Professional Documents
Culture Documents
10 Januari 2017
10 Januari 2017
1
ABSTRACT: This study aims to determine the effect of accountability, corruption
eradication budget goal clarity to the welfare of society. Variables used this research
is accountability, budget goal clarity, and control as independent variables and the
eradication of corruption as the dependent variable. The data used in this study are
primary data using questionnaires. accounting / finance administration, including
government departments, agencies, and offices with the number 30 on education.
Methods of collecting samples used in this research is purposive sampling.
Questionnaire data were tested with validity, reliability test, classic assumption test,
and test hypotheses using regression with SPSS version 20. The results showed that:
(1) the effects of accountability on the eradication of corruption, (2) budget goal
clarity has no effect on the eradication of corruption, ( 3) accounting control has no
effect on the eradication of corruption.
A. Pendahuluan
Latar belakang penulisan paper ini adalah Republik Indonesia
mengalami beberapa kesulitan ekonomi yang cukup berpengaruh pada
kehidupan masyarakat. Dan indonesia masih berupaya untuk
memperbaiki kondisi ekonomi tersebut, untuk mengembalikan
kepercayaan masyarakat indonesia pada pemerintahan yang bersih
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Menurut jurnal china penelitian akuntansi tahun 2011, dijelaskan bahwa negara cina
pasar dengan penipuan keuangan yang luas (Wei Ting, 2011). Terkait dengan upaya
pemberantasan korupsi yang telah dilakukan di Indonesia, dapat dilihat bahwa upaya
yang dilakukan masih cenderung parsial dan tidak memiliki desain strategi yang jelas
sehingga dalam banyak hal tidak mampu mengurangi secara signifikan kan tingkat
korupsi yang terjadi. Akuntabilitas publik yang seharusnya dibangun dalam pandangan
para pakar sebagaimana dikutip oleh Callahan (2007) adalah akuntabilitas publik yang
tidak hanya ditujukan secara internal (pemerintah atasan saja), tetapi juga ditujukan
kepada para pemangku kepentingan lainnya seperti masyarakat, di,tahun 2010 telah
terjadi korupsi di kabupaten sleman sendiri yang Dalam amar putusannya, majelis hakim
yang dipimpin oleh Heri Supriyono menyatakan terpidana terbukti melakukan tindak
2
pidana melawan hukum dengan telah menyetujui pengadaan buku dengan sistem
penunjukan langsung tanpa lelang kepada PT Balai Pustaka.
Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu akuntabilitas, kejelasan
sasaran anggaran, dan pengendalian akuntansi sedangkan penelitian Kusumaningrum
(2010) menggunakan pengendalian akuntansi, kejelasan sasaran anggaran, dan sistem
pelaporan. Penelitian ini juga menambahkan dengan adanya berpengaruh 3 variabel
tersebut terhadap korupsi yang terjadi dipemerintahan daerah Sleman.
Berangkat dari latar belakang tersebut, maka penelitian ini akan berusaha untuk
memberikan gambaran mengenai Pengaruh Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran Anggaran,
dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Pemberantasan Korupsi dari berbagai perspektif
teori yang ada.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukakan selama 2 bulan.
Rancangan Penelitian
3
Kusumawardhani dan Valannisa Sally, 2016). Kriteria responden dalam penelitian ini
adalah:
a. Para pegawai yang melaksanakan fungsi akuntansi/tatausaha keuangan pada SKPD.
b. Responden dalam penelitian ini adalah kepala dan staf subbagian
akuntansi/penatausahaan keuangan, sehingga tiap SKPD ditetapkan secara cluster
sampling sebanyak 3 orang menjadi responden.
c. Responden ditetapkan pada kepala bagian/subbagian keuangan, bendahara dan staf
bagian keuangan/akuntansi. Penentuan kriteria sampel didasarkan pada alasan bahwa
kepala bagian/subbagian keuangan, bendahara dan staf bagian keuangan/akuntansi
merupakan pihak yang terlibat langsung secara teknis dalam pencatatan transaksi
keuangan SKPD dan penyusunan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Penentuan
responden dengan jumlah 90 untuk 30 SKPD dengan masing-masing tiap SKPD 3
responden didasarkan pada alasan: Maksimal 3 responden pada tiap SKPD supaya
unit analisis bersifat heterogen dan presepsi responden dapat menyebar secara
merata di SKPD, Penentuan 3 responden pada tiap SKPD karena hanya akan melihat
presepsi kepala bagian/subbagian, bendahara, dan staf bagian keuangan/akuntansi,
dan Penentuan 3 responden pada tiap SKPD didasarkan pada asumsi bahwa presepsi
kepala bagian/subbagian keuangan, bendahara, dan staf bagian keuangan/akuntansi
yang mengetahui secara pasti mengenai pelaporan keuangan pada tiap SKPD.
