Professional Documents
Culture Documents
Oleh: Adinuringtyas Herfi Rahmawati, NIM 11104241034 Prodi Bimbingan dan Konseling
adinuringtyasherfi@ymail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan konseling pada konselor sebaya Pusat Informasi
dan Konseling Remaja di MAN Yogyakarta 1 melalui pelatihan keterampilan dasar konseling berbasis modul.
Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian tindakan (action research). Model penelitian
mengacu model Kemmis dan McTaggart. Subjek penelitian ini berjumlah 14 siswa. Metode pengumpulan data
yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Instrumen yang digunakan adalah pedoman observasi dan
pedoman wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa keterampilan konseling dapat ditingkatkan melalui tindakan yang dilakukan dengan
kegiatan membaca, kegiatan berdiskusi kelompok, dan kegiatan mempraktikkan. Peningkatan dari hasil observasi
yaitu hasil pra tindakan rata-rata persentase 34,42%, setelah diberi tindakan pada siklus I menjadi 73,85% dan pada
siklus II meningkat menjadi 89,85%. Peningkatan lain juga didukung dari hasil wawancara yaitu subjek merasa ada
perubahan perasaan dan perubahan minat setelah melakukan konseling teman sebaya.
Abstract
This research aims to enhance counseling skill on peer counselors Adolescent of the Information and
Counseling Center in MAN Yogyakarta 1 through basic skills of counseling training based on module. The
approach used is qualitative with kind of research action research. The research model refers to model of Kemmis
and McTaggart. Subject of this research are 14 student. Data collection methods used were observation and
interviews. The instrument used was observation and intervew guides. Technical analysis of the data used is
quantitative and qualitative analysis. The result of research showed that the counseling skills can be enhanced
through the actions performed by reading activities, group discussion activities, and practice activities. An
increase from the observation is a result of the pre-action result which is in average percentage of 34,42%, after
being given the action on the first cycle become 73,85% and the second cycle increased to 89,85%. Another
improvement was also supported by the result in the from interview. The subject felt has feeling changes and
changes in interest after doing peer counseling.
materi delapan keterampilan dasar konseling. Hal terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 5 siswa
ini sesuai dengan Suwarjo (2008:24-25) yang perempuan. Rentang usia siswa PIK R EXALTA
mengatakan bahwa untuk dapat menguasai MAN Yogyakarta 1 adalah 15-16 tahun.
berbagai kemampuan yang dipersyaratkan
Prosedur
sebagai konselor teman sebaya, materi
pelatihan perlu didesain secara baik. Materi Penelitian tindakan ini dilakukan
dikemas dalam modul-modul yang disajikan berdasarkan prosedur penelitian melalui tahap
secara berurutan dimulai dengan attending, perencanaan, tindakan dan pengamatan, dan
Pelatihan yang berbasis modul ini diharapkan Tahap perencanaan meliputi kegiatan
dapat meningkatkan keterampilan dasar konseling yang dilakukan oleh peneliti yaitu menetapkan
konselor sebaya PIK R MAN Yogyakarta 1. kegiatan pelatihan berbasis modul (kegiatan
membaca, kegiatan berdiskusi kelompok,
sekolah. Tahap pelaksanaan terdiri dari Wawancara ini dilakukan oleh peneliti
perkenalan dan pemanasan, aktivitas pelatihan kepada pengurus dan guru pelatih PIK R MAN
berbasis modul, ceramah dan mengakhiri sesi. Yogyakarta 1. Wawancara dilakukan setelah
Sebelum diadakannya kegiatan membaca, terjadinya tindakan. Wawancara dilakukan untuk
kegiatan berdiskusi, dan kegiatan mempraktikkan mengetahui perasaan siswa saat memberi layanan
diberikan bimbingan tentang cara menjadi konseling pada teman lainnya dan minatnya
sahabat yang baik untuk membangun rapport membantu teman setelah melakukan tindakan
sebagai pengantar program konseling teman konseling teman sebaya.
sebaya.
