You are on page 1of 14

MAKALAH

Kutu Rambut

Disusun Oleh:
HAITAMI

NIM : 20144110766

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

TAHUN 2016/2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Kutu rambut di Indonesia ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak selaku Dosen mata kuliah
Ilmu Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kutu rambut yang terjadi di Indonesia.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

Pontianak, 28 November 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perjuangan manusia melawan gangguan hama (Artropoda pengganggu) sudah

dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian hama menyerang manusia

dan hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak

langsung sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan

caranya nimbrung/ menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan

fisik maupun psikis pada inangnya. Beberapa jenis hama diantaranya yaitu lalat,

nyamuk, kutu, pinjal, caplak, tungau dan lain-lain .

Pedikulosis kapitis (PK) adalah infestasi kutu kepala yang disebabkan oleh

ektoparasit spesifik yang terbatas pada rambut kepala, walaupun sesekali juga

dapat terlibat pada daerah janggut. Infiltrasi terberat sering pada regio ocipital dan

postauricular. Dikatakan kurang dari 5% pasien, dapat dijumpai lebih dari 100

kutu di kepalanya. PK ini terjadi di seluruh dunia dan tidak ada batasan baik

berdasarkan umur, jenis kelamin, ras, dan status sosial ekonomi meskipun

dikatakan bahwa jarang terjadi pada orang Amerika yang berkulit hitam,

kemungkinan dikarenakan ciri khas bentuk rambut mereka yang berbentuk oval

atau melingkar sehingga sulit dijangkau. Dapat terjadi melalui kontak langsung

dengan rambut penderita lain maupun secara tidak langsung dengan alat-alat yang

digunakan seperti sisir, topi, handuk, dan lainnya. Walaupun sering terjadi pada
masyarakat yang hidup dengan kebersihan yang buruk, infestasi kutu kepala sering

terjadi pada anak-anak, hal ini kemungkinan dikarenakan kebiasaan anak bermain

bersama (kontak erat dengan penderita), berbagi alat-alat seperti topi, sisir dan

lainnya.

2. Tujuan

a. Mengetahui jenis spesies kutu beserta ciri dan dampaknya bagi kesehatan

manusia.

b. Mengetahui cara pengendalian kutu.

c. Mengetahui tentang pengertian kutu, klasifikasi,morfologi, bagian-bagian tubuh

kutu, epidemiologi, gejala klinik, diagnosis, dan pengobatannya.

3. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang mendasari penyusunan makalah ini tentang

kehidupan parasit ini dalam segala aspek yang kemudian di rangkum dalam sub-sub

pembahasan yang meliputi : pengertian kutu, klasifikasi,morfologi, bagian-bagian

tubuh kutu, epidemiologi, gejala klinik, diagnosis, dan pengobatannya.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kutu

Kutu mengacu pada berbagai artropoda berukuran kecil hingga sangat

kecil. Nama ini dipakai untuk sejumlah krustasea air kecil (seperti kutu

air), serangga (seperti kutukepala dan kutu daun), serta secara salah kaprah

berbagai anggota Acarina (tungau dan caplak, yang berkerabat lebih dekat

dengan laba-laba daripada serangga). Semua disebut "kutu" karena ukurannya

yang kecil. Dengan demikian, pengertian awam istilah ini tidak memiliki

arti taksonomi.

Dalam arti lebih sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan

berukuran kecil, yang dalam bahasa Inggris mencakup flea (kutu yang melompat,

ordo Siphonaptera) danlouse (kutu yang lebih suka merayap, kebanyakan

ordo Phtiraptera yangn semuanya adalah parasit). Dalam bahasa

Indonesia keduanya tidak dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari

kerabat wereng (ordo Hemiptera) dan beberapa anggota ordo Coleoptera. Untuk

menjelaskan, diberi keterangan di belakang kata "kutu". Para biologiwan berusaha

mendayagunakan kata tuma bagi kelompok Phtiraptera, walaupun menyadari

terdapat kesulitan dalam penerapannya.


Kutu Kepala

1. Pengertian kutu kepala

Peduculosis adalah gangguan pada rambut kepala yang disebabkan oleh

infeksi kutu rambut, yang disebut Pediculus humanus capitis atau Pediculus

hamnus var capitis (Ph.capitis). Pediculosis telah dikenal sejak jaman dahulu dan

ditemukan kosmopolit (di seluruh dunia).

Kutu rambut ini merupakan ektroparasit bagi manusia. Tempat-tempat yang

disukainya adalah rambut bagian belakang kepala, yang paling sering menggigit

pada bagian belakang kepala dan kuduk. Gigitannya akan menyebabkan iritasi

pada kulit yang disebabkan oleh air liur yang dikeluarkan pada waktu menghisap

darah penderita.

