You are on page 1of 7

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU OLAHRAGA DENGAN KADAR


GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG
KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Regita Gebrila Rondonuwu


Sefti Rompas
Yolanda Bataha

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email: regita.rondonuwu@gmail.com

Abstract : Diabetes mellitus is a group of symptoms that arise in a person caused by the presence of
elevated blood glucose levels due to insulin deficiency that both absolute and relative terms. Exercise
or physical activity is useful as controlling blood glucose levels and weight loss in patients with
diabetes mellitus. Purpose of this study to analyze the relationship between exercise behavior with
blood glucose levels in people of diabetes mellitus in community of Wolaang health center. Research
method using cross sectional design. The sampling technique in this research is purposive sampling
with 32 samples. Data is collected using questionnaires and observation sheets blood glucose levels.
Results based on respondents with sporting activities at most in the medium category and blood
glucose levels at most in the normal category. Test results based on Spearman Rho obtained values P=
0.001 with significance level (alpha) used is 0,01, so 0,01 0.001. Conclusion there is a relationship
between exercise behavior with blood glucose levels of Diabetics Mellitus with closeness value or
correlation coefficient of 0,547 and the level of relationship with the closeness of the medium category.
Suggestion is expected to be a reference base to conduct further research into the control of diabetes mellitus
and the relationship can be a comparison study if you want to do research on other factors in the control of
diabetes mellitus.

Keywords : Exercise Behavior, Blood Glucose Levels, Diabetes Mellitus

Abstrak : Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan insulin yang
baik absolut maupun relatif. Olahraga atau aktivitas fisik berguna sebagai pengendali kadar gula darah
dan penurunan berat badan pada penderita diabetes mellitus. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa
hubungan antara perilaku olahraga dengan kadar gula darah penderita diabetes mellitus diwilayah kerja
Puskesmas Wolaang. Metode penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu purposive sampling dengan jumlah 32 sampel.
Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan lembar observasi kadar glukosa darah. Hasil
penelitian berdasarkan uji statistik responden dengan aktivitas olahraga paling banyak dalam kategori
sedang dan kadar gula darah paling banyak dalam kategori normal. Hasil uji Spearman Rho diperoleh
nilai P = 0,001 dengan tingkat kemaknaan (alfa) yang digunakan yaitu 0,01, jadi = 0,01 > 0,001.
Kesimpulan terdapat hubungan antara perilaku olahraga dengan kadar gula darah penderita diabetes
mellitus dengan nilai keeratan atau koefisien korelasi dan tingkat hubungan sebesar 0,547 dengan
kategori keeratan sedang. Saran diharapkan menjadi acuan dasar untuk melakukan penelitian lebih
lanjut mengenai hubungan pengendalian diabetes mellitus dan dapat menjadi penelitian pembanding
apabila ingin melakukan penelitian tentang faktor-faktor lain dalam pengendalian diabetes.
Kata Kunci : Perilaku Olahraga, Kadar Gula Darah, Diabetes Mellitus
1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

