You are on page 1of 15

TINJAUAN MATA KULIAH

Mata kuliah ini mempelajari tentang Keperawatan Gerontik, dengan aspek


Terap Komplementer pada Lansia yang terdiri dari Terapi Akupuntur, Terapi
Akupresure, Terapi Aromaterpai, Terapi Hipnoterapi. Dan setelah mengkikuti
perkuliahan ini mahasiswa mampu memahami terapi komplementer padda
lansiaa. Mampu mengimplementasikan terapi komplementer pada lansia. Dan
mampu mengevaluasi keberhasilannya dengan memperhatikan aspek legal
etis.Setelah mengikuti kegiatan proses pembelajaran Keperawatan Gerontik
mampu :

1. Mengetahui pengertian dari terapi komplementer


2. Mengetahui macam-macam terapi komplementer pada lansia
3. Mengetahui pengertian, mekanisme, dan manfaat dari terapi akupuntur
4. Mengetahui pengertian, mekanisme, dan manfaat dari terapi akupresure
5. Mengetahui pengertian, mekanisme, dan manfaat dari terapi aromaterapi
6. Mengetahui pengertian, mekanisme, dan manfaat dari terapi hipnoterapi

BAB I

TERAPI KOMPLEMENTER

[1]
A. Pendahuluan
Materi yang akan dibahas pada bahan ajar ini adalah terapi komplementer
pada lansia yang meliputi pengertian terapi komplementer dan jenis - jenis
terapi komplementer pada lansia yang terdiri dari terapi akupuntur, terapi
akupresure, hipnoterapi, dan aromaterapi. Selain itu juga akan dibahas
mengenai pengertian, mekanisme dan manfaat dari keempat terapi
komplementer tersebut. Diharapkan setelah mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu memahami tentang terapi- terapi komplementer pada
lansia.

B. Penyajian
1. Pengertian Terapi Komplementer
Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional
atau sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang
konvensional.
Menurut WHO (World Health Organization), terapi komplementer
adalah pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara
yang bersangkutan. Misalnya, jamu bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM
(Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non
konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan
kualitas, keamanan, dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu
pengetahuan biomedik. Artinya Pengobatan komplementer adalah
pengobatan tradisional yang sudah diakui dan dapat dipakai sebagai
pendamping terapi konvesional/medis. Sedangkan pengobatan
alternatif adalah jenis pengobatan yang tidak dilakukan oleh
paramedis/dokter pada umumnya, tetapi oleh seorang ahli atau praktisi

[2]
yang menguasai keahliannya tersebut melalui pendidikan yang
lain/non medis.

2. Perkembangan Terapi Komplementer


Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
tentang penggunaan pengobatan tradisional termasuk di dalamnya
pengobatan komplementeralternatif yang meningkat dari tahun ke
tahun, bahkan hasil penelitian tahun 2010 telah digunakan oleh 40%
dari penduduk Indonesia.

3. Tujuan Terapi Komplementer


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari
sistemsistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh
agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit,
karena tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya
dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap
serta perawatan yang tepat.

4. Dasar Hukum Pelayanan Pengobatan Komplementer-Alternatif


1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
a. Pasal 1 butir 16 Pelayanan kesehatan tradisional adalah
pengobatan dan atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun temurun
secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat.
b. Pasal 48 Pelayanan kesehatan tradisional
c. Bab III Pasal 59 s/d 61 tentang Pelayanan Kesehatan
Tradisonal.
d. Peraturan Menteri Kesehatan RI, Bab III Pasal 59 s/d 61
tentang Pelayanan Kesehatan Tradisonal.
2. Peraturan Menteri Kesehatan RI, No. : 1109/Menkes/Per/IX/2007
tentang penyelenggaraan pengobatan komplementer-alternatif di
fasilitas pelayanan kesehatan.

