You are on page 1of 68

PERCOBAAN 2

IDENTIFIKASI REAKSI KIMIA ZAT ANORGANIK


BESERTA KENDALINYA DALAM KINETIKA DAN
TERMOKIMIA

I. Tujuan Percobaan
I.1 Mengidentifikasi reaksi asam basa dan metatesis
I.2 Mengidentifikasi reaksi redoks
I.3 Mengidentifikasi reaksi pembentukan kompleks dan
substitusi ligan
I.4 Mengidentifikasi reaksi katalisis
I.5 Menentukan faktor yang mempengaruhi laju reaksi

II. Dasar Teori

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu


menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa
ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam
reaksi disebut sebagai reaktan. Reaksi kimia biasanya
dikarakterisasikan dengan perubahan kimiawi, dan akan
menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya
memiliki ciri-ciri yang berbeda dari reaktan. Secara
klasik, reaksi kimia melibatkan perubahan yang
melibatkan pergerakan elektron dalam pembentukan
dan pemutusan ikatan kimia, walaupun pada dasarnya
konsep umum reaksi kimia juga dapat diterapkan
pada transformasi partikel-partikel elementer seperti
pada reaksi nuklir.

Menurut Arrhenius (1884), asam adalah zat yang


melepaskan ion H+ atau H3O+ dalam air. Sedangkan
basa adalah senyawa yang melepas ion OH-dalam air.
HA + aq H+(aq) + A-(aq)

BOH + aq B+(aq) + OH-(aq)

Di dalam air, ion H+ tidak berdiri sendiri, melainkan


membentuk ion dengan H2O.

H+ + H2O H3O+ (ion hidronium)

Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepaskan, asam


dapat terbagi menjadi

1 Asam monoprotik melepaskan 1 ion H+


Contoh : asam klorida (HCl)

HCl H+(aq) + Cl-(aq)

2 Asam diprotik melepaskan 2 ion H+


Contoh : asam sulfat (H2SO4)

H2SO4 H+(aq) + HSO4-(aq)

HSO4- H+(aq) + SO42-(aq)

3 Asam triprotik melepaskan 3 ion H+


Contoh : asam fosfat (H3PO4)

H3PO4 H+(aq) + H2PO4-(aq)

H2PO4- H+(aq) + HPO42-(aq)

HPO42- H+(aq) + PO43-(aq)

Bila asam dan basa direaksikan, maka produk yang


akan terbentuk adalah senyawa netral (yang disebut
garam) dan air. Reaksi ini disebut sebagai reaksi
pembentukan garam atau reaksi penetralan, yang akan
mengurangi ion H+ dan OH- serta menghilangkan sifat
asam dan basa dalam larutan secara bersamaan. Jika asam
yang bereaksi dengan basa adalah asam poliprotik, maka
akan dihasilkan lebih dari satu jenis garam. Misalnya pada
rekasi antara NaOH dengan H2SO4.

NaOH + H2SO4 NaHSO4 + H2O

NaHSO4 + NaOH Na2SO4 + H2O

Senyawa NaHSO4 disebut sebagai garam asam, yaitu


garam yang tebentuk dari penetralan parsial asam
poliprotik. Garam asam bersifat asam, sehingga dapat
bereaksi dengan basa membentuk produk garam lain yang
netral dan air.

Teori Arrhenius ternyata hanya berlaku pada larutan


dalam air. Teori ini tidak dapat menjelaskan fenoena pada
reaksi tenpa pelarut atau dengan pelarut bukan air. Pada
tahun 1923, Brnsted Lowry mengungkapkan bahwa sifat
asam basa ditentukan oleh kemempuan senyawa untuk
melepas / menerima proton (H+). Menurut Brnsted
Lowry, asam adalah senyawa yang memberi proton (H+)
kepada senyawa lain.

Contoh : HCl + H2O H3O+ + Cl-

Sedangkan basa adalah senyawa yang menerima proton


(H+) dari senyawa lain.

Contoh : NH 3 + H 2O NH 4+ + O H -

Dalam larutan, asam / basa lemah akan membentuk


kesetimbangan dengan pelarutnya. Misalnya HF dalam
pelarut air dan NH3 dalam air.

HF + H2O H3O+ + F-

a1 b2
b1 a2
NH 3 + H 2O NH 4+ + O H -

Pasangan a1 b2 dan a2 b1 merupakan pasangan asam


basa konjugasi.

Asam konjugasi : asam yang terbentuk dari basa


yang menerima proton
Basa konjugasi : basa yang terbentuk dari asam yang
melepas proton
Teori Brnsted Lo wr y m e m p erkenalkan adan ya zat
y a n g dapat bersifat asa m m a up un basa, y a n g disebut
seba gai zat a mfoter. Contohnya adalah air. Di dalam
larutan basa, air akan bersifat asam dan mengeluarkan ion
positif (H3O+). Sedangkan dalam larutan asam, air akan
bersifat basa dan mengeluarkan ion negatif (OH-).

Lewis mengelompokkan senaywa sebagai asam dan


basa menurut kemampuannya melepaskan / menerima
elektron. Menurut Lewis :

Asam : - senyawa yang menerima pasangan elektron


- senyawa dengan elektron valensi < 8

Basa : - senyawa yang mendonorkan pasangan


elektron
- mempunyai pasangan elektron bebas

Contoh : Reaksi antara NH3 dan BF3

H3N : + BF3 H3NBF3


Nitrogen mendonorkan pasangan elektron bebas
kepada boron. Pasangan elektron bebas yang didonorkan
ditandai dengan tanda panah antara atom nitrogen dan
boron.

Kelebihan teori Lewis ini adalah dapat menjelaskan


reaksi penetralan yang dilakukan tanpa air. Misalnya pada
reaksi antara Na2O dan SO3. Menurut Arrhenius, reaksi
penetralan ini harus dilakukan dalam air.

Na2O + H2O 2 NaOH

SO3 + H2O H2SO4

2 NaOH + H2SO4 2 H2O + Na2SO4

Teori Lewis memberikan penjelasan lain untuk menjelaskan


reaksi ini.

Na2O(s) + SO3(g) Na2SO4(s)

2 Na+ + O2- 2 Na+ + [ OSO3 ]2-

Konsep pH

Air memiliki sedikit sifat elektrolit. Bila terurai, air


akan membentuk ion H+ dan OH-. Kehadiran asam atau
basa dalam air akan mengubah konsentrasi ion ion
tersebut. Untuk suatu larutan dalam air, didefinisikan pH
dan pOH larutan untuk menunjukkan tingkat keasaman.

Reaksi redoks adalah reaksi kimia yang disertai


perubahan bilangan oksidasi atau reaksi yang di dalamnya
terdapat serah terima elektron anatar zat. Reaksi redoks
sederhana dapat disetarakan dengan mudah tanpa metode
khusus, seperti yang telah dijelaskan di kelas X. akan tetapi
untuk reaksi yang cukup kompleks, ada dua metode yang
dapat digunakan untuk meyetarakannnya, yaitu:

1. Metode bilangan oksidasi, yang digunakan untuk reaksi


yang berlangsung tanpa atau dalam air, dan memiliki
persamaan reaksi lengkap (bukan ionik).

2. Metode setengah reaksi (metode ion elektron), yang


digunakan untuk reaksi yang berlangsung dalam air dan
memiliki persamaan ionik.

Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik


banyak digunakan reaksi-reaksi yang melibatkan
pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau molekul
kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan
yang terikat dengan atom pusat tersebut. Atom pusat
memiliki bilangan koordinasi tertentu yang menunjukkan
jumlah ruangan yang tersedia di sekitar atom pusat.

Pembentukan kompleks dalam analisa kualitatif digunakan


untuk :
1. uji-uji spesifik

Beberapa reaksi pembentukan kompleks yang sangat peka


dan spesifik dapat digunakan untuk identifikasi ion. Berikut
ini beberapa reaksi pembentukan kompleks yang sering
digunakan dalam analisis kualitatif:

Cu2+(biru) + 4NH3 --> [Cu(NH3)4]2+(biru tua)


Fe3+ + SCN- --> [Fe(SCN-)6]3-
Ni2+ + dimetilglioksim(DMG) --> 1 Ni-DMG(endapan merah)

2. penutupan (masking)

Ketika menguji suatu ion spesifik dengan suatu pereaksi,


mungkin akan muncul gangguan karena adanya ion lain
yang ada dalam larutan. Gangguan ini dapat dicegah
dengan menambahkan pereaksi yang disebut zat penutup,
yang membentuk kompleks yang stabil dengan ion
pengganggu. Ion yang akan diidentifikasi tidak perlu lagi
dipisahkan secara fisika. Misalnya, pada uji kadmium
dengan H2S dengan adanya tembaga. Ion tembaga dapat
bereaksi dengan H2S juga, karena itu perlu ditutupi dengan
cara pembentukan kompleks dengan CN- menjadi
[Cu(CN)4]2-, dimana kompleks tetrasiano ini tidak akan
membentuk endapan tembaga sulfida. Sedangkan
kompleks [Cd(CN)4]2- tetap dapat membentuk endapan
kadmium sulfida.

3. Pelarutan kembali endapan

Pembentukan kompleks dapat menyebabkan kenaikan


kelarutan, sehingga suatu endapan dapat larut kembali.
Contohnya pada endapan AgCl jika ditambahkan NH3 maka
endapan tersebut akan larut kembali.Hal ini terjadi karena
terbentuknya kompleks Ag+ dengan NH3 membentuk
kompleks [Ag(NH3)2]+.
Katalis adalah zat kimia yang mempengaruhi laju
reaksi kimia pada suhu tertentu dengan mengubah energi
aktivasi yang diperlukan pada saat reaksi untuk diproses,
Sedangkan katalisis merupakan proses yang terjadi akibat
adanya peran dari katalis. Katalis tidak dikonsumsi oleh
reaksi dan dapat berpartisipasi dalam beberapa reaksi
pada suatu waktu. Sedangkan katalisis merupakan proses
yang terjadi akibat adanya peran dari katalis. Katalis
merupakan senyawa kimia yang dapat mempercepat
reaksi tanpa perubahan bentuk/struktur dari katalis
tersebut. Satu-satunya perbedaan antara reaksi dikatalisis
dan reaksi yang tidak dikatalisis adalah bahwa energi
aktivasi berbeda. Tetapi tidak ada efek pada energi
reaktan atau produk. H untuk reaksi adalah sama.

Katalis memungkinkan mekanisme alternatif untuk


reaktan menjadi produk, dengan energi aktivasi yang lebih
rendah dan dalam keadaan transisi yang berbeda. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung pada suhu yang lebih
rendah atau meningkatkan laju reaksi atau selektivitas.
Katalis sering bereaksi dengan pe-reaksi untuk membentuk
zat perantara yang akhirnya menghasilkan produk reaksi
yang sama dan meregenerasi katalis. Perlu dicatat bahwa
katalis dapat dikonsumsi selama langkah intermediet,
tetapi akan dibuat lagi sebelum reaksi selesai.

III. Sifat Fisika dan Kimia

No Bahan Sifat Fisika Sifat Kimia


.
1 NaOH Padatan kristal Bersifat basa
(Natrium putih kuat
Mr = 39,997 Korosif
Hidroksid
Reaktif dengan
g/mol
a)
Titik leleh = 318o logam
C
Titik didih =
1390oC
2 Na2CO3 Padatan putih Iritan
Mr = 105,99 Toxic
(Natrium
g/mol
Karbonat)
Titik leleh = 851o
C
= 2,54 g/cm3
3 CH3COOH Mr = 60,05 g/mol Korosif
Titik leleh = 289 Iritan
(Asam
Asam lemah
K
Asetat)
Titik didih = 391
K
4 CaCl2 Serbuk putih Iritan
Mr = 110,98
(Garam
g/mol
Kalsium)
Titik leleh = 772o
C
Titik didih =
1935o C
5 NH3 Mr = 17,03 g/mol Korosif
(Amonia) Titik didih = Iritan
-33,34o C
Titik leleh =
-77,33o C
= 0,6942 g/cm3
6 KClO3 Mr =122,55 g/mol Bahaya bagi
Titik leleh = 30oC
lingkungan
Titik didih =
Agen
400oC
pengoksidasi
7 H2SO4 Mr =98,08 g/mol Korosif
Titik leleh = -10oC Iritan
(Asam
Titik didih = Asam kuat
Sulfat)
337oC
= 1,849 g/cm3
8 AgNO3 Mr = 169,87 Korosif
Toxic
g/mol
Titik leleh =
209,7o C
Titik didih = 440o
C
9 NaCl Mr = 59,44 g/mol Netral
Titik leleh = 801o Larut dalam air
C
Titik didih =
1465o C
10 FeCl3.6H2 Mr = 270,3 g/mol Iritan
Titik didih = 280o Toxic
O
Korosif
C
= 1,82 g/cm3
11 Aquades Mr = 18,0513 Pelarut
g/mol universal
Titik beku = 0o C Bersifat polar
Titik didh = 100o
C
12 EDTA Kristal tidak Iritan
berwarna
Mr = 292,24
g/mol
13 NiSO4.6H2 Mr = 262,05 Toxic
Iritan
O g/mol
Harmful
Titik leleh = 53o C
Titik didih = 100o
C
14 CuSO4.5H Mr = 249,70 Beracun
Iritan
O
2 g/mol
Titik leleh = 150o
C
= 2,284 g/cm3
15 CoCl2 Mr = 129,039 Toxic
Karsinogen
g/mol
Titik leleh = 735o
C
Titik didih =
1049o C
16 HCl Mr = 36,469 Iritasi
Korosif
g/mol
Titik didih = 48o C
Titik leleh =
-27,32o C

IV. Alat dan Bahan


Alat :

No Alat Jumlah
1 Pipet tetes 1 buah
2 Tabung reaksi 10 buah
3 Gelas kimia 250 ml 2 buah
4 Gelas kimia 100 ml 1 buah
5 Corong 1 buah
6 Kassa, spirtus, kaki tiga 1 set
7 Gelas ukur 50 ml 1 buah
8 Gelas ukur 100 ml 1 buah
9 Batang pengaduk 1 buah
10 Termometer 1 buah
11 Rak tabung 1 buah

Bahan :
No Bahan Jumlah
1 Larutan HCl 6N 1 ml
2 Larutan NaOH 6 N 1 ml
3 Larutan Na2CO3 4 tetes
4 Larutan amoniak 11 ml
5 Larutan asam asetat 1 ml
6 Larutan CaCl2 3 ml
7 KClO3 0,5 gram
8 Larutan H2SO4 2 ml
9 Larutan AgNO3 5 ml
10 Larutan NaCl 5 ml
11 Larutan FeCl3 0,5 ml
12 Larutan EDTA 1 ml
13 Larutan besi (III) nitrat 40 ml
14 Larutan natrium tiosulfat 40 ml
15 Larutan FeSO4 1 tetes
16 Paku besi 1 buah
17 Kertas saring 1 buah
18 Kertas putih 1 buah
19 Spidol 1 buah
20 Aquades 80 ml

