You are on page 1of 13

JURNAL PSIKOLOGI

VOLUME 38, NO. 1, JUNI 2011: 17 29

The Effect of Reciting Holy Quran toward Short-term


Memory Ability Analysed trought the
Changing Brain Wave
Very Julianto 1
Magda Bhinnety Etsem 2

Faculty of Psychology
Universitas Gadjah Mada

Abstract

The present study examined the effect of reciting Holy Quran toward short-term memory
ability appearance from the change of the brain wave. Subjects of this study were four female
students (n=4) from Gadjah Mada University with homogeneity of genders, age, the
frequencies of reciting Holy Quran, menstruations phase, timbre and ethnic groups. Subjects
were divided randomly into two groups, i.e. experiment and control group. Each group was
recorded with electroencephalograph (EEG) on their brain wave. The process of recording used
monopolar method with placement of electrode 10-20 and the researcher give a free recall test.
Either recording or free recall test is carried out twice, before and after execution and placebo.
T-test result in experiment group from free recall test found significant are differences (t=-
15,00; p<0.05) between before and after reciting the Holy Quran. T-test result in control
group found that significantly not differences (t=-11,00; p>0,05) between before and after
placebo effect. Hypotheses accepted i.e. there is significantly increasing in experiment group,
before and after the execution. After the execution brain wave increased significantly in point
Fp1, point Fp2 and point P4. In point Fp1, , , and significantly increased. In point Fp2,
all of the wave significantly increased. In point P4, the wave increased were , , and . It
means that when reciting Holy Quran, showed there is increased activity like thinking,
emotionally and religion-related-activity or God.
Keywords: Al Quran, Short-term Memory, Brain Waves

Memori12sangat penting bagi kehi- banyak keinginan untuk meningkatkan


dupan manusia. Memori merupakan hal kemampuan memori. Banyak rubrik-rubrik
yang sangat vital dalam kehidupan manu- di koran atau majalah yang membahas
sia. Mengingat identitas diri, masa lalu, masalah ini. Dalam koran Media Indonesia
interaksi sosial, bahkan kemampuan me- tanggal 14 Mei 2009, 19 Mei 2009, 16 Mei
mori dibutuhkan untuk mengerjakan 2010, dan 23 Mei 2010, memuat artikel
tugas-tugas yang kompleks. Menyadari tentang memori. Tidak itu saja di televisi
fungsi memori yang vital, maka muncul maupun radio pun kadang menyediakan
segmen konsultasi tentang otak dan memo-
ri. Bahkan sekarang pun telah banyak
1 Korespondensi dengan penulis dapat dilakukan
bermunculan pelatihan-pelatihan khusus
melalui: very_psi.ugm.ac.id atau very_psi07
@yahoo.com
yang dirancang untuk meningkatkan
2 Atau dengan menghubungi: bhinnety@ugm.ac.id kemampuan memori. Di satu sisi timbul

17
JULIANTO & ETSEM

tanda tanya besar tentang keilmiahan dari Ketika informasi itu terekam maka
jasa yang ditawarkan. Bahkan mungkin akan ada dua kemungkinan yang dipenga-
saja jasa-jasa tersebut tidak disertai dengan ruhi oleh perhatian (attention). Apabila
scientific matter. informasi itu tidak mendapatkan perhatian
Di satu sisi ada kepercayaan dalam maka informasi itu akan rusak dan hilang
masyarakat tentang keterkaitan antara Al (decay). Namun bila mendapatkan perha-
Quran dan fungsi kognitif. Banyak dijum- tian, maka informasi itu akan diproses lebih
pai orang-orang yang menjadi penghafal- lanjut ke dalam short-term memory (Styles,
penghafal Al Quran, atau dengan kata lain 1997). Sifat yang dimiliki memori sensori
mereka bisa menghapalkan 6.666 ayat yang ini antara lain adanya kemampuan
ada dalam Al Quran. Tidak hanya huruf, menyimpan informasi yang sangat cermat
tanda bacaan, panjang pendek bacaannya, dan waktu pemprosesan informasi pada
hukum bacaannya, bahkan artinya pun memori sensori ini pendek.
mereka hapal di luar kepala. Fenomena ini Informasi yang ada di short-term memo-
menunjukkan bukti kemampuan kognitif ry tersebut apabila dilakukan pengulangan
luar biasa yang berpusat di otak manusia. atau rehersal secara terus menerus maka
Terkait dengan rangkaian proses me- akan disimpan ke dalam long-term memory.
mori, memori sensori adalah proses awal Di dalam long-term memory inilah informasi
sebelum proses short-term memory ataupun yang disimpan tadi akan dapat dipakai di
long-term memory. Memori sensori atau lain waktu (Matlin,1998).
sensory storage atau sensory register akan Suatu informasi dapat menjadi bagian
merekam informasi atau stimulus yang dari memori apabila terjadi perubahan
masuk dan ditangkap oleh panca indera fungsional dan struktural secara menetap
seperti visualiasai melalui mata, auditori pada otak. Perubahan itu dikenal dengan
melalui telinga, rabaan melalui kulit, bau istilah plastisitas. Istilah plastisitas pertama
melalui hidung maupun rasa lewat lidah. kali dicetuskan oleh William James pada
Informasi yang masuk ini dapat dideteksi 1890. Plastisitas didefinisikan sebagai peru-
melalui salah satu panca indera atau bisa bahan pada jaras neuron yang terjadi ber-
juga melalui kombinasi panca indera kaitan dengan pengalaman karena suatu
(Atkinson, 1994). kebiasaan yang didapat (Byrne & Roberts,
2004). Menurut Hebb (dalam Setyawati,

