Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
DM dapat disebut juga dengan the silent killer sebab penyakit ini dapat
menyerang beberapa organ tubuh dan mengakibatkan berbagai macam keluhan.
DM tidak dapat disembuhkan tetapi glukosa darah dapat dikendalikan melalu 4
pilar penatalaksanaan DM seperti edukasi, diet, olah raga dan obat-obatan.
Pengelolaan DM yang tidak dilakukkan dengan baik, terutama pengendalian kadar
gula darah dapat menimbulkan komplikasi. Beberapa penyakit yang dapat
dikeluhkan akibat dari DM seperti gangguan penglihatan, katarak, penyakit
jantung, gangguan ginjal, impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk
(gangren), infeksi paru dan sebagainya. Tidak jarang penyakit DM dapat
mengakibatkan kecacatan akibat terjadi pembusukan pada organ tubuh (Depkes,
2005). Selain komplikasi yang dapat ditimbulkan akibat tidak terkendalinya
glukosa darah, penderita DM tipe 2 dengan glukosa darah puasa yang tidak
terkendali merupakan penyebab risiko kematian akibat penyakit kardivaskuler
tertinggi (Kaptoge et al, 2011; Sacks et al, 2002).
Laporan ini dibuat berdasarkan kasus yang diambil dari seorang penderita
Diabetes mellitus berjenis kelamin laki-laki berusia 52 tahun, yang berada di
wilayah puskesmas Barengkrajan, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, dengan
1
berbagai masalah yang dihadapi. Mengingat kasus ini banyak ditemukan di
masyarakat khususnya di daerah Puskesmas Barengkrajan. Penyakit Diabetes
mellitus hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama yang menjadi
masalah kesehatan masyarakat di Indonesia karena memiliki insidensi dan
mortalitas yang cukup tinggi.
Hal ini terutama disebabkan oleh permasalahan seperti masih kurang dan
masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit Diabetes melitus,
sehingga penting kiranya bagi penulis untuk memperlihatkan dan mencermatinya
untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai pengalaman di lapangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah hubungan antara kehidupan sosial dan ekonomi pasien
dengan penyakit yang diderita pasien?
2. Bagaimanakah hubungan antara pelayanan kesehatan yang diterima pasien
dengan penyakit yang diderita pasien?
3. Bagaimanakah hubungan antara lingkungan sekitar pasien dengan
penyakit yang diderita pasien?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui hubungan antara kehidupan sosial dan ekonomi pasien
dengan penyakit yang diderita pasien
2. Untuk mengetahui hubungan antara pelayanan kesehatan yang diterima pasien
dengan penyakit yang diderita pasien
3. Untuk mengetahui hubungan antara lingkungan sekitar pasien dengan penyakit
yang diderita pasien
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengdentifikasi pasien sesuai yang ditetapkan pada Puskesmas.
2. Untuk mengidentifikasi kehidupan pasien dalam keluarga melalui APGAR.
3. Untuk mengidentifikasi faktor sosial ekonomi pasien melalui SCREEM.
4. Untuk mengidentifikasi faktor keturuna pasien melalui Genogram
5. Untuk mengindentifikasi faktor pelayanan kesehatan yang tersedia
6. Untuk mengidentifikasi perilaku pasien sebagai penderita gizi kurang.
7. Untuk mengidentifikasi faktor lingkungan (fisik, sosial-ekonomi, dsb.)
D. Manfaat
1. Manfaat bagi Pasien dan Keluarganya
2
Dapat meningkatkan hubungan dokter dengan pasien dan keluarganya
Dapat meningkatkan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pada pasien.
Dapat meningkatkan kepuasan pasien untuk mendapat pelayanan semaksimal
mungkin.
2. Manfaat bagi Pelayanan Kesehatan
Memudahkan pelayanan kesehatan dalam mewujudkan program pelayanan
dalam fokus layanan primer
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang terintegrasi dengan pendekatan
secara komunitas.
