Professional Documents
Culture Documents
1. Flora hidung :
- Cotynebacterium
- Staphylococcus ( S.epidermis, S.aureus)
- Streptococcus
2. Flora selaput mukosa mulut dan pharynx + trachea
- Streptococcus viridana (paling utama)
- Staphylococcus (aerob dan anaerob)
- Diplococcus Gram Negatif (Neisiria sp. Branhamella sp.)
- Difteroid
- Lactobacil (kadang-kadang)
- Spirpchaeta anaerob
- Bacteroides (B. melaninogemicus)
- Fusobacterium sp.
- Capnocytophaga
- Vibrio anaerob
- Actinomyces sp. (tonsil/gingival dewasa)
- Ragi (Candida sp.)
3. Mikroorganisme utama khususnya pharynx
- Streptococcus nonhaemolytic & alpha haemolytic
- Neisseria
- Juga sering ditemukan : Staphylococcus
Diphteroid
Haemophilus
Pneumococcus
Mycoplasma
Prevotella
4. Saluran napas (hidung-alveoli)
- Rangkaian kesatuan bila mengenai penyebab infeksi, walau ada
pembedaan saluran napas bagian atas dan bawah
- Bronchus normal : bakteri sedikit
- Bronchioli + Alveoli : steril (normal)
2) Otitis Media
= terutama anak kecil ; kejadian paling sering pada usia 1-2 tahun serangan
infeksi akut pada usia sesudah 12 tahun.
Etiologi = paling sering, terutama pada bayi (<1 tahun) adalah streptokokus
pneumonia
= lain bacteria penyebab otitits media supurative meliputi :
1. Basil koliform (pada neonates, umur beberapa bulan)
2. Haemophilus influenza (jarang tipe B, biasanya tidak "typeable)
3. Stafilokokus epidermidis (kadang-kadang)
4. Streptokokus grup A (kadang-kadang)
5. Bakteri anerob terutama : otitis media kronik
= virus
= Mycoplasma pneumonia
4) Gingivostomatitis
Sering terjadi pada anak-anak
Mukosa bukal (mulut) warna merah ("fiery red") dan exudat/membrane
warna abu-abu. Infeksi mengenai mukosa bukal dan gusi lidah
Etiologi utama :
1. Virus herpes hominis tipe 1 (kadang-kadang tipe 2) ulkus kecil 1-3
mm dengan dasar lebih besar warna merah, pada bagian anterior
orofarings, yaitu gusi, bibir dan mukosa bukal anterior atau bagian
anterior lidah
2. Virus coxackie ulkus + sekitarnya rdang yang kurang, khusus pada
bagian posterior orofarings, yaitu palatum molle dan uvula, tonsil dan
farings posterior.
PEMERIKSAAN LAB
1. Mikroskopik sediaan usap tenggorokan
- Cepat identifikasi penyakit fusospirokheta
- Menemukan difteri (perlu konfirmasi)
- C.a bicans (konfirmasi biakan)
2. Imunofluoresensi
3. Biakan segera tanam
- Usap tenggorokan pada
a. Agar darah : O2, AnO2, CO2
b. Sabouraud
c. Tellurit O2
d. Bordel Gengou agar (+penicillin)
- Pernasal swabs
Nada Bordet-Gengou agar (+penicillin)
- Sputum untuk infeksi saluran napas bagian bawah
DIAGNOSIS LABORATORIUM