Rehearsal Retrieval

Sensory input Sensory memory Short-term Long-term


memory memory

Decay
Displacement Retrieval
Failure

Gambar 1. Struktur Memori Atkinson dan Shiffrin (Bhinnety, 2008)

18 JURNAL PSIKOLOGI
THE EFFECT OF RECITING HOLY QURAN TOWARD BRAIN WAVE

2008), pengalaman menyebabkan terjadi- menjadi memori jangka panjang. Konso-


nya perubahan pada struktur dan kimia lidasi memori jangka pendek mengandung
neuron serta pada sirkuit neuron (sinapsis). pengertian bahwa ada perubahan baik
Neuron adalah struktur terkecil dari sistem secara kimia, fisik, maupun anatomis yang
neuron. Neuron bertugas menyampaikan terjadi pada sinaps-sinaps. Perubahan ini-
informasi yang masuk. Cara kerjanya yakni lah yang kemudian akan merubah memori
dengan cara mengubah permeabel membran jangka pendek menjadi memori jangka
sehingga dapat dilalui ion listrik. Muatan panjang. Proses konsolidasi memori jangka
listrik pada luar membran bermuatan pendek ini memerlukan paling cepart anta-
positif dan sebaliknya muatan sisi dalam ra lima sampai sepuluh menit sedangkan
membran bermuatan negatif. Dalam neuron paling lama memerlukan waktu satu jam
terdapat ion Na+, K+, dan Cl- untuk menjaga atau lebih (Guyton & Hall, 2000).
perbedaan potensial tersebut. Li dan Tsien (2009) menyatakan pem-
Setiap neuron akan terus meneruskan bentukan memori melibatkan dua tipe
informasi-informasi yang masuk. Meski- reseptor glutamat yang terletak pada per-
pun informasi-informasi itu berjumlah mukaan neuron postsinaptik. Reseptor terse-
jutaan dan dalam waktu yang cepat. Kese- but adalah N-methyl-D-aspartate receptor
muanya itu pada akhirnya akan bermuara (NMDAR) dan -amino-3-hydroxy-5-methyl-
pada otak dan diolah menjadi memori. 4-isoxazole propionic acid receptor (AMPAR).
Pada dasarnya memori disimpan dalam Saat dalam keadaan istrihat, kanal ion
berbagai area di otak. Setiap bagian otak kalsium pada reseptor NMDA diblokade
memiliki peran tersendiri. Begitu juga oleh ion magnesium sehingga, kalsium
dengan jenis memori, akan berbeda pula tidak dapat memasuki neuron postsinaptik.
wilayah penyimpanannya. Misalnya menu- Sedangkan pada reseptor AMPA memiliki
rut Broca (dalam Garrett, 2003 dan Pinel, kanal ion natrium. Blokade yang dilakukan
2007), memori episodik dan memori eks- ion magnesium pada reseptor NMDA
plisit akan tersimpan dalam lobus temporal, sangat tergantung dengan voltase di neu-
amygdale (berhubungan dengan emosi), ron tersebut. Bila neuron postsinaptik berada
serebellum (berhubungan dengan keteram- dalam keadaan istirahat (potensial rendah),
pilan), dan hippocampus (tempat konsolidasi maka kanal ion kalsium reseptor NMDA
memori). Informasi yang ada dalam hippo- tidak akan terbuka. Namun ketika ada
campus akan melakukan konsolidasi sebe- informasi yang masuk maka frekuensi akan
lum dipindahkan ke cortex. Memori yang menjadi tinggi. Hal ini kemudian membuat
masih berada di hippocampus masih berupa ion natrium neuron postsinaptik. Apabila
memori jangka pendek. Namun ketika titik threshold tercapai maka akan terjadi
sudah di pindahkan ke Cortex menjadi depolarisasi lokal membran neuron postsi-
memori jangka panjang (Garrett, 2003; naptik. Ketika terjadi depalorarisasi maka
Pinel, 2007). Sebagian dari informasi baru ion magnesium akan terlepas dari reseptor
yang diperoleh akan dikode terlebih dahu- NMDA. Ion Magnesium yang lepas akan
lu untuk kemudian disimpan sebagai me- mengikat glutamat pada reseptor NMDA
mori jangka pendek (Nolte, 2009). Memori sehingga ion kalsium terbuka. Ion kalsium
jangka pendek harus mengalami konsoli- akan mengaktivasi protein kinase postsi-
dasi sebelum dapat diperoleh kembali naptik. Kinase ini kemudian menginsersi
beberapa minggu atau beberapa tahun reseptor AMPA baru ke membran postsi-
kemudian bahkan apabila akan diubah naptik sehingga meningkatkan sensitivitas.

