Jantung adalah organ berongga,berotot, yang terletak di tengah thoraks, dan ia
menempati rongga antara paru dan diafragma. Beratnya sekitar 300 g (10,6 oz), meskipun berat dan ukurannya di pengaruhi oleh usia, jenis kelamin,berat badan, beratnya latihan dan kebiasaan fisik dan penyakit jantung. Daerah di pertengahan dada di antara kedua paru disebut sebagai mediastinum. Sebagian besar rongga mediastinum ditempati oleh jantung, yang terbungkus dalam kantung fibrosa tipis yang disebut perikardium. Perikardium melindungi permukaan jantung agar dapat berfungsi dengan baik. Ruangan antara permukaan jantung dan lapisan dalam perikardium berisi sejumlah kecil cairan, yang melumasi permukaan dan mengurangi gesekan selama kontraksi otot jantung. Kamar jantung, sisi kanan dan kiri jantung, masing-masing tersusun atas dua kamar, atrium(jamak=atria) dan ventrikel. Dinding yang memisahkan kamar kanan dan kiri disebut septum. Ventrikel adalah kamar yang menyerburkan darah yang datang dari vena dan bertindak sebagai tempat penimbunan sementara sebelum darah kemudian dikosongkan ke ventrikel. Perbedaan ketebalan dinding atrium dan ventrikel berhubungan dengan beban kerja yang diperlukan oleh tiap kamar. Dinding atrium lebih tipis daripada dinding ventrikel karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium untuk menahan darah dan kemudian menyalurkannya ke ventrikel. Karena ventrikel kiri mempunyai beban kerja yang lebih berat diantara dua kamar bawah, maka tebalnya sekitar 2- 1/2 lebih tebal dibandingkan dinding ventrikel kanan. Ventrikel kiri menyemburkan darah melawan tahanan sistemis yang tinggi, sementara ventrikel kanan melawan tekanan rendah pembuluh pembuluh darah paru. Karena posisi jantung agak memutar dalam rongga dada, maka ventrikel kanan terletak lebih ke anterior (tepat di bawah sternum) dan ventrikel kiri terletak lebih ke posterior. Ventrikel kiri bertanggung jawab atas terjadinya denyut apeks atau titik pukulan maksimum (PMI), yang normalnya teraba di garis midklavikularis dinding dada pada rongga interkostal ke-5 (Brunner and Suddarth,2001). Katup Jantung Sewaktu kontraksi atrium, darah dari atrium di pompakan ke dalam ventrikel dan sewaktu kontraksi ventrikel, darah dipompakan drai ventrikel ke dalam sistem arteri, yaitu melalui aorta dan trunkus pulmonalis. Untuk mencegah darah kembali ke atrium atau ventrikel sewaktu kontraksi, jantung di lengkapi dengan katup (valvula) yang terdiri atas jaringan penyambung padat dan dilapisi endokardium. Pembukaan dan penutupan katup- katup jantung terjadi kaibat perbedaan tekanan di dalam ruang- ruang jantung sewaktu kontraksi dan relaksasi atrium dan ventrikel. Ada dua kelompok katup jantung, yaitu katup atrioventrikular yang terletak di antara atrium adan ventrikel, dan katup seminular (dari bahasa latin seminular, semi = setengah; lunar = bulan ) yang terletak di antara ventrikel dan pembuluh darah aorta atau trunkus pulmonalis (Herman, Rahmatina Bustami, 2010) katup jantung memungkinkan darah mengalir hanya ke satu arah dalam jantung. Katup, yang tersusun atas bilah-bllah jaringan fibrosa, membuka dan menutup secara pasif sebagai respons terhadap perubahan tekanan dan alran darah. Ada dua jenis katup : atrioventrikularis dan seminularis. (Brunner & Suddart, 2001) Katup Atrioventrikularis, katup yang memisahkan atrium dan ventrikel disebut sebagai katup