You are on page 1of 17

Media Elektrika, Vol. 4 No.

1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

TINGKAT KEANDALAN UTILITAS KELISTRIKAN


BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
DI KOTA SEMARANG
Suyono1), M. Tony Prasetyo2), Luqman Assafat3)
1,2,3)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Semarang

Abstract

Utility Electricity of building is one important component in supporting the


function of the building. Electricity utility of a building must be safe, because the use of
electrical energy in buildings is harmful to human and environmental uses. Thus, in the
use of electrical energy and electrical utilities in a building must comply with regulations
and meet specified minimum standards.
Semarang as major cities in Indonesia have many buildings with a variety of
functions. These buildings should provide a sense of security and comfort for the user and
the environment against the use of electrical utilities. It is necessary for assessing the level
of reliability of the electrical utility-rise buildings in the city of Semarang.
Using qualitative methods by scoring and quantitative method by measuring
electrical quantities of a number of samples, the high rise buildings in the city of
Semarang on average have a higher utility electricity of buildings with less reliable
category.
Keywords: level of reliability, utility electricity of buildings, Semarang city

Pendahuluan selama menempati bangunan gedung


Setiap bangunan gedung yang tersebut.
dipergunakan oleh manusia dalam Suatu bangunan gedung dapat
melakukan aktivitas kehidupan setiap memberikan dan menjamin rasa aman
hari harus bersifat nyaman dan aman. dan nyaman bagi penghuninya apabila
Nyaman dalam arti bahwa individu yang bangunan gedung tersebut dilengkapi
tinggal atau beraktivitas di dalamnya dengan prasarana dan sarana bangunan
merasa betah dan dapat menikmati yang mendukung fungsi dari gedung
gedung yang ditempatinya. Sedangkan tersebut. Prasarana dan sarana bangunan
aman dalam arti bahwa individu yang gedung adalah fasilitas kelengkapan di
menggunakannya tidak akan dalam dan diluar bangunan gedung yang
mendapatkan kecelakaan atau musibah mendukung pemenuhan terselenggaranya
fungsi bangunan gedung. Sehingga

Tingkat Keandalan Utilitas..... 1


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

dengan adanya prasarana dan sarana sebagai transportasi vertikal, pompa air
tersebut, segala sesuatu aktivitas yang untuk distribusi air bersih dan plumbing.
menggunakan bangunan gedung tersebut Energi listrik di dalam suatu bangunan
dapat terselenggara dengan baik. gedung juga sangat diperlukan bagi
Prasarana dan sarana bangunan individu individu yang beraktifitas di
yang melekat terhadap fungsi gedung dalamnya, seperti energi untuk
disebut juga utilitas bangunan. Utilitas mengidupkan komputer, tata suara dan
bangunan suatu gedung terdiri dari telekomunikasi, untuk menjalankan
beberapa komponen, di mana setiap mesin-mesin produksi, ataupun hanya
komponen saling mendukung fungsi untuk sekedar membuat secangkir kopi
gedung serta kenyamanan dan panas.
keselamatan orang-orang yang Energi listrik bersifat berbahaya
menggunakan gedung tersebut. Sehingga bagi manusia yang menggunakan serta
untuk mencapai tujuan tersebut, maka lingkungannya, sehingga utilitas
segala usaha dan penyelenggaraan utilitas kelistrikan dari suatu bangunan gedung
bangunan harus sesuai dan memenuhi harus bersifat aman. Aman dalam arti
kriteria yang sudah diatur di dalam bahwa individu individu yang
Undang Undang No 28 Tahun 2002 menggunakan energi listrik dalam
tentang Bangunan Gedung dan peraturan akivitasnya jauh dari bahaya tersentuh
pelaksanaannya, yaitu Peraturan tegangan listrik (tersetrum) dan bangunan
Pemerintah No 36 Tahun 2005. gedung juga aman dari bahaya kebakaran
2.1. Konsep Keandalan Utilitas apabila terjadi gangguan listrik seperti
Kelistrikan Bangunan adanya arus hubung pendek. Sehingga
Salah satu komponen utilitas dalam penggunaan energi listrik dan
bangunan yang penting di dalam utilitas kelistrikan pada suatu bangunan
mendukung fungsi gedung adalah utilitas gedung harus sesuai dengan peraturan
kelistrikan bangunan. Utililitas yang berlaku dan memenuhi standar
kelistrikan ini menjadi sangat vital karena minimal yang ditentukan.
fasilitas fasilitas gedung dan Komponen utilitas kelistrikan
kenyamanannya sangat memerlukan bangunan suatu gedung terdiri dari tiga
adanya energi listrik, seperti lampu komponen utama, yaitu :
penerangan untuk pencahayaan gedung, 1. Utilitas instalasi listrik, meliputi
pendingin udara seperti AC maupun antara lain panel teganan menengah,
kipas angin, lift maupun eskalator transformator distribusi, panel
2 Suyono, M. Tony Prasetyo, Luqman A
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

