You are on page 1of 8

JCONES Vol. 4, No.

2 (2015) 16-23

Journal of Control and Network Systems


Situs Jurnal : http://jurnal.stikom.edu/index.php/jcone

IMPLEMENTASI DAN ANALISIS MPLS-TE PADA JARINGAN


BERBASIS MIKROTIK

RachmadRiadiHariPurnomo1) Jusak2)Johan Pamungkas


Program Studi/JurusanSistemKomputer
STMIK STIKOM Surabaya
Jl. Raya KedungBaruk 98 Surabaya, 60298
Email : 1)ultah060492@gmail.com, 2)jusak@stikom.edu3)johan@stikom.edu

Abstract: Currently, the demand of the Internet services is increasing significantly. Thus, it effects
the increment of the internet traffic. To overcome this challenge, a Multiprotocol Label Switching technology
was proposed. In the development of this technology, MPLS-Traffic Engineering was introduced to equip the
previous MPLS technology. Traffic Engineering in MPLS is the process of selecting a data channel traffic to
balance the traffic load on the various lines and points on the network and manage network traffic better
using alternative paths.
The first step in MPLS-TE research is addressing 4 proxy routers and MPLS-TE configuration. The
second stage is the retrieval of data from PC1 to PC2. The third stage is a data retrieval using wireshark
software. The last stage is the testing and calculation of data to determine the quality of the results of the
data obtained for a reference to draw conclusions.
Based on the research results of the implementation and analysis of MPLS-TE on Mikrotik based
network by using the parameters of latency (delay), jitter, throughput and packet loss, the results show that
the performance of MPLS compared to MPLS TE does not differ significantly.

Keyword : MPLS, MPLS-TE, Quality of Service, Mikrotik


Traffic Engineering dalam MPLS yaitu suatu
Semakin tinggi pemakaian layanan internet proses pemilihan saluran data trafik untuk
akan semakin tinggi trafik internet yang menyeimbangkan beban trafik pada berbagai jalur
digunakan, sehingga kecepatan pengiriman data dan titik dalam network (Rijayana, 2005). Tujuan
menjadi masalah yang sering dialami dalam dari traffic engineering ini yaitu untuk
jaringan komputer. Untuk itu perlu proses yang memungkinkan operasional network yang handal
cepat untuk mengatasi pengiriman dan dan efisien, sekaligus mengoptimalkan
pengambilan data untuk mengurangi waktu atau penggunaan sumberdaya dan performansi trafik.
efisiensi waktu yang digunakan oleh user agar (Wastuwibowo, 2003)
tidak perlu membuang waktu. Ada beberapa Beberapa paper telah membahas implementasi
protocol jaringan yang dapat digunakan, salah MPLS-TE, misal seperti paper berjudul Analisis
satunya protokol Multiprotocol LabelSwitching dan Implementasi Jaringan Backbone MPLS-TE
(MPLS). Multiprotocol Label Switching (MPLS) pada Layanan VoIP, mengatakan bahwa unjuk
adalah sebuah teknik yang menggabungkan kerja dari parameter QoS untuk delay, throughput
kemampuan managemen swiching yang ada pada dan packet loss pada MPLS-TE selalu lebih
teknologi ATM atau disebut juga Asynchronous unggul dikarenakan ada mekanisme fast
Transfer Mode dengan fleksibilitas network layer reroute(Simatupang, 2011). Paper lain berjudul
yang dimiliki pada teknologi IP. MPLS Analisis pemodelan sistem jaringan MPLS-TE
menggabungkan teknologi switching layer 2 dan pada layanan multimedia berbasis IP Multimedia
teknologi routing layer 3 sehingga menjadi solusi Subsystem (IMS), mengatakan bahwa
jaringan terbaik dalam masalah kecepatan, perfomansi IMS server yang menggunakan
scalability, Quality of Service (QoS) dan traffic teknologi MPLS-TE lebih baik jika dibandingkan
engineering. Ada berbagai jenis MPLS tetapi dengan yang tanpa menggunakan teknologi
penulis menggunakan salah satu jenis tersebut, MPLS-TE.(Aloriadi, 2011)
yaitu traffic engineering.

