Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The working performance of Public Health Center (PHC) is very essential in health
development efforts. The working performances of PHC in 2012 is recorded from 89,7 to
144,20 and in 2013 is from 110,02 to 156,14. These values are far below the standard of
199. This shows that there is a problem of low working performance of PHC in Jember.
This study aims to analyze the correlation between leadership and employee motivation
to the working performance of PHC in Jember. The study is an analytical research with
quantitative design. The number of sample was 316 respondent. The data were
analyzed by using the Spearman rank correlation test. The result of the study showed
that the leadership is in the category of good and very good leadership (89,9%),
employees work motivation is in the medium category (63%) and it also showed that the
performance of PHC in Jember is in the medium category. The analysis results indicate
that there is a correlation between leadership and the working performance of PHC
(0,049<), and there is a correlation between employees working motivation with the
working performance of PHC in Jember (0,016<). It can be concluded that there is a
correlation between leadership and employees working motivation to the working
performance of PHC.
Keywords: Leadership, Work Motivation, Working Performance of Public Health Center
Abstrak
Kinerja Puskesmas merupakan hal yang sangat penting dalam upaya pembangunan
kesehatan. Nilai kinerja Puskesmas pada tahun 2012 tercatat 89,7-144,20 dan tahun
2013 yaitu 110,02-156,14. Nilai ini jauh dibawah standar yaitu 199. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat masalah rendahnya kinerja Puskesmas di Kabupaten
Jember. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan kepemimpinan dan motivasi
kerja pegawai dengan kinerja Puskesmas di Kabupaten Jember. Jenis penelitian yang
digunakan adalah analitik dengan desain penelitian kuantitatif. Jumlah sampel adalah
316 responden yang dipilih menggunakan multistage random sampling. Data yang
terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rank. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala Puskesmas dalam kategori baik dan sangat
baik (89,9%), motivasi kerja pegawai dalam kategori sedang (63%), serta dapat diketahui
pula bahwa kinerja Puskesmas di Kabupaten Jember dalam kategori sedang. Hasil
analisis hubungan menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kepemimpinan
dengan kinerja Puskesmas (0,049<) dan terdapat hubungan antara motivasi kerja
pegawai dengan kinerja Puskesmas di Kabupaten Jember dengan (0,016<). Dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara kepemimpinan dan motivasi kerja pegawai
dengan kinerja Puskesmas.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Kinerja Puskesmas
Puskesmas Jombang dengan nilai bobot 200, membantu dalam pencapaian kinerja
Puskesmas Ledokombo dengan nilai bobot 200, Puskesmas dalam kategori sedang.
Puskesmas Patrang dengan nilai bobot 188,2, Kepemimpinan kepala Puskesmas mempunyai
Puskesmas Arjasa dengan nilai bobot 180 dan peran penting dalam meningkatkan kinerja
Puskesmas Sumberbaru dengan nilai bobot Puskesmas. Setidaknya dengan kepemimpinan
180. Hal ini berarti bahwa kelima Puskesmas ini yang baik kinerja Puskesmas di Kabupaten
merupakan 5 Puskesmas dengan Jember berada dalam kategori sedang, tidak
kepemimpinan terbaik dari 33 Puskesmas yang dalam kategori kinerja yang rendah.
berada di Kabupaten Jember. Berdasarkan hasil Kepemimpinan berpengaruh positif dan
penelitian, nilai bobot rata-rata untuk signifikan terhadap kinerja perusahaan [23].
keseluruhan Puskesmas adalah 125,8. Hal ini Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil
menunjukkan bahwa nilai bobot dari kelima penelitian sebelumnya, bahwa variabel
Puskesmas tersebut jauh diatas nilai bobot rata- kepemimpinan berhubungan dengan kinerja
rata untuk keseluruhan Puskesmas yaitu 125,8. Puskesmas. Hal ini berarti bahwa dengan
Kelima Puskesmas tersebut dapat menjadi kemampuan pimpinan Puskesmas
Puskesmas terbaik dikarenakan kelima mempengaruhi bawahannya untuk
Puskesmas ini telah menerapkan fungsi-fungsi melaksanakan tugasnya sesuai dengan tujuan
kepemimpinan secara keseluruhan dengan Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan
sangat baik. Kepala Puskesmas di lima kinerja Puskesmas. Kepemimpinan
Puskesmas ini secara keseluruhan telah mempengaruhi kinerja. Keberhasilan atau
melaksanakan fungsi pengambilan keputusan, kegagalan dari suatu organisasi secara
fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi langsung terhubung ke kepemimpinan [24].
