You are on page 1of 5

LAPORAN PRAKTIKUM

Kimia Fisika dan Kimia Analitik


Semester Ganjil 2016/2017

Kelompok 3
Nama: Fidelis Ayodya Amba
NPM: 1506746273
Modul: 4-Sifat Koligatif LArutan (Kenaikan Titik Didih)

Laboratorium Dasar Proses Kimia


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Depok
2016
PERCOBAAN 4: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

I. TUJUAN PERCOBAAN
Menentukan berat molekul suatu zat dengan metode kenaikan titik didih

II. DATA PENGAMATAN


No Sebelum Tb Setelah Tb Tb
Penambahan Penambahan
1 300mL Aquades 94oC NaCl 96oC 2oC
2 300mL Aquades 95oC KCl 97oC 2oC
3 300mL Aquades 98oC Zat X 99oC 1oC

III. PENGOLAHAN DATA


Massa aquades dalam percobaan
Massa H2O = x V

2 = 1 300

2 = 300
Mr H2O
Mr H2O = 18 gram/mol

a. Perhitungan Kb Aquades dari Larutan NaCl


Reaksi Ionisasi NaCl

Faktor vant Hoff NaCl (i)


= 1 + ( 1)
= 1 + (2 1)(1)
=2
Menghitung Kb aquades dari larutan NaCl

=
1000
2 58,5 300
=
1 1000 2
= 17,55
b. Perhitungan Kb Aquades dari Larutan KCl
Reaksi Ionisasi KCl
Faktor vant Hoff KCl (i)
= 1 + ( 1)
= 1 + (2 1)(1)
=2
Menghitung Kb dari Larutan KCl

=
1000
2 74,5 300
=
1 1000 2
= 22,35
c. Perhitungan Mr Zat X dengan Kb NaCl
1000
=
300
1 1000
= 17,55 2
1 300
= 117 /
d. Perhitungan Mr Zat X dengan Kb KCl
1000
=
300
1 1000
= 22,35 2
1 300
= 149 /
e. Mr Zat X Rata-rata
117 + 149
=
2
= 133 /
f. Perhitungan Kesalahan Literatur