Penelitian ini menggunakan dua macam variabel penelitian yaitu variabel terikat
(dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel). Variabel dependen yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah pemberantasan korupsi. Sedangkan variabel
independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran
Anggaran dan Pengendalian Akuntansi. Masing-masing variabel tersebut diukur dengan
menggunakan skala likert dengan lima titik, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang
setuju, setuju, sangat setuju. Berikut ini adalah penjelasan mengenai variabel-variabel
tersebut.
1
1. Pemberantasan Korupsi (Variabel )
Y
4
Korupsi adalah tindakan pidana yang dilakukan orang yang secara sengaja
melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain suatu
korporasi dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara didalam Undang-
undang Nomor 28 Tahun 1999.Tingkat korupsi yang terjadi di suatu pemerintah daerah
secara tepat sulit diketahui. Hal ini terjadi karena sifat asal dari korupsi adalah tindakan
yang tersembunyi.
Maka dari itu diperlukan sebuah metodologi penelitian yang dapat mencerminkan
tindak korupsi. Pengukuran pemberantasan korupsi menggunakan instrumen berupa
daftar pernyataan yang terdiri dari sepuluh item pernyataan. Setiap item diberi skor 1
sampai 5 (Sangat Setuju=1, Tidak Setuju=2, Netral=3, Setuju=4, Sangat Setuju=5)telah
digunakan oleh Kurniawan(2009)
1
2. Akuntabilitas (Variabel )
X
2
3. Kejelasan Sasaran Anggaran (Variabel )
X
5
Variabel ini diukur dengan 10 (sepuluh) pernyataan yang berkaitan dengan kejelasan
sasaran anggaran. Instrumen yang digunakan untuk menguji faktor ini mereplikasi
penelitian Kusumaningrum (2010).
Metode Analisis
Statistik deskriptif
Statistik deskriptif yaitu memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum,
range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Skewness dan kurtosis
merupakan ukuran untuk melihat apakah data terdistribusi secara normal atau tidak.
Skewness mengukur kemencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi
data. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis
mendekati nol (Ghozali, 2006).
Uji Hipotesis
Analisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier berganda untuk menunjukkan arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen dengan mengukur kekuatan hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Model
persamaan regresi yang dipakai dalam penelitian ini :
Y = o + 1X1 + 2X2 + 3X3 + e
Dimana :
Y= Pemberantasan korupsi
6
o = Konstanta
o123 = Koefisien Regresi
X1 = Akuntabilitas
X2 = Kejelasan sasaran anggaran
X3 = Pengendalian Akuntansi
e = Variabel pengganggu
Dalam penelitian ini, pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
diuji dengan signifikasi 95% atau p = 0,05.
Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisien
determinasi (R2) menunjukkan persentasevariasi nilai variabel terikat yang dapat
dijelaskan oleh persamaan regresi yang dihasilkan. Nilai koefisien determinasi adalah
antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
C. Kajian Teori
Pemberantasan Korupsi
Korupsi dalam sejarah peradaban manusia merupakan salah satu masalah yang
senantiasa menyertai perjalanan kehidupan manusia. Menurut Tanzi, terdapat setidaknya
enam faktor penyebab langsung dari korupsi, yakni Pengaturan dan otorisasi; perpajakan;
kebijakan pengeluaran/anggaran; penyediaan barang dan jasa dibawah harga pasar;
kebijakan diskresi lainnya; dan pembiayaan partai politik. Sementara itu, penyebab tidak
langsung dari korupsi terdiri dari setidaknya enam faktor, yakni Kualitas birokrasi;
besaran gaji di sektor publik, sistem hukuman; pengawasan institusi; transparansi aturan,
hukum dan proses; dan teladan dari pemimpin.
FaktorFaktor yang berpengaruh pada pemberantasan korupsi :
Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah sebuah konsep etika yang dekat dengan administrasi publik
pemerintahan (lembaga eksekutif pemerintah, lembaga legislatif parlemen dan lembaga
yudikatif Kehakiman) yang mempunyai beberapa arti antara lain, hal ini sering digunakan
secara sinonim dengan konsep-konsep seperti yang dapat dipertanggungjawabkan
(responsibility), kemampuan memberikan jawaban (answerability), yang dapat
dipersalahkan (blameworthiness) dan yang mempunyai ketidakbebasan (liability).