3. Manfaat bagi Puskesmas
Meningkatkan mutu pelayanan puskesmas khususnya dalam fokus terpadu
pada pasien
Membantu kinerja puskesmas dalam capaian upaya program pemberantasan
penyakit tidak menular khususnya pada penyakit Diabetes Mellitus.
BAB II
HASIL KUNJUNGAN
A. Status Pasien
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. AR
Umur : 51 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SD
3
Agama : Islam
Alamat : Desa Barengkrajan RT/RW 06/02
Kecamatan Krian Kabupaten Sidoarjo
Suku : Jawa
Tanggal periksa pertama ke puskesmas : 02 Agustus 2016
Tanggal Home Visit : 05 Agustus 2016
2. Anamnesis
a. Keluhan Utama
Lemas
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan lemas dan tidak dapat beraktifitas seperti
biasa sejak 2 hari yang lalu. Keluhan disertai mual, kepala pusing dan sulit tidur.
Keluhan adanya penglihatan kabur disangkal dan pasien juga mengatakan akhir-
akhir ini berat badan menurun dan sering buang air kecil 5 kali sehari
e. Riwayat Kebiasaan
- Riwayat kebersihan badan : pasien mandi 2 kali sehari.
- Riwayat olahraga : sebelum sakit pasien jarang berolahraga.
- Riwayat pengisian waktu luang: sebelum sakit pasien mengisi waktu keseharian
dengan bekerja sebagai tukang sol depatu dirumah.
- Riwayat kebiasaan: kebiasaan mengkonsumsi minum kopi 2 kali sehari.
4
kondisi rumah yang terkesan kurang rapi. Rumah berukuran 12x9 meter persegi
dan letaknya berdekatan dengan rumah tetangga. Jalan di depan rumah pasien
belum beraspal. Pasien memiliki kandang ayam yg berada di samping rumahnya.
Ventilasi rumah kurang, cahaya matahari hanya masuk dari sisi depan.
Pekerjaan pasien adalah menjadi tukang sol sepatu dirumah dengan
pendapatan berkisar Rp. 1.000.000,00 per bulan, istri pasien sebagai ibu rumah
tangga. Pengeluaran keluarga pasien berupa biaya untuk kecukupan hidup sehari-
hari seperti membeli bahan makanan, membayar tagihan listrik, dan membayar
tagihan air. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh suami dan anaknya.
g. Riwayat Gizi
Pasien sehari-hari tidak rutin makan 3 kali sehari dan porsi tiap kali makan
kurang cukup dengan nasi, lauk pauk seperti tahu, tempe, kerupuk dan sayuran
seperti sayur bayam. Pasien jarang mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung protein seperti daging ayam maupun ikan. Pasien jarang
mengkonsumsi buah, adapun buah yang lebih sering dikonsumsi seperti pepaya.
Kesan status gizi saat ini kurang.
h. Riwayat Pengobatan
Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya
3. Pemeriksaan Fisik
Pernafasan : 14 x/menit
5
Status gizi
BB : 60 kg
TB : 163 cm
IMT : 22,6
6
Dinamis (depan dan belakang)
I: pergerakan dada kanan sama dengan kiri
P: fremitus raba dada kanan sama dengan kiri
P: sonor/sonor
A: suara dasar vesikuler (-/-) Suara tambahan Rhonci (-/-), wheezing -/-
l. Abdomen
I : dinding perut sejajar dengan dinding dada
P: timpani
n. Ekstremitas
Akral hangat : + +
+ +
Oedem : - -
- -
o. Sistem genetalia : dalam batas normal
4. Pemeriksaan Penunjang
5. Diagnosis
- Diagnosis Biologis
7
Diabetes Mellitus tipe 2
6. Penatalaksanaan
a. Diabetes Mellitus tipe 2
b. Non-farmakologis
Mengatur pola makan seperti mengganti nasi putih dengan ketang rebus,
mengurangi konsumsi makanan yang mengandung pemanis seperti minuman
botol, roti dan kue, membatasi konsumsi buah-buahan.
c. Farmakologis
Glibenclamide 1 x 5 mg
B. APGAR SCORE
ADAPTATION
Dalam menghadapi masalah selama ini penderita selalu mendapatkan
dukungan berupa nasehat dari keluarganya. Jika penderita menghadapi suatu masalah
selalu menceritakan kepada istrinya. Penyakitnya ini belakangan ini mengganggu
aktivitasnya sehari-hari karena mudah lelah sehingga tidak bisa melanjutkan pekerjaannya.
