You are on page 1of 27

CANDI BOROBUDUR

SEBAGAI WARISAN BUDAYA

Karya Tulis

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Dalam Mengikuti Ujian Peaktik Bahasa dan Sastra Indonesia dan Ujian Nasional

Disusun Oleh:
Kelompok 25
Kelas XII.IPS.3

1. Candra Irawan
2. Endang Yulia

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BANTARUJEG


Alamat : Jalan Siliwangi No. 119 Bantarujeg, Majalengka 45464
2017
LEMBAR PENGESAHAN

Makalah ini disahkan dan disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dadi Wigandi, S.Pd., M.Pd. Drs. Uyu Wahyudin, M.M.


NIP. 1971059 200501 1 004 NIP. 19610210 198803 1 008

Disetujui Oleh;

Kepala Sekolah, Pembimbing II,

Drs. Nana Juhana, M.Pd. Bandi, S.Pd.


Pembina Tingkat I NIP. 19630711 198803 1 006

1
NIP. 19611113 198204 1 002

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan ke hadirat Allah SWT., atas rahmat dan karunia

yang telah diberikab-Nya, sehingga penulis dalam kesempatan ini dapat

menyesuaikan makalah yang berjudul Candi Borobudur sebagai Warisan

Budaya Bangsa.

Makalah ini membahas tentang sejarah didirikannya Candi Borobudur dan

Candi Borobudur sebagai warisan budaya bangsa. Penulis membuat makalah ini

dengan tujuan untuk mengetahui sejarah dan proses pendirian Candi Borobudur.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menemukan hambatan,

rintangan dan tantangan. Akan tetapi, karena berkat bantuan dorongan dari

berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, sudah

selayaknya penulis, menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-

tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak Drs. Nana Juhana, M.Pd., selaku Kepala SMA Negeri 1 Bantarujeg,
2. Bapak Dadi Wigandi, S.Pd., M.Pd., sebagai pembimbing 1,
3. Bapak Drs. Uyu Wahyudin, M.M., selaku pembimbing 2,
4. Bapak Bandi, S.Pd., selaku Wali Kelas XII IPS 3,
5. orang tua tercinta yang telah memberikan doa sehingga atas doanya karya

tulis ini dengan lancar dapat diselesaikan, dan


6. semua teman-teman yang telah memberikan dorongan dan bantuan, baik

secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis sadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Karena

banyak kekurangan, kesalahan dan kekeliruan, baik dalam penulisan maupun

3
dalam pengajiannya. Hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan

wawasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

sifatnya membangun guna perbaikan pada masa yang akan datang.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat terutama bagi pembaca

dan semua pihak yang memerlukan karya tulis ini.

Bantarujeg, Februari 2017

Penulis,

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................................... 1


B. Perumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 2
D. Sistematika Penulisan.............................................................................. 2

BAB II KAJIAN TEORI

A. Budaya .................................................................................................... 4
B. Candi Borobudur .................................................................................... 8

BAB III PEMBAHASAN

A. Sejarah Candi Borobudur ....................................................................... 16


B. Keberadaan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya ........................ 18

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................................. 20
B. Saran ....................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 21

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................ 22

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bekas peninggalan peradaban agama Hindu di Indonesia masih banyak

terpelihara hingga saat ini. Salah satunya yaitu candi. Dalam agama Hindu, candi

merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan atau panamaan

abu jenazah seorang raja.

Seiring dengan perkembangan zaman, kini candi memiliki fungsi reaksi.

Selain sebagai sarana ibadah umat Hindu, candi telah dijadikan sebagai objek

wisata yang mampu menarik pengunjung baik lokal maupun wisata asing. Pada

umumnya, wisata tertarik dengan objek wisata seperti candi dikarenakan selain

bersifat rekreatif, candi juga dapat dijadikan sarana edukatif yang dapat

memperluas wawasan khususnya tentang sejarah kebudayaan.

Salah satunya adalah Candi Borobudur. Candi ini sudah terkenal di

Internasional. Candi Borobudur terletak 17 km di pusat kota Yogyakarta, di tengah

arca yang kini dibangun taman indah yang memanjakan wisatawan dengan

suasana alam asri. Candi Borobudur adalah sebuah tempat wisata yang sangat

terkenal baik di dalam maupun di luar negeri.

