You are on page 1of 42

makalah kayu terbaru

POSTED BY HAMBALI ANTEK ON 6:18 PM | NO COMMENTS


MAKALAH
MENGENAL JENIS KAYU DAN UKURANNYA

OLEH
NAMA : RAHMIN S.RAHMAN
NPM : 201401008
SEMESTER : II (DUA)

PRODI TEKNIK SIPIL


STITEK BINA TARUNA GORONTALO
YAYASAN BINA TARUNA GORONTALO
T.A.2014/2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena berkat dan rahmatNya
penulis dapat menyelesaikan Mengenal jenis kayu dan ukurannya yang baik dalam membuat
kontruksi bangunan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Devie Indriany Moha,ST,M.SP.selaku dosen
pengampu mata kuliah teknologi bahan kontruksi yang telah memberikan arahan dan
masukan dalam pembuatan makalah ini.Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman seperjuangan yang telah memberikan masukan dalam penyelesain
makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangunguna kesempurnaan
makalah ini.Akhir kata,semoga makalah ini berguna bagi para pembaca.Terima kasih.

Gorontalo, Maret 2015

(Rahmin S.Rahman)

DAFTAR ISI

SAMPUL.....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................................
BAB I.
PENDAHULUAN........................................................................................................
Latar belakang penulisan
Tujuan penulisan

BAB II.
PEMBAHASAN...........................................................................................................
2.1 Pengertian
2.2 Bagian bagian kayu
2.3 Sifat sifat kayu
2.4 Jenis jenis kayu dan pemanfaatan
2.5 Ukuran kayu

BAB III.PENUTUP....................................................................................................................
Kesimpulan
Saran

BAB I
PENDAHULUAN

Latar belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan
untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu, kayu tidak dapat
digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai pengguna dari kayu yang
setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu tersebut
sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan penggunaan tertentu harus betul-
betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Dewasa ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih mudah
didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih ada beberapa
peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini mengangkat tentang kayu
sebagai bahan referensi untuk pertimbangan mengggunakan kayu dengan jenis dan ukuran
seperti apa.

Tujuan Penulisan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan pembaca
mengenai kayu, jenis dan ukurannya. Yan akan berguna saat kita diprhadapkan tentang
konstruksi kayu.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena
mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari tumbuh-
tumbuhan (pohon-pohonan/trees) dan termasuk vegetasi alam.
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot
(meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi.
Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

2.2. Bagian bagian kayu


Kulit luar, lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai pelindung
bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan lunak,
berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
Cambium, lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu baru,
sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-bagian
pohon yang lain.
Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan kosong
ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak
permulaan kayu itu tumbuh.
Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan yang
tidak teratur.

2.3. Sifat sifat kayu


Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas melalui
panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan sebagainya tanpa
menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara lain
adalah :
Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai
berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28
(kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar
seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif
didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut
terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu
teras lebih awet dari kayu gubal.
Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang
berbeda-beda.
Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan
kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati,
sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
Arah serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat dapat
dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal
(serat miring).
Kesan raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus,
licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur
kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
Bau dan rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis
kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering
digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat
penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
Nilai dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan
riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu
mempunyai nilai dekoratif.
Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).
Sifat kayu terhadap suara
Sifat kayu terhadap suara terdiri dari dua macam yaitu yang pertama Sifat akustik, yaitu
kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.yang kedua
adalah Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas
nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan
pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
Daya hantar panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-
barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
Daya hantar listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya hantar
listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan
sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu
basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

2.4. Jenis jenis kayu dan pemanfaatan


Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat kayu
yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang
mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan sebagai
berikut
Bangunan (kontruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas, keruing, lara,
rasamala.
Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru,
sonokembang.
Perkakas( meubel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan, mudah
dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang, ramin.
Lantai
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
Bantalan kereta api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas, ulin.
Alat olahraga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus, serat lurus
dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu: agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling, teraling.
Alat musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
Alat gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
Tong kayu
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
Tiang listrik dan telpon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
Patung dan ukiran kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan berwarna
gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah dipaku.
Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.

2.5. Ukuran kayu


Reng Kayu untuk dudukan genteng :
Reng 23, 1m3= 416 batang
Reng 34, 1m3= 208 batang
Kaso untuk plafon, bekisting ngecor dan kegunaan lain :
Kaso 46, 1m3=104 batang
Kaso 57, 1m3= 71 batang
Balok untuk kuda-kuda atap, kusen dan kegunaan lain :
Balok 510, 1m3=50 batang
Balok 612, 1m3=34 batang
Balok 815, 1m3=20 batang
Papan, untuk lisplang, bekisting ngecor, furniture dan kegunaan lain :
Papan 210
Papan 220
Papan 320
Papan 330

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat penting
dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi jual-
beli atau perdagangan kayu.
Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah dipelajari
sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh melalui proses latihan
yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.
Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan kemampuan dan
ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.

3.2. Saran
Kita perlu memperhatikan sifat sifat,jenis, ukurannya dan juga harganya, untuk
menggunnakan kayu sebagai bahan kontruksi kita,sehingga dalam penggunaannya akan
maksimal.

http://antekofbintaro.blogspot.co.id/2015/05/makalah-mengenal-jenis-kayu-dan.html
[23 feb 2017 12:37]
http://www.ilmusipil.com/sifat-fisik-dan-mekanik-kayu-bahan-bangunan
[23 feb 2017 12:42]

LIHAT WEB
konstruksi kayu

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT tuhan yang maha esa, yang selalu
memberikan kesehatan dan kesempatan untuk kita terus berusaha dan berkarya,
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik merupakan salah satu anugrah-Nya .
Makalah ini saya kutip dari kumpulan beberapa buku-buku yang memang
membahas mengenai Teknologi Bahan Kayu dan dari beberapa situs internet.

Tak lupa pula ucapan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta, saudara, dosen
pembimbing dan seluruh pihak yang telah mendukung serta memberi semangat
sehingga makala ini dapat terselesaikan dengan baik. Tentunya dengan harapan
makalah ini dapat menyumbangkan setitik harapan bagi kemajuan ilmu pengetahuan
dimasa yang akan datang.

Sebagai penulis saya juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
tetapi pada dasarnya saya selalu berusaha untuk melengkapi kekurangan-
kekurangan yang ada pada makala ini hingga mendekati kesempurnaan. Untuk itu
kritik dan saran sangat saya harapkan demi kemajuan kita bersama

Akhir kata saya mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.

