You are on page 1of 16

PENGARUH AKUNTABILITAS, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN,

DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP PEMBERANTASAN


KORUPSI UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT1
1
Sri Suryaningsum, 2Mohammad Irhas Effendi, 2R. Hendri Gusaptono,
1
Indra Kusumawardhani, 3Fandy Azrori, & 3Reipisa Ririh Madawati
1
Accounting Department, Economic and Business Faculty
2
Management accounting,
3
Undergraduate Student of Accounting Department, Economic and
Business Faculty
Universitas Pembangun Nasional Veteran Yogyakarta, Indonesia
JL. SWK (Lingkar Utara) condong catur yogyakarta 55283 telp. 0274
486 733
Email : srisuryaningsum@upnyk.ac.id

1 Terima Kasih untuk Kementrian Ristek DiktiPenelitian ini merupakan bagian


dari PUPT (Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi)

1
ABSTRACT: This study aims to determine the effect of accountability, corruption
eradication budget goal clarity to the welfare of society. Variables used this research
is accountability, budget goal clarity, and control as independent variables and the
eradication of corruption as the dependent variable. The data used in this study are
primary data using questionnaires. accounting / finance administration, including
government departments, agencies, and offices with the number 30 on education.
Methods of collecting samples used in this research is purposive sampling.
Questionnaire data were tested with validity, reliability test, classic assumption test,
and test hypotheses using regression with SPSS version 20. The results showed that:
(1) the effects of accountability on the eradication of corruption, (2) budget goal
clarity has no effect on the eradication of corruption, ( 3) accounting control has no
effect on the eradication of corruption.

Keywords : fighting corruption, accountability, budget goal clarity and accounting


control.

A. Pendahuluan
Latar belakang penulisan paper ini adalah Republik Indonesia
mengalami beberapa kesulitan ekonomi yang cukup berpengaruh pada
kehidupan masyarakat. Dan indonesia masih berupaya untuk
memperbaiki kondisi ekonomi tersebut, untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat indonesia pada pemerintahan yang bersih
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut jurnal china penelitian akuntansi tahun 2011, dijelaskan bahwa negara cina
pasar dengan penipuan keuangan yang luas (Wei Ting, 2011). Terkait dengan upaya
pemberantasan korupsi yang telah dilakukan di Indonesia, dapat dilihat bahwa upaya
yang dilakukan masih cenderung parsial dan tidak memiliki desain strategi yang jelas
sehingga dalam banyak hal tidak mampu mengurangi secara signifikan kan tingkat
korupsi yang terjadi. Akuntabilitas publik yang seharusnya dibangun dalam pandangan
para pakar sebagaimana dikutip oleh Callahan (2007) adalah akuntabilitas publik yang
tidak hanya ditujukan secara internal (pemerintah atasan saja), tetapi juga ditujukan
kepada para pemangku kepentingan lainnya seperti masyarakat, di,tahun 2010 telah
terjadi korupsi di kabupaten sleman sendiri yang Dalam amar putusannya, majelis hakim
yang dipimpin oleh Heri Supriyono menyatakan terpidana terbukti melakukan tindak

2
pidana melawan hukum dengan telah menyetujui pengadaan buku dengan sistem
penunjukan langsung tanpa lelang kepada PT Balai Pustaka.
Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu akuntabilitas, kejelasan
sasaran anggaran, dan pengendalian akuntansi sedangkan penelitian Kusumaningrum
(2010) menggunakan pengendalian akuntansi, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem
pelaporan. Penelitian ini juga menambahkan dengan adanya berpengaruh 3 variabel
tersebut terhadap korupsi yang terjadi dipemerintahan daerah Sleman.
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini akan berusaha untuk
memberikan gambaran mengenai Pengaruh Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran Anggaran,
dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Pemberantasan Korupsi dari berbagai perspektif
teori yang ada.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukakan selama 2 bulan.

Rancangan Penelitian

Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey. Data diperolah dengan


teknik kuesioner, dimana kuesioner tersebut nantinya akan dikirim secara langsung
kepada karyawan instansi pemerintahan di Kabupaten Sleman. Kuesioner yang dikirim
akan disertai surat permohonan kepada pimpinan instansi pemerintahan, yang didalamnya
dijelaskan tentang tujuan penelitian. Untuk menjaga kerahasiaan responden maka
kuesioner dirancang tanpa mencantumkan identitas diri. Penjelasan petunjuk pengisian
kuesioner dibuat sesederhana mungkin untuk memudahkan pengisian jawaban
sesungguhnya dengan lengkap.