JURNAL PSIKOLOGI 19
JULIANTO & ETSEM

Aktivasi reseptor NMDA oleh peru- mana terjadi peningkatan kadar kortisol
bahan voltase (aliran depolarisasi) dan yang berimbas pada reseptor gluko-
kimiawi (berikatan dengan glutamat) pada kortikoid dengan konsentrasi tinggi.
akhirnya dapat menginduksi pembentukan Gangguan pada hippocampus dapat
Long term Potential (LTP) (Li & Tsien, 2009). menurunkan kemampuan memori
LTP adalah sesuatu yang sangat kompleks (McEwen, 1998).
dalam hal belajar dan mengingat. LTP b. Perhatian. Perhatian (attention) sangat
dapat terjadi selama stimulasi berfrekuensi berperan dalam proses memori. Hal ini
tinggi dalam periode singkat pada suatu karena dalam memahami masalah
sinapsis dan pada sinapsis lain tidak. Hal pikiran dapat saling berkompetisi dan
ini yang kemudian menyebabkan assosiative menghasilkan perhatian yang terpecah
long term potential (ALTP), dan selanjutnya (divided attention). Dalam kehidupan
menciptakan asosiasi antara dua informasi nyata, kemampuan memori seseorang
dalam proses classical conditioning. Untuk terganggu karena perhatian yang terpe-
dapat menciptakan LTP maka dapat dicip- cah. Kebalikan dengan divided attention,
takan gelombang theta yakni gelombang perhatian yang terfokus atau selective
dengan frekuensi 3-7 Hz pada otak. Bebe- attention, tentunya akan meningkatkan
rapa aktivitas sinaptik dapat meningkatkan kinerja memori. Apabila seseorang te-
kekuatan sinaptik yang dikenal sebagai lah terfokus pada satu informasi maka
long-term potentiation. Terdapat pula aktivi- informasi tersebut akan sedikit menda-
tas sinaptik yang dapat menurunkan ke- pat gangguan dari informasi yang lain.
kuatan sinaptik yang dikenal sebagai long- Perhatian sendiri dapat dipengaruhi
term depression (Purves, 2004). oleh banyak hal (Matlin, 1998). Salah
satu hal yang mempengaruhi perhatian
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Short- adalah faktor emosi seseorang. Memba-
term Memory ca Al Quran sendiri dapat mempenga-
Ada beberapa faktor yang mempenga- ruhi fokus perhatian. Seseorang yang
ruhi short-term memory, hubungannya membaca Al Quran memerlukan proses
dengan Al Quran yakni: yang lebih kompleks bila dibandingkan
dengan membaca buku bacaan biasa.
a. Stres. Dampak langsung dari stres ter-
Dalam membaca Al Quran, seseorang
hadap memori adalah terpecahnya per-
harus berkonsentrasi dan fokus pada
hatian terhadap informasi yang baru.
apa yang dibaca. Mulai dari melihat
Menurut Ashby, Isen & Tuken (1999)
huruf, tanda baca dan panjang pendek-
menyatakan bahwa stres akan memper-
nya, harus diperhatikan dengan seksa-
lambat waktu pemanggilan memori
ma. Hal ini dapat membuat seseorang
sehingga berpengaruh pada proses
bisa lebih fokus pada perhatian dan
mengingat. Membaca Al Quran sendiri
berkonsentrasi.
dapat menurunkan tingkat stres sese-
orang karena Al Quran memberikan c. Emosi. Kondisi emosi memiliki penga-
ketenangan (Hawari 1997). Stres juga ruh terhadap kemampuan kognitif
dapat mempengaruhi kinerja memori. seseorang. Matlin dalam Hastjarjo 2008
Hal ini dikarenakan karena produksi menyatakan hal yang sama yakni ada
hormon kortisol dalam hippocampus dua macam pengaruh emosi terhadap
menjadi lebih stabil. Fungsi hippo- memori yakni mood-congruent dan mood-
campus terganggu pada kondisi stres di state dependent. Mood-congruent mengan-

20 JURNAL PSIKOLOGI
THE EFFECT OF RECITING HOLY QURAN TOWARD BRAIN WAVE

dung artian jika informasi yang masuk (1997) menunjukkan 40% orang yang
dan suasana hati pada seseorang memi- mengalami kegelisahan jiwa di bawa ke
liki kesamaan, maka kinerja memori ahli agama untuk mendapatkan pengo-
akan menjadi lebih baik. Mood-state batan. Selain itu di dalam Al Quran
dependent mengandung artian bahwa juga ditemui ayat tentang ketenangan
apabila saat penyimpanan (storage) jiwa (Jalaludin, 2001). Penelitian dari
informasi dan pengingatan kembali seorang dokter di Florida yang berna-
(recall) memiliki kesamaan suasana hati, ma Qadhi (Badri, 1995) menemukan
maka kinerja memori akan lebih baik bahwa apabila membaca ayat Al Quran
bila berbeda suasana hatinya. Sistem maka akan merasakan ketenangan.
neuron pada manusia yang berkaitan
Perhatian sangat penting dalam proses
erat dengan fungsi kognisi dipengaruhi
kompetisi dan koalisi antar neuron. Crick
oleh berbagai hal, salah satunya adalah
dan Koch (2003) menyatakan bahwa dalam
emosi.
korteks terdapat jaringan neuron yang
Hawari (1997) menyebutkan bahwa saling berkoalisi dan berkompetisi Neuron
ayat-ayat Al Quran banyak yang yang berkoalisi akan saling membantu dan
mengandung tuntunan bagaimana menguatkan, Di satu sisi, neuron yang ber-
manusia dalam kehidupan di dunia ini lawanan akan justru melemahkan hubung-
terbebas dari rasa cemas, tegang, dan an ini. Koalisi antara neuron yang menang
depresi. Penelitian yang dilakukan oleh akan dipertahankan. Pengalaman belajar
Chalfant dan Heller dalam Hawari

