You are on page 1of 8

Chairunnisah, et al., Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai......

Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai dengan


Kinerja Puskesmas di Kabupaten Jember
(The Correlation between Leadership and Employees Work
Motivation with Working Performance of Public Health Center
in Jember)
Reni Chairunnisah, Nuryadi, Eri Witcahyo
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember
Jln. Kalimantan 37, Jember 68121
e-mail korespondensi: renichairunnisah@yahoo.com

Abstract
The working performance of Public Health Center (PHC) is very essential in health
development efforts. The working performances of PHC in 2012 is recorded from 89,7 to
144,20 and in 2013 is from 110,02 to 156,14. These values are far below the standard of
199. This shows that there is a problem of low working performance of PHC in Jember.
This study aims to analyze the correlation between leadership and employee motivation
to the working performance of PHC in Jember. The study is an analytical research with
quantitative design. The number of sample was 316 respondent. The data were
analyzed by using the Spearman rank correlation test. The result of the study showed
that the leadership is in the category of good and very good leadership (89,9%),
employees work motivation is in the medium category (63%) and it also showed that the
performance of PHC in Jember is in the medium category. The analysis results indicate
that there is a correlation between leadership and the working performance of PHC
(0,049<), and there is a correlation between employees working motivation with the
working performance of PHC in Jember (0,016<). It can be concluded that there is a
correlation between leadership and employees working motivation to the working
performance of PHC.
Keywords: Leadership, Work Motivation, Working Performance of Public Health Center

Abstrak
Kinerja Puskesmas merupakan hal yang sangat penting dalam upaya pembangunan
kesehatan. Nilai kinerja Puskesmas pada tahun 2012 tercatat 89,7-144,20 dan tahun
2013 yaitu 110,02-156,14. Nilai ini jauh dibawah standar yaitu 199. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat masalah rendahnya kinerja Puskesmas di Kabupaten
Jember. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kepemimpinan dan motivasi
kerja pegawai dengan kinerja Puskesmas di Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang
digunakan adalah analitik dengan desain penelitian kuantitatif. Jumlah sampel adalah
316 responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling. Data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala Puskesmas dalam kategori baik dan sangat
baik (89,9%), motivasi kerja pegawai dalam kategori sedang (63%), serta dapat diketahui
pula bahwa kinerja Puskesmas di Kabupaten Jember dalam kategori sedang. Hasil
analisis hubungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan
dengan kinerja Puskesmas (0,049<) dan terdapat hubungan antara motivasi kerja
pegawai dengan kinerja Puskesmas di Kabupaten Jember dengan (0,016<). Dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai
dengan kinerja Puskesmas.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kinerja Puskesmas

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September 2014 445


Chairunnisah, et al., Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai......

