You are on page 1of 20

ANALISIS KOMPLEKS

FUNGSI ELEMENTER
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kompleks

Dosen Pengampu: Dr. Kartono M.Si

Disusun oleh:

Seto Satoto 4101408090

Andy Hapi S 4101408101

Diana Awwaliyati 4101408137

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2011
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami mengucapkan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena
atas berkah dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyusun laporan tugas Analisis Komplek
ini dengan lancar.

Tugas ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan mata kuliah Analisis
Komplek yang merupakan mata kuliah yang harus ditempuh guna mendapatkan gelar
kesarjanaan S1 pada Jurusan Pendidikan Matematika, Prodi Matematika, Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Semarang.

Tugas Analisis Komplek ini bertujuan untuk mempelajari tentang Fungsi


Eksponensial, Fungsi Trigonometri, Fungsi Hiperbolik beserta dengan definisi, sifat-sifat dan
conto soalnya.

Kami menyadari bahwa laporan Tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik, saran maupun sumbangan pendapat yang sifatnya
membangun dari para pembaca demi peningkatkan laporan ini dikemudian hari. Kami
berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat, baik bagi kami maupun para pembaca
sekalian.

Semarang, 2011

Tim Penyusun
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat :

1. Mahasiswa dapat memahami tentang Fungsi Eksponensial.


2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang Sifat-sifat Fungsi Eksponensial.
3. Mahasiswa dapat memahami tentang Fungsi Trigonometri.
4. Mahasiswa dapat memahami tentang Fungsi Hiperbolik.
FUNGSI ELEMENTER

A. Fungsi eksponensial

x
Dalam kalkulus dikenal perderetan Maclaurin untuk e , sinx , dan cosx yang

berlaku untuk semua nilai x sebagai berikut.

n 2 3
x x x
e =
x
=1+ x + + + (< x < )
n=0 n! 2! 3 !


(1 )n x 2 n x2 x 4
cosx= =1 + + (< x < )
n=0 2n ! 2! 4 !


(1 )n x 2 n+1 x3 x5
sinx= =x + + (< x< )
n=0 (2 n+1 ) ! 3! 5 !

Jika rumus-rumus ini boleh diberlakukan untuk bilangan kompleks maka untuk y real
diperoleh hubungan.


(iy)n (iy)2 n
(1)n y 2 n
i2 n y 2 n+1 (1)n y 2 n+1
e iy= = +i = +i
n=0 n ! n=0 ( 2 n ) ! n=0 ( 2 n+1 ) ! n=0 ( 2 n) ! n=0 ( 2 n+1 ) !

Sehingga e iy=cos y +i sin y , dengan demikian wajar sekali jika untuk z kompleks

diambil definisi sebagai berikut.


y
Definisi: untuk bilangan kompleks z didefinisikan cos y +i sin . (1)
z x
e =e
Tampak bahwa dalam definisi ini, jika diambil z real yakni z=x +i0 maka ruas

0
kiri persamaan menjadi e
x
sedangkan ruas kanan menjadi cos 0+i sin =e x . jadi
ex

persamaan tersebut merupakan perluasan fungsi eksponensial real yang sudah kita kenal
dalam kalkulus. Jika diambil z=iy dengan y real, kita peroleh hubungan yang kita

jabarkan diatas, tetapi sekarang berangkat dari definisi. Jadi kita punya rumus:

Dikenal dengan nama rumus Euler.

e iy=cos y +isin y (2)


z x
Definisi mengatakan e =e cis y , sehingga diperoleh:

|e z|=e x (3) (3)

y=suatu arg(e z ) (4)

Dari (3) tampak bahwa |e z| selalu positif untuk zC .

Fungsi f ( z )=e z mempunyai fungsi bagian real dan bagian imajiner berturut-turut

x
y dan v= e sin y
x
u=e cos yang diseluruh bidang kompleks kontinu dan memenuhi persamaan

chaucy-rieman. Menurut teorema dalam bab sebelumnya funngsi f ( z) terdiferensial di

x x z
seluruh C , dan f (z)=u x ( x , y )+v x ( x , y)=e cos y +ie sin y=e .

z
Dengan demikian f ( z )=e analitik di seluruh bidang kompleks, jadi suatu fungsi utuh dan

z
de
=e z (5)
dz

z
Perlu diketahui bahwa e sering ditulis exp z.