Rachmad Riadi Hari Purnomo, Jusak, Johan Pamungkas


JCONES Vol, 4, No. 2 (2015) Hal: 16
Pada penelitian ini telah dilakukan unjuk kerja Percobaan
jaringan menggunakan MPLS-TE. Hal ini dilatar
belakangi oleh kurangnya implementasi teknologi Prosedur percobaan adalah prosedur dimana
MPLS pada perusahaan perusahaan. Padahal melakukan percobaan system, yaitu melakukan
MPLS-TE dapat digunakan untuk memanajemen konfigurasi alat dan melakukan percobaan
trafik pada jaringan yang lebih baik dengan pengiriman data. Dengan mencoba fitur fitur
menggunakan jalur alternative. yang ada. Setelah itu dilakukan percobaan
Berdasarkan uraian diatas dalam penelitian ini pengujian alat dan aplikasi, untuk mengetahui apa
akan dikaji tentang bagaimana Implementasi dan benar dapat diterapkan pada alat tersebut atau
Analisis MPLS-TE pada jaringan berbasis tidak.
mikrotik. Tujuan dari penulis ini dapat Analisis
menganalisis seberapa bagus kinerja pada Prosedur analisis dilakukan untuk
protokol MPLS-TE ini yang digunakan untuk mengetahui sebab akibat dari suatu masalah yang
pengiriman data pada protokol tersebut. ditemukan. Prosedur ini masih berhubungan
dengan prosedur percobaan dengan prosedur studi
METODE PENELITIAN kepustakaan. Jadi, masalah pada kedua prosedur
Studi Kepustakaan tersebut akan dianalisis untuk menemukan sumber
Awal mulanya, jaringan internet tidak permasalahannya.
didesain agar mampu membedakan perlakuan
untuk setiap tipe trafik yang berbeda. Hal ini Prosedur Penelitian
menjadi masalah ketika terdapat berbagai macam Prosedur ini menjelaskan tentang langkah
trafik yang mempunyai tingkat kebutuhan langkah yang akan dilakukan untuk membangun
pelayanan yang berbeda-beda. Ketika trafik yang sistem ini, serta langkah langkah apa saja yang
sensitif terhadap delay harus bersaing untuk akan dilakukan untuk menguji system tersebut.
memperebutkan sumber daya jaringan, trafik Berikut merupakan prosedur penelitian:
tersebut akan dirugikan. Apabila ada aplikasi Tabel 1 Prosedur penelitian
yang mengirimkan trafik dan menghabiskan 1. Pengumpulan - Mikrotik, QoS, MPLS, MPLS-TE
sumber daya pada jaringan, maka trafik lain yang data dan - Data Video dan Data Audio
ingin masuk tentu saja akan dirugikan oleh trafik parameter - Menentukkan parameter analisis
yang rakus sumber daya tersebut. Selain Quality 2. Desain dan - Menentukkan topologi MPLS-TE
of Service (QoS), dibutuhkan pula mekanisme pembuatan
topologi - Menentukkan server dan client
traffic engineering untuk mengatasi permasalahan
yang muncul ketika jalur mengalami keadaan 3. Konfigurasi - Konfigurasi MPLS dan MPLS-TE
kongesti. Salah satu protokol yang mampu system pada mikrotik
menyediakan layanan traffic engineering dengan - Instalasi aplikasi Filezilla pada PC
fleksibel adalah Multiprotocol Label Switching server dan PC client
(MPLS).Pada MPLS ini mempunyai banyak type, - Instalasi wireshark pada PC server
dan PC client
salah satunya yang digunakan dalam penelitian ini
4. Menjalankan - Mengirimkan data audio melalui
yaitu MPLS-TE. MPLS-TE (Multiprotocol Label system server ke client
Switching Traffic Engineering) ini digunakan
- Mengirimkan data video melalui
untuk mengatasi dan mengoptimalkan jalur trafik server ke client
(Rijayana, 2005). Pada pengujian ini, 5. Mengolah data - Monitoring data dari wireshark
menggunakan parameter QoS (Quality of Service) - Diolah menggunaakn rumus pada
antara lain latency (delay), jitter, throughput dan Ms. Excel
packetloss. Latency (delay) digunakan untuk
6. Pengujian system - Menganalisis pengujian data
mengukur waktu transmisi yang dibutuhkan dari
dan plotting - Membuat hasil plotting dari
sumber ke tujuan. Jitter didefinisikan sebagai
analisis pengujian data berupa
variasi delay yang diakibatkan oleh panjang
grafik
queue data suatu pengolahan data dan proses
penggabungan paket paket data diakhir
pengiriman akibat kegagalan sebelumnya. Pengumpulan Data dan Parameter Penelitian
Berikutnya adalah Throughput merupakan jumlah Dalam tahap ini akan dilakukan
total kedatangan paket yang diamati pada pengumpulan data yang akan digunakan untuk
destination selama interval waktu tertentu dibagi melakukan pengujian. Terdapat beberapa data
oleh durasi interval waktu dan yang terakhir yang akan digunakan dalam pengujian system
adalah Packet loss merupakan paket data yang yaitu data audio dan data video. Kedua data
hilang pada saat pengiriman. tersebut didapatkan pada saat browsing di
internet. Ada 3 jenis video dan 3 jenis audio