V. Prosedur Kerja
Resksi asam basa dan metatesis
Disiapkan 4 buah tabung reaksi, pada tabung reaksi
pertama dimasukkan 1 ml HCl 6 N kemudian
ditambahkan 1 ml NaOH dan selanjutnya diuapkan
hingga kering serta diukur sushunya. Selanjutnya pada
tabung kedua dimasukkan 2 tetes Na 2CO3 0,01mol,
ditambahkan 1 tetes HCl 0,005 mol kemudian diuapkan
hingga kering dan diukur suhunya. Pada tabung ketiga
dimasukkan 10 ml NH4OH 0,1 mol, ditambahkan 1 ml
CH3COOH 0,1 mol dan kemudian diukur suhunya.
Terakhir pada tabung keempat, dimasukkan2 tetes
Na2CO3 0,01 mol, ditambahkan 1 ml CaCl 2 0,01 mol,
kemudian diuapkan sampai kering dan diukur suhunya.
Reaksi redoks
Pada perlakuan pertama 2 ml H2SO4 1 M dimasukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian dimasukkan paku
besi. Diamati perubahan yang terjadi.
Pada perlakuan kedua 5 ml AgNO 3 0,1 M dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml NaCl
kemudian disaring menggunakan kertas saring,
selanjutnya endapan dibagi dua untuk endapan yang
pertama disimpan di tempat gelap selama 5 menit.
Dan untuk endapan yang kedua disimpan di terang 5
menit. diamati perubahan yang terjadi.
Reaksi pembentukan kompleks dan substitusi
ligan
5 tetes FeCl3 0,01 mol dimasukkan ke dalam tabung
reaksi kemudian dilarutkan dengan aquades,
selanjutnya ditambahkan NH4OH 4 tetes dan
ditambahkan Mg-EDTA sebanyak 5 tetes. Lakukan
percobaan tersebut dengan EDTA yang ditambahkan
terlebih dahulu ditambahkan amoniak. Lakukan hal yang
sama pada percobaan tersebut dengan mengganti
larutan FeCl3 oleh CaCl2.
Reaksi katalisis
Kertas putih disiapkan dan gelas ukur kemudian
dengan spidol dibuatlah lingkaran da tanda silang. Pada
gelas ukur dimasukkan 10 ml larutan Na2S2O3.52O
kemudian ditambahkan 10 ml FeCl3.6H2O dan diamati
sampai tand X terlihat. Selanjutnya, yang kedua pada
gelas ukur dimasukkan 10 ml larutan Na2S2O3.52O +
FeCl3.6H2O kemudian ditambahkan FeCl3.6H2O sebanyak
1 tetes dan diamati sampai tanda X terlihat. Yang
ketiga pada gelas ukur dimasukkan 10 ml larutan
Na2S2O3.52O + FeCl3.6H2O kemudian ditambahkan
FeSO4.7H2O sebanyak 1 tetes dan diamati sampai tanda
X terlihat. Dan terakhir yang keempat pada gelas ukur
dimasukkan 10 ml larutan Na2S2O3.52O + FeCl3.6H2O
kemudian ditambahkan CuSO4.5H2O sebanyak 1 tetes
dan diamati sampai tanda X terlihat.

VI. Hasil Pengamatan

Perlakuan Hasil
1. Reaksi asam basa
1 ml HCl 6 N Larutan tidak
Ditambahkan 1 ml berwarna
NaOH 6 N Larutan tidak
Diuapkan hingga berwarna
kering, ukur suhu

Terdapat endapan
putih, Truang = 27o C ,
T = 75o C , menguap
2 tetes Na2CO3 0,01 Larutan tidak
mol berwarna
Ditambahkan 1 tetes Larutan berwarna
HCl 0,005 mol putih
Diuapkan hingga
kering, diukur
Larutan berwarna
suhunya
putih, Truang = 27oC,
T= 80oC, menguap
10 ml NH4OH 0,1 mol Larutan tidak
Ditambahkan 1 ml berwarna
CH3COOH 0,1 mol Larutan tidak
Diukur suhunya berwarna

Truang = 27oC , T = 30o


C
2 tetes Na2CO3 0,01 Larutan tidak
mol berwarna
Ditambahkan 1 ml Larutan tidak
CaCl2 0,01 mol berwarna
Diuapkan sampai
kering, diukur
Menguap, Truang =
suhunya
27oC, T = 83oC
2. Reaksi redoks
2 ml H2SO4 1 M Larutan tidak
Dimasukkan paku berwarna
besi Pada paku terdapat
gelembung, paku
menjadi berwarna
hitam
5 ml AgNO3 1 M Larutan tidak
Ditambahkan 5 ml berwarna
NaCl Larutan berwarna
putih terdapat
Disaring
endapan putih
menggunakan kertas
Residu : berwarna
saring
putih filtrat : larutan
berwarna putih
Endapan pertama bening
disipan di tempat Endapan berubah
gelap 5 menit menjadi warna abu
Endapan kedua tua
disimpan di tempat Tidak terdapat
terang 5 menit perubahan, endapan
berwarna putih
3. Reaksi
pembentukan
kompleks dan
substitusi ligan
5 tetes FeCl3 0,01 Larutan berwarna
mol kuning
Dilarutkan dengan Larutan berwarna
aquades kuning pudar
Larutan tidak
Ditambahkan NH4OH
berwarna ada
4 tetes
endapan berwarna
Ditambahkan Mg- jingga
Larutan tidak
EDTA 5 tetes
berwarna terdapat
endapan berwarna
jingga
5 tetes FeCl3 0,01 Larutan berwarna
mol kuning
Dilarutkan dengan Larutan berwarna
aquades kuning pudar
Larutan berwarna
Ditambahkan Mg-
kuning pudar
EDTA 5 tetes Larutan berwarna
Ditambahakan
jingga dan keruh
NH4OH 4 tetes
1 ml CaCl2 0,01 mol Larutan tidak
Dilarutkan dengan berwarna
aquades Larutan tidak
Ditambahkan NH4OH berwarna
4 tetes Larutan tidak
Ditambahkan Mg- berwarna
EDTA 5 tetes

Larutan tidak
berwarna
1 ml CaCl2 0,01 mol Larutan tidak
Dilarutkan dengan berwarna
aquades Larutan tidak
Ditambahkan Mg- berwarna
EDTA 5 tetes Larutan tidak
Ditambahkan NH4OH berwarna
4 tetes
Larutan tidak
berwarna
4. Reaksi katalisis
10 ml larutan Larutan berwarna
Na2S2O3.5H2O hitam
ditambahkan 10 ml
FeCl3.6H2O
Diamati sampel Larutan berwarna
sampai tanda X kuning bening, pada
terlihat waktu 23,9 sekon
10 ml larutan Larutan berwarna
Na2S2O3.5H2O + hitam
FeCl3.6H2O
ditambahkan 10 ml
Larutan berwarna
FeCl3.6H2O 1 tetes
Diamati sampel kuning bening, pada
sampai tanda X waktu 6,73 sekon
terlihat
10 ml larutan Larutan berwarna
Na2S2O3.5H2O + hitam
FeCl3.6H2O + 1 tetes
FeSO4.7H2O
Diamati sampel Larutan berwarna
sampai tanda X kuning bening, pada
terlihat waktu 9,13 sekon
10 ml larutan Larutan berwarna
Na2S2O3.5H2O + hitam
FeCl3.6H2O + 1 tetes
CuSO4.5H2O
Diamati sampel Larutan berwarna
sampai tanda X kuning bening, pada
terlihat waktu 2,5 sekon
VII. Perhitungan dan Persamaan Reaksi
Perhitungan :
1. HCl 6 N 25 ml dari HCl 36%
10 . . 10 . 1,19 .36
=11,74 M
M= Mr = 36,5
M1.V1 = M2.V2
6 . 25 = 11,74 . V2
V2 = 12,78 ml

2. NaOH 6 N ; 50 ml
gr 1000
M = mr v

gr 1000

6M = 40 g /mol 50 ml
g = 12 gram

3. Na2CO3 0,01 mol ; 50 ml dari Na2CO3 0,5 M


n 0,01mol
M = v = 0,05 L =0,2 M

M1.V1 = M2.V2
0,2M . 50 ml = 0,5M . V2
V2 = 20 ml

4. HCl 0,05 mol ; 25 ml dari HCl 25%


10 . . 10 . 1,18 .25
=8,0821 M
M= Mr = 36,5
n 0,05 mol
= =0,2 M
M= v 0,025 L

M1.V1 = M2.V2
0,2M . 25 ml = 8,0821M . V2
V2 = 0,618 ml

5. NH4OH
10 . . 10 . 0,91 .25
=6,49 M
M= Mr = 35,05
M1.V1 = M2.V2
2M . 50 ml = 6,49M . V2
V2 = 15,41 ml

6. CaCl2 0,01 mol dalam 50 ml


m=

g
147,02 250 ml 0,0025 M
Mr v M mol
= =0,0919 gram
1000 1000

7. CH3COOH
10 . . 10 . 1,05 . 98
=17,14 M
M= Mr = 60,05

M1.V1 = M2.V2
2M . 50 ml = 17,14M . V2
V2 = 5,83 ml

8. H2SO4 1 M 25 ml dari H2SO4 6 M


M1.V1 = M2.V2
1M . 25 ml = 6M . V2
V2 = 4,167 ml

9. AgNO3 0,1 M ; 50 ml
gr 1000
M = mr v

gr 1000

0,1 M = 169,87 g /mol 50 ml

g = 0,8494 gram

10. NaCl 0,1M 50 ml


g
58,44 50 ml 0,1 M
m= Mr v M mol
= =0,2922 gram
1000 1000

11. FeCl3.6H2O 0,01 mol 25 ml


g
270 50 ml 0,25 M
m = Mr v M = mol
=1,6894 gram
1000 1000
12. EDTA 50 ml 1 M
g
292,24 50 ml 1 M
m= Mr v M mol
= =14,612 gram
1000 1000

13. FeCl3.6H2O 0,02 M 100 ml


g
270,5 100 ml 0,02 M
m = Mr v M = mol
=0,54 gram
1000 1000

14. Na2S2O3.5H2O 0,5 M ; 150 ml


g
248 150 ml 0,5 M
m= Mr v M mol
= =18,6 gram
1000 1000

15. CuSO4.5H2O 0,5 M ; 150 ml


g
249 150 ml 0,5 M
m = Mr v M = mol
=18,67 gram
1000 1000

16. FeSO4.7H2O 0,5 M ; 150 ml


g
277 150 ml 0,5 M
m = Mr v M = mol
=20,775 gram
1000 1000

Persamaan reaksi :

Reaksi asam basa dan metatesis


HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(aq)
Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
NH4OH(aq) + CH3COOH(aq)
CH3COONH4(aq) + H2O(l)
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) 2NaCl(aq) +
CaCO3(aq)
Reaksi redoks

Anoda : Fe2+ (aq) Fe3+ (aq)+ 1e- (x2) E = +0,44 volt


Katoda : 2e- + 2H+ (aq) + SO42-(aq) SO32- (aq) + H2O (l) (x1) E = -0,77 volt
2+ + 2- 3+ 2-
2 Fe (aq) + 2H (aq) + SO 4 (aq) 2 Fe (aq) SO2 (aq) + H2O (l) E = -0,33 volt
2 FeSO4 (aq) + 2 H2SO4 (aq) Fe2(SO4)3 (aq) + H2SO3 (aq) + H2O (l)

Reaksi pembentukan kompleks


FeCl3 (aq) + 3 NH4OH (aq) Fe(OH)3 (s) + 3 NH4Cl
(aq)
Fe(OH)3 (s) + Mg.EDTA (aq) [ Fe(EDTA)] (aq) + Mg
(OH)3 (s)
FeCl3 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Fe(EDTA)] (aq) +
MgCl2 (aq)
[Fe(EDTA)] (aq) + NH4OH (aq) Fe(OH)3 (aq) +
[NH4(EDTA)] (aq)
CaCl2 (aq) + 2 NH4OH (aq) Ca(OH)2 (aq) + 2 NH4Cl
(aq)
Ca(OH)2 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Ca(EDTA)] (aq) +
Mg (OH)2 (aq)
CaCl2 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Ca(EDTA)] (aq) +
MgCl2 (aq)
[Ca(EDTA)] (aq) + NH4OH (aq) Ca(OH)2 (aq) +
[NH4(EDTA)] (aq)

Reaksi katalisis
Na2S2O3(aq) + FeCl3(aq) Fe2(S2O3)3(aq) + 6NaCl(aq)
FeSO4(aq) + Na2S2O3(aq) Na2SO4(aq) + FeS2O3(aq)
CuSO4(aq) + Na2S2O3(aq) CuS2O3(aq) + NaSO4(aq)

VIII. Pembahasan
Abdul Hakim

Pada percobaan kali ini membahas tentang reaksi-


reaksi dasar senyawa anorganik. Pada percobaan dilakukan
pada tabung reaksi karena reaksi/energi yang dihasilkan
kecil dan mudah diindentifikasi. Di tabung rekasi satu
dimasukan HCl 6 M dengan NaOH 6 M, reaksi ini
dinamakan reaksi penetralan. Reaksi penetralan adalah
reaksi antara asam dan basa, asam adalah zat yang
terdapat dalam air, yang dapat memberikan ion Hidrogen
(H+) atau ion Hidronium (H3O+) bila dilarutkan dalam air.
Sedangkan Basa adalah zat dalam air yang menghasilkan
ion hidrokis atau zat yang dapat memperbesar konsentrasi
ion OH- dalam air. Pada percobaan kali ini, digunakan dua
buah larutan yang berbeda, satu bersifat asam dan yang
satu lagi bersifat basa. Pada campuran asam klorida (HCl)
dan natrium hdroksida (NaOH) terbentuk endapan putih
(AgCl) dari hasil reaksi yang kemudian dipanaskan sampai
larutan kering.

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(g)

Suhu pada percobaan ke-1 ini yaitu dari suhu awal


larutan sebesar 27C menjadi sebesar 75C.

Pada percobaan di tabung reaksi ke-2, Na 2CO3


ditambahkan dengan HCl, ini merupakan reaksi asam basa,
karena terbentuk NaCl. Setelah air diuapkan terbentuk
endapan merah kekuningan, hal ini dikarenakan zat yang
volatil menguap, dan zat yang non volatil tetap berada di
tabung reaksi. Suhu pada percobaan ke-1 ini yaitu dari
suhu awal larutan sebesar 27C menjadi sebesar 80C.

Pada tabung reaksi ke-3: Suhu meningkat setelah


direaksikan. Persamaan reaksi termokimianya adalah :

CH3COOH(aq) + NH3(aq) CH3COOH(aq) + NH4(aq) H =


- 252 Kj.mol-1
Untuk menguraikan 1 mol CH3COOH dan NH3 menjadi
unsur-unsurnya dilepaskan kalor sebesar 252 Kj.mol -1. Dan
reaksinya terjadi secara Eksoterm, karena melepaskan
kalor dan menghasilkan gas amoniak yang berbau
menyegat (racun). Suhu pada percobaan ke-1 ini yaitu dari
suhu awal larutan sebesar 27C menjadi sebesar 30C.

Pada tabung rekasi ke-4 Na2CO3 yang ditambahkan


CaCl2 dengan reaksi termodinamikanya:

CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + CaCO3(s)

Dihasilkan endapan berwarna putih, karena CaCO 3


berwarna nyala putih. Merupakan reaksi eksoterm karena
terjadi kenaikan suhu (sistem melepas kalor ke
lingkungan). Suhu pada percobaan ke-1 ini yaitu dari suhu
awal larutan sebesar 27C menjadi sebesar 83C.

