You are on page 1of 9

Sumbangsih Pemikiran Gunnar Myrdal dan

Robert M. Solow

Paper Ini Disusun Untuk Memenuhi


Nilai Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi

DISUSUN OLEH :
Ahmad Faisal Ahsani (145020101111062)

JURUSAN ILMU EKONOMI


PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Kontribusi Gunnar Myrdal dalam
Perkembangan Teori Ekonomi

Karl Gunnar Myrdal (6 Desember 1898 -


17 Mei 1987) adalah seorang ekonom, sosiolog
dan politisi Swedia. Pada tahun 1974, ia
menerima Nobel Memorial Prize dalam Ilmu
Ekonomi bersama dengan Friedrich Hayek untuk
"kepeloporannya dalam teori uang dan fluktuasi
ekonomi dan untuk analisis mereka yang
membahas saling ketergantungan antara
fenomena ekonomi, sosial dan kelembagaan." Ia
merupakan ekonom paling terkemuka di Amerika
Serikat dalam bidang race relations, yang
kemudian pemikirannya semakin besar mendapat
apresiasi publik ketika ia menulis buku "An
American Dilemma: The Negro Problem and Modern Democracy". Dia penah menjabat
sebagai anggota parlemen dari partai Demokratis Sosial pada tahun 1933.
Selanjutnya, pada tahun 1945 hingga 1947, Myrdal diangkat menjadi Menteri
Perdagangan di masa kepemerintahan Tage Erlander. Selama menjabat sebagai
seorang Menteri Perdagangan, dia menerima kritik keras atas perjanjian
finansial/keuangan yang telah ia lakukan dengan Uni Soviet. Tidak hanya itu, dia
dituduh sebagai orang yang bersalah dan harus bertanggung jawab dalam krisis
moneter yang dialami Swedia pada tahun 1947.

Selama periode waktu yang singkat hidupnya (sekitar tahun 1925-1933) Myrdal
merupakan seorang ahli teori ekonomi murni. Dia memulai karir ilmiahnya dengan
mengeluarkan tesis doktoral pada tahun 1927, The Problem of Price Formation under
Economic Change. Dia menyusun sebuah studi tentang bagaimana harga terbentuk,
laba terjadi dan perubahan nilai modal terjadi sebagai konsekuensi dari antisipasi pada
perubahan dalam kondisi pasar di masa yang akan datang, serta beberapa
pengembangan teknis lainnya. Analisisnya dilakukan secara mikro, difokuskan pada
perencanaan dari perusahaan bisnis individu. Pertanyaan utamanya adalah tentang
bagaimana konsepsi dan penilaian risiko mempengaruhi ekspektasi dan realisasi profit.
Dalam tesis doktoral Gunnar Myrdal yang diterbitkan pada tahun 1927 ini, Ia meneliti
peran dari "ekspektasi" dalam pembentukan harga. Analisis tersebut Ia susun
berdasarkan pada teori Knut Wicksell yaitu proses kumulatif uang endogen (cumulative
process of endogenous money), dimana Myrdal menekankan pentingnya peran
ketidakpastian Knightian serta ekspektasi ex ante dan ex post dalam proses ekonomi
(sebelumnya, Myrdal menjadi salah satu pendiri dari "Stockholm School", di mana
konsep-konsep tentang ex ante dan ex post menjadi konsep yang sangat cepat
berkembang dalam terminologi analisis dinamis.).
Tentu saja ada banyak permasalahan yang masuk dalam membedakan antara
risiko obyektif dan subyektif serta proses valuasi dari ekspektasi. Myrdal sering
mengacu pada tulisan-tulisan Marshall, Fisher, Keynes dan Knight, dan dia memang
menyadari akan kemungkinan munculnya permasalahan-permasalahan tersebut. Dia
memiliki saran yang jelas tentang bagaimana hipotesisnya dapat diuji melalui cara
membandingkan perhitungan profitabilitas ex ante dengan hasil yang sebenarnya.
Akan tetapi upaya tersebut tetap dalam bidang teori murni pada tingkat yang sangat
abstrak.

Salah satu kontribusi utama Myrdal mengacu pada diskusi yang luas terkait
tentang "international space" untuk kebijakan ekspansif otonom di negara seperti
Swedia. Bagian penting dari masalah kebijakan dalam pemikiran Myrdal adalah untuk
menemukan cara-cara pelebaran international space ini untuk kebijakan ekspansif.
Dia membahas langkah-langkah seperti devaluasi, peminjaman dari luar negeri, bea
masuk yang lebih tinggi, atau peraturan impor. Banyak penekanan diberikan demi
kemungkinan mengarahnya pengeluaran publik dapat diperluas ke daerah-daerah
dengan kecenderungan impor rendah, serta pengurangan pajak yang secara langsung
ataupun tidak langsung akan menstimulasi ekspor dan/ mensubstitusi produksi impor.
Singkatnya, sebagian besar argumen untuk kebijakan fiskal ekspansif yang digunakan
saat ini memang sebuah prestasi 40 tahun yang lalu hasil dari buah pemikiran Myrdal.