Sifat-sifat

Dengan mengingat rumus euler, yakni untuk y R berlaku e iy=cos y +i sin y ,

maka bilangan kompleks Z dapat dinyatakan

z=x +iy=r cis=r e i (6)

Dengan r=| z|dan =arg ( z) .


z 1=x 1+i y 1 dan z 2=x 2+ i y 2
Jika , maka

e z . e z =e x cis y 1 . e x cis y 2=e(x + x ) cis ( y 1+ y2 ) =e( z + z ) , karena


1 2 1 2 1 2 1 2

z 1+ z 2=( x 1+ x 2 )+i( y 1 + y 2 ) .

x 1 , x 2 , y 1 ,dan y 2
Langkah perhitungan diatas boleh dilakukan karena semuanya

bilangan real.

ez1

Dengan cara yang sama maka kita peroleh z


=e(z z ) .
1 2

e 2
Maka kita peroleh rumus:

z1 z2 (z 1+ z 2)
e . e =e (7)

ez 1

z
=e(z z )
1 2

(8)
e 2

Untuk Z sembarang bilangan kompleks dan K sembarang bilangan bulat, menurut


z +2 ki
rumus (7): e =e z . e 2 ki=e z cis ( 2 k ) =e z .

Kita memperoleh sifat yang penting:

fungsi f ( z ) =e z adala h fungsi periodik dengan periode 2 i .

z
Dengan mudah bisa dibuktikan rumus konjugat dari e , yakni:

e =e
z z
(9)

+ isin =1
e i =cos .

i+2 ki i
Jadi untuk k bulat maka, e =e =1 .

x
Perlu pembaca perhatikan bahwa untuk x real , e selalu bernilai positif, tetapi

z
untuk z kompleks e dapat bernilai negatif.

Contoh 1:

i z iz
Tentukan semua bilangan kompleks z sehingga e =e .

iz i z i z
Dari rumus (8) diperoleh e =e =e .


Jadi persamaan yang diberikan menjadi e i z=eiz . Mengingat sifat periodik yang

dimiliki fungsi eksponensial maka


i z =i z +2 ki

2 z =2 k se hingga z =k

Jadi semua nilai z yang memenuhi persamaan diatas adalah z=k , dengan k

sembarang bilangan bulat.


B. Sifat fungsi eksponensial yang lain

z x iy
Kita tulis persamaan e =e . e maka

z i x
e = e dimana =e dan = y (1)

Nilai =e x adalah positif untuk setiap nilai x dan berdasarkan persamaan (1)

z x z
diatas modulus dari persamaan e adala h e dan pernyataan dari e adala h y adalah

|e z|=e y dan arg ( e z )= y+ 2 k (k =0, 1, 2, ) (2)

Perlu diperhatikan bahwa nilai |e z| selalu bernilai positif

e z 0 untuk setiap bilangan kompleks Z (3)

Anggap bahwa w tidak memiliki nilai 0 pada bidang w. Jadi kita bisa menunjukan
bahwa terdapat tak hingga titik di bidang z seperti persamaan berikut

z
e =w (4)

Kita tahu bahwa ketika z dan w ditulis z=x +iy dan w= ei ( ) maka

persamaan (4) dapat ditulis dalam bentuk

e x .e iy = e i (5)

Kemudian berdasarkan persamaan dua bilangan kompleks dalam bentuk


x x
eksponensial, e = dan y=+2 k dimana k adalah bilangan bulat. Persamaan e =

i
adalah sama dengan x=ln hal ini berlaku ketika w= e ( ) , maka

persamaan (4) berlaku jika dan hanya jika z mempunyai satu nilai

z=ln +i(+2 k ) (6)


z
Nilai diatas mengindikasikan bahwa transformasi w=e merupakan sebuah

pemetaan. Hal ini menunjukan bahwa persamaan tersebut merupakan sebuah fungsi periodik
terhadap fungsi eksponensial.

Contoh 1:

z
Nilai z ada, secara singkat tunjukan bahwa e =1 !

Penyelesaian:

Untuk menemukan nilai z,

i
Tulis 1=1 e , jadi berdasarkan persamaan (6) =1 dan = .

z
jadi e =1 ketika z=( 2 k +1 ) i( k=0, 1, 2, .)

persamaan (3) mengatakan kepada kita bahwa tidak ada nilai untuk z ketika w=0.
Dengan ini jelas bahwa berdasarkan contoh diatas daerah hasil dari eksponensial fungsi
z
w=e adalah semua yang memenuhi bidang w kecuali untuk w=0.

Persamaan (6) menjelaskan bahwa fungsi

g ( w ) =ln +i (w 0 (7)

i [ g (w) ]
Dimana w= e ( ) , berdasarkan kondisi e =w . Untuk lebih lanjut

ketika sebuah titik z=x +iy bergerak horisontal y , ez dapat kita tulis

e z = ei diman =e x dan = y , maka

g ( e z ) =ln ( e x ) +iy=x +iy=z

Dan ketika z berada dalam garis lurus. Fungsi g(w) dan


f ( z )=e z ( < z ) (8)

Merupakan sebuah invers fungsi. Dimana g [ f ( z ) ] =z dan f [ g (w)] =w . nanti persamaan

(7) akan kita gunakan untuk mendefinisikan fungsi logaritma dalam bilangan kompleks.