Untuk terus melestarikan dan menjaga Magelang terutama Candi

Borobudur dari pengaruh-pengaruh luar yang semakin marak, kita harus lebih bisa

untuk menjaga dan mensosialisasikan hasil-hasil budaya bangsa kita kepada

1
2

masyarakat, salah satunya yaitu Candi Borobudur yang merupakan warisan

budaya yang ada di kota tersebut. Oleh sebab itu, dalam pembuatan karya tulis ini,

penulis mengambil judul Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Bangsa

B. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan karya ilmiah ini, penulis menentukan

rumusan masalah dalam pembuatan karya ilmiah ini yaitu sebagai berikut.

1) Bagaimana sejarah Candi Borobudur?


2) Begeimana keberadaan Candi Borobudur sebagai warisan budaya?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan dari karya ilmiah ini adalah sebagai berikut.

1) Untuk mengetahui sejarah Candi Borobudur.


2) Untuk mengetahui keberadaan Candi Borobudur sebagai warisan budaya.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan penulis dalam penulisan karya ilmiah ini

adalah sebagai berikut.

HALAMAN SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Sistematika Penulisan

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Sejarah Candi Borobudur


3

B. Keberadaan Candi Borobudur sebagai warisan budaya

BABIV PENUTUP

A. Simpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Budaya
1. Pengertian Budaya

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Budaya adalah adat istiadat;

sesuatu mengenai kebudayaan yang sudah berkembang (beradab, maju) (2001 :

169). Sedangkan menurut www.wikipedia.com Budaya atau kebudayaan berasal

dari bahasa Sansekerta yaitu Buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari

buddhi (budi dan akal) yang diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi

dan akal manusia. Dalambahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal

dari kata latin cobre, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga

sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture yang diterjemahkan sebagai

kulture dalam bahasa Indonesia.

Budaya merupakan adat istiadat yang dipegang teguh oleh suatu

masyarakat pada suatu kawasan yang diwariskan secara turun-temurun sehinggan

dapat berkembang/maju. Kebudayaan muncul fari hasil akal budi manusia yang

dipengaruhi oleh norma-norma yang dipegang teguh dan lingkungan yang

mempengaruhi hidup.

Adapun menurut www.andekendapi.com.ccm pengertian kebudayaan yang

dikemukakan oleh beberapa ahli adalah sebagai berikut.

1) Edwar B. Taylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukun, adat

4
5

istiadat, dan kemempuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang


sebagai anggota masyarakat.
2) M. Jacobs dan B.I Stern
Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk tekno-sosial,
ideologis, dan kesenian serta benda yang kesemuanya merupakan
warisan sosial.
3) Koenjaraningrat
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil
karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan
milik dari manusia dengan belajar.
4) Dr. K. Kupper
Kebudayaan merupakan sistem gagasan yang menjadi pedoman dan
pengarah bagi manusia dalam bersikap dan berprilaku, baik secara
individu maupun kelompok.
5) William H. Haviland
Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dilimiki
bersama oleh para anggota masyarakat yang jika dilaksanakan oleh
para anggota akan melahirkan perilaku yang layak dan dapat diterima
olah semua masyarakat.
6) Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan berarti buah budi manusia dari hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan
bukti kejayaan hidup dan penghidpannya guna mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang pada akhirnya bersifat tertib dan damai.
7) Francis Merill
Kebudayaan adalah pola-pola perilaku yang dihasilkan interaksi
sosial. Semua perilaku dan semua produk yang dihasilkan oleh
seseorang sebagai suatu masyarakat yang ditemukan melalui interaksi
simbolis.
8) Bounded et-al
Kebudayaan adalah sesuatu yang terbentuk oleh pengembangan dan
tranmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-simbol tertentu,
misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang digunakan
untuk mengalihkan keyakinan budaya para anggota suatu masyarakat.
Pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan ditamukan di dalam
media, pemerintahan, institusi agama, sistem pendidikan dan semacan
itu.
9) Mithell
Kebudayaan adalah sebagian perulangan keseluruhan tindakan atau
aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan manusia yang telah
memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara
genetika.
6

10) Robert H. Lowie


Kebudayaan adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari
masyarakat mencakup kepercayaan, adat istiadat, dan norma-norma
artistik, kebiasaan, makan, keahlian yang diperoleh dari kreatifitasnya
sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau yang didapat
melaluai pendidikan formal ataupun informal.
11) Arkeologo R. Soekmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia baik berupa benda
ataupun hanya berupa buah pikiran dalam penghidupan.