Palu,28 Juli 2011


PENULIS

INDRA
1.1 PENGERTIAN KAYU
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang
mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan).
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat
perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas,
dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah
tangga dan sebagainya.Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi
selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batang.
Ilmu perkayuan (dendrologi) mempelajari berbagai aspek mengenai klasifikasi
kayu serta sifat kimia, fisika, dan mekanika kayu dalam berbagai kondisi
penanganan.
Kayu sebagian besar terdiri dari sel-sel pembuluh yang sumbu panjangnya
sejajar dengan sumbu panjang batang. Sel-sel ini tersusun atas selulosadan diikat
menjadi satu oleh bahan penyemen yang disebut lignin. Arah sumbu panjang ini
diacu sebagai arah serat kayu dan penting untuk dikenal, karena sifat kayu yang
sejajar serat sangat berbeda dengan yang tegak lurus terhadap serat.

1.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BAHAN KAYU


1.2.1 Kelebihan Kayu
a) Banyak didapat di Indonesia dan bisa didaur ulang lagi ketersediaannya dengan
menanam kembali (Reboisasi).
b) Mudah dikerjakan dan mudah dibentuk sesuai kebutuhan dan kegunaannya serta
harga yang relatif murah.
c) Kekuatan kayu cukup tinggi dan ringan.
d) Daya tahan terhadap listrik dan bahan kimia (kecuali bahan imia yang keras) cukup
tinggi/baik.
e) Pada jenis kayu tertentu mempunyai tekstur yang indah, sehingga mempnyai nilai
dekoratif yang indah/baik.
f) Kedap suara.
1.2.2 kekurangan Kayu
a) Sifatnya kurang homogen
b) Mudah dipengaruhi oleh iklim/cuaca.
c) Lendutan dapat terjadi pada keadaan kelembaban tinggi.
d) Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut.
e) Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah
f) Agak mudah terbakar.
2..1 PENAMPANG KAYU
Penampang pohon yang dipotong melintang dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kulit Luar (outer bark )
Bagian ini kering dan bersifat sebagai pelindung.
b. Kulit Dalam ( bast )
Bagian ini lunak dan basah, untuk mengangkut bahan makanan dari daun ke
bagiandari tumbuhan.
c. Kambium
Berada di dalam kulit dalam. Bagian ini yang membuat sel-sel kulit dan sel-
sel kayu.
d. Kayu Gobal ( sapwood )
Biasanya berwarna keputih-putihan. Bagian ini mengangkut air dan zat makanan
dari tanah ke daun.
e. Kayu Teras ( heartwood )
Bagian ini warnanya lebih gelap dari kayu gubal. Kayu teras sebelumnya adalah
kayu gubal. Perubahannya menjadi kayuteras terjadi secara perlahan-lahan.
Dibandingkan kayu gubal, kayu teras umunya lebih tahan terhadap serangan
serangga, bubuk kayu, jamur, dan sebagainya. Dibading kayu gubal, kayu terasinilah
yang diambil dan dimanfaatkan sebagai kayu untuk keperluan bangunan, mebelair,
dan lain sebagainya.
f. Hati ( pith )
Bagian lingkaran kecil yang berada paling tengah dari batang kayu.
g. Jari-jari Teras ( rays )
Bagian ini yang menghubungkan berbagaian-bagian dari pohon untuk menyimpan
dan peralihan bahan makanan

2.2 KEPADATAN KAYU


Kepadatan kayu terkait erat dengan berat jenis kayu dan kekuatan kayu.
Semakin ringan kayu semakinkurang kepadatannya, semakin kurang pula
kekuatannya. Begitu juga sebaliknya.
a. Berat Jenis
Adalah perbandingan berat dan volume kayu dalam keadaan kering udara
dengan kadar air sekitar 15%.
b. Kekuatan Kayu
Pada umumnya dapat dikatakan, kayu yang berat sekali, juga disebut kuat
sekali. Kekuatan, kekerasan dan sifat teknis lain pada kayu berbanding lurus dengan
berat jenisnya. Walaupun demikian ada factor lain yang mempengaruhi kekuatan
kayu, yaitu susunan dari kayu tersebut.
2.3 KLASSIFIKASI KAYU SEBAGAI BAHAN BANGUNAN
a) Kelas Kekuatan Tabel 1.1.
b) Kelas Keawetan Tabel 1.2.
c) Kelas Pemakaian Tabel 1.3.
d) Mutu Kayu Tabel 1.4.

Tabel 2.1. Penggolongan


Kayu berdasarkan Kelas Kekuatan
Kokoh le
Berat ntur
Kelas K Kokoh tekan mutlak (kg/
Jenis Keri mutlak (k
uat cm2)
ng Udara g/cm2)
I 0,90 1100 650
II 0,90 - 0,60 1100 - 725 650 - 425
III 0,60 - 0,40 725 - 500 425 - 300
IV 0,40 - 0,30 500 - 360 300 - 215
V 0,30 360 215

Tabel 1.2. Penggolongan


Kayu berdasarkan Kelas Keawetan

KELAS KEAWETAN
Uraian / Nomor
I II III IV V
8 5 3 Sangat Sangat
A
tahun tahun tahun pendek pendek
20 15 10 Beberapa Sangat
B
tahun tahun tahun tahun pendek
Tak Tak Sangat Beberapa
C Pendek
KONDISI KONSTRUK terbatas terbatas lama tahun
SI Maksimu
Tak Tak Tak Minimum
D m
terbatas terbatas terbatas 20 tahun
20 tahun
Agak Sangat Sangat
E tidak Jarang
Cepat cepat Cepat
Hampir Tak Sangat
F tidak tidak
tidak seberapa Cepat

*)
Kondisi Konstruksi:

a. Selalu berhubungan dengan tanah lembab.


b. Hanya terbuka terhadap angin dan iklim, tetapi air tidak masuk di dalamnya.
c. Di bawah atap, tidak berhubungan dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap
kelengasan.
d. Seperti c. tetapi dipelihara dengan baik, seperti: dicat.
e. Serangan rayap.
f. Serangan oleh kumbang, bubuk kayu.
Tabel 1.3. Penggolongan Kayu berdasarkan Kelas Pemakaian

Ditetapkan dari
Kelas Pemakaian Keterangan
Kelas
Kelas Keawetan
Kekuatan
I I I Konstruksi berat, selalu terkena penga-
ruh-pengaruh buruk, seperti: terus me-
I II
II nerus berada dalam tanah, atau ter-kena
II II panas matahari, hujan dan angin.
Konstruksi berat yang terlindung
III III III berada di bawah atap dan tidak
berhubungan dengan tanah basah.
Konstruksi ringan yang terlindung
IV IV IV
berada di bawah atap.
Konstruksi yang
V V V
bersifat tidak permanen.

