Professional Documents
Culture Documents
STATUS PASIEN
. ANAMNESIS
1. Identitas Pasien
Nama Pasien : Tn. S
Usia : 53 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Alamat : Bibis wetan, RT 01 RW 20 Gilingan, Surakarta
Tanggal Masuk : 26 Oktober 2016
Tgl Pemeriksaan : 26 Oktober 2016
No. RM : 01356XXX
2. Keluhan Utama
Sesak nafas
.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat sakit serupa : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat diabetes mellitus : disangkal
(riwayat pemakaian obat DM Metformin)
Riwayat OAT : (+) bulan kedua kategori 1
(tidak diminum 3 hari)
Riwayat hipertensi : (+)
Riwayat sakit jantung : OMI
Riwayat asma : disangkal
Riwayat mondok :
- 06 September 2016 04 Oktober 2016
Saat itu pasien mondok di BKPM jajar dengan diagnosis TB paru aktif dan diberikan
terapi OAT. Setelah 28 hari pengobatan OAT, pasien di evaluasi dengan cara
pengambilan foto rontgen kembali dan didapatkan adanya perbaikan sehingga pasien
diperkenankan untuk pulang dari BKPM dan melakukan rawat jalan.
- 19 Oktober 2016 22 Oktober 2016
Pasien datang ke RSUD Dr.Moewardi mengeluhkan sesak napas sejak 2 minggu
yang lalu. Kemudian dilakukan pemeriksaan foto rontgen (19/10/2016) dan
didapatkan adanya gambaran cor prominent dan TB paru. Pasien kembali
dimondokkan dengan diagnosis Old Miokard Infark (OMI) anterior dan TB Paru.
Pasien diberi pengobatan dari bagian kardiologi, penggunaan OAT tetap dilanjutkan
dan dilakukan pemeriksaan pengecatan BTA dari sputum S-P-S (21/10/16) dan
didapatkan hasil negatif pada ketiga sampel. Setelah 4 hari, keadaan pasien
mengarah ke perbaikan lalu pasien diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit.
- 26 Oktober 2016
Pasien datang ke Poliklinik Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta untuk kontrol rutin.
Pada saat pemeriksaan didapatkan adanya sesak napas dan tubuh mengalami ikterik,
terlihat jelas pada konjungtiva dan kuku pasien. Pasien diminta untuk melakukan
pemeriksaan foto rontgen (26/10/2016) dan laboratorium untuk menilai bilirubin
total (26/10/2016). Pada pemeriksaan rontgen didapatkan adanya cardiomegaly dan
masih tampak adanya gambaran TB Paru. Bilirubin total pasien mengalami
peningkatan hingga mencapai angka 1,90 mg/dl yang kemungkinan menandakan
2
adanya Drug Induce Liver Injury (DILI) pada pasien sehingga pasien dimondokkan
kembali untuk di evaluasi.
6. Riwayat Kebiasaan
Merokok : (-)
Minum alkohol : (-)
Memasak dengan kayu bakar : (-)
Mempunyai binatang peliharaan : (-)
Kontak dengan binatang : (-)
Lingkungan asap dan debu : (+)
Riwayat bekerja di pabrik : (+)
Riwayat berhubungan selain dengan pasangan resmi : (-)
B. PEMERIKSAAN FISIK
1 Keadaan Umum
Tampak sakit sedang. GCS E4V5M6 (compos mentis).
2 Status Gizi
BB : 62 kg
TB : 168 cm
3
IMT : 21,96 kg/m2
Kesan : gizi kesan cukup
3 Tanda Vital
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Frekuensi pernapasan : 24 x/menit
Nadi : 105 x/menit
Suhu : 36 oC
SpO2 : 97% dengan O2 2 lpm
4 Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (+), venektasi (-), spidernaevi (-), hiperpigmentasi (-),
hipopigmentasi (-).
5 Kepala
Bentuk mesocephal.
6 Mata
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (+/+), refleks cahaya (+/+), pupil isokor
(3mm/3mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
7 Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
8 Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
9 Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris, tonsil T1-T1, faring hiperemis (-),
stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-).
10 Leher
JVP tidak meningkat, kelenjar getah bening tidak membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-),
leher kaku (-).
11 Thorax
Pergerakan dinding dada kanan = kiri, retraksi (-), venektasi (-).