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kenudayaan

muncul dari proses interaksi sosial dan dari hasil pengulangan tindakan manusia

yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara

genetika sehingga dapat dijadikan pedoman bagi manusia dalam bertindak.

Dengan kata lain, kebudayaan menjadi faktor penentu bagi segala sesuatu yang

terdapat dalam masyarakat, baik kepercayaan, adat istiadat, maupun norma-norma

yang sifatnya abstrak. Dan perwujudan dari kebudayaan itu sendiri adalah berupa

perilaku-perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni dan lain-

lain yang semuanya ditunjukkan untuk membantu manusia dalam melangsungkan

kehidupan bermasyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa budaya adalah

seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah

pikiran yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan secara

genetika.

2. Penetrasi Kebudayaan
7

Menurut www.wikipedia.com, Penestrasi kebudayaan adalah masuknya

pengaruh suatu kebudayaan terhadap kebudayaan lainnya. Di Indonesia penestrasi

kebudayaan terjadi dengan dua cara, yaitu mesuknya kebudayaan asing

dikarenakan Indonesia dijajah oleh bangsa lain dan masuknya kebudayaan asing

dengan jalan damai.

Adapun masuknya kebudayaan Hindu ke Indonesia adalah dengan jalan

damai. Masuknya kebudayaan Hindu tidak mengakibatkan konflik akan tetapi

memperkaya khasanah budaya masyarakat detempat. Pengaruh budaya ini pun

tidak mengakibatkan hilangnya unsur-unsur adli budaya masyarakat.

Penyebaran budaya secara damai akan menghasilkan aktualisasi, asimilasi,

atau sintetis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk

kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli, contohnya bentuk

bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli

Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan

sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan sintetis adalah bercampurnya

dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya kebudayaan baru yang sangat

berbeda dengan kebudayaan asli.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penestrasi

kebudayaan agama Hindu ke Indonesia, dengan jalan damai yang telah

menimbulkan proses akulturasi sehingga dapat memperkaya khasanah busaya

masyarakat Indonesia.

B. Candi Borobudur
1. Pengertian
8

Banyak teori yang mengemukakan tentang definisi Borobudur. Di

antaranya, menurut Martono bahwa Candi Borobudur ialah candi Budha yang

megah yang stupa-stupanya dan relief-reliefnya merupakan perpaduan antara

budaya Indonesia asli dengan budaya India (Budha) (1996: 51). Sedangkan

menurut J.E de Casparis bahwa, borobudur tempat pemujaan

(id.wikipedia.org/wiki/borobudur).

Sementara itu Reffles berpendapat bahwa Borobudur berasal dari kata

boro yang artinya kuno, dan budur yang merupakan nama tempat, jadi, Borobudur

merupakan budur yang kuno. (id.wikipedia.org/wiki/borobudur). Selain dari

pendapat di atas, Reffles juga berpendapat bahwa, Borobudur mempunyai makna

sang Budha yang agung dan Budha yang banyak .

(id.wikipedia.org/wiki/borobudur).

Mengacu dari pendapat di atas maka dapat diketahui bahwa Candi

Borobudur merupakan candi Budha yang berfungsi sebagai tempat suci bagi

pemeluk agama Budha dan sebagai tempat pemujaan. Hal ini terbukti dari bentuk

candi yang berupa punden berundak yang secara fungsinya, punden berundak

digunakan sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang.

Setiap orang mempunya presepsi yang berbeda-deba mengenai pengertian

Borobudur. Oleh karena itu, banyak sekali versi yang mengemukakan tentang

definisi Borobudur. Adapun pengertian Borobudur menurut para ahli yaitu sebagai

berikut.

1) Borobudur berasal dari kata sambraha bdhara yang artiya gunung yang
lerengnya berteras-teras. (id.wikipedia.org/wiki/borobudur).
9

2) Menurut Moens, Borobudur menpunyai arti kata para pengunjung


tinggi sang Budha (http://www.konservasiborobudur.com).