Tabel 1.4. Penggolongan Kayu berdasarkan Mutu

Uraian Mutu A Mutu B

a. Kadar lengas Harus kering udara Kadar lengas 30%

Besarnya mata kayu 1/6 lebar Besarnya mata kayu 1/4 lebar
b. Mata kayu
balok atau 3,5 cm balok atau 5 cm

c. Kandungan Kandungan wanvlak (kayu Kandungan wanvlak (kayu


wanvlak gubal), 1/10 tinggi balok. gubal), 1/10 tinggi balok.

d. Kemiringan arah Kemiringan arah Kemiringan arah


serat serat, tg 1/10 serat, tg 1/7

Retak-retak arah radial 1/4 tebal Retak-retak arah radial 1/3 tebal
e. Retak-retak kayu dan terhdp ling-karan kayu dan terhdp ling-karan
tumbuh 1/5 tebal kayu tumbuh 1/4 tebal kayu
2.4 MODULUS ELASTISITAS DAN TEGANGAN
IZIN KAYU

Tabel 1.5. Modulus Elastisitas (PKKI1961)

MODULUS ELASTISITAS KELAS KUAT


(kg/cm2) I II III IV JATI
Modulus Elastisitas,
E 125.000 100.000 80.000 60.000 100.000
sejajar serat,

Tabel 1.6. Tegangan Ijin Kayu (PKKI1961)


Kayu Mutu A

TEGANGAN KELAS KUAT


(kg/cm2) I II III IV Jati
Tegangan Lentur Ijin lt 150 100 75 50 130
Tegangan Tekan Ijin,
tky 130 85 60 45 110
sejajar serat
Tegangan Tarik Ijin,
try 130 85 60 45 110
sejajar serat
Tegangan Tekan Ijin,
tkz 40 25 15 10 30
tegak lurus serat
Tegangan Geser Ijin,
y 20 12 8 5 15
sejajar serat

Faktor Reduksi :
Tegangan-tegangan ijin pada tabel 1.6. di atas, berlaku untuk kayu mutu
A, konstruksi terlindung & menerima pembebanan tetap.
Kayu mutu B berlaku faktor reduksi 0,75.
Konstruksi yang selalu terendam dalam air atau konstruksi tidak
terlindung dan kadar lengas selalu tinggi, berlaku faktor 2/3.
Untuk konstruksi yang tidak terlindung tetapi kayu dapat mengering dengan cepat,
berlaku faktor 5/6.
Untuk konstruksi yang memikul beban tetap dan beban tidak tetap atau beban
angin, berlaku faktor 5/4.
2.4 SIFAT-SIFAT KAYU
Menurut sifatnya kayu dibagi menjadi empat :
a. Kelas Kayu Istimewa
b. Kelas Kayu Awet
c. Kelas Kayu Cukup Awet
d. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet

a. Kelas Kayu Istimewa :


Yang termasuk kayu jenis kelas awet antara lain :
1. Kayu Balsa
2. Kayu Jati
3. Kayu Ebony
4. kayu Cendana
5. Kayu Salimuli, dsb.

b. Kelas Kayu Awet :


Yang termasuk jenis kayu kelas awet antara lain :
1. Kayu Rengas
2. Kayu Cempaka
3. Kayu Gofasa
4. Kayu Sono Kembang
5. Kayu Ulin
6. Kayu Bungur, dsb

c. Kelas Kayu Cukup Awet


Yang termasuk jenis kayu kelas cukup awet antara lain :
1. Kayu Mahoni
2. Kayu Sindur
3. Kayu Sungkai
4. Kayu Meranti Merah, dsb

d. Kelas Kayu Agak Awet dan Tidak Awet :


Yang termasuk jenis kayu kelas agak awet dan tidak awet antara lain :
1. Kayu Jelutung
2. Kayu Medang
3. Kayu Surian
4. Kayu Durian, dsb
3.1 KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kayu yang ada saat ini
sangat banyak jenis dan cara pengklsifikasiannya, mulai dari jenis daun, kelas kuat
eslastisitas dan kualitas kayu diindonesia pun terdapat beberapa peraturan yang
mengatur tentang konstruksi kayu di antaranya adalah PKKI dan SNI
3.2 SARAN
Dalam perkuliahan akan mungkin lebih baik jika diperlihatkan contoh kayu tiap-tiap
kelas agar mahasiswa dapat mengenali kondisi fisik dari kayu yang dimaksud dari
tiap kelasnya

Diktat kuliah Teknologi Bahan Konstruksi : Ir Nicodemus Rupang M,Si


www.wikipedia.com
www.dephut.go.id
Artbloggue.blogspot.com
PKKI1961
KATA
PENGANTAR ....................................................................................................
DAFTAR
ISI .....................................................................................................
BAB 1.
PENDAHULUAN .........................................................................................................
.
1.1 Pengertian
Kayu ........................................................................................................
1.2 Kelebihan Dan Kekurangan Bahan
Kayu .................................................................
1.2.1 Kelebihan kayu ..............................................................................................
1.2.2 Kekurangan kayu ..............................................................................................
BAB 2.
PEMBAHASAN ...............................................................,,,,.....................................
.
2.1 Penampang
Kayu ......................................................................................................
2.2 Kepadatan
Kayu ......................................................................................................
2.3 Klasifikasi Kayu Sebagai Bahan
Bangunan ..............................................................
2.4 Sifat-Sifat
Kayu .........................................................................................................
BAB 3.
PENUTUP ......................................................................................................
3.1
Kesimpulan ..........................................................................................................
3.2
Saran ......................................................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA ...........................................................................................................

http://indraadnan92.blogspot.co.id/2011/08/konstruksi-kayu.html
[23 feb 2017 12:47]
https://tekniksipiluhuy.wordpress.com/author/tekniksipiluhuy/
[23 feb 2017 12:49]