12 Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
4
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-)
13 Paru
a. Paru (anterior)
Inspeksi statis : Permukaan dada kanan sama dengan kiri
Inspeksi dinamis : Permukaan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor/ Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronki basah halus (+/+), wheezing (-/-),
egofoni (+/+)
b. Paru (posterior)
Inspeksi statis : Permukaan dada kanan sama dengan kiri
Inspeksi dinamis : Permukaan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : Fremitus taktil kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor/ Sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronki basah halus (+/+), wheezing (-/-),
egofoni (+/+)
14 Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada, spider nevi (-)
Auskultasi : bising usus normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tidak teraba
15 Ekstremitas
Oedem Akral dingin
- - + +
+ + - -
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Hasil Laboratorium 19 Oktober 2016 pukul 08.19
ANALISA
CAIRAN TUBUH
MAKROSKOPIS
Warna Kuning Kuning muda
Kejernihan Jernih Jernih
Bekuan Tidak ditemukan Tidak ada bekuan
5
Bau Tidak berbau Tidak berbau
Protein kuantitatif 0.9 gram/dl <3
Glukosa 121 mg/dl 70-115
LDH 176 u/l <200
Jumlah sel 1320 /ul <1000
Hitung jenis sel
53 % 30-75
MN
Hitung jenis PMN 47 % <10
Golongan darah B
INDEKS
ERITROSIT
MCV 92.3 /um 80.0 96.0
MCH 28.4 pg 28.0 33.0
MCHC 30.8 g/dl 33.0 36.0
RDW 18.2 % 11.6 14.6
MPV 8.2 fl 7.2 11.1
PDW 16 % 25 65
HITUNG JENIS
Eosinofil 0.70 % 0.00-4.00
Basofil 0.50 % 0.00-2.00
Netrofil 62.20 % 55.00-88.00
Limfosit 32.20 % 22.00-44.00
Monosit 4.40 % 0.00-7.00
HEMOSTATIS
PT 16.6 Detik 10.00-15.00
APTT 33.4 Detik 20.00-40.00
INR 1.430
6
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
124 mg/dl 60 140
Sewaktu
SGOT 33 u/l < 31
SGPT 13 u/l <34
Creatinine 1.6 mg/dl 0.6 1.2
Ureum 41 mg/dl < 50
Albumin 3.3 g/dl 3.2 4.6
Bilirubin Total 1.90 mg/dl 0.00-1.00
ELEKTROLIT
Natrium darah 128 mmol/L 132 146
Kalium darah 3.8 mmol/L 3.7-5.4
Klorida darah 99 mmol/L 98 106
ANALISIS GAS
DARAH
PH 7.540 7.310 7.420
BE -7.7 -2 +3
mmol/L
PCO2 17.0 27.0 41.0
mmHg
PO2 137.0 80.0 100.0
mmHg
Hematokrit 48 37 50
%
HCO3 21.2 21.0 28.0
mmol/L
Total CO2 15.6 19.0 -24.0
mmol/L
O2 Saturasi 99.0 94.0 98.0
%
LAKTAT
mmol/L
Arteri 2.60 0.36 0.75
SEROLOGI
HEPATITIS
HbsAg Non reactive Nonreactive
AaDO2: 12,87
7
5. Hasil foto rontgen toraks 04 Oktober 2016 (BKPM Surakarta)
8
Foto toraks AP/ lateral
Cor : bentuk normal dengan CTR 55%
Pulmo : tampak fibroinfiltrat di kedua lapang paru
Sinus costophrenicus kanan anteroposterior tumpul curiga adanya efusi
Retrosternal dan retrocardiac space dalam batas normal
Hemidiaphragma kanan kiri normal
Trakhea di tengah
Sistema tulang baik
Kesimpulan:
1. TB Paru
2. Cor prominent
3. Efusi pleura
7. Hasil foto rontgen thorax 26 Oktober 2016
10
D. RESUME
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak kurang lebih 1 minggu
yang lalu, memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak terutama saat
beraktifitas, berkurang saat beristirahat, sesak tidak dipengaruhi cuaca dan
debu. Tidak didapatkan adanya mengi dan riwayat pengobatan obat semprot
disangkal. Pasien juga mengeluh batuk sejak kurang lebih 2 bulan yang lalu
dan memberat 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, batuk berdahak warna
putih tapi sulit keluar, tidak didapatkan batuk darah. Pasien merasa nyeri
menjalar pada dada sebelah kiri. Pasien mengalami penurunan berat badan
hingga sebelum pengobatan dan. Pasien tidak merasakan demam ataupun
demam sumer-sumer, tidak muncul keringat pada malam hari tanpa aktifitas.