3) Menurut Soekomo dan Stuterheim bahwa, Borobudur berasal dari


kata bara da budur yang artinya sebuah bihara asrma yang berada di
tanah yang tinggi (www.borobudur.com).

4) Casparis berpendapat bahwa, Borobudur berasal dari bahasa Kamulan


yaitu I Bhumisambarabudhara, berdasarkan prasasti Sri Kahulan 824 m
yang artinya bangunan suci yang melambangkan kumpulan kebaikan
dari kesepuluh tingkatan Bodhisatya
(http://www.konservasiborobudur.com).

5) Poebatjaraka mengemukakan bahwa, Borobudur berasal dari kata


Boro yang artinya biara atau viara dan Budur yang artinya nama
tempat atau desa. Jadi, Borobudur merupakan biara di budur
(http://www.konservasi.borobudur.com).

Ali lain menjelaskan mengenai pengertian Candi Borobudur sebagai

berikut.

1) Kitab Negara Kertagama


Naskah dari tahun 1365 Masehi yaitu kitab Negara Kertagama
karangan Mpu Prapanca, menyebutkan kata BUDUR untuk sebuah
bangunan Agama Budha dari aliran Wajradha. Kemungkinan yang ada
na Budur tersebut tidak lain adalah Candi Borobudur. Karena tidak
ada keterangan lain kiranya tak dapat diambil suatu kesimpulan.

2) Sir Thomas Stramford Raffles


Penafsiran tentang Borobudur juga telah dilakukan oleh Raffles
berdasarkan keterangan dari masyarakat luas yang menafsirkan bahwa:
- Budur merupakan bentuk lain dari Budo yang dalam bahasa
Jawa berarti kuno. Tetapi bila dikaitkan dengan Borobudur berarti
Boro jaman Kuno jelas tidak mengandung suatu pengertian yang
dapat dikaitkan dengan Candi Borobudur.
- Boro berarti Agung, Budur disamakan dengan Budha. Dengan
demikian Borobudur berarti Sang Budha yang Agung.
- Namun karena Bhada dalam bahada Jawa Kuno dapat diartikan
banyak, maka Borobudur dapat juga berarti Budha yang banyak.
10

Jika dikaji secara teliti maka keterangan yang dikemukakan oleh


Raffles memang tidak ada yang memuaskan. Boro jaman Kuno
kurang mengena. Sang Budha yang Agung maupun Budha yang
banyak kurang mencapai sasaran. Perubahan kata Budha menjadi
Budur misalnya perubahan demikian tidak dapat diterangkan dari segi
ilmu bahasa, karena sukar diterima.

3) Poerbatjaraka
Menurut beliau Boro berarti Biara dengan demikian Borobudur
berarti Biara Budur. Penafsiran ini memang sangat menarik karena
mendekati kebenaran berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Penyelidikan dan penggalian yang dilakukan tahun 1952 di
halamansebelah barat laut bangunan Candi Borobudur telah berhasil
menemukan fondasi dan genta perunggu berukuran besar. Penemuan
fondasi batu-batu dan genta ini memperkuat dugaan yaitu sisa-sisa dari
sebuah biara.
Selanjutnya jika dihubungkan dengan Kitab Negara Kertanegama
mengenai Budur maka besar kemungkinan penafsiran Poerbatjaraka
adalah benar dan tepat. Namun demikian masih merupakan suatu
pertanyaan mengapa Biara dalam hal penamaan menggatikan
candinya, padahal candi jauh lebih penting daripada biarnya.

4) De Casparis
De Casparis menemukan kata majemuk dalam sebuah prasasti yang
kemungkinan merupakan asal Borobudur. Dalam prasasti SRI
KAHLUNAN yang berangka842 Masehi dijumpai kata Bhumi
Sambhara Budhara yaitu suatu sebutan untuk bangunan suci
pemujaan nenek moyang atau disebut kuil.
Perubahan kata Bhumi Sambhara Budhara menjadi Borobudur
dapat diterangkan sebagai akibat dari gejala umum dalam bahasa
sehari-hari untuk menyingkat serta menyederhanakan ucapan. Sampai
sekarang banyak sarjana yang keberatan terhadap penafsiran De
Casparis itu. Tetapi haruslah diakui bahwa sampai sekarang belum ada
keterangan atau penafsiran yang tepat mengenai nama Borobudur.

