Professional Documents
Culture Documents
KULIAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gizi adalah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh yang berhubungan dengan proses sehat, sakit dan
proses metabolisme itu sendiri. Makanan yang kita makan merupakan dapat dimanfaatkan oleh
tubuh dalam bentuk energi untuk fungsi-fungsi fisiologis, organ tubuh, pergerakan, fungsi
kelenjar, fungsi hormon pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak.
Penanganan gizi sangat terkait dengan strategi sebuah bangsa dalam menciptakan SDM yang
sehat, cerdas dan produktif. Upaya dalam peningkatan SDM yang berkualitas dimulai dengan
cara penanganan pertumbuhan anak anak kita sebagai bagian dari keluarga , dengan asupan
gizi dan perawatan yang baik. Dengan lingkungan yang sehat, maka hadirnya infeksi menular
ataupun penyakit masyarakat lain nya dapat dihindari. Ditingkatkan masyarakat factor-faktor
seperti lingkungan yang higienis, kesehatan keluarga, pola asuh terhadap anak dan pelayanan
kesehatan primer sangat menentukan dalam membentuk anak yang tahan gizi buruk.
Salah satu prioritas pembangunan nasional dibidang kesehatan adalah upaya perbaikan gizi yang
berbasis pada sumber daya, kelembagaan, dan budaya local. Kurang gizi akan berdampak pada
penurunan kualitas SDM yang lebih lanjut dan dapat berakibat pada kegagalan pertumbuhan
fisik, perkembangan mental dan kecerdasan, menurunkan produktivitas, meningkatnyan
kesakitan serta kematian. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri sadar
gizi untuk mencapai status gizi masyarakat atau keluarga yang optimal
B. Rumusan Masalah
E. Sistematika Penulisan
Penyusunan makalah ini atas Tiga (III) Bab yang tersusun secara sistematis yang meliputi :
1. BAB I PENDAHULUAN : meliputi Latar belakang, Rumusan masalah, tujuan umum, tujuan
khusus, sistematika penulisan dan ruang lingkup penulisan
2. BAB II PEMBAHASAN : meliputi pengertian gizi, elemen-elemen gizi dan fungsinya,
pengertian dan penyebap kekurangan gizi, masalah gizi di masyarakat, cara mengatasi masalah
gizi di masyarakat, dan sasaran utama penganganan masalah gizi di masyarakat.
3. BAB III PENUTUP : Meliputi kesimpulan dan saran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi,
membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2005).
Gizi atau makanan merupakan bahan dasar penyusunan bahan makanan yang mempunyai fungsi
sumber energi atau tenaga, menyokong pertumbuhan badan, memelihara dan mengganti jaringan
tubuh, mengatur metabolisme dan berperan dalam mekanisme pertahanan tubuh. (Sediaoetama,
1997 (dalam Santoso, 2004))
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal
melalui proses digestif, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-
zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi. Tanpa adanya gizi yang adekuat, maka kualitas
hidup tidak akan optimal dan tentunya akan mempenagruhi proses tumbuh kembang.
B. Elemen-elemen zat gizi dan fungsinya
Elemen nutrisi terdiri atas dua (2) jenis yaitu zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro
terdiri atas karbohidrat, Protein, dan lemak, sedangkan zat gizi mikro terdiri atas Vitamin, dan
Mineral.
1. Karbohirat adalah sumber energi utama tubuh. Karbohidrat akan terurai dalam bentuk glukosa
yang kemudian dimanfaatkan oleh tubuh dan kelebihan glukosa akan disimpan di hati dan
jaringan otot dalam bentuk glikogen. Fungsi karbohidrat adalah :
Sebagai sumber energi yang murah
Sumber energi utama bagi otak dan saraf
Cadangan untuk tenaga tubuh
Pengaturan metabolisme lemak
Efisiensi penggunaan protein
Memberikan rasa kenyang
2. Protein adalah unsur zat gizi yang sangat berperan dalam penyusunan senyawa-senyawa
penting seperti enzim, hormon, dan antibodi. Fungsi protein adalah :
Dalam bentuk albumin berperan dalam keseimbangan cairan yaitu untuk meningkatkan
tekanan osmotik koloid serta keseimbangan asam basa
Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh
Pengaturan metabolisme dalam bentuk enzim dan hormon
Sumber energi disamping karbohidrat dan lemak
Dalam bentuk kromosom, protein berperan sebagai tempat menyimpan dan meneruskan sifat-
sifat keturunan.