LIHAT WEB
Selamat Datang di Zona Atmadilaga
"Setetes Tinta Mampu Melahirkan Sejuta Inspirasi"

Mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering


Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi
RABU, NOVEMBER 02, 2011 ADI ATMADILAGA 20 COMMENTS
Kayu merupakan salah satu material bahan bangunan yang sering digunakan dalam konstruksi.
Setiap kayu memiliki sifat dan ciri tersendiri baik dalam segi keindahan serat, kadar air, keawetan,
berat jenis, kerapatan, dan kekuatan. Maka dalam memilih kayu yang akan dipergunakan ada
baiknya kita mengenal Jenis dan Ciri Kayu Yang Sering Digunakan Sebagai Bahan Konstruksi. Selain
agar kita dapat mengetahui kayu yang cocok dengan kriteria dan spesifikasi yang kita inginkan,
tentunya juga agar kita tidak tertipu dengan jenis-jenis kayu lainnya. Berikut beberapa macam kayu
yang sering digunakan sebagai bahan konstruksi.

KAYU JATI

Kayu jati sering dianggap sebagai kayu


dengan serat dan tekstur paling indah. Karakteristiknya yang stabil, kuat dan tahan lama membuat
kayu ini menjadi pilihan utama sebagai material bahan bangunan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet
I, II dan Kelas Kuat I, II. Kayu jati juga terbukti tahan terhadap jamur, rayap dan serangga lainnya
karena kandungan minyak di dalam kayu itu sendiri. Tidak ada kayu lain yang memberikan kualitas
dan penampilan sebanding dengan kayu jati.

Pohon Jati bukanlah jenis pohon yang berada di hutan hujan tropis yang ditandai dengan curah hujan
tinggi sepanjang tahun. Sebaliknya, hutan jati tumbuh dengan baik di daerah kering dan berkapur di
Indonesia, terutama di pulau Jawa. Jawa adalah daerah penghasil pohon Jati berkualitas terbaik yang
sudah mulai ditanam oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1800 an, dan sekarang berada di bawah
pengelolaan PT Perum Perhutani. Semua kayu jati kami disupply langsung dari Perhutani dari TPK
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kami tidak memakai kayu jati selain dari 2 daerah tersebut.

Harga kayu jati banyak dipengaruhi dari asal, ukuran dan kriteria batasan kualitas kayu yang
ditoleransi, seperti: ada mata sehat, ada mata mati, ada doreng, ada putih. Penentuan kualitas kayu
jati yang diinginkan seharusnya mempertimbangkan type aplikasi finishing yang dipilih. Selain
melindungi kayu dari kondisi luar, finishing pada kayu tersebut diharapkan dapat memberikan nilai
estetika pada kayu tersebut dengan menonjolkan kelebihan dan kekurangan kualitas kayu tersebut.
KAYU MERBAU

Kayu Merbau termasuk salah satu jenis kayu


yang cukup keras dan stabil sebagai alternatif pembanding dengan kayu jati. Merbau juga terbukti
tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya
highlight kuning. Merbau memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon
hutan hujan tropis. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II dan Kelas Kuat I, II. Merbau juga terbukti
tahan terhadap serangga. Warna kayu merbau coklat kemerahan dan kadang disertai adanya
highlight kuning. Kayu merbau biasanya difinishing dengan melamin warna gelap / tua. Merbau
memiliki tekstur serat garis terputus putus. Pohon merbau termasuk pohon hutan hujan tropis. Pohon
Merbau tumbuh subur di Indonesia, terutama di pulau Irian / Papua. Kayu merbau kami berasal dari
Irian / Papua.

KAYU BANGKIRAI / YELLOW BALAU

Kayu Bangkirai termasuk jenis kayu yang


cukup awet dan kuat. Termasuk kayu dengan Kelas Awet I, II, III dan Kelas Kuat I, II. Sifat kerasnya
juga disertai tingkat kegetasan yang tinggi sehingga mudah muncul retak rambut dipermukaan. Selain
itu, pada kayu bangkirai sering dijumpai adanya pinhole. Umumnya retak rambut dan pin hole ini
dapat ditutupi dengan wood filler. Secara struktural, pin hole ini tidak mengurangi kekuatan kayu
bangkirai itu sendiri. Karena kuatnya, kayu ini sering digunakan untuk material konstruksi berat
seperti atap kayu. Kayu bangkirai termasuk jenis kayu yang tahan terhadap cuaca sehingga sering
menjadi pilihan bahan material untuk di luar bangunan / eksterior seperti lis plank, outdoor flooring /
decking, dll. Pohon Bangkirai banyak ditemukan di hutan hujan tropis di pulau Kalimantan. Kayu
berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut yellow balau. Perbedaan
antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan warna gubal lebih terang. Pada saat baru saja
dibelah/potong, bagian kayu teras kadang terlihat coklat kemerahan.

KAYU KAMPER
kayu kamper telah lama menjadi alternatif
bahan bangunan yang harganya lebih terjangkau. Meskipun tidak setahan lama kayu jati dan sekuat
bangkirai, kamper memiliki serat kayu yang halus dan indah sehingga sering menjadi pilihan bahan
membuat pintu panil dan jendela. Karena tidak segetas bangkirai, retak rambut jarang ditemui.
Karena tidak sekeras bangkirai, kecenderungan berubah bentuk juga besar, sehingga, tidak
disarankan untuk pintu dan jendela dengan desain terlalu lebar dan tinggi. Termasuk kayu dengan
Kelas Awet II, III dan Kelas Kuat II, I. Pohon kamper banyak ditemui di hutan hujan tropis di
kalimantan. Samarinda adalah daerah yang terkenal menghasilkan kamper dengan serat lebih halus
dibandingkan daerah lain di Kalimantan.

KAYU KELAPA

Kayu kelapa adalah salah satu sumber kayu


alternatif baru yang berasal dari perkebunan kelapa yang sudah tidak menghasilkan lagi (berumur 60
tahun keatas) sehingga harus ditebang untuk diganti dengan bibit pohon yang baru. Sebenarnya
pohon kelapa termasuk jenis palem. Semua bagian dari pohon kelapa adalah serat /fiber yaitu
berbentuk garis pendek-pendek. Anda tidak akan menemukan alur serat lurus dan serat mahkota
pada kayu kelapa karena semua bagiannya adalah fiber. Tidak juga ditemukan mata kayu karena
pohon kelapa tidak ada ranting/ cabang. Pohon kelapa tumbuh subur di sepanjang pantai Indonesia.
Namun, yang paling terkenal dengan warnanya yang coklat gelap adalah dari Sulawesi. Pohon
kelapa di jawa umumnya berwarna terang.