Pendahuluan Angka tersebut juga menunjukkan tingginya


kesenjangan antara tingkat kinerja yang dicapai
Puskesmas adalah salah satu sarana dengan nilai kinerja standar yaitu 199 dan
pelayanan kesehatan yang mempunyai peran kesenjangan yang lebih tinggi dengan nilai
cukup besar dalam upaya mencapai kinerja maksimal yang diharapkan yaitu 220.
pembangunan kesehatan. Agar dapat Ada beberapa hal yang terkait dengan kinerja
melaksanakan peran tersebut secara maksimal organisasi yaitu strategi organisasi, pemasaran,
sebuah organisasi Puskesmas harus memiliki operasional, sumber daya manusia dan
tingkat kinerja yang maksimal pula [1]. Kinerja keuangan. Salah satu faktor yang
organisasi dinyatakan berhasil apabila mampu mempengaruhi kinerja organisasi adalah
mewujudkan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dalam organisasi. SDM
dan melindungi kebutuhan publik. Semakin dalam kaitannya dengan kinerja
banyak kebutuhan dan keinginan masyarakat perusahaan/organisasi terdapat beberapa hal
yang diprogramkan dan dijalankan oleh penting yang perlu dievaluasi antara lain
organisasi publik, maka kinerja organisasi mengenai produktivitas kerja, motivasi kerja,
tersebut akan dinilai semakin baik [2,3]. kepuasan kerja, pelatihan dan pengembangan,
Mengetahui kinerja organisasi merupakan hal serta kepemimpinan [12].
yang sangat penting bagi suatu organisasi tak Salah satu faktor yang berhubungan
terkecuali Puskesmas. Hasil kinerja dapat dengan kinerja organisasi Puskesmas yaitu
memberikan informasi sehingga Puskesmas kepemimpinan. Kepemimpinan penting untuk
dapat mengetahui tingkat pencapaian program diteliti karena suatu organisasi akan berhasil
dibandingkan dengan target yang harus atau bahkan gagal sebagian besar ditentukan
dicapainya. Puskesmas juga dapat melakukan oleh kepemimpinan. Pemimpinlah yang
identifikasi, analisis dan mencari penyebab bertanggungjawab atas kegagalan pelaksanaan
masalah kesehatan di wilayah kerjanya, serta suatu pekerjaan dan hal tersebut menunjukkan
dapat pula menetapkan tingkat urgensi suatu bahwa dalam suatu organisasi posisi pemimpin
kegiatan untuk dilaksanakan segera adalah posisi yang terpenting. Kepemimpinan
berdasarkan prioritasnya [4]. memainkan peranan yang dominan, krusial, dan
Di sebagian besar organisasi, kinerja para kritikal dalam keseluruhan upaya untuk
SDM merupakan faktor utama yang menentukan meningkatkan kinerja, baik pada tingkat
keberhasilan organisasional. Apabila suatu individual, kelompok, dan organisasi [9,13].
organisasi tidak mengemban tanggung jawab Dengan kata lain, bahwa sukses tidaknya usaha
manajemen sumber daya manusianya secara pencapaian tujuan organisasi ditentukan oleh
serius, maka kinerjanya akan memburuk [5,6,7]. kualitas kepemimpinan [14]. Fungsi-fungsi
Betapapun majunya teknologi, perkembangan kepemimpinan yang menjadi indikator adalah
informasi, tersedianya modal dan memadainya fungsi pengambilan keputusan, fungsi instruktif,
bahan, jika tanpa SDM sulit bagi organisasi itu fungsi konsultatif, fungsi partisipatif dan fungsi
untuk mencapai tujuannya [8,9]. pengendalian [15,16].
Kabupaten Jember memiliki 49 Puskesmas Selain kepemimpinan, motivasi kerja
baik Puskemas perawatan maupun Puskesmas pegawai juga menjadi hal yang penting untuk
non perawatan. Berdasarkan data hasil diteliti karena motivasi memiliki peran inti dalam
penilaian kinerja puskesmas (PKP) pada tahun membentuk perilaku, dan secara spesifik, dalam
2012, penilaian kinerja mengacu pada mempengaruhi kinerja pekerjaan dalam
pencapaian 3 indikator yaitu cakupan organisasi. Pegawai yang memiliki motivasi
pelayanan, manajemen puskesmas dan mutu yang tinggi akan memudahkan keberhasilan
pelayanan puskesmas. Hasil penilaian kinerja suatu organisasi dalam mencapai tujuan-
Puskesmas di Kabupaten Jember pada tahun tujuannya [17,18]. Motivasi juga dapat
2012 tercatat dengan rentang nilai 89,70- menimbulkan perilaku-perilaku yang
144,20. Kemudian pada tahun 2013 diperoleh mencerminkan kinerja tinggi dalam organisasi.
hasil penilaian kinerja Puskesmas dengan Sebuah studi menemukan bahwa motivasi
rentang nilai 110,02-156,14 [10,11]. Total Nilai karyawan yang tinggi berhubungan erat dengan
PKP dari seluruh Puskesmas di Kabupaten kinerja dan keuntungan organisasional. Dengan
Jember pada tahun 2012 dan tahun 2013 mengasumsikan bahwa para karyawan
menunjukkan bahwa kinerja seluruh Puskesmas kompeten dan mampu memberi kontribusi
di Kabupaten Jember dalam 2 tahun terakhir besar, manajer-manajer dapat meningkatkan
masih dalam kategori tingkat kinerja kurang. kinerja organisasional. Motivasi sangat perlu

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September 2014 446


Chairunnisah, et al., Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai......