Pada percobaan reaksi redoks dimasukan paku ke


dalam larutan H2SO4 . adanya gelembung mengindikasikan
bahawa terjadi reaksi elektrolisis. Larutan H 2SO4
mengandung air (H2O), dan keadaan tabung terbuka,
sehingga oksigen (O2) di udara dapat masuk ke tabung,
dan menyebabkan adanya oksigen terlarut pada larutan
H2SO4 di tabung ini. Adanya oksigen dan air jelas dapat
menyebabkan terjadinya korosi pada paku di tabung ini.
Larutan H2SO4 adalah larutan elektrolit, larutan elektrolit
adalah salah satu faktor untuk mempercepat reaksi korosi.
Pada tabung 6, seharusnya paku berkarat. Pada percobaan,
paku berkarat (berubah menjadi berwarna hitam karena
dikikis oleh H2SO4) dan air berwarna kecoklatan, sehingga
percobaan sesuai dengan teori. Paku yang ditempatkan
pada tabung yang terdapat oksigen dan air mengalami
perkaratan, Larutan H2SO4 akan mengalami reaksi
elektrolisis ;

Katode : 2H+(aq) + 2e- H2(g)

Anode : 2H2O(l) 4H+(aq) + O2 + 4e-


Reaksi sel : 2H2O(l) 2H2(g) + O2
Sehingga tabung ini kaya akan oksigen (O2), yakni berasal
dari reaksi elektrolisis larutan H2SO4, oksigen terlarut dalam
air dan oksigen dari udara sekitar.

Pada percobaan ke-2 reaksi redoks AgNO3


ditambahakan dengan NaCl, ini merupakan reaksi
pengendapan. Reaksi pengendapan adalah reaksi antara
zat-zat atau ion logam yang sukar larut dalam air, sehingga
terbentuk endapan. Reaksinya:

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3

Endapan putih disebabkan oleh adanya endapan


AgCl. Pada penjemuran selama 5 menit endapan AgCl
berubah warna menjadi hitam (UV Ag), ini mengindikasikan
bahwa terjadi reaksi redoks oleh sinar matahari (UV),
sedangkan pada pendiaman di tempat gelap tidak terjadi
apa- apa, hal ini dikarenakn tidak terjadi reaksi redoks oleh
sinar UV

Pada percobaan reaksi pembentukan kompleks


dimana FeCl.6H2O ditambahkan NH3 dan Mg.EDTA, yang
kemudian ditukar FeCl.6H2O ditambahkan Mg.EDTA
kemudian NH3. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa
feriklorida membentuk kompleks dengan ligan EDTA dan
NH3. Pada percobaan diperoleh perubahan warna (dari
tidak berwarna menjadi berwarna jingga dan terdapat
endapan merah bata) yang mengindikasikan adanya reaksi
pembentukan kompleks dengan ligan NH3 dan juga
Mg.EDTA.

Pada reaksi katalisis dimana Katalis menurunkan


energi aktivasi reaksi dan meningkatkan laju reaksi,
melalui peningkatan konstanta laju. Dalam percobaan ini
dilakukan Larutan natriumtiosulfat ditambahkan larutan
feri(III)klorida, untuk mengetahui pengaruh katalis pada
kecepatan reaksi, Dengan mengamatinya lewat spidol yang
ada di bawah gelas beker dimana terjadi perubahan
kekeruhan yang mengindikasikan adanya pengaruh katalis.

Ai Kusmiati

Pada percobaan kali ini yaiu mengenai reaksi-reaksi


anorganik, kendali termokimia dan kinetika. Pada
percobaan kali melakukan 4 macam percobaan yaitu reaksi
asam basa dan metatesis, reaksi redoks, reaksi
pembentukan kompleks dan substitusin ligan, dan reaksi
katalisis.

1. Reaksi asam basa dan metatesis

Pada percobaan pertama yaitu reaksi asam basa,


reaksi asam basa adalah reaksi kimia yang melibatkan
reagen asam dan reagen basa yang
menghasilkan air dangaram. Reagen asam yang dipakai
dapat berupa asam kuat maupun asam lemah. Begitupun
dengan reagen basa yang dipakai dapat berupa basa kuat
dan basa lemah. Dan reaksi metatesis adalah reaksi
pertukaran ion. Pada percobaan ini 1 ml HCl 6 N
ditambahkan dengan 1 ml NaOH 6 N. Ketika campuran
tersebut dipanaskan maka terbentuk endapan berwarna,
endapan tersebut merupakan suatu garam. Yang terbentuk
dari suatu reaksi asam dan basa. Karena ketika suatu asam
dan basa ditambahkan maka akan menghasilkan suatu
garam. Reaksi ini disebut juga dengan reaksi penetralan.
Dan garam yang terbentuk adalah garam NaCl. Pada
percobaan suhu saat pemanasan ketika diuapkan sampai
kering adalah 75oC dan suhu ruangnya 27oC. Dari kenaikan
suhu yang terjadi maka reaksi yang terjadi adalah reaksi
eksoterm. Reaksi yang terjadi adalah :

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(aq) H= - 125,32 kj.mol-1

Selanjutnya, yang kedua yaitu 2 tetes Na 2CO3 0,01


mol ditambahkan dengan 1 tetes HCl 0,05 mol. Pada saat
campuran ini d campurkan larutan berwarna putih dan
ketika dipanaskan terdapat endapan berwarna, endapan
tersebut berasal dari garam NaCl yang terbentuk dari
reaksi asam dan basa. Suhu ketika diuapkan sampai kering
adalah 80oC dan suhu ruangannya adalah 27 oC. Fungsi
pemanasan pada percobaan ini adalah untuk mengetahui
energi bebas dari reaksi. Reaksi yang terjadi adalah :

Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(s) + H2CO3(aq) H= 287


kj.mol-1

Yang ketiga yaitu 10 ml larutan NH4OH 0,1 mol ditambahkan


dengan 1 ml CH3COOH. Kemudian iukur suhunya, pada percobaan ini
yang terjadi adalah reaksi antara asam lemah dan basa lemah. Suhu larutan
meningkat ketika larutan tersebut dicampurkan maka reaksi yang terjadi
adalah reaksi eksoterm. Suhunya adalah 30oC dan suhu ruangannya 27oC.
Reaksi yang terjadi adalah :
CH3COOH(aq) + NH4OH(aq) CH3COONH4(aq) + H2O(l) H = -199
kj.mol-1

Yang keempat 2 tetes Na2CO3 0,01 mol ditambahkan 1 ml NaCl


0,01 mol. Pada reaksi yang terjadi adalah reaksi metatesis. Reaksi
metatesis adalah reaksi pertukaran pasangan dari dua elektrolit. Pada
percobaan ini reaksi metatesis yang terjadi adalah antara garam dengan
garam yang akan menghasilkan suatu garam baru. Reaksi yang terjadi
adalah :

CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + CaCO3(s) H = -284 kj.mol-1

2. Reaksi redoks
Reaksi redoks adalah persamaan kimia di mana
jumlah oksidasi atom yang terlibat dalam reaksi kimia
berubah ketika reaksi terjadi. Pada reaksi redoks
dilakukan dua percobaan.
Yang pertama 2 ml H2SO4 1 M kemudian dimasukkan
kedalamnya. Pada paku terdapat gelembung dan
berubah menjadi warna. Paku berwarna hitam karena
terjadi perkaratan akibat adanya interaksi antara logam
Fe dengan oksigen yang masuk ke dalam tabung akibat
tabung yang tidak ditutup serta dengan adanya
penambahan asm kuat. Adanya gelembung pada paku
menunjukkan adanya reksi elektrolisis. Reaksi ini
disebut dengan reaksi oksidasi. Reaksi yang terjadi
adalah :

Anoda : Fe2+ (aq) Fe3+ (aq)+ 1e- (x2) E = +0,44 volt


Katoda : 2e- + 2H+ (aq) + SO42-(aq) SO32- (aq) + H2O (l) (x1) E = -0,77 volt
2 Fe2+ (aq) + 2H+ (aq) + SO42-(aq) 2 Fe3+ (aq) SO22- (aq) + H2O (l) E = -0,33 volt
2 FeSO4 (aq) + 2 H2SO4 (aq) Fe2(SO4)3 (aq) + H2SO3 (aq) + H2O (l)
Yang kedua 5 ml AgNO3 0,1 M ditambahkan dengan 5 ml NaCl. Pada
larutan terdapat terdapat endapan putih yang merupakan garam AgCl. Setelah itu
ketika endapan putih di simpan di tempat gelap endapan menjadi wana abu tua.
Pada reaksi ini yang terjadi adalah reaksi reduksi. Reaksi yang terjadi adalah :
AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

3. Reaksi pembentukan kompleks dan substitusi ligan


Yang pertama 5 tetes FeCl3 0,01 mol dilarutkan dngan aquades dan
ditambahkan NH4OH serta Mg-EDTA sehingga terjadi pmbenukan
endapan berwarna jingga. Pembentukan endapan menunjukkan
terjadinya reaksi pembentukan kompleks. Senyawa kompleks memiliki
warna karena menyerap panjang gelombang tertentu dari cahaya
tampak. Reaksi yang terjadi adalah :
FeCl3 (aq) + 3 NH4OH (aq) Fe(OH)3 (s) + 3 NH4Cl (aq)

Fe(OH)3 (s) + Mg.EDTA (aq) [ Fe(EDTA)] (aq) + Mg (OH)3


(s)

FeCl3 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Fe(EDTA)] (aq) + MgCl2 (aq)

Fe(EDTA)] (aq) + NH4OH (aq) Fe(OH)3 (aq) + [NH4(EDTA)]


(aq)

Yang kedua yaitu 1 ml larutan CaCl2 0,01 mol yang


ditambahakan dengan NH4OH dan Mg-EDTA, pada
percoban ini terjadi perubahan warna. Hal ini karena
atom pusat pada senyawa kompleks bujan senyawa
transisi. Pada kompleks ini atom pusatnya adalah Ca.
Reaksi yang terjadi adalah :

CaCl2 (aq) + 2 NH4OH (aq) Ca(OH)2 (aq) + 2 NH4Cl (aq)

Ca(OH)2 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Ca(EDTA)] (aq) + Mg


(OH)2 (aq)
CaCl2 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Ca(EDTA)] (aq) + MgCl2 (aq)

[Ca(EDTA)] (aq) + NH4OH (aq) Ca(OH)2 (aq) +


[NH4(EDTA)] (aq)

4. Reaksi katalisis
Pada reaksi ini larutan Na2S2O4 ditambahakan dengan
katalis FeCl3.6H2O, FeSO4.7H2O, CuSO4.5H2O dan tanpa
katalis. Untuk mengetahui pengaruh dari katalis maka
dilihat dengan waktu terlihatnya tanda X yang berada di
bawah gelas ukur. Maka dapat diketahui bahwa yang
tanpa menggunakan katalis berlangsung paling lama.
Pada hal ini menunjukkan katalis mempengaruhi laju
reaksi. Dan reaksi yang terjadi adalah :
Na2S2O3(aq) + FeCl3(aq) Fe2(S2O3)3(aq) + 6NaCl(aq)
FeSO4(aq) + Na2S2O3(aq) Na2SO4(aq) + FeS2O3(aq)
CuSO4(aq) + Na2S2O3(aq) CuS2O3(aq) + NaSO4(aq)

Aida Rismawati

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan anatara


energi panas dan energy kimia sedangkan kinetika kimia adalah bidang
ilmu kimia yang mempelajari kecepatan berlangsungnya suatu reaksi
kimia. Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan
antarbahan kimia yang biasanya dikarakterisasikan dengan perubahan
kimia dan akan menghasilkan satu atau lebih produk yang biasanya
memiliki cirri-ciri yang berbeda dari reaktan. Pada percobaan yang telah
dilakukan , ada beberapa reaksi yang terjadi yaitu reaksi asam basa dan
metatesis, reaksi redoks, reaksi fitokimia, reaksi pembentukan kompleks
dan substitusi ligan, serta reaksi katalisis.

Reaksi asam-basa dan metatesis


Reaksi asam-basa secara luas merupakan reaksi antara asam
dengan basa sedangkan reaksi metatesis (reaksi pertukran antara anion dan
kation) yang mana dua senyawa saling berganti ion atau ikatan untuk
membuat senyawa yang berbeda.

Pada tabung pertama dimasukkan 1ml HCl 6M dan ditambahkkan


1ml NaOH 6M kemudian diuapkan hingga larutan mengering. Pada saat
larutan diuapkan, air yang terkandung dalam larutan menguap dan terdapat
endapan putih dan didapat suhu ruangan sebesar 27 oC dan suhu tertinggi
yaitu pada 75oC. Pengukuran suhu pada percobaan ini bertujuan untuk
mencari nilai energy bebas pada reaksi. Air yang dihasilkan pada reaksi
ini merupakan elektrolit yang sangat lemah sehingga sangat kecil untuk
terionisas sedangkan NaCl mudah sekali terionisasi dalam air menjadi Na +
dan Cl-. Reaksi yang trjadi ini merupakan reksi penetralana dimana
didalamnya terjadi reaksi antara asam kuat dengan basa kuat. Asam ini
akan memberikan hydrogen (H) yang dapat memperbesar konsentrasi dari
ion OH- dalam air. Kenaikan suhu yang terjadi ini dikarenakan reaksi
dipanaskan sehingga terjadi reaksi eksoterm (pembebasan energy/kalor).
Sehingga entalpi system akan berkurang yang artinya entalpi produk lebih
kecil dibandingkan entalpi pereaksinya. Jika ditinjau dari nilai data entalpi
(H) dapat dihitung H = (-411,15 + (-285,83)) ((-425,61) + (-167,16)).
Sehingga jika dikalkulasikan nilai H tersebut yaitu -104,21 kj/mol.
Sedangkan nilai entropinya (S) yaitu S = (72,13 + 69,91) (64,46 +
56,5) yaitu 21,08 kj/mol. Nilai G = H TS yaitu (-140,21kj/mol)
(311K(21,08 x 10kj/mol)) = -110,7559 kj/mol. Jadi pada reaksi ini
dikendalikan oleh kendali termokimia karena energy bebeas yang
dihasilkan menghasilkan nilai yang negative. Dengan persamaan reaksi
sebagai berikut:

NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(aq)

Pada tabung kedua larutan Na2CO3 0,01mol sebanyak 2 tetes


ditambahkan dengan larutan HCl 0,005mol terbentuk larutan berwarna
putih yang kemudian diuapkan hingga larutan mulai mengering dengan
suhu tertinggi yang didapat yaitu 80oC. Reaksi yang terjadi yaitu:

Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) NaCl(aq) + H2CO3(aq)

Pada tabung ketiga yaitu NH4OH ditambah dengan CH3COOH


yang kemudian dipanaskan terbentuk uap dan tidak ada endapan pada
tabung dan suhu tertingginya yaitu 90oC. Percobaan ini mengalami reaksi
eksoterm (melepaskan energy/kalor). Reaksi yang terjadi yaitu:

NH4OH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + NH4+(aq)

Pada tabung keempat, larutan Na2CO3 ditambahkan larutan CaCl2


kemudian dipanaskan terbentuk tiap dan ada noda putih kering sedkit
dengan suhu tertinggi yitu 30oC. reaksi ini juga merupakn reaksi eksoterm
karena adanya pelepasan kalor. Reaksi yang terjadi yaitu:

Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) 2NaCl(aq) + CaCO3(aq)