KAYU MERANTI MERAH


Kayu meranti merah termasuk jenis kayu
keras, warnanya merah muda tua hingga merah muda pucat, namun tidak sepucat meranti putih.
selain bertekstur tidak terlalu halus, kayu meranti juga tidak begitu tahan terhadap cuaca, sehingga
tidak dianjurkan untuk dipakai di luar ruangan. Termasuk kayu dengan Kelas Awet III, IV dan Kelas
Kuat II, IV. Pohon meranti banyak ditemui di hutan di pulau kalimantan

KAYU KARET

Botanical Name: Hevea brasiliensis

Family Name: Euphorbiaceae

Kayu Karet, dan oleh dunia internasional disebut Rubber wood pada awalnya hanya tumbuh di
daerah Amzon, Brazil. Kemudian pada akhir abad 18 mulai dilakukan penanaman di daerah India
namun tidak berhasil. Lalu dibawa hingga ke Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya
termasuk tanah Jawa.

Warna Kayu
Kayu karet berwarna putih kekuningan, sedikit krem ketika baru saja dibelah atau dipotong. Ketika
sudah mulai mengering akan berubah sedikit kecoklatan.
Tidak terdapat perbedaan warna yang menyolok pada kayu gubal dengan kayu teras. Bisa dikatakan
hampir tidak terdapat kayu teras pada rubberwood.

Densitas
Kayu karet tergolong kayu lunak - keras, tapi lumayan berat dengan densitas antara 435-625 kg/m3
dalam level kekeringan kayu 12%.
Kayu Karet termasuk kelas kuat II, dan kelas awet III, sehingga kayu karet dapat digunakan sebagai
substitusi alternatif kayu alam untuk bahan konstruksi
KAYU GELAM

Kayu gelam sering digunakan pada bagian perumahan, perahu,


Kayu bakar, pagar, atau tiang tiang sementara. Kayu gelam dengan diameter kecil umumnya dikenal
dan dipakai sebagai steger pada konstruksi beton, sedangkan yang berdiameter besar biasa dipakai
untuk cerucuk pada pekerjaan sungai dan jembatan. Kayu ini juga dapat dibuat arang atau arang aktif
untuk bahan penyerap.

KAYU ULIN

Kayu ini banyak digunakan untuk bahan bangunan rumah, kantor,


gedung, serta bangunan lainnya. Berdasarkan catatan, kayu ulin merupakan salah satu jenis kayu
hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di wilayah Sumatera Bagian Selatan dan Kalimantan.
Jenis ini dikenal dengan nama daerah ulin, bulian, bulian rambai, onglen, belian, tabulin dan telian.
Pohon ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan diameter
samapi 120 cm, tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400 m. Kayu Ulin berwarna gelap
dan tahan terhadap air laut.
Kayu ulin banyak digunakan sebagai konstruksi bangunan berupa tiang bangunan, sirap (atap kayu),
papan lantai,kosen, bahan untuk banguan jembatan, bantalan kereta api dan kegunaan lain yang
memerlukan sifat-sifat khusus awet dan kuat. Kayu ulin termasuk kayu kelas kuat I dan Kelas Awet I.

KAYU AKASIA

Kayu Akasia (acacia mangium),


mempunyai berat jenis rata-rata 0,75 berarti pori-pori dan seratnya cukup rapat sehingga daya serap
airnya kecil. Kelas awetnya II, yang berarti mampu bertahan sampai 20 tahun keatas, bila diolah
dengan baik. Kelas kuatnya II-I, yang berarti mampu menahan lentur diatas 1100 kg/cm2 dan
mengantisipasi kuat desak diatas 650 kg/cm2. Berdasarkan sifat kembang susut kayu yang kecil,
daya retaknya rendah, kekerasannya sedang dan bertekstur agak kasar serta berserat lurus berpadu,
maka kayu ini mempunyai sifat pengerjaan mudah, sehingga banyak diminati untuk digunakan
sebagai bahan konstruksi maupun bahan meibel-furnitur.
http://kampuzsipil.blogspot.co.id/2011/11/mengenal-jenis-dan-ciri-kayu-yang.html
[23 feb 2017 12:53]
Contoh Makalah Bahan Bangunan Jenis Kayu dan Ukuran
nya
MAKALAH BAHAN BANGUNAN
JENIS KAYU DAN UKURANNYA

OLEH :

Nama : Ivan Yosefwan Naibaho


Nim : (1205022118)
Kelas : SI-3F
Jurusan : Teknik Sipil

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


POLITKNIK NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Makalah Jenis Kayu dan Ukurannya.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Indra Fauzi selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan arahan dan masukan dalam pembuatan makalah
ini. Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Orangtua yang selalu
memberikan dukungan baik moral maupun materil dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat berguna bagi para pembaca. Terimakasih

Medan, Januari 2014

(Ivan Yosefwan Naibaho)


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu,
kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kita sebagai
pengguna dari kayu yang setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu
mengenal sifat-sifat kayu tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk
tujuan penggunaan tertentu harus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
Dewasa ini penggunaan kayu sudah beralih ke bahan kontruksi lain yang lebih
mudah didapatkan. Namun walaupun bahan kayu sudah semakin sulit didapat masih ada
beberapa peminat kayu sesuai keperluannya. Karena itulah makalah ini mengangkat
tentang kayu sebagai bahan referensi untuk pertimbangan mengggunakan kayu dengan
jenis dan ukuran seperti apa.

B. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan
pembaca mengenai kayu, jenis dan ukurannya. Yan akan berguna saat kita
diprhadapkan tentang konstruksi kayu.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras
karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu adalah bahan yang kita dapatkan dari
tumbuh-tumbuhan (pohon-pohonan/trees) dan termasuk vegetasi alam.
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat
perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan
banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan
sebagainya.