F. DIAGNOSIS KERJA
1. TB Paru kasus baru BTA (-) dengan DILI perbaikan
2. OMI Anterior
G. TERAPI
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet TKTP 1700 kkal dan ekstra protein telur
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
B6 2 x 1
Curcuma 3 x 1
H. PLANNING
Desensitisasi OAT
Cek GDP, GD2PP, dan HbA1c
Cek SGOT, SGPT, bilirubin per 5 hari
Konsul VCT
Konsul interna
I. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
FOLLOW UP PASIEN
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidak melebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-), gallop (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri = kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri = kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronki basah halus
(+/+), wheezing (-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri = kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri = kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri = kanan
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), ronki basah halus(+/
+), wheezing (-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- - - -
+ + - -
Diagnosis
- TB paru kasus baru, BTA (-) dengan DILI perbaikan
- Status HIV (?)
- OMI anterior
Terapi
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet TKTP 1700 kkal dan ekstra protein telur
IVFD NaCl 0,9%20 tpm
BE 2 x 1
Curcuma 3 x 1
N-acetil sistein 3 x 200 mg
Planning
Cek GDP, GD2PP dan HBA1c
Cek SGOT, SGPT, bilirubin per 5 hari
Konsul VCT
Konsul interna
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- - - -
+ + - -
Diagnosis
TB paru kasus baru BTA (-) dengan DILI perbaikan
OMI anterior dengan masalah hiponatremia dan hipoalbumin
Terapi
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet TKTP 1700 kkal dan ekstra protein telur
IVFD NaCl 0,9%20 tpm
BE 2 x 1
Curcuma 3 x 1
N-acetil sistein 3 x 200 mg
OAT Etambutol 1 x 100 mg
OAT Rifampicin 1 x 150 mg
Planning
Cek SGOT, SGPT, bilirubin per 5 hari
Konsul VCT
Konsul interna
1 Oktober 2016
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 post kemoterapi
lini 1 siklus 6 dan radioterapi 10x dengan efusi transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
MST 10 mg / 12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
Planning
Monitoring KU dan tanda vital
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 post kemoterapi
lini 1 siklus 6 dan radioterapi 10x dengan efusi transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Ceftriaxone 2 gr/24 jam IV
MST 10 mg/ 12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital
Evaluasi cairan dengan pungsi serial
Cek darah rutin
Foto thorax evaluasi
Hasil Laboratorium Darah 3 Oktober 2016
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10.1 g/dl 12.0-15.6
Hematokrit 32 % 33 45
Leukosit 11.8 ribu/ul 4.5 11.0
Trombosit 132 ribu/ul 150 450
Eritrosit 3.65 juta/ul 4.10 5.90
INDEKS
ERITROSIT
MCV 88.5 /um 80.0 96.0
MCH 27.8 pg 28.0 33.0
MCHC 31.4 g/dl 33.0 36.0
RDW 18.0 % 11.6 14.6
MPV 8.9 fl 7.2 11.1
PDW 59 % 25 65
HDW 3.8 g/dl 2.2-3.2
HITUNG JENIS
Eosinofil 3.10 % 0.00-4.00
Basofil 0.20 % 0.00-2.00
Netrofil 89.10 % 55.00-88.00
Limfosit 2.90 % 22.00-44.00
Monosit 4.00 % 0.00-7.00
LUC/AMC 14 u/l <31
KIMIA KLINIK
SGOT 14 u/l < 31
SGPT 11 u/l <34
Creatinine 0.2 mg/dl 0.6 1.2
Ureum 43 mg/dl < 50
Albumin 2.1 g/dl 3.2 4.6
ELEKTROLIT
Natrium darah 129 mmol/L 132 146
Kalium darah 4.2 mmol/L 3.7-5.4
Klorida darah 103 mmol/L 98 106
Foto Thorax AP/Lat 3 Oktober 2016
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 post kemoterapi
lini 1 siklus 6 dan radioterapi 10x dengan efusi transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Injeksi Ceftriaxone 2 gr/24 jam
MST 10 mg / 12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
Planning
Monitoring KU dan tanda vital
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 post kemoterapi
lini 1 siklus 6 dan radioterapi 10x dengan efusi transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet Sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Aminofluid 1 fl/ 24 jam IV
Ceftriaxone 2 gr/ 24 jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
Konsultasi gizi
Evaluasi cairan
Kulit :
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
spider naevi (-).
