Professional Documents
Culture Documents
Kubikel terdiri dari dua unit. Pertama adalah milik PLN (yang bersegel) dan
kubikel milik pelanggan (hak pelanggan sepenuhnya). Setiap kubikel terdiri dari
incoming, metering dan outgoing. Pada perencanaan ini, kubikel pelanggan dan PLN
disamakan spesifikasinya, karena selain PLN, pelanggan juga perlu memonitoring
metering milik pelanggan itu sendiri. Spesifikasi kubikel ialah:
1. Incoming : IMC
2. Metering : CM
3. Outgoing : DM1-A
Memakai kubikel Schneider.
1. INCOMING (IMC)
LBS
CT
Coupling
Capacitor
Terdiri atas LBS (load break switch), coupling kapasitor dan CT (Current
Transformator).
LBS ( Load Break Switch)
LBS ialah pemutus dan penyambung tegangan dalam keadaan berbeban,
komponen berbeban terdiri atas beberapa fungsi yaitu:
1. Earth Switch
2. Disconnect Switch
3. Load Break Switch
Untuk meng-energized, proses harus berurutan (1-2-3) dan memutus beban
harus dengan urutan kebalikan (3-2-1)
Coupling Capasitor
Dalam penandaan kubikel membutuhkan lampu tanda dengan tegangan kerja
400 kV. Karena pada kubikel mempunyai tegangan kerja 20 kV, maka
tegangan tersebut harus diturunkan hingga 400 V menggunakan coupling
capasitor dengan 5 cincin yang menghasilkan output tegangan :
1. Transformer ARM2/N2F
2. Single Primary Winding
3. Double Secondary Winding Untuk Pengukuran dan Pengaman
4. Arus rating : 50 A / 5
(NB: Keterangan lebih lengkap bisa dilihat katalog kubikel schneider)
2. METERING (CM)
Terdiri atas LBS type CS, busbar 3 phasa, LV circuit isolation switch, LV fuse, 3
fuse type UTE atau DIN 6.3 A, Potensial Transformer (PT) dan heater 150 W
(karena daerah dengan tingkat kelembaban tinggi).
1. Earth switch
2. Disconnect switch
- Reted voltege : 24 kV
- Primary voltage : 20 3 kV
Fuse
Fuse yang digunakan pada kubikel metering tergantung dari tegangan
kerja dan transformator yang digunakan.
bisa
3. OUTGOING (DM1-A)
Terdiri atas:
Trafo yang digunakan adalah trafo dengan daya 3200 kVA. Sehingga
arus nominalnya ialah:
16 00 kVA
3 20 kV
46,18 A
Transformer ARJP1/N2F
In : 50/100 A
Ith : 12,5 kA / 21 Ka
Jika DS dioperasikan pada saat keadaan berbeban maka akan terjadi flash over
atau percikan-percikan api yang dapat merusak alat itu sendiri.
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
1600kVA
I 1,15
3 20kV
= 53.11 A
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
1600kVA
I 1,15
3 20kV
= 53.11 A
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
1600kVA
I 1,15
3 20kV
= 53.11 A
KVA(trafo)
I 1,15
3 20kV
1600kVA
I 1,15
3 20kV
= 53.11 A
Pemilihan CB
A. Trafo 1 ( 1600 kVA )
CB = 250% x In
= 250% x 46.18 A
= 115.47 A
= 250% x 46.18 A
= 115.47 A