5) Drs. Soediman
Di dalam bukunya Borobudur salah Satu Keajaiban Dunia
menyebutkan bahwa nama Borobudur sampai sekaran masih belum
jelas. Dijelaskan pula bahwa Borobudur berasal dari dua kata yaitu
Bara dan Budur. Bara berasal bahasa Sansekerta Vihara yang
berarti kompleks candi dan Bihara yang berarti asrama.
Budur dalam bahasa Balu beduhur yang artinya di atas. Jadi
nama Borobudur berarti asrama atau vihara dan kelompok candi yang
terletak di atas tanah atau bukit (madhori, ? : 2-5)
11

Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa borobudur merupakan

bangunan suci agama Budha yang dibangun di atas bukit di Desa Budur yang

merupakan tempat pemujaan dan tempat suci bagi Budha (Shidarta Ghotama)

yang melambangkan kumpulan kebaikan dari kesepuluh tingkatan Budhisattya.

2. Proses Penemuan Candi Borobudur

Candi borobudur didirikan tidaklah dapat diketahui secara pasti namun

suatu perkiraan dapat diperoleh dengan tulisan singkat yang dipahatkan di atas

pigura relief kaki asli Candi Borobudur (Karwa Wibhangga) menunjukkan huruf

sejenis denga yang di dapatkan dari prasasri di akhir abad ke-8 sampai awal abad

ke-9 dari bukti-bukti tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Cando Borobudur

didirikan sekitar tahun 00 M.

Kesimpulan tersebut di atas itu ternyata sesuai benar dengan krangka


sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah
Jawa Tengan pada khususnya periode abad ke-8 dan pertengahan abad ke-
9 dikenal dengan abad emas Wangsa Syailendra kejayaan ini ditandai
dibangunnya sejumlah besar candi yang di lereng-lereng gunung
kebanyakan berdiri khas bangunan Budha tapi ada juga sebagian Hindu.
(www.google.com).

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur

dibangun oleh Wangsa Syailendra yang terkenal dalam sejarah karena usaha untuk

menjungjung tinggi dan mengagumkan agama Budha Mahayana.

3. Bangunan Candi

Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam semesta

yang terbagi tiga bagian yaitu sebagai berikut.


12

Kamadhatu
Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat, dalam dunia ini manusia
terkait pada hasrat bahan dikuasai oleh hasrat, kemauan dan hawa nafsu.
Relief-relief ini terdapat pada bagian kaki candi asli yang menggambarkan
adegan-adegan Karmawibhangga, ialah yang melukiskan hukum sebab dan
akibatnya.

Rupadhatu
Sama dengan alam antara atau dunia rupa, dalam alam ini manusia telah
meninggalkan segala urusan keduniawian dan meninggalkan hasrat
ataupun kemauan. Bagian ini terdapat pada lorong satu sampai empat.

Arupadhatu
Sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa, yaitu tempat para Dewa.
Bagian ini terdapat pada teras bundar tingkat I, II, II beserta stupa induk
(Sutanto, 1998 : 16).

Patung Budha yang terdapat pada Candi Borobudur berjumlah 504 buah,

dengan uraian; patung Budha yang berada pada relung-relung berjumlah 432 buah

dan pada teras I, II, III berjumlah 72 buah. Agar lebih jelasnya berikut penulis

uraikan lebih terperinci.

Langkah I terdapat : 104 patung Budha


Langkah II terdapat : 104 patung Budha
Langkah III terdapat : 88 patung Budha
Langkah IV terdapat : 72 patung Budha
Langkah V terdapat : 64 patung Budha
Teras I terdapat : 32 patung Budha
Teras bundar II terdapat : 24 patung Budha
Teras bundar III terdapat : 16 patung Budha
Jumlah : 504 patung Budha (Susanto. 1998 : 17).

Selain itu memiliki lima Mudra, yaitu sebagai berikut.

