Professional Documents
Culture Documents
Robert M. Solow
DISUSUN OLEH :
Ahmad Faisal Ahsani (145020101111062)
Selama periode waktu yang singkat hidupnya (sekitar tahun 1925-1933) Myrdal
merupakan seorang ahli teori ekonomi murni. Dia memulai karir ilmiahnya dengan
mengeluarkan tesis doktoral pada tahun 1927, The Problem of Price Formation under
Economic Change. Dia menyusun sebuah studi tentang bagaimana harga terbentuk,
laba terjadi dan perubahan nilai modal terjadi sebagai konsekuensi dari antisipasi pada
perubahan dalam kondisi pasar di masa yang akan datang, serta beberapa
pengembangan teknis lainnya. Analisisnya dilakukan secara mikro, difokuskan pada
perencanaan dari perusahaan bisnis individu. Pertanyaan utamanya adalah tentang
bagaimana konsepsi dan penilaian risiko mempengaruhi ekspektasi dan realisasi profit.
Dalam tesis doktoral Gunnar Myrdal yang diterbitkan pada tahun 1927 ini, Ia meneliti
peran dari "ekspektasi" dalam pembentukan harga. Analisis tersebut Ia susun
berdasarkan pada teori Knut Wicksell yaitu proses kumulatif uang endogen (cumulative
process of endogenous money), dimana Myrdal menekankan pentingnya peran
ketidakpastian Knightian serta ekspektasi ex ante dan ex post dalam proses ekonomi
(sebelumnya, Myrdal menjadi salah satu pendiri dari "Stockholm School", di mana
konsep-konsep tentang ex ante dan ex post menjadi konsep yang sangat cepat
berkembang dalam terminologi analisis dinamis.).
Tentu saja ada banyak permasalahan yang masuk dalam membedakan antara
risiko obyektif dan subyektif serta proses valuasi dari ekspektasi. Myrdal sering
mengacu pada tulisan-tulisan Marshall, Fisher, Keynes dan Knight, dan dia memang
menyadari akan kemungkinan munculnya permasalahan-permasalahan tersebut. Dia
memiliki saran yang jelas tentang bagaimana hipotesisnya dapat diuji melalui cara
membandingkan perhitungan profitabilitas ex ante dengan hasil yang sebenarnya.
Akan tetapi upaya tersebut tetap dalam bidang teori murni pada tingkat yang sangat
abstrak.
Salah satu kontribusi utama Myrdal mengacu pada diskusi yang luas terkait
tentang "international space" untuk kebijakan ekspansif otonom di negara seperti
Swedia. Bagian penting dari masalah kebijakan dalam pemikiran Myrdal adalah untuk
menemukan cara-cara pelebaran international space ini untuk kebijakan ekspansif.
Dia membahas langkah-langkah seperti devaluasi, peminjaman dari luar negeri, bea
masuk yang lebih tinggi, atau peraturan impor. Banyak penekanan diberikan demi
kemungkinan mengarahnya pengeluaran publik dapat diperluas ke daerah-daerah
dengan kecenderungan impor rendah, serta pengurangan pajak yang secara langsung
ataupun tidak langsung akan menstimulasi ekspor dan/ mensubstitusi produksi impor.
Singkatnya, sebagian besar argumen untuk kebijakan fiskal ekspansif yang digunakan
saat ini memang sebuah prestasi 40 tahun yang lalu hasil dari buah pemikiran Myrdal.
Pada periode 1925 hingga 1929, Myrdal memperdalam ilmunya di Inggris dan
Jerman. Dia juga merupakan seorang "Rockefeller Fellow" dan mengunjungi Amerika
Serikat pada 1929-1930. Selama periode ini ia menerbitkan buku pertamanya,
termasuk The Political Element in the Development of Economic Theory. Kembali ke
Eropa, ia menjabat selama satu tahun sebagai profesor di Graduate Institute of
International Studies, Jenewa, Swiss. Gunnar Myrdal pada awalnya tertarik pada
model matematika abstrak yang masuk ke ranah keilmuan di era 1920-an, dan ikut
andil dalam mendirikan "Econometric Society" di London. Profesor Myrdal merupakan
salah satu pendukung dari tesis John Maynard Keynes, meskipun ia menyatakan
bahwa ide dasar dari menyesuaikan anggaran nasional untuk memperlambat atau
mempercepat ekonomi pertama kali dikembangkan oleh dia, dan diartikulasikan dalam
buku Monetary Economics yang ia tulis dan diterbitkan pada tahun 1932, empat tahun
sebelum "General Theory of Employment, Interest and Money" milik Keynes
mengemuka.