Kepala :
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut tidak
rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
Mata :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (3 mm/ 3 mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga :
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),papil
lidah atrofi (-).
Leher :
Simetris, trakhea di tengah, JVP tidak menigkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-).
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidakmelebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri <kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- - - -
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 post kemoterapi
lini 1 siklus 6 dan radioterapi 10x dengan efusi transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet Sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Aminofluid 1 fl/ 24 jam IV
Ceftriaxone 2 gr/ 24 jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
Konsul onkologi
Pasang WSD
Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga :
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),papil
lidah atrofi (-).
Leher :
Simetris, trakhea di tengah, JVP tidak menigkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-).
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidakmelebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri <kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- - - -
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 post kemoterapi
lini 1 siklus 6 dan radioterapi 10x dengan efusi transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan nasal kanul 2 lpm
Diet Sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Aminofluid 1 fl/ 24 jam IV
Koreksi Albumin 25% 100 cc
Ceftriaxone 2 gr/ 24 jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 2 jam
Cek albumin/ hari
Darah rutin / 2 hari
Ganti perban WSD / hari
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 post kemoterapi
lini 1 siklus 6 dan radioterapi 10x dengan efusi transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet lunak TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Aminofluid 1 fl/ 24 jam IV
Koreksi Albumin 25% 100 cc / 24 jam
Ceftriaxone 2 gr/ 24 jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 2 jam
Cek albumin/ hari
Darah rutin / 2 hari
Ganti perban WSD / hari
Rontgen thorax PA/Lat
Hasil Pemeriksaan Albumin dan AGD 8 Oktober 2016
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN RUJUKAN
Albumin 3.0 g/dl 3.2-4.6
ANALISIS GAS
DARAH
PH 7.450 7.310 7.420
BE 2.3 -2 +3
mmol/L
PCO2 38.0 27.0 41.0
mmHg
PO2 159.0 80.0 100.0
mmHg
Hematokrit 31 37 50
%
HCO3 26.7 21.0 28.0
mmol/L
Total CO2 27.7 19.0 -24.0
mmol/L
O2 Saturasi 99.0 94.0 98.0
%
LAKTAT
mmol/L
Arteri 3.20 0.36 0.75
Kesan: Alkalosis metabolik tidak terkompensasi
H+: 34.15 (tidak layak baca)
PAO2: 152.14
Target PAO2: 86.11
Koreksi FiO2: 0,1873 ~ O2 ruang
AaDO2: -6,86
HS: 567,85 tidak ada gagal nafas
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 post kemoterapi
lini 1 siklus 6 dan radioterapi 10x dengan efusi transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet lunak TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Aminofluid 1 fl/ 24 jam IV
Ceftriaxone 2gr/ 24 jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
Cek albumin
Darah rutin dan elektrolit
Ganti perban WSD / hari
Kulit :
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
spider naevi (-).
Kepala :
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut tidak
rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
Mata :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (3 mm/ 3 mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga :
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),papil
lidah atrofi (-).
Leher :
Simetris, trakhea di tengah, JVP tidak menigkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-).
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidakmelebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri <kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- + - -
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 dengan efusi
pleura transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet lunak TKTP 1500 kkal ekstra telur
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Koreksi Albumin 25% 100 cc/ 24 jam
Levofloxacin 750 mg / 24jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Curcuma 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
Cek albumin, darah rutin dan elektrolit
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 dengan efusi
pleura transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet bubur TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Koreksi Albumin 25% 100 cc/ 24 jam
Levofloxacin 750 mg / 24jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Curcuma 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
Cek albumin, darah rutin dan elektrolit
M. Pemeriksaan Tanggal 12 Oktober 2016 ( DPH 13 )
S : lemah, sesak
O : KU : tampak sakit sedang dan lemah, sopor
VS : Tekanan 90/60 mmHg
Nadi : 91 x/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
Respirasi : 21 x/menit
Suhu :36,5C per aksiler
SiO2 :96% dengan O2 5 lpm
Kulit :
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
spider naevi (-).