[3]
3. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008
tentang standar pelayanan hiperbarik.
4. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No.
HK.03.05/I/199/2010 tentang pedoman kriteria penetepan metode
pengobatan komplementer alternatif yang dapat diintegrasikan
di fasilitas pelayanan kesehatan

5. Jenis- Jenis Terapi Komplementer


Di Amerika terapi komplementer kedokteran dibagi empat jenis
terapi : Chiropractic, Teknik Relaksasi (termasuk bagian dari
Hypnomedis), Terapi Masase dan Akupunktur.
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5, yaitu :
1. Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain
2. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis
3. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi
4. Energy therapies : terapi medan magnet
5. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic,
akupuntur

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang


telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat
diintegrasikan ke dalam pelayanan konvensional, yaitu sebagai
berikut :

1. Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini


diperkirakan sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi
kesehatan tertentu dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara
kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul signal
yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan
molekul tersebut adalah pelepasan endorphin yang banyak
berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan
udara 2 3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer
normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni

[4]
(100%). Selama terapi, pasien boleh membaca, minum, atau
makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat tingginya
tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat
bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan
pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka. Herbal
terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji preklinik pada cell
line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektifitasnya.

Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 adalah :

1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) :


Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur,
naturopati, homeopati, aromaterapi, ayurveda
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina,
shiatsu, osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro
nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik

Menurut National Center for Complementary and Alternative


Medicine (NCCAM) Pengobatan di atas dapat dikategorikan menjadi
5 kategori yang kadangkala satu jenis pengobatan bisa mencakup
beberapa kategori. Sistemnya adalah:

1. Alternative Medical System/ Healing Systemnon medis


terdiri dari Homeopathy, Naturopathy, Ayurveda dan Traditional
Chinese Medicine (selanjutnya disingkat TCM) seven chakras-
ayurveda
2. Mind Body Intervention
terdiri atas Meditasi, Autogenics, Relaksasi Progresif, Terapi
Kreatif, Visualisasi Kreatif, Hypnotherapy, Neurolinguistik
Programming (NLP), Brain Gym, dan Bach Flower Remedy.

[5]
3. Terapi Biologis
terdiri dari Terapi Herbal, Terapi Nutrisi, Food Combining, Terapi
Jus, Makrobiotik, Terapi Urine, Colon Hydrotherapy.
4. Manipulasi Anggota Tubuh
terdiri atas Pijat/Massage, Aromatherapy, Hydrotherapy, Pilates,
Chiropractic, Yoga, Terapi Craniosacral, Teknik Buteyko.
5. Terapi Energi
terdiri dari Akupunktur, Akupressur, Refleksiologi, Chi Kung, Tai
Chi, Reiki, dan Prana healing.

6. Terapi Komplementer Bagi Lansia


a. Terapi Akupuntur
1) Pengertian Terapi Akupuntur
Kata akupuntur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang
berarti jarum dan punctura yang berarti menusuk. Di dalam bahasa
Inggris menjadi to puncture, sedangkan kata asal dalam bahasa
Cina adalah cenciu. Kata tersebut kemudian diadaptasikan ke
dalam bahasa Indonesia menjadi akupuntur atau tusuk jarum.
Akupuntur adalah teknik pengobatan yang digunakan
dalam pengobatan tradisional cina. Jarum-jarum yang sangat tajam
digunakan untuk menstimulasi titik-titik tertentu pada tubuh. Titik-
titik ini terdapat pada jalur-jalur energi yang disebut "meridian".
Pengobatan akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran dan
keseimbangan energi sepanjang meridian-meridian ini.

2) Mekanisme Terapi Akupuntur


Mekanisme kerja akupunktur dalam penyembuhan
diuraikan sebagai berikut, titik akupunktur yang jumlahnya kurang
lebih 720 titik, merupakan daerah kulit yang banyak mengandung
banyak serabut-serabut syaraf. Stimulasi pada titik akupunktur
akan merangsang syaraf di titik tersebut dan akan mempengaruhi
berbagai neurotransmitter ( Zat Kimiawi Otak ) dan pelepasan
hormon endorphin serta perubahan biofisika.
Zat kimiawi otak inilah yang di percaya mampu menjaga
keseimbangan fisiologik tubuh dalam keadaan sehat maupun stress
serta meninggikan imunitas dan resistensi (kekebalan dan

[6]
perlawanan ) tubuh terhadap penyakit. Sedangkan hormon
endorphin mampu menghilangkan rasa stress dan rasa nyeri serta
meningkatkan perasaan senang.