tegangan rendah, panel distribusi, penyaluran energi tersebut. Instalasi


lampu penerangan, kabel instalasi, listrik pada suatu bangunan gedung harus
saklar dan stop kontak. aman digunakan oleh penghuni gedung
2. Utilitas instalasi generator sets, terdiri yang memanfaatkannya. Keamanan
dari motor penggerak, alternator, alat instalasi listrik meliputi keamanan
pengisian akki, sistem pendinginan, peralatan listrik dari tegangan sentuh dan
sistem pemipaan, pompa bahan bakar, keamanan instalasi listrik yang
tangki harian, panel, AMF (Automatic diakibatkan oleh gangguan listrik seperti
Main Failure), ATS (Automatic adanya hubung singkat. Untuk menjamin
Transfer Switch) dan kabel instalasi. tingkat keamanan tersebut, maka semua
3. Utilitas instalasi penangkal petir, peralatan listrik yang digunakan maupun
terdiri dari instalasi proteksi eksternal instalasi listriknya, harus mematuhi
dan instalasi proteksi internal. standar yang telah ditetapkan. Di
Indonesia, standar yang telah ditetapkan
Untuk mengukur tingkat oleh SNI (Standar Nasional Indonesia)
penggunaan utililitas kelistrikan adalah PUIL 2000 (Peraturan Umum
bangunan, maka perlu dilakukan suatu Instalasi Listrik 2000).
penilaian secara kuantitas terhadap ketiga Terdapat tiga kriteria utama yang
komponen utilitas tersebut. Penilaian harus dipenuhi agar suatu jaringan listrik
secara kuantitas terhadap suatu gedung dapat dikatakan baik (Sunarno, 2006)
yang mempunyai utilitas kelistrikan yaitu :
merupakan gambaran tingkat keandalan 1. Fleksibilitas
gedung dalam memenuhi ketentuan dan Jaringan harus mampu memberi
kriteria yang dipersyaratkan oleh Undang kemungkinan untuk penambahan
Undang ataupun Peraturan Peraturan beban walau tetap harus dalam batas
yang berlaku. ekonomis. Dengan demikian jika
suatu saat ada tambahan beban yang
2.2. Komponen Utilitas Instalasi wajar (tidak terlalu ekstrem) maka
Listrik tidak perlu dilakukan perombakan
Setiap bangunan gedung yang atas jaringan listrik yang lama secara
membutuhkan energi listrik, pasti total. Cadangan yang berlebihan
memerlukan instalasi listrik guna

Tingkat Keandalan Utilitas..... 3


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

tidaklah ekonomis, bahkan Penelitian ini menggunakan dua


merupakan pemborosan. buah metode pendekatan, yaitu metode
2. Kepercayaan kuantitatif dan metode kualitatif. Metode
Jaringan instalasi harus dapat kualitatif adalah menjelaskan tentang
diandalkan dan dapat dipercaya jumlah komponen yang terpenuhi oleh
karena pembebanan oleh peralatan suatu sistem utilitas dan apakah
listrik sering tidak dapat dikontrol. komponen utilitas kelistrikan tersebut
Hal ini perlu memperhatikan kualitas dalam keadaan baik atau tidak.
bahan instalai. Kegagalan peralaan Pendekatan kualitatif ini menggunakan
perlu dapat diketahui secara dini. metode skoring yang menggambarkan
3. Keamanan keadaan di lapangan. Sebagai dasar
Jaringan instalasi listrik yang penentuan skoring adalah Petunjuk
digunakan harus aman, sehingga jaringan Teknis Pemeriksaan Keandalan
instalasi harus dirancang sesuai peraturan Bangunan PU Cipta Karya 2008. Skoring
nasional yang berlaku (PUIL 2000). Hal penilaian utilitas kelistrikan adalah
utama yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
resiko terjadinya kebakaran
Tabel 1. Skoring penilaian keandalan komponen utilitas
Score Keberadaan
No Keadaan dan Fungsi Komponen
(%) Komponen
1. 0 Tidak ada -
2. 25 Ada Keadaan tidak terawat dan tidak berfungsi
3. 50 Ada Keadaan kurang terawat dan tidak berfungsi
4. 75 Ada Keadaan kurang terawat dan berfungsi baik
5. 100 Ada Keadaan terawat dan berfungsi baik
Di dalam pelaksanaan observasi kelistrikan dituangkan pada tiga buah
lapangan, data komponen utilitas tabel berikut ini.
Tabel 2. Nilai Tingkat Keandalan Utilitas Instalasi Listrik
Bobot Nilai Tingkat Keandalan NKU ()
Komponen Utilitas
No Fungsi Score tingkat
Instalasi Listrik Nilai Tingkat
keandalan
(100%) )
keandalan (
(%)
1 Panel Tegangan Menengah 14
2 Trafo 12
3 Panel Tegangan Rendah 12
4 Panel Distribusi 12
5 Lampu TL/ Pijar/ Halogen/ SL 10
6 Armatur 10
7 Kabel Instalasi 10

4 Suyono, M. Tony Prasetyo, Luqman A


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

8 Saklar 10
9 Sistem Pentanahan 10
Nilai Tingkat Keandalan Utilitas Listrik

Tabel 3. Form Nilai Tingkat Keandalan Utilitas Instalasi Genset

Nilai Tingkat Keandalan NKU


Bobot ()
Komponen Utilitas
No Fungsi Score tingkat
Instalasi Listrik Nilai tingkat
(100%) keandalan
keandalan ()
(%)
1 Motor Penggerak 11
2 Altermator 11
3 Alat pengisi aki 6
4 Radiator/ pendingin 9
5 Kabel Instalasi 9
6 AMF (Automatic Main Failure) 7
7 ATS (Automatic Transfer Switch) 7
8 Panel Genset 9
9 Sistem Pemipaan Bahan Bakar 9
10 Pompa Bahan Bakar 6
11 Daily Tank 9
12 Peredaman Suara 7
Nilai Tingkat Utilitas Instalasi Genset

