Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Indonesia has a great wealth of biodiversity, but unfortunately the natural resources has been little
studied and used in the therapy. One of the plants, grown in Indonesia is tea. Tea waste is waste from the tea
industry, is quite a lot and has not been used optimally. This study aims to obtain the most effective green tea
waste extraction conditions using MAE (Microwave Extraction Assisted) to produce green tea extract that
has antioxidant optimum. From the research, the optimum MAE conditions are 450 W power, 60% ethanol,
solid solvent comparison 1: 8 and 8 minutes extraction to produce extracts with optimum levels of
polyphenols. Extracts obtained have moisture content of 7.83%, pH 5.5, and total polyphenols, total
flavonoids, gallic acid, catechin, EGCG and caffeine respectively by 7.1%, 1.04%, 2.76%; 0.83%, 5.18% and
1.03%. Compared with the existing reference, extracts obtained qualify as cosmetic raw materials.
Keyword : antioxidants, extract green tea, green tea oil, green tea waste, MAE
ABSTRAK
Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang besar, namun sayangnya potensi sumber
daya alam yang tersedia masih sedikit yang diteliti dan digunakan dalam pengobatan. Salah satu tanaman
yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah teh. Ampas teh adalah limbah dari industri teh, tersedia
cukup banyak dan belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi
ekstraksi ampas teh hijau menggunakan metode MAE (Microwave Assisted Extraction) yang paling efektif
sehingga dihasilkan ekstrak teh hijau yang mempunyai antioksidan optimum. Dari hasil penelitian, kondisi
optimum MAE adalah daya 450 W, pelarut etanol 60%, perbandingan simplisia pelarut 1 : 8 dan lama
ekstraksi 8 menit untuk menghasilkan ekstrak dengan kadar polifenol optimum. Ekstrak yang diperoleh
mempunyai kadar air 7,83 %; pH 5,5; dan polifenol total, flavonoid total, asam galat, katekin, EGCG serta
kofein berturut-turut sebesar 7,1%; 1,04%; 2,76%; 0,83%; 5,18% dan 1,03%. Dibandingkan dengan acuan
yang ada, ekstrak yang diperoleh memenuhi syarat sebagai bahan baku kosmetik.
Kata kunci : ampas teh hijau, antioksidan, ekstrak teh hijau, MAE
Ampas teh merupakan limbah pabrik (BPFI), BHT (Butyl Hydroxytoluenum 101,34%)
pembuatan minuman teh, yang ketersediaannya (baku pembanding laboratorium), DPPH (Wako),
banyak dengan jumlah produksi 166.000 Kertas saring, kertas saring Whatman No. 1,
ton/tahun dan saat ini belum banyak Akuades, Folin Ciocalteu Merck, Larutan Na2CO3
dimanfaatkan (Saqifah, Purbowati, & Rianto, jenuh, Etanol, Metanol HPLC grade, kalium fosfat
2010). Selama ini ampas teh hanya diolah kembali monobasa, Kalium besi sianida 1%, asam
menjadi kompos. Penelitian yang telah dilakukan trifloroasetat, FeCl3 0,1%, asam klorida encer P,
terhadap ampas teh antara lain untuk minuman Asam asetat glasial, aluminium klorida 2 %, aseton
(Etoh, Ohtaki, Kato, Kulkarni, & Morita, 2010), P, etil asetat, asetonitril, natrium nitrit, aluminium
pakan ayam broiler (Krisnan, 2004) dan pakan klorida, natrium hidroksida, toluena, aseton, asam
domba (Simon, 2009). Ampas teh hijau formiat, Bouchardat LP, Mayer LP, Dragendorff LP,
mempunyai aktivitas antioksidan dari fraksi non natrium klorida, natrium sulfat anhidrat, serbuk
polifenol (Higashi-Okai, Yamazaki, Nagamori, & seng P, timbal asetat, benzena, eter, kloroform,
Okai, 2001). baku buffer pH 4 dan 7, plate silika gel 60 F254
Salah satu bahan baku alami yang banyak Merck.