Ciri-ciri terjadinya reaksi metatesis:

1. Menghasilkan endapan

2. Menghasilkan perubahan warna

3. Menghasilkan gas/gelembung

4. Perubahan suhu

5. Baunya

Reaksi redoks

Percobaan kedua dilakukan reaksi redoks, reaksi redoks dapat


dipahami sebagai transfer electron dari salah satu senyawa (disebut
reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Oksidasi diartikan
sebagai kenaikan bilangan oksidasi. Dan reduksi adalah penurunan
bilangan oksidasi. Pada percobaan redoks ini dimasukkan kedalam tabung
reaksi larutan H2SO4 yang kemudian dimasukkan paku kedalam larutan,
hasil dari pengamatan terlihat ada gelembung dimana semakin lama,
gelembung tersebut semakin banyak dan paku menjadi menghitam. Ini
menunjukan bahwa pada larutan terjadi reaksi elektrolisis dimana larutan
H2SO4 mengandung air dan oksigen diudara masuk pada tabung yang
menyebabkan adanya oksigen terlarut pada larutan H2SO4. Adanya oksigen
dan air ini juga dapat menyebabkan adanya oksigen terlarut pada larutan
H2SO4 merupakan larutan elektrolit yang dapat mempercepat reaks korosi.
Reaksi elektrolisis pada H2SO4 yaitu:

Fe2+ Fe3+ + 1e-

2e- + 2H+ + SO42- SO32- + H2O

2Fe2+ + 2H+ + SO42- 2Fe3- + SO32- + H2O

Reaksi yang terjadi pada paku dan larutan H2SO4 yaitu:

2FeSO4(aq) + 2H2SO4(aq) Fe2(SO4)3(aq) + H2SO3(aq) + H2O(aq)

Selanjunya pada tabung reaksi kedua, larutan AgNO 3 ditambahkan


larutan NaCl sehingga terbentuk larutan keuh saat dicampurkan, namun
setelah didiamkan beberapa lamalarutan menjadi tidak berwarna kembali
dan ada endapan berwarna putih pada larutan. Endapan ini karena larutsn
yang digunakan merupakan ion logam yang sukar larut dalam air sehingga
terbentuk endapan. Endapan yang dihasilkan adalah AgCl. Larutan
kemudian disaring dan didapatkan pada kertas saring. Padatan dibagi 2
untuk dilakukan perbandingan perubahan yang terjadi dimana kertas
saring 1 disimpan dibawah sinar matahari lanngsung sedangkan kertas
saring 2 disimpan ditempat yang gelap. Hasil dari padatan yang disimpan
ditempat glap adalah endapan yang tidak berubah warna (tetap bewarna
putih) karena tidak terjadi reaksi redoks sedangkan pada tempat yang
terang warna endapan berubah menjadi abu-abu dikarenakan terjadi reaksi
redoks oleh sinar matahari (UV). Selain itu terjadi juga reaksi fotokimia
dimana terjadi reaksi perubahan fisik maupun kimia yang akan tampak
yang diakbibatkan oleh absorpsi cahaya, dalam konteks cahaya percobaan
disini yaitu sinar matahari (UV). Maka reaksi yang terjadi pada larutan
tersebut adalah:
AgNO3(aq) + 2NaCl(aq) AgCl2(aq) + 2NaNO3(aq)

Reaksi pembentukan kompeks dan substitusi ligan

Percobaan ketiga adalah reaksi pembentukan kompleks dan


substtusi ligan. Reaksi kompleksometri adalah reaksi ion ogam, yaitu
kation dengan anion atau molekul netral. Senyawa kompleks terdiri dari
atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat pada atom pusat. Satu ion atau
molekul kompeks terdiri dari atom pusat yang ditandai dengan bilangan
koordinasi, yakni suatu angka bulat yang menunjukan jumlah ligan
(monodentat) yang membentuk kompleks stabil dengan satu atom ion
(pusat). Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat
kelarutan yang tinggi.

Pada tabung pertama larutan FeCl3 0,01mol larutan berwarna


kuning sedikit pekat dilarutkan dalam akuades kemudian ditambah
NH4OH terjadi perubahan warna, kemudian ditambahkan NH4OH 4 tetes
sehingga larutan berubah warna menjaditak berwarna namun terdapat
endapan berwarna jingga lalu ditambahkan Mg-EDTA 5 tetes dan larutan
menjadi larutan tak berwarna dan terdapat endapan jingga. Maka reaksi
yang terjadi yaitu sebagai berikut:

FeCl3(aq) + 3NH4OH(aq) Fe(OH)3(s) + 3NH4Cl(aq)

Fe(OH)3(s) + [Mg(EDTA)](aq) [Fe(EDTA)](aq) + Mg(OH)3(s)

Pada tabung kedua, larutan FeCl3 ditambahkan larutan Mg-EDTA 5 tetes


sehingga warna larutan menjadi memudar dari berwarna kuning menjadi berwarna
kuning pudar. Kemudian ditambahkan larutan NH4OH 4 tetes sehingga larutan
berubah warna dari larutan yang berwarna kuning pudar berubah menjadi warna
jinga dan keruh. Pergantian ligan ini dilakukan untuk mengetahui senyawa kupri
sulfat lebih membentuk kopleks denan ligan yang mana, dimana pada larutan
terjadi perubahan warna dan itu membuktikan bahwa tejadi reaksi pembentukan
kompleks pada larutan. Maka reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut:
FeCl3(aq) + [Mg(EDTA)](aq) [Fe(EDTA)](aq) + MgCl2(aq)

[Fe(EDTA)](aq) + NH4OH(aq) Fe(OH)3(s) + NH4-


EDTA(aq)

Pada tabung ketiga, larutan CaCl2 ditambahkan larutan NH4OH tidak


terjadi perubahan warna, kemudian ditambahkan larutan Mg-EDTA tetap tidak
terjadi perubahan warna dimana larutan tetap tidak berwarna.

CaCl2(aq) + 2NH4OH(aq) Ca(OH)2(aq) + 2NH4Cl(aq)

Ca(OH)(aq) + [Mg(EDTA)](aq) [Ca(EDTA)](aq) + MgCl2(aq)

Pada tabung keempat, larutan CaCl2 tak berwarna ditambahkan Mg-EDTA


terbentuk 2 fasa namun setelah didiamkan, larutan menjadi tidak berwarna
kembali dan kemudian ditambahkan larutan NH4OH tetap tidak berwarna pada
larutan. Reaks yang terjadi yaitu:

CaCl2(aq) + [Mg(EDTA)](aq) [Ca(EDTA)](aq) + MgCl2(aq)

[Ca(EDTA)](aq) + MgCl2(aq) Ca(OH)2(aq) + Mg-EDTA(aq)

Reaksi katalisis

Percobaan keempat yaitu reaksi katalisis. Katalisis adalah suatu zat yang
berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh
kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energy aktifasi, sehingga jika kedalam
suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini
disebabkan kaena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energy
aktifasi.

Pertama, larutan Na2S2O3 yang tak berwarna ditambahkan dengan larutan


FeCl3.6H2O (larutan berwarna kuning) terjadi perubahan warna pada
pencampuran dimana larutan berubah menjadi larutan berwarna hitam. Tanda X
dikertas dibawah gelas ukur terlihat pada detik ke 23,9 dimana larutan pada gelas
ukur juga mengalami perubahan warna, dari larutan hitam menjadi larutan
berwarna kuning bening (transparan). Maka reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
Na2S2O3(aq) + FeCl3.6H2O(aq) Fe2(S2O3)3(aq) + 2NaCl(aq)

Kedua, larutan Na2S2O3 yang tak berwarna ditambahkan dengan larutan


FeCl3.6H2O (larutan berwarna kuning) dan ditambahkan katalis FeCl3.6H2O 1
tetes, terjadi perubahan warna pada pencampuran dimana larutan berubah menjadi
larutan berwarna hitam. Tanda X dikertas dibawah gelas ukur terlihat pada detik
ke 6,73 dimana larutan pada gelas ukur juga mengalami perubahan warna, dari
larutan hitam menjadi larutan berwarna kuning bening (transparan). Maka reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:

Na2S2O3(aq) + FeCl3.6H2O(aq) Fe2(S2O3)3(aq) + 2NaCl(aq)

Ketiga, larutan Na2S2O3 yang tak berwarna ditambahkan dengan larutan


FeSO4.7H2O dan ditambahkan katalis FeSO4.7H2O 1 tetes, terjadi perubahan
warna pada pencampuran dimana larutan berubah menjadi larutan berwarna
hitam. Tanda X dikertas dibawah gelas ukur terlihat pada detik ke 9,13 dimana
larutan pada gelas ukur juga mengalami perubahan warna, dari larutan hitam
menjadi larutan berwarna kuning bening (transparan). Maka reaksi yang terjadi
adalah sebagai berikut:

Na2S2O3(aq) + FeSO4.7H2O(aq) FeS2O3(aq) + Na2SO4(aq)

Keempat, larutan Na2S2O3 yang tak berwarna ditambahkan dengan larutan


FeCl3.6H2O (larutan berwarna kuning) dan ditambahkan katalis CuSO4.5H2O 1
tetes, terjadi perubahan warna pada pencampuran dimana larutan berubah menjadi
larutan berwarna hitam. Tanda X dikertas dibawah gelas ukur terlihat pada detik
ke 2,5 dimana larutan pada gelas ukur juga mengalami perubahan warna, dari
larutan hitam menjadi larutan tak berwarna. Maka reaksi yang terjadi yaitu:

Na2S2O3(aq) + CuSO4.H2O(aq) CuS2O3(aq) + Na2SO4(aq)

Dari keempat percobaan pada reaksi katalisis semua zat yang ditambahkan
dengan katalis dapat bereaksi lebih cepat dalam kurun waktu belum menginjak
pada detik ke 10 semua reaktan maupun produk telah bereaksi sempurna
dibandingkan dengan reaksi tanpa katalis, yaitu pada tabung kesatu. Hal ini sangat
sesuai dengan factor-faktor yang mepengaruhi laju reaksi yang salah satunya
menyebutkan bahwa katalis dapat mempercepat laju reaksi dan ini terbukti dalam
percobaan ini.

Ajeng Siti Rahayu

Pada percobaan kali ini membahas tentang reaksi-reaksi


dasar senyawa anorganik. Pada percobaan dilakukan pada
tabung reaksi karena reaksi/energi yang dihasilkan kecil dan
mudah diindentifikasi. Di tabung rekasi satu dimasukan HCl 6 M
dengan NaOH 6 M, reaksi ini dinamakan reaksi penetralan.
Reaksi penetralan adalah reaksi antara asam dan basa, asam
adalah zat yang terdapat dalam air, yang dapat memberikan ion
Hidrogen (H+) atau ion Hidronium (H3O+) bila dilarutkan dalam air.
Sedangkan Basa adalah zat dalam air yang menghasilkan ion
hidrokis atau zat yang dapat memperbesar konsentrasi ion OH -
dalam air. Pada percobaan kali ini, digunakan dua buah larutan
yang berbeda, satu bersifat asam dan yang satu lagi bersifat
basa. Pada campuran asam klorida (HCl) dan natrium hdroksida
(NaOH) terbentuk endapan putih (AgCl) dari hasil reaksi yang
kemudian dipanaskan sampai larutan kering.

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(g)

Suhu pada percobaan ke-1 ini yaitu dari suhu awal larutan
sebesar 27C menjadi sebesar 75C.

Pada percobaan di tabung reaksi ke-2, Na 2CO3 ditambahkan


dengan HCl, ini merupakan reaksi asam basa, karena terbentuk
NaCl. Setelah air diuapkan terbentuk endapan merah
kekuningan, hal ini dikarenakan zat yang volatil menguap, dan
zat yang non volatil tetap berada di tabung reaksi. Suhu pada
percobaan ke-1 ini yaitu dari suhu awal larutan sebesar 27C
menjadi sebesar 80C.

Pada tabung reaksi ke-3: Suhu meningkat setelah


direaksikan. Persamaan reaksi termokimianya adalah :

CH3COOH(aq) + NH3(aq) CH3COOH(aq) + NH4(aq) H = - 252


Kj.mol-1

Untuk menguraikan 1 mol CH3COOH dan NH3 menjadi unsur-


unsurnya dilepaskan kalor sebesar 252 Kj.mol -1. Dan reaksinya
terjadi secara Eksoterm, karena melepaskan kalor dan
menghasilkan gas amoniak yang berbau menyegat (racun). Suhu
pada percobaan ke-1 ini yaitu dari suhu awal larutan sebesar
27C menjadi sebesar 30C.

Pada tabung rekasi ke-4 Na2CO3 yang ditambahkan CaCl2


dengan reaksi termodinamikanya:

CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + CaCO3(s)

Dihasilkan endapan berwarna putih, karena CaCO 3 berwarna


nyala putih. Merupakan reaksi eksoterm karena terjadi kenaikan
suhu (sistem melepas kalor ke lingkungan). Suhu pada
percobaan ke-1 ini yaitu dari suhu awal larutan sebesar 27C
menjadi sebesar 83C.

Pada percobaan reaksi redoks dimasukan paku ke dalam


larutan H2SO4 . adanya gelembung mengindikasikan bahawa
terjadi reaksi elektrolisis. Larutan H2SO4 mengandung air (H2O),
dan keadaan tabung terbuka, sehingga oksigen (O2) di udara
dapat masuk ke tabung, dan menyebabkan adanya oksigen
terlarut pada larutan H2SO4 di tabung ini. Adanya oksigen dan air
jelas dapat menyebabkan terjadinya korosi pada paku di tabung
ini. Larutan H2SO4 adalah larutan elektrolit, larutan elektrolit
adalah salah satu faktor untuk mempercepat reaksi korosi. Pada
tabung 6, seharusnya paku berkarat. Pada percobaan, paku
berkarat (berubah menjadi berwarna hitam karena dikikis oleh
H2SO4) dan air berwarna kecoklatan, sehingga percobaan sesuai
dengan teori. Paku yang ditempatkan pada tabung yang terdapat
oksigen dan air mengalami perkaratan, Larutan H 2SO4 akan
mengalami reaksi elektrolisis ;

Katode : 2H+(aq) + 2e- H2(g)

Anode : 2H2O(l) 4H+(aq) + O2 + 4e-


Reaksi sel : 2H2O(l) 2H2(g) + O2
Sehingga tabung ini kaya akan oksigen (O2), yakni berasal dari
reaksi elektrolisis larutan H2SO4, oksigen terlarut dalam air dan
oksigen dari udara sekitar.

Pada percobaan ke-2 reaksi redoks AgNO3 ditambahakan


dengan NaCl, ini merupakan reaksi pengendapan. Reaksi
pengendapan adalah reaksi antara zat-zat atau ion logam yang
sukar larut dalam air, sehingga terbentuk endapan. Reaksinya:

AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3

Endapan putih disebabkan oleh adanya endapan AgCl.


Pada penjemuran selama 5 menit endapan AgCl berubah warna
menjadi hitam (UV Ag), ini mengindikasikan bahwa terjadi reaksi
redoks oleh sinar matahari (UV), sedangkan pada pendiaman di
tempat gelap tidak terjadi apa- apa, hal ini dikarenakn tidak
terjadi reaksi redoks oleh sinar UV

Pada percobaan reaksi pembentukan kompleks dimana


FeCl.6H2O ditambahkan NH3 dan Mg.EDTA, yang kemudian
ditukar FeCl.6H2O ditambahkan Mg.EDTA kemudian NH3. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui bahwa feriklorida membentuk
kompleks dengan ligan EDTA dan NH3. Pada percobaan diperoleh
perubahan warna (dari tidak berwarna menjadi berwarna jingga
dan terdapat endapan merah bata) yang mengindikasikan
adanya reaksi pembentukan kompleks dengan ligan NH 3 dan juga
Mg.EDTA.

