You are on page 1of 6

SCIENTIA VOL. 6 NO.

1, FEBRUARI 2016

EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI MINYAK ATSIRI RIMPANG JAHE


MERAH (Zingiber officinale var. Rubrum) TERHADAP BAKTERI
JERAWAT
Nilda Lely, Arie Firdiawan, Septiani Martha
STIFI Bhakti Pertiwi
Email : nildalely@gmail.com

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian terhadap aktivitas antibakteri dari minyak atsiri Zingiber officinale
var rubrum pada beberapa bakteri penyebab jerawat. Minyak atsiri diperoleh dengan metode
penyulingan dan diperoleh minyak atsiri dengan rendemen sebesar 0,182 %. Uji aktivitas antibakteri
minyak atsiri dilakukan dengan metode difusi agar terhadap Propionibacterium acne, Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus ATCC 25923 dan Staphylococcus epidermidis dalam beberapa
konsentrasi termasuk 5%, 10%, 15% dan 20%. Konsentrasi tertinggi (20%) memberikan diameter
zona bening terbesar yaitu 20,1 mm terhadap Staphylococcus epidermidis; 19,3mm terhadap
Propionibacterium acne; 18,4mm terhadap Pseudomonas aeruginosa dan 13,8 mm terhadap
Staphylococcus aureus ATCC 25923.

Kata kunci : Minyak atsiri, Zingiber officinale, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,
Propionibacterium acne, Pseudomonas aeruginosa

ABSTRACT

A research to investigate antibacterial activities of the essential oil of Zingiber officinale var.
Rubrum toward acne bacterials has been done. This study was aimed to compare antibacterial
activities of the essential oil toward the growth of some bacteria contributing in acne formation. The
separation of the essential oil was done by using destilation process method. From the separation,
rendement of essential oil in Zingiber officinale var. Rubrum was 0.182% (v/b). Test of antibacterial
activities of the essential oil was conducted using the agar diffusion method toward Propionibacterium
acne, Pseudomonas aeruginosa, Staphylococcus aureus ATCC 25923 and Staphylococcus epidermidis
in some concentrations including 5%, 10%, 15% and 20%. As result, higest concentration of the
esssential oil (20%) resulted in biggest activities of Zingiber officinale var. Rubrum toward the
bacterial growth marked by diameter of clear zone in the growth medium. The average of diameter of
clear zone resulted from 20% essential oil was 20.1mm in Staphylococcus epidermidis; 19.3mm in
Propionibacterium acne; 18.4mm in Pseudomonas aeruginosa and 13.8mm in Staphylococcus aureus
ATCC 25923.

Keywords: Essential oil, Zingiber officinale, Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis,


Propionibacterium acne, Pseudomonas aeruginosa

PENDAHULUAN produksi sebum, peluruhan keratinosit,


pertumbuhan bakteri, keturunan, hormon,
Jerawat merupakan penyakit kulit yang iklim, dan kosmetika (Djuanda, 2007).
umumnya ditemukan pada masa remaja Peradangan pada jerawat yang
(Wasiatmaja,1997). Jerawat adalah terinfeksi dapat dipicu oleh bakteri seperti
peradangan kronik folikel pilosebaseus dengan Propionibacterium acnes, Pseudomonas
gambaran klinis berupa komedo, papul, aeruginosa, Staphylococus epidermidis dan
pustule, nodus dan kista yang terutama Staphylococus aureus. Pengobatan jerawat
ditemukan pada daerah kulit yang kaya akan yang terinfeksi dapat dilakukan dengan
kelenjar sebasea seperti muka, leher, dada, dan menurunkan populasi bakteri dengan
punggung. Faktor-faktor yang terlibat dalam menggunakan suatu zat antibakteri seperti
pembentukan jerawat, diantaranya peningkatan tetrasiklin, eritromisin, dan klindamisin,