Kepala :
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut tidak
rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
Mata :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (3 mm/ 3 mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga :
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),papil
lidah atrofi (-).
Leher :
Simetris, trakhea di tengah, JVP tidak menigkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-).
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidakmelebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri <kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- + - -
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 dengan efusi
pleura transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Levofloxacin 750 mg / 24jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Curcuma 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
N. Pemeriksaan Tanggal 13 Oktober 2016 ( DPH 14 )
S : lemah, sesak
O : KU : tampak sakit sedang dan lemah, sopor
VS : Tekanan 90/70 mmHg
Nadi : 94 x/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
Respirasi : 25 x/menit
Suhu :36,9C per aksiler
SiO2 :97% dengan O2 5 lpm
Kulit :
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
spider naevi (-).
Kepala :
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut tidak
rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
Mata :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (3 mm/ 3 mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga :
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),papil
lidah atrofi (-).
Leher :
Simetris, trakhea di tengah, JVP tidak menigkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-).
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidakmelebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri <kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- + - -
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 dengan efusi
pleura transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Levofloxacin 750 mg / 24jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Curcuma 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
Cek albumin, darah rutin dan elektrolit
O. Pemeriksaan Tanggal 13 Oktober 2016 ( DPH 14 )
S : lemah, sesak
O : KU : tampak sakit sedang dan lemah, koma
VS : Tekanan 90/70 mmHg
Nadi : 94 x/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
Respirasi : 25 x/menit
Suhu :36,9C per aksiler
SiO2 :97% dengan O2 5 lpm
Kulit :
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
spider naevi (-).
Kepala :
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut tidak
rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
Mata :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (3 mm/ 3 mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga :
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),papil
lidah atrofi (-).
Leher :
Simetris, trakhea di tengah, JVP tidak menigkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-).
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidakmelebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri <kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- + - -
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 dengan efusi
pleura transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Levofloxacin 750 mg / 24jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Curcuma 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
Cek albumin, darah rutin dan elektrolit
P. Pemeriksaan Tanggal 14 Oktober 2016 ( DPH 15 )
S : lemah, sesak
O : KU : tampak sakit sedang dan lemah, koma
VS : Tekanan 80/50 mmHg
Nadi : 116 x/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
Respirasi : 26 x/menit
Suhu :37.8C per aksiler
SiO2 :96% dengan O2 5 lpm
Kulit :
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
spider naevi (-).
Kepala :
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut tidak
rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
Mata :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (3 mm/ 3 mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga :
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),papil
lidah atrofi (-).
Leher :
Simetris, trakhea di tengah, JVP tidak menigkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-).
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidakmelebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri <kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- + - -
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 dengan efusi
pleura transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Levofloxacin 750 mg / 24jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Curcuma 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
Cek albumin, darah rutin dan elektrolit
Q. Pemeriksaan Tanggal 15 Oktober 2016 ( DPH 16 )
S : lemah, sesak
O : KU : tampak sakit sedang dan lemah, koma
VS : Tekanan 70/40 mmHg
Nadi : 121 x/menit, isi dan tegangan cukup, irama teratur
Respirasi : 25 x/menit
Suhu :38C per aksiler
SiO2 :97% dengan O2 5lpm
Kulit :
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venektasi (-),
spider naevi (-).
Kepala :
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut tidak
rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
Mata :
Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+), pupil
isokor (3 mm/ 3 mm), oedem palpebra (-/-), sekret (-/-).
Hidung :
Nafas cuping hidung (-/-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-).
Telinga :
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut :
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-T1, faring
hiperemis (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-),papil
lidah atrofi (-).
Leher :
Simetris, trakhea di tengah, JVP tidak menigkat, limfonodi tidak
membesar, nyeri tekan (-), benjolan (-).
Thoraks :
Retraksi (-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak.
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat.
Perkusi : Konfigurasi jantung kesan tidakmelebar.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II intensitas normal, regular,
bising (-)
Paru ( anterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri < kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Paru ( posterior )
Inspeksi statis : Simetris, dinding dada kiri < kanan
Inspeksi dinamis : Pengembangan dada kiri <kanan
Palpasi : Fremitus raba kiri < kanan
Perkusi : Sonor/Redup pada SIC II ke bawah
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/ pada SIC II ke bawah
menurun), ronki basah kasar (-/-),wheezing
(-/-)
Abdomen
Inspeksi : dinding perut sejajar dinding dada.