Refleksi merupakan tahap peneliti Teknik Analisis Data
melakukan kajian keberhasilan dan kegagalan Data yang diperoleh dalam penelitian ini
atas tindakan yang dilakukan. Peneliti dan terdiri dari data kuantitatif sebagai data utama
pembimbing melakukan diskusi dan evaluasi dari yang diperoleh dari data daftar cek dan data
tindakan yang telah dilakukan yaitu pelatihan kualitatif sebagai data pendukung yang diperoleh
berbasis modul untuk meningkatkan keterampilan dari data catatan lapangan. Analisis data
dasar konseling. Hasil observasi dijadikan kuantitatif dalam penelitian ini adalah analisis
sebagai kajian untuk mengetahui tingkat deskriptif persentase hasil daftar cek. Analisis ini
keberhasilan dan penyempurnaan tindakan dilakukan dengan cara membandingkan
apabila dibutuhkan siklus selanjutnya. Hal yang persentase keterampilan dasar konseling sebelum
dilakukan pada tahap ini adalah menentukan dan sesudah tindakan dilakukan berdasarkan hasil
peningkatan yang terjadi berdasarkan hasil observasi daftar cek. Persentase ini diperoleh dari
observasi dan memperbaiki tindakan apabila rumus (dalam Acep Yoni, 2010: 177):
dibutuhkan siklus selanjutnya.
Pada siklus I keterampilan dasar konseling keterampilan berempati telah ditunjukkan oleh 13
telah ditunjukkan secara terampil dan mencapai siswa, keterampilan merangkum telah
minimal 75%, yaitu keterampilan attending telah ditunjukkan oleh 13 siswa, keterampilan bertanya
ditunjukkan oleh 9 siswa, keterampilan berempati telah ditunjukkan oleh 14 siswa, keterampilan
telah ditunjukkan oleh 11 siswa, keterampilan berperilaku genuin telah ditunjukkan oleh 13
merangkum telah ditunjukkan oleh 5 siswa, siswa, keterampilan berperilaku asertif telah
siswa, keterampilan berperilaku genuin telah konfrontasi telah ditunjukkan oleh 12 siswa,
berperilaku asertif telah ditunjukkan oleh 11 ditunjukkan oleh 13 siswa. Pada setiap aspek
siswa, keterampilan konfrontasi telah ditunjukkan keterampilan dasar konseling telah mencapai rata-
oleh 9 siswa, keterampilan pemecahan masalah rata persentase minimal 75%. Persentase skor
telah ditunjukkan oleh 7 siswa. Per keterampilan total bukan acuan subjek sudah menguasai proses
attending, keterampilan berempati, keterampilan setiap siswa tidak selalu meningkat secara terus
bertanya, keterampilan berperilaku genuin. menerus pada setiap aspek keterampilan dasar
Persentase skor total bukan acuan subjek sudah konseling. Seluruh siswa mengalami naik
menguasai proses konseling secara keseluruhan. turunnya pada setiap aspek keterampilan dasar
Tabel 3. Peningkatan Keterampilan Dasar konseling. Berikut ini diidentifikasi jumlah siswa
keteram
-pilan
8 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun ke-5 2016
mempunyai kecepatan belajar yang tinggi, maka dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Laila
pembelajaran itu dapat diselesaikan dengan cepat Husnawati Shidiq (2012:112) mengatakan bahwa
tanpa harus menunggu siswa yang belajarnya diskusi kelompok efektif untuk meningkatkan
lambat, begitupun yang lambat tidak akan merasa pemahaman kesehatan reproduksi remaja pada
terseret-seret oleh siswa yang cepat belajarnya, siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah I
sehingga diharapkan proses pembelajaran Sleman. Materi diskusi kelompok kesehatan
tersebut diminati oleh siswa dan siswa tidak reproduksi remaja berisi tentang organ
merasa bosan. reproduksi, kehamilan dan konsepsi, kesehatan
Pelatihan berbasis modul ini dilakukan reproduksi yang bertanggung jawab dan perilaku
melalui 3 kegiatan yaitu kegiatan membaca, seksual berisiko yang disampaikan melalui
kegiatan berdiskusi kelompok, dan kegiatan diskusi kelompok kecil. Setiap kelompok duduk
mempraktikkan. Siswa terlihat bersemangat secara berhadapan sehingga mempermudah siswa
ketika mendapatkan modul dan senang untuk dalam bertukar informasi dan pandangan dari
membaca keterampilan dasar konseling, karena setiap anggota kelompok atau individu, sehingga
mereka belum mendapatkan pengetahuan dan dapat mengambil kesimpulan dan mampu
pengalaman untuk melakukan keterampilan dasar memecahkan permasalahan secara bersama.
konseling. Hal ini dikuatkan dengan adanya Kegiatan mempraktikkan, siswa percaya
hubungan dengan penelitian yaitu penelitian dari diri dalam melakukan praktik konseling kepada
Fatimah (2013:66) menyatakan bahwa strategi teman sebayanya dalam menguasai keterampilan
kegiatan membaca terarah berguna dan pengetahuan serta wawasan untuk
membangkitkan semangat dalam membaca. menghadapi masalah yang sesungguhnya. Hal
Semua siswa menghubungkan latar belakang tersebut ada hubungannya dengan penelitian yang
pengetahuan atau pengalaman yang telah mereka dilakukan oleh Herlambang Rasyidi (2013:63)
miliki sesuai dengan topik yang sedang dibahas. mengatakan bahwa kegiatan praktik kerja industri
Sesuatu yang dikaitkan dengan pengalaman siswa akan memberikan keterampilan dan pengetahuan
secara pribadi akan lebih mudah dipahami. serta wawasan dalam dunia kerja sesungguhnya.