PENDAHULUAN berolahraga pada diabetes mellitus antara


Penyakit Diabetes Mellitus (DM) lain menurunkan kadar glukosa darah,
merupakan ancaman serius bagi mencegah kegemukan, ikut berperan dalam
pembangunan kesehatan dan pertumbuhan mengatasi terjadinya komplikasi, gangguan
ekonomi nasional, karena itu lipid darah dan peningkatan tekanan darah
pengendaliannya perlu dilakukan dengan (Ilyas, 2011).
sungguh-sungguh, secara komprehensif dan Pengaruh olahraga atau aktivitas fisik
terintegrasi dengan memberikan perhatian secara langsung berhubungan dengan
melalui pengendalian penyakit tidak peningkatan kecepatan pemulihan glukosa
menular yaitu no tobacco, healthy diet and otot (seberapa banyak otot mengambil
healthy activity yang dimulai sejak janin glukosa dari aliran darah). Saat berolahraga,
sampai dewasa tua (Aditama, 2012). otot menggunakan glukosa yang tersimpan
Data World Health Organization dalam otot jika glukosa berkurang, otot
(WHO), saat ini terdapat 366 juta jiwa mengisi kekosongan dengan mengambil
dengan DM di dunia, di Indonesia pada glukosa dari darah. Ini akan mengakibatkan
tahun 2000 sebanyak 8,4 juta jiwa dan akan menurunnya glukosa darah sehingga
meningkat menjadi 21,8 juta pada tahun memperbesar pengendalian glukosa darah
2030, sehingga Indonesia menduduki (Aditama, 2011).
rangking keempat setelah Amerika Serikat, Menurut data dari Puskesmas Wolaang,
China dan India diantara negara-negara yang penderita DM di 8 desa di kecamatan
memiliki penyandang diabetes terbanyak, Langowan Timur dari bulan Agustus-
dengan popilasi penduduk terbesar di dunia Oktober 2015 ada 160 penderita, di
(Aditama, 2011). dominasi oleh wanita usia di atas 55 tahun.
Menurut Riskesdas tahun 2013 Hasil survey awal pada penderita DM di
prevalensi DM di Indonesia berdasarkan wilayah kerja Puskesmas Wolaang pada 8
jawaban pernah didiagnosis dokter sebesar penderita DM yang telah diwawancarai, 6
1,5%. DM berdasarkan diagnosis dengan diantaranya mengalami perubahan kadar
gejala sebesar 2,1%. Prevalensi DM pada gula darah yang menjadi stabil ketika
perempuan cenderung lebih tinggi dari pada melakukan olahraga yang disarankan
laki-laki. Sulawesi Utara memiliki petugas kesehatan seperti senam dan
prevalensi DM yang terdiagnosa oleh jogging.
petugas kesehatan sebesar 2,4% dan yang
terdiagnosa dengan gejala sebesar 3,6 %, METODE PENELITIAN
sejalan dengan itu data dari Dinas Kesehatan Jenis penelitian ini menggunakan
Sulawesi Utara tahun 2013 menunjukkan observasional analitik dengan rancangan
bahwa prevalensi diabetes, baik berdasarkan penelitian cross sectional. Penelitian telah
diagnosis maupun diagnosis dan gejala, dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
secara merata di tingkat Provinsi Sulawesi Wolaang Kecamatan Langowan Timur. pada
Utara didapatkan angka lebih tinggi dari tanggal 7-29 Maret 2016. Populasi pada
pada angka nasional. Penyakit ini tersebar di penelitian ini adalah seluruh penderita
seluruh Kabupaten dan Kota di Sulawesi diabetes mellitus di wilayah kerja
Utara. puskesmas Wolaang kecamatan Langowan
Olahraga atau aktivitas fisik berguna Timur yaitu 160 penderita. Teknik
sebagai pengendali kadar gula darah dan pengambilan sampel pada penelitian ini
penurunan berat badan pada penderita adalah dengan metode penentuan sampel
diabetes mellitus. Manfaat besar dari secara umum, yaitu jika besar populasi .