3. Lemak atau lipid merupakan sumber energi yang menghasilkan jumlah kalori lebih besar dari
karbohidrat dan protein. Fungsi lemak adalah :
Sebagai sumber energi
Melarutkan vitamin sehingga dapat diserap oleh usus
Untuk aktivitas enzim seperti fosfolipid
Penyusun hormon seperti biosintesis hormon steroid
4. Vitamin adalah komponen organik yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil dan tidak dapat
diproduksi dalam tubuh. Vitamin sangat berperan dalam proses metabolisme karena fungsinya
sebagai katalisator.
5. Mineral adalah ion anorganik esensial untuk tubuh karena peranannya sebagai katalis dalam
reaksi biokimia. Mineral dan vitamin tidak menghasilkan energi, tetapi merupakan elemen kimia
yang berperan dalam mempertahankan proses tubuh.
1. Marasmus
Marasmus adalah bentuk malnutrisi kalori protein yang terutama akibat kekurangan kalori yang
berat dan kronis terutama terjadi selama tahun pertama kehidupan dan mengurusnya lemak
bawah kulit dan otot. Mempunyai Individu dengan marasmus mempunyai penampilan yang
sangat kurus dengan tubuh yang kecil dan tidak terlihatnya lemak.(Dorland, 1998:649).
Penyebap marasmus yaitu : Penyebab utama marasmus adalah kurang kalori protein yang dapat
terjadi karena : diet yang tidak cukup, kebiasaan makan yang tidak tepat atau karena kelainan
metabolik dan malformasi kongenital.
Tanda gejala yang muncul pada orang yang mengalami marasmus yaitu : Pada mulanya ada
kegagalan menaikkan berat badan, disertai dengan kehilangan berat badan sampai berakibat
kurus,dengan kehilangan turgor pada kulit sehingga menjadi berkerut dan longgar karena lemak
subkutan hilang dari bantalan pipi, muka bayi dapat tetap tampak relatif normal selama beberaba
waktu sebelum menjadi menyusut dan berkeriput, serta wajah seperti orang tua. Abdomen dapat
kembung dan datar. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni. Suhu biasanya normal, nadi
mungkin melambat, tekanan darah dan frekuensi napas menurun, kemudian lesu dan nafsu
makan hilang. Biasanya terjadi konstipasi, tetapi dapat muncul apa yang disebut diare tipe
kelaparan, dengan buang air besar sering, tinja berisi mucus dan sedikit.
2. Kwasiorkor
Kwashiorkor ialah suatu keadaan kekurangan gizi ( protein ) yang merupakan sindrom klinis
yang diakibatkan defisiensi protein berat dan kalori yang tidak adekuat. Walaupun sebab utama
penyakit ini adalah defisiensi protein, tetapi karena bahan makanan yang dimakan kurang
mengandung nutrisi lainnya ditambah dengan konsumsi setempat yang berlainan, maka akan
terdapat perbedaan gambaran kwashiorkor di berbagai negara.
Tanda dan gejala yang muncul pada orang yang terkena Kwasiorkor adalah :
Pertumbuhan terganggu, BB dan TB kurang dibandingkan dengan yang sehat.
Pada sebagian penderita terdapat edema baik ringan dan berat.
Gejala gastrointestinal seperti anoreksia dan diare
Rambut mudah dicabut, tampak kusam kering, halus jarang dan berubah warna
Hilangnay massa otot
Dermatitis dan meningkatnya kerentanan terhadap infeksi
Kulit kering dengan menunjukan garis garis kulit yang mendalam dan lebar, terjadi
persisikan dan hiperpigmentasi
Terjadi pembesaran hati, hati yang teraba umumya kenyal, permukaannya licin dan tajam.