Tabel 4. Form Nilai Tingkat Keandalan Utilitas Instalasi Penangkal Petir

Nilai Tingkat Keandalan


NKU
Bobot
Komponen Utilitas Nilai
No Fungsi Score Tingkat
Instalasi Penangkal Petir Tingkat
(100%) keandalan
keandalan
(%)
)
(
I Instalasi Proteksi Petir Eksternal:
1. Kepala penangkal petir 16
2. Hantaran Pembumian 16
3. Elektroda Pembumian 18
II Instalasi Proteksi Petir Internal :
1. Arester tegangan lebih 13
2. Pengikat ekuipotensial 12
3. Hantaran Pembumian 12
4. Elektroda Pembumian 13
Total Nilai Keandalan Utilitas Instalasi Petir

Tingkat Keandalan Utilitas..... 5


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

Tingkat persentase keandalan adalah 100 2. N ku Total 90 95,99 = kurang


% jika komponen utilitas kelistrikan andal
keberadaannya dapat terbukti pada saat 3. N ku Total < 90 = tidak
survey dilakukan, dan bernilai nol jika
andal
sebaliknya. Sehingga nilai tingkat
Metode pendekatan kuantitatif
keandalan utilitas () adalah sebagai
digunakan untuk menjelaskan kriteria
berikut :
baik atau tidaknya fungsi komponen
= ( Bobot ) x ( Score ) ...............( 1)
utilitas melalui pengujian dengan alat
Dan nilai tingkat keandalan utilitas ukur. Untuk kualitas tegangan, arus dan
komponen total adalah : frekuensi dapat diuji dengan Power
N ku instalasi listrik =40% x ku ......(2) Quality Analyzer. Sedangkan baik atau
N ku instalasi genset =40% x ku ......(3) tidaknya instalasi listrik, dapat diuji nilai

N ku instalasi petir =20% x ku ......(4) resistansi isolasinya, dan baik atau


tidaknya pentanahan dapat diuji dengan
Dan nilai tingkat keandalan utilitas
earth tester.
kelistrikan bangunan total adalah :
Pembahasan
N ku Total = N ku instalsi listrik + N ku
Hasil Pengujian dan Analisa
instalsi genset + N ku instalsi petir...(5)
Keandalan Utilitas Instalasi Listrik
Kriteria keandalan utilitas kelistrikan Tabel 5. menunjukkan hasil
pada suatu bangunan gedung adalah : pengukuran besaran listrik dasar terhadap
1. N ku Total 96 100 = andal sistem tenaga listrik pada obyek
bangunan gedung.
Tabel 5. Hasil Pengujian Besaran Listrik Dasar
Tegangan (V) Arus (kA) Frekuensi
No Nama Bangunan
R S T R S T N (Hz)
1 M. Ikhsan - - - - - - - -
2 Pandanaran 223,0 227,0 225,5 0,574 0,574 0,546 0,047 49,42
3 Grinatha BPD Tower 225,9 228,7 228,1 0,707 0,718 0,593 0,223 49,88
4 RSI Sultan Agung 221,8 223,0 222,0 0,250 0,231 0,246 0,038 49,99
5 Pavilyun Garuda 223,9 226,7 225,6 0,260 0,269 0,296 0,040 50,12
6 RS St. Elisabeth 218,6 221,1 220,1 0,418 0,383 0,421 0,019 50,24
7 Sri Ratu Pemuda - - - - - - - -
8 Plasa Simpang Lima 236,7 238,1 239,5 0,308 0,273 0,262 0,074 50,07
9 UNAKI 215,0 218,3 216,3 0,069 0,068 0,100 0,037 50,14
10 UNISBANK - - - - - - - -

6 Suyono, M. Tony Prasetyo, Luqman A


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

11 Santika Premium 217,2 232,0 224,7 0,489 0,470 0,439 0,001 50,09
12 Grand Candi 218,0 220,7 220,1 0,030 0,038 0,027 0,010 49,97