dipahami dalam sebuah organisasi, karena Tabel 1 Distribusi Penilaian Responden


melalui pemahaman atas motivasi, seorang terhadap Kepemimpinan di Puskesmas
manajer dapat mengelola SDM organisasi Kategori Jumlah
dengan lebih efektif [19,20]. Faktor-faktor yang Kepemimpinan
berhubungan dengan motivasi yaitu promosi, n %
prestasi kerja, pekerjaan itu sendiri, Sangat Baik 135 42,7
penghargaan, tanggung jawab, pengakuan dan Baik 149 47,2
keberhasilan dalam bekerja [21].
Tidak Baik 32 10,1
Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian
tentang kepemimpinan dan motivasi kerja Sangat Tidak Baik 0 0,0
pegawai dalam hubungannya dengan kinerja Total 316 100
Puskesmas. Penelitian ini bertujuan Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar
menganalisis hubungan kepemimpinan dan responden menilai kemampuan kepemimpinan
motivasi kerja pegawai dengan kinerja kepala Puskesmas termasuk dalam kategori
Puskesmas di Kabupaten Jember.
kepemimpinan baik dan sangat baik yaitu
sebanyak 284 responden dengan persentase
Metode Penelitian 89,9 %. Untuk mengetahui distribusi penilaian
Penelitian ini merupakan penelitian responden terhadap kepemimpinan di tiap
analitik. Sampel yang dibutuhkan sebanyak 316 Puskesmas secara berurutan dari nilai tertinggi
responden di 33 Puskesmas dari populasi dapat dilihat pada tabel 2 berikut :
sebanyak 49 Puskesmas di Kabupaten Jember Tabel 2 Distribusi Penilaian Responden
dengan teknik pengambilan sampel Penelitian terhadap Kepemimpinan di tiap
menggunakan metode multistage random Puskesmas berdasarkan Ranking
sampling. Teknik pengumpulan data No Nama Puskesmas Bobot (%) Ranking
menggunakan metode wawancara dengan 1. Jombang 200 1
menggunakan kuesioner dan studi dokumentasi. 2. Ledokombo 200 1
3. Patrang 188,2 2
Data yang dihasilkan dalam penelitian ini akan 4. Arjasa 180 3
dilanalisis dengan menggunakan uji korelasi 5. Sumberbaru 180 3
6. Balung 175 4
Spearman Rank. 7. Gladakpakem 157,1 5
8. Sukowono 156,2 6
9. Rambipuji 153,3 7
10. Sumberjambe 147,1 8
Hasil Penelitian 11. Kaliwates 144,4 9
12. Panti 137,5 10
Karakteristik Responden 13. Puger 131,2 11
Berdasarkan karakteristik responden 14. Pakusari 130 12
15. Mumbulsari 130 12
diketahui bahwa dari 316 responden yang 16. Sukorambi 130 12
menjadi subyek penelitian, jumlah responden 17. Wuluhan 128,6 13
terbanyak adalah perempuan (72,5%) dengan 18. Sabrang 128,6 13
kelompok umur 25-34 tahun yang berjumlah 151 19. Mayang 127,3 14
20. Sukorejo 125 15
responden (47,8%). Mayoritas responden 21. Kalisat 122,2 16
penelitian menempuh pendidikan tinggi dengan 22. Tempurejo 122,2 16
jumlah 236 responden (74,7%). Berdasarkan 23. Jelbuk 114,3 17
masa kerja sebagian besar responden telah 24. Ajung 112,5 18
25. Jember Kidul 110 19
bekerja antara 5-20 tahun dengan jumlah 148 26. Silo I 100,1 20
responden (46,84%). Sebagian besar jabatan 27. Paleran 100 21
responden penelitian adalah sebagai tenaga 28. Mangli 100 21
medis/paramedis dengan jumlah 238 responden 29. Nogosari 100 21
30. Semboro 100 21
(75,3%). 31. Gumukmas 20,1 22
32. Jenggawah 11 23
Identifikasi Kepemimpinan di Kabupaten 33. Kencong -11,8 24
Jember
Berikut tabel yang menjelaskan penilaian Jumlah 4.150,1
responden terhadap kepemimpinan. Rata-rata 125,8

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September 2014 447


Chairunnisah, et al., Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai......