Populasi Dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah bagian akuntansi/penatausahaan keuangan


pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten Sleman meliputi dinas, badan, dan
kantor dengan jumlah 30 SKPD. Pengambilan sampel (sampling method) terhadap
responden dilakukan secara purposive sampling. Purposive sampling digunakan karena
informasi yang diambil berasal dari sumber yang sengaja dipilih berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan peneliti (Hartono, 2013). Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
dalam penelitian ini karena SKPD termasuk dalam organisasi sektor publik memiliki
sistem anggaran partisipatif (Sri Suryaningsum, Lita Yulita Fitriani, Indra

3
Kusumawardhani dan Valannisa Sally, 2016). Kriteria responden dalam penelitian ini
adalah:
a. Para pegawai yang melaksanakan fungsi akuntansi/tatausaha keuangan pada SKPD.
b. Responden dalam penelitian ini adalah kepala dan staf subbagian
akuntansi/penatausahaan keuangan, sehingga tiap SKPD ditetapkan secara cluster
sampling sebanyak 3 orang menjadi responden.
c. Responden ditetapkan pada kepala bagian/subbagian keuangan, bendahara dan staf
bagian keuangan/akuntansi. Penentuan kriteria sampel didasarkan pada alasan bahwa
kepala bagian/subbagian keuangan, bendahara dan staf bagian keuangan/akuntansi
merupakan pihak yang terlibat langsung secara teknis dalam pencatatan transaksi
keuangan SKPD dan penyusunan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penentuan
responden dengan jumlah 90 untuk 30 SKPD dengan masing-masing tiap SKPD 3
responden didasarkan pada alasan: Maksimal 3 responden pada tiap SKPD supaya
unit analisis bersifat heterogen dan presepsi responden dapat menyebar secara
merata di SKPD, Penentuan 3 responden pada tiap SKPD karena hanya akan melihat
presepsi kepala bagian/subbagian, bendahara, dan staf bagian keuangan/akuntansi,
dan Penentuan 3 responden pada tiap SKPD didasarkan pada asumsi bahwa presepsi
kepala bagian/subbagian keuangan, bendahara, dan staf bagian keuangan/akuntansi
yang mengetahui secara pasti mengenai pelaporan keuangan pada tiap SKPD.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan dua macam variabel penelitian yaitu variabel terikat
(dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel dependen yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah pemberantasan korupsi. Sedangkan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran
Anggaran dan Pengendalian Akuntansi. Masing-masing variabel tersebut diukur dengan
menggunakan skala likert dengan lima titik, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang
setuju, setuju, sangat setuju. Berikut ini adalah penjelasan mengenai variabel-variabel
tersebut.

1
1. Pemberantasan Korupsi (Variabel )
Y

4
Korupsi adalah tindakan pidana yang dilakukan orang yang secara sengaja
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain suatu
korporasi dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara didalam Undang-
undang Nomor 28 Tahun 1999.Tingkat korupsi yang terjadi di suatu pemerintah daerah
secara tepat sulit diketahui. Hal ini terjadi karena sifat asal dari korupsi adalah tindakan
yang tersembunyi.

Maka dari itu diperlukan sebuah metodologi penelitian yang dapat mencerminkan
tindak korupsi. Pengukuran pemberantasan korupsi menggunakan instrumen berupa
daftar pernyataan yang terdiri dari sepuluh item pernyataan. Setiap item diberi skor 1
sampai 5 (Sangat Setuju=1, Tidak Setuju=2, Netral=3, Setuju=4, Sangat Setuju=5)telah
digunakan oleh Kurniawan(2009)

1
2. Akuntabilitas (Variabel )
X

Akuntabilitas adalah pengetahuan dan adanya pertanggung jawaban tehadap tiap


tindakan, produk, keputusan dan kebijakan termasuk pula di dalamnya administrasi
publik pemerintahan, dan pelaksanaan dalam lingkup peran atau posisi kerja yang
mencakup di dalam mempunyai suatu kewajiban untuk melaporkan, menjelaskan dan
dapat dipertanyakan bagi tiap-tiap konsekuensi yang sudah dihasilkan. Variabel ini diukur
dengan 9 (Sembilan) pernyataan yang berkaitan dengan Akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah. Instrumen yang digunakan untuk menguji faktor ini mereplikasi penelitian
Kusumaningrum (2010).