Penerapan strategi kegiatan membaca terarah Siswa yang pernah melaksanakan kegiatan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama praktik kerja industri dan memiliki sikap percaya
membaca pemahaman. diri akan lebih mudah untuk bisa mempersiapkan
Kegiatan berdiskusi kelompok, siswa dirinya untuk bekerja.
saling memberikan informasi yang didapat dari Pelatihan keterampilan dasar konseling
kegiatan membaca kepada siswa lainnya, lalu berbasis modul tidak dapat memberikan pengaruh
setiap anggota diskusi mengambil kesimpulan yang sama pada setiap keterampilan dasar
dari setiap aspek keterampilan dasar konseling konseling, karena adanya faktor yang
dan memecahkan masalah secara bersama-sama mempengaruhi belajar siswa dalam kegiatan
dari hal yang belum mereka ketahui tentang membaca, kegiatan berdiskusi kelompok, dan
keterampilan dasar konseling. Hal ini dikuatkan kegiatan mempraktikkan. Hal ini sesuai dengan
10 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun ke-5 2016
pendapat Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, belajar, dan tugas rumah. Faktor masyarakat
Farida Agus Setiawati, Farida Harahap, dan Siti dapat berupa kegiatan siswa dalam masyarakat,
Rohmah Nurhayati (2007:65) mengatakan bahwa teman bergaul, bentuk kehidupan dalam
salah satu tujuan pengajaran modul adalah masyarakat, dan media massa.
membuka kesempatan bagi siswa untuk belajar Berdasarkan pendapat tersebut dan hasil
menurut kecepatan masing-masing. Pengajaran observasi selama pelatihan keterampilan dasar
modul juga memberi kesempatan bagi siswa konseling berbasis modul ada siswa yang
untuk belajar menurut cara masing-masing, oleh terpengaruh dua faktor yang mempengaruhi
sebab mereka menggunakan teknik yang berbeda- belajar mereka. Ada siswa yang terlihat kelelahan
beda untuk memecahkan masalah tertentu saat mengikuti pelatihan keterampilan dasar
berdasarkan latar belakang pengetahuan dan konseling, yaitu Dff yang mengikuti kegiatan
kebiasaan masing-masing. pramuka dan Rf yang mengikuti kegiatan tonti.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi Kedua siswa ini juga cenderung malu untuk
belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal bertanya ketika ada kesulitan dalam kegiatan
(Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Agus pelatihan keterampilan dasar konseling berbasis
Setiawati, Farida Harahap, dan Siti Rohmah modul kepada guru, sedangkan teman-teman
Nurhayati, 2007:76). Faktor pertama adalah lainnya aktif dalam berkomunikasi dua arah
faktor internal. Faktor internal adalah faktor yang dengan guru. Oleh karena itu, kedua siswa ini
ada di dalam diri individu yang sedang belajar. belum mampu mendapatkan hasil yang seimbang
Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan dengan siswa-siswa lainnya, di mana siswa lain
faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi telah 75% mampu menguasai setiap aspek
faktor kesehatan dan cacat tubuh, sedangkan keterampilan dasar konseling.
faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, Berdasarkan penjelasan tersebut,
minat, bakat, motif, kematangan, dan kelelahan. pelatihan keterampilan dasar konseling berbasis
Faktor kedua adalah faktor eksternal. Faktor modul ini sesuai dengan pengajaran modul
eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. dengan adanya kegiatan membaca, kegiatan
Faktor esktern yang berpengaruh dalam belajar berdiskusi kelompok, kegiatan mempraktikkan.
meliputi faktor keluarga, faktor sekolah, dan Masih perlu adanya penelitian tersendiri untuk
faktor masyarakat. Faktor keluarga dapat meliputi mengukur faktor internal dan faktor eksternal
cara orang tua mendidik, relasi antar anggota siswa dalam kegiatan pelatihan.
