Professional Documents
Culture Documents
1.1. Tegangan
Dalam mekanika bahan, pengertian tegangan tidak sama dengan
vektor tegangan. Tegangan merupakan tensor derajat dua, sedangkan
vektor, vektor apapun, merupakan tensor derajat satu. Besaran skalar
merupakan tensor derajat nol. Tensor ialah besaran fisik yang
keadaannya pada suatu titik dalam ruang, tiga dimensi, dapat
dideskripsikan dengan 3n komponennya, dengan n ialah derajat tensor
tersebut. Dengan demikian, untuk persoalan tegangan tiga dimensi pada
suatu titik dalam ruang dapat dideskripsikan dengan 32 komponennya.
Pada sistem koordinat sumbu silang, tegangan tersebut adalah xx , yy ,
zz , txy , tyx , txz , tzx , tyz , dan tzy seperti ditunjukkan pada Gambar
1.1(a). Namun demikian, karena txy = tyx , txz = tzx dan tyz = tzy ,
maka keadaan tegangan tersebut dapat dinyatakan dengan enam
komponennya, xx , yy , zz , txy , txz , tyz. Sedangkan untuk tegangan
bidang, dua dimensi, pada suatu titik dapat dideskripsikan dengan 22
komponennya, Gambar 1.1(b), dan karena tij = tji untuk maka tiga
komponen telah dapat mendeskripsikan tegangan bidang pada titik itu.
Pada dasarnya, tegangan secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yakni tegangan normal, dengan notasi sij , i = j, serta
tegangan geser dengan notasi tij , . Perhatikan penulisan pada
paragrap di atas. Karakter indek yang pertama menyatakan bidang
tempat bekerjanya gaya, sedangkan karekter indek yang kedua
menyatakan arah bekerjanya vektor tegangan tersebut. Tegangan
normal ialah tegangan yang bekerja tegak lurus terhadap bidang
pembebanan. Sedangkan tegangan geser ialah tegangan yang bekerja
sejajar dengan bidang pembebanan. Jadi keenam tegangan yang
mendeskripsikan tegangan pada suatu titik terdiri atas tiga tegangan
normal, xx , yy , dan zz , serta tiga tegangan geser, txy , tyz , dan
tzx. Nilai tegangan bisa positif dan bisa pula negatif. Tegangan
bernilai positif bila tegangan tersebut bekerja pada bidang positif
dengan arah positif, atau bekerja pada bidang negatif dengan arah
negatif. Selain itu, nilainya negatif.
Besar tegangan rata-rata pada suatu bidang dapat didefinisikan sebagai
intensitas gaya yang bekerja pada bidang tersebut. Sehingga secara
matematis tegangan normal rata-rata dapat dinyatakan sebagai
F
ij = n i=j (1a)
A
F (1b)
tij = t , i j
A
D Fn d Fn
ij = lim = i=j (2a)
DA 0 DA dA
Sedangkan tegangan geser pada suatu titik, secara matematis dapat
dinyatakan sebagai
D Ft d F t
tij = lim = , i j (2b)
DA 0 DA dA
1.2. Regangan
Seperti halnya tegangan, regangan juga merupakan tensor
derajat dua. Dengan demikian keadaan regangan ruang, tiga dimensi,
pada suatu titik dapat dideskripsikan dengan kesembilan komponennya.
Pada sistem koordinat sumbu silang, regangan tersebut adalah exx , eyy
, ezz , gxy , gyx , gxz , gzx , gyz , dan gzy , sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 1.2(a). Regangan juga dapat diklasifikasikan menjadi dua,
yakni regangan normal, dengan notasi eij , i = j, serta regangan
geser dengan simbul ij , . Sebagaimana dengan tegangan, gxy = gyx ,
gxz = gzx dan gyz = gzy , maka keadaan regangan ruang pada suatu
titik dapat dinyatakan oleh enam komponen, yakni exx , eyy , ezz , gxy ,
gyz , gzx. Sedangkan regangan bidang, dua dimensi, dapat dideskripsikan
dengan 22 komponennya, dan karena gij = gji maka regangan bidang
pada suatu titik dapat dideskripsikan dengan hanya tiga komponen,
Gambar 1.2(b).
Regangan normal merupakan perubahan panjang spesifik. Regangan
normal rata-rata dinyatakan oleh perubahan panjang dibagi dengan
panjang awal, atau secara matematis dapat dituliskan
D li ui
e ij = = , i=j (3)
li li
e ij= regangan normal rata-rata
Dl = u = perubahan panjang pada arah (mm)
l = panjang awal pada arah (mm)
i, j = sumbu koordinat pada sistem sumbu silang, x, y, z.