atrioventrikularis. Katup trikuspidalis, dianamakan demikian karena tersusun atas tiga kuspis atau daun, memisahkan atrium kanan dan ventrikel kanan. Katup mitral atau bikuspidalis (dua kuspis) terletak diantara atrium dan ventrikel kiri. (Brunner & Suddart, 2001) Normalnya, ketika ventrikel berkontraksi, tekanan ventrikel akan mendorong daun- daun katup atrioventrikularis ke atas ke rongga atrium. Jika terdapat tekanan cukup kuat untuk mendesak katup, darah akan disemburkan ke belakang dari ventrikel ke atrium. Otot papilaris dan korda tendinea bertanggung jawab menjaga aliran darah tetap menuju ke satu arah melalui katup atrioventrikularis. Otot papilaris dalah bundel otot yang terletak di sisi dinding ventrikel. Korda tendinea adalah pita fibrosa yang memanjang dari otot papilaris ke tepi bilah katup, berfungsi menarik tepi bebas katup ke dinding katup. Kontraksi otot papilaris mengakibatkan korda tendinea menjadi tegang. Hal ini menjaga daun katup menutup selama sistolik, mencegah aliran balik darah. Otot papilaris dan korda tendinea hanya terdapat pada katup mitral dan trikuspidalis dan tidak terdapat di katup seminularis. (Brunner & Suddart, 2001) Katup similunaris. Katup silimunaris terletak antara tiap ventrikel dan arteri yang bersangkutan . katup antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis disebut katup pulmonalis: katup antara ventrikel kiri dan aorta dinamakan katup aorta. Katup semilunaris normalnya tersusun atas tiga kuspi, yang berfungsi dengan baik tanpa otot papilaris dan korda tendinea. Tidak terdapat katup antara vena-vena besar dengan atrium. (Brunner & Suddart, 2001)
2.1.2 Fisiologi Jantung
2.1.2.1 Peranan katup pada suatu siklus jantung Peranan Katup Atrioventrikular, Katup A-V, yaitu katup trikuspidalis dan katup mitral, berfungsi mencegah aliran balik darah dari ventrikel kembali masuk ke atrium sewaktu ventrikel berkontraksi (masa sistolik). Sedangkan, katup semilunar, yaitu katup aorta dan pulmonal, berfungsi mencegah aliran balik darah dari aorta dan pulmonalis kembali ke ventrikel sewaktu relaksasi ventrikel (masa diastolik). Semua katup ini menutup dan membuka secara pasif. Artinya, katup menutup bila tekanan ke arah belakang (backward pressure gradient) mendorong aliran darah untuk berbalik dan mendorong katup hingga menutup. Sebaliknya, katup membuka bila tekanan ke arah depan (forward pressure gradient) mendorong darah ke depan untuk mendesak katup hingga membuka. Secara anatomis, katup A-V sangat tipis seperti selaput (filmy) sehingga hampir tidak memerlukan dorongan dari aliran balik darah untuk menutupnya. Namun, katup semilunal yang lebih tebal dan lebih berat memerlukan dorongan aliran balik darah yang agak kuat selama beberapa milidetik untuk mendorongnya agar dapat menutup. Fungsi Muskulus Papilaris Gambar 2-2 (Bab 2) memperlihatkan muskulus papilaris yang diikat ke ujung daun katup A-V oleh korda tendinea. Muskulus papilaris ini ikut berkontraksi bersama ventrikel. Fungsi otot ini bukanlah membantu katup A-V untuk menutup, melainkan menarik ujung daun katup ke arah ventrikel untuk mencegah daun katup tersebut menonjol dan membalik ke arah atrium sewaktu ventrikel berkontraksi. Bila korda tendinea rusak atau salah satu muskulus papilaris mengalami kelumpuhan (papilaris), katup A-V akan menonjol dan membalik ke arah atrium, bahkan kadang- kadang sangat