7
Menurut (Macinko, J., et al. ,2003 dalam Sri Suryaningsum, 2016) Akuntabilitas:
Membuat sistem pengawasan yang efektif didasarkan pada distribusi dan keseimbangan
kekuatan (distribusi dan keseimbangan kekuasaan).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu akuntabilitas vertikal dan
akuntabilitas horisontal. Akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh organisasi sektor
publik terdiri atas beberapa dimensi. Menurut Ellwood (1993), menjelaskan terdapat
empat dimensi akuntabilitas yang harus dipenuhi oleh organisasi sektor publik, yaitu:
Akuntabilitas Kejujuran dan Akuntabilitas Hukum (Accountability for Probity and
Legality) yaitu Akuntabilitas kejujuran terkait dengan penghindaran penyalahgunaan
jabatan (abuse of power), sedangkan akuntabilitas hukum terkait dengan jaminan adanya
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan lain yang disyaratkan dalam penggunaan
sumber dana publik, Akuntabilitas Proses terkait dengan apakah prosedur yang digunakan
dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem informasi
akuntansi, sistem informasi manajemen, dan prosedur administrasi. Akuntabilitas proses
termanifestasi melalui pemberian pelayanan publik yang cepat, responsive, dan murah
biaya, Akuntabilitas Program terkait dengan pertimbangan apakah tujuan yang ditetapkan
dapat dicapai atau tidak, dan apakah telah mempertimbangkan alternatif program yang
memberikan hasil yang optimal dengan biaya yang minimal, Akuntabilitas Kebijakan
terkait dengan pertanggungjawaban pemerintah, baik pusat maupun daerah, atas
kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah terhadap DPR/DPRD dan masyarakat luas.
Kejelasan Sasaran Anggaran
Kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan
secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh
orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut (Suharono dan
Solichin, 2006).
Menurut Kenis (1979), mengatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik sistem
penganggaran. Salah satu karakteristik anggaran adalah kejelasan sasaran anggaran. Pada
konteks pemerintah daerah, sasaran anggaran tercakup dalam Rencana Strategik Daerah
(Renstrada) dan Program Pembangunan Daerah (Propeda).
Menurut Kenis (1979), kejelasan sasaran anggaran merupakan sejauh mana
tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut
dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung-jawab atas pencapaian sasaran anggaran
tersebut. Oleh sebab itu, sasaran anggaran daerah harus dinyatakan secara jelas, spesifik
8
dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung-jawab untuk menyusun dan
melaksanakannya.
Pengendalian Akuntansi
pengendalian (control) mengasumsikan bahwa telah ditetapkan suatu rencana
tindakan atau standar untuk mengukur prestasi pelaksanan. Untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bagi perusahaan, pengendalian harus dikembangkan sehingga dapat
diambil keputusan yang sesuai dengan rencana (Elfira, 2010).
Perubahan struktur APBD merupakan bagian dari beberapa komponen dan
istilahnya, sedangkan orientasinya hanya dari input berubah menjadi output dan outcome.
Fokus APBD juga berubah dari pertanggungjawaban administrasi menjadi
pertanggungjawaban akuntansi sehingga pembukuannya berubah pula dari single entry
menjadi double entry. Pengendalian akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem
pengendalian dan pengendalian intern, yang meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.
Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran yang mendasari penelitian ini adalah turunan dari landasan teori
secara umum, yang dimulai dari general theory, yaitu akuntansi sektor publik kemudian
mengidentifikasi variabel-variabel yang mempengaruhi pemberantasan korupsi di dalam
kinerja pemetintah daerah yaitu: Akuntabilitas, Kejelasan Sasaran Anggaran dan
Pengendalian Akuntansi. Maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat seperti
gambar 1 Penjelasan terhadap keterkaitan variabel yang digunakan dapat dilihat pada
rumusan hipotesis.
Kerangka Pemikiran
Akuntabilitas
Kejelasan Pemberantasan
sasaran Korupsi
Pengendalian
Akuntansi
Hipotesis
9
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan melalui sistim pertanggungjawaban secara periodik. Dari uraian diatas dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Akuntabilitas berpengaruh positif terhadap pemberantasan korupsi pada
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of
Square the Estimate
a
1 ,500 ,250 ,220 ,46877
a Predictors: (Constant), RATA_PA, RATA_KSA,
RATA_AK
Sumber: data primer, diolah
10
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R2 adalah
sebesar 0,220 atau 22,0% nilai tersebut menunjukkan bahwa akuntabilitas, kejelasan
sasaran anggaran, dan pengendalian akuntansi memberikan pengaruh sebesar 22%
terhadap pemberantasan korupsi. Sedangkan sisanya sebesar 78% merupakan pengaruh
variabel bebas lainnya.