ISSN : 2087-5045 44
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

namun tidak sedikit yang memberikan efek METODE PENELITIAN


samping seperti iritasi, penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan resistensi bahkan Alat dan Bahan
kerusakan organ dan imunohipersensitivitas Alat yang digunakan digunakan dalam
(Gan, 1987; Wyatt, 2001). penelitian ini adalah seperangkat alat destilasi
Penemuan senyawa-senyawa baru dari uap air, corong pisah, corong, vial, bunsen,
hasil metabolisme sekunder tumbuhan penjepit kayu, cawan petri, timbangan analitik,
merupakan salah satu cara untuk gelas ukur, pipet tetes, tabung reaksi, baker
pengembangan obat-obat baru. Salah satu gelas, pinset, erlemeyer, jarum ose, kapas,
tanaman yang sudah dikenal masyarakat dan kassa steril, benang, gunting, spatel, jangka
digunakan sebagai obat bahan alam adalah sorong, autoklaf, elektro thermal inkubator,
jahe. Jahe (Zingiber officinale Rosc). secara kertas saring, kertas cakram, Laminar air flow,
tradisional, kegunaannya antara lain untuk spektrofotometri.
mengobati penyakit rematik, asma, stroke,
sakit gigi, diabetes, gatal-gatal, sakit otot, Bahan dan Sampel Penelitian
inflamasi, sakit tenggorokan, kram, masuk Bahan yang digunakan dalam
angin, diare, hipertensi, mual, demam dan penelitian ini adalah rimpang jahe merah,
infeksi (Koswara, 1995; Nursal dkk, 2006 ). nutrien agar, NaCl 0.9 %, aquadest, natrium
Jahe (Zingiber officinale Rosc) sulfat anhidrat, tetrasiklin, bakteri
termasuk dalam famili Zingiberaceae yang Propionibacterium acne, Pseudomonas
merupakan salah satu tanaman yang aeruginosa, Staphylococcus epidermidis, dan
mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri dari Staphylococcus aureus.
beberapa tanaman bersifat aktif biologis
sebagai antijamur dan antibakteri, sehingga Prosedur Kerja
dapat dipergunakan sebagai antimikroba alami Pengambilan Sampel
(Sundari dan Winarno, 2001). Kadar minyak Sampel yang digunakan dalam
atsiri rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc) penelitian ini adalah jahe merah (Zingiber
sekitar 1,6-3,9% (Yuliani dan Suyanti, 2012), officinale var. Rubrum) yang diambil di Desa
senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri Rantau Kumpai Kecamatan Sosoh Buai Rayap
jahe adalah acetoxychavicol acetate (ACA), Kabupaten Ogan Komering Ulu.
zingerone atau shogaol, p-kumaril diasetat, Isolasi Minyak Atsiri Jahe Merah
- - Rimpang jahe merah dibersihkan dan
farnesene, geraniol, zingiberen, kurkumen, dan dan dikering anginkan, Timbang sebanyak 10
sesquiphelandren. (Dominika 2011; Felipe et kg, kemudian didestilasi uap air. Minyak atsiri
al. 2008). yang didapat dipisahkan dengan corong pisah,
Ekstrak etanol rimpang jahe merah tambahkan natrium sulfat anhidrat untuk
mempunyai aktivitas terhadap bakteri menarik air yang kemungkinan masih terdapat
Propionibacterium acnes, Staphylococcus dalam minyak atsiri. Minyak yang diperoleh
epidermidis, Staphylococcus aureus dan dihitung rendemennya.
Escherichia coli. Sedangkan pada penelitian
Dominika (2011), Pada penelitian Octynovy Identifikasi Minyak Atsiri
(2012), Prasti (2012), Ekstrak etanol rimpang Pemeriksaan Organoleptis
jahe merah mempunyai aktivitas terhadap Meliputi pemeriksaan warna, bau dan
bakteri Propionibacterium acnes, rasa.
Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus a. Pemeriksaan warna
aureus dan Escherichia coli. Sehingga peneliti Dilakukan dengan melihat langsung
melanjutkan penelitian dengan menguji minyak atsiri hasil destilasi secara visual.
aktivitas antibakteri dari minyak atsiri rimpang b. Pemeriksaan bau
jahe merah terhadap bakteri penyebab jerawat. Dilakukan dengan mencium bau minyak
seperti Propionibacterium acne, Pseudomonas atsiri yang menguap diatas kertas saring.
aeruginosa, Staphylococus epidermis dan c. Pemeriksaan rasa
Staphylococus aureus. Dilakukan dengan meneteskan minyak
atsiri pada ujung lidah kemudian dibuang.