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orangtua, dan latar belakang Keterbatasan Penelitian
kebudayaan. Faktor sekolah yang mempengaruhi Penelitian tindakan yang dilakukan untuk
belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, meningkatkan keterampilan dasar konseling
relasi guru dengan siswa, relasi antar siswa, melalui kegiatan pelatihan berbasis modul di PIK
disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, R EXALTA MAN Yogyakarta 1 telah diusahakan
standar pelajaran, keadaan gedung, metode untuk memperoleh hasil yang maksimal, namun
Peningkatan Keterampilan Konseling ... (Adinuringtyas Herfi Rahmawati) 11
masih terdapat keterbatasan yang ditemukan, di pelatihan berbasis modul, ceramah dan
antaranya: mengakhiri sesi.
1. Keterampilan dasar konseling yang teramati Pelatihan keterampilan dasar konseling
pada penelitian ini masih sebatas situasi berbasis modul dapat meningkatkan keterampilan
simulasi, yang tidak seluruhnya sama seperti dasar konseling pada konselor sebaya dari sebesar
pada konseling yang sesungguhnya, yang 34,42% dengan kriteria penilaian Kurang pada
terjadi pada konseling sesungguhnya bisa pra tindakan menjadi 73,85% dengan kriteria
terjadi bias. penilaian Baik pada siklus I, maka ada
2. Penelitian ini tidak mengukur faktor-faktor peningkatan sebesar 39,43% dan meningkat lagi
lain yang mempengaruhi peningkatan menjadi 89,85% pada siklus II dengan kriteria
keterampilan dasar konseling seperti gaya penilaian Baik Sekali, maka adanya
belajar siswa, pemahaman materi siswa, peningkatan 16%. Hasil tersebut didukung dari
partisipasi siswa, keaktifan siswa, hasil observasi daftar cek dan wawancara yang
pengalaman siswa dalam menghadapi suatu menunjukkan siswa dapat melakukan konseling
permasalahan ataupun budaya sekolah teman sebaya kepada teman lainnya.
maupun masyarakat setempat.
Saran
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian
Simpulan
ini, peneliti menyarankan sebaiknya guru pelatih
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
perlu membuat bimbingan individual setelah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa pelatihan
diadakannya pelatihan keterampilan dasar
keterampilan dasar konseling berbasis modul
konseling untuk membimbing secara intensif
dapat meningkatkan keterampilan konseling
kepada setiap siswa, karena masih terdapat
konselor sebaya pada konselor sebaya di Pusat
beberapa siswa yang belum bisa dibimbing secara
Informasi dan Konseling Remaja MAN
berkelompok. Guru pelatih bisa mengembangkan
Yogyakarta 1. Kegiatan yang dilakukan adalah
pelatihan keterampilan dasar konseling berbasis
kegiatan membaca, kegiatan berdiskusi
modul dengan ditambah dengan permainan atau
kelompok, dan kegiatan mempraktikkan dalam 2
kegiatan lainnya yang mendukung sebagai
siklus, yang terdiri dari 8 pertemuan. Pelaksanaan
peningkatan keterampilan dasar konseling
kegiatan dilakukan dengan berkelompok, minimal
konselor sebaya.
ada 2-4 siswa. Guru pelatih mempunyai peran
Peneliti juga berharap kepada peneliti
untuk membimbing siswa agar dapat memahami
selanjutnya agar penelitian ini dapat dijadikan
keterampilan dasar konseling. Adanya rencana
pertimbangan, jika akan mengambil tema
kegiatan harian mempermudah guru dalam
keterampilan dasar konseling pada konselor
memberikan pelatihan keterampilan dasar
sebaya di PIK R. Peneliti selanjutnya diharapkan
konseling berbasis modul kepada siswa yang
melakukan observasi awal pada sekolah-sekolah
meliputi perkenalan dan pemanasan, aktivitas
12 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 4 Tahun ke-5 2016
yang memang telah memiliki ekstrakurikuler PIK Melalui Diskusi Kelompok pada Siswa Kelas
XI SMA Muhammadiyah I Sleman. Skripsi.
R yang telah terstruktur dan minimal telah
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
berjalan selama 1 tahun pembentukan organisasi. Yogyakarta.
Peneliti juga berharap bahwa program Sarlito Wirawan Sarwono. (2013). Psikologi
studi Bimbingan dan Konseling membuka Remaja Edisi Revisi. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
wawasan dan pengetahuan dalam layanan
berkolaborasi dengan berbagai pihak terkait yang Sugihartono, Kartika Nur Fathiyah, Farida Agus
Setiawati, Farida Harahap, dan Siti Rohmah
memfasilitasi perkembangan diri siswa di Nurhayati. (2007). Psikologi Pendidikan.
sekolah, yaitu salah satunya melalui kegiatan Yogyakarta: UNY Press.
Musahadah.
(http://surabaya.tribunnews.com/2014/09/01/d
indik-wajibkan-ekskul-konselor-sebaya-di-
sekolah.htm).