Rachmad Riadi Hari Purnomo, Jusak, Johan Pamungkas


JCONES Vol, 4, No. 2 (2015) Hal: 17
dengan ukuran yang berbeda beda dan Berikut adalah alamat IP yang digunakan
menggunakan aplikasi FTP salah satunya untuk menghubungkan antar Router dan PC
FileZilla yang akan digunakan untuk (Personal Computer). Dapat dilihat pada tabel 2.
mengirimkan data dari Server ke Client. Setelah
itu, PC Server dan Client menjalankan aplikasi
Wireshark. Wireshark akan diset agar Tabel 2 IP Address pada Router
memonitoring paket data TCP dan hasil
Device Interface IP Address IP
monitoring tersebut akan dilakukan pada sisi
version 4 Interface
Server dan Client. Setelah itu hasil dari
Loopback
monitoring tersebut akan diolah untuk
Router 1 Ether 1 192.168.1.1/30
mendapatkan nilai dari latency (delay), jitter,
throughput dan packet loss. Ether 2 192.168.2.1/30
Desain dan Pembuatan Topologi Ether 3 192.168.6.2/30
Implementasi dan analisis MPLS-TE pada
jaringan berbasis mikrotik ini akan dijelaskan Loopback 1.1.1.1/32
lebih baik melalui desain topologi yang dapat
dilihat pada Gambar 1. Terdapat 2 router sebagai Router 2 Ether 3 192.168.2.2/30
Label Switching Router (LSR), 2 router
Ether 2 192.168.3.1/30
berikutnya untuk Label Edge Router (LER) serta
2 Personal Computer (PC) sebagai Server dan Loopback 2.2.2.2/32
Client yang masing masing tersambung pada
LER. Pada PC Server yang diinstall aplikasi Router 3 Ether 1 192.168.4.1/30
FileZilla Server yang dijadikan sebagai penerima
permintaan dari Client dan PC Client akan Ether 2 192.168.5.1/30
diinstall FileZilla Client yang digunakan untuk
Ether 3 192.168.3.2/30
mengelola atau mentransfer data. Data dari PC
Server yang terus menerus dikirimkan melalui Loopback 3.3.3.3/32
router LER yang akan diteruskan ke router LSR
yang berfungsi mengatur trafik saat paket Router 4 Ether 3 192.168.5.2/30
memasuki jaringan MPLS serta dalam jaringan
MPLS berperan menetapkan LSP dengan Ether 2 192.168.6.1/30
menggunakan teknik label swapping dengan Loopback 4.4.4.4/32
kecepatan yang ditetapkan. Kemudian data keluar
dari jaringan MPLS melewati LSR yang berfungsi PC 1 Port 1 192.168.1.2/30
untuk mengatur trafik pada saat paket ( Server )
meninggalkan jaringan MPLS dan menuju ke PC 2 Port 1 192.168.4.2/30
LER. Dalam penelitian ini panelis menggunakan ( Client )
topologi seperti Gambar 1 dikarenakan untuk
mengatasi jika ada jalur atau node yang down,
maka akan lewat jalur yang lainnya agar paket
sampai ke tujuannya.