ISSN : 2087-5045 45
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

Pemeriksaan Tetapan Fisika konsentrasi zat uji yang telah disiapkan


a. Kelarutan Minyak atsiri jahe merah. kemudian diletakkan pada permukaan media
Kocok 1 bagian volume minyak jahe agar yang telah diinokulasi dengan bakteri.
merah dengan 4 bagian volume etanol Cawan petri nutrien agar diinkubasi kedalam
96% P, terjadi larutan jernih. Biarkan inkubator pada suhu 36C selama 48 jam.
selama 24 jam pada suhu antara 20 oC Kemudian diukur diameter zona bening yang
hingga 30oC, tidak tampak butir-butir terbentuk dengan menggunakan jangka sorong.
pada permukaan larutan (Depkes, 1995).
b. Penentuan Bobot Jenis (BJ) Analisis Data
Minyak atsiri yang didapat dihitung Data hambatan yang diperoleh dirata-
menggunakan piknometer ratakan serta ditabulasi untuk setiap bakteri uji
Piknometer volume 10 ml ditimbang pada yang digunakan pada berbagai konsentrasi zat
neraca analitik. Piknometer diisi minyak uji minyak atsiri rimpang jahe merah.
atsiri jahe merah, ditutup lalu ditimbang. Kemudian, data dianalisa.
Nilai massa didapat dengan
mengurangkan berat masing-masing
piknometer berisi minyak atsiri dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
berat piknometer kosong.
Minyak Atsiri
Pembuatan Larutan Uji Hasil destilasi uap air 10 kg rimpang
Larutan uji minyak atsiri rimpang jahe jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum)
merah dibuat dengan konsentrasi 20%, 15%, diperoleh minyak atsiri sebanyak 18,2 ml
10% dan 5% yang dilarutkan kedalam etanol dengan rendemen sebesar 0,182 % (v/b). Dari
destilat. pemeriksaan organoleptis menunjukkan bahwa
minyak atsiri rimpang jahe merah berwarna
Pembuatan Larutan Kontrol kuning, rasa pedas dan hangat serta
Larutan kontrol positif (+) yang mempunyai bau khas jahe. Hasil tersebut
digunakan yaitu Tetrasiklin 0,01% dalam sesuai dengan literatur bahwa minyak atsiri
etanol destilat hingga 10 ml.Larutan kontrol jahe berwarna kuning, rasa pedas dan aroma
negatif (-) yang digunakan yaitu etanol destilat. khas jahe. Kelarutan minyak atsiri diuji dengan
cara melarutkan masing-masing 1 bagian
Pembuatan Suspensi Bakteri Uji volume minyak atsiri dengan 4 bagian volume
Koloni diambil dari agar miring etanol (96%) P, larutan yang terbentuk menjadi
nutrien agar menggunakan jarum ose, lalu kuning jernih. Dibiarkan selama 24 jam pada
disuspensikan ke dalam pelarut NaCI 0.9 % suhu antara 20o hingga 30o, tidak tampak butir-
sebanyak 5 dalam kuvet dan kocok butir pada permukaan larutan (Depkes, 1995).
homogen. Kekeruhan suspensi mikroba uji Penentuan bobot jenis minyak atsiri
diukur dengan alat spektrofotometer UV-Vis rimpang jahe merah bobot jenisnya 0,8801
dengan panjang gelombang 580 nm dengan g/ml. Menurut standar EOA (Essential Oil
transmitan 25 %. Association) yang menganalisis minyak atsiri
rimpang jahe diperoleh bobot jenis minyak
Uji Penghambatan Pertumbuhan Bakteri atsiri rimpang jahe 0.871-0,882 g/ml. Jadi
Teteskan suspensi bakteri sebanyak 2 bobot jenis minyak atsiri rimpang jahe yang
tetes ke tabung reaksi yang berisi 10 ml media diteliti mendekati standar EOA (Bassiere,
agar, lalu homogenkan, kemudian tuangkan di 2006).
atas cawan petri yang berisi 10 ml media agar
yang telah memadat, lalu ratakan dengan Analisa komponen kimia minyak atsiri jahe
diputar secara horizontal agar suspensi bakteri merah
ini merata pada seluruh permukaan agar. Analisa komponen kimia minyak atsiri
Kemudian dibiarkan pada suhu kamar selama dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale
15 menit Setiap bakteri uji ditempatkan pada 3 var. Rubrum) dilakukan menggunakan metode
cawan petri untuk tiap larutan uji dan kromatografi gas spektrometer massa. Hasil
pengujian dilakukan sebanyak tiga kali. yang diperoleh dari data analisa terdapat 25
Cakram kertas yang telah disterilkan komponen senyawa kimia yang terkandung
dicelupkan ke dalam masing-masing