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa 13. Kalisat 133,3 9


berdasarkan ranking terdapat 5 Puskesmas 14. Jelbuk 128,5 10
dengan 3 ranking teratas yaitu Puskesmas yang 15. Mayang 127,3 11
16. Gumukmas 126,7 12
berada pada peringkat 1 adalah Puskesmas 17. Mangli 125 13
Jombang dan Puskesmas Ledokombo, 18. Mumbulsari 120 14
peringkat 2 adalah Puskesmas Patrang dan 19. Arjasa 120 14
peringkat ke 3 adalah Puskesmas Arjasa dan 20. Pakusari 120 14
21. Ledokombo 120 14
Puskesmas Sumberbaru. Sedangkan untuk 22. Rambipuji 119,9 15
Puskesmas dengan 3 ranking terbawah yaitu 23. Puger 118,8 16
Puskesmas Gumukmas, Puskesmas 24. Ajung 112,5 17
Jenggawah dan Puskesmas Kencong. 25. Kencong 111,8 18
26. Sumberbaru 110 19
27. Sabrang 100 20
Identifikasi Motivasi Kerja Pegawai 28. Jombang 100 20
Puskesmas di Kabupaten Jember 29. Sukorambi 100 20
Berikut ini adalah tabel Distribusi Penilaian 30. Sukorejo 100 20
31. Panti 87,5 21
Responden terhadap Motivasi Kerja Pegawai di 32. Patrang 84,6 22
Puskesmas. 33. Silo I 77,8 23
Tabel 3 Distribusi Penilaian Responden terhadap Motivasi
Kerja Pegawai di Puskesmas Jumlah 4.320,6
Kategori Motivasi Jumlah Rata-rata 130,9
n % Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa
Tinggi 109 34,5 berdasarkan ranking terdapat 5 Puskesmas
Sedang 199 63,0
dengan 3 ranking teratas artinya terdapat 5
Puskesmas dengan tingkat motivasi kerja
Rendah 8 2,5
pegawai paling tinggi. Puskesmas yang berada
Total 316 100
pada peringkat 1 adalah Puskesmas Balung dan
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
Puskesmas Semboro, peringkat 2 adalah
sebagian besar responden memiliki tingkat
Puskesmas Jember Kidul dan peringkat ke 3
motivasi sedang yaitu sebanyak 199 responden
adalah Puskesmas Gladakpakem dan
dengan persentase 63,0 %. Hal ini menunjukkan
Puskesmas Nogosari. Sedangkan untuk
bahwa faktor yang mendorong responden untuk
Puskesmas dengan 3 ranking terbawah vyaitu
melakukan suatu aktivitas tertentu dalam
Puskesmas Panti, Puskesmas Patrang dan
kaitannya untuk meningkatkan kinerja
Puskesmas Silo I.
Puskesmas masih tidak terlalu kuat. Untuk
mengetahui distribusi penilaian responden
Kinerja Puskesmas
terhadap kepemimpinan di tiap Puskesmas
Berikut ini tabel yang menjelaskan Kinerja
secara berurutan dari nilai tertinggi hingga
Puskesmas di Kabupaten Jember Berdasarkan
terendah dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
Kategori Nilai Kinerja Tahun 2012
Tabel 4 Distribusi Motivasi Kerja Responden
Penelitian di tiap Puskesmas berdasarkan Tabel 5 Kinerja Puskesmas di Kabupaten
Ranking Jember Berdasarkan Nilai Kinerja Puskesmas
No Nama Puskesmas Bobot (%) Ranking dan Kategori Nilai Kinerja Tahun 2012.
1. Balung 200 1
Kategori
2. Semboro 200 1 Nilai Kinerja
No Puskesmas Nilai Kinerja
3. Jember Kidul 180 2 Puskesmas
Puskesmas
4. Gladakpakem 171,4 3
5. Nogosari 171,4 3 1. Kencong 109,46 Sedang
6. Sukowono 168,8 4 2. Gumukmas 109,10 Sedang
7. Sumberjambe 164,7 5 3. Puger 118,39 Sedang
8. Tempurejo 144,5 6 4. Wuluhan 133,84 Tinggi
9. Kaliwates 144,4 7 5. Sabrang 114,86 Sedang
10. Jenggawah 144,4 7 6. Tempurejo 109,18 Sedang
11. Paleran 144,4 7 7. Silo I 118,79 Sedang
12. Wuluhan 142,9 8 8. Mayang 103,69 Sedang

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September 2014 448


Chairunnisah, et al., Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai......