partisipasi, dan fungsi pengendalian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pula kinerja Puskesmas yang tinggi atau rendah yang
bahwa terdapat 3 Puskesmas dengan 3 ranking dapat dilihat dari keberhasilan pencapaian
terbawah. Tiga Puskesmas tersebut yaitu tujuan-tujuan Puskesmas berhubungan dengan
Puskesmas Gumukmas dengan nilai bobot bagaimana penerapan kepemimpinan di
20,11, Puskesmas Jenggawah dengan nilai Puskesmas tersebut.
bobot 11 dan Puskesmas Kencong dengan nilai Sebagian besar responden dalam
bobot -11,8. Hal ini berarti bahwa ketiga penelitian ini memiliki motivasi dengan kriteria
Puskesmas ini merupakan 3 Puskesmas sedang yaitu sebanyak 199 responden (63%).
dengan nilai kepemimpinan terendah dari 33 Salah satu rahasia untuk berhasilnya suatu
Puskesmas yang berada di Kabupaten Jember. organisasi adalah pegawai yang memiliki
Berdasarkan hasil penelitian, nilai bobot rata- motivasi yang tinggi [18]. Hal ini menyatakan
rata untuk keseluruhan Puskesmas adalah bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan teori
125,8. Hal ini menunjukkan bahwa nilai bobot yang ada karena dengan motivasi kerja yang
dari kelima Puskesmas tersebut jauh dibawah sedang, Puskesmas di kabupaten Jember masih
nilai bobot rata-rata untuk keseluruhan dalam kategori kinerja Puskesmas yang sedang
Puskesmas yaitu 125,8. Ketiga Puskesmas pula. Berdasarkan teori, ketika motivasi
tersebut dapat menjadi Puskesmas nilai pegawainya tinggi maka suatu organisasi akan
kepemimpinan terendah dikarenakan di ketiga berhasil, kemudian jika motivasi pegawainya
Puskesmas ini, kepala Puskesmas belum sedang maka organisasi juga akan berada
maksimal dalam menerapkan fungsi-fungsi dalam kategori kinerja sedang, dan jika motivasi
kepemimpinan. Kepala Puskesmas di tiga pegawainya rendah, maka kinerja organisasi
Puskesmas ini secara keseluruhan tidak akan rendah pula. Secara ideal, pegawai di
melaksanakan fungsi pengambilan keputusan, Puskesmas seharusnya memiliki motivasi yang
fungsi instruktif, fungsi konsultatif, fungsi tinggi agar tercapai kinerja Puskesmas yang
partisipasi, dan fungsi pengendalian secara tinggi pula, namun dalam penelitian ini sebagian
maksimal. besar pegawai masih belum memiliki motivasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa yang tinggi untuk bekerja secara maksimal
ada hubungan antara kepemimpinan dengan dalam mencapai kinerja Puskesmas yang
kinerja Puskesmas. Kepemimpinan merupakan optimal.
salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja Berdasarkan ranking, dari 33 Puskesmas
suatu organisasi [3]. Hal ini berarti bahwa hasil diperoleh 5 Puskesmas dengan 3 peringkat
penelitian ini sesuai dengan teori yang ada teratas yaitu Puskesmas Balung (nilai bobot
karena dengan kepemimpinan yang baik dapat 200) dan Puskesmas Semboro (nilai bobot 200)
diperingkat 1, Puskesmas Jember Kidul (nilai dengan teori yang ada karena dengan tingkat
bobot 180) diperingkat kedua serta Puskesmas motivasi pegawai yang termasuk dalam kategori
Gladakpakem (nilai bobot 171,4) dan tingkat motivasi sedang akan menghasilkan
Puskesmas Nogosari (nilai bobot 171,4) kinerja organisasi yang termasuk dalam kategori
diperingkat ketiga. Hal ini berarti bahwa kelima kinerja sedang pula. Oleh karena itu, suatu
Puskesmas ini merupakan 5 Puskesmas organisasi dikatakan berhasil jika pegawainya
dengan tingkat motivasi pegawai terbaik dari 33 memiliki motivasi yang tinggi.