Dukungan dari keluarga dan petugas kesehatan yang sering memberi penyuluhan kepada
pasien cukup memberinya motivasi mengikuti pengobatan yang disarankan. Pasien dan
keluarga yakin dengan mencoba merubah gaya hidup maka tidak akan menyebabkan
komplikasi penyakit diabetes mellitus yang lebih serius.
PARTNERSHIP
Komunikasi terjalin satu sama lain, meskipun waktu kebersamaan dirasa singkat.
Setiap ada permasalahan didiskusikan bersama dengan anggota keluarga lainnya,
komunikasi dengan suami, anak dan anggota keluarga lainnya berjalan dengan baik.
Anak kandung dan istri pasien mendukung dalam upaya pengobatan sehingga
merasa penyakitnya bukan halangan untuk melakukan aktivitas. Keluarga meyakinkannya
bahwa ia bisa sembuh kembali, komunikasi antar anggota keluarga masih berjalan dengan baik.
8
GROWTH
Tn. AR sadar bahwa ia harus bersabar menghadapi penyakitnya walaupun kadang
menganggunya terutama dalam kegiatan sehari-hari saat melakukan pekerjaannya sebagai
pembuat sepatu.
AFFECTION
Tn. AR merasa hubungan kasih sayang dan interaksinya dengan istri dan anaknya
cukup baik, bahkan perhatian yang dirasakannya bertambah. Ia menyayangi keluarganya,
begitu pula sebaliknya.
RESOLVE
Tn. AR merasa cukup puas dengan kebersamaan dan waktu yang ia dapatkan dari
keluarganya, walaupun istri dan kedua anaknya sibuk bekerja, mereka masih meluangkan
waktu untuk berkumpul bersama.
9
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 8 fungsi keluarga dalam keadaan baik
Ny. W adalah seorang buruh cuci, yang berangkat bekerja pada pagi hari dan
pulang pada sore hari, sehingga membuatnya jarang menemani suaminya dirumah,
10
sesampainya dari pulang bekerja masih harus sibuk mengurusi urusan rumah tanga, sehingga
kesulitan membagi waktu bersama.
Sdr. AA bekerja sebagai buruh pabrik yang berangkat bekerja pagi hari dan
pulang hingga malam hari, sepulangnya dari bekerja setelah mandi dan makan biasanya
langsung beristirahat, sehingga kurang komunikasi dengan keluarganya, namun jika
terdapat masalah sdr.AA menyampaikan ke keluarganya.
11
masalah
P Saya puas dengan cara keluarga saya
membahas dan membagi masalah dengan
saya
G Saya puas dengan cara keluarga saya
menerima dan mendukung keinginan saya
untuk melakukan kegiatan baru atau arah
hidup yang baru
A Saya puas dengan cara keluarga saya
mengekspresikan kasih sayangnya dan
merespon emosi saya seperti kemarahan,
perhatian dll
R Saya puas dengan cara keluarga saya dan
saya membagi waktu bersama-sama
Total poin = 7, fungsi keluarga dalam keadaan cukup
Sdri. AR bekerja sebagai asisten rumah tangga di luar kota sehingga komunikasi
lebih sering di lakukan melalui telepon, namun saat ayahnya sakit sdri. AR akan
pulang ke rumah membantu menjaga ayahnya. Sehingga hubungannya dengan
keluarga tetap harmonis.
Secara keseluruhan total poin dari APGAR keluarga Tn. AR adalah 41, sehingga
rata-rata APGAR dari keluarga Tn.AR adalah 8. Hal ini menunjukkan bahwa fungsi
fisiologis yang dimiliki keluarga Tn.AR dan keluarganya dalam keadaan baik.