B. Bagian-Bagian Kayu
Bagian-Bagian Kayu
1. Kulit luar, lapisan yang berada paling luat dalam keadaan kering berfungsi sebagai
pelindung bagian-bagian yang lebih dalam pada kayu.
2. Kulit dalam, lapisan yang berada di sebelah dalam kulit luar yang bersifat basah dan
lunak, berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun ke bagian lain.
3. Cambium, lapisan yang berada di sebelah kulit, jaringan ini ke dalam membentuk kayu
baru, sedangkan ke luar membentuk sel-sel jangat (kulit).
4. Kayu gubal, berfungsi sebagai pengangkut air berikut zat bahan makanan ke bagian-
bagian pohon yang lain.
5. Kayu teras, berasal dari kayu gubal, biasanya bagian-bagian sel yang sudah tua dan
kosong ini terisi zat-zat lain yang berupa zat ekstrasi.
6. Galih/hati, bagian ini mempunyai umur paling tua, karena galih (hati) ini ada dari sejak
permulaan kayu itu tumbuh.
7. Garis teras, jari-jari retakan yang timbul akibat penyusutan pada waktu pengeringan
yang tidak teratur.

C. Sifat-Sifat kayu
Sifat fisik/kasar atau makroskopis adalah sifat yang dapat diketahui secara jelas
melalui panca indera, baik dengan penglihatan, pen-ciuman, perabaan dan sebagainya
tanpa menggunakan alat bantu. Sifat-sifat kayu yang termasuk dalam sifat kasar antara
lain adalah :
1. Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif
didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai
berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ
1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat
pula.
2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari
luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat
ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif
tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada
umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu
yang berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan
kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh:
jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon. Arah serat
dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan
serat diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar,
halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung
dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
7. Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa
jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut,
sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim),
bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
8. Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan
pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Pola gambar ini yang membuat
sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab udara
disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan
lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara
disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture
Content).
10. Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
a. Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan
elastisitas kayu.
b. Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara. Kualitas
nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan
pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
11. Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat
barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
12. Daya Hantar Listrik
13. Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik. Daya
hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu. Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi
bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum
(kayu basah), maka daya hantarnya boleh dikatakan sama dengan daya hantar air.

Sifat Mekanik kayu


1. Keteguhan Tarik
Keteguhan tarik adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
menarik kayu. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tarik yaitu :
a. Keteguhan tarik sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tarik tegak lurus arah serat.
Kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah keteguhan tarik sejajar arah serat. Kekuatan
tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.
2. Keteguhan tekan / Kompresi
Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban.
Terdapat 2 (dua) macam keteguhan tekan yaitu :
a. Keteguhan tekan sejajar arah serat dan
b. Keteguhan tekan tegak lurus arah serat.
Pada semua kayu, keteguhan tegak lurus serat lebih kecil daripada keteguhan kompresi
sejajar arah serat.
3. Keteguhan Geser
Keteguhan geser adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat
suatu bagian kayu tersebut turut bergeser dari bagian lain di dekatnya. Terdapat 3 (tiga)
macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan geser sejajar arah serat
b. Keteguhan geser tegak lurus arah serat dan
c. Keteguhan geser miring
Keteguhan geser tegak lurus serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar
arah serat.
4. Keteguhan lengkung (lentur)
Keteguhan lengkung/lentur adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban
pukulan. Terdapat 2 (dua) macam keteguhan yaitu :
a. Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara perlahan-lahan.
b. Keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak.
5. Kekakuan
Kekakuan adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan.
Kekakuan tersebut dinyatakan dalam modulus elastisitas.
6. Keuletan
Keuletan adalah kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar
atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang
melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen
dan kerusakan sebagian.
7. Kekerasan
Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau
lekukan atau kikisan (abrasi). Bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan
suatu ukuran tentang ketahanan terhadap pengausan kayu.
8. Keteguhan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha
membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik dalam pembuatan sirap
dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang tinggi sangat baik untuk pembuatan
ukir-ukiran (patung). Pada umumnya kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial)
dari pada arah tangensial.
Ukuran yang dipakai untuk menjabarkan sifat-sifat keku-atan kayu atau sifat mekaniknya
dinyatakan dalam kg/cm2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sifat mekanik kayu secara
garis besar digolongkan menjadi dua kelompok :
a. Faktor luar (eksternal): pengawetan kayu, kelembaban lingkungan, pembebanan dan
cacat yang disebabkan oleh jamur atau serangga perusak kayu.
b. Faktor dalam kayu (internal): BJ, cacat mata kayu, serat miring dsb.