ISSN : 2087-5045 46
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

dalam minyak atsiri rimpang jahe emprit dan membran sel dan merusak serta mengacaukan
Jahe merah. permeabilitas dinding sel mikroba, sehingga
Dari 25 komponen kimia tersebut, 10 suplai nutrisi, ion dan air mengalami gangguan
komponen senyawa kimia terbesar dalam yang mengakibatkan bakteri tidak mampu
kandungan minyak atsiri rimpang jahe merah melakukan metabolisme dengan sempurna dan
tersebut adalah : terjadilah kematian sel bakteri. Geraniol
merupakan senyawa monoterpen dalam bentuk
Tabel I. 10 komponen senyawa kimia terbesar alkohol. Alkohol yang terdapat dalam minyak
minyak atsiri rimpang jahe merah atsiri jahe dapat membunuh bakteri. Cara kerja
alkohol dalam membunuh mikroorganisme
Jahe Merah yaitu dengan cara mendenaturasi protein sel.
No
Komponen Kimia %
1 E- Citral 32,16 Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Minyak
2 Z- Citral 18,67 Atsiri Rimpang Jahe Merah.
3 Camphene 9,46
4 6,6-dimetil 2-vinildene 5,27 Bakteri yang digunakan sebagai
bicycloheptan bakteri uji adalah bakteri-bakteri penyebab
infeksi jerawat, yaitu Propionibacterium
5 Zingiberene 4,86
acnes, Pseudomonas aeruginosa,
6 - sesquiphellandrene 4,64 Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus
7 Trans Geraniol 4,28 epidermidis.
8 1,8- Cineole 3,59 Konsentrasi minyak atsiri yang
9 -Bisabolene 2,97 digunakan dalam penelitian ini adalah 5%,
10%, 15% dan 20%. Bakteri uji dibuat dalam
Komponen utama pada minyak atsiri suspensi mikroba uji dan diukur
rimpang jahe merah adalah senyawa E-Citral
sebesar 32,16 %, kemudian Z-citral sebesar nutrien agar disterilisasi dan dibuat agar
18,67 % kemudian senyawa camphene sebesar inokulum. Masing-masing konsentrasi minyak
9,46%. diduga senyawa Citral yang merupakan atsiri diujikan kemasing-masing bakteri uji
komponen utama dan senyawa geraniol dengan metode difusi agar. Pencadang yang
memiliki aktifitas sebagai antibakteri. Citral digunakan adalah cakram steril. Minyak atsiri
merupakan kelompok senyawa terpen yang rimpang jahe dicelupkan dalam minyak atsiri
terdiri campuran isomer bioaktif nerol dan kemudian diletakkan dalam agar inokulun,
geraniol serta merupakan komponen penyusun dinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 350C.
minyak atsiri jahe dalam bentuk aldehid. Diameter daya hambat diukur dengan jangka
Senyawa tersebut memiliki sifat bakterisid sorong.
terhadap beberapa spesies bakteri, senyawa
citral mampu menganggu permeabilitas

Tabel II. Rata-rata Diameter Hambat Minyak Atsiri Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale var.
Rubrum) terhadap bakteri uji
Diamater Jahe Merah (mm) Rata-rata
Bak teri Uji ( C)
1 2 3 (mm)SD
K (+) 23,4 23,3 23,3 23,30,07
K (-) 0 0 0 00
20% 19,1 19,3 19,4 19,30,15
P. Acne
15% 16,4 16,6 16,4 16,50,12
10% 14,1 14,1 14,4 14,20,17
5% 11,8 12,4 12,2 12,10,31
K (+) 21,7 21,6 21,6 21,60,07
K (-) 0 0 0 00
20% 18,5 18,6 18,1 18,40,26
P. Aeruginosa
15% 16,4 15,8 16,0 16,10,31
10% 14,7 14,8 15,1 14,90,21
5% 12.1 11,7 12,3 12.00,31