Pada periode 1925 hingga 1929, Myrdal memperdalam ilmunya di Inggris dan
Jerman. Dia juga merupakan seorang "Rockefeller Fellow" dan mengunjungi Amerika
Serikat pada 1929-1930. Selama periode ini ia menerbitkan buku pertamanya,
termasuk The Political Element in the Development of Economic Theory. Kembali ke
Eropa, ia menjabat selama satu tahun sebagai profesor di Graduate Institute of
International Studies, Jenewa, Swiss. Gunnar Myrdal pada awalnya tertarik pada
model matematika abstrak yang masuk ke ranah keilmuan di era 1920-an, dan ikut
andil dalam mendirikan "Econometric Society" di London. Profesor Myrdal merupakan
salah satu pendukung dari tesis John Maynard Keynes, meskipun ia menyatakan
bahwa ide dasar dari menyesuaikan anggaran nasional untuk memperlambat atau
mempercepat ekonomi pertama kali dikembangkan oleh dia, dan diartikulasikan dalam
buku Monetary Economics yang ia tulis dan diterbitkan pada tahun 1932, empat tahun
sebelum "General Theory of Employment, Interest and Money" milik Keynes
mengemuka.

Lebih lanjut, Gunnar Myrdal dalam bukunya yang berjudul Economic Theory
and Underdeveloped Regions (1957), menjelaskan sebuah konsep yang sekarang ini
dikenal sebagai proses kausasi kumulatif (circular cumulative causations). Menurut
Myrdal, pembangunan di negara-negara yang lebih maju akan menyebabkan keadaan
yang dapat menimbulkan hambatan yang lebih besar bagi negara-negara yang
terbelakang untuk dapat maju dan berkembang. Keadaan yang menghambat ini
disebut sebagai backwash effects. Menurut Myrdal, ada tiga faktor yang menyebabkan
muncuknya backwash effects yaitu :

1. Pola perpindahan penduduk (migrasi) dari negara miskin ke negara yang


lebih maju.
2. Pola aliran modal yang terjadi, Menurut Myrdal, ada tiga hal yang
menyebabkan suatu negara miskin mengalami kesulitan dalam
mengembangkan pasar atas hasil-hasil industrinya, sehingga
memperlambat perkembangan ekonomi di daerah tersebut. Faktor-faktor
tersebut antara lain:
Kurangnya ketersediaan modal di negara miskin
Adanya kecenderungan bahwa modal lebih terjamin dan mampu
menghasilkan pendapatan yng lebih tinggi d negara yang lebih maju
Pola perdagangan didominasi oleh industri-industri di negar-negara
yang lebih maju
3. Jaringan transportasi yang lebih baik di negara-negara yang lebih maju.

Backwach effect ini cenderung membesar dan Dampak Sebar (Spread Effect)
cenderung mengecil. Secara kumulatif kecenderungan ini semakin memperburuk
ketimpangan internasional dan menyebabkan ketimpangan regional di antara negara-
negara terbelakang.

Asumsi tidak realistis lainnya yang berkaitan dengan pendekatan


keseimbangan stabil (menurut Myrdal) adalah faktor ekonomi. Teori ekonomi klasik
mempunyai kelemahan pokok yaitu mengabaikan faktor-faktor non-ekonomi yang
menjadi salah satu faktor yang memperlicin jalannya sebab-akibat sirkuler di dalam
proses kumulatif perubahan ekonomi. Karena kedua asumsi yang tidak realistis inilah
maka teori tradisional gagal menjelaskan problem dinamis keterbelakangan dan
pembangunan ekonomi.

Bagi Myrdal, satu-satunya cara untuk mengurangi efek dari spatial inequalities
adalah melalui intervensi pemerintah. Menurutnya, apabila perencanaan pemerintah
lebih efisien maka tidak perlu ada variasi wilayah dalam angka pertumbuhan
ekonominya. Akan tetapi, ia menyadari sepenuhnya bahwa dalam banyak situasi
pemerintah dalam banyak negara tidak mampu mencapai hal tersebut (Myrdal 1970).
Menurutnya perlu adanya strong states untuk menjamin agar mekanisme perencanaan
dapat diimplementasikan yang menjadi keyakinan Myrdal mengenai perencanaan
sebagai suatu solusi bagi masalah-masalah pembangunan.