Gambar 1 Topologi MPLS-TE

Rachmad Riadi Hari Purnomo, Jusak, Johan Pamungkas


JCONES Vol, 4, No. 2 (2015) Hal: 18
Proses Monitoring dan Pengambilan Data 5. Konfigurasi Traffic Engineering
Konfigurasi Traffic engineering pada
interface router, pengaturan resource reservation.
Pada dasarnya parameter ini mengontrol seberapa
START
sering jalan RSVP dan setiap host penerima,
mengirimkan permintaan pesan pada interface
tertentu. Jadi, seperti hello-interval yang ada pada
Mengirim data dari Server ke Client protocol OSPF dan bandwidth yang digunakan
pada MPLS-TE bukan untuk menciptakan
bandwidth yang baru, tetapi bandwidth tersebut
Monitoring wireshark Server dan Client digunakan untuk memanfaatkan path-protection
Pengolahan Data
Pada pengolahan data ini, akan menjelaskan
Data diterima Client yang dilakukan untuk mendapatkan nilai dari tiap
parameter yang digunakan. Parameter tersebut
meliputi Latency (delay), Jitter, Throughput dan
Simpan di Ms. Excel PacketLoss. Pertama, menjalankan aplikasi
FileZilla pada PC Server dan Client, setelah itu
menyiapkan data yang akan dikirimkan, setting
bandwidthrouter, setelah itu aktifkan wireshark
FINISH untuk memonitoring jalannya suatu proses
pengiriman data dari Server ke Client.
Gambar 2 Flowchart proses pengambilan data Sebelumnya pada wireshark di set TCP agar yang
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa dari PC tertangkap yaitu data TCP, data TCP meliputi
Server akan mengirimkan data ke PC Client FTP, FTP-DATA dan TCP. Proses selanjutnya,
melalui aplikasi FileZilla dan data dikirim menganalisa hasil yang tertangkap oleh aplikasi
melewati router mikrotik sebelum data dikirim, wireshark dan dihitung dengan menggunakan
aktifkan wireshark pada PC Server dan Client parameter parameter QoS agar dapat memberikan
yang akan memonitoring pengiriman paket. kesimpulan pada hasil yang didapat.
Selanjutnya, data akan masuk pada PC Client dan Pengujian Sistem dan Plotting
wireshark akan memonitoring paket yang sampai Plotting ini menampilkan hasli dari analisis
dan setelah selesai, maka hasil dari monitoring yang telah dilakukan. Berikut penjelasannya :
tersebut disimpan ke dalam ms.excel untuk
diproses lebih lanjut. 1. Pengujian pengiriman Audio berdasarkan
bandwidth yang digunakan dan ukuran audio
Konfigurasi Sistem yang berbeda.
1. Konfigurasi Nama Router, Interface dan IP - Melakukan analisa pada pengiriman
Address audio pada server dan client dengan
Pada masing masing router diberi nama bandwidth sebesar 128 kbps, dengan
sesuai dengan topologi. Setelah itu beri nama ukuran audio2.037 Kb dan dilakukan
masing masing interface router dan konfigurasi ploting ke bentuk grafik.
IP Address pada masing masing interface sesuai - Melakukan analisa pada pengiriman
dengan tabel 3.2. audio pada server dan client dengan
2. Konfigurasi Loopback Interface bandwidth sebesar 128 kbps, dengan
Konfigurasi loopback interface pada masing ukuran audio6.883 Kb dan dilakukan
masing interface yang ada pada router. ploting ke bentuk grafik.
3. Konfigurasi Dynamic Routing - Melakukan analisa pada pengiriman
Mengkonfigurasi routing dengan audio pada server dan client dengan
menggunakan routingOpen Shortest Path First bandwidth sebesar 128 kbps, dengan
(OSPF) pada setiap router. ukuran audio9.040 Kb dan dilakukan
4. Konfigurasi MPLS ploting ke bentuk grafik.
Konfigurasi MPLS dengan menambahkan - Melakukan analisa pada pengiriman
LDP pada interface dan transport address pada audio pada server dan client dengan
masing masing router untuk mengaktifkan DP bandwidth sebesar 512 kbps, dengan
yang berfungsi untuk menambahkan label serta ukuran audio2.037 Kb dan dilakukan
mendistribusikannya. ploting ke bentuk grafik.
- Melakukan analisa pada pengiriman