9. Mumbulsari 99,36 Sedang Hubungan Motivasi Kerja Pegawai dengan


10. Jenggawah 120,48 Sedang Kinerja Puskesmas
11. Ajung 105,68 Sedang Berikut ini tabel hasil analisis hubungan antara
12. Rambipuji 118,88 Sedang
13. Nogosari 113,26 Sedang motivasi kerja pegawai dengan kinerja
14. Balung 113,80 Sedang Puskesmas di Kabupaten Jember.
15. Paleran 89,70 Rendah
16. Semboro 121,83 Sedang
17. Jombang 99,09 Sedang Tabel 7 Hasil Analisis Hubungan antara motivasi kerja
18. Sumberbaru 104,52 Sedang pegawai dengan Kinerja Puskesmas di Kabupaten
19. Sukorejo 114,86 Sedang Jember
20. Panti 112,05 Sedang
21. Sukorambi 115,04 Sedang
Kinerja
22. Arjasa 105,74 Sedang Puskesmas
23. Pakusari 119,60 Sedang
24. Kalisat 100,93 Sedang Spearman's Kepemimpi Correlation 1000 ,136*
25. Ledokombo 121,47 Sedang rho nan Coefficient
26. Sumberjambe 115,04 Sedang Sig. (2- ,016
27. Sukowono 110,34 Sedang tailed)
28. Jelbuk 94,02 Rendah
N 316 316
29. Kaliwates 129,62 Tinggi
30. Mangli 111,12 Mangli *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
31. Jember Kidul 128,97 Sedang
32. Gladakpakem 104,89 Sedang
Tabel 7 menunjukkan bahwa hasil analisis
33. Patrang 102,07 Sedang dengan menggunakan uji korelasi Spearman
Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar Rank diperoleh nilai p value = 0,016. Nilai p
value 0,016 < nilai = 0,05 sehingga H0 ditolak
Puskesmas di Kabupaten Jember memiliki
kinerja dengan kategori sedang yaitu sebanyak yang artinya ada hubungan antara motivasi
kerja pegawai dengan kinerja Puskesmas.
28 Puskesmas.
Hubungan Kepemimpinan dengan Kinerja Pembahasan
Puskesmas Sebagian besar responden dalam
Berikut ini tabel hasil analisis hubungan antara penelitian ini menilai bahwa kemampuan
kepemimpinan pimpinan mereka dalam kategori
kepemimpinan dengan kinerja Puskesmas di
baik dan sangat baik yaitu sebanyak 284
Kabupaten Jember. responden (89,9%). Dalam organisasi
Tabel 6 Hasil Analisis Hubungan antara kesehatan kepemimpinan yang baik merupakan
hal yang sangat penting bahkan kritikal bagi
Kepemimpinan dengan Kinerja
keberhasilan organisasi [22]. Hal ini
Puskesmas di Kabupaten Jember menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sesuai
Kinerja dengan teori karena dalam penelitian ini
Puskesmas sebagian besar pimpinan Puskesmas di
Spearman's Kepemimpi Correlation 1000 ,136* Kabupaten Jember telah mengimplementasikan
rho nan Coefficient fungsi kepemimpinan dengan baik. Pimpinan
Sig. (2- ,049 telah melaksanakan fungsi-fungsi
tailed) kepemimpinan yang meliputi fungsi pengambil
N 316 316 keputusan, fungsi instruktif, fungsi konsultatif,
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). fungsi partisipasi serta fungsi pengendalian
walaupun untuk fungsi instruktif dan fungsi
Tabel 6 menunjukkan bahwa hasil analisis
pengendalian belum sepenuhnya dilaksanakan
dengan menggunakan uji korelasi Spearman
secara maksimal. Hal tersebut didukung dengan
Rank diperoleh nilai p value = 0,049. Nilai p
teori yang menyatakan bahwa kepemimpinan
value 0,049 < nilai = 0,05 sehingga H0 ditolak
yang sukses mampu mengatur aktivitas
yang artinya ada hubungan antara anggotanya secara terarah dan dalam
kepemimpinan dengan kinerja Puskesmas. koordinasi yang baik sehingga memungkinkan
tercapainya tujuan bersama secara maksimal
[14].
Berdasarkan ranking, dari 33 Puskesmas
diperoleh 5 Puskesmas dengan 3 peringkat
teratas. Kelima Puskesmas tersebut yaitu

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September 2014 449


Chairunnisah, et al., Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai......