D. Jenis-Jenis kayu dan manfaatnya


Penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian tertentu tergantung dari sifat-sifat
kayu yang bersangkutan dan persyaratan teknis yang diperlukan. Jenis-jenis kayu yang
mempunyai persyaratan untuk tujuan pemakaian tertentu antara lain dapat dikemukan
sebagai berikut :
1. Bangunan (Konstruksi)
Persyaratan teknis : kuat, keras, berukuran besar dan mempunyai keawetan alam
yang tinggi.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, cengal, giam, jati, kapur, kempas,
keruing, lara, rasamala.
2. Veneer biasa
Persyaratan teknis : kayu bulat berdiameter besar, bulat, bebas cacat dan beratnya
sedang.
Jenis kayu : meranti merah, meranti putih, nyatoh, ramin, agathis, benuang.
3. Veneer mewah
Persyaratan teknis : disamping syarat di atas, kayu harus bernilai dekoratif.
Jenis kayu : jati, eboni, sonokeling, kuku, bongin, dahu, lasi, rengas, sungkai, weru,
sonokembang.
4. Perkakas (mebel)
Persyaratan teknis : berat sedang, dimensi stabil, dekoratif, mudah dikerjakan,
mudah dipaku, dibubut, disekrup, dilem dan dikerat.
Jenis kayu : jati, eboni, kuku, mahoni, meranti, rengas, sonokeling, sonokembang,
ramin.
5. Lantai (parket)
Persyaratan teknis : keras, daya abrasi tinggi, tahan asam, mudah dipaku dan
cukup kuat.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bintangur, bongin, bungur, jati, kuku.
6. Bantalan Kereta Api
Persyaratan teknis : kuat, keras, kaku, awet.
Jenis kayu : balau, bangkirai, belangeran, bedaru, belangeran, bintangur, kempas,
ulin.
7. Alat Olah Raga
Persyaratan teknis : kuat, tidak mudah patah, ringan, tekstur halus, serat halus,
serat lurus dan panjang, kaku, cukup awet.
Jenis kayu : agathis, bedaru, melur, merawan, nyatoh, salimuli, sonokeling,
teraling.
8. Alat Musik
Persyaratan teknis : tekstur halus, berserat lurus, tidak mudah belah, daya
resonansi baik.
Jenis kayu : cempaka, merawan, nyatoh, jati, lasi, eboni.
9. Alat Gambar
Persyaratan teknis : ringan, tekstur halus, warna bersih.
Jenis kayu : jelutung, melur, pulai, pinus.
10. Tong Kayu (Gentong)
Persyaratan teknis : tidak tembus cairan dan tidak mengeluarkan bau.
Jenis kayu : balau, bangkirai, jati, pasang.
11. Tiang Listrik dan Telepon
Persyaratan teknis : kuat menahan angin, ringan, cukup kuat, bentuk lurus.
Jenis kayu : balau, giam jati, kulim, lara, merbau, tembesu, ulin.
12. Patung dan Ukiran Kayu
Persyaratan teknis : serat lurus, keras, tekstur halus, liat, tidak mudah patah dan
berwarna gelap.
Jenis kayu : jati, sonokeling, salimuli, melur, cempaka, eboni.
13. Korek Api
Persyaratan teknis : sama dengan persyaratan veneer, cukup kuat (anak korek api),
elastis dan tidak mudah pecah (kotak).
Jenis kayu : agathis, benuang, jambu, kemiri, sengon, perupuk, pulai, terentang,
pinus.
14. Pensil
Persyaratan teknis : BJ sedang, mudah dikerat, tidak mudah bengkok, warna agak
merah, berserat lurus.
Jenis kayu : agathis, jelutung, melur, pinus.
15. Moulding
Persyaratan teknis : ringan, serat lurus, tekstur halus, mudah dikerjakan, mudah
dipaku. Warna terang, tanpa cacat, dekoratif.
Jenis kayu : jelutung, pulai ramin, meranti dll.
16. Perkapalan
Lunas
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : ulin, kapur.
Gading
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Senta
Persyaratan teknis : kuat, liat, tidak mudah pecah, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, kapur.
Kulit
Persyaratan teknis : tidak mudah pecah, kuat, liat, tahan binatang laut.
Jenis kayu : bangkirai, bungur, meranti merah.
Bangunan dan dudukan mesin
Persyaratan teknis : ringan, kuat dan awet, tidak mudah pecah karena getaran
mesin.
Jenis kayu : kapur, meranti merah, medang, ulin, bangkirai.
Pembungkus as baling-baling
Persyaratan teknis : liat, lunak sehingga tidak merusak logam.
Jenis kayu : nangka, bungur, sawo.
Popor Senjata
Persyaratan teknis : ringan, liat, kuat, keras, dimensi stabil.
Jenis kayu : waru, salimuli, jati.
17. Arang (bahan bakar)
Persyaratan teknis : BJ tinggi.
Jenis kayu : bakau, kesambi, walikukun, cemara, gelam, gofasa, johar, kayu malas,
nyirih, rasamala, puspa, simpur.

E. Kayu yang Beredar di Pasaran Daerah Medan


PANGLONG JASA SAMA JALAN
jl. jamin ginting km.8,Medan

1. Reng Kayu untuk dudukan genteng :


Reng 23, 1m3= 416 batang
Reng 34, 1m3= 208 batang
2. Kaso untuk plafon, bekisting ngecor dan kegunaan lain :
Kaso 46, 1m3=104 batang
Kaso 57, 1m3= 71 batang
3. Balok untuk kuda-kuda atap, kusen dan kegunaan lain :
Balok 510, 1m3=50 batang
Balok 612, 1m3=34 batang
Balok 815, 1m3=20 batang
4. Papan, untuk lisplang, bekisting ngecor, furniture dan kegunaan lain :
Papan 210
Papan 220
Papan 320
Papan 330
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan untuk menentukan suatu jenis kayu, secara teknis menjadi sangat penting
dalam rangka menentukan rencana penggunaannya, serta untuk kepentingan transaksi
jual-beli atau perdagangan kayu.
Secara teoritis, metoda pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu mudah dipelajari
sebagai suatu pengetahuan. Namun demikian, keterampilan teknis
pengenalan/penentuan/identifikasi jenis kayu hanya akan diperoleh melalui proses
latihan yang rutin, berulang-ulang dan terus menerus.
Kelengkapan koleksi kayu akan sangat membantu proses pening-katan kemampuan dan
ketrampilan dalam pengenalan jenis kayu.

B. Saran
Kita perlu memperhatikan sifat sifat, jenis, ukuran dan harga ini untuk menggunakan
kayu sebagai bahan kontruksi kita. Sehingga dalam penggunaannya maksimal.

http://ivanyosefwan.blogspot.co.id/2014/12/contoh-makalah-bahan-bangunan-jenis.html
[23 feb 2017 12:54]
[PAPER]

TUGAS PAPER KONSTRUKSI KAYU


KAYU JATI SEBAGAI BAHAN
KONTRUKSI DI INDONESIA
MARCH 9, 2015 FENNYBERNAVIDA LEAVE A COMMENT

KAYU JATI SEBAGAI BAHAN KONTRUKSI DI INDONESIA

Fenny Bernavida (13313405/SMTS07B)

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma, Kelapa


Dua, Depok

E-mail: bernavidaf@gmail.com

Abstrak

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang


melimpah. Salah satunya adalah hutan-hutan yang masih menghasilkan
sumber daya alam kayu yang beragam, seperti kayu jati. Seiring dengan
berkembangnya konstruksi di Indonesia dan kebutuhan pembangunan
infrastruktur untuk mendukung kesejahteraan sosial berbagai sumber
daya alam dimanfaatkan sebagai material bangunan. Salah satunya
adalah kayu jati yang sangat terkenal dengan kualitasnya yang kuat dan
awet sehingga sering dimanfaatkan sebagai bahan material bangunan.
Berbagai bangunan seperti gedung, rumah bertingkat, jembatan dan
bantalan rel kereta api memanfaatkan kayu.
Abstract

Indonesia is the country which has abundant natural resources. One of


them is forest which still produces many kind of woods such as teak wood.
The progress of construction in Indonesia and the need for the developing
of infrastructure to support the social welfare, so many kind of resources
is used to be the material for building. Teak wood is one of them which is
well known in Indonesia because it has good qualities such as the strength
and durability. Teak wood is also used for building, house, bridge and
railway sleepers.