Anemia ringan selalu ditemukan pada penderita.
Kelainan kimia darah yang selalu ditemukan ialah kadar albumin serum yang rendah,
disamping kadar globulin yang normal atau sedikit meninggi.
1. Rumah Tangga
Ibu membawa anak untuk ditimbang di posyandu secara teratur setiap bulan untuk mengetahui
pertumbuhan berat badannya.
Ibu memberikan hanya ASI kepada bayi usia 0-4 bulan
Ibu tetap memberikan ASI kepada anak sampai usia 2 tahun.
Ibu memberikan MP-ASI sesuai usia dan kondisi kesehatan anak sesuai anjuran pemberian
makanan.
Ibu segera memberitahukan pada petugas kesehatan/kader bila balita mengalami sakit atau
2. Posyandu
Kader melakukan penimbangan balita setiap bulan di posyandu serta mencatat hasil
penimbangan pada KMS.
Bagi balita dengan berat badan tidak naik (T) diberikan penyuluhan gizi seimbang dan PMT
Penyuluhan.
Kader memberikan PMT-Pemulihan bagi balita dengan berat badan tidak naik 3 kali (3T)
dan berat badan di bawah garis merah (BGM).
Kader merujuk balita ke puskesmas bila ditemukan gizi buruk dan penyakit penyerta lain.
PPG merupakan suatu tempat pelayanan gizi kepada masyarakat yang ada di desa dan dapat
dikembangkan dari posyandu. Pelayanan gizi di PPG difokuskan pada pemberian makanan
tambahan pemulihan bagi balita KEP. Penanganan PPG dilakukan oleh kelompok orang tua
balita (5-9 balita) yang dibantu oleh kader untuk menyelenggarakan PMT Pemulihan anak balita.
Layanan yang dapat diberikan adalah:
Balita KEP berat/gizi buruk yang tidak menderita penyakit penyerta lain dapat dilayani di
PPG.
Kader memberikan penyuluhan gizi/kesehatan serta melakukan demonstrasi cara menyiapkan
makanan untuk anak KEP berat/gizi buruk.
Kader menimbang berat badan anak setiap 2 minggu sekali untuk memantau perubahan berat
badan dan mencatat keadaan kesehatannya.
Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning atau di bawah garis merah (BGM) pada
KMS, kader memberikan PMT Pemulihan.
Makanan tambahan diberikan dalam bentuk makanan jadi dan diberikan setiap hari..
Apabila berat badan anak berada di pita warna kuning pada KMS teruskan pemberian PMT
pemulihan sampai 90 hari.
Apabila setelah 90 hari, berat badan anak belum berada di pita warna hijau pada KMS kader
merujuk anak ke puskesmas untuk mencari kemungkinan penyebab lain.
Apabila berat badan anak berada di pita warna hijau pada KMS, kader menganjurkan pada ibu
untuk mengikuti pelayanan di posyandu setiap bulan dan tetap melaksanakan anjuran gizi dan
kesehatan yang telah diberikan.
4. Puskesmas
Puskesmas menerima rujukan KEP Berat/gizi buruk dari posyandu dalam wilayah kerjanya
serta pasien pulang dari rawat inap di rumah sakit.
Menyeleksi kasus dengan cara menimbang ulang dan dicek dengan Tabel BB/U Baku Median
WHO-NCHS.
Apabila ternyata berat badan anak berada di bawah garis merah (BGM) dianjurkan kembali ke
PPG/posyandu untuk mendapatkan PMT pemulihan.
Apabila anak dengan KEP berat/gizi buruk (BB < 60% Tabel BB/U Baku Median WHO-
NCHS) tanpa disertai komplikasi, anak dapat dirawat jalan di puskesmas sampai berat badan nya
mulai naik 0,5 Kg selama 2 minggu dan mendapat PMT-P dari PPG.