Puskesmas Jombang dengan nilai bobot 200, membantu dalam pencapaian kinerja
Puskesmas Ledokombo dengan nilai bobot 200, Puskesmas dalam kategori sedang.
Puskesmas Patrang dengan nilai bobot 188,2, Kepemimpinan kepala Puskesmas mempunyai
Puskesmas Arjasa dengan nilai bobot 180 dan peran penting dalam meningkatkan kinerja
Puskesmas Sumberbaru dengan nilai bobot Puskesmas. Setidaknya dengan kepemimpinan
180. Hal ini berarti bahwa kelima Puskesmas ini yang baik kinerja Puskesmas di Kabupaten
merupakan 5 Puskesmas dengan Jember berada dalam kategori sedang, tidak
kepemimpinan terbaik dari 33 Puskesmas yang dalam kategori kinerja yang rendah.
berada di Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil Kepemimpinan berpengaruh positif dan
penelitian, nilai bobot rata-rata untuk signifikan terhadap kinerja perusahaan [23].
keseluruhan Puskesmas adalah 125,8. Hal ini Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil
menunjukkan bahwa nilai bobot dari kelima penelitian sebelumnya, bahwa variabel
Puskesmas tersebut jauh diatas nilai bobot rata- kepemimpinan berhubungan dengan kinerja
rata untuk keseluruhan Puskesmas yaitu 125,8. Puskesmas. Hal ini berarti bahwa dengan
Kelima Puskesmas tersebut dapat menjadi kemampuan pimpinan Puskesmas
Puskesmas terbaik dikarenakan kelima mempengaruhi bawahannya untuk
Puskesmas ini telah menerapkan fungsi-fungsi melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan
kepemimpinan secara keseluruhan dengan Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan
sangat baik. Kepala Puskesmas di lima kinerja Puskesmas. Kepemimpinan
Puskesmas ini secara keseluruhan telah mempengaruhi kinerja. Keberhasilan atau
melaksanakan fungsi pengambilan keputusan, kegagalan dari suatu organisasi secara
fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi langsung terhubung ke kepemimpinan [24].
partisipasi, dan fungsi pengendalian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pula kinerja Puskesmas yang tinggi atau rendah yang
bahwa terdapat 3 Puskesmas dengan 3 ranking dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian
terbawah. Tiga Puskesmas tersebut yaitu tujuan-tujuan Puskesmas berhubungan dengan
Puskesmas Gumukmas dengan nilai bobot bagaimana penerapan kepemimpinan di
20,11, Puskesmas Jenggawah dengan nilai Puskesmas tersebut.
bobot 11 dan Puskesmas Kencong dengan nilai Sebagian besar responden dalam
bobot -11,8. Hal ini berarti bahwa ketiga penelitian ini memiliki motivasi dengan kriteria
Puskesmas ini merupakan 3 Puskesmas sedang yaitu sebanyak 199 responden (63%).
dengan nilai kepemimpinan terendah dari 33 Salah satu rahasia untuk berhasilnya suatu
Puskesmas yang berada di Kabupaten Jember. organisasi adalah pegawai yang memiliki
Berdasarkan hasil penelitian, nilai bobot rata- motivasi yang tinggi [18]. Hal ini menyatakan
rata untuk keseluruhan Puskesmas adalah bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan teori
125,8. Hal ini menunjukkan bahwa nilai bobot yang ada karena dengan motivasi kerja yang
dari kelima Puskesmas tersebut jauh dibawah sedang, Puskesmas di kabupaten Jember masih
nilai bobot rata-rata untuk keseluruhan dalam kategori kinerja Puskesmas yang sedang
Puskesmas yaitu 125,8. Ketiga Puskesmas pula. Berdasarkan teori, ketika motivasi
tersebut dapat menjadi Puskesmas nilai pegawainya tinggi maka suatu organisasi akan
kepemimpinan terendah dikarenakan di ketiga berhasil, kemudian jika motivasi pegawainya
Puskesmas ini, kepala Puskesmas belum sedang maka organisasi juga akan berada
maksimal dalam menerapkan fungsi-fungsi dalam kategori kinerja sedang, dan jika motivasi
kepemimpinan. Kepala Puskesmas di tiga pegawainya rendah, maka kinerja organisasi
Puskesmas ini secara keseluruhan tidak akan rendah pula. Secara ideal, pegawai di
melaksanakan fungsi pengambilan keputusan, Puskesmas seharusnya memiliki motivasi yang
fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi tinggi agar tercapai kinerja Puskesmas yang
partisipasi, dan fungsi pengendalian secara tinggi pula, namun dalam penelitian ini sebagian
maksimal. besar pegawai masih belum memiliki motivasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang tinggi untuk bekerja secara maksimal
ada hubungan antara kepemimpinan dengan dalam mencapai kinerja Puskesmas yang
kinerja Puskesmas. Kepemimpinan merupakan optimal.
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja Berdasarkan ranking, dari 33 Puskesmas
suatu organisasi [3]. Hal ini berarti bahwa hasil diperoleh 5 Puskesmas dengan 3 peringkat
penelitian ini sesuai dengan teori yang ada teratas yaitu Puskesmas Balung (nilai bobot
karena dengan kepemimpinan yang baik dapat 200) dan Puskesmas Semboro (nilai bobot 200)

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September 2014 450


Chairunnisah, et al., Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai......