Myrdal menerbitkan banyak karya terkenal, baik sebelum dan setelah buku
pertama, American Dilemma, yang membuat namanya mengemuka. Di antara banyak
kontribusi lain untuk kebijakan sosial dan publik, ia juga turut ambil bagian dalam
mendirikan sekaligus serta memimpin Stockholm International Peace Research
Institute. Dikenal dunia internasional sebagai bapak dari kebijakan sosial, ia
memberikan kontribusi untuk pemikiran sosial demokrasi di seluruh dunia, bekerja
sama dengan teman-teman dan rekan-rekan di arena politik dan akademis. Swedia
dan Inggris termasuk di antara pelopor welfare state. Buku karya Myrdal (Beyond the
Welfare State - New Haven, 1958) dan Richard Titmuss (Esai tentang "The Welfare
State" - London, 1958) mengeksplorasi tema-tema serupa. Teori kunci konsep "circular
cumulative causation" milik Myrdal ini memberikan kontribusi terhadap perkembangan
ekonomi Non-equilibrium modern.
Permasalahan ekonomi mempengaruhi hampir setiap bidang masyarakat dan
ilmu ekonomi juga saling mempengaruhi dan berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial
lainnya. Gunnar Myrdal mengeluarkan karya pertamanya dalam lingkup teori ekonomi,
tetapi kemudian dia mengembangkan analisis sosial yang lebih luas. Dalam buku An
American Dilemma (1944), ia menganalisis situasi penduduk Afrika-Amerika di AS
dengan memeriksa faktor-faktor politik, kelembagaan, demografi, dan pendidikan dan
kesehatan. Penelitian Gunnar Myrdal ini dianggap sangat penting, terutama dalam
kaitannya dengan pemahaman kondisi sosial di negara berkembang.

Selain menjadi seorang ekonom dan sosiolog, Myrdal juga seorang politikus.
Dia dua kali terpilih menjadi anggota Parlemen Swedia sebagai senator (1934-1936,
1942-1946), pernah pula menjabat sebagai menteri perdagangan dan perindustrian
(1945-1947), dan juga menjabat sebagai sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi PBB
untuk Eropa (1947-1957 ).Pada tahun 1960 hingga 1967, Myrdal bekerja sebagai guru
besar Ekonomi Internasional di Stockholm University. Sebelum menghembuskan nafas
terakhirnya pada tanggal 17 Mei 1987.
Robert Solow dan Teori Pertumbuhan
Ekonomi

Robert Merton Solow adalah


ekonom Amerika, namanya dikenal luas
berkat pemikirannya pada teori
pertumbuhan ekonomi yang memuncak
dalam model pertumbuhan eksogen
ciptaanya. Ia dianugerahi John Bates
Clark Medal pada tahun 1961, Nobel
Memorial Prize dalam Ilmu Ekonomi pada
tahun 1987, dan Presidential Medal of
Freedom pada tahun 2014. Robert Solow
lahir di Brooklyn, New York, dari keluarga
Yahudi pada 23 Agustus 1924, dia
merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Dia juga dididik di sekolah-
sekolah umum lingkungan dan unggul
secara akademis di awal kehidupannya.
Pada September 1940, Solow pergi ke
Harvard College dengan beasiswa pada
usia 16. Di Harvard, studi pertama yang ia
pelajari adalah sosiologi dan antropologi
serta ekonomi dasar.

Pada akhir 1942, Solow meninggalkan kuliahnya dan bergabung dengan


Angkatan Darat AS. Ia bertugas sebentar di Afrika Utara dan Sisilia, dan kemudian
dikirim ke Italia selama Perang Dunia II sampai ia diberhentikan pada Agustus 1945.
Dia kembali ke Harvard pada tahun 1945, dan belajar di bawah asuhan Wassily
Leontief. Sebagai asisten penelitiannya, ia menghasilkan set pertama modal-koefisien
untuk model input-output. Kemudian ia menjadi tertarik pada statistik dan model
probabilitas. Dari 1949-1950, ia menghabiskan satu tahun di Columbia University untuk
belajar statistik yang lebih intensif. Selama tahun itu ia juga mengerjakan tesis untuk
gelar Ph.D., dengan bahasan sebuah upaya eksplorasi pada perubahan model dalam
distribusi ukuran pendapatan/upah menggunakan interaksi proses Markov untuk
tingkat lapangan kerja-pengangguran dan tingkat upah.