Apabila setelah 2 minggu berat badannya tidak naik, lakukan pemeriksaan untuk evaluasi
mengenai asupan makanan dan kemungkinan penyakit penyerta, rujuk ke rumah sakit untuk
mencari penyebab lain.
Anak KEP berat/gizi buruk dengan komplikasi serta ada tanda-tanda kegawatdaruratan segera
dirujuk ke rumah sakit umum
Tindakan yang dapat dilakukan di puskesmas pada anak KEP berat/gizi buruk tanpa
komplikasi
Memberikan penyuluhan gizi dan konseling diet KEP berat/ gizi buruk (dilakukan di pojok
gizi buruk).
Melakukan pemeriksaan fisik dan pengobatan minimal 1 kali per minggu.
Melakukan evaluasi pertumbuhan berat badan balita gizi buruk setiap dua minggu sekali.
Melakukan peragaan cara menyiapkan makanan untuk KEP berat/ gizi buruk.
Melakukan pencatatan dan pelaporan tentang perkembangan berat badan dan kemajuan asupan
makanan (www.gizi.net).
Sasaran utama penanggulangan masalah gizi di masyarakat adalah orang tua, kader, dan
pemerintah setempat. Dimulai dari orang tua, dimana orang tua merupakan orang terdekat yang
dapat memberikan pengaruh yang kuat bagi status nutrisi yang baik bagi anaknya. Kader juga
adalah orang yang harus mengerti bagaimana menanggulangi masalah gizi di masyarakat karena
mereka adalah orang yang berperan dalam memberikan pengajaran kepada masyarakat mengenai
pentingnya gizi yang baik dan bagaimana menanggulangi masalah kekurangan gizi. Pemerintah
setempat, seperti kepala RT/RW/kadus juga memiliki pernan penting dalam proses penanganan
masalah gizi yang terjadi di masyarakat, karena mereka memfasilitasi dan menjadi contoh dalam
menciptakan lingkungan/ kebiasaan yang dapat meningkatkan status gizi masyarakatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gizi adalah zat-zat yang penting yang dibutukan tubuh untuk kelancaran proses metabolisme dan
kelangsungan hidup sel-sel tubuh itu sendiri. Dimana ketika terjadi kekurangan gizi tubuh akan
memiliki masalah yang berawal dari masalah gizi itu sendiri kemudian merembet kepada
masalah-masalah lain, seperti sakit.
Masalah gizi yang terjadi di masyarakat memang cukup memprihatinkan, namun keadaan ini
dapat dicegah dan diatasi dengan memberikan pengajaran mengenai pentingnya zat gizi bagi
tubuh manusia. Pengajaran ini dapat dilakukan langsung kepada orang tua, ataupun melalui
tokoh masyarakat dan kader yang terjun langsung di posyandu.
B. Saran
Masalah gizi yang terjadi dimasyarakat dapat di kurangi frekuensinya dengan membuat
masyarakat sadar betapa pentingnya status gizi yang baik bagi diri mereka sendiri. Sehingga
penyuluhan mengenai pentingnya zat gizi ini penting untuk sering dilakukan mengingat banyak
masyarakat yang masih belum mengerti mengenai cara menciptakan status gizi yang baik dan
cara mengatasai masalah status gizi buruk bila memang telah terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Tarwanto & Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta
: Salemba Medika
Share this:
Twitter1
Facebook4
Memuat...
Terkait
ASKEP ANAK DENGAN ENCEPHALITISdalam "KULIAH"
THE BRAIN GUT AXIS ( GANGGUAN PERUT DAN OTAK )dalam "KULIAH"
Comments RSS
Berikan Balasan
Cari:
Pos-pos Terakhir
o EDEMA PARU
o RUPTUR MIOKARD
o EFUSI PERIKARDIAL
o ENSEFALITIS
o CHERRY BLOSSOM
o PENYAKIT ALZHEIMER/DEMENSIA
o PENYAKIT ALZHEIMER/DEMENSIA
o TETANUS
KAMPUS
KAMPUS
o Mendaftar
o Masuk log
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com
Ikuti