diperingkat 1, Puskesmas Jember Kidul (nilai dengan teori yang ada karena dengan tingkat
bobot 180) diperingkat kedua serta Puskesmas motivasi pegawai yang termasuk dalam kategori
Gladakpakem (nilai bobot 171,4) dan tingkat motivasi sedang akan menghasilkan
Puskesmas Nogosari (nilai bobot 171,4) kinerja organisasi yang termasuk dalam kategori
diperingkat ketiga. Hal ini berarti bahwa kelima kinerja sedang pula. Oleh karena itu, suatu
Puskesmas ini merupakan 5 Puskesmas organisasi dikatakan berhasil jika pegawainya
dengan tingkat motivasi pegawai terbaik dari 33 memiliki motivasi yang tinggi.
Puskesmas yang berada di Kabupaten Jember. Hal tersebut didukung dengan teori yang
Berdasarkan hasil penelitian, nilai bobot rata- menyatakan bahwa untuk menggerakkan
rata untuk keseluruhan Puskesmas adalah manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki
130,9. Hal ini menunjukkan bahwa nilai bobot organisasi, maka haruslah dipahami motivasi
dari kelima Puskesmas tersebut jauh diatas nilai manusia yang bekerja di dalam organisasi
bobot rata-rata untuk keseluruhan Puskesmas tersebut, karena motivasi inilah yang
yaitu 130,9. Kelima Puskesmas tersebut dapat menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja
menjadi Puskesmas terbaik dikarenakan [9]. Oleh sebab itu, untuk mencapai suatu
berdasarkan pengakuan responden bahwa dari kinerja yang optimal, sebuah organisasi
7 indikator variabel motivasi kerja yaitu promosi, termasuk Puskesmas perlu memahami motivasi
prestasi kerja, pekerjaan itu sendiri, tanggung pegawai yang bekerja di Puskesmas tersebut
jawab, penghargaan, pengakuan dan karena untuk menggerakkan pegawai
keberhasilan dalam bekerja dapat meningkatkan Puskesmas agar sesuai dengan yang
motivasi mereka dalam bekerja. dikehendaki Puskesmas. Kepentingan motivasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pula adalah bahwa motivasi dapat menimbulkan
bahwa terdapat 3 Puskesmas dengan 3 ranking perilaku-perilaku yang mencerminkan kinerja
terbawah. Tiga Puskesmas tersebut yaitu tinggi dalam organisasi. Sebuah studi
Puskesmas Panti dengan nilai bobot 87,5, menemukan bahwa motivasi karyawan yang
Puskesmas Patrang dengan nilai bobot 84,6 dan tinggi berhubungan erat dengan kinerja dan
Puskesmas Silo I dengan nilai bobot 77,8. Hal keuntungan organisasional [17,19]. Hal ini
ini berarti bahwa ketiga Puskesmas ini berarti bahwa motivasi pegawai Puskesmas
merupakan 3 Puskesmas dengan tingkat yang tinggi berhubungan erat dengan kinerja
motivasi pegawai terendah dari 33 Puskesmas dan keuntungan organisasi Puskesmas
yang ada di Kabupaten Jember. Berdasarkan sehingga pegawai diharapkan mampu memberi
hasil penelitian, nilai bobot rata-rata untuk kontribusi besar sehingga dapat meningkatkan
keseluruhan Puskesmas adalah 130,9. Hal ini kinerja organisasional Puskesmas.
menunjukkan bahwa nilai bobot dari kelima
Puskesmas tersebut jauh dibawah nilai bobot Simpulan dan Saran
rata-rata untuk keseluruhan Puskesmas yaitu
130,9. Ketiga Puskesmas tersebut dapat Berdasarkan hasil penelitian dapat
menjadi Puskesmas dengan tingkat motivasi disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pegawai terendah dikarenakan di ketiga kepemimpinan dengan kinerja Puskesmas.
Puskesmas ini, pegawai Puskesmas masih Mayoritas responden menyatakan bahwa
memiliki motivasi yang rendah untuk bekerja kemampuan kepemimpinan pimpinan
dalam mencapai tujuan Puskesmas. Responden Puskesmas berada dalam kategori
menyatakan bahwa pencapaian prestasi kerja, kepemimpinan baik. Ada hubungan antara
tanggung jawab, penghargaan, pengakuan, dan motivasi kerja pegawai dengan kinerja
keberhasilan dalam bekerja tidak mempengaruhi Puskesmas di Kabupaten Jember. Mayoritas
motivasi responden dalam bekerja. responden yang bekerja di Puskesmas dengan
Berdasarkan analisis hubungan yang telah tingkat kinerja sedang memiliki motivasi kerja
dilakukan diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang sedang pula.
antara motivasi pegawai dengan kinerja Adapun saran yang ditawarkan oleh peneliti
Puskesmas. Kinerja organisasi dipengaruhi oleh untuk meningkatkan kinerja Puskesmas di
banyak faktor. Salah satu faktornya adalah Kabupaten Jember adalah bahwa pimpinan
sumber daya manusia dengan motivasi kerja Puskesmas perlu mempertahankan
pegawai sebagai salah satu indikatornya [12]. pengimplementasian kepemimpinan yang baik.
Dengan demikian motivasi kerja pegawai Namun, perlu memperhatikan beberapa hal
berhubungan dengan kinerja organisasi. Hal ini seperti mengurangi sikap emosional ketika
membuktikan bahwa hasil penelitian ini sesuai pegawai melakukan kesalahan dan secara rutin