Puskesmas yang berada di Kabupaten Jember. Hal tersebut didukung dengan teori yang
Berdasarkan hasil penelitian, nilai bobot rata- menyatakan bahwa untuk menggerakkan
rata untuk keseluruhan Puskesmas adalah manusia agar sesuai dengan yang dikehendaki
130,9. Hal ini menunjukkan bahwa nilai bobot organisasi, maka haruslah dipahami motivasi
dari kelima Puskesmas tersebut jauh diatas nilai manusia yang bekerja di dalam organisasi
bobot rata-rata untuk keseluruhan Puskesmas tersebut, karena motivasi inilah yang
yaitu 130,9. Kelima Puskesmas tersebut dapat menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja
menjadi Puskesmas terbaik dikarenakan [9]. Oleh sebab itu, untuk mencapai suatu
berdasarkan pengakuan responden bahwa dari kinerja yang optimal, sebuah organisasi
7 indikator variabel motivasi kerja yaitu promosi, termasuk Puskesmas perlu memahami motivasi
prestasi kerja, pekerjaan itu sendiri, tanggung pegawai yang bekerja di Puskesmas tersebut
jawab, penghargaan, pengakuan dan karena untuk menggerakkan pegawai
keberhasilan dalam bekerja dapat meningkatkan Puskesmas agar sesuai dengan yang
motivasi mereka dalam bekerja. dikehendaki Puskesmas. Kepentingan motivasi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pula adalah bahwa motivasi dapat menimbulkan
bahwa terdapat 3 Puskesmas dengan 3 ranking perilaku-perilaku yang mencerminkan kinerja
terbawah. Tiga Puskesmas tersebut yaitu tinggi dalam organisasi. Sebuah studi
Puskesmas Panti dengan nilai bobot 87,5, menemukan bahwa motivasi karyawan yang
Puskesmas Patrang dengan nilai bobot 84,6 dan tinggi berhubungan erat dengan kinerja dan
Puskesmas Silo I dengan nilai bobot 77,8. Hal keuntungan organisasional [17,19]. Hal ini
ini berarti bahwa ketiga Puskesmas ini berarti bahwa motivasi pegawai Puskesmas
merupakan 3 Puskesmas dengan tingkat yang tinggi berhubungan erat dengan kinerja
motivasi pegawai terendah dari 33 Puskesmas dan keuntungan organisasi Puskesmas
yang ada di Kabupaten Jember. Berdasarkan sehingga pegawai diharapkan mampu memberi
hasil penelitian, nilai bobot rata-rata untuk kontribusi besar sehingga dapat meningkatkan
keseluruhan Puskesmas adalah 130,9. Hal ini kinerja organisasional Puskesmas.
menunjukkan bahwa nilai bobot dari kelima
Puskesmas tersebut jauh dibawah nilai bobot Simpulan dan Saran
rata-rata untuk keseluruhan Puskesmas yaitu
130,9. Ketiga Puskesmas tersebut dapat Berdasarkan hasil penelitian dapat
menjadi Puskesmas dengan tingkat motivasi disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pegawai terendah dikarenakan di ketiga kepemimpinan dengan kinerja Puskesmas.
Puskesmas ini, pegawai Puskesmas masih Mayoritas responden menyatakan bahwa
memiliki motivasi yang rendah untuk bekerja kemampuan kepemimpinan pimpinan
dalam mencapai tujuan Puskesmas. Responden Puskesmas berada dalam kategori
menyatakan bahwa pencapaian prestasi kerja, kepemimpinan baik. Ada hubungan antara
tanggung jawab, penghargaan, pengakuan, dan motivasi kerja pegawai dengan kinerja
keberhasilan dalam bekerja tidak mempengaruhi Puskesmas di Kabupaten Jember. Mayoritas
motivasi responden dalam bekerja. responden yang bekerja di Puskesmas dengan
Berdasarkan analisis hubungan yang telah tingkat kinerja sedang memiliki motivasi kerja
dilakukan diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang sedang pula.
antara motivasi pegawai dengan kinerja Adapun saran yang ditawarkan oleh peneliti
Puskesmas. Kinerja organisasi dipengaruhi oleh untuk meningkatkan kinerja Puskesmas di
banyak faktor. Salah satu faktornya adalah Kabupaten Jember adalah bahwa pimpinan
sumber daya manusia dengan motivasi kerja Puskesmas perlu mempertahankan
pegawai sebagai salah satu indikatornya [12]. pengimplementasian kepemimpinan yang baik.