2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Jumlah sampel pada penelitian ini diambil terdapat pada jenis pekerjaan IRT yaitu
dari 20% dari 160 = 32 orang dengan teknik sebanyak 13 responden (40,6%) dan paling
proportional random sampling. sedikit yaitu jenis pekerjaan Pensiunan
sebanyak 2 responden (6,3%).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Tabel 4. Distribusi Responden Menurut
Jenis Kelamin Pendidikan
Jenis Kelamin n % Pekerjaan n %
Laki-laki 14 43,7 SD 4 12,5
Perempuan 18 56,3 SLTP 7 21,9
Total 32 100,0 SLTA 13 40,6
Sumber; Data Primer (diolah Tahun 2016) Perguruan Tinggi 8 25,0
Tabel diatas menunjukan distribusi Total 32 100,0
responden menurut jenis kelamin yang Sumber; Data Primer (diolah Tahun 2016)
paling banyak adalah perempuan dengan 18 Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat
responden (56,3%). pendidikan responden lebih banyak terdapat
pada tingkat SLTA sebanyak 13 responden
Tabel 2. Distribusi Responden Menurut (40,6%) dan yang paling sedikit pada tingkat
Umur SD yaitu 4 responden (12,5%).
Umur n %
40 49 7 21,9 Tabel 5. Distribusi Responden Menurut
50 59 15 46,9 Perilaku Olahraga
60 69 10 31,2 Perilaku Olahraga n %
Total 32 100,0 Ringan 9 28,1
Sumber; Data Primer (diolah Tahun 2016) Sedang 13 40,6
Tabel diatas menunjukan bahwa paling Berat 10 31,3
banyak responden memiliki rentang umur Total 32 100,0
50-59 tahun yaitu sebanyak 15 responden Sumber: Data Primer (diolah Tahun 2016)
(46,9%) dan paling sedikit responden Distribusi perilaku olahraga pada tabel
dengan rentang umur 40-49 tahun yaitu 7 diatas menunjukan bahwa responden dengan
responden (21,9%). perilaku olahraga yang paling banyak yaitu
aktivitas sedang dengan 13 responden
Tabel 3. Distribusi Responden Menurut (40,6%) dan paling sedikit yaitu aktivitas
Pekerjaan ringan sebanyak 9 responden (28,1%).
Pekerjaan n %
PNS 5 15,6 Tabel 6. Distribusi Responden Menurut
Swasta 3 9,4 Kadar Glukosa Darah Sewaktu
Wiraswasta 9 28,1 Kadar Glukosa Darah n %
Pensiunan 2 6,3 Tinggi 10 31,2
IRT 13 40,6 Normal 14 43,8
Total 32 100,0 Rendah 8 25,0
Sumber; Data Primer (diolah Tahun 2016) Total 32 100,0
Tabel diatas menunjukan bahwa tingkat Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2016)
pekerjaan responden yang paling banyak
3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Distribusi reponden menurut kadar glukosa pendidikan dapat mempengaruhi


