Professional Documents
Culture Documents
MODUL : FILTRASI
Oleh :
Kelompok : III
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam sistem pengolahan air limbah atau pencemaran pada air , proses filtrasi biasanya
merupakan bagian dari pengolahan ketiga atau pengolahan lanjutan dari Sedimentasi-
koagulasi-flokulasi yang disebut Tertiary Treatment. Filtrasi adalah suatu proses
pemisahan campuran antara padatan dan cairan dengan melewatkanya melalui medium
penyaringan. Disamping itu, filtrasi dapat mereduksi kandungan zat padat, kandungan
bakteri, menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan. Secara umum filtrasi
dilakukan bila jumlah padatan dalam suspensi relatif kecil dibandingkan zat cairnya.
Pemisahan padatan dapat dilakukan dengan menggunakan media yang disebut media
filter yaitu merupakan bahan padat seperti pasir, batu bara, kerikil dan sebagainya.
Salah satu media filtrasi yang efektif digunakan adalah pasir kuarsa yang akan
dilakukan oleh praktikan dan Air baku yang akan digunakan adalah air sungai.
.
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Filtrasi
Filtrasi adalah proses menghilangkan padatan tersuspensi dalam air dengan melewatkan
air pada lapiran permeable yang memiliki pori. Air didalam tanah merupakan contoh
filtrasi, air diserap oleh tanah dan di saring melalui lapisan-lapisan yang ada didalam
tanah. Filtrasi merupakan salah satu metode sederhana dalam proses pemisahan. Proses
filtrasi merupakan proses pengolahan dengan cara mengalirkan air limbah melewati
suatu media filter yang disusun dari bahan-bahan butiran dengan diameter dan tebal
tertentu. Proses ini ditujukan untuk menghilangkan bahan-bahan terlarut dan tak terlarut
(biological floc yang masih tersisa setelah pengolahan secara biologis). Disamping
mereduksi kandungan zat padat, filtrasi dapat pula mereduksi kandungan bakteri,
menghilangkan warna, rasa, bau, besi dan mangan. Perencanaan suatu sistem filter
untuk pengolahan air tergantung pada tujuan pengolahan dan pre-treatment yang telah
dilakukan pada air baku sebagai influen filter.
Filtrasi terdiri dari filtrasi dengan menggunakan pasir, filtrasi membran, dan lain
sebagainya. Filtrasi dibagi menjadi 2 jenis, yakni filtrasi dengan menggunakan gravitasi
dan menggunakan tekanan. Filtrasi menggunakan tekanan dilengkapi dengan valve
tertutup berisi material granular, air dipaksa untuk melewatinya dengan bantuan
tekanan. Sedangkan filtrasi gravitasi menggunakan wadah terbuka berisi material
(biasanya pasir), air dialirkan tanpa menggunakan bantuan tekanan.
Dalam fitrasi gravitasi, pasir adalah media yang popular digunakan. Laju alir yang
diatur sebesar 0.1-0.4 m3/h per m2 luas permukaan. Untuk menghilangkan kekeruhan,
jenis filtrasi ini bisa menghabiskan waktu selama berminggu-minggu. Laju alir unit
filtrasi ini dibuat lambat, agar proses pemisahan berjalan sempurna. Filtrasi sangat
tergantung pada luas permukaan media filtrasi. Luas permukaan media yang besar
menyebabkan volume filtrasi juga besar. Berikut mekanisme filtrasi dengan
mengunakan pasir :
(sumber : Mr. Noel Bourke)
Gambar 1. Mekanime Pemisahan Partikel
2.2. Prinsip kerja sand filter
Berikut ini adalah prinsip kerja dari sand filter :
(Sumber: http://www.academia.edu/5874059/BAB_7_UNIT_FILTRASI)
Bagian-bagian filter pasir cepat meliputi:
a. Bak filter, merupakan tempat proses filtrasi berlangsung. Jumlah dan ukuran bak
tergantung debit pengolahan.
b. Media filter, merupakan bahan berbutir/granular yang membentuk pori-pori diantara
butiran media. Pada pori-pori inilah air mengalir dan terjadi proses penyaringan.
c. Sistem underdrain. Underdrain merupakan sistem pengaliran air yang telah melewati
proses filtrasi yang terletak di bawah media filter. Underdrain terdiri atas:
Orifice, yaitu lubang pada sepanjang pipa lateral sebagai jalan masuknya air
dari media filter ke dalam pipa,
Lateral, yaitu pipa cabang yang terletak di sepanjang pipa manifold.
Manifold, yaitu pipa utama yang menampung air dari lateral dan
mengalirkannya ke bangunan penampung air.
(Sumber: http://www.academia.edu/5874059/BAB_7_UNIT_FILTRASI)
1. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien.
Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air
yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini
menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring
dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati
rongga antar butiran menyebabkan partikelpartikel yang terlalu halus yang tersaring
akan lolos.
2. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori
dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering dibatasi
seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen) yang boleh
masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan pengolahan
terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi flokulasi dan
sedimentasi.
3. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi, menyebabkan
massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari air akan
mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik diantara
partikel hlus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan besar
partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi. Akibat
dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.
Waktu tinggal air limbah pada media filtrasi akan mempengaruhi hasil filtrasi. Karena,
semakin lama waktu tinggal maka endapan pengotor lebih banyak tertahan di dalam
media filter, sehingga air keluaran menjadi semakin bersih. Namun, ada waktu
tertentu dimana terjadi penurunan kekeruhan menjadi paling drastis, waktu tersebut
dinamakan waktu tinggal optimum.
Gambar 7.
(Sumber : Selintung, Mary)
Mengukur kekeruhan (NTU) dan pH awal pada sampel yang telah dimbil
setiap 10 menit sekali
BAB IV
DATA PENGAMATAN