Rachmad Riadi Hari Purnomo, Jusak, Johan Pamungkas


JCONES Vol, 4, No. 2 (2015) Hal: 19
audio pada server dan client dengan video pada server dan client dengan
bandwidth sebesar 512 kbps, dengan bandwidth sebesar 1 Mbps, dengan
ukuran audio6.883 Kb dan dilakukan ukuran video6.434 Kb dan dilakukan
ploting ke bentuk grafik. ploting ke bentuk grafik.
- Melakukan analisa pada pengiriman - Melakukan analisa pada pengiriman
audio pada server dan client dengan video pada server dan client dengan
bandwidth sebesar 512 kbps, dengan bandwidth sebesar 1 Mbps, dengan
ukuran audio9.040 Kb dan dilakukan ukuran video10.045 Kb dan dilakukan
ploting ke bentuk grafik. ploting ke bentuk grafik.
- Melakukan analisa pada pengiriman - Melakukan analisa pada pengiriman
audio pada server dan client dengan video pada server dan client dengan
bandwidth sebesar 1 Mbps, dengan bandwidth sebesar 1 Mbps, dengan
ukuran audio2.037 Kb dan dilakukan ukuran video13.839 Kb dan dilakukan
ploting ke bentuk grafik. ploting ke bentuk grafik.
- Melakukan analisa pada pengiriman
audio pada server dan client dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
bandwidth sebesar 1 Mbps, dengan Hasil Penelitian
ukuran audio6.883 Kb dan dilakukan Hasil rata-rata dari Qos, antara lain Latency
ploting ke bentuk grafik. (delay), Jitter, Throughput dan Packet loss dengan
- Melakukan analisa pada pengiriman membandingkan dengan bandwidth yang berbeda
audio pada server dan client dengan beda.
bandwidth sebesar 1 Mbps, dengan
ukuran audio9.040 Kb dan dilakukan 1. Delay pada audio dan video dengan
ploting ke bentuk grafik. perbandingan bandwidth yang berbeda.
2. Pengujian pengiriman Video berdasarkan Tabel 3 Hasil dari keseluruhan bandwidth delay
bandwidth yang digunakan dan ukuran video pada audio
yang berbeda.
Ukuran
- Melakukan analisa pada pengiriman MPLS MPLS-TE
Bandwidth
video pada server dan client dengan
bandwidth sebesar 128 kbps, dengan 128Kbps 2.492844 2.495931
ukuran video6.434 Kb dan dilakukan
ploting ke bentuk grafik. 512Kbps 0.599947 0.614832
- Melakukan analisa pada pengiriman
video pada server dan client dengan
bandwidth sebesar 128 kbps, dengan Latency (Audio)
ukuran video10.045 Kb dan dilakukan
ploting ke bentuk grafik. 3
- Melakukan analisa pada pengiriman 2
video pada server dan client dengan 1
bandwidth sebesar 128 kbps, dengan 0
ukuran video13.839 Kb dan dilakukan 128Kbps 512Kbps 1Mbps
ploting ke bentuk grafik.
- Melakukan analisa pada pengiriman MPLS MPLS-TE
video pada server dan client dengan
bandwidth sebesar 512 kbps, dengan 1Mbps 0.316389 0.315195
ukuran video6.434 Kb dan dilakukan Gambar 3 Grafik hasil dari keseluruhan
ploting ke bentuk grafik. bandwidth delay pada audio
- Melakukan analisa pada pengiriman
video pada server dan client dengan
bandwidth sebesar 512 kbps, dengan
ukuran video10.045 Kb dan dilakukan
ploting ke bentuk grafik.
- Melakukan analisa pada pengiriman
video pada server dan client dengan
bandwidth sebesar 512 kbps, dengan
ukuran video13.839 Kb dan dilakukan
ploting ke bentuk grafik.
- Melakukan analisa pada pengiriman

Rachmad Riadi Hari Purnomo, Jusak, Johan Pamungkas


JCONES Vol, 4, No. 2 (2015) Hal: 20
Tabel 4 Hasil dari keseluruhan bandwidth delay
pada video Jitter (Audio)
Ukuran 2
Bandwidth MPLS MPLS-TE 1
0
128Kbps 2.512818 2.518474
128Kbps 512Kbps 1Mbps
512Kbps 0.625622 0.646229
1Mbps 0.318073 0.315953 MPLS MPLS-TE