Merangsang saraf
Titik dititik tersebut

Menghilangkan Mempengaruhi
stress dan rasa
nyeri Hormon Menjaga
Neurotransmitter
,meningkatkan endorphin kesimbangan
3) Manfaat Terapi Akupuntur Bagi Lansia
perasaansenang, fisiologik
a) Mengatasi Masalah Tidur
tekanan darah Masalah sulit tidur atau yang biasa disebut sebagai insomniatubuh,
turun, meninggikan
merupakan hal yang sangat mengganggu kualitas istirahat
meningkatkan imunitas
sirkulasi darah tubuh khususnya pada lansia. Akupuntur dapat membantu
mengatasi masalah sulit tidur. Biasanya insomnia terjadi karena
stres ataupun karena faktor fisik. Metode akupuntur dapat
diaplikasikan untuk memperlancar aliran darah dan
mengembalikan fungsi syaraf yang mempengaruhi proses tidur
manusia.
b) Mengobati Masalah Hipertensi
Masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi biasanya sering
dialami oleh lansia. Hipertensi jika tidak segera diatasi, dapat
menyebabkan hal yang lebih fatal seperti serangan jantung
ataupun stroke. Penelitian menyebutkan bahwa dengan teknik
akupuntur yang bertahap, dapat menurunkan tingkat tekanan
darah pada pasien secara perlahan-lahan.
c) Mengatasi Osteoarthitis
Penelitian pada akupunktur membuktikan bahwa akupunktur
dapat memperbaiki dan meregenerasi kerusakan jaringan
termasuk diantaranya kulit, otot, tendon, sendi dan syaraf,
karena akupunktur dapat meningkatkan sirkulasi darah lokal,
mengabsorbsi peradangan dan meningkatkan nutrisi serta
metabolisme dan juga memperbaiki tulang rawan disekitar

[7]
jaringan sendi yang rusak tanpa menyebabkan efek samping
pada organ tubuh lain.

b. Terapi Akupresure
1) Pengertian Terapi Akupresure
Akupresur adalah sebuah ilmu penyembuhan dengan
menekan, memijit, mengurut bagian dari tubuh untuk
mengaktifkan peredaran energi vital. Pada dasarnya Akurpresur
berarti teknik pijat yang dilakukan pada titik-titik tertentu ditubuh,
untuk menstimulasi titik-titik energi.

2) Manfaat Terapi Akupresure Bagi Lansia


a) Menurunkan Tekanan Darah
Akupresur dapat menurunkan tekanan darah karena saat
titik akupresure ditekan, pembuluh darah vasodilatasi.
Aliran darah ke jantung semakin lancar sehingga
mengurangi kerja jantung untuk memompa darah.
b) Manajemen Stress dan Keseimbangan Tubuh
Akupresur membantu seseorang dalam pengelolaan stres.
Ini menenangkan ketegangan syaraf dan meningkatkan
ketahanan stres individu karena langsung bekerja pada
sistem saraf otonom. Akupresur meningkatkan relaksasi
tubuh dan menciptakan pikiran positif. Dengan
membebaskan stres, meningkatkan kekebalan akupresur
seseorang untuk berbagai penyakit, mempromosikan
kesehatan dan mengembalikan aliran energi positif dalam
tubuh.
c) Meringankan Nyeri
Akupresur juga bisa memblok area yang menterjemahkan
nyeri. Dilakukannya akupresur ini dapat merangsang
senyawa endorphin untuk keluar lebih banyak . Senyawa
ini berkontribusi dalam mengurangi rasa sakit atau nyeri
sehingga keluarnya senyawa endorphin yang semakin
banyak dapat menurunkan kejadian nyeri.

[8]
c. Hipnoterapi
1) Pengertian Hipnoterapi
Hipnosis didefinisikan sebagai suatu kondisi pikiran
dimana fungsi analitislogis pikiran direduksi sehingga
memungkinkan individu masuk ke dalam kondisi bawah sadar , di
mana tersimpan beragam potensi internal yang dapat dimanfaatkan
untuk lebih meningkatkan kualitas hidup.
Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa hipnotherapi
menstimulir otak untuk melepaskan neurotransmiter, zat kimia
yang terdapat di otak, encephalin dan endorphin yang berfungsi
untuk meningkatkan mood sehingga dapat mengubah penerimaan
individu terhadap sakit atau gejala fisik lainnya.
2) Mekanisme Terapi Hipnoterapi

3) Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Gangguan Tidur Pada


Lansia

Hipnosis bukan tidur tetapi suatu wujud konsentrasi,


kondisi tersebut terlihat berlawanan untuk menggunakan hipnosis
untuk membantu orang-orang dengan gangguan tidur. Hipnosis
dapat bermanfaat karena mempengaruhi keadaan dari relaksasi
fisik yang sesuai dengan tidur, mengurangi frekuensi tidur bangun
yang biasanya dihubungkan dengan bingung cemas . Proses
hipnosis dimulai dari terjadinya gap duration yang membawa ke
keadaan trans hipnotis, dengan sugesti-sugesti pasien dibantu cara
mengelola kebingungan dengan kegelisahan sehingga
memudahkan pintu masuk ke dalam tidur yang penuh ketenangan.

d. Aromaterapi
1) Pengertian Aromaterapi

[9]
Terapi aroma (Aromaterapi) adalah teknik perawatan tubuh
dengan menggunakan/ memanfaatkan minyak atsiri (essential oil)
yang berkhasiat; dapat dengan cara penghirupan, pengompresan,
pengolesan di kulit, perendaman dan akan lebih efektif disertai
dengan pijatan. Bahan yang digunakan adalah zat aktif yang
diambil dari sari tumbuh tumbuhan aromatik (ekstraksi dari bunga,
daun, akar, batang/ranting, buah biji dll) yang memberikan efek
stimulasi atau relaksasi.

2) Mekanisme Aromaterapi

Aromaterapi yang digunakan melalui cara inhalasi atau


dihirup akan masuk ke sistem limbic dimana nantinya aroma akan
diproses sehingga kita dapat mencium baunya. Pada saat kita
menghirup suatu aroma, komponen kimianya akan masuk ke
bulbus olfactory, kemudian ke limbic sistem pada otak. Kemudian
akan meningkatkan gelombang-gelombang alfa didalam otak dan
gelombang inilah yang membantu untuk menciptakan keadaan
yang rileks.

Masuk ke
Inhalasi Limbic sistem
bulbus
pada otak
olfactory

Membantu
Meningkatkan
menciptakan
gelombang alfa
keadaan yang rileks

3) Manfaat Aromaterapi Bagi Lansia


a) Mengurangi stress
b) Membantu mengatasi insomia
c) Mengatasi nyeri
d) Menurunkan tekanan darah

7. Jurnal Terkait Terapi Komplementer

[10]
a. Jurnal Terapi Akupresur

Judul Penelitian Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang Dan Nyaman


Serta Mampu Menurunkan Tekanan Darah Lansia
Nama peneliti Yudi Abdul Majid,
Puji Setya Rini
Tempat penelitian Panti Sosial Tresna Werdha Teratai
Palembang
Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan
yang bermakna tekanan darah (sistole dan diastole)
responden antara sebelum dan sesudah akupresur pada
kelompok perlakuan (p value 0,001) dan terdapat
perbedaan yang bermakna tekanan darah (siastole)
responden kelompok perlakuan dan kontrol setelah
akupresur (p value 0,008). Akupresur dapat menstimulasi
sel mast untuk melepaskan histamine sebagai mediator
vasodilatasi pembuluh darah sehingga terjadi peningkatan
sirkulasi darah yang menjadikan tubuh lebih relaksasi dan
pada akhirnya dapat menurunkan tekanan darah.
Perbedaan tersebut terlihat dari penurunan rata-rata
tekanan darah antara sebelum dan sesudah akupresur.
b. Jurnal Hipnoterapi

Judul Penelitian Pengaruh Hipnoterapi Terhadap Nyeri


Sendi Pada Lansia
Nama Peneliti Nur Wahida
Zulfa Khusniyah
Tempat Penelitian Panti Werdha Mojopahit Mojokerto
Hasil Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya
perbedaan antara skala nyeri pada lansia
sebelum dan sesudah dilaksanakan
hipnoterapi dengan nilai signifikan p =
0,032. Kesimpulannya adalah ada pengaruh
hipnoterapi terhadap nyeri sendi pada lansia

[11]
karena hipnoterapi menyebabkan relaksasi,
sehingga tubuh akan mengeluarkan hormon
endorphin yang menghambat signal nyeri di
subtansia gelatinosa.