2
3. Kejelasan Sasaran Anggaran (Variabel )
X

Menurut Kennis (1979), bahwa kejelasan sasaran anggaran adalah penggambaran


seberapa luas sasaran anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik, dan dimengerti
oleh pihak yang bertanggug jawab terhadap pencapaiannya.
Anggaran merupakan alat bagi pemerintah untuk mengarahkan pembangunan
sosial-ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

5
Variabel ini diukur dengan 10 (sepuluh) pernyataan yang berkaitan dengan kejelasan
sasaran anggaran. Instrumen yang digunakan untuk menguji faktor ini mereplikasi
penelitian Kusumaningrum (2010).

4. Pengendalian akuntansi (Variabel


X3 )

Pengendalian akuntansi adalah suatu proses dalam pencatatan dimana manajemen


suatu organisasi membuat keyakinan yang beralasan bahwa sumber daya digunakan
secara efektif dan efisien untuk mencapai misi dan rencana organisasi, pelaporan
keuangan andal, dan kebijakan, hukum, dan peraturan yang relevan diikuti. Variabel ini
diukur dengan 6 (Enam) pernyataan yang berkaitan dengan Pengendalian akuntansi.
Instrumen yang digunakan untuk menguji faktor ini mereplikasi penelitian
Kusumaningrum (2010).

Metode Analisis

Statistik deskriptif

Statistik deskriptif yaitu memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Skewness dan kurtosis
merupakan ukuran untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak.
Skewness mengukur kemencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi
data. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis
mendekati nol (Ghozali, 2006).
Uji Hipotesis
Analisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier berganda untuk menunjukkan arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen dengan mengukur kekuatan hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Model
persamaan regresi yang dipakai dalam penelitian ini :
Y = o + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e
Dimana :
Y= Pemberantasan korupsi

6
o = Konstanta
o123 = Koefisien Regresi
X1 = Akuntabilitas
X2 = Kejelasan sasaran anggaran
X3 = Pengendalian Akuntansi
e = Variabel pengganggu
Dalam penelitian ini, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
diuji dengan signifikasi 95% atau p = 0,05.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien
determinasi (R2) menunjukkan persentasevariasi nilai variabel terikat yang dapat
dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
C. Kajian Teori
Pemberantasan Korupsi
Korupsi dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu masalah yang
senantiasa menyertai perjalanan kehidupan manusia. Menurut Tanzi, terdapat setidaknya
enam faktor penyebab langsung dari korupsi, yakni Pengaturan dan otorisasi; perpajakan;
kebijakan pengeluaran/anggaran; penyediaan barang dan jasa dibawah harga pasar;
kebijakan diskresi lainnya; dan pembiayaan partai politik. Sementara itu, penyebab tidak
langsung dari korupsi terdiri dari setidaknya enam faktor, yakni Kualitas birokrasi;
besaran gaji di sektor publik, sistem hukuman; pengawasan institusi; transparansi aturan,
hukum dan proses; dan teladan dari pemimpin.
FaktorFaktor yang berpengaruh pada pemberantasan korupsi :
Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik
pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan lembaga
yudikatif Kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini sering digunakan
secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat dipertanggungjawabkan
(responsibility), kemampuan memberikan jawaban (answerability), yang dapat
dipersalahkan (blameworthiness) dan yang mempunyai ketidakbebasan (liability).

7
Menurut (Macinko, J., et al. ,2003 dalam Sri Suryaningsum, 2016) Akuntabilitas:
Membuat sistem pengawasan yang efektif didasarkan pada distribusi dan keseimbangan
kekuatan (distribusi dan keseimbangan kekuasaan).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal dan
akuntabilitas horisontal. Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor
publik terdiri atas beberapa dimensi. Menurut Ellwood (1993), menjelaskan terdapat
empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:
Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum (Accountability for Probity and
Legality) yaitu Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan
jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan
sumber dana publik, Akuntabilitas Proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan
dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas proses
termanifestasi melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsive, dan murah
biaya, Akuntabilitas Program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang
memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal, Akuntabilitas Kebijakan
terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas
kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
Kejelasan Sasaran Anggaran
Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan
secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh
orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut (Suharono dan
Solichin, 2006).
Menurut Kenis (1979), mengatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik sistem
penganggaran. Salah satu karakteristik anggaran adalah kejelasan sasaran anggaran. Pada
konteks pemerintah daerah, sasaran anggaran tercakup dalam Rencana Strategik Daerah
(Renstrada) dan Program Pembangunan Daerah (Propeda).
Menurut Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana
tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut
dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran
tersebut. Oleh sebab itu, sasaran anggaran daerah harus dinyatakan secara jelas, spesifik