1) Bhumispara Mudra
Sikap tangan ini melambangkan saat sang Budha memanggil dewi
bumi, sebagai saksi ketika ia menangkis semua serangan iblis mara.
Patung-patung ini menghadap ke timur langkan I IV.
13

2) Wara Mudra
Sekap tangan ini melambangkan pemberian amal, memberi anugerah
atau berkah. Mudra ini adalah khas bagi Dhyani Budha
Ratnasambhawa.
Patung-patung ini menghadap ke selatan langkan I IV.

3) Dhayana Mudra
Sikap tangan ini melambangkan sedang semadi atau mengheningkan
cipta. Mudra arau sikap tangan ini merupakan ciri khas bagi Dhyani
Budha Amithaba.
Patung-patung ini menghadap ke selatan I IV.

4) Abhaya Mudra
Sikap tangan ini melambangkan sedang menenangkan, mudra atau
sikap tangan ini merupakan tanda khusus Dhyani Budha Amoghasidi.
Patung-patung ini menghadap ke selatan langkan I IV.

5) Dharma Mudra
Sikap tangan ini melambangkan gerak memutar roda dharma, mudra
ini menjadi ciri khas bagi Dhyani Budha Wairocana ini digambarkan
dengan sikap tangan yang disebut Witarka Mudra (Susanto, 1998 : 17
18).

Pada Cando Borobudur, selain terdapat patung Budha, juga terdapat

patung singa yang jumlah seharusnya sebanyak 32 buah. Tetapi karena berbagai

sebab, jika dihitung sekarang jumlahnya akan kurang dari jumlah tersebut (32

buah). Stupa yang ada di candi itu terbagi menjadi stupa berlubang dan stupa

kecil. Stupa berlubang berjumlah 72 buah, sedangkan stupa kecil berjumlah 1.472

buah.

Relief yang terdapat pada Candi Borobudur berjumlah 1460 buah. Selain

relief terdapat juga Jataka dan Awadana. Jataka merupakan cerita tentang sang

Budha sebelum dilahirkan sebagai Sidharta Gautama dari Raja Sudhodanna, yang

pelakunya sang Boddisattwa. Sedangkan Awadana sama Jataka hanya pelakunya

orang lain. Jumlah keseluruhan mencapai 720 pigura. Selain itu, terdapat juga
14

Gandawyuha atau cerita pada dinding yang pelkunya Sudhana, berjumlah 460

pigura.

4. Fungsi Candi Borobudur

Secara umum bahwa fungsi Candi Borobudur sama dengan candi-candi

lainnya, yaitu sebagai tempat pemujaan bagi orang yang beragama Hindu. Tetapi

mengenai fungsi Candi Borobudur terjadi perbedaan penafsiran antara para ahli

satu dengan lainnya, seperti berikut ini.

Pada piagam dari tahun 842 M., ada terdapat kalimat Kamulan
Bhumisambhara, Kamulan berasal dari kata Sansekerta mula, sedangkan
Bhumisambhara diartikan menjadi Borobudur. Dengan demikian bangunan
Borobudur menurut Casparis adalah tempat pemujaan atau penghormatan
nenek moyang dari Wangsa Syailendra (Sutanto, 1998 : 7).

Pendapat di atas mengemukakan bahwa Candi Borobudur memiliki fungsi

sebagai tempat pemujaan atau penghormatan terhadap nenek moyang. Memang

pada masa lampau Candi Borobudur terletak kira-kira 100 km di barat daya

Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta, luasnya 2500 km persegi

sering digunakansebagai tempat pemujaan.

Sejarawan J.G de Casparis Ph.D neliau menyatakan Borobudur adalah


tempat pemujaan. Sengan analogi prasasti Karangtengah dan Kahulnan,
Borobudur dibina oleh raja dari Dinasti Syailendra bernama Samaratungga
sekitar 824. Cando raksasa hanya 50 tahun kemudian ketika puterinya
Ratu Pramodhawardhani memerintah. Kuil Borobudur diina ats tanah
bukit hanya 265 meter dari dasar laut dan 15 meter tinggi (www.google).
15

Pengaruh Budha dan Hindu merosot dengan ketibaan agama baru yaitu

agama islam. Sehingga kini hanya terdapat 2 juta penganut Hindu Budha di

Indonesia dengan tumpuan di pulau Bali. Selepas Islam, pengaruh Kristiani turut

berkembang luas di Indonesia selama 350 tahun dengan jumlah penganut seramai

5 juta orang.