Untuk mengetahui apakah model layak dan dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen, kemudian dilakukan uji kelayakan model (Uji F). Dengan bantuan
software SPSS 20 for windows diperoleh hasil Uji F sebagai beriikut:
Tabel
Hasil Analisis Regresi
ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
Regression 5,425 3 1,808 8,229 ,000b
1 Residual 16,261 74 ,220
Total 21,686 77
a. Dependent Variable: RATA_PK
b Predictors: (Constant), RATA_PA, RATA_KSA, RATA_AK
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi Uji F pada Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil
nilai F hitung sebesar dengan taraf signifikansi 0,000. Karena probabilitas signifikansi
jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi layak dan dapat digunkan untuk
memprediksi variabel pemberantasan korupsi.
Setelah dilakukan uji kelayakan model, kemudian dilakukan uji parameter
individual (uji t). Dengan bantuan software SPSS 20 for windows, hasil analisis regresi
uji t untuk penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel
Hasil Analisis Regresi
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 3,626 ,814 4,453 ,000
Akuntabilitas ,435 ,106 ,421 4,108 ,000
11
Kejelasan
Sasaran -,107 ,102 -,107 -1,054 ,295
Anggaran
Pengendalian
-,207 ,119 -,179 -1,730 ,088
Akuntansi
a Dependent Variable: RATA_PK
Sumber: data primer, diolah
Berdasarkan hasil pengolahan data yang terdapat pada Tabel 4.12 dapat dilihat
dari probabilitas signifikan variabel akuntabilitas sebesar 0,000, probabilitas signifikan
variabel kejelasan sasaran anggaran sebesar 0,295, dan probabilitas signifikan variabel
pengendalian akuntansi sebesar 0,088. Dapat disimpulkan bahwa variabel pemberantasan
korupsi tidak dipengaruhi oleh kejelasan sasaran anggaran dan pengendalian akuntansi
karena nilai probabilitas partisipatif diatas 0,05, sedangkan variabel akuntabilitas dimana
nilai probabilitas signifikannya dibawah 0,05 mempengaruhi pemberantasan korupsi
dengan persamaan sistematis:
X 1 +(-0,107 X 2 )+(-0,207 X 3 )+e
Y=3,626+0,435
Persamaan regresi berganda diatas dapat diartikan bahwa: Konstanta sebesar 3,626
(positif) menyatakan bahwa ada pengaruh dari ketiga variabel independen dan faktor lain,
maka variabel pemberantasan korupsi pada SKPD Kabupaten Sleman adalah 3,626
(positif), Koefisien regresi variabel Akuntabilitas 0,435 (positif). Hal ini berarti bahwa
setiap terjadi kenaikan Akuntabilitas akan pemberantasan korupsi sebesar 43,5% tanpa
dipengaruhi faktor lainnya, Koefisien regresi kejelasan sasaran anggaran 0,107 (negatif),
hal ini berarti bahwa setiap terjadi penurunan kejelasan sasaran anggaran akan
meningkatkan pemberantasan korupsi sebesar 10,7% tanpa dipengaruhi faktor lainnya,
dan Koefisien regresi penerapan sistem akuntansi keuangan daerah sebesar 0,207
(negatif), hal ini berarti bahwa setiap terjadi penurunan pengendalian akuntansi akan
meningkatkan pemberantasan korupsi sebesar 20,7% tanpa dipengaruhi faktor lainnya.
Pembahasan
12
sebesar 0,000 yang berada dibawah 0,060. Sedangkan hasil uji regresi berganda
menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,435.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini diterima, sehingga dapat disimpulkan
bahwa akuntabilitas berpengaruh terhadap pemberantasan korupsi. Hal ini menunjukkan
bahwa akuntabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap pemberantasan korupsi.
sanksi hukum terhadap tindak pidana korupsi akan lebih efektif jika diperkuat oleh
strategi pendukung lain seperti keberadaan auditor dan investigator independen, komisi
khusus yang dapat melakukan tindakan hukum terhadap pelaku korupsi, serta
peningkatan besar hukuman bagi pelaku korupsi menurut Kurniawan(2009).