Membaca
Emosi Perhatian
Al Quran

Selective Attention Divided Attention

Proses Learning

Kanal Ca2+ dan K+

Threshold Non Threshold

Depolarisasi Hilang
Presinaptik

Pelepasan Terakumulasi Gelombang


Neurotransmitter Otak

Memori
Meningkat

Gambar 2. Kerangka Teori

JURNAL PSIKOLOGI 21
JULIANTO & ETSEM

juga kemungkinan berasal dari koalisi a. Visualisasi. Area yang terlibat pada
neuron yang menang. Neuron yang berkoa- proses visualisasi pembacaan Al Quran
lisi akan membentuk selective attention, ini antara lain pada primary visual area
sebaliknya neuron yang berkompetisi akan (area 17) dan area asosiasi visual (area
membentuk divided attention. 18 dan area 19) di occipital lobe. Dalam
Perilaku belajar ini berhubungan erat membaca Al Quran, seseorang harus
dengan depolarisasi membran presinaptik berkonsentrasi dan fokus pada apa
akibat membuka-tutupnya kanal Ca2+ dan yang dibaca. Mulai dari melihat huruf,
K+. Neuron presinaptik yang terdepolarisasi tanda baca dan panjang pendeknya,
akan menembakkan neurontransmitter-neu- harus diperhatikan dengan seksama.
rontransmitter. Neuroransmitter yang ditem- Hal ini dapat membuat seseorang bisa
bakan ini tergantung dari jenis dan kadar lebih fokus pada perhatian dan ber-
dari aktivitas-aktivitas sebelumnya. Neu- konsentrasi.
rontransmitter adalah penghubung atau b. Pendengaran. Area yang terlibat pada
penyambung aliran informasi dari neuron proses pendengaran pembacaan Al
presinaptik ke neuron postsinaptik. Oleh Quran ini antara lain pada area primary
karena itu kemampuan dari fungsi otak auditory area (area 41 dan 42) dan area
dalam merespon stimulus dipengaruhi oleh asosiasi pendengaran (area 22) yang
neurontransmitter termasuk fungsi kognitif berada di temporal lobe. Penelitian dari
dan memori. Ada banyak jenis neurontrans- Abdurrochman (2007) menunjukkan
mitter, namun voltase-voltase dari jutaan bahwa mendengarkan murotal Al
neurontransmitter yang aktif ini kemudian Quran bisa meningkatkan ketenangan.
ditangkap oleh alat EEG pada permukaan Hal ini terbukti dari terjadi peningkatan
kulit kepala, sehingga aktivitas neuron- signifikan pada gelombang delta.
transmitter ini dapat diamati melalui akti- c. Aspek Bahasa. Pada saat membaca
vitas gelombang otak. Pembahasan dalam dengan mengaluarkan suara maka area
penelitian ini akan membatasi pada apa yang aktif adalah area Brocha (area 44
yang berubah, di mana terjadi perubahan dan 45) dan area Wernicke. Saifuddin
itu dan apa implikasinya terhadap kemam- (1983) menyatakan di dalam Al-Quran
puan short-term memory yang direpresen- terdapat keindahan bahasa, ketelitian,
tasikan dari hasil free recall test. dan keseimbangannya, dengan keda-
Beberapa proses dan area otak yang laman makna, kekayaan dan kebena-
terlibat ketika individu membaca Al Quran rannya, kemudahan pemahaman, dan
dan hubungannya dengan short-term kehebatan kesan yang ditimbulkannya.
memory antara lain: d. Fungsi kognitif yang lebih kompleks.
Proses ini terjadi di daerah cortex pre-
frontal (CPF). Saat membaca Al Quran
yang disertai pemahaman arti maka
akan menimbulkan interpretasi dan
pemikiran dari ayat yang dibaca.
e. Ketuhanan. Aspek ketuhanan masih
sebuah misteri bagi dunia neurosains.
Namun beberapa ilmuan meyakini bah-
wa ada area yang terlibat saat manusia
Gambar 3. Area Otak berhubungan dengan tuhannya. Ada