digunakan dalam kosmetika adalah ekstrak dan Microwave Modena Buono-MV 3002
minyak teh hijau karena mempunyai banyak efek dimodifikasi di laboratorium Fisika FMIPA UI,
seperti antioksidan (Quan, Hang, Ha, De, & Tuyen, Labu ukur, Krus porselen, Timbangan Analitik,
2006; Silverberg, Jagdeo, Patel, Siegel, & Brody, Timbangan mikro, Spektrofotometer Shimadzu
2011; Thiele & Dreher, 2005), antibakteri (Hull UV-1800, KCKT Shimadzu LC-20AD, Pipet Volume,
Vance, Tucci, & Benghuzzi, 2011; Sharma, Gupta, Pipet Tetes, Erlenmeyer 500 mL, Oven, Penangas
Sarethy, Dang, & Gabrani, 2012), fotoprotektif air, sentrifugator, Tanur, chamber, deksikator,
(Kaur & Saraf, 2011), anti karies, anti ketombe pH meter Mettler Toledo Seven Multi,
(Pepe, Wenninger, & McEwen, 2002) dan Camag Automatic TLC Sampler 4, Camag ADC 2
meningkatkan elastisitas kulit (T. Mahmood, Automatic Developing Chamber dan Camag TLC
Akhtar, Khan, Shoaib Khan, & Saeed, 2011). Visualizer.
Metode ekstraksi yang banyak digunakan
pada industri jamu dan kosmetika di Indonesia Penetapan kadar air simplisia
adalah maserasi dan perkolasi, padahal teknologi Ditimbang saksama lebih kurang 2g zat dan
ekstraksi lain sudah banyak berkembang masukkan dalam wadah yang telah ditara.
diantaranya Microwave Assisted Extraction (MAE). Keringkan pada suhu 105oC selama 5 jam, dan
Metode MAE mempunyai keunggulan antara lain ditimbang. Lanjutkan pengeringan dan ditimbang
waktu yang dibutuhkan lebih singkat (Quan, et al., pada jarak 1 jam sampai perbedaan antara dua
2006), pelarut yang dibutuhkan lebih sedikit penimbangan berturut-turut tidak lebih dari
(Eskilsson & Bjorklund, 2000; Jain, Jain, Pandey, 0,25% (Departemen Kesehatan Republik
Vyas, & Shukla, 2009), sesuai untuk konstituen Indonesia, 1995).
termolabil (Mandal, Mohan, and Hemalatha,
2007), memberikan hasil ekstraksi yang efisien
Pembuatan ekstrak teh hijau
(Delazar, Nahar, Hamedeyazdan, and Sarker,
2012) dan mengurangi emisi CO2 (Cardoso-Ugarte, Ekstrak teh hijau dibuat dengan
Jurez-Becerra, Sosa-Morales, and Lpez-Malo, menimbang lebih kurang 50 gram ampas teh hijau,
2013). Karena menggunakan microwave rumah dilarutkan dalam 400 mL etanol 60%, ekstraksi
tangga yang dimodifikasi, metode MAE dengan MAE daya microwave 450 W selama 8
mempunyai keterbatasan jumlah simplisia untuk menit. Dilakukan 8 kali.
sekali ekstraksi. Perbandingan ekstraksi polifenol
dari teh antara lain dengan maserasi selama 20 Penentuan daya antioksidan
jam, ultrasonik 90 menit, refluks 45 menit dan Metode Peredaman Radikal DPPH
MAE 4 menit, dimana polifenol yang diperoleh (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) (Marinova and
pada MAE lebih tinggi dibanding metode lainnya Batchvarov, 2011)
(Xuejun Pan, Guoguang Niu, & Huizhou Liu, 2003). Sebanyak 1mL ekstrak dicampur dengan
3mL larutan DPPH 41,69ppm, diamkan pada suhu
METODOLOGI 37C selama 15menit terlindung cahaya,
Bahan dan alat kemudian serapan diukur dengan
Ampas Teh hijau TBS dari Industri spekrofotometer pada panjang gelombang
Minuman Teh dalam kemasan, asam galat (Sigma), maksimum yaitu 517 nm.
(+)(-) katekin C1251 (Sigma), EGCG
(Epigalocatechin gallat) E4143 (Sigma), Kofein
Metode FRAP (Ferric Ion Reducing Antioxidant 50mL. Ambil 2mL larutan sampel, encerkan dalam
Power) metanol HPLC grade sampai 5mL. Kolom
Sebanyak 2,5mL ekstrak dicampur dengan shimpack CLC-ODS (M) 25cm. Fase gerak = air :
2,5 mL 200 mM buffer Natrium fosfat (pH 6,6) dan metanol : asam asetat glasial = 69 : 28 : 3. Laju alir
2,5 mL Kalium besi sianida 1%, Campuran 0,8mL/menit. KCKT dengan detektor Photodiode
diinkubasi pada suhu 50 oC selama 20 menit, Array (PDA), panjang gelombang 200-400 nm
kemudian ditambahkan 2,5 mL asam trifloroas (Anonim, 2004; Zuo, Chen, & Deng, 2002). Volume
etat 5%. Larutan disentrifugasi dengan kecepatan injeksi 20 L.