Keywords: construction, teak wood, material

Pendahuluan
Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang. Pilihan
atas suatu bahan bangunan tergantung dari sifat-sifat teknis, ekonomis
dan dari keindahan. Jika pemilihan kayu sebagai bahan bangunan maka
perlu diketahui sifat-sifat kayu. Dari segi manfaatnya bagi kehidupan
manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat umum, yaitu sifat yang
menyebabkan kayu selalu dibutuhkan. Sifat-sifat utama tersebut antara
lain :

Kayu merupakan sumber kekayaan alam yang bisa digunakan sebagai


bahan baku konstruksi.

Kayu merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan


barang lain.

Kayu memliki sifat-sifat yang tidak bisa ditiru oleh bahan lain seperti, sifat
elastis, ulet dan mempunyai ketahanan terhadap pembebanan yang tegak
lurus dengan seratnya atau sejajar seratnya.

Salah satu kayu yang sangat terkenal dan sering dimanfaatkan sebagai
bahan baku maupun material bangunan adalah kayu jati. Kayu jati
merupakan kayu jenis dengan kelas I dan II sehingga memiliki kualitas
yang cukup tinggi. Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang paling
banyak diminati sejak dahulu karena memiliki corak yang unik dan elegan,
kuat, awet, stabil dan mudah dikerjakan.

Namun ketersediaan kayu jati semakin berkurang sehingga beberapa


masyarakat mulai memanfaatkan kayu jati unggul dengan kisaran umura
4-5 tahun. Akan tetapi kayu tersebut tidak sepenuhnya memiliki sifat yang
sama dengan kayu jati sejatinya.

Penyebaran dan Pemanfaatan

Pulau Jawa merupakan salah satu wilayah di Indonesia sebagai penghasil


kayu jati terbaik. Selain itu jati juga tersebar di Bali dan Nusa Tenggara.
Daerah sebaran hutan jati mulai dari Kerawang hingga ujung timur pulau
jawa. Namun, hutan jati paling banyak menyebar di Provinsi Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Di kedua provinsi ini, hutan jati sering terbentuk secara
alami bahkan daerah terbaik penghasil kayu jati adalah di daerah tanah
perkapuran Cepu, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Banyak masyarakat di wilayah tersebut menggunakan kayu jati sebagai
bahan utama pembangunan seperti, rumah tradisional, jembatan antar
kampung, mebel dan alat transportasi seperti kapal serta konstruksi
lainnya.
Gambar 1. Hutan Jati

Pada pembangunan rumah, biasanya kayu jati hampir semua digunakan


untuk tiang-tiang, rangka atap hingga ke dinding-dinding berukir.

Kayu jati juga dimanfaatkan sebagai bahan baku alat transportasi, seperti
kapal. Dahulu kay jati dimanfaatkan untuk membuat kapal-kapal VOC
yang melayari samudera di abad ke-17 dan juga dimanfaatkan dalam
konstruksi berat seperti jembatan dan bantalan rel.
Dalam industri kayu sekarang, kayu jati diolah sebagai veneer untuk
melapisi wajah kayu lapis mahal serta dijadikan keping-keping parket
penutup lantai.

Sifat dan Kualitas Kayu Jati

Kayu jati merupakan kayu dengan kualitas kelas satu karena kekuatan,
keawetan dan keindahannya. Dalam hal ini kayu jati termasuk kayu yang
sangat tahan terhadap serangan rayap. Selain itu, kayu jati juga mudah
dikerjakan atau dibentuk sehingga sering dimanfaatkan oleh pengrajin
kayu.

Gambar 2. Bagian keras kayu jati

Kayu jati memiliki tekstur yang halus dan indah sehingga tergolong kayu
mewah.

Salah satu penelitian mengatakan bahwa, sifat fisi kayu jati menunjukkan
bahwa KA kondisi segar cenderung berkurang dengan bertambahnya
umur pohon, sedangkan kerapatan dan BJ kayu serta T/R-rasionya
cenderung bertambah. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semakin tua
umur pohon, kayu yang dihasilkan cenderung memiliki sifat fisis yang
lebih baik.

Sedangkan, sifat mekanis kayu jati, kayu cenderung semakin kuat dan
semakin keras seiring dengan bertambahnya umur pohon, akan tetapi
kelenturannya relatif konstan. Umur pohon berpengaruh nyata terhadap
MOR (modulus of rupture) dan kekerasaan kayu, tetapi tidak terhadap
MOE (modulus of elasticity).

Kesimpulan

Kayu jati merupakan salah satu jenis kayu yang baik untuk dimanfaatkan
karena memliki kualitas yang tinggi. Kayu jati sering digunakan sebagai
bahan baku atau material konstruksi di Indonesia seperti, rangka atap
kuda-kuda, bantalan rel kereta api, tiang-tiang rumah dan masih banyak
lagi. Ha ini dikarenakan sifat dan karakterisitik kayu jati yang unggul dan
memiliki kuat tari yang baik, elastis dan juga lebih awet serta kuat.

Di Indonesia kayu jati masih marak digunakan untuk konstruksi sehingga


membuat kayu jati menjadi salah satu jenis kayu yang spesial.

Daftar Pustaka

Wahyudi, Imam, Trisna Priadi, Istie Sekartining Rahayu. 2014. Karakteristik


dan Sifat-Sifat Dasar Kayu Jati Unggul. Jurnal Pertanian Indonesia. ISSN
0853-4217.
Iswanto, Danoe. 2007. Kajian Terhadap Struktur Rangka Atap Kayu Rumah
Tahan Gempa Bantuan P2KP. Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan
Permukimam. ENCLOSURE Vol. 6 No. 1.

Hadjib, Nurwati, Mohammad Muslich, Ginuk Sumarni. 2001. Sifat Fisis dan
Mekanis Kayu Jati Super dan Jati Lokal dari Beberapa Daerah Penanaman.
Jurnal Penelitian Indonesia.

https://fennymother.wordpress.com/2015/03/09/tugas-paper-konstruksi-kayu-kayu-jati-
sebagai-bahan-kontruksi-di-indonesia/
[23 feb 2017 12:56]
https://www.academia.edu/20205797/Makalah_Kayu_Kelompok_5
[23 feb 2017 12:58]
LIHAT
Makalah_Kayu_Kelompok_5.doc
https://id.scribd.com/doc/313729560/Paper-Tentang-Kayu#
[23 feb 2017 12:59]
LIHAT
313729560-Paper-Tentang-Kayu.doc

You might also like