8
dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung-jawab untuk menyusun dan
melaksanakannya.
Pengendalian Akuntansi
pengendalian (control) mengasumsikan bahwa telah ditetapkan suatu rencana
tindakan atau standar untuk mengukur prestasi pelaksanan. Untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bagi perusahaan, pengendalian harus dikembangkan sehingga dapat
diambil keputusan yang sesuai dengan rencana (Elfira, 2010).
Perubahan struktur APBD merupakan bagian dari beberapa komponen dan
istilahnya, sedangkan orientasinya hanya dari input berubah menjadi output dan outcome.
Fokus APBD juga berubah dari pertanggungjawaban administrasi menjadi
pertanggungjawaban akuntansi sehingga pembukuannya berubah pula dari single entry
menjadi double entry. Pengendalian akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem
pengendalian dan pengendalian intern, yang meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah turunan dari landasan teori
secara umum, yang dimulai dari general theory, yaitu akuntansi sektor publik kemudian
mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi pemberantasan korupsi di dalam
kinerja pemetintah daerah yaitu: Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran Anggaran dan
Pengendalian Akuntansi. Maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat seperti
gambar 1 Penjelasan terhadap keterkaitan variabel yang digunakan dapat dilihat pada
rumusan hipotesis.
Kerangka Pemikiran

Akuntabilitas

Kejelasan Pemberantasan
sasaran Korupsi

Pengendalian
Akuntansi

Hipotesis

9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan melalui sistim pertanggungjawaban secara periodik. Dari uraian diatas dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap pemberantasan korupsi pada

Pemerintah kabupaten Sleman


Menurut Sedarmayanti (2003), perlu diperhatikan pula mekanisme untuk
meregulasi akuntabilitas pada setiap instansi pemerintah dan memperkuat peran kapasitas
parlemen, serta tersedianya akses yang sama pada informasi bagi masyarakat luas. Dari
uraian diatas dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap pemberantasan korupsi

pada Pemerintah kabupaten Sleman


Pengendalian sebagai kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan
bahwa perintah managemen telah dilakukan. Aktivitas pengendalian membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko yang diambil
untuk pencapaian tujuan organisasi. Dari uraian diatas dapat dikemukakan hipotesis
sebagai berikut:
H3 : Pengendalian Akuntansi berpengaruh positif terhadap pemberantasan korupsi

pada Pemerintah kabupaten Sleman


D.Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan software SPSS 20 for
windows dihitung seberapa besar persentase pengaruh akuntabilitas, kejelasan sasaran
anggaran, dan pengendalian akuntansi terhadap pemberantasan korupsi pada Pemerintah
Kabupaten Sleman disajikan pada Tabel berikut:
Tabel
Koefisien Determinasi

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 ,500 ,250 ,220 ,46877
a Predictors: (Constant), RATA_PA, RATA_KSA,
RATA_AK
Sumber: data primer, diolah

10
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 adalah

sebesar 0,220 atau 22,0% nilai tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas, kejelasan
sasaran anggaran, dan pengendalian akuntansi memberikan pengaruh sebesar 22%
terhadap pemberantasan korupsi. Sedangkan sisanya sebesar 78% merupakan pengaruh
variabel bebas lainnya.
Untuk mengetahui apakah model layak dan dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen, kemudian dilakukan uji kelayakan model (Uji F). Dengan bantuan
software SPSS 20 for windows diperoleh hasil Uji F sebagai beriikut:
Tabel
Hasil Analisis Regresi

ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 5,425 3 1,808 8,229 ,000b
1 Residual 16,261 74 ,220
Total 21,686 77
a. Dependent Variable: RATA_PK
b Predictors: (Constant), RATA_PA, RATA_KSA, RATA_AK
Sumber: data primer, diolah

Berdasarkan hasil analisis regresi Uji F pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil
nilai F hitung sebesar dengan taraf signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi
jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi layak dan dapat digunkan untuk
memprediksi variabel pemberantasan korupsi.
Setelah dilakukan uji kelayakan model, kemudian dilakukan uji parameter
individual (uji t). Dengan bantuan software SPSS 20 for windows, hasil analisis regresi
uji t untuk penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel
Hasil Analisis Regresi
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,626 ,814 4,453 ,000
Akuntabilitas ,435 ,106 ,421 4,108 ,000