1500 rpm selama 20menit. Supernatan
dikumpulkan dan diambil 5mL ditambah 1mL HASIL DAN PEMBAHASAN
FeCl3 0,1%. Serapan diukur pada panjang Hasil Optimasi Ekstrak
gelombang 70nm (Oboh & Omoregie, 2011). Sebelum dilakukan ekstraksi, dilakukan
penetapan kadar air simplisia secara gravimetri
Pengujian mutu ekstrak teh hijau sebagai standarisasi awal dari simplisia,
Sejumlah 50 gram simplisia diektraksi diharapkan kadar air simplisia kurang dari 10 %
dengan 400 mL etanol 60% menggunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur pada
microwave dengan daya 450 Watt selama 8 menit. penyimpanan sebelum dilakukan uji selanjutnya.
Filtrat yang ada ditampung, pelarut diuapkan Dari hasil uji penetapan kadar air simplisia secara
kemudian ekstrak ditimbang sampai bobot gravimetri diperoleh kadar air simplisia 9,92
konstan. 0,02 %.
of Polyphenols From Fresh Tea Shoot. Sci. & oxygen species induced necrosis. J Drugs
Tech. Develop., 9(8), 69-75. Dermatol, 10(10), 1096-1101.
Rence, B. W. 1994. Microwave Assisted Extraction. Simon. 2009. Pengaruh Pemberian Ampas Teh
American Laboratory, RE14, 34-39. (Camellia sinensis) dalam Pakan Terhadap
Saito, S. T., Welzel, A., Suyenaga, E. S., & Bueno, F. Analisis Usaha Domba Lokal Jantan Lepas
2006. A Method for Fast Determination of Sapih Selama Tiga Bulan Penggemukan.
Epigallocatechin Gallate (EGCG), Universitas Sumatera Utara, Medan.
Epicatechin (EC), Catechin (C) and Caffeine Thiele, J. J., & Dreher, F. 2005. Antioxidant Defense
(CAF) in Green Tea Using HPLC. Cinc. Systems in Skin. In P. Elsner & H. I. Maibach
Tecnol. Aliment., 26(2), 394-400. (Eds.), Cosmeceuticals and Active Cosmetics:
Saqifah, N., Purbowati, E., & Rianto, E. 2010. Drugs Versus Cosmetics (Vol. 27, pp. 65-66).
Pengaruh Ampas Teh dalam Pakan Boca Raton: Taylor & Francis Group.
Konsentrat terhadap Konsentrasi VFA dan Xuejun Pan, Guoguang Niu, & Huizhou Liu. 2003.
NH3 Cairan Rumen untuk Mendukung Microwave-Assisted Extraction of Tea
Pertumbuhan Sapi Peranakan Ongole. Paper Polyphenols and Tea Caffeine from Green
presented at the Seminar Nasional Tea Leaves. Chem. Engineering & Processing,
Teknologi Peternakan dan Veteriner. 42, 129-133.
Septina, N. R. 2008. Analisis Tingkat Kepuasan dan Yoo, K. M., Lee, C. H., Lee, H., Moon, B. K., & Lee, C.
Loyalitas Konsumen terhadap Minuman Y. 2008. Relative Antioxidant and
Teh Siap Minum (Ready to Drink) Merek Cytoprotective Activities of Common Herbs.
Teh Botol Sosro di Jakarta Timur. from IPB: Food Chemistry, 106, 929-936.
http://repository.ipb.ac.id Zuhud, E. A. M. 2011. Peran Sumber Daya Hutan
Sharma, A., Gupta, S., Sarethy, I. P., Dang, S., & dalam Mendukung Pengembangan Agro-
Gabrani, R. 2012. Green tea extract: Possible Industri Djamoe. Paper presented at the
mechanism and antibacterial activity on Workshop Nasional Jamu dan Kosmetik.
skin pathogens. Food Chem, 135(2), 672- Zuo, Y., Chen, H., & Deng, Y. 2002. Simultaneous
675. Determination of Catechins, Caffeine and
Silverberg, J. I., Jagdeo, J., Patel, M., Siegel, D., & Gallic Acids in Green, Oolong, Black and Pu-
Brody, N. 2011. Green tea extract protects erh Tea Using HPLC with a Photodiode
human skin fibroblasts from reactive Array Detector. Talanta, 57, 307-316
.