22 JURNAL PSIKOLOGI
THE EFFECT OF RECITING HOLY QURAN TOWARD BRAIN WAVE

sebuah area yang diyakini titik tuhan membaca Al Quran minimal satu hari
(God Spot) pada diri manusia yakni di sekali.
area parietal dan temporal (Zohar dan
Marshall, 2000; Pasiak, 2003). B. Instrumen penelitian
Ayat Al Quran sudah digunakan seba- 1. Perekaman Electroenchehalography
gai media terapi kesehatan. Selain itu juga
pembacaan ayat Al Quran juga dipakai Penelitian ini menggunakan alat ukur
dalam doa-doa sebelum proses belajar. Hal berupa peralatan Electroencephalography
ini menjadi sebuah tanda tanya besar untuk (EEG) dengan spesifikasi,
mengetahui tanggapan otak terhadap ayat- Nama : Pro Fusion EEG (Electro
ayat Al Quran dan hubungannya dengan Enchepalography)
memori. Penelitian terbaru dari Abdurroch- Pabrikan : Compu Medic / Australia
man., Perdana, dan Andhika (2008), Tahun Pembuatan: 2002
menunjukkan bahwa ketika mendengarkan Tipe : E-Series
ayat Al Quran terjadi kenaikan signifikan No Serial : NB0032
gelombang otak yang dihasilkan sebelum
dan sesudah mendengarkan ayat Al Quran. 2. Free Recall Test
Di sisi lain, ada sebuah keyakinan masya- Tes memori yang digunakan pada
rakat luar bahwa apabila bayi didengarkan
eksperimen ini adalah tes memori tanpa
musik klasik atau mozart itu akan mem- petunjuk atau free recall test. Dalam free
buat bayi lebih cerdas karena menstimulus recall test setiap item tes merupakan rang-
gelombang otak yang dihasilkan bayi. Itu
kaian tiga huruf yang tidak memiliki
artinya ada benang merah yang masih makna atau nonsense syllables. Setiap kata
harus dibuktikan antara Al Quran, yang tidak memiliki makna tersebut diikuti
gelombang otak, dan kemampuan memori.
oleh angka acak sebanyak tiga digit. Setelah
tayangan itu ditayangkan selama lima
Metode detik, subjek diminta untuk mengingatnya
kembali setelah jeda waktu tertentu yang
A. Subjek penelitian bervariasi (recall interval). Selama jeda wak-
tu tersebut subjek diminta untuk melaku-
Subjek pada penelitian ini berjumlah
kan penghitungan mundur dengan interval
empat orang mahasiswa Universitas
empat angka. Perhitungan itu berdasarkan
Gadjah Mada. Pengambilan subjek peneli-
angka yang diberikan eksperimenter. Pene-
tian ini dengan menggunakan teknik
liti melakukan pilot study untuk menen-
purposive sampling. Cara menentukan sam-
tukan interval waktu rehersal berapakah
pel dalam sebuah populasi dengan cara
yang akan digunakan. Pengujian validitas
purposive adalah dengan menetapkan ber-
alat ukur hasil dari pilot study pada pene-
bagai ciri-ciri yang bersifat fisik atau
litian ini dilakukan dengan menggunakan
karakter khusus pada sampel yang hendak
validitas isi, yaitu validitas yang diestimasi
digunakan dalam suatu populasi. Kriteria
lewat pengujian isi tes dengan analisis
subjek yang berada dalam populasi adalah
rasional atau melalui professional judgement
perempuan; berusia 20-30 tahun tahun;
(Azwar, 2008).
merupakan kelompok dewasa awal; suku
Jawa; memiliki kesamaan fase menstruasi; Free recall test telah dipakai secara luas
memiliki warna suara yang sama; selalu baik, di antaranya oleh Tulving dan
Thompson dan juga Jung dan Bailey