Kemerosotan Borobudur semakin terpuruk apabila ia ditimbun oleh abu

lava gunung berapi. Terdapat dua buah gunung berapi yang masa aktif yaitu

Gunung Sundoro-Sumbing dan Gunung Merbabu-Merapi di sungai Progo.

Kawasan ini terpilih sebagai tempat pembinaan kuil karena penduduknya ramai

dan pertanian padi sawah dapat dijalankan karena tanak lava gunung berapi sangat

subur.

Berdasarkan uraian di ataas dapat disimpulkan bahwa Borobudur berfungsi

sebagai tempat pemujaan penduduk setempat yang beragama Budha.


BAB III

PEMBAHASAN

A. Sejaran Candi Borobudur

Borobudur dibangun oleh Samaratungga, seorang raja kerajaan Mataram

Kuno yang juga keturunan dari Wangsa Syailendra pada abad ke-8. Keberadaan

Candi Borobudur ini pertama kali terungkap oleh Sir Thomas Stanford Rafles

pada tahun 1814. Pada saat itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur

dan terpendam di dalam tanah. Candi yang terdidi dari 10 tingkat ini sebenarnya

memiliki tinggi keseluruhan 42 meter. Namun setelah dilakukan restorasi, tinggi

keseluruhan candi ini hanya mencapai 34,5 meter dengan luas bangunan candi

secara keseluruhan 123 x 123 mater (15.129 m 2). Setiap tingkat pada Candi

Borobudur ini dari lantai pertama sampai latai keenam memiliki bentuk persegi,

sedangkan mulai lantai ke tujuh sampai lantai ke sepuluh berbentuk bulat.

Candi Borobudur adalah candi Budha terbesar pada abad ke-9. Menurut

Prasasti Kayumwungan, terungkap bahwa Candi Borobudur selesai dibangun

pada 26 mei 842, atau hampir 100 tahun sejak awal dibangun. Konon nama

Borobudur berarti sebuah gunung yang berteras-teras atau biasa juga disebut

dengan budhara. Namun ada juga yang mengatakan bahwa Borobudur berarti

biara yang terletak di tempat tinggi.

Beberapa ahli mengungkapkan bahwa posisi Candi Borobudur berada pada

ketinggian 235 meter di atas permukaan laut. Ini berdasarkan studi dari para ahli

Geologi yang mampu membuktikan bahwa Candi Borobudur pada saat itu adalah

16
sebuah kawasan danau yang besar sehingga sebagian besar desa-desa yang berada

di sekitar Candi Borobudur berada pada ketinggian yang sama, termasuk Candi

Pawon dan Candi Mendut.

Berdasarkan prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis

menyatakan bahwa Borobudur merupakan salah satu tempat untuk berdoa.

Dimana dalam prasasi tersebut mengandung kata Kawulan i Bhumi Sambhara

yang berarti asal kesucian dan Bhumi Sambhara merupakan nama sebuah sudut di

Candi Borobudur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudur ini mengandung

tema yang berbeda-beda karena setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan

kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Budha Mahayana bahwa setiap

orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Budha harus melalui

setiap tingkatan kehidupan. Pada setiap lantai Candi Borobudur terdapat relief-

relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari Candi

Borobudur searah dengan jarum jam.

Pada tahun 1814 saat Inggris menduduk di Indonesia, Sir Thomas

Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran

raksasa di Desa Bumisagoro. Pada waktu itu candi masih berupa bukit yang

dipenuhi semak belukar yang kemudian Thomas langsung melakukan penelitian.

Pada tahun 1835 seluruh area candi sudah berhasil digali, sehingga candi ini terus

dipugar pada masa penjajahan Belanda. Dan setelah Indonesia merdeka, Candi

Borobudur terus-menerus dipugar, sehingga akhirnya Heritage Bite atau Warisan

Dunia oleh UNESCO. Sampai saat ini Candi Borobudur masih kokoh berdiri di

Yogyakarta, walaupun pada hakikatnya ada beberapa bangunan candi yang rusak.

17
18

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa Candi

Borobudur didirikan oleh Raja Samaratungga yang kemungkinan dibangun sekitar

tahun 1991 candi ini ditetapkan sebagai warisan dunia oleh UNESCO.

