You are on page 1of 3

Nama :Restu Amalia

Stambuk : 33114038

PEMBAHASAN

Praktikum sedimentasi tersebut bertujuan untuk mengukurketinggian endapan


suatu larutan sehingga dapat diketahui kecepatan suatu pengendapan. Dengan
menggunakan suatu partikel padat (kapur (CaCO3)) yang dilarutkan dalam suatu
fluida didapatkan perubahan ketinggian endapan masing-masing variabel dengan
masing-masing konsentrasi yang berbeda, volumeyang berbeda serta
adanyapenambahankoagulanatauflokulan. Dari perubahan ketinggian endapan
masing-masing variabel dalam rentang waktu tertentu dapat dihitung kecepatan
pengendapan melalui perhitungan slope garis singgung pada grafik perubahan
ketinggian terhadap waktu pengendapan. Pada praktikum kali ini kita
menggunakancara pemisahan secara mekanis yaitu suatu cara pemisahan antara
dua komponen atau lebih yang dilakukan dengan cara mekanis. Pemisahan secara
mekanis yang digunakan yaitu pemisahan mekanis melalui sedimentasi atau
pengendapan. Sedimentasi adalah proses pemisahan berdasarkan perbedaan
densitasnya melalui medium air dengan menggunakan pengaruh gaya gravitasi
atau sedimentasi adalah pemisahan padatan yang tersuspensi dalam air dengan
cara mengendapkan padatan tersebut dengan gaya gravitasi yang dapat
membentuk dua bagian, yakni cairan bening (supernatant) danpadatan yang
mengendap.

Kami juga telah mengetahui Faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi proses
sedimentasi ini. Faktor pertama yang mempengaruhi proses sedimentasi adalah
gaya grafitasi.Karena adanya gaya gravitasi maka seiring berjalannya waktu
Padatan tersuspensi lama kelamaan akan bergerak turunkebawah mengikuti
gravitasi bumi. Hal ini dapat diamati pada grafik di atas. Dari nilai di atas dapat
dilihat bahwa grafik baik grafik t vs H maupungrafik t vsln(H-He) mengarah
turun, karena lama kelamaan ketinggian (sumbu y) semakin kecil.

Pada proses praktikum sedimentasi kali ini menggunakan cara sedimentasi batch.
Sedimentasi batch yaitu tidak adanya cairan slurry yang masuk maupun cairan
bening yang dikeluarkan. Mekanisme secara batch yaitu pada awalnya partikel
kapur dengan konsentrasi tertentu partikelnya mulai mengendap dan diasumsikan
mencapai kecepatan maksimumdengan cepat pada awal- awal waktu
pengendapan, zona paling bawah yang terbentuk terdiri dari partikel kapur yang
lebih berat sehingga cepat mengendap.Lalu pada zona transisi, air mengalir keatas
karena tekanan dari zona paling bawah. Lalu zona diatasnya adalah daerah dengan
distribusi ukuran kapur yang tidak seragam kemudian zona daerah seragam. Lalu
di paling atas merupakan cairan bening.

Dalam praktikum ini pertama-tama dilakukan pengayakan pada kapur agar


didapatkan kapur yang halus dan terhindar dari kotoran-kotoran,lalu kapur
ditimbang kemudian dimasukkan kedalam tabung berskala sedimentasi
danditambahkan air dengan volume air yang berbeda. Selanjutnya ketiga tabung
berskala tersebut dikocok secara bersamaan dan dinyalakan stopwatch dengan
interval waktu 3 menit hingga didapatkan tinggi endapan yang konstan.

Pertama-tama dilakukan yaitu uji pengaruh laju pengendapan dengan konsentrasi


yang sama tetapi volume yang berbeda. Konsentrasi yang digunakan yakni 0,065
g/ml dan volume masing-masing tabung berskala I, II , dan III berturut-turut 1200
ml; 1000 ml; 800 ml. Dapat dilihat hasil secara praktek pada volume rendah yakni
800 mL didapatkan laju pengendapan yang cepat dibandingkan dengan volume
1200 mL dan 1000 mL. Hal ini berpengaruh pada laju pengendapan karena
suspensi yang akan diendapkan sedikit dibandingkan dengan volume yang besar.
Maka semakin sedikit volumenya maka semakin cepat laju pengendapan yang
terjadi.Selanjutnya dibuat grafik antarat vs H, dan didapatkan tinggi kritis(Hc) dan
waktu kritis (tc).

Hal kedua yang dilakukana dalah menentukan pengaruh laju pengendapan dengan
konsentrasi berbeda dan volume yang sama. Dapat dilihat hasil secara praktek
diperoleh pada konsentrasi yang rendah maka laju pengendapan yang dihasilkan
semakincepat.Pernyataan ini berbeda secara teoritis.Secara teoritis mengatakan
semakin tinggi konsentrasi suatu larutan maka laju pengendapannya juga akan
semakin cepat. Berbeda dengan hasil yang kami dapatkan.Hal ini disebabkan
karena semakin besar konsentrasi maka jumlah partikel dalam suspense akan
semakinbanyak. Akibatnya partikel tidak tersebar sehingga gesekan antar partikel
akan semakin besar dengan kata lain partikel akan semakin mudah saling
bertumbukan, maka pada konsentrasi besar maka kecepatan pengendapan akan
semakin kecil. Selanjutnya dibuat grafik antara t vs H, dan didapatkan tinggi
kritis(Hc) dan waktu kritis (tc).

Selanjutnya menentukan pengaruh laju pengendapan dengan konsentrasi dan


volume yang sama tapi dengan penambahan flokulan dengan interval waktu 1
menit. Dalam praktikum ini kami menggunakan zat flokulanyaituLead(II)
trihydrat acetate (Pb(CH3COOH)2 3 H2O. Dimana zat flokulan merupakan zat
yang dapat membuat suatu partikel mengalami tumbukan dengan partikel lainnya
yang awalnya dari flok-flok kecil bergabung menjadi flok-flok yang lebih besar,
jadi partikel suspense tersebut yang awalnya kecil akan menjadi lebih besar
sehinggan berat jenisnya akan menjadi besar dan akan semakin mudah
mengendap. Dilihat pada data praktek semakin besar konsentrasi flokulan yang
ditambahkan maka laju pengendapan yang dihasilkanakan semakin cepat.
Selanjutnya dibuat grafik antarat vs H, dan didapatkan tinggi kritis(Hc) dan waktu
kritis (tc).

Dapat dilihat Hc secara pembacaan praktek dan Hc secara teori berbeda. Karena
data-data dari praktek saatpembacaan belum tentu akurat maka dari itu Hc yang
didaptkan pun berbeda dengan Hc secara teoritis.

You might also like