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani.
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba.
Ekstremitas
Oedem ekstremitas Akral dingin
- + - -
- - - -
Diagnosis
Tumor mediastinum jenis Tymoma Masaoka IVb PS 30-40 dengan efusi
pleura transudativa sinistra
Terapi
O2 dengan NRM 5 lpm
Diet sonde TKTP 1500 kkal
IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
Levofloxacin 750 mg / 24jam IV
MST 10 mg/12 jam
Paracetamol 500 mg / 8 jam
B complex 2 x 1
Curcuma 2 x 1
Kodein 10 mg 3 x 1
Planning
Monitoring KU dan tanda vital / 4 jam
20.38 Pasien Apneu, pasien merupakan pasien DNR maka tidak dilakukan
resusitasi
20.55 Pasien meninggal dunia
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di mediastinum yaitu
rongga imaginer di antara paru kiri dan kanan. Mediastinum berisi jantung,
pembuluh darah besar, trakea, timus, kelenjar getah bening dan jaringan ikat.
Rongga mediastinum terbagi atas 4 bagian, yaitu mediastinum anterior, medial,
superior dan posterior.
B. EPIDEMIOLOGI
Dari data RS Persahabatan tahun 1970 1990 telah dilakukan operasi
tumor mediastinum sebanyak 137 penderita, dengan jenis teratoma 44 kasus
(32,1%), timoma 33 (24%) dan tumor saraf 11 kasus (8%). 2 Dari 103 penderita
tumor mediastinum, timoma ditemukan pada 57,1% kasus, tumor sel germinal
30%, limfoma, tumor tiroid dan karsinoid masing-masing 4,2%.3
Bacha dkk4 dari Perancis, melakukan pembedahan terhadap 89 pasien
tumor mediastinum dan terdiri dari 35 kasus timoma invasif, 12 karsinoma
timik, 17 sel germinal, 16 limfoma, 3 tumor saraf, 3 karsinoma tiroid, 2
radiation induced sarcoma dan 1 kasus mesotelioma mediastinum. Penelitian
retrospektif dari tahun 1973 sampai dengan 1995 di New Mexico, USA
mendapatkan 219 pasien tumor mediastinum ganas yang diidentifikasi dari
110.284 pasien penyakit keganasan primer, jenis terbanyak adalah limfoma
55%, sel germinal 16%, timoma 14%, sarkoma 5%, neurogenik 3% dan jenis
lainnya 7%. Berdasarkan gender ditemukan perbedaan yang bermakna.
Sembilan puluh empat persen tumor sel germinal adalah laki-laki, 66% tumor
saraf berjenis kelamin perempuan, sedangkan jenis tumor lainnya 58%
ditemukan pada laki-laki. Berdasarkan umur, penderita limfoma dan timoma
ditemukan pada penderita umur dekade ke-5, tumor saraf pada dekade pertama,
sedangkan sel germinal ditemukan pada umur dekade ke-2 sampai ke-4.5
Evaluasi selama 25 tahun terhadap 124 pasien tumor mediastinum didapatkan
umur tengah pasien adalah 35 tahun. Pasien yang datang dengan keluhan 66%
dan 90% dari kasus adalah tumor ganas dengan jenis terbanyak timoma yaitu
38 dari 124 (31%), sel germinal 29/124 (23%), limfoma 24/124 (19%) dan
tumor saraf 15/124 (12%).