13
walaupun pengendalian yang sudah dilakukan oleh atasan seberapa besarpun tetap masih
tidak mempengaruhi akan pemberantasan korupsi.
Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Kusumaningum( 2010), lemahnya
sistem pengendalian akuntansi pemerintah juga disebabkan karena kepala SKPD belum
mampu menciptakan kepemimpinan yang kondusif. Hal ini terbukti dari kategori jawaban
cukup.
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis tentang pengaruh akuntabilitas, kejelasan sasaran anggaran,
dan pengendalian akuntansi terhadap pemberantasan korupsi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Akuntabilitas
berpengaruh terhadap pemberantasan korupsi, Kejelasan sasaran anggaran tidak
berpengaruh pemberantasan korupsi, dan Pengendalian akuntansi tidak berpengaruh
terhadap pemberantasan korupsi.
Saran
Bagi pemerintah sebagai pelaku utana pelaksanaan good govenance harus dapat
memberikan pertanggungjawaban yang lebih transparan dan akurat. Sehingga dapat
mengembalikan kepercayaan rakyat kepada pemerintah dengan mencoba mewujudkan
suatu pemerintahan yang bersih dan berwibawa. Dengan terwujudnya pemerintahan good
governance yang akuntabilitas dapat mengurangi tindak pidana koupsi yang sangat
merugikan negara terutama bagi rayat Indonesia, Pemilihan sampel dapat
mempertimbangkan untuk memperluas cakupan responden baik dari cakupan wilayah
maupun kriteria responden, Penelitian ini membahas tentang kejelasan sasaran anggaran
dan pengendalian akuntansi yang masih diuji coba sehingga untuk penelitian selanjutnya
dapat mengembangkan penelitian ini supaya lebih sempurna, dan Penelitian mendatang
sebaiknya menambah variabel motivasi kerja, insentif, kinerja pegawai, transparasi publik
yang dapat mempengaruhi pemberantasan korupsi dengan sigifikan dan dapat bisa
diaplikasikan.
14
Daftar Pustaka
Callahan, Cathe. 2007. Government Measurement, Accountability and Participation,
Newmark. New Jersey: Rutgers University
Ellwood, Sheila. 1993. Parish and Town Councils: Financial Accountability and
Managemant, Local Government Studies. VOL 19, pp 368-386
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Spss. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Semarang.
15
Kenis, I. 1979. Effects of Budgetary Goal Characteristics on Managerial attitudes and
Performance. The Accounting Review, Vol. LIV (4). 7
.07-721.
Kurniawan, Teguh. 2009. Peranan Akuntabilitas Publik Dan Partisipasi Masyarakat
Dalam Pemberantasan Korupsi Di Pemerintahan.Jakarta. Tersedia:
Http://TeguhKurniawan.Web.Ugm.Ac.Id/BahanAjar/App_Ekst_22092007.Pdf
(4 Januari 2017)
Kusumaningrum, Indraswari. 2010. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran,
Pengendalaian Akuntansi dan Sistem Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.Semarang. Tersedia
http://core.ac.uk/download/pdf/11708403.pdf (4 januari 2017)
Lestari, Fitri. 2015. Pengaruh Kejelasan sasaran Anggaran, Kinerja Manajerial,
Pelaporan/Pertanggungjawaban Anggaran, Transparansi Publik dan Aktivitas
Pengendalian terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Lingga.
UMRAH
Mardiasmo. 2004. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi , Yogyakarta.
Sedermayanti. 2003:2. Dasar-dasar Pengetahuan tentang Manajemen Perkantoran.
Bandung: Mandar Maju
Solikin, Akhmad. 2006. Penggabungan Laporan Keuangan dan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah: Perkembangan dan Permasalahan. Jurnal Akuntansi Pemerintah.
Vol. 2, No. 2, November 2006. Hal 1 15
Sri Suryaningsum, L. Y. (2016). PENGARUH PARTISIPATIF ANGGARAN,
INFORMASI asimetris, TEKANAN-PENANGANAN, DAN
COMMINTMENT ON ORGANISASI THE ANGGARAN SLACK. IJABER,
8061-8070.
Sri Suryaningsum, M. I. (2016). THE BEST MODEL GOVERNMENT BASED ON
TRUSTEESHIP GOVERNANCE (STUDY CASES: BOJONEGORO
DISTRICT). I J A B E R, 8049-8060.
Ting, w. (2011). Top management turnover and firm default risk: Evidence from the
Chinese securities market. China Journal of Accounting Research, 8189.
16