darah didapati hasil paling banyak kemampuan dan pengetahuan seseorang
responden memiliki kadar glukosa darah dalam menerapkan perilaku hidup sehat,
90199 Mg/dL sebanyak 14 responden terutama dalam pengendalian diabetes
(43,8%) dan paling sedikit responden mellitus. Penelitian yang dilakukan oleh
memiliki kadar gula darah 90 sebanyak 8 Wuwungan (2014) juga menunjukan hasil
responden (25,0%). yang sama yaitu presentase tingkat
pendidikan terakhir responden yang paling
ANALISA UNIVARIAT besar adalah lulusan SMA/sederajat.
Hasil penelitian yang dilakukan Berdasarkan distribusi responden
terhadap 32 responden di wilayah kerja menurut pekerjaan menunjukan bahwa
Puskesmas Wolaang berdasarkan responden sebagian besar responden dalam penelitian
menurut jenis kelamin menunjukan bahwa ini memiliki pekerjaan sebagai IRT yaitu
lebih besar responden berjenis kelamin sebanyak 13 responden (40,6%). Ketika
perempuan yaitu sebanyak 18 responden seseorang dalam pekerjaannya kurang
(56,3%) dibandingkan laki-laki sebanyak 14 latihan fisik menyebabkan jumlah timbunan
responden (43,8%). Kejadian diabetes lemak dalm tubuh tidak akan berkurang dan
mellitus lebih tinggi pada wanita menyebabkan berat badan lebih dan
dibandingkan pria teutama pada DM tipe 2. menyebabkan DM tipe-2 (Soewondo, 2006).
Hal ini disebabkan oleh penurunan hormone
estrogen akibat menopause. Estrogen pada ANALISA BIVARIAT
dasarnya berfungsi untuk menjaga Tabel 7. Distribusi Hubungan Perilaku
keseimbangan kadar gula darah dan Olahraga Dengan Kadar Gula Darah
meningkatkan penyimpanan lemak, serta Sewaktu Pada Penderita Diabetes
progesterone yang berfungsi untuk Mellitus
menormalkan kadar gula darah dan Correlations
membantu menggunakan lemak sebagai Perilaku KGD
energi (Taylor, 2008 dalam Saliadeho, Olahraga
2016). Spear Perilaku Correlation 1.000 -.547**
Karakteristik menurut umur paling mans Olahrag Coefficient
banyak responden memiliki rentang usia 50- rho a
Sig. (2- . .001
59 tahun sebanyak 15 responden (46,9%). tailed)
Hal ini dibuktikan dengan teori yang N 32 32
mengatakan bahwa semakin bertambahnya Kadar Correlation -.547** 1.000
Gula Coefficient
umur, kemampuan jaringan mengambil Darah Sig. (2- .001 .
glukosa darah semakin menurun. Diabetes tailed)
N 32 32
mellitus lebih banyak terdapat pada orang
berumur di atas 40 tahun daripada orang Sumber : Data Primer (diolah Tahun 2016)
yang lebih muda (Suiraoka,2012). Dari hasil Berdasarkan uji statistik yang
penelitian yang dilakukan oleh Saliadeho dilakukan pada 32 responden menunjukan
(2016), karakteristik responden diabetes bahwa hubungan antara perilaku olahraga
mellitus berdasarkan umur lebih banyak dengan kadar gula darah diperoleh nilai
berada pada rentang 52-70 tahun. P=0,001 dengan tingkat kemaknaan (alfa)
Distribusi responden menurut yang digunakan yaitu 0,01 jadi = 0,01 >
pendidikan sebanyak 13 responden (40,6%) 0,001 yang berarti terdapat hubungan antara
berpendidikan terakhir SMA. Tingkat perilaku olahraga dengan kadar gula darah.
Nilai keeratan atau koefisien korelasi dan
4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