11
Kejelasan
Sasaran -,107 ,102 -,107 -1,054 ,295
Anggaran
Pengendalian
-,207 ,119 -,179 -1,730 ,088
Akuntansi
a Dependent Variable: RATA_PK
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada Tabel 4.12 dapat dilihat
dari probabilitas signifikan variabel akuntabilitas sebesar 0,000, probabilitas signifikan
variabel kejelasan sasaran anggaran sebesar 0,295, dan probabilitas signifikan variabel
pengendalian akuntansi sebesar 0,088. Dapat disimpulkan bahwa variabel pemberantasan
korupsi tidak dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran dan pengendalian akuntansi
karena nilai probabilitas partisipatif diatas 0,05, sedangkan variabel akuntabilitas dimana
nilai probabilitas signifikannya dibawah 0,05 mempengaruhi pemberantasan korupsi
dengan persamaan sistematis:
X 1 +(-0,107 X 2 )+(-0,207 X 3 )+e
Y=3,626+0,435

Persamaan regresi berganda diatas dapat diartikan bahwa: Konstanta sebesar 3,626
(positif) menyatakan bahwa ada pengaruh dari ketiga variabel independen dan faktor lain,
maka variabel pemberantasan korupsi pada SKPD Kabupaten Sleman adalah 3,626
(positif), Koefisien regresi variabel Akuntabilitas 0,435 (positif). Hal ini berarti bahwa
setiap terjadi kenaikan Akuntabilitas akan pemberantasan korupsi sebesar 43,5% tanpa
dipengaruhi faktor lainnya, Koefisien regresi kejelasan sasaran anggaran 0,107 (negatif),
hal ini berarti bahwa setiap terjadi penurunan kejelasan sasaran anggaran akan
meningkatkan pemberantasan korupsi sebesar 10,7% tanpa dipengaruhi faktor lainnya,
dan Koefisien regresi penerapan sistem akuntansi keuangan daerah sebesar 0,207
(negatif), hal ini berarti bahwa setiap terjadi penurunan pengendalian akuntansi akan
meningkatkan pemberantasan korupsi sebesar 20,7% tanpa dipengaruhi faktor lainnya.

Pembahasan

Hasil Uji Pengaruh Akuntabilitas (X1) Terhadap Pemberantasan Korupsi (Y)


Berdasarkan hasil uji parsial antara pengaruh informasi asimetri terhadap
senjangan anggaran, menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,108 dengan nilai signifikansi

12
sebesar 0,000 yang berada dibawah 0,060. Sedangkan hasil uji regresi berganda
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,435.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap pemberantasan korupsi. Hal ini menunjukkan
bahwa akuntabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pemberantasan korupsi.
sanksi hukum terhadap tindak pidana korupsi akan lebih efektif jika diperkuat oleh
strategi pendukung lain seperti keberadaan auditor dan investigator independen, komisi
khusus yang dapat melakukan tindakan hukum terhadap pelaku korupsi, serta
peningkatan besar hukuman bagi pelaku korupsi menurut Kurniawan(2009).

Hasil Uji Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran (X2) Terhadap Pemberantasan


Korupsi (Y)
Berdasarkan hasil uji parsial antara pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap
pemberantasan korupsi, menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,054 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,295 yang berada diatas 0,05. Sedangkan hasil uji regresi berganda
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -,107.
Hipotesis kedua dalam penelitian ini ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap pemberantasan korupsi untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan sasaran
anggaran tidak berpengaruh terhadap pemberantasan korupsi, maka dalam tujuan
anggaran dibuat dan dimengerti oleh yang bertanggung jawab tidak mempengaruhi
pemberantasan korupsi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lestari
(2015) yang menyatakan bahwa kejelasan sasaran anggaran tidak berpengaruh terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintahan seperti yang dijelaskan dalam salah satu
fungsi anggaran.