Hubungan antar individu dalam keluarga tersebut terjalin baik.
C. SRCEEM
12
Menggunakan bahasa jawa, tata krama dan kesopanan.
Keterangan
Ekonomi (-) artinya keluarga Tn. AR tidak ada masalah dalam hal perekonomian
keluarga. Hal ini dapat dilihat dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang
terpenuhi dan dapat memenuhi kebutuhan sekunder dan tertiernya.
Religius (-) artinya Tn. AR tidak ada masalah dalam bidang agama, karena masih
tetap menjalankan perintah-Nya dengan keadaan yang ada sekarang itu membantu /
mempengaruhi ketentraman batin karena penderita dekat dengan Tuhan terutama
dalam menghadapi berbagai permasalahan yang ada.
Edukasi (+) artinya Tn. AR menghadapi permasalahan dalam bidang pendidikan.
Tn. AR menempuh pendidikan terakhir hanya sampai SD, sedangkan tingkat
pendidikan dan pengetahuan keluarganya yang lain masih rendah.
13
Sosial (-) artinya Tn. AR mampu bersosialisasi dengan keluarga dan tetangga serta
merasa dipedulikan oleh keluarga dan tetangganya.
Kultural (-) Tn. AR masih mampu mengikuti kegiatan-kegiatan di sekitar
lingkungannya.
Medical (-) Tn. AR memiliki kartu jaminan kesehatan sehingga penderita mudah
mendapatkan pelayanan kesehatan.
D. Genogram
14
dalam gaya hidup, dapat dikatakan buruk, pasien kurang menjaga kesehatannya
dengan makan makanan yang tidak sehat seperti goreng-gorengan dan makanan
berlemak, disamping itu pasien memiliki kebiasaan minum kopi 2 kali sehari dan
sudah berlangsung -/+10 tahun. Pasien kurang mengkonsumsi buah-buahan dan
sayur. Pasien tidak pernah memiliki riwayat merokok, minum minuman keras
maupun menggunakan obat-obat terlarang. Pasien tidak mengetahui bahwa dirinya
menderita penyakit diabetes mellitus dan bahaya penyakit pasien bila tidak diobati.
Sikap pasien terhadap keluarganya sangat baik dan harmonis, begitu juga terhadap
masyarakat di lingkungan rumahnya. Pasien selalu menjaga hubungan baik dengan
masyarakat sekitar rumahnya dengan cara komunikasi setiap hari. Saat pasien
mengalami masalah, pasien meminta bantuan atau pendapat anggota keluarganya
untuk menemukan solusi agar masalah pasien dapat terselesaikan segera.
15
Denah Rumah
musholla
Kamar mandi
Kamar
anak
no.2
Dapur
12 meter
Ruang makan Kamar
Ruang
utama
Ruang keluarga
Kerja
Kamar
anak
no.1
9 meter
16
H. DIAGRAM PERMASALAHAN PASIEN
(Menggambarkan hubungan antara timbulnya masalah kesehatan yang ada dengan
faktor-faktor resiko yang ada dalam kehidupan pasien)
FAKTOR LINGKUNGAN
Tingkat pendidikan rendah
BAB III
PEMBAHASAN
1. Masalah aktif :
Diabetes mellitus
Diabetus mellitus adalah Suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karateristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya (American Diabetes Association, 2003).
DM yaitu kelainan metabolik akibat dari kegagalan pankreas untuk
mensekresi insulin (hormon yang responsibel terhadap pemanfaatan glukosa) secara
adekuat. Akibat yang umum adalah terjadinya hiperglikemia.
17
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar
glukosa dalam darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau
akibat kerja insulin yang tidak adekuat (Brunner & Suddart).
Kadar gula darah sepanjang hari bervariasi, meningkat setelah makan dan kembali
normal dalam waktu 2 jam. Kadar gula darah yang normal pada pagi hari setelah
malam sebelumnya berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar gula darah biasanya
kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang
mengandung gula maupun karbohidrat lainnya.