2. Morfologi Kutu Kepala

Kutu rambut dewasa berbentuk pipih dan memanjang, berwarna putih abu-

abu, kepala ovoid bersudut, abdomen terdiri dari 9 ruas, thorax dari khitir

seomennya bersatu. Pada kepala tampak sepasang mata sederhana disebelah

lateral, sepasang antena pendekyang terdiri atas 5 ruas dan probocis, alat penusuk

yang dapat memanjang. Tiap ruas thorax yang telah bersatu mempunyai sepasang

kaki kuat yang terdiri dari 5 ruas dan berakhir sebagai satu sapit menyerupai kait

yang berhadapan dengan tonjolan tibia yang berpegangan erat pada rambut.

Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf V.

Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti
huruf V terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di

tengah bagian dorsal dan 2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang

rambut selama melekatkan telur. Jumlah telur yang diletakkan selama hidupnya

diperkirakan 140 butir.

Nimfa

Nimfa berbentuk seperti kutu rambut. Dewasa hanya berbentuk lebih kecil.

Telur

Telur berwarna putih mempunyai oper culum 0,6-0.8 mm disebut Nits.

Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga melekat erat dalam waktu 5-10

hari.

3. Klasifikasi Kutu Kepala

Kingdom : Animalia

Phyllum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Phthiraptera

Sub Ordo : Anoplura

Famili : Pediculidae

Genus : Pediculus

Spesies : Pediculus humanus capitis


4. Siklus hidup kutu rambut

Siklus hidup Pediculus humanus capitis terdiri dari stadium telur, nimfa dan

dewasa.Setelah perkawinan, kutu betina dewasa akan menghasilkan 1 sampai 6

telur per hari selama 30 hari. Telur kutu berbentuk oval dan umumnya berwarna

putih. Telur diletakkan oleh betina dewasa pada pangkal rambut (sekitar 1 cm dari

permukaan kulit kepala) dan bergerak ke arah distal sesuai dengan pertumbuhan

rambut. Telur kutu ini akan menetas setelah 7-10 hari, dengan meninggalkan kulit

atau selubungnya pada rambut, selubung berwarna putih dan kolaps. Selubung

telur tersebut dapat tetap melekat pada rambut selama 6 bulan. Sedangkan telur

kutu yang belum menetas tampak berwarna hitam, bulat, dan translusen. Hal ini

merupakan cara terbaik untuk membedakan dan memeriksa keberadaan

operkulumnya yang mengindikasikan bahwa telur kutu tersebut belum menetas

atau sudah menetas. Berdasarkan penelitian Buxton (1946) dikatakan bahwa

keadaan kering akibat pemanasan dapat mengurangi jumlah cairan amniotik pada

telur kutu, sehingga menyulitkan untuk menetas, oleh karena itu dapat dijelaskan

mengapa pemanasan dapat menyebabkan telur kutu menjadi hancur. Telur yang

menetas akan menjadi nimfa. Bentuknya menyerupai kutu dewasa, namun dalam

ukuran kecil. Nimfa akan menjadi dewasa dalam waktu 9-12 hari setelah menetas.

Untuk hidup, nimfa membutuhkan makanan berupa darah. Kutu dewasa


mempunyai 2 mata dan 3 pasang kaki, berwarna abu-abu dan menjadi kemerahan

jika telah menghisap darah. Kutu kepala tidak bersayap, memipih di bagian

dorsoventral dan memanjang. Kutu dewasa dapat merayap untuk berpindah

dengan kecepatan sekitar 23 cm per menitnya. Rentang hidupnya sekitar 30 hari

dan dapat bertahan hidup di lingkungan bebas sekitar 3 hari.

Gambar 2.1 siklus hidup kutu kepala

5. Epidemiologi

Kutu kepala merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh dunia.

Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang kepala. Kutu

rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes

ke hospes lain. Kutu rambut ini dapat bertahan 10 hari pada suhu 5oc tanpa makan,
dapat menghisap darah untuk waktu yang lama, mati pada suhu 400c. Panas yang

lembang pada suhu 600c memusnahkan telur dalam waktu 15-30 menit. Kutu

rambut kepala mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara

barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan

lain-lain.

Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu dengan yang lainnya dan

mengeras, dapat ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur (nits) dan eksudat

nanah yang berasal dari gigitan yang meradang. Infeksi mudah terjadi dengan

kontak langsung. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kebersihan kepala

6. Gejala klinik

Sering gatal. Reaksi alergi dari cairan yang disuntikan oleh kutu pada saat

menghisap darah dapat menghasilkan benjolan merah yang gatal pada kulit kepala

anda, leher dan pundak. Beberapa orang, khususnya yang baru pertama kali

memiliki, tidak mengalami gatal.