B. Keberadaan Candi Borobudur sebagai Warisan Budaya Bangsa

Candi Borobudur adalah kelompok pencandian Hindu-Budha yang

dibangun oleh raja-raja Dinasti Syailendra pada abad ke IX. Candi Borobudur

terletak di Desa Borobudur Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Candi Borobudur

merupakan hasil akulturasi budaya bangsa Indonesia yang terkenal di seluruh

dunia dan juga merupakan bangunan yang mengandung unsur sejarah.

Candi Borobudur merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang

sampai saat ini menjadi pusat perhatian masyarakat dunia, baik dari segi

kepariwisataan, arkeologi dan pengetahuan. Keberadaan Candi Borobudur

memiliki peran penting bagi bangsa Indonesia karena dapat mengangkat derajat

dan martabat bangsa Indonesia di mata dunia. Sehingga Indonesia menjadi

terkenal diseluruh dunia sebagai negara yang memiliki budaya yang beraneka

ragam. Hal tersebut menjadikan Candi Borobudur masuk ke dalam salah satu

tujuh keajaiban dunia yang diberikan UNESCO beberapa puluh tahun kebelakang.

Keberadaan Candi Bodobudur sebagai warisan budaya bangsa tentu

menjadikan candi ini dilindungi oleh negara. Karena candi yang dibangun sekitar

824 M ini mengandung nilai estetika yang tinggi dan bersejarah. Candi Borobudur

selain menjadi warisan budaya juga telah dijadikan sebagai objek wisata yang ada

di Yogyakarta dan ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Hal;
19

ini mengakibatkan Candi Borobudur menjadi terkenal di mata dunia. Dengan

dijadikan objek wisata, banyak dari wisatawan asing yang berkunjung ke Candi

Borobudur tersebut. Hal ini merupakan hal yang poditif bagi perkembangan

bangsa Indonesia. Namun di didi lain ada kekhawatiran yang ditimbulkan dari

dijadikannya Candi Borobudur sebagai objek wisata. Karena turis-turis asing yang

berkunjung je lokasi tersebut membawa budaya mereka masing-masing yang

mengakibatkan daerah disekitr Candi Borrobudur terpengaruh oleh budaya luar

tersebut, sehingga masyarakat disekitar lokasi candi sedikit demi sedikit akan

menyesuaikan diri dengan budaya yang dibawa oleh turis asing. Selain itu pula,

dengan dijadikannya Candi Borobudur sebagai objek wisata membuat Candi

Borobudur menjadi kotor karena ulah pengunjung yang tidak bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Candi

Borobudur merupakan warisan budaya yang bersejarah karena merupakan hasil

akulturasi budaya bangsa yang patut untuk dijaga dan dilestarikan. Selain itu pula,

keberasaan Candi memiliki peran penting bagi bangsa Indonesia karena dapat

meningkatkan derajat dan martabat bangsa di mata dunia.


BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya. Maka penilus

dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

1. Candi Borobudur ini didirikan oleh Raja Samaratungga dan sekarang Candi

Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia oleh UNESCO.


2. Keberadaan Candi Borobudur merupakan warisan budaya bengsa Indonesia

yang mengandung nilai estetika yang tinggi serta bersejarah yang patut untuk

kita jaga dan lestarikan.

B. Saran

Dengan adanya pembahasan tentand Candi Borobudur, penulis

memiliki beberapa saran yaitu sebagai berikut.

1) Sebagai tokoh masyarakat disekitar lokasi Candi Borobudur lebih bisa

mensosialisasikan kepada masyarakatnya agar nilai dan norma budaya asli

tidak terpengaruh oleh budaya luar.


2) Kita selaku warga negara in harus bisa menjaga dan melestarikan warisan

budaya bangsa, sehingga keberadaan Candi Borobudur bisa terus kita rasakan

manfaatnya.

20
DAFTAR PUSTAKA

Madhori. ?. Candi Borobudur Sepanjang Masa. Magelang : Hikmah

Susanto.1998. Candi Borobudur.borobudur : ?

www.wikipedia.com

id.wikipedia.org/wiki/borobudur

www.konservasi.borobudur.com

http://www.konservasi.borobudur.com

www.borobudur.com

www.google

21

You might also like