Empat puluh tujuh kasus dari 91 kasus mengalami kekambuhan
(recurrence) setelah reseksi komplet atau respons terhadap terapi, dengan masa
tengah kekambuhan 10 bulan.6 Marshal menganalisis 24 kasus tumor
mediastinum yang dibedah di RS Persahabatan tahun 2000 2001,
mendapatkan laki-laki lebih banyak daripada perempuan (70,8% dan 29,2%)
dengan jenis terbanyak adalah timoma , 50% dari 24 penderita. 7 Timoma
merupakan kasus terbanyak di mediastinum anterior8 , sedangkan limfoma dan
tumor saraf biasanya terjadi di mediastinum medial dan posterior. 9
C. ETIOLOGI
Jenis tumor mediastinum sering berkaitan dengan lokasi tumor dan usia
penderita. Pada anak-anak tumor mediastinum yang sering ditemukan berlokasi
di mediastinum posterior dengan jenis terbanyak tumor saraf (neurogenic
tumor). Sedangkan pada orang dewasa lokasi tumor banyak ditemukan di
mediastinum anterior dengan jenis terbanyak limfoma atau timoma, jenis tumor
terbanyak pada mediastinum medial adalah tumor vascular dan pembesaran
KGB. Tumor neurogenik dan abnormalitas esofagus adalah jenis terbanyak
tumor pada mediastinum posterior.1
D. DIAGNOSIS
Secara umum diagnosis tumor mediastinum ditegakkan sebagai berikut:
b. Gambaran Klinis
1. Anamnesis
Tumor mediastinum sering tidak memberi gejala dan terdeteksi
pada saat dilakukan foto toraks. Untuk tumor jinak, keluhan biasanya
mulai timbul bila terjadi peningkatan ukuran tumor yang
menyebabkan terjadinya penekanan struktur mediastinum,
sedangkan tumor ganas dapat menimbulkan gejala akibat penekatan
atau invasi ke struktur mediastinum.
Gejala dan tanda yang timbul tergantung pada organ yang
terlibat,
batuk, sesak atau stridor muncul bila terjadi penekanan atau invasi
pada trakea dan/atau bronkus utama,
disfagia muncul bila terjadi penekanan atau invasi ke esofagus
sindrom vena kava superior (SVKS) lebih sering terjadi pada
tumor mediastinum yang ganas dibandingkan dengan tumor jinak,
suara serak dan batuk kering muncul bila nervus laringel terlibat,
paralisis diafragma
timbul apabila penekanan nervus frenikus
nyeri dinding dada muncul pada tumor neurogenik atau pada
penekanan sistem syaraf.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik akan memberikan informasi sesuai dengan
lokasi, ukuran dan keterbatasan organ lain, misalnya telah terjadi
penekanan ke organ sekitarnya. Kemungkinan tumor mediastinum
dapat dipikirkan atau dikaitkan dengan beberapa keadaan klinis lain,
misalnya miastenia gravis mungkin menandakan timoma atau
limfadenopati mungkin menandakan limfoma.
Gambar 2.2 Alur diagnosis tumor mediastinum dengan kegawatan
Keterangan :
SVKS : Sindrom vena kava superior
ECC: Extra cardiac circulation (sirkulasi luar jantung)
G. EVALUASI PENGOBATAN
Evaluasi efek samping kemoterapi dilakukan setiap akan memberikan
siklus kemoterapi berikut dan/atau setiap 5 fraksi radiasi (1000 cGy). Evaluasi
untuk respons terapi dilakukan setelah pemberian 2 siklus kemoterapi pada hari
pertama siklus ke-3 atau setelah radiasi 10 fraksi (200cGy) dengan atau foto
toraks. Jika ada respons sebagian partial response (PR) atau stable disease
(SD), kemoterapi dan radiasi masih dapat dilanjutkan. Pengobatan dihentikan
bila terjadi progressive disease (PD).
H. PROGNOSIS
Banyak faktor yang menentukan prognosis penderita timoma. Masaoka
menghitung umur tahan hidup 5 tahun berdasarkan staging penyakit, 92,6%
untuk stage I, 85,7% untuk stage II, 69,6% untuk stage III dan 50% untuk
stage IV.13 Bambang dkk mendapatkan faktor-faktor yang bermakna
mempengaruhi prognosis penderita timoma pascareseksi di RS. Persahabatan
yaitu staging, jenis tindakan, histopatologi dan reaksi myastenia. Dari 31
penderita timoma yang dibedah di RS Persahabatan didapatkan umur tahan
hidup (year survival) untuk tahun pertama sebesar 58,44%, tahun kedua
43,29%, tahun ketiga sampai dengan tahun kelima 30,9%, sedangkan median
survival adalah 16,2 bulan. Penderita dengan reaksi myastenia mempunyai
angka tahan hidup 5 tahun (74%) sedangkan yang tidak hanya mempunyai
umur tahan hidup 2 tahun (11,8%).14
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Tumor mediastinum adalah tumor yang terdapat di mediastinum
yaitu rongga imaginer di antara paru kiri dan kanan. Tumor ini dapat
berupa tumor ganas dan jinak dengan jenis tersering yaitu limfoma,
teratoma dan timoma.