-( xx . A cos q) cos q = 0
(2
sin 09 o
+ q ) = (sin 9 0
o
cos q + cos 9 0
o
sin q )
2
= co s2 q
sin(9 0o + q)cos(9 0o + q) = (sin 9 0o cosq + cos 9 0o sin q)(cos9 0o cosq - sin 9 0o sin q)
= - sinq cosq
akan didapat
y' y' = yy cos2 q + xx sin2 q -2t xy sin q cosq (1.4b)
S Fy ' = 0
t x ' y ' . A + ( t xy . A sin q) sin q - ( yy . A sin q) cos q -( t xy . A cos q) cos q
+( xx . A cos q) sin q = 0
xx + yy xx - yy (1.5a)
x'x' = + cos 2q + t xy sin 2q
2 2
xx + yy xx - yy
y'y' = - cos 2q - t xy sin 2q (1.5b)
2 2
xx - yy
t x' y ' = - sin 2q + t xy cos 2q (1.5c)
2
AD - D x1 .cosq - D x1
'1a = = = sin q.cosq = - e xx .sin q.cosq
dy '1 d x1 d x1
sin q
CE - D x2 .sin q - D x2
'1b = = = sin q.cosq = - e xx .sin q.cosq
dx '2 d x 2 d x2
cosq
'x ' y '1 = 1a + 1b = -2 e xx .sin q.cosq
Gambar. 1.7. Transformasi Regangan Geser
CE CC ''.sin q xy . dy
3b = = =- . sin2 q = - xy . sin2 q
d x'2 dy dy
sin q
x' y' = x' y'1 + x' y'2 + x' y'3 = -(e xx - e yy)sin q.cosq + xy (cos2 q - sin2 q)
...(1.6c)
=
( e xx + e yy )
+
( e xx - e yy )
cos 2q +
xy
.sin 2q (1.7a)
e x' x'
2 2 2
(e xx + e yy ) ( e - e yy ) xy
e y' y' = cos 2q + - .sin 2q
xx
(1.7b)
2 2 2
x' y' ( e - e yy ) xy
e x' y' = =- sin 2q + .cos 2q
xx
(1.7c)
2 2 2
1.5. Tegangan dan Regangan Utama (Principal Stress and Strain)
serta Tegangan dan Regangan Geser Maksimum
sin 2 q p 2 t xy
= tan 2 q p = (1.8)
cos 2 q p xx - yy
Dari persamaan di atas dapat dilukiskan segitiganya sebagai berikut
x'x' =
xx + yy
2
+
1
2. ( xx - yy ) + 4 t xy
2 2 {
( xx - yy ) +4 t xy
2 2
}
Sehingga
x' x' =
xx + yy 1
2
+
2.
{ ( xx - yy ) +4 t xy
2
}
2
y' y' =
xx + yy 1
2
-
2.
{ ( xx - yy ) +4 t xy
2
}
2
dt x ' y ' xx - yy
=- .sin 2q + t xy .cos 2q = 0
dq 2
atau
sin 2 q max xx - yy
= tan 2 q max = - (1.10)
cos 2 q max 2 t xy
xx - yy -( xx - yy )
2
2 t xy
t x' y' = - +
2 ( xx - yy ) + 4 t xy ( xx - yy ) + 4 t xy
2 2 2 2
=
1
2. ( xx - yy ) + 4 t xy
2 2 { ( xx - yy ) +4 t xy
2
}
2
Sehingga
t x' y' =
1
2.
{ ( xx - yy ) +4 t xy
2 2
}
Persamaan (1.10) juga dipenuhi bila panjang sisi di depan sudut 2q
adalah (xx - yy) dan panjang sisi di sampingnya adalah -2txy. Kondisi
ini akan memberikan
t x' y' = -
1
2.
{ ( xx - yy ) +4 t xy
2
}
2
t max =
1
2.
{ ( xx - yy ) +4 t xy
2
}
2
(1.11)
e1,2 =
e xx + e yy 1
2
2.
{(e xx - e yy ) + xy
2
}
2
(1.12b)
qp = sudut utama
e1,2 = regangan-regangan utama
gxy = 2exy = regangan geser
sin 2 qmax e xx - e yy
= tan 2 qmax = - (1.13a)
cos 2 qmax xy
max
2
=
1
2.