Pada reaksi katalisis dimana Katalis menurunkan energi


aktivasi reaksi dan meningkatkan laju reaksi, melalui
peningkatan konstanta laju. Dalam percobaan ini dilakukan
Larutan natriumtiosulfat ditambahkan larutan feri(III)klorida,
untuk mengetahui pengaruh katalis pada kecepatan reaksi,
Dengan mengamatinya lewat spidol yang ada di bawah gelas
beker dimana terjadi perubahan kekeruhan yang
mengindikasikan adanya pengaruh katalis.

Emay Maesaroh

Termokimia adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara energi panas


dan energi kimia, sedangkan kinetika kimia adalah bidang ilmu kimia yang
mempelajari kecepatan berlangsungnya suatu reaksi kimia. Reaksi kimia adalah
suatu proses alam yang selalu menghasilkan antar bahan kimia yang biasanya di
karakterisasikan dengan perubahan kimia dan akan menghasilkan satu atau lebih
produk yang biasanya memiliki ciri ciri yang berbeda dari reaktan. Pada
percobaan yang telah dilakukan ada beberapa reaksi yang terjadi yaitu: reaksi
asam dan metatesis, reaksi redoks, rekasi pembentukan kompleks dan subtitusi
ligan, serta reaksi katalisis.

Reaksi asam basa secara luas merupakan reaksi antara asam dengan basa,
sedangkan reaksi metatesis (reaksi penggantian ganda) yang mana dua senyawa
saling berganti ion, atau ikatan untuk membentuk senyawa yang berbeda. Pertama
dimasukan larutan HCl 6M yang kemudian ditambahkan larutan NaOH 6M,
kemudian dilakukan pemanasan sehingga membentuk gelembung dari uap pada
larutan, terbentuk endapan berwarna putih, pada suhu: 75 . Air yang

dihasilkan pada reaksi ini merupakan elektrolit yang sangat lemah sehingga sangat
kecil untuk terioniasi sedangkan NaCl mudah sekali untuk terionisasi dalam air
menjadi Na+ dan Cl-. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi penetralan dimana
didalamnnya terjadi reaksi antara asam kuat dengan basa kuat, asam ini akan
memberikan ion hidrogen (H+) yang dapat memperbesar konsentrasi dari ion OH
dalam air, kenaikan suhu yang terjadi ini dikarenakan reaksi dipanaskan sehingga
terjadi reaksi eksoterm(pembebasan energi kalor)sehingga entalpi sistem akan
berkurang yan artinya entalpi produk lebih kecil bila dibandingkan dengan entalpi
pereaksinya reaksi yang terjadi :

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(s) + H2O(l)

Pada tabung kedua larutan Na2CO3 0.01 M ditambahkan dengan larutan


HCl 6M terbentuk larutan tak berwarna, yang kemudian dipanaskan sehingga

terbentuk uap pada suhu 80 terdapatnya endapan karenaz at yang

mengandung volatil menguap, sedangkan zat non volatil tetap dalam tabung reaksi
dengan persamaan reaksinya:

Na2CO3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(s) + 2H2O(l) + CO2(g)

Pada tabung ke 3 yaitu NH3 ditambah dengan CH3COOH yang

menghasilkan larutan tak berwarna, dan diperoleh suhu ruangnya 30 .

NH3(aq) + CH3COOH(aq) CH3COO(aq) + NH4(aq)

Pada tabung ke 4 larutan Na2CO3 ditambahkan dengan larutan CaCl2


kemudian dipanaskan terbentuk uap dan ada sedikit endapan kering dengan

dicapai suhu tertingginya 83 reaksi ini merupakan reaksi eksoterm karena

adanya pelepasan kalor, reaksi yang terjadi yaitu:


Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) 2NaCl(s) + Ca CO3(s)

Ciri ciri terjadinya reaksi metatesis:

1. Menghasilkan endapan
2. Menghasilkan perubahan warna
3. Menghasilkan gas
4. Terjadinya perubahan suhu
5. Baunya.
Percobaan kedua dilakukan reaksi redoks. Reaksi redoks dapat dipahami
sebagai transfer elektron dari salah satu senyawa (disebut reduktor) ke senyawa
lainya (disebut oksidator)oksidasi merupakan kenaikan bilangan oksidasi dan
reduksi merupakan pengurangan bilangan oksidasi.pertama menimbang KClO3 0.5
gram yang kemudian dipanaskan sehingga padatan sehingga padatan tersebut
mencair menjadi larutan tidak berwarna yang kemudian didinginkan sehingga
terbentuk kristal tak berwarna pada tabung reaksi, selanjutnya larutan H2SO4
dipipet kemudian dimasukan paku kedalam larutan H 2SO4. Hasil pengamatan
terlihat adanya gelembung dimana semakin lama maka gelembung tersebut
semakin banyak ini menunjukan bahwa pada larutan terjadi reaksi elektrolisis
dimana larutan H2SO4 mengandung air, dan oksigen diudara masuk pada tabung
yang menyebabkan adanya oksigen terlarut pada larutan H2SO4. Adanya oksigen
dan air ini juga dapat menyebabkan terjadinya korosi pada paku. Larutan H 2SO4
merupakan larutan elektrolit yang dapat mempercepat reaksi korosi. Reaksi
elektrolisis pada H2SO4 yaitu:
Fe + H SO FeSO + CO3(g) + H2O
(s) 2 4(aq) 4(aq)

Selanjutnya larutan AgNO3 ditambahkan larutan NaClsehingga terbentuk


larutan keruh saat dicampurkan namun setelah didiamkan beberapa lama larutan
menjadi tidak berwarna kembali dan ada endapan berwarna putih pada larutan.
Endapan ini ada karena larutan yang digunakan merupakan logam yang sukar
larut dalam air, sehingga membentuk endapan. Endapan yang dihasikan adalah
AgCl. Larutan kemudian disaring, dan didapatkan padatan pada kertas saring,
padatan dibagi 2 untuk dilakukan perbandingan perubahan yang terjadi, dimana
kertas saring 1 disimpan dibawah sinar matahari langsung, sedangkan kertas
saring 2 disimpan ditempat yang gelap. Hasil dari padatan yang disimpan
ditempat yang gelap adalah endapan yang tidak berubah warna tetap berwarna
putih karena tidak terjadinya reaksi redoks sedangkan padatan yang disimpan
ditempat yang terang terjadinya perubahan yakni warna endapan berubah menjadi
warna abu abu dikarenakan terjadinya reaksi redoks oleh sinar matahari (sinar
UV) reaksi yang terjadi pada larutan yaitu:
AgNO + NaCl AgCl + NaNO
3(aq) (aq) (s) 3(aq)

Percobaan ke 3 adalah reaksi pembentukan kompleks dan subtitusi ligan.


Reaksi kompleksometri adalah reaksi ion logam yaiu kation dengan anion atau
molekul netral. Terdiri dari atom pusat dan sejumlah ligan yang terikat pada atom
pusat. Satu ion atau molekul kompleks terdiri dari atom pusat yang ditandai
dengan bilangan koordinasi, yakni suatu angka bulat yang menunjukan jumlah
ligan monodentat yang membentuk kompleks stabil dengan satu ion pusat.
Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutannya tinggi.
Pertama larutan FeCl3 ditambah larutan Mg-EDTA dengan tidak terjadinya
perubahan warna, kemudian ditambahkan larutan NH3 terjadi perubahan warna
pada larutan dari tidak berwarna menjadi warna jingga, kedua larutan FeCl 3
ditambah dengan larutan NH3 terjadi perubahan warna pada larutan dari larutan
berwarna kuning menjadi warna jingga kemudian campuran ditambahkan dengan
larutan Mg-EDTA sehingga warna jingga pada larutan memudar dan terbentuk
endapan berwarna merah kecoklatan. Pergantian ligan ini dilakukan untuk
mengetahui senyawa kuprisulfat lebih membentuk kompleks dengan ligan yang
mana, dimana pada larutan terjadi perubahan warna, dan itu membuktikan bahwa
terjadi reaksi pembentukan kompleks pada larutan. Ketiga larutan CaCl 3
ditambahkan larutan NH3 tidak terjadinya perubahan warna kemudian
ditambahkan larutan Mg-EDTA tetap tidak terjadinya perubahan warna dimana
larutan tetap tidak berwarna. Keempat larutan CaCl 2 tak berwarna ditambahkan
Mg-EDTA terbentuk 2 fasa namun setelah didiamkan larutan menjadi tidak
berwarna kembali dan kemudian ditambahkan larutan NH3 tetap tidak terjadinya
perubahan warna. Reaksi yang terjadi yaitu:
FeCl3(aq) + Mg-EDTA(aq) Fe-EDTA(aq) + MgCl(s)
FeCl NH OH [Fe(NH ) ]Cl
3(aq) + 4 (aq) ) 4 6 (aq)

CaCl3(aq) + Mg-EDTA(aq) Ca-EDTA(aq) + MgCl(s)


CaCl NH OH [Ca(NH ) ]Cl
3(aq) + 4 (aq) ) 4 6 (aq)

Percobaan ke 4 yaitu reaksi katalisis. Katalisis adalah suatu zat yang


berfungsi mempercepat terjadinya reaksi tetapi pada akhir reaksi dapat diperoleh
kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan energi aktifasi sehingga jika kedalam
suatu reaksi ditambahkan katalis maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini
disebabkan karena zat zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi
aktifasi.
Pertama larutan Na2S2O3 tidak berwarna ditambahkan larutan FeSO4
larutan hijau terjadi perubahan warna pada saat pencampuran dimana larutan
atas berwarna hitam dan larutan bawah tidak berwarna. Tanda X di kertas yang
disimpan dibawah labu ukur terlihat pada detik 23.90 dimana larutan pada gelas
ukur juga mengalami perubahan warna yang atas berwarna coklat sedangkan yang
bawah tidak berwarna. Selanjutnya ditambahkan larutan FeSO 4 1 tetes kembali
dan terjadi perubahan warna kembali pada larutan. Pada bagian atas terlihat
larutan tidak berwarna, dibagian tengah larutan berwarna putih, dan pada bagian
bawah larutan tidak berwarna.
Kedua larutan Na2S2O3 ditambahkan dengan larutan CuSO4 (larutan
berwarna biru) terjadi perubahan warna menjadi warna hijau dan tanda X pada
kertas terlihat pada detik 6.73sekon . Selanjutnya larutan ditambah 1 tetes CuSO 4
dan tidak terjadinya perubahan warna, dimana larutan tetap berwarna hijau.
Ketiga larutan Na2S2O3 tidak berwarna ditambahkan larutan FeCl3 larutan
kuning kecoklatan terjadi perubahan warna pada saat pencampuran dimana
larutan berwarna hitam pekat. Tanda X di kertas yang disimpan dibawah labu ukur
terlihat pada detik 9.13 sekon dan terjadi perubahan warna pada larutan dibagian
atas larutan berwarna kuning pucat, selanjutnya dilakukan penambahan 1 tetes
FeCl3 sehingga larutan berubah warna menjadi bagian atas berwarna kuning
terang bagian tengah berwarna coklat, dan bagian bawah berwarna kuning pucat.
Reaksi yang terjadi yaitu:
FeCl3(aq) + Na2S2O3(aq) FeCl (aq) + Na2S2O6(aq) + NaCl
Na S O + CuSO CuS O + Na SO
2 2 3(aq) 4(aq) 2 3(aq) 2 4(aq)

Na2S2O3(aq) + FeSO4(aq) Fe S2O3(aq) + Na2SO4(aq)

Hadya Ayu Hajayasti

Dalam praktikum kali ini yang berjudul Reaksi dasar


anorganik : Kendali termokimia dan kinetika, kita akan
menganalisis beberapa reaksi2 dasar kimia yang banyak di
temukan dalam zat anorganik. Diantaranya yaitu reaksi asam-
basa, reaksi redoks, reaksi pembentukan kompleks, dan reaksi
katalisis.

Pada percobaan pertama, yaitu reaksi asam-basa dan


metatesis, akan dilakukan 4 kali perlakuan. Yang pertama, pada
tabung reaksi satu dimasukan 1ml HCl 6 M dengan 1ml NaOH 6
M, jika HCl dicampurkan dengan NaOH, maka ion H+ dari HCl
akan bereaksi dengan ion OH dari NaOH membentuk air (H 2O),
sementara Cl dari HCl akan bereaksi dengan ion Na+ dari NaCl
membentuk garam NaCl. Reaksi ini disebut reaksi penetralan.
Reaksi penetralan adalah reaksi antara asam dan basa. Asam
adalah zat yang terdapat dalam air, yang dapat memberikan ion
hidrogen (H+) atau ion Hidronium (H3O+) bila dilarutkan dalam
air. Sedangkan basa adalah zat dalam air menghasilkan ion
hidrokis atau zat dapat dapat memperbesar konsentrasi ion OH -
dalam air. Pada campuran asam klorida (HCl) tidak ditambahkan
indikator phenolphthalein, sehingga tidak menyebabkan adanya
perubahan. Larutan tersebut tetap tidak berwarna. Saat kedua
larutan diuapkan terbentuk gelembung, ini membuktikan bahwa
terjadi reaksi penetralan saat kedua larutan bercampur, dimana
larutan HCl 6 M bersifat asam dan larutan NaOH 6 M bersifat
basa. Saat diukur suhunya, terjadi kenaikan suhu dari suhu awal
27 C menjadi 75 C , ini dikarenakan reaksi penetralan
merupakan reaksi eksoterm (melepaskan kalor). Dimana sistem
membebaskan energi sehingga entalpi sistem akan berkurang,
artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Oleh
karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Sehingga
reaksinya berikut:

HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l) H= - 252 kj/mol

Pada nilai entalpinya dapat dilihat bahwa untuk menguraikan 1


mol NaOH dan HCl menjad unsur-unsurnya dilepaskan kalor
sebesar 252 kj/mol. Di dalam larutannya, HCl dan NaOH akan
terurai menjadi ion-ionnya, sehingga reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut:

H+ (aq) + Cl (aq) + Na+ (aq) + OH (aq) Na+ (aq) + Cl (aq) + H2O (aq)

Dari reaksi di atas dapat disederhanakan menjadi reaksi ion


bersih sebagai berikut :

H+(aq) + OH(aq) H2O(aq)

Perlakuan kedua, pada tabung reaksi ke-2, larutan Na 2CO3 0,01


mol ditambahkan dengan larutan HCl 0,005 mol, ini merupakan
reaksi asam basa karena terbentuk NaCl. Setelah diaduk terjadi
pembentukan endapan ini dikarenakan zat yang volatil menguap,
dan zat yang non volatil tetap berada di tabung reaksi. Sehingga
saat Na2CO3 direaksikan dengan HCl akan terbentuk endapan dan
warna larutan tesebut menjadi putih. Saat diukur suhunya,
terjadi kenaikan suhu dari suhu awal 27 C menjadi 75 C, ini
dikarenakan reaksi penetralan merupan reaksi eksoterm
(melepaskan kalor).