JURNAL PSIKOLOGI 23
JULIANTO & ETSEM

(Bhinnety 1997). Di Indonesia sendiri per- skor tersebut meningkat, tetap, atau menu-
nah digunakan oleh Bhinnety pada tahun run. Tes yang digunakan masih tetap
1997 dengan koefisien korelasi aitem total- menggunakan free recall test dari Peterson
nya 0,40-0,88 (valid) dan koefisien reliabi- dan Peterson.
litasnya 0,922 (reliabel).
D. Analisis data penelitian
C. Prosedur penelitian
Data kuantitatif, akan dianalisa dengan
Penelitian ini diawali dengan merekam menggunakan analisa statistik t-test. Data
gelombang otak subjek semua kelompok itu kemudian juga akan dianalisa secara
dengan alat electroencephalograf atau EEG. kualitatif. Hasil rekaman dari elektroda
Perekaman menggunakan metoda unipolar akan tampil dalam layar komputer. Data
dengan sistem penempatan elektroda 10-20. mentah tersebut akan keluar dalam bentuk
Kemudian subjek diukur kemampuan ASCLL. Hasil tersebut akan dianalisis
short-term memory subjek sebelum eksperi- dengan metode spektral. Analisis ini digu-
men dilakukan. Tes memori yang akan nakan untuk menganalisis gelombang per
digunakan adalah free recall test dari elektoda. Tiap gelombang yang muncul
Peterson dan Peterson. Setelah didapatkan tersebut akan muncul dalam persentase.
skor short-term memory subjek, peneliti Data yang digunakan adalah dalam bentuk
memberikan perlakuan yaitu berupa mem- persentase maksimum per elektrodanya.
baca Al Quran dalam eksperimen. Subjek Persentase maksimum pre dan post akan
pada kelompok eksperimen diminta untuk dianalisis menggunakan gain score. Hasil
membaca ayat Al Quran. Pembacaan ayat analisis itu kemudian akan dianalisis secara
Al Quran ini dilakukan subjek selama 15 kualitatif berdasarkan perubahan gelom-
menit. bang dan letak dari perubahan tersebut.
Ayat yang akan dibacakan terdiri dari
tiga macam yakni Surat Al Fatihah ayat 1-7, Hasil
Surat Thaha ayat 114 dan Al Baqarah ayat
225 atau ayat kursi. Ketiga ayat tersebut Hasil uji t-test menunjukkan ada per-
dipilih karena ketiganya mengandung bedaan yang signifikan atau bermakna
tafsir tentang keilmuan. Sebelum membaca pada kemampuan memori yang didapat-
Al Quran, subjek terlebih dahulu diberikan kan dari free recall test pada kelompok
pelatihan tentang membaca Al Quran eksperimen sebelum dan sesudah perla-
dengan benar dan juga penjelasan tentang kuan. Pada kelompok kontrol tidak ada
kandungan yang ada dalam ayat-ayat yang perbedaan yang signifikan atau bermakna
akan dibacakan nanti. Subjek pada kelom- dari free recall test pada kondisi sebelum
pok kontrol mendapatkan perlakuan pla- dan sesudah diberikan placebo. Pada kelom-
cebo yakni membaca cerita tentang dunia pok eksperimen terjadi kenaikan kemam-
hewan. Cerita yang diambil harus memiliki puan memori yang signifikan sedangkan
muatan emosi se-netral mungkin. pada kelompok kontrol tidak ditemukan
hal yang sama.
Setelah mendapatkan perlakuan maka
gelombang otak semua subjek direkam
kembali untuk melihat bagaimana aktivitas Diskusi
otak setelah perlakuan. Kemudian dilaku-
kan pengukuran kembali kemampuan Berdasarkan hasil free recall test kelom-
short-term memory untuk melihat apakah pok eksperimen menunjukkan adanya

24 JURNAL PSIKOLOGI
THE EFFECT OF RECITING HOLY QURAN TOWARD BRAIN WAVE

perbedaan signifikan antara sebelum dan dan 2 secara berurutan sebesar 22,5% dan
sesudah perlakuan. Pada kelompok kontrol 44,5% . Pada subjek 1, kenaikan terbesar
tidak ditunjukkan adanya perbedaan yang adalah pada gelombang beta yakni pada
signifikan dari hasil free recall test pada 29% dan titik penghasil kenaikan beta
waktu sebelum dan sesudah pemberian terbesar ada di titik Fp1 atau prefrontal
placebo. Perbedaan signifikan hasil pada yakni sebesar 10%. Gelombang otak alpha
kelompok eksperimen tersebut dikarena- dan theta juga mengalami kenaikan
kan adanya pengaruh dari efek perlakuan. terbesar di titik ini bila dibandingkan pada
Efek tersebut dapat dilihat dari dinamika titik-titik lainnya yakni sebesar 10%.
perubahan-perubahan yang terjadi dalam Persentase ini tertinggi apabila dibanding-
gelombang otak pada masing-masing kan dengan titik-titik yang lain. Fp1 adalah
subjek. titik di area prefrontal otak kiri. Di mana
pada area prefrontal inilah proses higher
Kelompok Eksperimen function berlangsung. Selain itu kenaikan
gelombang beta, alpha dan theta yang
Terlihat pada gambar 1, bahwa terjadi
terbesar berada dititik Fp1 menunjukkan
kenaikan gelombang otak pada subjek 1

Perubahan Gelombang Otak Subjek 1

35
30
25
Persentase (%)

20 Beta
15 Alpha
10 Theta
5 delta
0
-5
n
2
1

F3

F4

l K P4
3

2
1

ka
Fp
Fp

P
C

ai

-10
en
Jm

Gambar 4. Perubahan Gelombang Subjek 1

Perubahan Gelombang Otak Subjek 2

60
50
40
Persentase (%)