Kutu dewasa di atas kulit kepala. Titik yang paling umum terdapat kutu dewasa

tersembunyi dibelakang telinga anda dan sepanjang belakang dari leher anda. Kutu

sangat kecil, seukuran benih stroberi, tapi mereka dapat berukuran 1/8 inch (3

milimeter)

Telur kutu pada batang rambut. Telur kutu sering dikira ketombe karena mirip,

tapi tidak seperti ketombe, telur kutu mudah untuk dibersihkan.


7. Diagnosis

Diagnosis dari kutu kepala dapat dengan menemukan nimpa atau kutu dewasa

pada kulit kepala atau rambut seseorang. Nimpa hidup atau kutu dewasa sangat

sulit ditemukan. Hal ini disebabkan ukurannya yang kecil, cepat berpindah tempat,

dan sering menghindari cahaya.

Apabila nimpa atau kutu dewasa tidak ditemukan, dengan terhadap kutu

rambut dapat dipikirkan apabila menemukan telur yang menempel kurang dari 1

cm dari pangkal rambut. Telur lebih mudah untuk ditemukan, terutama di daerah

leher atau belakang telingga. Telur harus dibedakan dengan ketombe sebab telur

lebih sulit dilepaskan akibat menempel karena pekat yang dihasilkan oleh kutu

rambut

8. Pengobatan

1. Shampo Lidane 1%. Gamma benzene heksa klorid atau piretrin. Dosis, shampo

rambut biarkan 4-10 menit, kemudian dibilas piretrin. Pakai sampai rambut

menjadi basah, biarkan 10 menit kemudian dibilas. (Tindak lanjut periksa rambut

1 minggu setelah pengobatan untuk telur dan kutu rambut).


2. Selep Lindang (BHC 10%) ; atau bedak DDT 10% atau BHC 1% dalam

pyrophylite; atau Benzaos benzylicus emulsion. Dosis, epala dapat digosok

dengan salep Lindane (BHC 1%) atau dibedaki dengan DDT 10% atau BHC 1%

dalam pyrophlite atau baik dengan penggunaan 3 5 gram dari campuran

tersebut untuk sekali pemakaian. Bedak itu dibiarkan selama seminggu pada

rambut, lalu rambut dicuci dan disisir untuk melepaskan telur. Emulsi dari benzyl

benzoate ternyata juga berhasil .


3. Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%. Dosis, osokkan pada rambut dan

kepala sampai merata biarkan semalam kemudian dicuci lalu dikeringkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kutu merupakan

parasit. Dan selama kutu tersebut masih dalam keadaan hidup mereka akan sangat

menganggu , kebiasaan mereka hanya menghisap darah kecuali kutu beras. Kutu

tidak bisa hidup tanpa darah, berikut merupakan jenis-jenis kutu penghisap darah :

Kutu Busuk, Kutu Kucing, Kutu Kepala, dan kutu pubis. Sedangkan Kutu beras itu

sendiri merupakan serangga kecil yang gemar menghuni biji-bijian yang disimpan

yang akan sangat merugikan jika mereka memakan semua biji-bijian yang telah

disimpan.

B. Saran

Adapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai hasil kajian makalah ini adalah

1. Bahwa seorang Calon Tenaga Analis Kesehatan yang sangat berperan dalam

membantu dokter untuk mendiagnosa suatu penyakit, sudah sepatutnya memiliki


pengetahuan, Keterampilan/Skill dan Juga Kiat dalam Kompetensinya, khususnya

bidang parasitologi

2. Setelah mengetahui cara pengendalian yang tepat, hendaknya dapat diterapkan

di kehehidupan sehari-hari untuk menghindari serangan Parasit ini yang dapat

menyebabkan Penyakit ruam-ruam, alergi, dan anemia. Kami menyadari bahwa

makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu kami mengharapkan agar

kiranya, pembaca dapat memberikan masukan atau kritik sebagai bahan

pertimbangan agar pada kesempatan berikutnya, dapat meminimalisir keselahan-

kesalahan dalam penyusunan karya tulis sehingga bisa menghasilkan karya tulis

yang lebih baik lagi.


DAFTAR PUSTAKA

1. pilomonuanakes.blogspot.com/2014/10/makalah-tentang-

kutu.html
2. eprints.undip.ac.id44909303.Bab_2.pdf 2014
3. http://www.slideshare.net/sinupid/kutu-kepala-nurul-fitri-10117011/2013

You might also like