{ (e xx -e yy ) + xy
2
}
2
(1.13b)
e xx + e yy
Pada persamaan (1.7a), bila suku dipindahkan ke ruas kiri
2
(1.16a)
Sedangkan pada persamaan (1.7c), bila dikuadratkan akan didapat
2 2
x' y' xy -
e e
2
2
=
2 ( )
cos2 2q + xx yy sin 2 2q - e xx - e yy x ' y ' sin 2q cos 2q
2
2
(1.16b)
( xx - n yy - n zz)
1
e xx =
E
e yy = ( yy - n xx - n zz)
1
(1.18)
E
( zz - n xx - n yy )
1
e zz =
E
Dengan E dan v berturut-turut adalah modulus alastis atau modulus
Young dan angka perbandingan Poisson. Sedangkan pada deformasi
geser untuk G adalah modulus geser , hubungannya adalah:
t xy (1 + n) t xy
xy
e xy = =
=
2 2G E
t xz (1 + n) t xz (1.19)
e xz = xz = =
2 2G E
yz t yz (1 + n) t yz
e yz = = =
2 2G E
Sedangkan untuk mencari tegangan normal yang terjadi bila regangan
normal dan sifat-sifat mekanis bahannya diketahui, digunakan
persamaan-persamaan:
xx =
E
(1 + n)(1 - 2 n)
{
(1 - n) e xx + n( e yy + e zz) }
yy =
( )(
1 + n
E
1 - 2 n )
{ (1 - n) e yy + n( e xx + e zz)} (1.20)
zz =
E
(1 + n)(1 - 2 n)
{
(1 - n) e zz + n( e xx + e yy ) }
Selanjutnya untuk deformasi geser, bentuk hukum Hooke adalah:
E E
t xy = e xy = xy = G xy
1+ n 2(1 + n)
E E
t xz = e xz = xz = G xz (1.21)
1+ n 2(1 + n)
E E
t yz = e yz = yz = G yz
1+ n 2(1 + n)
Persamaan-persamaan (1.18) sampai dengan (1.21) dapat juga
diberlakukan untuk persoalan-persoalan dua dan satu dimensi, yakni
dengan memasukkan harga nol untuk besaran-besaran di luar dimensi
yang dimaksud.
b. Lingkaran Mohr:
1) Buat sumbu eij horisontal.
2) Regangan normal terkecil, eyy = -606me, sehingga
merupakan titik di dekat batas kiri.
3) Regangan normal terbesar exx = 1458me, sehingga
merupakan titik di dekat batas kanan.
4) Diambil skala 1cm = 250me. Kemudian ditentukan titik
eyy = -606me di sebelah kiri, exx = 1458me di sebelah
kanan dan berjarak (exx + eyy) dari titik eyy di
sebelah kiri.
5) Lukis sumbu t yang berjarak 606me di sebelah kanan
titik eyy .
6) Dengan membagi dua sama panjang jarak eyy ke exx
akan didapat titik P.
7) Menentukan letak titik A pada koordinat (exx , exy ) =
(1458,774).
8) Dengan mengambil titik pusat di P dan jari-jari
sepanjang PA, lingkaran Mohr dapat di-lukis.
9) Dengan menarik garis dari A lewat P yang memotong
lingkaran Mohr di B, akan di dapat kedudukan titik
(eyy , exy ) = (-606,-774).
c. Besar rotasi mengelilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr,
dengan mengukur, didapat
qmax = 0,5 x 2 qmax = 0,5 x (-53o) = 26o 30.
Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat
tan 2qmax = - (1458 + 606) / (2 x 774) = - 4/3
2qmax = - 53o 08 atau qmax = - 26o 34
d. Besar regangan geser maksimum menurut lingkaran Mohr
exy-max = 5,2 x 250me = 1300me.
Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat
max 1
= e xy - max = (1458 + 606)2 +1548 2 = 1290me
2 2
e. Besar rotasi mengellilingi sumbu z menurut lingkaran Mohr,
dengan mengukur, didapat
qp = 0,5 x 2qp = 0,5 x 37o = 18o 30.
Sedangkan menurut persamaan (1.10) didapat
tan 2qp = (2 x 120) / (280 + 40) = 3/4
2qp = - 36o 52 atau qmax = - 18o 26
f. Besar regangan-regangan dasar menurut lingkaran Mohr
e1 = 6,9 x 250me = 1725me.
e2 = -3,5 x 250me = -875me
Sedangkan menurut persamaan (1.11) akan didapat
1458- 606 1
e1 = + (1458+ 606)2 +15482 = 1716me
2 2
1458- 606 1
e2 = - (1458+ 606)2 +15482 = -864 me
2 2