C. Fungsi trigonometri

Rumus euler menyatakan bahwa untuk y R berlaku:

e iy=cos y +isin y dan eiy =cos yisin y .

Jika kedua persamaan ini dijumlahkan dan dikurangkan diperoleh:

iy iy iy iy
e +e e e
cos y= dan sin y= .
2 2

Dengan memberlakukan rumus cos y dan sin y dengan y variabel real ini untuk
variabel kompleks diperoleh definisi berikut.

e iz + eiz e iz eiz
Definisi: Untuk bilangan kompleks z didefinisikan cos z= 2
dan sin z=
2 (1)

Karena e iz dan eiz keduanya fungsi utuh maka demikian juga fungsi

sin z dan cos z , dan dengan aturan rantai diperoleh rumus

d cos z d sin z
=sin z dan =cos z (2)
dz dz

Jika dalam (1) untuk z diambil iy dengan y real, maka

cos iy=cosh y dan sin iy=isinh y , y R (3)


Seperti hal nya dalam variabel real didefinisikan fungsi-fungsi trigonometri yang

y+ i cos x .sinh y
lain, sin z=sin x . cosh (4)

cos z=cos x . cosh y +i sin x . sinh y (5)

Dimana z=x +iy . Berdasarkan kedua pernyataan diatas kita tahu bahwa

sin z dan cos z merupakan bilangan kompleks konjugat dari sin z dan cos z . Jelas juga

bahwa fungsi sin dan cos merupakan fungsi periodik, sehingga

sin ( z+ 2 )=sin z dan sin( z + )=sin z (6)

cos( z+2 )=cos z dan cos ( z+ ) =cos z (7)

Dari persamaan (4) dan (5) dapat kita tunjukan bahwa

2
|sin z| =sin 2 x+ sin h2 y (8)

2
|cos z| =cos2 x+sin h 2 y (9)

Dari persamaan (8) dan (9) jelas bahwa sin z dan cos z tidak memiliki nilai mutlak,

dimana nilai mutlak dari sin x dan cos x adalah kurang dari atau sama dengan unity untuk

semua nilai x real. Nilai khusus dari suatu z dimana f ( z )=0 disebut juga pembentuk nilai

nol dari f. Pembentuk nilai nol dari sin dan cos adalah semua bilangan real. Dimana

sin z=0 jika dan hanya jika z=k (k =0, 1, 2,) (10)

cos z=0 jika dan hanya jika ( 12 ) ( k=0, 1, 2, )


z= k +
(11)

Seperti halnya dalam variabel real didefinisikan juga


sin z
tg z= ,
cos z

cos z
cotg z = ,
sin z

1
sec z= ,
cos z

1
cosec z=
sin z .

Dengan menggunakan aturan pendiferensialaan diperoleh

d 2
tg z=sec z ;
dz

d
cotg z=cosec2 z
dz

d
sec z=sec z .tg z ;
dz

d
cosec z=cosec z . cotgz (12)
dz

Dari kedua persamaan terakhir di ruas kanan ini diperoleh x=k dan y =0 , jadi


2
nilai nol sin z adalah z=k (k=0,1,2,3,) . Karena bila
z=sin ( z), cos z=0
cos

z= +k sin z adala h z=
2 . Jadi nilai nol untuk 2 dan nilai nol untuk cos z adalah


z= +k
2 dengan k=0,1,2,3,... . Jadi nilai nol kedua fungsi ini adalah real.

Contoh 1:

Tentukan semua nilai z yang memenuhi cos z = 3

Penyelesaian:

Jika kita hanya bekerja dalam R, maka persamaan ini tidak mempunyai penyelesaian,
tetapi disini kita bekerja di C.

Cos z = 3 cos x .cosh yi sin x . sinh y=3

cos x .cosh y=3 dan sin x . sinh y=0

cos x .cosh y=3 dan [ sin x=0 atau sinh y =0 ]

(A) dan (B)

Dengan (A)= {cos xsin. cosh


x=0
y=3
(B)= {cossinh
x . cosh y=3
y =0

Pasangan persamaan (B) ekuivalen dengan y=0 dan cos x = 3, jadi tidak memberikan

jawaban sebab terdapat kontradiksi dengan 1 cosx 1 .

Dari persamaan kedua dari persamaan (A) diperoleh x= . untuk k gasal, jadi

x=( 2 k +1 ) maka cos x=1 se h ingga cos y=1 dan terdapat kontradiksi sebab

cosh y 1 . Keadaan ini tidak memberi jawaban.