Dari Gambar memperlihatkan tegangan dan frekuensinya masih dalam


bahwa gedung M.Ikhsan yang berfungsi batas yang diijinkan, sedangkan arus
sebagai perkantoran milik Pemerintah listrik seimbang pada setiap fasa. Adanya
Kota Semarang dan untuk pelayanan arus netral 47 A karena sistem
masyarakat mempunyai nilai keandalan pentanahan yang kurang baik.
utilitas instalasi listrik sebesar 91,00. Hal Gedung Grinatha BDP Tower
ini disebabkan karena kurang terawatnya mempunyai nilai keandalan utilitas
panel tegangan menengah dan panel instalasi listrik lebih baik dari pada dua
tegangan rendah, serta kurang baiknya gedung lain yang berfungsi sama sebagai
sistem pentanahan yang ada. Besaran gedung perkantoran, yaitu 97,50.
listrik dasar tidak dapat terukur karena Kekurangan andalan Gedung Pandanaran
sulitnya posisi panel utama dan tidak ada terletak pada kurang baiknya isolasi
akses untuk pengukuran di sisi tegangan kabel pada AC di mana resistansi kurang
rendah trafo distribusi. dari 0,5 Mohm. Pengukuran terhadap
Gedung Pandanaran yang besaran listrik memperlihatkan bahwa
mempunyai fungsi dan pemilik yang parameter tegangan dan frekuensinya
sama dengan gedung M. Ikhsan, masih dalam batas yang diijinkan,
mempunyai nilai keandalan utilitas sedangkan arus listrik tidak seimbang
instalasi listrik lebih baik yaitu 95,00. pada setiap fasa. Adanya arus netral 223
Kekurangan andalan Gedung Pandanaran A karena ketidak seimbangan beban pada
terletak pada kurang baiknya sistem setiap fasanya.
pentanahan dan kurang baiknya isolasi Nilai keandalan utilitas instalasi
atau pengkabelan pada panel penerangan listrik pada gedung Rumah Sakit Islam
lantai 9, di mana nilai resistansinya Sultan Agung sebesar 97,50. Kekurangan
kurang dari 0,5 MOhm sehingga tidak andalan instalasi listrik pada Gedung RSI
memenuhi nilai yang dipersyaratkan, Sultan Agung terleak pada kurang
sehingga memungkinkan terjadinya baiknya sistem pentanahan. Pengukuran
hubungan arus pendek pada sektor terhadap besaran listrik memperlihatkan
yersebut. Pengukuran terhadap besaran bahwa parameter tegangan dan
listrik memperlihatkan bahwa parameter frekuensinya masih dalam batas yang

Tingkat Keandalan Utilitas..... 7


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

diijinkan, sedangkan arus listrik Lima. Gedung Sri Ratu Pemuda


seimbang pada setiap fasa. Adanya arus mempunyai keandalan utilitas instalasi
netral 38 A karena sistem pentanahan listrik 91,00, sedangkan Plasa Simpang
yang kurang baik. Lima sebesar 97,50. Kekurangan andalan
Paviliun Garuda Rumah Sakit Gedung Sri Ratu Pemuda karena tidak
Karyadi mempunyai nilai keandalan terawatnya power house terutama pada
utilitas instalasi listrik sebesar 91,00. panel tegangan menengah dan rendah,
Kekurangan andalan pada Gedung ini serta sistem pentanahan yang kurang
karena kurang terawatnya panel tegangan baik. Sedangkan Plasa Simpang Lima
menengah dan tegangan rendah, serta karena kurang baiknya sistem pentanahan
kurang baiknya sistem pentanahan. saja. Pengukuran terhadap besaran listrik
Pengukuran terhadap besaran listrik pada gedung Plasa Simpang Lima
memperlihatkan bahwa parameter memperlihatkan bahwa parameter
tegangan dan frekuensinya masih dalam tegangan dan frekuensinya masih dalam
batas yang diijinkan, sedangkan arus batas yang diijinkan, sedangkan arus
listrik seimbang pada setiap fasa. Adanya listrik kurang seimbang pada setiap fasa.
arus netral 40 A karena sistem Adanya arus netral 74 A karena sistem
pentanahan yang kurang baik. pentanahan yang kurang baik dan kurang
Rumah Sakit St. Elisabeth seimbangnya beban tiga fasa. Untuk
mempunyai nilai keandalan utilitas Gedung Sri Ratu Pemuda tidak dapat
instalasi listrik sebesar 97,50. dilaksanakan pengukuran karena tidak
Kekurangan andalan pada gedung rumah adanya akses pengukuran baik pada panel
sakit ini terleak pada kurang baiknya tegangan rendah maupun sisi sekunder
sistem pentanahan. Pengukuran terhadap trafo daya.
besaran listrik memperlihatkan bahwa Obyek penelitian yang berfungsi
parameter tegangan dan frekuensinya sebagai pendidikan tinggi diwakili oleh
masih dalam batas yang diijinkan, gedung UNAKI (Universitas AKI) dan
sedangkan arus listrik seimbang pada UNISBANK (Universitas Stikubank).
setiap fasa. Adanya arus netral 19 A Gedung UNAKI mempunyai keandalan
karena sistem pentanahan yang kurang utilitas instalasi listrik 97,50, sedangkan
baik. Gedung UNISBANK sebesar 97,00.
Obyek penelitian yang berfungsi Kekurangan andalan Gedung UNAKI
sebagai pusat perbelanjaan diwakili oleh karena kurang baiknya sistem pentanahan
Sri Ratu Pemuda dan Plasa Simpang sedangkan Gedung UNISBANK karena
8 Suyono, M. Tony Prasetyo, Luqman A
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