Gambar 5 Grafik hasil dari keseluruhan


Latency (Video) bandwidth jitter pada audio
3
2 Tabel 6 Hasil dari keseluruhan bandwidth jitter
1 pada video
0
Ukuran
128Kbps 512Kbps 1Mbps Bandwidth MPLS MPLS-TE

MPLS MPLS-TE 128Kbps 1.523415 1.526177


Gambar 4 Grafik hasil dari keseluruhan 512Kbps 0.038892 0.035452
bandwidth delay pada video 1Mbps 0.027895 0.022173
Dari analisis latency diatas menunjukkan
bahwa data audio dan data video dengan
bandwidth yang digunakan 128 Kbps, 512 Kbps Jitter (Video)
dan 1 Mbps tidak memiliki perbedaan secara
signifikan.Hal ini disebabkan karena pada 2
penelitian ini, simulasi jaringan yang tidak 0
diimplementasikan pada jaringan public (karena 128Kbps 512Kbps 1Mbps
adanya kendala mendapatkan IP Public). Selain
itu simulasi jaringan memiliki jumlah hop yang
MPLS MPLS-TE
sedikit, sehingga hasil perbandingan delay antara
MPLS dan MPLS-TE tidak berbeda secara
signifikan. Gambar 6 Grafik Hasil dari keseluruhan
bandwidth jitter pada video
2. Jitter pada audio dan video dengan
perbandingan bandwidth yang berbeda. Pada jitter audio bandwidth 128Kbps pada
Tabel 5 Hasil dari keseluruhan bandwidth jitter MPLS mempunyai nilai 1.296224 dan MPLS-TE
pada audio mempunyai nilai 1.528782 kedua teknologi
tersebut tidak mempunyai perbedaan secara
Ukuran signifikan. Data video pada delay bandwidth
Bandwidth MPLS MPLS-TE 1Mbps memiliki nilai yang dihasilkan oleh MPLS
yaitu sebesar 0.027895 dan MPLS-TE memiliki
128Kbps 1.296224 1.528782 nilai jitter sebesar 0.022173 hasil tersebut tidak
512Kbps 0.061066 0.056889 berbeda secara signifikan, dikarenakan
1Mbps 0.056278 0.053384 mengalami beberapa factor seperti pada saat
memecah paket sehingga waktu yang digunakan
untuk sampai ketujuan lebih tinggi. Semakin
besar bandwidth yang digunakan, maka waktu
yang digunakan untuk mengirimkan paket akan
semakin cepat.

Rachmad Riadi Hari Purnomo, Jusak, Johan Pamungkas


JCONES Vol, 4, No. 2 (2015) Hal: 21
3. Throughput pada audio dan video dengan 0.514591, kedua teknologi tersebut tidak
perbandingan bandwidth yang berbeda. mempunyai perbedaan secara signifikan. Data
video pada delay bandwidth 128Kbps memiliki
Tabel 7 Hasil dari keseluruhan bandwidth nilai yang dihasilkan oleh MPLS yaitu sebesar
throughput pada audio 0.486972 dan MPLS-TE memiliki nilai
throughput sebesar 0.474078 hasil tersebut tidak
Ukuran berbeda secara signifikan. .Hal ini disebabkan
Bandwidth MPLS MPLS-TE karena pada penelitian ini, simulasi jaringan yang
tidak diimplementasikan pada jaringan public
128Kbps 0.57972 0.514591 (karena adanya kendala mendapatkan IP Public).
512Kbps 1.897884 1.986404 Selain itu simulasi jaringan memiliki jumlah hop
yang sedikit, sehingga hasil perbandingan delay
1Mbps 3.878551 3.884744
antara MPLS dan MPLS-TE tidak berbeda secara
signifikan.
4. Packet Loss pada audio dan video dengan
Throughput (Audio) perbandingan bandwidth yang berbeda
5 Tabel 9 Hasil dari keseluruhan bandwidth packet
Throughput

loss pada audio


0
128Kbps 512Kbps 1Mbps Ukuran
Bandwidth MPLS MPLS-TE
MPLS MPLS-TE
128 Kbps 0 0

Gambar 7Grafik hasil dari keseluruhan 512Kbps 0 0


bandwidth throuhgput pada audio 1 Mbps 0 0
Tabel 8 Hasil dari keseluruhan bandwidth