tingkat hubungan sebesar -0,547 dengan mellitus di RSU Manembo Nembo Bitung
kategori keeratan sedang. Hal ini berarti dimana pengendalian diabetes mellitus yang
terdapat hubungan yang signifikan antara baik dapat mengontrol kadar gula darah
perilaku olahraga terhadap pengendalian dalam batas normal.
kadar gula darah secara statistik, dimana Aktivitas olahraga sangat berpengaruh
aktivitas sedang yang teratur dapat terhadap pengendalian kadar gula darah.
menormalkan kadar gula darah. Begitupula Melakukan olahraga yang baik dan teratur
dengan aktivitas ringan dapat menyebabkan membuat peningkatan aliran ke otot dengan
kadar gula darah diatas normal dan cara pembukaan kapiler (pembuluh darah
begitupun sebaliknya dengan tingkat kecil diotot) dan hal ini akan menurunka
keereatan hubungan dalam kategori sedang. tekanan pada otot yang pada gilirannya akan
Dalam penelitian ini, peneliti berusaha meningkatkan penyediaan dalam jaringan
meminimalisir faktor-faktor yang menjadi otot itu sendiri. Dengan demikian akan
pemicu dalam penelitian ini dengan cara mengurangi gangguan metabolisme
menghomogenkan terapi farmakologis serta karbohidrat pada penderita diabetes mellitus
diet seluruh penderita diabetes mellitus, sehingga menurunkan kadar glukosanya
sehingga hanya aktivitas fisik/olahraga yang (Wirato, 2013 dalam Saliadeho, 2016).
menjadi variabel bebasnya. Hasil ini sesuai Berdasarkan teori dari Wirato (2013)
dengan dasar teori yang menyatakan bahwa bahwa melakukan olahraga yang baik dan
selama aktivitas fisik/olahraga, terjadi teratur dapat menurunkan kadar gulanya,
peningkatan masukan glukosa ke otot begitupun sebaliknya perilaku olahraga yang
dikarenakan adanya insulin independent buruk dan tidak teratur menyebabkan kadar
yang mempengaruhi terjadinya peningkatan gula darah tidak terkontrol. Upaya
jumlah transporter GLUT-4 pada membrane penanganan pada penderita diabetes mellitus
sel dan terjadi selama beberapa jam setelah sekaligus pencegahan terjadinya komplikasi
aktivitas atau lebih panjang lagi disertai adalah melakukan upaya pengendalian DM
peningkatan sensitivitas insulin dengan yang salah satunya yaitu melakukan
aktivitas yang tetap.Penelitian ini aktivitas olahraga yang teratur bagi
menggambarkan pernyataan Konsesensus penderita DM. dengan berolahraga
(2011) yang menjadikan aktivitas fisik diharapkan memperbaiki kadar gula dalam
terutama kegiatan jasmani sehari-hari atau darah. Aktivitas fisik yang juga sering
olahraga secara teratur sebagai salah satu dianjurkan adalah senam diabetes.
pilar penatalaksanaan diabetes mellitus. Menurut Plotnikoff (2006) dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan Canadian Journal of Diabetes, aktivitas
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh fisik/olahraga merupakan kunci dalam
Gumilang Paramitha (2013) dalam pengelolaan diabetes mellitus terutama
penelitian yang berjudul hubungan aktivitas sebagai pengontrol gula darah dan
fisik dengan kadar gula darah pasien memperbaiki faktor resiko kardiovaskuler
diabetes mellitus tipe 2 di RS Karanganyar seperti menurunkan hiperinsulinemia,
dimana aktivitas fisik yang sedang dan meningkatkan sensitifitas insulin,
teratur dapat mengontrol kadar gula darah menurunkan lemak tubuh, serta menurunkan
mendekati batas normal. Penelitian yang lain tekanan darah. Aktivitas fisik/olahraga
juga dilakukan Vienna Worang (2013) sedang yang teratur berhubungan dengan
dalam penelitiannya yang berjudul penurunan angka mortalitas sekitar 45-70%
hubungan pengendalian diabetes mellitus pada popilasi diabetes mellitus tipe 2 serta
dengan kadar gula darah pasien diabetes menurunkan kadar HbA1c ke level yang

