Professional Documents
Culture Documents
Analisis
Instrumen yang telah dijelaskan dalam pasal tersebut diatas adalah sudah cukup
lengkap untuk melindungi lingkungan hidup dari pencemaran dan kerusakan, namun
dalam penerapannya justru beberapa instrument tidak diperhatikan sama sekali,
contohnya instrument perizinan, kadangkala pejabat yang berwenang dalam
memberikan izin sama sekali tidak memperhatikan aspek resiko lingkungan, dan
memberikan izin pengelolaan tersebut dengan sangat mudah hanya demi pemasukan
daerah. Alhasil tidak sedikit sungai- sungai di Indonesia yang mengalami kerusakan
lingkungan karena diakibatkan hal tersebut. Instrumen Amdal, banyak perusahaan di
Indonesia yang masih tidak memiliki dokumen amdal, sehingga kerusakan lingkungan
yang diakibatkan oleh minimnya pengananggulangan akibat pun terjadi.
Contoh Kasus
1. KLHS
KLHS baru diatur dalam UU PPLH 2009. Menurut PAsal 1 angka 10
UUPPLH 2009, Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian
analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.
2. Tata Ruang
Penegasan tata ruang sebagai instrument pencegahan, pencemaran, dan
atau kerusakan lingkungan hidup terdapat dalam Pasal 14 huruf b UUPPLH
2009. Tata ruang berfungsi untuk mengendalikan pemanfaatan ruang,
khususnya dalam kaitannya dengan pengelolaan lingkungan.
Keterkaitan tata ruang dengan pengelolaan lingkungan hidup semakin
tegas dalam PP No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan. Dalam PP ini
ditegaskan bahwa dalam penetapan lokasi rencana usaha harus sesuai dengan
rencana tata ruang. Jika tidak, maka dokumen lingkungan dan perizinan tidak
akan dinilai dan diterbitkan.
3. Izin Lingkungan
Secara yuridis formal defenisi izin lingkungan ada dalam Pasal 1 angka 35
UUPPLH 2009 bahw : izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk
memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan
1. Pencemaran air;
2. Pencemaran udara
3. Pencemaran tanah
3. Penyusunan produk domestik bruto dan produk domestik regional bruto yang
mencakup penyusutan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan hidup;
4. Mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup antar daerah;
Dalam hal yang berkaitan dengan aspek sosial, terdapat tiga macam
risiko ekologis yang dimnuculkan dari hal tersebut, yakni :
2. Risiko mental (mental risk), yaitu aneka risiko kerusakan mental akibat
perlakuan buruk pada tatanan psikis;
3. Risiko sosial (social risk), yaitu aneka risiko yang menggiring pada rusaknya
bangunan dan lingkungan sosial (eco-social).
Tanggap Darurat
f. Menyediakan informasi