Ukuran Tabel 10 Hasil dari keseluruhan bandwidth


Bandwidth MPLS MPLS-TE packet loss pada video

128Kbps 0.486972 0.474078 Ukuran


Bandwidth MPLS MPLS-TE
512Kbps 1.935914 1.938301
1Mbps 3.75021 3.752533 128 Kbps 0 0
throughput pada video
512Kbps 0 0

1 Mbps 0 0

Throughput (Video)
Dari analisis packet loss diatas, kedua data
4 (audio dan video) dengan bandwidth yang
Throughput

2 digunakan 1 Mbps, 512 Kbps, 128 Kbps


memiliki nilai packet loss yang sama yaitu 0%,
0 dikarenakan pada saat pengiriman data tidak
128Kbps 512Kbps 1Mbps mengalami gangguan pada jalur yang digunakan.

MPLS MPLS-TE KESIMPULAN


Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan
Gambar 8 Grafik hasil dari keseluruhan pada implementasi dan analisis MPLS-TE pada
bandwidth throughput pada video mikrotik didapatkan beberapa poin kesimpulan
sebagai berikut:
Dari analisis throughput diatas menunjukkan
bahwa data audio dengan bandwidth 128Kbps 1. Nilai latency (delay), jitter, throughput dan
pada teknologi MPLS mempunyai nilai 0.57972 packet loss pada bandwidth128Kbps dengan
dan teknologi MPLS-TE mempunyai nilai ukuran data audio sebesar 2.037Kb, 6.883Kb,

Rachmad Riadi Hari Purnomo, Jusak, Johan Pamungkas


JCONES Vol, 4, No. 2 (2015) Hal: 22
9.040Kb dan data video dengan ukuran http://www.academia.edu/2585297/Jarin
sebesar 6.434Kb, 10.045Kb, 13.839Kb gan_MPLS
memiliki nilai yang tidak berbeda secara
signifikan.
2. Nilai latency (delay), jitter, throughput dan
packet loss pada bandwidth512 Kbps dengan
ukuran data audio sebesar 2.037Kb, 6.883Kb,
9.040Kb dan data video dengan ukuran
sebesar 6.434Kb, 10.045Kb, 13.839Kb
memiliki nilai yang tidak berbeda secara
signifikan.
3. Nilai latency (delay), jitter, throughput dan
packet loss pada bandwidth1Mbps dengan
ukuran data audio sebesar 2.037Kb, 6.883Kb,
9.040Kb dan data video dengan ukuran
sebesar 6.434Kb, 10.045Kb, 13.839Kb
memiliki nilai yang tidak berbeda secara
signifikan.
4. Berdasarkan pengujian parameter uji kinerja
QoS, antara lain latency (delay), jitter,
throughput dan packet loss dengan
bandwidth yang bervariasi menunjukkan
bahwa unjuk kerja MPLS dibandingkan
dengan MPLS-TE nilainya tidak berbeda
secara signifikan.

Saran
Berikut ini terdapat beberapa saran yang
penulis berikan ntuk penelitian berikutnya apabila
ingin mengembangkan penelitian yang telah
dibuat agar menjadi lebih baik adalah sebagai
berikut :
1. Penelitian berikutnya diharapkan mampu
mengimplementasikan data pada jaringan
public dan memperbanyak jumlah perangkat
yang digunakan untuk mendapatkan hasil
analisis unjuk kerja yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Aloriadi, R. (2011). Analisis pemodelan sistem
jaringan MPLS-TE pada layanan
multimedia berbasis IP Multimedia
Subsystem (IMS). telkomuniversity, 7.
Rijayana, I. (2005). Teknologi Multi Protocol
Label Switching (MPLS) Untuk
Meningkatkan Performa Jaringan.
Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Informasi 2005, 2.

Simatupang, S. A. (2011). Analisis dan


Implementasi Jaringan Backbone MPLS-
TE pada Layanan VoIP.
telkomuniversity.

Wastuwibowo, K. (2003). Jaringan MPLS.


Diakses Februari 2015 dari Academia:

Rachmad Riadi Hari Purnomo, Jusak, Johan Pamungkas


JCONES Vol, 4, No. 2 (2015) Hal: 23

You might also like