Rasa ketertarikan Solow terhadap ilmu ekonomi tidak lepas dari pengaruh Paul
Samuelson. Selama hampir 40 tahun, Solow bekerjasama dengan ekonom Paul
Samuelson. Selama hampir 40 tahun, Solow dan Paul Samuelson bekerja sama dalam
merancang banyak teori semisal teori pertumbuhan von Neumann (1953), teori modal
(1956), pemrograman linear (1958) dan kurva Phillips (1960). Ia tak hanya
membicarakan materi ekonomi, tetapi juga politik, dan berbagai hal. Hal inilah yang
membuat Solow tertarik dengan makro ekonomi di mana ia mempelajari materi
ekonomi secara keseluruhan yang melingkupi berbagai aspek kehidupan di
masyarakat. Tulisan pertama Solow yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi
adalah "A Contribution to the Theory of Growth." Di dalamnya ia menyajikan model
matematika pertumbuhan yang merupakan versi dari model pertumbuhan Harrod-
Domar. Perbedaan utama antara model milik Solow dan model Harrod-Domar terletak
pada asumsi Solow dimana upah bisa bersifat menyesuaikan untuk menjaga supaya
tenaga kerja fully employed.

Segera setelah Solow mengeluarkan tulisan pertamanya tersebut, muncul


artikel lain dari Solow yang pioneering, berjudul "Technical Change and the Aggregate
Production Function." Sebelum artikel tersebut diterbitkan, para ekonom mainstream
percaya bahwa modal dan tenaga kerja adalah penyebab/faktor utama yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tapi Solow menunjukkan bahwa setengah dari
pertumbuhan ekonomi tidak dapat "dipertanggungjawabkan" hanya dengan
peningkatan modal dan tenaga kerja. Porsi dari faktor yang tidak terkalkulasi dalam
pertumbuhan ekonomi itu sekarang disebut dengan "Solow residual" -yang dikaitkan
dengan inovasi teknologi. Artikelnya berasal "sources-of-growth accounting," yang
ekonom gunakan untuk memperkirakan efek terpisah pada pertumbuhan ekonomi
tenaga kerja, modal, dan perubahan teknologi.

Model pertumbuhan ekonomi yang dikemukakan oleh Solow sering dikenal


sebagai model pertumbuhan ekonomi neo-klasik. Model pertumbuhan ekonomi ini
memungkinkan terjadinya determinan pertumbuhan ekonomi untuk dipisahkan ke
dalam masukan (buruh dan model) dan proses teknik. Solow juga merupakan orang
pertama yang mengembangkan model pertumbuhan ekonomi dengan berbagai
vintage. Dengan menggunakan model ekonominya, Solow menghitung bahwa sekitar
empat perlima pertumbuhan dalam output di AS per buruh diakibatkan oleh proses
teknik. Menurut Solow, pertumbuhan ekonomi bergantung kepada perkembangan
modal serta pertumbuhan penduduk atau populasi. Karena pertambahan modal atau
kapital dipengaruhi oleh besarnya tabungan serta adanya depresiasi modal, maka
dalam periode tertentu pertambahan modal atau kapital bisa menjadi nol. Ini
disebabkan karena nilai capital, baik yang terbentuk dan yang terdepresiasi adalah
sama. Dalam lingkup makro, kondisi ini bisa menyebabkan perekonomian berada
dalam kondisi stabil dengan penghasilan yang tetap. Dalam teori ini diasumsikan
bahwa variabel teknologi bersifat eksogen. Artinya, variabel ini tidak dipengaruhi oleh
variabel lain atau menjadi variabel bebas. Pada fungsi produksi, teknologi dianggap
given atau tetap dan tingkat penawarannya berada pada posisi tertentu.

Dalam teori Solow, Solow menjelaskan bahwa investasi, tabungan,

Y = F (K.L).
pertumbuhan penduduk, serta teknologi berpengaruh terhadap tingkat perekonomian
dan pertumbuhannya. Adapun model dasar dari teori pertumbuhan Solow adalah:
Dimana Y = output, K = modal fisik, dan L angkatan kerja. Jika kedua sisi dibagi
dengan L, maka hasilnya akan seperti : Y = f (k). Dengan Y = output per pekerja dan K
= modal per pekerja.

Dari persamaan di atas, bila diketahui bahwa menurut Solow, pertumbuhan


ekonomi bergantung pada perkembangan modal serta pertumbuhan penduduk atau
populasi. Karena pertambahan modal atau kapital dipengaruhi oleh besarnya tabungan
serta adanya depresi modal. Maka dalam periode tertentu pertambahan modal atau
kapital bisa menjadi nol. Ini disebabkan nilai kapital, baik yang terbentuk maupun yang
terdepresi, adalah sama. Dalam lingkup makro, kondisi ini bisa menyebabkan
perekonomian berada dalam kondisi stabil dengan penghasilan yang tetap.