Lebih lanjut, Gunnar Myrdal dalam bukunya yang berjudul Economic Theory
and Underdeveloped Regions (1957), menjelaskan sebuah konsep yang sekarang ini
dikenal sebagai proses kausasi kumulatif (circular cumulative causations). Menurut
Myrdal, pembangunan di negara-negara yang lebih maju akan menyebabkan keadaan
yang dapat menimbulkan hambatan yang lebih besar bagi negara-negara yang
terbelakang untuk dapat maju dan berkembang. Keadaan yang menghambat ini
disebut sebagai backwash effects. Menurut Myrdal, ada tiga faktor yang menyebabkan
muncuknya backwash effects yaitu :
Backwach effect ini cenderung membesar dan Dampak Sebar (Spread Effect)
cenderung mengecil. Secara kumulatif kecenderungan ini semakin memperburuk
ketimpangan internasional dan menyebabkan ketimpangan regional di antara negara-
negara terbelakang.
Bagi Myrdal, satu-satunya cara untuk mengurangi efek dari spatial inequalities
adalah melalui intervensi pemerintah. Menurutnya, apabila perencanaan pemerintah
lebih efisien maka tidak perlu ada variasi wilayah dalam angka pertumbuhan
ekonominya. Akan tetapi, ia menyadari sepenuhnya bahwa dalam banyak situasi
pemerintah dalam banyak negara tidak mampu mencapai hal tersebut (Myrdal 1970).
Menurutnya perlu adanya strong states untuk menjamin agar mekanisme perencanaan
dapat diimplementasikan yang menjadi keyakinan Myrdal mengenai perencanaan
sebagai suatu solusi bagi masalah-masalah pembangunan.
Myrdal menerbitkan banyak karya terkenal, baik sebelum dan setelah buku
pertama, American Dilemma, yang membuat namanya mengemuka. Di antara banyak
kontribusi lain untuk kebijakan sosial dan publik, ia juga turut ambil bagian dalam
mendirikan sekaligus serta memimpin Stockholm International Peace Research
Institute. Dikenal dunia internasional sebagai bapak dari kebijakan sosial, ia
memberikan kontribusi untuk pemikiran sosial demokrasi di seluruh dunia, bekerja
sama dengan teman-teman dan rekan-rekan di arena politik dan akademis. Swedia
dan Inggris termasuk di antara pelopor welfare state. Buku karya Myrdal (Beyond the
Welfare State - New Haven, 1958) dan Richard Titmuss (Esai tentang "The Welfare
State" - London, 1958) mengeksplorasi tema-tema serupa. Teori kunci konsep "circular
cumulative causation" milik Myrdal ini memberikan kontribusi terhadap perkembangan
ekonomi Non-equilibrium modern.
Permasalahan ekonomi mempengaruhi hampir setiap bidang masyarakat dan
ilmu ekonomi juga saling mempengaruhi dan berkaitan dengan ilmu-ilmu sosial
lainnya. Gunnar Myrdal mengeluarkan karya pertamanya dalam lingkup teori ekonomi,
tetapi kemudian dia mengembangkan analisis sosial yang lebih luas. Dalam buku An
American Dilemma (1944), ia menganalisis situasi penduduk Afrika-Amerika di AS
dengan memeriksa faktor-faktor politik, kelembagaan, demografi, dan pendidikan dan
kesehatan. Penelitian Gunnar Myrdal ini dianggap sangat penting, terutama dalam
kaitannya dengan pemahaman kondisi sosial di negara berkembang.
Selain menjadi seorang ekonom dan sosiolog, Myrdal juga seorang politikus.
Dia dua kali terpilih menjadi anggota Parlemen Swedia sebagai senator (1934-1936,
1942-1946), pernah pula menjabat sebagai menteri perdagangan dan perindustrian
(1945-1947), dan juga menjabat sebagai sekretaris eksekutif Komisi Ekonomi PBB
untuk Eropa (1947-1957 ).Pada tahun 1960 hingga 1967, Myrdal bekerja sebagai guru
besar Ekonomi Internasional di Stockholm University. Sebelum menghembuskan nafas
terakhirnya pada tanggal 17 Mei 1987.