= 100%

166 133
= 100%
166
= 19,8795 %

IV. ANALISIS
a. Analisis Percobaan
Percobaan sifat koligatif larutan, dengan metode kenaikan titik didih ini
mempunyai tujuan untk menentukan berat molekul (Mr) suatu senyawa yang
belum diketahui dari perbedaan kenaikan titik didihn ya. Dalam percobaan ini,
praktikan menggunakan gelas piala sebagai wadah larutan, dikarenakan
mempunyai luas alas dan tutup yang luas sehingga memudahkan praktikan
dalam mengukur suhu larutan, praktikan juga menggunakan thermometer untuk
mengukur suhu dari larutan. Dalam proses pemanasan praktikan menggunakan
kompor elektrik sebagai sumber panas, praktikan tidak menggunakan Bunsen
dikarenakan kompor listrik suhunya dapat diatur sehingga dapat mempercepat
proses pemanasan, selain itu permukaan kompor yang luas memungkinakan
proses pemanasan dilakukan sekaligus dengan 3 gelas piala. Untuk mengetahui
kenaikan titik didih, praktikan mengukur dahulu titik didih dari aquades sebagai
pelarut murni, setelah itu zat yang ingin diukur dimasukan kedalam larutan
aquades yang telah dididihkan, dan diukur apakah larutan mengalami kenaikan
titik didih setelah penambahan. Zat yang digunakan dalam percobaan ini adalah
NaCl, KCl, dan Zat X yang berbentuk padatan. Dalam percobaan ini zat X yang
dipakai adalah KI. Ketiga larutan ini merukapan larutan elektrolit, sehingga
membuat kenaikan titih didih lebih signifikan dikarenakan adanya factor vant
Hoff. Setelah terjadi kenaikan titik didih, dicatat dan dibandingkan dengan zat
lain.
b. Analisis Hasil
Dari data pengamatan yang diambil, dihdapatkan bahkan setelah
penambahan NaCl suhu meningkat 2oC, KCl suhu meningkat 2oC dan zat X
(KI) suhu meningkat 1oC. titik didih larutan menjadi meningkat karena tekanan
uap dari larutan campuran lebih rendah dibandingkan pelarut murni, sehingga
untuk mendidihkan larutan membutuhkan energy yang lebih tinggi daripada
untuk menididihkan pelarut murni. Titik didih sendiri didefinisikan sebagai
kondisi dimana tekanan uap larutan akan sama dengan tekanan udara atau
atmosfer dimana standarnya adalah pada tekanan 1 atm. Selain itu factor vant
Hoff membuat kenaikan titik didihnya juga lebih besar. Dengan itu dapat
disimpulkan bahwa Tb NaCl = Tb KCl > Tb Zat X (KI). Jika sesuai teori,
seharusnya Tb NaCl > Tb KCl > Tb Zat X (KI).
Dari data Tb yang didapat, praktikan diminta untuk mencari Kb dari
larutan NaCl dan KCl. Kb dari NaCl didapatkan sebesar 17,55 sedangkan untuk
KCl didapatkan sebesar 22,35. Dari data tersebut, dapat dihitung nilai Mr dari
zar X(KI). Dari perhitungan menggunakan Kb NaCl didapatkan Mr dari zat X
sebesar 117 g/mol sedangkan jika menggunakan Kb dari KCl didapatkan Mr
dari zat X sebesar 149 g/mol. Didapatkan rata rata sebesar 133 g/mol.
c. Analisis Kesalahan
Dalam percobaan ini masih didapatkan kesalahan, terbukti dari hasil
perhitungan yang didapatkan tidak sesuai dengan literatur. Hasil Mr yang
didapatkan untuk zat X pada percobaan ini sebesar 133 g/mol, sedangkan sesuai
teori Mr dari KI adalah 166 g/mol. Dari perbedaan angka Mrnya, didapatkan
nilai kesalahan relatif sebesar 19,8795%. Kesalhan ini dapat diakibatkan karena
adanya kesalahan praktikan dalam mengukur volume aquades pada gelas piala,
selain itu pemanasan yang terlalu lama membuat proses penguapan terjadi pada
pelarut murni, membuat volumenya berkurang dan data yang didapatkan bias
berbeda. Selain itu, pada kompor listrik, panasnya terpusat pada pusat
permukaan kompor, membuat tidak semua permukaan alas dari gelas piala
terkena panas secara maksimal, membuat proses pemanasan tidak merata yang
mengakibatkan proses pemanasan menjadi lambat., sehingga tidak efektif.
Selain itu thermometer yang digunakan masih thermometer konvensional,
sehingga keakuratannya tidak terlalu tinggi. Dari factor lingkungan, suhu dan
tekanan ruangan juga dapat memepengaruhi titik didih dari larutan yang
membuat pengambilan data tidak akurat.
V. KESIMPULAN
1. Sifat koligatif adalah sifat yang ditentukan oleh jumlah partikel zat terlarut
2. Titik didih larutan campuran lebih tinggi dari titik didih pelarut murni
3. Massa molekul relative suatu zat dapat dicari dengan mengetahui kenaikan
titik didih larutan zat tersebut
4. Massa realtif zat X=133g/mol dengan kesalahan relative 19,8795%

VI. JAWABAN PERTANYAAN


a. Mengapa Tekanan Uap Larutan Lebih Rendah Daripada Tekanan Uap
Pelarut Murni?
Jawab:
Tekanan uap pelarut murni disebabkan oleh molekul molekul zat cair yang
meninggalkan permukaan. Ketika pelarut murni dilarutkan oleh zat yang tidak
menguap, partikel dan zat terlarut ini menyebabkan pengurangan daya paelrut
untuk meninggalkan permukaan. Karena itu, tekanan uapnya pun akan
berkurang

b. Mengapa Titik Didih Larutan Lebih Tinggi Daripada Titik Didih Pelarut
Murni?
Jawab:
Karena tekanan uap larutan lebih rendah dari tekanan uap pelarut murni,
sehingga untuk mendidihkan larutan memerlukan energy lebih tinggi daripada
pelarut murni. Titik didih sendiri didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan
uap larutan akan sama dengan tekanan udara atau atmosfer dimana standarnya
adalah pada tekanan 1 atm (76cmHg)

c. Bagaimana Persamaan Untuk Menentukan Kenaikan Titik Didih Pada Teori


Jika Larutannya Adalah Larutan Elektrolit?
Jawab:
Karena larutannya elektrolit, maka mempunyai factor vant Hoff (i)
() = 1 + ( 1)
Dimana rumus untuk mencari kenaikan titik didih adalah
= . .
Kb=tetapan titik didih molal pelarut murni
m=molalitas larutan
i=factor vant Hoff
VII. REFERENSI
a. Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti Jilid 2 Edisi 3.
Erlangga, Jakarta
b. Maron,S & Lando,J.1974.Fundamentals of Physical Chemistry. New
York:Collier MacMillan
c. Modul Praktikum Kimia dan Kimia Analitik. Depok: Universitas Indonesia
d. Anonym. 2009. sifat koligatif larutan. http://www.chem-is-try.org/ . Diakses
pada 10 Desember 2016
e. Anonym. 2009. Penurunan titik Uap. http://kimia.upi.edu.com/int/ . Diakses
pada 10 Desember 2016

You might also like