Dengan demikian motivasi kerja pegawai Namun, perlu memperhatikan beberapa hal
berhubungan dengan kinerja organisasi. Hal ini seperti mengurangi sikap emosional ketika
membuktikan bahwa hasil penelitian ini sesuai pegawai melakukan kesalahan dan secara rutin
melaksanakan fungsi pengendalian berupa [12] Tika MP. Budaya Organisasi dan
pengawasan langsung saat pegawai Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta:
melaksanakan pekerjaan dengan bantuan form PT Bumi Aksara; 2006.
pengawasan. Puskesmas juga perlu [13] Thoha M. Kepemimpinan dalam
meningkatkan motivasi pegawai melalui Manajemen. Jakarta: PT Raja Grafindo
pemberian penghargaan yang dilaksanakan Persada; 2007.
secara mandiri oleh internal Puskesmas kepada [14] Rivai V, Mulyadi D. Kepemimpinan dan
pegawai yang memiliki prestasi baik dan telah Perilaku Organisasi. Jakarta: Rajawali
berhasil dalam menyelesaikan pekerjaannya Pers; 2012.
berupa pemberian piagam penghargaan [15] Nawawi H. Kepemimpinan Mengefektifkan
sebagai pegawai terbaik. Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press; 2003.
Daftar Pustaka [16] Nawawi H, Hadari M. Kepemimpinan yang
Efektif. Yogyakarta: Gadjah Mada
[1] Alamsyah D. Manajemen Pelayanan University Press; 2004.
Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika; [17] Ivancevich JM, Konopaske R, Matteson
2011. MT. Perilaku dan Manajemen Organisasi.
[2] Keban YT. Enam Dimensi Strategis Jakarta: Erlangga; 2007.
Administrasi Publik : Konsep, Teori dan Isu. [18] Daft RL. Manajemen. Jakarta: Salemba
Yogyakarta: Gava Media; 2008. Empat; 2006.
[3] Tangkilisan HNS. Manajemen Publik. [e- [19] Daft RL. Era Baru Manajemen. Jakarta:
book]. Jakarta: PT Grasindo; 2005. [Cited Salemba Empat; 2012.
2013 September 19] Available from: [20] Solihin I. Pengantar Manajemen. Jakarta:
http://books.google.co.id. Erlangga; 2009.
[4] Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. [21] Sunyoto D. Teori, Kuisioner, dan Analisis
Penilaian Kinerja Puskesmas. [Internet]. Data Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
Lamongan: Dinas Kesehatan Kabupaten Center for Academic Publishing Service;
Lamongan; 2013 [Cited 2013 November 2012.
18]. Avalaible from: [22] Schyve PM. Leadership in Healthcare
http://lamongankab.go.id Organizations. [e-book]. San Diego: The
[5] Mathis RL, Jackson JH. Human Resource Governance Institute; 2009. [Cited 2014
Management (Manajemen Sumber Daya July 01] Available from:
Manusia). Jakarta: Salemba Empat; 2006. http://www.jointcommission.org
[6] Robbins SP, Coulter M. Manajemen. [23] Brahmasari IA, Suprayetno A. Literatur-
Jakarta: Erlangga; 2010. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan
[7] Hariandja MTE. Manajemen Sumber Daya dan Budaya Organisasi terhadap
Manusia (Pengadaan, Pengembangan, Kepuasan Kerja Karyawan serta
Pengkompesasian, dan Peningkatan Dampaknya pada Kinerja Perusahaan.
Produktivitas Pegawai). [e-book]. Jakarta: [Internet]. Surabaya: Universitas Kristen
PT Grasindo; 2007. [Cited 2013 September Petra; 2008 [Cited 2013 September].
21] Available from: Available from: http://puslit.petra.ac.id.
http://books.google.co.id. [24] Popa BM. The Relationship between
[8] Chatab N. Diagnostic Management. Leadership Effectiveness and
Jakarta: Serambi; 2007. Organizational Performance. [Internet].
[9] Sutrisno E. Manajemen Sumber Daya Romania: Journal of Defense Resource
Manusia. Jakarta: Kencana Prenada Media Management; 2012. [Cited 2014 Maret 12].
Grup; 2012. Available from: http://journal.dresmara.ro
[10] Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Data
Penilaian Kinerja Puskesmas Kabupaten
Jember Tahun 2012. Jember: Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember; 2013.
[11] Dinas Kesehatan Kabupaten Jember. Data
Penilaian Kinerja Puskesmas Kabupaten
Jember Tahun 2013. Jember: Dinas
Kesehatan Kabupaten Jember; 2014.