kurang terawatnya panel tegangan rendah 5. Gedung Santika Premium mempunyai


pada power house. Pengukuran terhadap keandalan utilitas instalasi listrik 97,50,
besaran listrik pada gedung UNAKI sedangkan Grand Candi mempunyai nilai
memperlihatkan bahwa parameter sempurna 100. Kekurangan andalan
tegangan dan frekuensinya masih dalam Gedung Pandanaran terletak pada kurang
batas yang diijinkan, sedangkan arus baiknya isolasi atau pengkabelan pada
listrik kurang seimbang pada setiap fasa. panel penerangan pompa dan ekshaust
Adanya arus netral 37 A karena sistem fan, di mana nilai resistansinya kurang
pentanahan yang kurang baik dan kurang dari 0,5 MOhm sehingga tidak memenuhi
seimbangnya beban tiga fasa. Untuk nilai yang dipersyaratkan, sehingga
Gedung UNISBANK tidak dapat memungkinkan terjadinya hubungan arus
dilaksanakan pengukuran karena tidak pendek pada sektor terrsebut. Pengukuran
adanya akses pengukuran baik pada panel terhadap besaran listrik pada gedung
tegangan rendah maupun sisi sekunder Santika Premium dan Grand Candi
trafo daya. memperlihatkan bahwa parameter
Hotel Santika Premium dan tegangan dan frekuensinya masih dalam
Grand Candi mewakili obyek penelitian batas yang diijinkan, sedangkan arus
yang berfungsi sebagai tempat listrik kurang seimbang pada setiap fasa.
penginapana atau hotel, di mana Santika Adanya arus netral 10 A pada sistem
premium merupakan hotel berbintang 4 instalasi Hotel Grand candi karena
sedangkan Grand Candi hotel berbintang ketidak seimbangan beban.

Tingkat Keandalan Utilitas Instalasi Listrik

102,00
100,00
98,00
96,00
94,00
92,00
90,00
88,00
86,00
er

a
a

a
g

m
h

i
an

nd
K
ud
un

ud
w
n

et

iu
AK

N
sa

To

Li
ar

Ca
m
Ag

ar

ab

em
BA
an
kh

ng

UN
G

e
D

lis

nd
Pr
n

IS
pa
.I

nd

BP

.E
ta

u
yu

UN
M

ra
ika
m
Pa

at
ul

St
ha

G
vil

iR
IS

Si

nt
Pa

RS
at

Sa
a
RS

Sr
rin

as
G

Pl

Gambar 1. Tingkat Keandalan Utilias Instalasi Listrik Bangunan Gedung Bertingkat di


Kota Semarang

Tingkat Keandalan Utilitas..... 9


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

Dari gambar 1 di atas utilitas instalasi listrik bangunan gedung


memperlihatkan bahwa nilai terendah bertingkat di kota Semarang mempunyai
dari tingkat keandalan utilitas instalasi nilai 95,83. Angka tersebut
listrik adalah 91,00, dimiliki oleh gedung mencerminkan bahwa bangunan gedung
M. Ikhsan, Pavilyun Garuda dan Sri Ratu bertingkat di Kota Semarang memiliki
Pemuda. Sedangkan nilai tertinggi utilitas instalasi listrik dalam kategori
tingkat keandalan utilitas instalasi listrik kurang andal.
adalah 100 dicapai oleh gedung Hotel Hasil Pengujian dan Analisa Utilitas
Grand Candi Semarang. Instalasi Genset
Dari hasil scoring untuk tingkat Pada gambar 2 di bawah
keandalan utilitas instalasi listrik, dapat memperlihatkan bahwa tiga buah
diambil nilai rata-ratanya yang dapat bangunan gedung mempunyai nilai
menggambarkan tingkat keandalan sempurna 100 untuk tingkat keandalan
utilitas instalsi listrik bangunan gedung utilitas instalasi genset, yaitu Gedung
bertingkat di kota Semarang. Sebagian Pandanaran, Gedung Grinitha dan Hotel
besar bangunan gedung bertingkat di kota Grand Candi. Sedangkan satu buah
semarang mempunyai nilai keandalan gedung mempunyai nilai nol untuk
utilitas insalasi listrik di atas 95,00 keandalan utilias instalasi genset, yaitu
dengan kategori andal, yaitu bangunan gedung UNAKI karena pada bangunan
yang berfungsi sebagai rumah sakit gedung tersebut tidak terpasang insalasi
sebesar 95,33, bangunan yang berfungsi genset sebagai energi listrik cadangan.
sebagai tempat pendidikan 97,25 dan Nilai 79,00 untuk keandalan
bangunan yang berfungsi sebagai hotel utilitas instalasi genset dimiliki oleh
98,75. Sedangkan bangunan yang gedung Sri Ratu Pemuda dan Plasa
berfungsi sebagai gedung perkantoran Simpang Lima. Rendahnya nilai
mempunyai nilai rata-rata 94,50 dan keandalan ini disebabkan tidak adanya
bangunan yang berfungsi sebagai pusat sistem peredaman suara pada ruang
perbelanjaan mempunyai nilai 94,25. genset, serta genset tidak dilengkapi
Kedua jenis bangunan tersebut dengan AMF dan ATS. Sehingga pada
mempunyai nilai antara 91 - 95 yang kedua bangunan gedung tersebut apabila
berarti kurang andal tingkat utilitas listrik dari PLN mati, genset tidak dapat
instalasi listriknya. bekerja secara otomais dan pemindahan
Apabila dihitung nilai rata-rata beban dilakukan secara manual.
seluruh obyek yang diteliti, maka tingkat
10 Suyono, M. Tony Prasetyo, Luqman A
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