Robert Solow dan Teori Pertumbuhan
Ekonomi
Rasa ketertarikan Solow terhadap ilmu ekonomi tidak lepas dari pengaruh Paul
Samuelson. Selama hampir 40 tahun, Solow bekerjasama dengan ekonom Paul
Samuelson. Selama hampir 40 tahun, Solow dan Paul Samuelson bekerja sama dalam
merancang banyak teori semisal teori pertumbuhan von Neumann (1953), teori modal
(1956), pemrograman linear (1958) dan kurva Phillips (1960). Ia tak hanya
membicarakan materi ekonomi, tetapi juga politik, dan berbagai hal. Hal inilah yang
membuat Solow tertarik dengan makro ekonomi di mana ia mempelajari materi
ekonomi secara keseluruhan yang melingkupi berbagai aspek kehidupan di
masyarakat. Tulisan pertama Solow yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi
adalah "A Contribution to the Theory of Growth." Di dalamnya ia menyajikan model
matematika pertumbuhan yang merupakan versi dari model pertumbuhan Harrod-
Domar. Perbedaan utama antara model milik Solow dan model Harrod-Domar terletak
pada asumsi Solow dimana upah bisa bersifat menyesuaikan untuk menjaga supaya
tenaga kerja fully employed.
Y = F (K.L).
pertumbuhan penduduk, serta teknologi berpengaruh terhadap tingkat perekonomian
dan pertumbuhannya. Adapun model dasar dari teori pertumbuhan Solow adalah:
Dimana Y = output, K = modal fisik, dan L angkatan kerja. Jika kedua sisi dibagi
dengan L, maka hasilnya akan seperti : Y = f (k). Dengan Y = output per pekerja dan K
= modal per pekerja.
Dalam teori Solow ini diasumsikan bahwa variabel teknologi bersifat eksogen.
Artinya, variabel ini tidak dipengaruhi oleh variabel lain atau menjadi variabel bebas.
Pada fungsi produksi, teknologi dianggap given atau tetap dan tingkat penawarannya
berada pada posisi tertentu. Intisari dari Teori Solow di antaranya memuat hal-hal
sebagai berikut :
A. Dalam dunia industri berlaku fungsi produksi yang tertuang dalam hukum The
Law of Diminishing Return. Hukum ini menjelaskan bahwa ditambahkannya
jumlah input yang tepat bisa menambah output yang maksimal. Tetapi, jika
penambahan terus dilakukan, maka yang terjadi adalah penurunan dari output
itu sendiri.
B. Berkaitan dengan investasi, besarnya investasi per pekerja adalah fungsi dari
capital stock per pekerja. Besar kecilnya capital stock dipengaruhi oleh
investasi serta depresiasi atau penyusutan. Ketika investasi naik, capital stock
akan bertambah, dan sebaliknya.
C. Pergerakan naik turunnya tingkat populasi juga berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Dengan bertambahnya tingkat populasi, jumlah labour
atau pekerja yang meningkat mampu mengurangi capital stock per pekerja
dengan sendirinya. Berdasarkan analisis Mankiw (2000), negara-negara yang
memiliki pertumbuhan penduduk yang cepat GDP perkapitanya rendah.
D. Dalam Teori Solow dikatakan bahwa kemajuan di bidang teknologi dimasukkan
sebagai faktor eksogen. Dampak dari kemajuan teknologi ini bisa menciptakan
pertumbuhan ekonomi yang sustainable atau berkelanjutan dengan cara
mengoptimalkan efisiensi tenaga kerja.
E. Menurut Teori Solow, makin tinggi tingkat tabungan atau saving rate suatu
negara, makin kaya negara tersebut. Selain itu, semakin tinggi tingkat
pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan semakin tinggi juga tingkat
kemiskinannya.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan Solow, ada beberapa hal yang bisa
ditempuh dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi, yakni sebagai berikut :
Tak hanya sebagai ekonom senior, Solow juga menjabat berbagai posisi di
pemerintahan, termasuk menjadi Dewan Penasehat Ekonomi pada tahun 1961-1962
dan anggota Komisi Kepresidenan tahun 1968-1971. Pada tahun 1961, Solow
mendapatkan John Bates Clark Awards dari American Economic Association sebagai
ekonom berumur di bawah 40 tahun. Delapan belas tahun kemudian ia menjabat
sebagai presiden dalam asosiasi tersebut.
Referensi :