Persamaan reaksi :

Na2CO3 (aq) + 2 HCl (aq) 2 NaCl (aq) + H2CO3 (aq)

Perlakuan ketiga, pada tabung reaksi ke-3 larutan NH 3 0,1 mol


ditambahkan larutan CH3COOH 0,1 mol. Reaksi yang terjadi
adalah hidrolisis total (sempurna), yaitu terjadi reaksi anatara
asam lemah (CH3COOH) dan basa lemah (NH3). Dimana baik
kation maupun anion, sama-sama mengalami hidrolisis, sebab
keduanya berasal dari spesi lemah. Garam yang terbentuk
mengalami ionisasi sempurna dalam air.
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :

CH3COOH (aq) + NH3 (aq) CH3COOH (aq) + NH4 (aq)

Perlakuan keempat, pada tabung rekasi ke-4 larutan Na 2CO3


ditambahkan larutan CaCl2. Pada tabung ini yang terjadi adalah
rekasi pengendapan.
dengan reaksi termodinamikanya:
CaCl2 (aq) + Na2CO3 (aq) 2 NaCl (aq) + CaCO3 (s)

Dihasilkan endapan berwarna putih, karena CaCO 3 berwarna


nyala putih. Merupakan reaksi eksoterm karena terjadi kenaikan
suhu (sistem melepas kalor ke lingkungan).

Pada percobaan kedua yaitu reaksi redoks, akan dilakukan


2 perlakuan. Perlakuan pertama paku dimasukan ke dalam
larutan H2SO4 . Hasil yang didapatkan pada paku adalah dengan
adanya gelembung-gelembung pada paku dan perubahan warna
paku yang menjadi warna hitam. Adanya gelembung pada paku
menunjukan bahwa terjadi reaksi elektrolisis. Diketahui bahwa
larutan H2SO4 mengandung air (H2O) dan saat keadaan tabung
terbuka membuat oksigen (O2) di udara dapat masuk ke tabung,
ini menyebabkan adanya oksigen terlarut pada larutan H 2SO4 di
tabung. Adanya oksigen dan air jelas dapat menyebabkan
terjadinya korosi pada paku di tabung ini. Larutan H 2SO4 adalah
larutan elektrolit, larutan elektrolit adalah salah satu faktor untuk
mempercepat reaksi korosi. Pada peristiwa ini besi mengalami
oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat
logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Paku yang
ditempatkan pada tabung yang terdapat oksigen dan air
mengalami perkaratan, sedangkan larutan H2SO4 akan
mengalami reaksi elektrolisis.
Berikut proses dalam suasana asam :
Anoda : Fe 2+ (aq) Fe3+ (aq)+ 1e- (x2) E =
+0,44 volt
Katoda : 2e- + 2H+ (aq) + SO42-(aq) SO32- (aq) + H2O (l) (x1)
E = -0,77 volt
2 Fe2+ (aq) + 2H+ (aq) + SO42-(aq) 2 Fe3+ (aq) SO22- (aq) + H2O (l)

E = -0,33 volt
2 FeSO4 (aq) + 2 H2SO4 (aq) Fe2(SO4)3 (aq) + H2SO3 (aq) + H2O (l)

Sehingga tabung ini akan kaya oleh oksigen (O 2), yaitu yang
berasal dari reaksi elektrolisis larutan H2SO4, oksigen terlarut
dalam air dan oksigen dari udara sekitar. Pada percobaan ini,
paku berkarat (berwarna hitam) dan terdapat gelembung,
sehingga percobaan sesuai dengan teori.

Perlakuan kedua reaksi redoks yaitu penambahan AgNO 3 dengan


NaCl, ini merupakan reaksi pengendapan. Reaksi pengendapan
adalah reaksi antara zat-zat atau ion logam yang sukar larut
dalam air, sehingga terbentuk endapan. Reaksinya:
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
Endapan putih disebabkan oleh adanya endapan AgCl. Setelah
disaring, endapan disimpan di tempat terang dan gelap. Pada
penyimpanan di tempat terang selama menit, endapan AgCl
berubah warna menjadi abu tua (UV Ag), ini menunjukan bahwa
terjadi reaksi redoks oleh sinar matahari(UV), sedangkan pada
penyimpanan di tempat gelap tidak terjadi perubahan apapun,
hal ini dikarenakan tidak terjadi reaksi redoks oleh sinar UV.

Pada percobaan ketiga,yaitu reaksi pembentukan


kompleks, akan dilakukan 2 perlakuan. Perlakuan pertama,
FeCl3.6H2O ditambahkan NH4OH dan Mg.EDTA, yang kemudian
ditukar FeCl3.6H2O ditambahkan EDTA kemudian NH4OH. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui bahwa kuprisulfat membentuk
kompleks dengan ligan mana. Pada percobaan diperoleh
perubahan warna yang mengindikasikan adanya reaksi
pembentukan kompleks dengan ligan NH4OH dan juga EDTA.
Perlakuan kedua, CaCl2 ditambahkan NH4OH dan Mg.EDTA, yang
kemudian ditukar CaCl2 ditambahkan EDTA kemudian NH4OH. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui bahwa kuprisulfat membentuk
kompleks dengan ligan mana. Pada percobaan tidak diperoleh
perubahan warna yang menunjukan adanya reaksi pembentukan
kompleks dengan ligan NH4OH dan juga EDTA.
Persamaan reaksi yang terjadi :
FeCl3 (aq) + 3 NH4OH (aq) Fe(OH)3 (s) + 3 NH4Cl (aq)

Fe(OH)3 (s) + Mg.EDTA (aq) [ Fe(EDTA)] (aq) + Mg (OH)3 (s)


FeCl3 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Fe(EDTA)] (aq) + MgCl2 (aq)
[Fe(EDTA)] (aq) + NH4OH (aq) Fe(OH)3 (aq) + [NH4(EDTA)] (aq)
CaCl2 (aq) + 2 NH4OH (aq) Ca(OH)2 (aq) + 2 NH4Cl (aq)

Ca(OH)3 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Ca(EDTA)] (aq) + Mg (OH)2 (aq)


CaCl2 (aq) + Mg.EDTA (aq) [ Ca(EDTA)] (aq) + MgCl2 (aq)
[Ca(EDTA)] (aq) + NH4OH (aq) Ca(OH)2 (aq) + [NH4(EDTA)] (aq)

Pada percobaan ketiga,yaitu reaksi katalisis dimana katalis


menurunkan energi aktivasi reaksi dan meningkatkan laju reaksi,
melalui peningkatan konstanta laju. Dalam percobaan ini
dilakukan Larutan natriumtiosulfat ditambahkan larutan
tembaga(II)sulfat, untuk mengetahui pengaruh katalis pada
kecepatan reaksi. Dengan mengamatinya lewat spidol yang ada
di bawah gelas beker dimana terjadi perubahan kekeruhan yang
mengindikasikan adanya pengaruh katalis.
Reaksi yang terjadi :
Na2S2O3 (aq) + FeCl3 (aq) Fe2(S2O3) (aq) + 6 NaCl (aq)
FeSO4 (aq) + Na2S2O3 (aq) Na2SO4 (aq) + FeS2O3 (aq)
CuSO4 (aq) + Na2S2O3 (aq) CuS2O3 (aq) + NaSO4 (aq)

Hidayah

Pada percobaan Reaksi kimia zat anorganik beserta kendalinya dalam kinetika
dan termokimia dilakukan 4 perlakuan yaitu :

Perlakuan pertama yaitu reaksi asam basa dimana dimasukan HCl dan
NaOH ini merupakan reaksi penetralan. Reaksi penetralan merupakan reaksi antar
asam dan basa yang dapat menghasilkan suatu garam yang netral dan air. Asam
adalah zat yang terdapat dalam air yang dapat memberikan ion hidrogen ( H + )
sedangkan basa adalah zat yang terdapat dalam air yang dapat memberikan ion
hidroksil ( -OH). Reaksi antara larutan NaOH dengan larutan HCl tergolong reaksi
eksoterm. Karena, pada reaksi itu terjadi pelepasan kalor yang menyebabkan suhu
menjadi naik. Ketika proses pencampuran berlangsung menghasilkan garam dan
air. Persamaan reaksinya yaitu sebagai berikut :
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
Pada percobaan ini merupakan reaksi netralisasi asam kuat dengan basa kuat.
Selanjutnya perlakuan asam basa pada Na2CO3 dengan HCl, senyawa
karbonat jika direaksikan dengan asam kuat encer akan menghasilkan gas karbon
dioksida, air dan garam. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut :
Na2CO3(aq) + HCl(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq)
H2CO3(aq) H2O(l) + CO2 (g)
Gas CO2 yang dihasilkan timbul seperti gelembung ketika ditambahkan asam,
pada percobaan ini terdapat endapan putih saat dipanaskan. Endapan berwarna
putih ini berasal dari endapan garam NaCl karena NaCl tidak mudah menguap
sehingga menjadi endapan berwarna putih. Pada percobaan ini merupakan reaksi
netralisasi antara basa lemah dengan asam kuat.
Perlakuan asam basa pada asam asetat dan amoniak, antara asam asetat
dan amoniak membentuk amonium asetat . pada percobaan ini merupakan
reaksi netralisasi antara asam lemah dengan basa lemah. Persamaan reaksi pada
percobaan ini yaitu:
NH4OH(aq) + CH3COOH(aq) CH3COONH4(aq) + H2O(l)
Perlakuan asam basa yang terakhir adalah Na 2CO3 dengan CaCl2 , pada
pencampuran asam basa ini menghasilkan garam dan kalsium karbonat.
Persamaan reaksinya yaitu :
Na2CO3(aq) + CaCl2(aq) 2 NaCl(aq) + CaCO3(aq)
Perlakuan kedua yaitu reaksi redoks, reaksi redoks(reaksi reduksi
oksidasi ) yang merupakan reaksi reaksi kimia yang melibatkan terjadinya
perubahan bilangan oksidasi suatu zat. Pada percobaan reaksi redoks ini dilakukan
2 percobaan yaitu :
- Reaksi antara paku besi dan H2SO4
Reaksi yang terjadi pada percobaan ini menghasilkan gelembung pada
permukaan paku besi. Adanya gelembung mengindikasikan bahwa terjadi
reaksi elektrolisis. Larutan H2SO4 mengandung air, dan keadaan tabung
terbuka, sehingga oksigen di udara dapat masuk kedalam tabung tersebut
dan menyebabkan adanya oksigen yang terlarut pada larutan H 2SO4. Pada
paku besi ini mengalami reaksi oksidasi persamaan reaksinya yaitu :
Anoda : Fe2+(s) Fe3+(aq) + 1e- X2
Katoda : 2e + 2H+ + SO42-(aq) SO32- (aq) + H2O(l) X1
2Fe2+(s) + 2H+(aq) + SO42-(aq) Fe3+(aq) + SO22- (aq) +
H2O(l)
Persamaan reaksinya :
2 FeSO4(aq) + 2H2SO4(aq) Fe2(SO4)3 (aq) + H2SO3(aq) + H2O(l)
- Reaksi antara AgNO3 dan NaCl
Pada saat AgNO3 direaksikan dengan NaCl dihasilkan perubahan warna
dari tidak berwarna menjadi berwarna putih. Dan setelah disaring
menghasilkan endapan berwarna putih. Reaksi ini termasuk reaksi
pengendapan. Reaksi pengendapan merupakan reaksi antara zat zat atau
ion logam yang sukar larut dalam air, sehingga terbentuklah endapan. Pada
reaksi ini menyebabkan semua ion pemisah tidak dihilangkan. Persamaan
reaksinya adalah :
AgNO3(aq) + 2 NaCl(aq) AgCl2(s) + 2 NaNO3(aq)
Kemudian endapan tersebut dibagi dua endapan pertama disimpan
dibawah sinar matahari dan endapan kedua disimpan ditempat yang gelap.
Endapan yang disimpan dibawah sinar matahari berwarna abu tua
sedangkan endapan yang di tempat gelap berwarna putih. Hal ini terjadi
karena endapan AgCl termasuk garam perak , apabila dijemur dibawah
sinar matahari akan berwarna abu tua , endapan berwarna abu tua ini
timbul karena proses penguraian oleh sinar matahari.
Perlakuan ketiga yaitu reaksi pembentukan kompleks dan substitusi ligan,
reaksi pembentukan kompleks dan substitusi ligan akan menghasilkan suatu
kompleks yang berwarna, kompleks berwarna ini berasal dari substitusi ligan.
Pada percobaan ini yang menjadi ligan nya adalah NH 4OH dan EDTA. Persamaan
reaksi pada percobaan ini adalah :
Perlakuan pertama yaitu
FeCl3(aq) + 3NH4OH(aq) Fe(OH)3 (s) + 3 NH4Cl(aq)
Fe(OH)3 (s) + Mg-EDTA(aq) Fe(EDTA)(aq) + Mg(OH)3(s)
Pada perlakuan ini menghasilkan kompleks Fe(EDTA)(aq) yang tidak berwarna
dan terdapat endapan berwarna jingga.
Perlakuan kedua yaitu
FeCl3(aq) + Mg-EDTA(aq) Fe(EDTA)(aq) + MgCl2(aq)
Fe-EDTA(aq) + NH4OH(aq) Fe(OH)3 (s) + NH4 EDTA(aq)
Pada perlakuan ini menghasilkan kompleks Fe(OH)3 (s) yang berwarna jingga.
Perlakuan ketiga yaitu:
CaCl2(aq) + 2 NH4OH(aq) Ca(OH)2(aq) + 2NH4Cl(aq)
Ca(OH)2(aq) + Mg-EDTA(aq) Ca(EDTA)(aq) + Mg(OH)2(aq)
Pada perlakuan ini menghasilkan kompleks Ca(EDTA)(aq) yang tidak berwarna.
Perlakuan keempat yaitu:
CaCl2(aq) + Mg-EDTA(aq) Ca(EDTA)(aq) + MgCl2(aq)
Ca(EDTA)(aq) + NH4OH(aq) Ca(OH)2(aq) + NH4 EDTA(aq)
Pada perlakuan ini menghasilkan kompleks Ca(OH)2(aq) yang tak berwarna.
Perlakuan keempat merupakan reaksi katalisis, dimana katalis dapat
menurunkan energi aktivasi dan mempercepat suatu laju reaksi. Pada perlakuan
ini feCl3 dan CuSO4 sebagai katalis. Persamaan reaksinya yaitu :
3Na2S2O3(aq) + 2FeCl3(aq) Fe2(S2O3)3(aq) + 6NaCl
FeSO4(aq) + Na2S2O3(aq) Na2SO4(aq) + FeS2O3(aq)
CuSO4(aq) + Na2S2O3(aq) Cu(S2O3)3(aq) + NaSO4(aq)
Pada perlakuan ini yang reaksinya cepat berlangsng yaitu pada perlakuan
CuSO4.5H2O hanya dengan memerlukan waktu 2,5 sekon.

Kurnia Wardana

Praktikum kali ini bertujuan mengidentifikasi zat yang terbentuk dari


reaksi asam basa, redoks, pembentukan kompleks dan reaksi hidrolisis serta
menentukan factor yang mempengaruhi laju reaksi.

