Kab. Dinas Tarkim Renstra Dinas
Persampahan. Tarkim
2 Program Pembinaan dan Pengembangan
Infrasturktur Permukiman
Kegiatan Peningkatan infrastruktur Tempat Paket 1 200.000.000,- APBD Prov. Dinas PU RPJIM
Pengolahan Sampah Terpadu Sistem 3R
Total 9.292.000.000
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Permukiman Polewali Mandar, 2012
TOTAL 1.172.693.222
Sumber: Dinas Tata Ruang dan Permukiman Polewali Mandar, 2012
1 Program Pembangunan Saluran drainase/gorong-gorong : meter 505 817.327.580,00 DAU Kec. Campalagian Dinas PU
dan Kec. Tutar
- Kegiatan Pembangunan Saluran drainase/gorong-gorong
2 - Kegiatan Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Paket 1 12.120.800,00 DAU Kab. Polewali Dinas PU
Mandar
1 Pembangunan SPAM IKK Kecamatan Tinambung Kawasan 1 5.000.000.000,- APBN Dinas PU RPJIM
2 Pembangunan SPAM Desa Rawan Air :
- Desa Pullewani Kawasan 1 800.000.000,- APBN Dinas PU RPJIM
- Desa Besoangian Kawasan 1 800.000.000,- APBN Dinas PU RPJIM
- Desa Laliko Kawasan 1 1.000.000.000,- APBN Dinas PU RPJIM
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kab. Polewali Mandar, 2012
A. Data Sekunder
II Kecamatan: Wonomulyo
1 Kelurahan Sidodadi 2,02 5.087 5.425 2.102 2.102
2 Desa Campurjo 2,61 1.239 1.189 486 486
3 Desa Nepo 11,61 1.108 1.184 458 458
4 Desa Bumimulyo 2,84 790 838 326 326
5 Desa Bumiayu 3,88 1.500 1.549 3.049 3.049
6 Desa Arjosari 3,77 1.022 1.020 408 408
7 Desa Kebunsari 3,43 1.047 1.049 419 419
Angka
No. Kecamatan Polewali
kemiskinan (kk)
1 Kelurahan Pekkabata 10
2 Kelurahan Madatte 61
3 Kelurahan Polewali 106
4 Kelurahan Takatidung 73
5 Kelurahan Lantora 43
6 Kelurahan Darma 87
7 Kelurahan Sulewatang 69
8 Kelurahan Manding 45
9 Kelurahan Wattang 54
Kecamatan Wonomulyo
1 Kelurahan Sidodadi 37
2 Desa Campurjo 19
3 Desa Nepo 85
4 Desa Bumimulyo 33
5 Desa Bumiayu 39
6 Desa Arjosari 13
7 Desa Kebunsari 10
Sumber: Data KK miskin 2008 PDKBM
II Kecamatan Wonomulyo
1 Kelurahan Sidodadi 38
2 Desa Campurjo 38
3 Desa Nepo 29
4 Desa Bumimulyo 28
5 Desa Bumiayu 31
6 Desa Arjosari 31
7 Desa Kebunsari 34
Ketika menganalisa indikator data sekunder, Pokja belum menyepakati besarnya pembobotan:
KK miskin
Kecamatan Density (%) PDAM Jamban TOTAL
Kepadatan SR & HU
Kelurahan Pendu. (Org/ha) served(x) Pribadi (x) SKOR
Kecamatan Polewali
Kelurahan Pekkabata 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 1
Kelurahan Madatte 2 2 2 3 2 2 2 0 1 6 0 2
Kelurahan Polewali 3 3 3 4 3 3 3 1 6 0 0 3
Kelurahan Takatidung 2 1 1 2 1 1 1 0 0 2 5 1
Kelurahan Lantora 3 3 4 4 3 4 4 4 3 0 0 4
Kelurahan Darma 4 3 4 4 4 3 3 4 3 0 0 4
Kelurahan Sulewatang 3 2 3 2 2 2 3 0 3 4 0 2
Kelurahan Manding 3 1 2 2 3 2 3 0 3 3 1 2
Kelurahan Wattang 2 1 1 2 1 1 1 0 0 2 5 1
Kecamatan Wonomulyo
Kelurahan Sidodadi 2 1 2 2 2 2 2 0 0 6 1 2
Desa Campurejo 2 2 1 2 2 2 2 0 0 6 1 2
Desa Nepo 2 3 2 3 2 2 2 0 2 5 0 2
Desa Bumimulyo 2 2 2 1 2 2 2 0 0 6 1 2
Desa Bumiayu 4 3 4 4 3 4 4 5 2 0 0 4
Desa Arjosari 4 4 4 4 3 4 3 5 2 0 0 4
Desa Kebunsari 3 2 3 3 3 2 3 0 5 2 0 3
Kecamatan Wonomulyo
1 Kelurahan Sidodadi 2 3 2 2.13 2 2
2 Desa Campurejo 2 3 2 2.13 2 2
3 Desa Nepo 2 2 2 2.04 2 2
4 Desa Bumimulyo 2 3 2 2.13 2 2
5 Desa Bumiayu 4 2 4 3.66 4 4
6 Desa Arjosari 4 0 4 3.36 4 4
7 Desa Kebunsari 3 2 3 2.81 3 3