Tingkat Keandalan Utilitas Instalasi Genset

120,00
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
er

a
a
ng

m
h

di
n

ud

K
w

ud
n

et
ra

iu
I
gu

an
AN
AK
To

Li
sa

m
ar

ab

m
na

C
A

ng
G
kh

N
Pe

re
D

lis
da

nd
U

IS
pa
BP

P
.I

un

.E
ta

u
n

N
M

ra
im

a
a

at
ul

ily

tik
St
ha

G
P

IS

S
av

an
S
at

ri

sa
S

S
rin

S
R

la
G

P
Gambar 2. Tingkat Keandalan Utilias Instalasi Genset Bangunan Gedung Bertingkat di
Kota Semarang
Gedung M. Ikhsan dan Pavilyun yang mempunyai kategori andal untuk
Garuda sama sama mempunyai nilai utilitas instalasi genset adalah gedung
90,75 untuk keandalan utilitas instalasi yang berfungsi sebagai perkantoran
gensets. Hal ini disebabkan oleh kurang dengan nilai 96,92 dan gedung yang
terawatnya ruang genset terutama pada berfungsi sebagai hotel dengan nilai
panel genset, serta tidak adanya sistem 96,50. Sedangkan gedung yang berfungsi
peredaman suara pada ruang genset, sebagai rumah sakit mempunyai nilai
sehingga suara bising dari genset dapat rata-rata 92,25 dengan kategori kurang
terdengar sampai ke luar ruangan genset. andal. Gedung yang mempunyai nilai
Utilitas instalasi genset pada keandalan di bawah 90,00 seperti gedung
gedung Rumah Sakit Islam Sultan yang berfungsi sebagai pendidikan
Agung, Rumah Sakit St. Elisabeth, dengan nilai rata-rata 46,50, gedung yang
UNISBANK dan Hotel Santika Premium berfungsi sebagai pusat perbelanjaan
kurang dilengkapi dengan sistem dengan nilai rata-rata 79,00 mempunyai
peredaman suara. Sehingga ke empat kategori tidak andal untuk utilitas
gedung tersebut mempunyai nilai instalasi genset.
keandalan untuk utilitas instalasi genset Apabila dihitung nilai rata-rata
sebesar 93,00. seluruh obyek yang diteliti, maka tingkat
Apabila dikelompokkan sesuai utilitas instalasi genset bangunan gedung
dengan fungsinya, bangunan gedung bertingkat di kota Semarang mempunyai

Tingkat Keandalan Utilitas..... 11


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

nilai 84,29. Angka tersebut Hasil Pengujian dan Analisa


mencerminkan bahwa bangunan gedung Keandalan Utilitas Instalasi Petir
bertingkat di Kota Semarang memiliki Tabel 6. memperlihatkan hasil
utilitas instalasi listrik dalam kategori pengukuran terhadap resistansi
tidak andal. penanahan sistem instalasi petir pada 12
obyek bangunan.
Tabel 6. Nilai Resisansi Pentanahan Petir Bangunan Gedung
No Nama Bangungan Resistansi (Ohm) Keterangan
1 M. Ikhsan 0,44 Baik
2 Pandanaran 1,54 Baik
3 Grinatha BPD Tower - -
4 RSI Sultan Agung 0,18 Baik
5 Pavilyun Garuda 3,02 Baik
6 RS St. Elisabeth - -
7 Sri Ratu Pemuda 0,20 Baik
8 Plasa Simpang Lima 0,16 Baik
9 UNAKI 0,15 Baik
10 UNISBANK 3,02 Baik
11 Santika Premium - -
12 Grand Candi 0,04 Baik

Dari 12 bangunan gedung yang di UNAKI sebesar 0,15 Ohm, UNISBANK


ukur, 9 obyek bangunan mempunyai nilai sebesar 3,02 Ohm dan Hotel Grand Candi
resistansi di bawah 10 Ohm yang berarti sebesar 0,04 Ohm. Sedangkan ketiga
masih dalam nilai yang diijinkan. Nilai bangunan gedung lainnya yaitu Hotel
resistansi pentanahan petir ke sembilan Santika Premium, Gedung Grinitha BPD
gedung tersebut adalah Gedung M. Tower serta Rumah Saki St. Elisabeth
Ikhsan sebesar 0,44 Ohm, Gedung tidak dapat dilakukan pengukuran
Pandanaran 1,54 Ohm, Gedung RSI resistansi pentanahan instalais petir,
Sultan Agung sebesar 0,18 Ohm, karena elektroda pentanahannya telah
Pavilyun Garuda sebesar 3,02 Ohm, Sri tertimbun atau tertutup oleh bangunan
Ratu Pemuda sebesar 0,20 Ohm, Plasa lain.
Simpang Lima sebesar 0,16 Ohm,

12 Suyono, M. Tony Prasetyo, Luqman A


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

Tabel 7. Nilai Keandalan Utilitas Instalasi Petir


Nilai Utilitas
No Nama Bangungan Fungsi Bangunan
Instalasi Petir
1 M. Ikhsan Perkantoran 100,00
2 Pandanaran Perkantoran 100,00
3 Grinatha BPD Tower Perkantoran 92,25
4 RSI Sultan Agung Rumah Sakit 100,00
5 Pavilyun Garuda Rumah Sakit 100,00
6 RS St. Elisabeth Rumah Sakit 92,25
7 Sri Ratu Pemuda Pusat Perbelanjaan 100,00
8 Plasa Simpang Lima Pusat Perbelanjaan 100,00
9 UNAKI Pendidikan 100,00
10 UNISBANK Pendidikan 100,00
11 Santika Premium Hotel 92,25
12 Grand Candi Hotel 100,00

Tabel 7. memperlihatkan hasil (penilaian) pada lampiran 2. Pada tabel


observasi terhadap keandalan utilitas tersebut memperlihatkan bahwa sebagian
instalasi petir pada 12 obyek bangunan besar bangunan gedung mempunyai nilai
gedung di kota Semarang, yang keandalan sempurna 100 untuk utilitas
merupakan rekapitulasi dari scoring instalasi petir.