Beta
30
Alpha
20
Theta
10
delta
0
-10
n
2
1

F3

F4

l K P4
3

ka
Fp

P
Fp

ai
en

-20
Jm

Gambar 5. Perubahan Gelombang Subjek 2

JURNAL PSIKOLOGI 25
JULIANTO & ETSEM

bahwa aktifitas higher function pada titik Komunikasi dengan Tuhan juga berada
Fp1 intensitasnya lebih tinggi bila diban- pada fase ini. Kegiatan-kegiatan keagama-
dingkan dengan aktivitas lain dan dititik an seperti berdoa, meditasi menghasilkan
lainnya. Karena Fp1 berada pada area gelombang ini. Sehingga banyak yang
berfikir maka tepatlah bila gelombang beta, menyebut bahwa pada gelombang theta ini
alpha dan theta dominan berada di titik terdapat titik God Spot (Schiffer, 2003;
tersebut. Guyton & Hall, 2000; Garrett, 2003). Oleh
Pada subjek 2 kenaikan terbesar adalah karena itu membaca Al Quran kemung-
pada gelombang delta yakni 52% dan titik kinan berpengaruh pada munculnya
penghasil kenaikan delta terbesar ada gelombang ini pada titik P4 ini.
dititik P4 atau parietal lobe yakni sebesar
16%. Gelombang otak beta dan theta juga Kelompok Kontrol
mengalami kenaikan terbesar pada titik ini Secara umum pada subjek 3 terjadi
yakni sebesar 16% bila dibandingkan kenaikan gelombang otak rata-rata sebesar
dengan titik-titik lainnya. Titik P4 ini 57,5% dengan kenaikan terbesar dialami
terletak pada area Parietalis sebelah kanan, oleh gelombang beta, alpha dan theta yakni
sebuah area yang masih misteri dan sebesar 60%. Ketiga gelombang tersebut
beberapa ilmuwan meyakini ini adalah titik juga meningkat signifikan pada titik Fp1
di mana manusia berkomunikasi dengan yakni sebesar 11%. Namun ketiga gelom-
Tuhan (Zohar dan Marshall, 2000). Salah bang ini dan ditambah gelombang delta
satu gelombang otak yang dominan diha- mengalami penurunan yang signifikan di
silkan pada titik ini adalah gelombang titik Fp2 yakni sebesar 13%.
theta. Gelombang theta akan dihasilkan
Begitu juga dengan subjek 4, seluruh
oleh tubuh pada saat tubuh manusia dalam
gelombang otak mengalamai penurunan
emosi yang kuat dan pada titik konsentrasi
terbesar pada titik Fp2 dengan besaran
tertinggi. Gelombang theta ini terjadi pada
yang bervariasi bila dibandingkan dengan
pikiran bawah sadar manusia dan semua
titik yang lain. Untuk gelombang beta
materi yang berhubungan dengan emosi,
mengalami penurunan sebesar 12%, alpha
baik itu emosi positif maupun negatif,
sebesar 3%, theta sebesar 14% dan delta
tersimpan dalam pikiran bawah sadar.
sebesar 12%. Dinamika naik dan turunnya

Perubahan Gelombang Otak Subjek 3

70
60
50
%40 Beta
Persentase

30 Alpha
20 Theta
10 delta
0
-10
-20

Gambar 6. Perubahan Gelombang Subjek 3

26 JURNAL PSIKOLOGI
THE EFFECT OF RECITING HOLY QURAN TOWARD BRAIN WAVE

Perubahan Gelombang Otak Subjek 4

60
50
40
Persentase (%)

Beta
30
Alpha
20
Theta
10
delta
0

n
-10
1

F4
F3

P3

P4
3

ka
Fp

Fp

ai
en
-20

lK
Jm
Gambar 7. Perubahan Gelombang Subjek 4

gelombang otak ini terkait dengan pembe- Berdasarkan data penelitian maka
rian placebo kepada kedua subjek yang dapat disimpulkan bahwa membaca Al
menjadi kelompok kontrol. Quran area yang mengalami kenaikan sig-
Placebo yang diberikan berupa mem- nifikan terjadi di area Fp1 (Prefrontal kiri),
baca artikel koran mengenai ilmu pengeta- Fp2 (Prefrontal kanan), dan P4 (Parietal
huan mengenai dunia ikan. Efek yang kanan). Pada area Fp1 dan Fp2, kenaikan
muncul akibat membaca artikel ini tentu yang dominan oleh gelombang beta, alpha
akan meningkatkan aktivitas berfikir. Hal dan theta. Sedangkan pada P4, kenaikan
ini terlihat dari naiknya gelombang beta, yang dominan dialami oleh gelombang
alpha dan tetha pada titik Fp1 pada subjek beta, theta dan delta. Hasil dari penelitian
3. namun penurunan sigifikan pada titik ini dapat disimpulkan bahwa pada saat
Fp2 ini menunjukkan bahwa bagian pre- membaca Al Quran menunjukkan ada akti-
frontal kanan mengalami penurunan akti- vitas berfikir, aktivitas berfikir yang meli-
vitas. Pada titik Fp2 ini adalah area berfikir batkan emosi dan ada aktivitas ke-Tuhan-
manusia yang melibatkan emosi. Itu an. Gelombang yang berubah juga berbeda,
artinya pada saat membaca artikel tersebut tergantung aktivitas apa yang terjadi.
baik subjek 3 maupun subjek 4 tidak
menyertakan emosi dalam membaca artikel Kepustakaan
tersebut. Hal ini berbeda pada subjek 1 dan
2, yang diberikan perlakuan membaca Al Abdurrochman, A. (2009). Mengungkap isi
Quran. Pada subjek 1 memang ada penu- al quran: tantangan baru bagi ilmuan
runan pada gelombang beta tapi secara MIPA. Seminar nasional sains MIPA dan
umum untuk ketiga jenis gelombang lain- aplikasinya: Lampung.
nya tidak mengalami penurunan bahkan Abdurrochman, A., Mustofa. R. & Andhika.
cenderung stabil. Pada subjek 2, kenaikkan S. (2010). Kemampuan anak yang
terbesar gelombang alpha terjadi pada titik mengikuti terapi qurani untuk tetap
ini dan terbesar kedua bagi ketiga gelom- tenang terhadap musik stres. Prosiding
bang lainnya. Hal ini menunjukkan pada seminar sains dan teknologiIII. Lam-
saat membaca Al Quran dalam proses pung.
berfikir subjek 1 dan 2 melibatkan emosi.