Pada percobaan pertama yaitu tentang reaksi asam basa. Pada percobaan
tabung reaksi kesatu dimasukan HCl 6 M dengan NaOH 6 M, reaksi ini
dinamakan reaksi pembentukan suatu garam /reaksi penetralan. Reaksi Penetralan
adalah reaksi antara asam dan basa, asam adalah zat yang terdapat dalam air, yang
dapat memberikan ion Hidrogen (H+) atau ion Hidronium (H3O+) bila dilarutkan
dalam air. Sedangkan Basa adalah zat dalam air menghasilkan ion hidrokis atau
zat dapat dapat memperbesar konsentrasi ion OH dalam air, dalam percobaan kali
ini digunakan larutan yang bersifat asam dan larutan yang bersifat basa. Pada
campuran reaksi penetralan terjadi kenaikan suhu dimana larutan HCl 6 M bersifat
asam dan larutan NaOH 6 M bersifat basa. Terjadinya kenaikan suhu bisa
diarasakan dengan memegang tabung reaksinya sehingga dapat dikatakan reaksi
ini mengalami proses eksoterm, karena pada reaksi eksoterm (sistem
membebaskan energi) sehingga entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi
produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi. Untuk menguraikan 1 mol NaOH
dan 1 mol HCl menjadi unsur-unsurnya dilepaskan kalor sebesar 252 Kj.mol -1.
Oleh karena itu , perubahan entalpinya bertanda negatif. Berdasarkan persamaan
reaksinya :

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l) H= - 125,32 kj.mol-1

Pada percobaan di tabung reaksi kedua, larutan Na2CO3(aq) ditambahkan


dengan HCl(aq), ini masih dari reaksi asam basa karena terbebentuknya NaCl(aq).
Setelah air diuapkan terbentuk endapan putih ini dikarenakan adanya zat H 2CO3(aq)
zat yang menguap ketika di uapkan. Berdasarkan persamaan reaksinya :

2HCl(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + H2CO3(aq) H= 287 kj.mol-1

Pada percobaan di tabung reaksi ketiga, larutan CH 3COOH ditambahkan


dengan NH4OH, reaksi yang didapatkan yaitu suatu garam serta suatu molekul air.
Suhu meningkat setelah direaksikan hal ini menandakan mengalami proses
eksoterm . Untuk menguraikan 1 mol CH3COOH dan NH3 menjadi unsur-
unsurnya dilepaskan kalor sebesar 252 Kj.mol-1. Berdasarkan persamaan
reaksinya :

CH3COOH(aq) + NH4OH(aq) CH3COONH4(aq) + H2O(l) H = -199


kj.mol-1

Pada percobaan di tabung reaksi keempat, larutan Na2CO3 yang


ditambahkan CaCl2 dengan hasil reaksi yang dihasilkan endapan berwarna putih,
karena CaCO3 berwarna putih. Ini merupakan reaksi eksoterm karena terjadi
kenaikan suhu (sistem melepas kalor ke lingkungan). Berdasarkan persamaan
reaksinya:

CaCl2(aq) + Na2CO3(aq) 2NaCl(aq) + CaCO3(s) H = -284 kj.mol-1

Pada percobaan kedua yaitu tentang reaksi redoks. Pada percobaan tabung
reaksi kesatu dimasukan paku ke dalam larutan H 2SO4. adanya gelembung
mengindikasikan bahwa terjadi reaksi elektrolisis. Larutan H2SO4 mengandung air
(H2O), dengann keadaan tabung yang terbuka sehingga oksigen (O2) di udara
dapat masuk ke dalam tabung reaksi, dan menyebabkan adanya oksigen terlarut
pada larutan H2SO4. Adanya oksigen dan air jelas dapat menyebabkan terjadinya
korosi pada paku di tabung ini, Sehingga tabung ini kaya akan oksigen (O 2) yang
berasal dari reaksi elektrolisis larutan H2SO4 serta oksigen terlarut dalam air dan
oksigen dari udara sekitar. Larutan H2SO4 adalah larutan elektrolit, larutan
elektrolit adalah salah satu faktor untuk mempercepat reaksi korosi. Berdasarkan
persamaan reaksinya :

Fe2+(aq) Fe3+(aq) + 1e- | x2

2e- + 2H+(aq) + SO42-(aq) SO32-(aq) + H2O(l) |x1

2Fe2+(aq) + 2H+(aq) + SO42-(aq) 2Fe3+(aq) + SO32-(aq) + H2O(l)

Pada percobaan tabung reaksi kedua, reaksi redoks AgNO 3 ditambahkan


dengan NaCl, ini merupakan reaksi pengendapan. Reaksi pengendapan adalah
reaksi antara zat-zat atau ion logam yang sukar larut dalam air, sehingga
terbentuklah endapan. Berdasarkan persamaan reaksinya :

AgNO3(aq) + NaCl(aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)

Endapan putih

Endapan putih disebabkan oleh adanya endapan AgCl. Endapan disimpan


di tempat yang terkena matahari selama 5 menit endapan AgCl berubah warna
menjadi hitam(UV Ag), ini mengindikasikan bahwa terjadi reaksi redoks oleh
sinar matahari(UV), sedangkan pada pendiaman di tempat gelap tidak terjadi apa-
apa, hal ini dikarenakan tidak terjadi reaksi redoks oleh sinar UV.

Pada percobaan kedua yaitu tentang reaksi pembentukan kompleks. Pada


percobaan tabung reaksi pertama dimana FeSO4.7H2O ditambahkan NH4OH dan
EDTA, yang kemudian ditukar FeSO 4.7H2O ditambahkan EDTA kemudian
NH4OH. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa ferisulfat membentuk
kompleks dengan ligan mana. Pada percobaan diperoleh perubahan warna yang
mengindikasikan adanya reaksi pembentukan kompleks dengan ligan NH4OH dan
juga EDTA. Berdasarkan persamaan reaksinya :

1 FeCl3(aq) + 3NH4OH(aq) Fe(OH)3 (s) + 3NH4Cl(aq)


Fe(OH)3 (s) + Mg-(EDTA) (aq) [Fe-(EDTA)] (aq) + Mg(OH)3(aq)

2 FeCl3(aq) + Mg-(EDTA) (aq) [Fe-(EDTA)] (aq) + MgCl2(aq)


[Fe-(EDTA)] (aq) + NH4OH(aq) Fe(OH)3 (s) + NH4-(EDTA) (aq)

Pada percobaan tabung reaksi kedua dimana CaCl 2 ditambahkan NH4OH


dan EDTA, yang kemudian ditukar CaCl 2 ditambahkan EDTA kemudian NH4OH.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui bahwa ferisulfat membentuk kompleks
dengan ligan mana. Pada percobaan diperoleh perubahan warna yang
mengindikasikan adanya reaksi pembentukan kompleks dengan ligan NH4OH dan
juga EDTA. Berdasarkan persamaan reaksinya :

1 CaCl2(aq) + 2NH4OH(aq) Ca(OH)2 (s) + 2NH4Cl(aq)


Ca(OH)2 (s) + Mg-(EDTA) (aq) [Ca-(EDTA)] (aq) + Mg(OH)2(aq)

2 CaCl2(aq) + Mg-(EDTA) (aq) [Ca-(EDTA)] (aq) + MgCl2(aq)


[Ca-(EDTA)] (aq) + NH4OH(aq) Ca(OH)2 (s) + NH4-(EDTA) (aq)

Pada percobaan kedua yaitu tentang reaksi katalisis. Pada percobaan


tabung reaksi pertama pada reaksi katalisis dimana Katalis menurunkan energi
aktivasi reaksi dan meningkatkan laju reaksi, melalui peningkatan konstanta laju.
Dalam percobaan ini dilakukan Larutan natriumtiosulfat (Na 2S2O3) ditambahkan
larutan FeCl3, FeSO4 dan CuSO4 untuk mengetahui pengaruh katalis pada
kecepatan reaksi yaitu dengan mengamatinya lewat spidol yang ada di bawah
gelas beker dimana terjadi perubahan kekeruhan yang mengindikasikan adanya
pengaruh katalis. Berdasarkan persamaan reaksinya :

1 FeCl3(aq) + Na2S2O3(aq) FeS2O3(aq) + 6 NaCl (aq) t: 23,90 sekon


2 FeCl3(aq) + Na2S2O3(aq) FeS2O3(aq) + 6 NaCl (aq) t: 6,73 sekon
3 FeSO4(aq) + Na2S2O3(aq) Na2SO4(aq) + FeS2O3(aq) t: 9,13 sekon
4 CuSO4(aq) + Na2S2O3(aq) Na2SO4(aq) + CuS2O3(aq) t: 2,5 sekon

Pengaruh penambahan dari semua reagen yang diatas yaitu jadi semakin cepat
reagen yang digunakan maka kendali kinetika yang berlaku karena reaksi yang
diusahakan denggan bantuan katalis.

Mega Pani Lorensa

1 Reaksi Asam Basa dan Metatesis

Reaksi Metatesis adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit.
Pada reaksi ini, setidaknya satu produk reaksi akan membentuk endapan, gas atau
elektrolit lemah.
Pada percobaan reaksi asam-basa dan metatesis, terdapat empat jenis eksperimen
diantaranya:
1mL larutan HCl direaksikan dengan 1mL larutan NaOH
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (aq)

dipanaskan
HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (s) + H2O (aq)

Pada reaksi pertama HCl (aq) bereaksi dengan NaOH (aq), HCl melepaskan
ion H+ dan NaOH melepaskan ion OH- sehingga membentuk garam yaitu NaCl
(aq) dan air H2O (aq). Reaksi diatas disebut juga reaksi penetralan. Dan pada
reaksi diatas membentuk Larutan elektrolit yaitu NaCl, dimana NaCl terurai
membentuk ion-ionnya Na+ + Cl-. Kemudian larutan dipanaskan, sehingga
NaCl berubah menjadi endapan atau solid dikarenakan H 2O yang menguap,
maka dari itu reaksi tersebut dapat dikatakan reaksi metatesis karena salah satu
produknya membentuk endapan atau solid. Pemanasan dimaksudkan untuk
mempercepat laju reaksi, karena salah satu faktor yang mempercepat
terjadinya laju reaksi adalah suhu. Didapat suhu tertinggi 75C.
2 tetes Na2CO3 0,05 mol direaksikan dengan 1 tetes HCl 0,005 mol
Na2CO3 (aq) + HCl (aq) 2NaCl (aq) + H2CO3 (aq)
Reaksi diatas merupakan reaksi pembentukan garam, dimana garam yang
terbentuk adalah NaCl dalam bentuk larutan, pada saat dipanaskan didapat
suhu tertinggi sebesar 80C, larutan berwana putih. Pemanasan dimaksudkan
untuk mempercepat laju reaksi, karena salah satu faktor yang mempercepat
terjadinya laju reaksi adalah suhu.
0,1 mol NH3 10mL direaksikan dengan CH3COOH 1mL
NH3 (aq)+ CH3COOH (aq) NH4+ (aq) + CH3COO- (aq)
Reaksi diatas merupakan reaksi metatesis karena menghasilkan larutan
elektrolit yaitu CH3COO- (aq), namun elektrolit yang dihasilkan elektrolit
lemah. Reaksi diatas dapat dikatakan reaksi metatesis, karena salah satu
produknya bersifat elektrolit lemah.
2 tetes Na2CO3 0,01 mol direaksikan dengan CaCl 1mL 0,01 mol
Na2CO3 (aq) + CaCl (aq) 2NaCl (aq) + CaCO3 (aq)
Reaksi diatas merupakan reaksi pembentukan garam yaitu NaCl, pada saat
dipanaskan didapat suhu sebesar 83C, larutan tidak berwana. Pemanasan
dimaksudkan untuk mempercepat laju reaksi, karena salah satu faktor yang
mempercepat terjadinya laju reaksi adalah suhu. Seharusnya reaksi diatas
merupakan reaksi metatesis karena pada saat diuapkan seharusnya CaCO3
menjadi endapan, tetapi pada percobaan ini masih berupa larutan, hal ini
disebabkan karena suhu tidak mencapai pada suhu optimum, dimana CaCO 3
dapat berubah menjadi endapan putih.
2 Reaksi Redoks
2mL H2SO4 0,1 M direaksikan dengan paku besi, pada paku terdapat banyak
gelembung hal ini dikarenakan paku telah tereduksi, kemudian paku besi
berubah warna menjadi hitam atau korosi.
Fe2+ + Fe3+ 1e- x2
2e + 2H+ + SO42- SO32- + H2O x1
2+ + 2- 3+ 2-
2Fe + 2H + SO4 2Fe + SO4 + H2O
2FeSO4 + 2H2SO4 Fe2(SO4)3 +H2SO3 +H2O
Terjadi penurunan bilangan oksidasi, yang dapat disimpulkan bahwa paku besi
telah tereduksi.
5mL AgNO3 0,1 M direaksikan dengan NaCl 0,1M
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl(s) + NaNO3(aq)
Pada saat direaksikan terbentuk endapan berwarna putih, kemudian endapan
disaring dengan menggunakan kertas saring, endapan yang tertahan dibagi
menjadi 2 bagian. Endapan 1 disimpan pada ruang gelap, tidak terjadi
perubahan. Namun pada saat endapan 2 disimpan pada ruangan terang
endapan berubah menjadi abu-abu. Hal ini dikarenakan endapan telah
mengalami oksidasi.
3 Reaksi pembentukan kompleks dan substitusi ligan
Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari ion logam dengan
satu atau lebih ligan. Interaksi antara logam dengan ligan - ligan dapat
diibaratkan seperti reaksi asam-basa lewis, di mana basa lewis merupakan zat
yang mampu memberikan satu atau lebih pasangan elektron (ligan).
Reaksi pada percobaan ini sebagai berikut:
FeCl3 (aq) + 3NH4OH (aq) Fe(OH)3 (s) + 3NH4Cl (aq)
Fe(OH)3(s) + Mg-EDTA [Fe(EDTA)] (aq) + Mg(OH)2 (s)
FeCl3 + Mg-EDTA [Fe(EDTA)] (aq) + MgCl2 (aq)
Fe-EDTA (aq) + NH4OH (aq) Fe(OH)3 + NH4-EDTA (aq)
CaCl2 (aq) + 2 NH4OH (aq) Ca(OH)2 (aq) + 2NH4Cl
Ca(OH)2 (aq) + Mg-EDTA (aq) Ca-EDTA (aq) + MgCl2 (aq)
CaCl2 (aq) + Mg-EDTA (aq) Ca-EDTA (aq) + MgCl2 (aq)
Ca-EDTA (aq) + MgCl2 (aq) Ca(OH)2 (aq) + Mg-EDTA
4 Reaksi Katalisis

Katalis merupakan senyawa kimia yang dapat mempercepat reaksi tanpa


perubahan bentuk/struktur dari katalis tersebut. Satu-satunya perbedaan antara
reaksi dikatalisis dan reaksi yang tidak dikatalisis adalah bahwa energi aktivasi
berbeda. Tetapi tidak ada efek pada energi reaktan atau produk. H untuk reaksi
adalah sama.