Tingkat Keandalan Utilitas Instalasi Petir

102,00
100,00
98,00
96,00
94,00
92,00
90,00
88,00
er

a
a

m
h

i
an

m
un

nd
K
ud

ud
w
n

et

iu
AK

N
sa

To

Li
ar

Ag

Ca
m
ar

ab

em
BA
an
kh

ng

UN
G

e
D

lis
n

nd
Pr
IS
pa
.I

nd

BP

n
lta

.E

u
yu

UN
M

ra
ika
m
Pa

at
Su

St
ha

G
vil

iR

Si

nt
Pa
IA

RS
at

Sa
a
Sr
rin

as
RS
G

Pl

Gambar 3. Tingkat Keandalan Utilias Instalasi Petir Bangunan Gedung Bertingkat


di Kota Semarang

Tingkat Keandalan Utilitas..... 13


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

Hanya terdapat tiga gedung yang bertingkat di Kota Semarang memiliki


mempunyai keandalan dalam kategori utilitas instalasi petir dalam kategori
kurang andal dengan nilai yang sama andal.
92,25, yaitu gedung Santika Premium, Analisa Tingkat Keandalan Utilitas
Grinatha BPD Tower serta Rumah Saki Kelistrikan Bangunan
St. Elisabeth. Ketiga gedung tersebut Nilai tingkat keandalan total
mendapatkan nilai kurang karena utilitas kelistrikan yang merupakan
elektroda pentanahan tidak dapat dirawat kombinasi dari ketiga nilai keandalan
dengan baik, sehingga kemungkinan utilitas instalasi listrik, instalasi genset
tertutup oleh pengembangan fisik dan instalasi petir dipelihatkan pada tabel
bangunan gedung dan menyebabkan 6. tersebut memperlihatkan bahwa
fungsi dari elektroda tersebut kurang beberapa bangunan gedung bertingkat
maksimal. mempunyai utilitas kelistrikan dalam
Apabila dikelompokkan sesuai kategori andal dengan nilai di atas 95,
dengan fungsinya, semua jenis bangunan yaitu Gedung Pandanaran dengan nilai
gedung yang mempunyai kategori andal 98,00, Gedung Grinitha BPD Tower
untuk utilitas instalasi petir, di mana dengan nilai 97,45, Gedung RSI Sultan
gedung yang berfungsi sebagai Agung dengan nilai 96,20, UNISBANK
perkantoran dengan nilai rata-rata 97,42, dengan nilai 96,00 serta Hotel Grand
gedung yang berfungsi sebagai rumah Candi dengan nilai sempurna 100,00.
sakit nilai rata-rata 97,42, gedung yang Beberapa gedung bertingkat
berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dalam kategori kurang andal dengan nilai
mempunyai nilai rata-rata 100,00, gedung antara 90 95, yaitu Gedung M. Ikhsan
yang berfungsi sebagai pendidikan dengan nilai 92,70, Gedung Pavilyun
mempunyai nilai rata-rata 100,00 dan Garuda Rumah Sakit Karyadi dengan
gedung yang berfungsi sebagai hotel nilai 92,70, Rumah Sakit St. Elisabeth
mempunyai nilai rata-rata 96,13. dengan nilai 94,65, dan Hotel Santika
Dihitung nilai rata-rata seluruh Premium dengan nilai 94,58. Dua gedung
obyek yang diteliti, maka tingkat utilitas menyandang kategori tidak andal yaitu
instalasi petir bangunan gedung Sri Ratu Pemuda dengan nilai 88,00
bertingkat di kota Semarang mempunyai Gedung UNAKI dengan nilai keandalan
nilai 98,06. Angka tersebut 59,00.
mencerminkan bahwa bangunan gedung
14 Suyono, M. Tony Prasetyo, Luqman A
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

Tingkat Keandalan Utilitas Kelistrikan Bangunan

120
100
80
60
40
20
0
er

a
a

a
g

m
h

i
an

nd
K
ud
un

ud
w
n

et

iu
AK

N
sa

To

Li
ar

Ca
em
Ag

ar

ab

em
BA
an
kh

ng

UN
G
D

lis

nd
Pr
n

IS
pa
.I

nd

BP

.E
ta

u
yu

UN
M

ra
ika
m
Pa

at
ul

St
ha

G
vil

iR
IS

Si

nt
Pa

RS
at

Sa
a
RS

Sr
rin

as
G

Pl
Gambar 4. Tingkat Keandalan Utilias Kelistrikan Bangunan Gedung Bertingkat
di Kota Semarang