Dalam teori Solow ini diasumsikan bahwa variabel teknologi bersifat eksogen.
Artinya, variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel lain atau menjadi variabel bebas.
Pada fungsi produksi, teknologi dianggap given atau tetap dan tingkat penawarannya
berada pada posisi tertentu. Intisari dari Teori Solow di antaranya memuat hal-hal
sebagai berikut :

A. Dalam dunia industri berlaku fungsi produksi yang tertuang dalam hukum The
Law of Diminishing Return. Hukum ini menjelaskan bahwa ditambahkannya
jumlah input yang tepat bisa menambah output yang maksimal. Tetapi, jika
penambahan terus dilakukan, maka yang terjadi adalah penurunan dari output
itu sendiri.
B. Berkaitan dengan investasi, besarnya investasi per pekerja adalah fungsi dari
capital stock per pekerja. Besar kecilnya capital stock dipengaruhi oleh
investasi serta depresiasi atau penyusutan. Ketika investasi naik, capital stock
akan bertambah, dan sebaliknya.
C. Pergerakan naik turunnya tingkat populasi juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Dengan bertambahnya tingkat populasi, jumlah labour
atau pekerja yang meningkat mampu mengurangi capital stock per pekerja
dengan sendirinya. Berdasarkan analisis Mankiw (2000), negara-negara yang
memiliki pertumbuhan penduduk yang cepat GDP perkapitanya rendah.
D. Dalam Teori Solow dikatakan bahwa kemajuan di bidang teknologi dimasukkan
sebagai faktor eksogen. Dampak dari kemajuan teknologi ini bisa menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang sustainable atau berkelanjutan dengan cara
mengoptimalkan efisiensi tenaga kerja.
E. Menurut Teori Solow, makin tinggi tingkat tabungan atau saving rate suatu
negara, makin kaya negara tersebut. Selain itu, semakin tinggi tingkat
pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan semakin tinggi juga tingkat
kemiskinannya.

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan Solow, ada beberapa hal yang bisa
ditempuh dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi, yakni sebagai berikut :

1) Meningkatkan jumlah tabungan. Dengan bertambahnya tabungan, modal yang


tersedia untuk berinvestasi akan semakin besar dan ini artinya mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
2) Setelah tingkat tabungan terus ditambah, jumlah investasi yang sesuai dengan
potensi dan kondisi perekonomian, baik dari segi fisik maupun nonfisik juga
meningkat.
3) Meningkatkan aspek kemajuan teknologi. Dengan melakukan ini, pendapatan
per tenaga kerja juga bisa meningkat. sehingga mampu memberi kesempatan
pada sektor swasta untuk berinovasi. Adanya inovasi yang terus dikembangkan
akhirnya juga bisa berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.

Tak hanya sebagai ekonom senior, Solow juga menjabat berbagai posisi di
pemerintahan, termasuk menjadi Dewan Penasehat Ekonomi pada tahun 1961-1962
dan anggota Komisi Kepresidenan tahun 1968-1971. Pada tahun 1961, Solow
mendapatkan John Bates Clark Awards dari American Economic Association sebagai
ekonom berumur di bawah 40 tahun. Delapan belas tahun kemudian ia menjabat
sebagai presiden dalam asosiasi tersebut.

Tahun 1987, melalui teori yang ia kembangkan, Solow mendapatkan penghargaan


Nobel bidang ekonomi. Dan, pada tahun 1999, presiden Bill Clinton memberikan
penghargaan National Medal of Science kepadanya. Kini, ia bekerja sebagai dosen di
Massachusetts Institute of Technology Sloan School of Management sekaligus
menjabat sebagai presiden di Cournot Centre for Economic Studies yang ia dirikan
pada tahun 2000. Ia dipercaya sebagai ekonom untuk perdamaian dan keamanan. Ia
juga menerima gelar doktor ilmu pengetahuan dari Tufts University pada tahun 2011.

Referensi :

Lundberg, Erik. 2016. Myrdals Contributions to Economic Theory. The Swedish


Journal of Economics, Vol. 76, No. 4 (Dec., 1974), pp. 472-478. Wiley on behalf of
The Scandinavian Journal of Economics.

Gonda, Vladimr. 2005. Profiles of World Economists Robert M. Solow. Faculty of


National Economy. University of Economics. Bratislava.

You might also like