c. Jurnal Aromaterapi

Judul Penelitian Lavender aromatherapy improve


quality of sleep in eldery people
(Aroma terapi bunga Lavender dapat
meningkatkan kualitas tidur pada
lansia)
Nama Peneliti Anggraini Dwi Kurnia
Viera Wardhani
Kuswantoro Tri Rusca
Tempat Penelitian Panti Werdha Malang
Hasil Hasil peneitian menunjukan data skor
kualitas tidur pada kelompok kontorl
sebelum dan sesudah pemberian
aromaterapi bunga lavender selama satu
minggu menunjukan penurunan yang
sangat sedikit (0,76) dan tidak
signifikan (p=0,317). Sebaliknya pada
kelompok perlakuan menunjukan
penurunan yang signifikan (3,89, p=
0,007). Perubahan kualitas tidur
sesudah satu minggu perlakuan pada
kedua kelompok menunjukan
perbedaan yang signifikan (0,001).
Hasil penelitian menunjukan bahwa
aromaterapi bunga lavender
mempengaruhi kualitas tidur pada

[12]
lansia. Hasil ini sependapat dengan
teori yang mengatakan bahwa
menghirup lavender meningkatkan
frekuensi gelombang alfa dan keadaan
diasosiasikan dengan bersantai dan
dapat mengobati insomia.

d. Jurnal Akupunture

C. Penutup
Untuk melihat pemahaman mahasiswa/i dalam mempelajari bab ini ,
indikatornya adalah dengan melihat
1. Kemampuan mahasiswa/i menjawab secara lisan dengan benar
beberapa pertanyaan berikut ini :
a. Pengertian dari terapi komplementer
b. Jenis-jenis terapi komplementer pada lansia
c. Pengertian, mekanisme dan manfaat dari terapi akupuntur
d. Pengertian dan manfaat dari terapi akupresure
e. Pengertian dan manfaat dari terapi hipnoterapi
f. Pengertian, mekanisme dan manfaat dari terapi aromaterapi

[13]
Daftar Istilah (Senarai)

1. Pengobatan konvensional : Pengobatan yang berbasis pada


ilmu kedokteran
2. Meridian : Titik titik tertentu pada tubuh
3. Neurotransmitter : Zat kimiawi pada otak yang berfungsi
membawa pesan antar saraf
4. Endorphin : Senyawa kimia yang membuat seseorang
merasa senang dan untuk kekebalan tubuh
5. Vasodilator : Pelebaran pembuluh darah
6. Hipertensi : Tekanan darah tinggi
7. Osteoarthritis : Kondisi ini menyebabkan sendi-sendi
terasa sakit dan kaku
8. Saraf otonom : Saraf yang memasok organ internal
9. Gap duration : Alam bawah sadar
10. Sistem limbic : Pusat dalam mengendalikan respon
emosional
11. Bulbus olfactory : Struktur otak vertebrata yang
mempengaruhi penciuman

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Yovan P.;Rahasia di balik Hipnosis Ericksonian dan metode

pengembangan pikiran lainnyaISBN 978-979-27-7961-5


Burrows, Graham D.; Stanley, Robb O.; Bloom, Peter B.International Handbook

of Clinical HypnosisISBN 0-471-97009-3.


Fricker, Janet; Butler, John; Secrets of HypnotherapyISBN 0-7513-1203-7

[14]
Nurindra,Yan.2008. Hypnoterapi fundamental. Jakarta.IBH
Adiyati,sri.2010.Pengaruh Aromaterapi Terhadap Insomnia pada Lansia di PSTW Unit

Budi Luhur Kasongan,Bantul Yogyakarta.Jurnal Kebidanan,Vol.II(2).


Dewi.2013.Aromaterapi lavender sebagai media relaksasi.diakses pada 10

November2016 dari http.2//download.portalgaruda.org/article.php?

article=14456&val=970
Wijaya,surya.2013.Akupuntur Metode Penghilang nyeri dari masa ke masa.scripta: Jurnal

Ilmiah Kedokteran Universitas Sumatra Utara. Diakses pada tanggal 9 November

2016
Saputra.koosnadi &IdayantiAgustin. 2005. Akupuntur Dasar.Surabaya:Airlangga

University Press
Fengge,A.2012.Terapi Akupresure: Manfaat dan teknik pengobatan. Yogyakarta: Crop

Circle Corp
Sukanta, P.O. 2008.Akupresure untuk Kesehatan Lansia.Jakarta:Penebar Plus

[15]

You might also like