Gambar di atas memperlihatkan sebagai pusat perbelanjaan dengan nilai


bahwa nilai tertinggi utilitas kelistrikan rata-rata 89,30 dan gedung yang
bangunan gedung bertingat di Kota berfungsi sebagai tempat pendidikan
Semarang dicapai oleh Hotel Grand mempunyai nilai keandalan utilitas
Candi, Sedangkan nilai terendah dimilki kelistrikan sebesar 77,50 dalam kategori
oleh gedung UNAKI. tidak andal.
Apabila dikelompokkan sesuai Apabila dihitung nilai rata-rata
dengan fungsinya, bangunan gedung seluruh obyek yang diteliti, maka tingkat
yang mempunyai kategori andal untuk utilitas kelistrikan bangunan gedung
utilitas kelistrikan bangunan adalah bertingkat di kota Semarang mempunyai
gedung yang berfungsi sebagai nilai rata-rata sebesar 91,66. Angka
perkantoran dengan nilai rata-rata 96,05 tersebut mencerminkan bahwa bangunan
dan gedung yang berfungsi sebagai hotel gedung bertingkat di Kota Semarang
dengan nilai rata-rata 97,33. Gedung memiliki tingkat utilitas kelistrikan
yang mempunyai kategori kurang andal bangunan dalam kategori kurang andal.
untuk utilitas kelistrikan bangunan adalah Kesimpulan
gedung yang berfungsi sebagai rumah Setelah melakukan serangkaian
sakit mempunyai nilai rata-rata 94,52. pengujian dan analisa data terhadap
Sedangkan gedung yang berfungsi tingkat keandalan utilitas kelistrikan

Tingkat Keandalan Utilitas..... 15


Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

bangunan gedung bertingkat di kota standar IEEE yang diijinkan,


Semarang, maka dapat ditarik suatu sehingga dimungkinkan terjadinya
kesimpulan bahwa : hubungan arus pendek, yaitu gedung
1. Tingkat keandalan komponen utilitas Grinitha BPD Tower, Gedung Plasa
instalasi listrik gedung bertingkat di Simpang Lima dan Gedung Hotel
kota Semarang mempunyai nilai rata- Santika Premium
rata 95,83 dengan kategori kurang DAFTAR PUSTAKA
andal
Alois Koller, 1986, Rangkaian Arus
2. Tingkat keandalan komponen utilitas
Listrik, PT. Intermasa, Jakarta
instalasi genset gedung nertingkat di
Departemen Pekerjaan Umum, 1987,
kota Semarang mempunyai nilai rata-
Pedoman Perencanaan Penangkal
rata 84,29 dengan kategori tidak
Petir, Yayasan Badan Penerbit PU,
andal
Jakarta
3. Tingkat keandalan komponen utilitas
Hartono Poerbo, 2005, Utilitas
instalasi petir gedung bertingkat di
Bangunan, Penerbit Djambatan,
kota Semarang mempunyai nilai rata-
Jakarta
rata 98,06 dengan kategori andal
Hutauruk, T. S., 1991, Pengetanahan
4. Tingkat keandalan utilitas kelistrikan
Netral Sistem Tenaga dan
bangunan gedung bertingkat di kota
Pengetanahan Peralatan, Penerbit
Semarang mempunyai nilai rata-rata
Erlangga, Jakarta
91,66 dengan kategori kurang andal.
Joseph A. Edminister, 1984, Rangkaian
5. Besaran listrik dasar pada sistem
Listrik, Penerbit Erlangga, Jakarta
kelistrikan bagunan gedung di kota
Michael Neidle, 1991, Teknologi
Semarang yang terukur dalam
Instalasi Listrik, Penerbit Erlangga,
keadaan baik dan masih sesuai
Jakarta
dengan standar yang diijinkan
P. Van Harten, 1985, Instalasi Listrik
6. Nilai resistansi pentanahan instalsi
Arus Kuat 1, Penerbit Bina Cipta,
pertir bangunan gedung bertingkat di
Jakarta
kota Semarang masih sesuai dengan
P. Van Harten, 1985, Instalasi Listrik
standar yang diijinkan yaitu di bawah
Arus Kuat 2, Penerbit Bina Cipta,
5 Ohm.
Jakarta
7. Terdapat tiga buah gedung bertingkat
yang resistansi isolasi sistem
kelistrikannya tidak memenuhi
16 Suyono, M. Tony Prasetyo, Luqman A
Media Elektrika, Vol. 4 No. 1, Juni 2011 ISSN 1979-7451

Panjaitan, 1996, Lampu Listrik dan Sunarno, 2005, Mekanikal Elektrikal,


Penggunaannya, Penerbit Tarsito, Penerbit Andi, Yoogyakarta
Bandung Sunarno, 2006, Mekanikal Elektrikal
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Lanjutan, Penerbit Andi,
No 36 Tahun 2005, Tentang Yoogyakarta
Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Undang-Undang Republik Indonesia No
Tahun 2002 15 Tahun 1985, Tentang
Persyaratan Umum Instalai Listrik PUIL, Ketenalistrikan
2000 Undang-Undang Republik Indonesia No
Steen, Benjamin, John S. Reynolds, 28 Tahun 2002, Tentang Bangunan
1992, Mechanical and Electrical Gedung
Equipment for Building, John Wiley
& Sons

Tingkat Keandalan Utilitas..... 17

You might also like