Penegakkan diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan
fisik,dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan sitologi dan
pemeriksaan histopatologi. Karena letaknya yang sulit untuk dilakukan
biopsi, deteksi awal dapat dilakukan dengan pemeriksaan sitologi pada
kelenjar getah bening yang mengalami pembesaran.
Penatalaksanaan tumor mediastinum sangat menyesuaikan dengan
kondisi umum pasien. Kebanyakan pasien datang saat tumor sudah cukup
besar disertai dengan gejala pendesakan tumor ke organ terdekat, untuk
kasus seperti ini yang harus dilakukan adalah mengatasi kegawatannya
terlebih dahulu. Namun secara umum penatalaksanaan tumor
mediastinum nonlimfoma adalah multimodality yaitu pembedahan,
kemoterapi dan radiasi.
B. SARAN
Pola hidup yang sehat dan menghindari faktor resiko seperti zat-zat
karsinogenik, merokok dan paparan radiasi.
Sebaiknya pasien patuh dalam menjalankan terapi dengan baik,
terapi antibiotik yang tepat dan adekuat akan memberikan prognosis yang
lebih baik.
Sebaiknya keluarga pasien dapat memberikan dukungan, perhatian,
memantau kondisi penderita dan dapat menciptakan suasana yang
kondusif sehingga menejemen terapi pada dapat berjalan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Light, R.W. Mediastinal and Pleural Disorders. In: The Merck Manual Of
Diagnosis and Therapy. Porter, R.S., and Kaplan, J.L. 19 th edition. Whitehouse
Station, NJ. 2011. p.1993-4.
2. Busroh ID. Tumor Mediastinum: tata laksana dan beberapa data. PIT IKABI,
Jogjakarta, 4-6 Juli 1991.h. 1-14.
3. Hudoyo A, Danna S, Siregar CA, Jusuf A, Yudanarso D. Tumor mediastinum
di RSUP Persahabatan (1988-1992). Recent Advances in Respiratory
Medicine Simposia. Konverensi Kerja Nasional VII PDPI. Bandung, 1995.
4. Bacha EA, Chapelier AR, Macchiarini P, Fadel E, Dartevelle PG. Surgery for
invasive mediastinal tumors. Ann Thorac Surg 1998; 66(1): 234-9.
5. Temes R, Chavez T, Mapel D, Ketai L, Crowell R, Key C, et al. Primary
mediastinal malignancies: finding in 219 patients. West J Med 1999; 170(3):
161-6.
6. Whooley BP, Urschel JD, Antkowiak JG, Takita H. Primary tumors of the
mediastinum. J Surg Oncol 1999; 70(2): 95-9.
7. Marshal. Jenis dan distribusi massa mediastinum serta permasalahan
operasinya di RS. Persahabatan Jakarta. Tesis program studi ilmu bedah toraks
kardiovaskuler Indonesia. Jakarta, 2002.
8. Strollo DC. Primary mediastinal tumors. Part I. Tumor anterior mediastinum.
Chest 1997; 112: 511-22.
9. Strollo DC, Rosado-dechristenson Ml, Jett JR. Primary mediastinal tumors.
Part II. Tumor of the middle and posterior mediastinum. Chest 1997; 112:
1344-57.
10. Tumor Mediastinum (Tumor Mediastinum Nonlimfoma) Pedoman Diagnosis
& Penatalaksanaan di Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003.
11. Juanpere, S., et al. A diagnosis approach to the mediastinal masses. In: Insight
Imaging (2013) 4:29-52. DOI 10.1007/s13244-012-0201-0
12. Marino M, Muller-Hermelink HK. Thymoma and thymic carcinoma: relation
of thymoma epithelial cells to the cortical and meddulary differentiation of
thymus. Virchows archive. A Pathological Anatomy and Histology 1985;
407(2): 119-49.
13. Masaoka A, Monden Y, Nakahara K, Tanioka T. Follow-up study oh
thymomas with special reference to their clinical stages. Cancer 1981; 48(11):
2485-92.
14. Bambang D. Pemantauan angka tahan hidup penderita timoma yang dibedah
di RS. Persahabatan dengan tinjauan atas faktor-faktor yang mempengaruhi.
Tesis Bagian Pulmonologi FKUI, Jakarta. 2000.