Na2S2O3 + FeCl3.6H2O Fe2(S2O3)3 (aq) + 6NaCl


Waktu tanda x muncul 23,90 s (tanpa katalis)
Na2S2O3 + FeCl3.6H2O
Waktu tanda x mucul 6,73 s (dengan katalis FeCl3.6H2O)
Na2S2O3 + FeCl3.6H2O
Waktu tanda x mucul 9,13 s (dengan katalis FeSO4.7H2O)
Na2S2O3 + FeCl3.6H2O
Waktu tanda x muncul 2,5 s (dengan katalis CuSO4.5H2O)
Na2S2O3 + CuSO4.5H2O CuS2O4 +Na2SO4
Na2S2O3 + FeSO4.7H2O FeS2O3 + Na2SO4

Dengan digunakannya katalis mempercepat laju reaksi, sehingga reaksi lebih


cepat mencapai kesetimbangan. Katalis dapat mempercepat reaksi dengan cara
menurunkan energi aktivasi reaksi. Energi aktivasi reaksi merupakan banyaknya
energi minimum yang dibutuhkan oleh reaksi agar reaksi dapat berlangsung.

IX. Kesimpulan

Abdul Hakim

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan


bahwa :

Percobaan reaksi asam basa yang berupa larutan HCl,


Na2CO3, NH3, dan Na2SO3 merupakan reaksi asam basa dan
bersifat eksoterm berdasarkan perhitungan termodinamika.
Pada reaksi redoks larutan H2SO4 merupakan reaksi
elektrolisis dan larutan AgNO3 merupakan reaksi redoks
yaitu oleh sinar matahari(UV).
Pada reaksi pembentukan kompleks percobaan diperoleh
perubahan warna yang mengindikasikan adanya reaksi
pembentukan kompleks dengan ligan NH3 dan juga EDTA.
Pada reaksi katalisis dengan mengamatinya lewat spidol
yang ada di bawah gelas beker dimana terjadi perubahan
kekeruhan yang mengindikasikan adanya pengaruh katalis.

Ai Kusmiati

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat


disimpulkan bahwa :

1. Pada reaksi asam basa terbentuk garam ditunjukkan


dengan adanya endapan putih sesuai dengan reaksi
asam + basa garam + air. Pada reaksi metatesis
terjadi pertukaran ion antara garam dengan garam.
2. Pada reaksi redoks, untuk reaksi oksidasi ditunjukkan
dengan adanya gelembung pada paku dan
perubahan paku menjadi warna hitam. Dan untuk
reduksi adanya perubahan warna endapan pada saat
disimpan di tempat gelap.
3. Pada reaksi pembentukan kompleks adanya senyawa
kompleks ditunjukkan dengan adanya perubahan
warna pada saat penambahan Mg-EDTA pada larutan
FeCl3.
4. Pada reaksi katalisis, penambahan suatu katalisis
mempercepat terjadinya laju reaksi. Dapat dilihat
perbandingannya pada saat tidak ditambahkan
katalis waktunya paling lama.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah
tekanan, suhu, katalis, luas permukaan dan
konsentrasi.

Aida Rismawati

Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa karakteristik dari


setiap reaksi yang dilakukan adalah terjadinya perubahan kimia yang akan
menghasilkan satu atau lebih produk yang biasnya memilki cirri-ciri yang
berbeda dari reaktannya, dimana pada reaksinya akan melibatkan
perubahan pergerakan electron dalam pembentukan dan pemutusan ikatan
kimia. Pada reaksi asam-basa, reaksi redoks dan reaksi katalisis
merupakan kendali termokimia sedangkan pada reaksi pembentukan
kompleks merupakan kendali kinetika. Fungsi katalisis dipercobaan ini
adalah untuk menurunkan energy aktifasi sehingga jika ke dalam suatu
reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini
disebabkan karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui
energy akatifasi.

Pada reaksi antara HCl dan NaOH didapatkan nilai energy bebas sebagai berikut:

H = -104,21 kj/mol

S = 21,08 kj/mol
G = H tS

= -110,7559 kj/mol

Pada reaksi anatara NH4OH dan CH3COOH didapatkan nilai energy bebas sebagai
berikut:

H = -52,47 kj/mol

S = -90 kj/mol

G = H tS

= -25,02 kj/mol

Pada reaksi antara Na2CO3 dan CaCl2 didapatkan nilai energy bebas sebagai
berikut:

H = -162,03 kj/mol

S = 96,33 kj/mol

G = H tS

= -195,8418 kj/mol

Ajeng Siti Rahayu

Berdasarkan percobaan mengenai reaksi-reaksi dasar anorganik maka


dapat disimpulkan:
1 Reaksi asam basa merupakan reaksi penetralan dan termasuk reaksi
pertukaran ion (metatesis) yang menghasilkan produk secara berurutan
a. NaCl, b. NaCl, c. H2CO3, dan d. NH4CH3COO.
2 Reaksi redoks ditandai dengan paku yang berubah menjadi kehitaman
karna teroksidasi asam sulfat, dan endapan AgCl yang semula
berwarna putih berubah menjadi berwarna abu tua di bawah sinar
matahari.
3 Reaksi pembentukan kompleks dan subtitusi ligan terjadi pada
perlakuan 1 dan 2 saat reaktan yang digunakan adalah larutan FeCl3
yang ditandai dengan terbentuknya endapan jingga atau larutan
berwarna jingga pada perlakuan ke 2,
4 Reaksi katalisis adalah reaksi penambahan katalis, dan waktu yang
diperlukan ntuk melihat tanda X paling cepat terjadi saat perlakuan ke
empat yaitu pada penambahan larutan CuSO4.
5 Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu laju reaksi antara lain adalah
konsentrasi, suhu, luas permukaan, tekanan, dan katalis.

Emay Maesaroh

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan disimpulkan bahwa


karakteristik pada setiap reaksi yang dilskukan adalah terjadinya
perubahan kimia yang akan menghasilkan satu atau lebih produk yang
biasanya memiliki ciri ciri yang berbeda dari reakta, dimana pada
rekasinya akan akan melibatjkan perubahan pergerakan elektron dalam
pembentukan dan pemutusan ikatan kimia pada reaksi asam basa, reaksi
redoks dan reaksi katalisis merupakan kendali termokimia sedangkan pada
reaksi pembentukan kompleks merupakan kendali kinetika. Fungsi katalis
dipercobaan ini adalah untuk menurunkan energi aktifasi sehingga jika
kedalam suatu reaksi ditambahkan katalis maka reaksi akan lebih cepat
dan mudah terjadi.Hal ini terjadi karena zat zat yang bereaksi akan mudah
melampaui energi aktifasi.

Hadya Ayu Hajayasti

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Reaksi yang termasuk kendali termokimia adalah reaksi asam-basa, reaksi
redoks dan reaksi pembentukan kompleks. Sedangkan reaksi yang
termasuk kendali kinetika adalah reaksi katalisis.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah suhu, katalis,
konsentrasi, luas permukaan dan tekanan.
3. Pada reaksi asam-basa dihasilkan garam, ditandai dengan terbentuknya
endapan putih. Serta terjadi reaksi eksoterm. Salah satu contohnya adalah
pada reaksi HCl (aq) + NaOH (aq) NaCl (aq) + H2O (l)
4. Pada reaksi redoks, adanya gelembung pada paku menunjukan bahwa
terjadi reaksi elektrolisis. Sedangkan penambahan AgNO 3 dengan NaCl,
ini merupakan reaksi pengendapan.
5. Pada reaksi pembentukan kompleks, dapat dilihat dari perubahan warna
yang menunujukan adanya reaksi pembentukan kompleks dengan ligan
NH4OH dan juga EDTA.
6. Pada reaksi katalis, penggunaan katalis berguna untuk mempercepat reaksi
berlangsung, dapat dilihat dari reaksi yang tidak menggunakan katalis
memerlukan waktu yang lebih lama yaitu 23,9 detik.

Hidayah

Pada percobaan reaksi kimia zat anorganik beserta kendalinya dalam


kinetika dan termokimia dapat disimpulkan bahwa :
1 Reaksi osidasi terjadi pada paku yang dimasukkan pada larutan H2SO4
yang ditandai adanya gelembung pada permukaan paku.
2 Reaksi asam basa akan menghasilkan suatu garam dan air.
3 Senyawa kompleks Fe(EDTA)(aq) menghasilkan larutan yang tidak
berwarna dan terdapat endapan berwarna jingga, kompleks Fe(OH) 3 (s)

yang berwarna jingga, kompleks Ca(EDTA)(aq) yang tidak berwarna dan


kompleks Ca(OH)2(aq) yang tak berwarna.
4 Reaksi katalis bertujuan untuk mempercepat reaksi dan menurunkan
energi aktivasi sehingga pada percobaan ini reaksi yang berlangsung cepat
yaitu pada CuSO4.5H2O.
5 Faktor faktor yang mempercepat laju reaksi adalah suhu, luas
permukaan, konsentrasi, katalis dan tekanan.
6 Yang termasuk jenis kendali termokimia adalah asam basa, redoks dan
pembentukan kompleks sedangkan yang termasuk pada jenis kendali
kinetika adalah reaksi katalisis.

Kurnia Wardana
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

Percobaan reaksi asam basa yang berupa larutan HCl, Na 2CO3, NH4OH,
dan CaCl2 merupakan reaksi asam basa dan bersifat eksoterm, serta ini
termasuk kendali termodinamika.
Pada reaksi redoks larutan H2SO4 merupakan reaksi elektrolisis dan larutan
AgNO3 merupakan reaksi pengendapan yang menjadi reaksi redoks yaitu
oleh sinar matahari (UV).
Pada reaksi pembentukan kompleks percobaan diperoleh perubahan warna
yang mengindikasikan adanya reaksi pembentukan kompleks dengan ligan
NH4OH dan juga EDTA, maupun sebaliknya.
Pada reaksi katalisis dengan mengamatinya lewat spidol yang ada di
bawah gelas beker dimana terjadi perubahan kekeruhan yang
mengindikasikan adanya pengaruh katalis.
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi yaitu :
1 Suhu
2 Tekanan
3 Luas Permukaan
4 Konsentrasi

Mega Pani Lorensa

1 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya laju reaksi ; suhu, katalis,


konsentrasi, luas permukaan, tekanan

X. Daftar Pustaka

Abdul Hakim

Atheins. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : Andi.


Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Duutjaatmalia. 2001. Fisika Dan Kimia. Bandung : Bumi
Aksara.
Petrucci, Riaph. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Tim Pengajar Kimia dasar. 2011. Penuntun Praktikum Kimia
Dasar. Makassar : UIN.

Ai Kusmiati
Ardiansyah, M. R. (2016, Juli 24). Reaksi Pembentukan Kompleks.
Retrieved Oktober 1, 2016, from www.google.com:
https://www.scribd.com/mobile/doc/Reaksi-Pembentukan-
Kompleks

Budisma. (2016, Maret 30). Reaksi Katalisis. Retrieved Oktober 1,


2016, from www.google.com:
http://budisma.net/2014/12/pengertian-katalis-dan-
katalisis.html

Ned, J. (2016, Januari 12). Reaksi Asam Basa. Retrieved Oktober


1, 2016, from www.google.com:
https://www.academia.edu/7217064/reaksi-
reaksi_asam_basa

Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro


dan Semimikro. In Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif
Makro dan Semimikro. Jakarta: PT. Kalman Media Pusaka.

Zulfian. (2016, Juni 23). Reaksi Redoks. Retrieved Oktober 1,


2016, from www.google.com:
https://www.scribd.com/mobile/doc/reaksi-redoks

Aida Rismawati

Anonym.2012. Ciri-ciri Reaksi Kimia.http://id.shvoong.com/exact-


sciences/chemistry/20465 98ciri-ciri reaksi kimia. Diakses pada 28
sepetember 2016.

Hiskia, Achmad. 1990. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. FMIPA, ITB


Bandung.

Nitiadmodjo, Maksum. 1983. Kimia Anorganik, Buku I. FMIPA IKIP Malang.


Suhendar, Dede. 2015. Buku Panduan Praktikum Kimia Anorganik. FSAINTEK,
UIN SGD Bandung.

Sutrisno, E.T. dan Nurminabari, I.S. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Universitas Pasundan: Bandung

Ajeng Siti Rahayu

Chang, Raymond, 2005, Kimia Dasar Konsep-konsep Inti ed.3 jld.1, Erlangga:
Jakarta
Effendy, 2007, Prespektif Baru Kimia Koordinasi, Bayumedia Publishing:
Malang.
Fessenden, R. J. 1982. Kimia Organik. Jilid 1, Erlangga: Jakarta
Saito, Taro 1996, Kimia Anorganik, Iwanami Shoten Publishers: Tokyo
(terjemahan oleh Ismunandar didistribusikan oleh portan pendidikan gratis
Indonesia http://ok.or.id)
Vogel, 1985, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro ed.5
jld.1, PT Kalman Media Pustaka: Jakarta

Emay Maesaroh

Hiskia.Achmad.1990. Penuntun Kimia Anorganik. FMIPA.ITB Bandung


Nitiadmodio. Maksum. 1983. Kimia Anorganik.Buku 1.FMIPA IKIP
Malang.
Suhendar. Dede. 2015. Buku Panduan Praktikum Kimia Anorganik.
FSAINTEK. UIN SGD bandung
Sutrisno. E.T. dan Nurminabari.I.S.2010. penuntun praktikum kimia dasar.
Universitas Pasundan: Bandung
http://anonim.2012/id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2046598
ciri-ciri reaksi kimia/ diakses pada tanggal 01 oktober 2016 pada pukul
22.00 WIB

Hadya Ayu Hajayasti

Ahmad, Hiskia.1985. Kimia Dasar (modul 1-5). Jakarta : UT .


Anonim.2009. Analisis Kation. (http://ahyari.com/analisis-kation/) diakses pada
01 Oktober 2016, pukul 10.30 WIB.
Anonim.2009. Analisis Kation.(http://blogkita.info/analisis-kation/ diakses pada
01 Oktober 2016, pukul 13.10 WIB.
Anonim.2009. Analisis kualitatif kation anion.
(http://wiropharmacy.blogspot.com /2009/ 0 2/ kuliah-analisis-kualitatif-kation-
anion.html) diakses pada 01 Oktober 2016, pukul 10.30 WIB.
Syabatini, Annisa. 2008. Hukum-hukum Stoikiometri.Jakarta:Erlangga.
Yusuf.2011. Stoikiometri. Jakarta:PT.Gramedia.

Hidayah

Effendy.2007. Kimia Koordinasi Jilid1.Malang: Bayu media.


www.scirbd.com//laporan praktikum kimia anorganik. Diakses pada tanggal
01 Oktober 2016 Pukul 08.00 WIB.
https://id,m,wikipedia.org//pengertian asam basa atau reaksi penetralan .
Diakses pada 2 Oktober 2016 pukul 12.53 WIB.
Suhendar,Dede.2015. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik.Bandung: Uin
SGD Bandung
https://id,m,wikipedia.org//pengertian reaksi redoks. Diakses pada 2 Oktober
2016 pukul 13.17 WIB.

Kurnia Wardana

Atheins. 2005. Kimia Dasar. Yogyakarta : Andi.


Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Duutjaatmalia. 2001. Fisika Dan Kimia. Bandung : Bumi Aksara.
Petrucci, Riaph. 1987. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga.
Tim Pengajar Kimia dasar. 2011. Penuntun Praktikum Kimia Dasar.
Makassar : UIN.

Mega Pani Lorensa

Bowser, J.R., Inorganic Chemistry, 1993, Brooks/Cole Publishing


Company, California.
Sharpe, A. G., Inorganic Chemistry, 3th edition, 1992, John Wiley
and Sons, Inc., New York.

You might also like