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September 2014 451


Chairunnisah, et al., Hubungan Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Pegawai......

melaksanakan fungsi pengendalian berupa [12] Tika MP. Budaya Organisasi dan
pengawasan langsung saat pegawai Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta:
melaksanakan pekerjaan dengan bantuan form PT Bumi Aksara; 2006.
pengawasan. Puskesmas juga perlu [13] Thoha M. Kepemimpinan dalam
meningkatkan motivasi pegawai melalui Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
pemberian penghargaan yang dilaksanakan Persada; 2007.
secara mandiri oleh internal Puskesmas kepada [14] Rivai V, Mulyadi D. Kepemimpinan dan
pegawai yang memiliki prestasi baik dan telah Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali
berhasil dalam menyelesaikan pekerjaannya Pers; 2012.
berupa pemberian piagam penghargaan [15] Nawawi H. Kepemimpinan Mengefektifkan
sebagai pegawai terbaik. Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press; 2003.
Daftar Pustaka [16] Nawawi H, Hadari M. Kepemimpinan yang
Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada
[1] Alamsyah D. Manajemen Pelayanan University Press; 2004.
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika; [17] Ivancevich JM, Konopaske R, Matteson
2011. MT. Perilaku dan Manajemen Organisasi.
[2] Keban YT. Enam Dimensi Strategis Jakarta: Erlangga; 2007.
Administrasi Publik : Konsep, Teori dan Isu. [18] Daft RL. Manajemen. Jakarta: Salemba
Yogyakarta: Gava Media; 2008. Empat; 2006.
[3] Tangkilisan HNS. Manajemen Publik. [e- [19] Daft RL. Era Baru Manajemen. Jakarta:
book]. Jakarta: PT Grasindo; 2005. [Cited Salemba Empat; 2012.
2013 September 19] Available from: [20] Solihin I. Pengantar Manajemen. Jakarta:
http://books.google.co.id. Erlangga; 2009.
[4] Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. [21] Sunyoto D. Teori, Kuisioner, dan Analisis
Penilaian Kinerja Puskesmas. [Internet]. Data Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Lamongan: Dinas Kesehatan Kabupaten Center for Academic Publishing Service;
Lamongan; 2013 [Cited 2013 November 2012.
18]. Avalaible from: [22] Schyve PM. Leadership in Healthcare
http://lamongankab.go.id Organizations. [e-book]. San Diego: The
[5] Mathis RL, Jackson JH. Human Resource Governance Institute; 2009. [Cited 2014
Management (Manajemen Sumber Daya July 01] Available from:
Manusia). Jakarta: Salemba Empat; 2006. http://www.jointcommission.org
[6] Robbins SP, Coulter M. Manajemen. [23] Brahmasari IA, Suprayetno A. Literatur-
Jakarta: Erlangga; 2010. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan
[7] Hariandja MTE. Manajemen Sumber Daya dan Budaya Organisasi terhadap
Manusia (Pengadaan, Pengembangan, Kepuasan Kerja Karyawan serta
Pengkompesasian, dan Peningkatan Dampaknya pada Kinerja Perusahaan.
Produktivitas Pegawai). [e-book]. Jakarta: [Internet]. Surabaya: Universitas Kristen
PT Grasindo; 2007. [Cited 2013 September Petra; 2008 [Cited 2013 September].
21] Available from: Available from: http://puslit.petra.ac.id.
http://books.google.co.id. [24] Popa BM. The Relationship between
[8] Chatab N. Diagnostic Management. Leadership Effectiveness and
Jakarta: Serambi; 2007. Organizational Performance. [Internet].
[9] Sutrisno E. Manajemen Sumber Daya Romania: Journal of Defense Resource
Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Management; 2012. [Cited 2014 Maret 12].
Grup; 2012. Available from: http://journal.dresmara.ro
[10] Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Data
Penilaian Kinerja Puskesmas Kabupaten
Jember Tahun 2012. Jember: Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember; 2013.
[11] Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Data
Penilaian Kinerja Puskesmas Kabupaten
Jember Tahun 2013. Jember: Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember; 2014.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. 2 (no. 3) September 2014 452

You might also like