Penyelesaian :
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan bentuk diabetes mellitus
berdasarkan perawatan dan simtoma:
1. Diabetes tipe 1
2. Diabetes tipe 2
Insulin requiring for survival diabetes, seperti pada kasus defisiensi peptida-C.
Insulin requiring for control diabetes. Pada tahap ini, sekresi insulin endogenus
tidak cukup untuk mencapai gejala normoglicemia, jika tidak disertai dengan
tambahan hormon dari luar tubuh.
2. Faktor resiko :
a. Perilaku pasien yang kurang tahu akan bahayanya penyakit diabetus mellitus.
18
Dalam kesehariannya, pasien seringkali mengabaikan tentang makanan minuman
yang dia konsumsi, pasien selalu minum kopi 2-3 kali sehari selama kurang lebih 10
tahun, pengetahuan tentang penyakit diabetes mellitus yang sangat kurang.Pasien
tidak tahu-menahu bahwa dirinya mengidap penyakit diabetes mellitus namun tetap
mengkonsumsi kopi agar tetap terjaga saat melakukan pekerjaannya sebagai tukang
sol sepatu.
Penyelesaian :
Keadaan umum pasien harus diperhatikan dan diperbaiki. Kadar glukosa darah
diusahakan agar selalu senormal mungkin, untuk memperbaiki berbagai faktor terkait
hiperglikemia. Umumnya diperlukan insulin untuk menormalisasi kadar gula darah.
Status nutrisi harus diperhatikan dan diperbaiki. Berbagai hal lain juga harus
diperhatikan dan diperbaiki, seperti kadar albumin serum, kadar Hb dan derajat
oksigenasi jaringan serta fungsi ginjal. (Waspadji, 2009)
19
1 Edukasi yang 5 2 3 2 15
kurang
mengenai
pengobatan
diabetes
mellitus
2 Perilaku pasien 5 2 3 3 10
yang tidak rutin
minum obat
dan gizi yang
kurang
Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksanakan
(turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggengan selesainya masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, biaya yang diperlukan
20
Rencana Kegiatan Pembuatan edukasi yang kurang mengenai pengobatan diabetes mellitus
21
mengelola
mellitus dan makanan untuk
keluarganya penderita diabetes
mellitus
4 Evaluasi Kader Penurunan Setiap kali Pengumpulan Puskesmas Kader dan Hari kerja Laptop
angka ada pasien laporan penderita tenaga Puskesma
Alat tulis
diabetes diabetus diabetes mellitus puskesmas s
mellitus mellitus dengan gula darah
dengan gula yang tidak
darah yang terkontrol
tidak
Mencari kendala
terkontrol
dalam
Meningkatk melaksanakan
an program edukasi
pengetahua
n penderita
dan
keluarganya
tentang
pengobatan
diabetes
mellitus
Penderita
dapat
menerapkan
dalam
kehidupan
22
sehari-hari
dan
keluarganya
dapat
membantu
dan
memberi
dukungan
23
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Segi Biologis :
Tn. AR (51 tahun) menderita diabetes mellitus tipe 2
2. Segi Psikologis :
Tn. AR baru tahu bahwa dirinya terkena penyakit diabetes mellitus
Pengetahuan akan kebutuhan gizi penderita diabetes mellitus yang kurang baik
Hubungan antara anggota keluarga terjalin cukup akrab
Kebiasaan pasien yang suka minum kopi 2x sehari yang sudah berlangsung cukup
lama.
3. Segi Sosial :
Tidak ada masalah dari segi sosial
4. Segi fisik :
Tidak ada masalah dengan rumah dan lingkungan sekitar.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
24
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2011. Konsensus Pengendalian dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia.
Soetjahjo A. Peranan Neuropati Diabetik. Dalam: Majalah Kedokteran Andalas Vol. 22 No.
1. Juni 1998, h. 2-10.
Waspadji S. Kaki Diabetes. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, et al (eds). Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Internal Publishing, 2009
LAMPIRAN
25
26
27
28
29
30
31