JURNAL PSIKOLOGI 27
JULIANTO & ETSEM

Abdurrochman, A., Perdana, S. & Andhika, Garrett. (2003). Brain and behavior. Califor-
S. (2008). Muratal al quran: alternatif nia: Wadsworth & Thomson.
terapi suara baru. Prosiding seminar Guyton, A.C. & Hall, J.E. (2000). Textbook of
sains dan teknologiII. Lampung. medical physiology. 10th ed. Philadelphia:
Abdurrochman, A., Wulandari, R.D. & WB Saunders.
Fatimah, N. (2007). The comparison of Hastjarjo, D. (2008). Pengaruh emosi terha-
classical music, relaxation music and dap memori. Buletin psikologi. Vol 16
the quranic recital: an AEP study. The No 2. 98-102
2007 regional symposium on biophysics
and medical physic. Bogor. Hawari, D. (1997). Doa dan dzikir. Jakarta:
Dana Bakti Primayasa.
Ar-RifaI, M.N. (1999). Ringkasan tafsir ibnu
katsir: Syihabuddin. Jakarta: Gema Jalaluddin. (2001). Psikologi islam. Jakarta:
Insani Press. PT Raja Grafindo Persada.

Ashby, F.G., Isen, M. & Turken, A. (1999). A King, L.A., Hicks, J.A., Krull, J.L., & Del
neuropsychological theory of positive Gaiso, A.K. (2006). Positive affect and
affect and its influence on cognition. the experience of meaning in life.
Psychological review, 106, 3. 529-550. Journal of personality and social
psychology, 90, 1, 179-196.
Atkinson, R.L., Atkinson, R.C., Smith, E.E.,
& Bem,D.J. (1994). Pengantar psikologi. Li, Fei. & Tsien, J.Z. (2009). Memory and the
Batam: Interaksara. NMDA receptors. N engl j med. 361:
302-303.
Badri, M. (1995). Taffakur perspektif psikologi
islam. Bandung: PT Rosda Karya. Matlin, M.W. (1998). Cognition, 4th edition.
Texas: Harcout Brace College Publisher
Bhinnety, M.E., Sugiyanto. & Pudjono, M. Fort Worth.
(1994). Pengaruh intensitas kebisingan
terhadap memori jangka pendek. Jurnal McEwen, B.S., Flier, J.S. & Underhill, B.S.
psikologi XXI. Vol 1. 28-38 (1998). Protective and damaging effetcs
of stress mediators. N engl j med. 338(3):
Bhinnety, M.E. (1997). Memori jangka 171-179.
pendek dalam situasi bising ditinjau
dari aspek tes memori langsung dan Media Indonesia, 14 Mei (2009). Olahraga
memori tidak langsung. Tesis. Yogya- untuk tajamkan otak. Jakarta.
karta: Universitas Gadjah Mada. _____, 19 Mei (2009). Cara sederhana ting-
Bhinnety, M.E. (2008). Struktur dan proses katkan IQ. Jakarta.
memori. Buletin psikologi. Vol 16 No 2. _____, 25 Juni (2009). Sehat dengan terapi
74-88 ketawa. Jakarta.
Byrne, J.H. & Roberts, J.L. (2004). From _____, 16 Mei (2010). Mozart dan kemam-
molecules to networks: An introduction to puan kognitif anak. Jakarta.
cellular and molecular neuroscience. Hong _____, 23 Juli (2010). Makanan peningkat
Kong: Elsevier. Kemampuan otak. Jakarta.
Crick, F. & Koch, C. (2003). A framework Nolte, J. (2009). The human brain, an intro-
for counsciousness. nature neuroscience, duction to its functional anatomy. 6th ed.
Vol. 6, 2, p. 119-126. China: Mosby.

28 JURNAL PSIKOLOGI
THE EFFECT OF RECITING HOLY QURAN TOWARD BRAIN WAVE

Pasiak, T. 2003. Revolusi IQ /EQ /SQ: Antara Styles, E.A. (1997). The psychology of
Neurosains dan Al-Quran. Bandung: attention. UK: Psychology Press.,Ltd.
PT.Mizan Pustaka Syarifain, H.K. (1990). Al quran dan terje-
Purves, D., Augustine, G.J., Fitzpatrick, D., mahannya. Saudi Arabiyah.
Hall, W.C., LaMantia, A., & McNama- Tortora, G.J. & Derrickson, B.H. (2009).
ra, J.O., et al. (2004). Neuroscience. 3rd ed. Principle of anatomy and physiology. 12th
Massachusetts: Sinauer Associates. ed. United States of America: Wiley.
Schiffer, R.B., Rao, S.M. & Fogel, B.S. 2003. Zohar,D dan Marshall,I. 2000. SQ: Meman-
Neuropsychiatry 2nd Ed. United State of faatkan Kecerdasan Spiritual dalam Berpi-
America: Lippincott Wiliams & Wikins. kir Integralistik dan Holistik untuk
Setyawati, D. (2008). Bahan kuliah psiko- Memaknai Kehidupan. Bandung: PT.
logi belajar. Fakultas Psikologi UGM. Mizan Pustaka.

JURNAL PSIKOLOGI 29

You might also like