Hasil Uji Pengaruh Pengendalian Akuntansi (X3) Terhadap Pemberantasan Korupsi


(Y)
Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) antara pengendalian akuntansi terhadap
pemberantasan korupsi menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,730 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,088 yang berada diatas 0,05. Sedangkan untuk uji regresi berganda
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -,207. Sehingga hipotesis ketiga ditolak,
yaitu pengendalian akuntansi tidak berpengaruh terhadap pemberantasan korupsi. Maka

13
walaupun pengendalian yang sudah dilakukan oleh atasan seberapa besarpun tetap masih
tidak mempengaruhi akan pemberantasan korupsi.
Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Kusumaningum( 2010), lemahnya
sistem pengendalian akuntansi pemerintah juga disebabkan karena kepala SKPD belum
mampu menciptakan kepemimpinan yang kondusif. Hal ini terbukti dari kategori jawaban
cukup.
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang pengaruh akuntabilitas, kejelasan sasaran anggaran,
dan pengendalian akuntansi terhadap pemberantasan korupsi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Akuntabilitas
berpengaruh terhadap pemberantasan korupsi, Kejelasan sasaran anggaran tidak
berpengaruh pemberantasan korupsi, dan Pengendalian akuntansi tidak berpengaruh
terhadap pemberantasan korupsi.
Saran
Bagi pemerintah sebagai pelaku utana pelaksanaan good govenance harus dapat
memberikan pertanggungjawaban yang lebih transparan dan akurat. Sehingga dapat
mengembalikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah dengan mencoba mewujudkan
suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dengan terwujudnya pemerintahan good
governance yang akuntabilitas dapat mengurangi tindak pidana koupsi yang sangat
merugikan negara terutama bagi rayat Indonesia, Pemilihan sampel dapat
mempertimbangkan untuk memperluas cakupan responden baik dari cakupan wilayah
maupun kriteria responden, Penelitian ini membahas tentang kejelasan sasaran anggaran
dan pengendalian akuntansi yang masih diuji coba sehingga untuk penelitian selanjutnya
dapat mengembangkan penelitian ini supaya lebih sempurna, dan Penelitian mendatang
sebaiknya menambah variabel motivasi kerja, insentif, kinerja pegawai, transparasi publik
yang dapat mempengaruhi pemberantasan korupsi dengan sigifikan dan dapat bisa
diaplikasikan.

14
Daftar Pustaka
Callahan, Cathe. 2007. Government Measurement, Accountability and Participation,
Newmark. New Jersey: Rutgers University
Ellwood, Sheila. 1993. Parish and Town Councils: Financial Accountability and
Managemant, Local Government Studies. VOL 19, pp 368-386
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Spss. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Semarang.

15
Kenis, I. 1979. Effects of Budgetary Goal Characteristics on Managerial attitudes and
Performance. The Accounting Review, Vol. LIV (4). 7
.07-721.
Kurniawan, Teguh. 2009. Peranan Akuntabilitas Publik Dan Partisipasi Masyarakat
Dalam Pemberantasan Korupsi Di Pemerintahan.Jakarta. Tersedia:
Http://TeguhKurniawan.Web.Ugm.Ac.Id/BahanAjar/App_Ekst_22092007.Pdf
(4 Januari 2017)
Kusumaningrum, Indraswari. 2010. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,
Pengendalaian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.Semarang. Tersedia
http://core.ac.uk/download/pdf/11708403.pdf (4 januari 2017)
Lestari, Fitri. 2015. Pengaruh Kejelasan sasaran Anggaran, Kinerja Manajerial,
Pelaporan/Pertanggungjawaban Anggaran, Transparansi Publik dan Aktivitas
Pengendalian terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Lingga.
UMRAH
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi , Yogyakarta.
Sedermayanti. 2003:2. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran.
Bandung: Mandar Maju
Solikin, Akhmad. 2006. Penggabungan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah: Perkembangan dan Permasalahan. Jurnal Akuntansi Pemerintah.
Vol. 2, No. 2, November 2006. Hal 1 15
Sri Suryaningsum, L. Y. (2016). PENGARUH PARTISIPATIF ANGGARAN,
INFORMASI asimetris, TEKANAN-PENANGANAN, DAN
COMMINTMENT ON ORGANISASI THE ANGGARAN SLACK. IJABER,
8061-8070.
Sri Suryaningsum, M. I. (2016). THE BEST MODEL GOVERNMENT BASED ON
TRUSTEESHIP GOVERNANCE (STUDY CASES: BOJONEGORO
DISTRICT). I J A B E R, 8049-8060.

Ting, w. (2011). Top management turnover and firm default risk: Evidence from the
Chinese securities market. China Journal of Accounting Research, 8189.

16

You might also like