5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

bisa mencegah terjadinya komplikasi. dan saran bagi penderita diabetes mellitus
Aktivitas fisik/olahraga minimal 150 menit atau masyarakat yang datang berobat di
setiap minggu yang terdiri dari latihan Puskesmas Wolaang Kecamatan
aerobik, latihan ketahanan maupun Langowan Timur agar dapat
kombinasi keduanya berkaitan dengan memperhatikan aktifitas fisik/olahraga
penurunan kadar HbA1c pada penderita untuk dapat melakukan aktivitas olahraga
diabetes mellitus tipe 2 (Umpierre et al, 3-4 kali per minggu dengan durasi 30
2011 dalam Paramitha 2013). menit agar dapat mengendalikan kadar
Dari hasil penelitian ini, peneliti gula darah bagi penderita diabetes
berpendapat bahwa perilaku olahraga mellitus.
penderita diabetes mellitus berpengaruh 2. Bagi Puskesmas Wolaang
terhadap kadar gula darah. Hal ini Peneliti menyarankan kepada pihak
dibuktikan dengan hasil uji statistik dimana puskesmas agar menjadi referensi dalam
terdapat hubungan yang bermakna antara bidang Ilmu Keperawatan sehingga
perilaku olahraga dan kadar gula darah. sebagai tenaga kesehatan dapat berperan
Dalam penelitian ini didapatkan paling dalam memberikan penyuluhan kesehatan
banyak penderita beraktivitas dengan tentang perilaku olahraga dalam
kategori sedang dikarenakan paling banyak mengendalikan kadar gula darah bagi
responden berjenis kelamin perempuan penderita diabetes mellitus.
dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. 3. Bagi intitusi pendidikan
Sehingga kadar gula darah sebagian besar Dari hasil penelitian ini diharapkan
terkontrol oleh karena aktivitas yang dalam menjadi acuan dasar untuk melakukan
kategori sedang. penelitian lebih lanjut mengenai
hubungan pengendalian diabetes mellitus
SIMPULAN dan dapat menjadi penelitian pembanding
1. Dari hasil penelitian yang sudah apabila ingin mengembangkan penelitian
dilakukan oleh peneliti didapati perilaku tentang faktor-faktor lain yang
olahraga paling banyak yaitu pada mempengaruhi pengendalian kadar gula
kategori sedang. darah penderita diabetes mellitus.
2. Dari hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti didapati kadar
glukosa darah sewaktu paling banyak DAFTAR PUSTAKA
pada kategori normal. Aditama, T. Y. (2012). Kemitraan
3. Ada hubungan antara perilaku olahraga Pemerintah dan Swasta dalam
dengan kadar gula darah penderita Pengendalian Diabetes Mellitus di
diabetes mellitus diwilayah kerja Indonesia. Pusat Komunikasi Publik
Puskesmas Wolaang Kecamatan Sekjen Kemenkes RI.
Langowan Timur. http://www.depkes.go.id/index.php/inde
x.php?vw=UnitLayananTerpadu
Dari hasil penelitian yang dilakukan di (Diaskes pada : 15 November 2015)
wilayah kerja Puskesmas Wolaang Aditama, T. Y. (2011). RI Rangking
Kecamatan Langowan Timur, dapat Keempat Jumlah Penderita Diabetes
diberikan saran sebagai berikut: Terbanyak di Dunia. PDPERSI. Jakarta.
1. Bagi Penderita http://www.pdpersi.co.id (Diaskes pada:
Dari hasil penelitian ini, peneliti 15 November 2015)
mengharapkan dapat dijadikan masukan

6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 4 Nomor 1, Mei 2016

Brunner & Suddarth. (2002). Keperawatan Bitung. Program Studi Ilmu


Medikal Bedah Edisi 8 Volume 8. Keperawatan Fakultas Kedokteran
Jakarta: Buku Kedokteran ECG UNSRAT
Corwin, E. J. (2009). Buku Saku
Patofisiologi. Jakarta : ECG
Dinas Kesehatan Sulawesi Utara. (2013).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi
Utara 2013. Manado:
http://www.depkes.go.id/downloads/pro
fil/prov_sulut_2008.pdf (Diakses pada :
18 November 2015)
Ilyas, E. I. (2011). Olahraga bagi Diabetesi.
Jakarta: FK UI
Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan
Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha
Medika
Paramita, G. M. (2014). Hubungan Aktivitas
Fisik Dengan Kadar Gula Darah Pada
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
Rumah Sakit Umum Daerah
Karanganyar. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Price & Wilson. (2006). Patofisiologi
Clinical Concepts Of Desiase Proccess
Edisi 6. Vol. 2. Ahli Bahasa Brahm U.
Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
RISKESDAS. (2013). Laporan Nasional
Riskesda 2013. Jakarta: Badan
Penelitian Dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan
Saliadeho, A. (2016). Pengaruh Senam
Diabetes Terhadap Kadar Gula Darah
Penderita Diabetes Tipe 2 Di Sanggar
Senam Persadia Kabupaten Gorontalo.
Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran UNSRAT
Smeltzer, S. C. (2011). Keperawatan
Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Ed. 12. Jakarta: Buku Kedokteran ECG
Soegondo, S. (2009). Penatalaksanaan
Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta:
FKUI
Worang, V. (2013). Hubungan Pengendalian
Diabetes Mellitus Dengan Kadar
Glukosa Darah Pada Pasien Diabetes
Mellitus Di RSUD Manembo Nembo

You might also like