jauh. Akibatnya, terjadi kebocoran sehingga jumlah darah yang dipompakan ka dalam aorta atau arteri pulmonalis menjadi sangat berkurang (sebagian masuk kedalam atrium). Kebocoran yang cukup besar dapat menyebabkan kematian akibat inkapasitas jantung (lethal cadiac incapacity). Kematian terjadi akibat jaringan tidak mendapatkan cukup darah, terutama bila yang terkena dampaknya adalah organ yang vital untuk mempertahankan kehidupan ( Rahmatina, Bustami Herman, 2010 ). Peranan Katup Semilunal Fungsi katup aorta dan katup pulmonal berbeda dengan katup A-V. Pertama, tekanan yang tinggi di dalam aorta dan arteri pulmonalis pada akhir sistolik menyebabkan katup semilunais terbanting (snap) ke posisi menutup; bandingkan dengan katup A-V yang menutup secara jauh lebih lembut. Kedua, lubang pembukaan katup semilunalis lebih kecil dibandingkan katup A-V (Gambar 2-2). Hal ini menyebakan kecepatan darah yang mengalir melalui katup semilunalis sewaktu periode ejeksi jauh lebih cepat dibandingkan dengan yang mengalir melalui katup A-V. Ketiga, karena menutup dengan kuat dan juga dilewati darah dalam kecepatan tinggi, tepi katup semilunalis lebih mudah mengalami abrasi mekanis dibandingkan katup A-V. Keempat, katup A-V ditunjang oleh korda tendinea, sedangkan katup semilunalis tidak. Dampaknya, katup A-V lebih tahan terhadap stres fisik ( Rahmatina, Bustami Herman, 2010 ). 2.1.2.1 Kurva tekanan aorta Sewaktu ventrikel kiri berkontraksi, tekanan ventrikel tersebut meningkat cepat sampai katup aorta membuka. Kemudian, peningkatan tekanan ventrikel ini menjadi lebih lambat karna darah mengalir dengan segera dari ventrikel ke dalam aorta. Dengan masuknya darah ke dalam arota, dinding aorta teregang dan tekanannya meningkat. Kemudian, di akhir sistolik, setelah ventrikel kiri berhenti memompa darah ke dalam aorta dan katup aorta menutup, sifat elastic dinding aorta masih tetap mempertahankan tekanan yang tinggi ini. Tekanan ini perlahan akan menurun pada saat katup aorta menutup. Namun, kemudian tekanan ini kembali mengalami sedikit peningkatan sehingga muncul lekukan pada kurva tekanan aorta yang disebut insisura (lekukan). Terjadinya insisura ini dapat diterangkan sebagai berikut: sesaat setelah katup aorta menutup, darah yang sudah dipompakan ke aorta (yang seharusnya mengalir ke perifer) bebalik arah ke jantung, searah dengan penutupan daun katup tersebut. Akibatnya, terjadi sedikit peningkatan tekanan di dalam aorta segera setelah katup aorta menutup. Namun, aliran balik ini segera berhenti karena darah di dalam aorta kembali dapat mengalir menuju ke perifer sehingga tekanan di dalam aorta kembali berkurang. Setelah katup aorta menutup, tekanan di dalam aorta berkurang secara perlahan-lahan selama masa diastolik karena darah yang berada di dalam aorta terus mengalir ke pembuluh darah yang terletak lebih ke perifer, kemudian ke pembukuh vena. Sebelum kontraksi ventrikel berikutnya, tekanan aorta biasaynya sudah menurun sampai kira-kira 80mmHg yang disebut tekanan diastolic, sedangkan tekanan aorta sewaktu kontraksi ventrikel meningkat sampai kira-kira 120mmHg yang disebut tekanan sistolik. Perubahan tekanan yang terjadi di dalam arteri pulmonalis pada suatu siklus jantung mirip dengan apa yang terjadi di dalam aorta, tetapu besar tekanannya hanya kira-kira seperenam tekanan yang terjadi di dalam aorta ( Rahmatina, Bustami Herman, 2010 ).