Untuk k genap,jadi x=2 k maka cos x=1 sehingga cosh y=3 yang memberikan

y y 2 y
persamaan e + e =6 atau t 6 t +1=0 dengan t=e . Diperoleh

t 1 =3+2 2 dan t 2=32 2 .

Dengan demikian semua nilaiyang memenuhi persamaan cos x=0 adalah

z=2 k i ln ( 3+2 2) dengan k =0, 1, 2,


sin z=cos ( z )
karena 2 , maka persamaan sin z =0 dipenuhi oleh


z =2 k i ln ( 3+ 2 2 ) atau z=( 4 k +1 ) +i ln(3+2 2) dengan k sembarang bilangan
2 2

bulat.

D. Fungsi hiperbolik

Definisi fungsi hiperbolik untuk variabel kompleks kita ambil langsung dengan
memperluas definisi untuk variabel real ke variabel kompleks.

Definisi: untuk variabel kompleks z didefinisikan

z z z z
e +e e e
cosh z = ; sinh z=
2 2

sinh z cosh z
tg h z= ; cotgh z=
cosh z sinh z

1 1
sech z = ; cosec h z= (1)
cosh z sinh z

Dengan demikian cosh z dan sinh z fungsi utuh yakni analitik di seluruh bidang
kompleks , dan derivatif mereka adalah
d cosh z d sinh z
=sinh z ; =cosh z (2)
dz dz

Fungsi tgh z dan sech z analitik dalam setiap domain yang tidak memuat nilai nol

dari cosh z , sedangkan cotg h z dan cosec h z analitik dalam setiap domain yang tidak

memuat nilai nol dari sinh z .

Derivatif dari fungsi-fungsi ini adalah

d tg h z 2 d cotg h z 2
=sec h z ; =cosec h z
dz dz

d cosec h z
=cosec h z . cotgh z
dz

d sech z
=sech z . tg h z (3)
dz

Mengingat definisi cosh z , sinh z , cos z , dansin z diperoleh

cosh iz=cos z ; sinh z=isin z (4)

cos iz =cosh z ; sin z=isinh z (5)

Rumus-rumus identitas fungsi hiperbolik dapat diturunkan langsung dari definisi (1),
tetapi dapat juga diturunkan dari rumus-rumus identitas dari fungsi trigonometri dengan
mengingat (4) dan (5).

cos h2 zsin h2 z=1 (6)

cosh (z )=cosh z ; sinh (z )=sinh z (7)

Dengan menggunakan identitas trigonometri diperoleh


i ( z +w )= sin ( iz+iw )=sin iz cos iw +cos iz sin iw
sin , mengingat rumus (4) dan (5)

isinh ( z +w )=isinh z cosh w+icosh z sinh w ,

sinh ( z+ w ) =sinh z cosh w+cosh z sinh w (8)

Demikian juga diperoleh

cosh ( z + w )=cosh z cosh wsinh z sin h w (9)

Bagian real dan bagian imajiner dari sinh z dan cosh z diperoleh dari (8), (9), (4), dan
(5).

sinh ( x+iy )=sinh x cos y +icosh x sin y (10)

cosh ( x +iy )=cosh x cos ysinh x sin y (11)

Untuk z=x +iy berlaku

2
|sinh z| =sin h2 x+ sin 2 y (12)

2
|cosh z| =sin h2 x+cos 2 y (13)

Rumus (12) dan (13) dapat dibuktikan dengan menggunakan rumus-rumus sebelumnya.

Mengingat definisi (1) dan bahwa e z dan ez periodik dengan periode 2 i maka

demikian juga cosh z dan sinh z. Jadi berlaku pernyataan berikut:

fungsi cosh z dansinh z adala h fungsi periodik dengan periode 2 i .

cosh ( z +2 i ) =cosh z ; dan sinh z=siniz , (14)

Nilai nol dari cosh z dan sinh z dapat dicari dari

cosh z =cos iz ; dan sinh z=sin iz ,


1
cosh z =0 z=( k + ) i sinh z
Dan jika dan hanya jika 2 dan nilai nol untuk

adalah z=ki dengan k =0,i 1,i 2,

Contoh 1:

1
cosh z =
Tentukan nilai z sehingga 2 !

Penyelesaian:

z z
e +e 1
cosh z = =
2 2

e z +ez =1

e2 z+ e 0=e z

e2 ze z +1=0

z
Misalkan e =t maka kita peroleh

t 2 t+1=0

1 14.1 .1
t 1,2 =
2.1

1 3

2

1 i 3

2

z 1+i 3 1i 3
Jadi e =t 1= atau e z =t 2 =
2 2
Jadi z=ln ( 1+i23 ) atau z=ln ( 1i2 3 ) .

You might also like