ISSN : 2087-5045 47
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

K (+) 20,4 20,1 20,5 20,30,21


K (-) 0 0 0 00
20% 13,8 13,7 13,9 13,80,10
S. Aureus
15% 11,1 10,8 11,1 11,00,17
10% 10,3 10,2 10,3 10,30,07
5% 8,6 8,3 8,4 8,40,16
K (+) 21,1 20,9 20,7 20,90,20
K (-) 0 0 0 00
20% 20,1 20,2 20,1 20,10,06
S.Epidermids
15% 18,3 18,1 18,3 18,20,12
10% 15,2 15,0 15,3 15,20,16
5% 14,6 14,7 14,1 14,50,32

Keterangan: K (+) : Tetrasiklin HCl


K (-) : Etanol destilat

Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap


keempat bakteri uji dengan konsentrasi minyak
atsiri 5%, 10%, 15% dan 20% menunjukkan
terbentuknya diameter zona hambat, yang
dapat dilihat pada tabel 2, gambar 1-4. Hal ini
menunjukkan semua konsentrasi minyak atsiri
yang diujikan terhadap semua bakteri uji
mempunyai aktivitas menghambat atau
membunuh bakteri uji.

Gambar 3. Diameter Hambat Minyak Atsiri


Rimpang Jahe Merah Terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus.

Gambar 1. Diameter Hambat Minyak Atsiri


Rimpang Jahe Merah Terhadap
Bakteri Propionibacterium acne

Gambar 4. Diameter Hambat Minyak Atsiri


Rimpang Jahe Merah Terhadap
Bakteri Staphylococcus
epidermidis

KESIMPULAN

Minyak atsiri rimpang jahe merah


Gambar 2. Diameter Hambat Minyak Atsiri (Zingiber officinale var. Rubrum) memiliki
Rimpang Jahe Merah Terhadap aktivitas sebagai antibakteri terhadap bakteri
Bakteri Pseudomonas aeruginosa Propionibacterium acnes, Pseudomonas

ISSN : 2087-5045 48
SCIENTIA VOL. 6 NO. 1, FEBRUARI 2016

aeruginosa, Staphylococcus aureus, dan Rimpang Jahe Emprit (Zingiber


Staphylococcus epidermidis. Semakin tinggi officunale var. Amarum) dan Uji
konsentrasi minyak atsiri rimpang jahe merah Aktivitas Antibakteri (Skripsi). Medan:
semakin besar diameter hambat yang Universitas Sumatera Utara.
terbentuk. Aktivitas tertinggi ditunjukkan Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-dasar
terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. mikrobiologi. Jakarta: UI press.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Samsul Arifin. 2009. Ilmu Kimia dan


Kegunaan Tumbuh-Tanaman Obat
Indonesia. Bandung: Penerbit ITB.
Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan
Tropika Indonesia. Bandung: Penerbit
ITB
Anurogo, Dito. 2013. Penyakit Yang Banyak
Ditemukan Dimasyarakat. Yogyakarta:
Andi pubisher. Hal 123-124.
Bartley, J. dan A. Jacobs. 2000. Effects of
drying on flavour compounds in
Australian-grown ginger (Zingiber
officinale). Journal of the Science of
Food and Agriculture. Vol 80: 209-
215..
Bassiere, J.E. 2006. Essential Oil Composition
Of Ginger. Journal Of Essential Oil
Research. Vol 09: 1658-1664.
Brooks GF, Butel JS, Carroll KC, Morse SA.
Jawetz, Melnick, & Adelberg's
Medical Microbiology. 24 th Ed. USA
: Mc Graw Hill. 2007 ; 224
Cahyo, Separinto dan Hesti Dwi. 2013. Jahe.
Jakarta: Penebar swadaya.
Cappuccino, James G. 2009. Manual
Laboratorium Mikrobiologi. Jakarta:
EGC Medical Publisher. Hal 69,
284.
Dachriyanus. 2004. Analisis struktur senyawa
organik secara spektroskopi. Padang:
Universitas Andalas Padang.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia (Edisi
IV). Jakarta: Departemen Kesehatan
RI.
Djamal, Rusdi. 2009. Kimia Bahan Alam:
Prinsip-Prinsip Dasar Isolasi Dan
Identifikasi. Padang: Universitas
Baiturahman. Hal 193, 199, 200, 221.
Djuanda, Andi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Dominika, Ginting. 2011. Identifikasi
Komponen Kimia Minyak Atsiri

ISSN : 2087-5045 49

You might also like