You are on page 1of 6

2- 009

OPTIMASI TEKNIK ISOLASI DAN PURIFIKASI DNA PADA DAUN CABAI RAWIT (Capsicum
frutescens cv. Cakra Hijau) MENGGUNAKAN GENOMIC DNA MINI KIT (PLANT) GENEAID

Optimization Of Dna Isolation And Purification Technique From Chili Pepper (Capsicum
Frutescens Cv. Cakra Hijau) Using Genomic DNA Mini Kit (Plant) Geneaid

Septi Kurniama Sari, Muthia Naila Mazieda, Dwi Listyorini, dan Eko Sri Sulasmi
Biology Department, Faculty of Mathematics and Natural Science,
State University of Malang
E-mail: septi.tzarosemary@gmail.com

Abstract - Chili pepper (Capsicum frutescens L.) is one cultivar of Capsicum genus with spicy flavor as the
main character. Capsaicin was identified responsible as a constituent properties on the chili pepper.
Capsaicin compound to be known used for analgesic, antimicrobial and even anti-cancer as well. There are
many techniques can be used to isolate DNA, but every plant needs some specific techniques. Plants
produce secondary metabolites characteristic and thus require proper protocol to obtain DNA with
optimum quality and quantity. This study aims to find specific optimization techniques to isolate pure DNA
with a high concentration of Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau. Various kits have been available for the
isolation and purification of DNA. Optimization is done based on the protocol of a DNA isolation kit,
Genomic DNA Mini Kit (Plant) Geneaid. Optimization results using samples stored for longer (over night), the
incubation time addition, and centrifugation speed modification showed DNA concentration was 194.7
ng/mL with a purity of 1.82.

Keywords: Capsicum frutescens cv. cakra hijau, optimization, isolation, DNA

PENDAHULUAN untuk lebih memahami regulasi gen pada


Cabai rawit (Capsicum frutescens cv. genus Capsicum.
Cakra Hijau) merupakan salah satu spesies Analisis molekuler tumbuhan tergantung
yang banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan pada jumlah dan kemurnian sampel DNA
di Indonesia. Rasa pedas merupakan sifat (Pharmawati, 2009). Kehadiran metabolit
khas yang dimiliki oleh genus Capsicum. Rasa sekunder pada tanaman tinggi terkadang
pedas cabai adalah hasil akumulasi alkaloid menghambat proses isolasi dan
kapsaisin beserta analognya (Stewart, et. al., menyebabkan munculnya kontaminasi pada
2005). Kapsaisin pada dasarnya berfungsi DNA murni. DNA yang baik secara kualitas
untuk menghalangi pemangsa. Dalam dunia dalam arti kemurnian DNA maupun kuantitas
kedokteran kapsaisin juga bermanfaat untuk (konsentrasi DNA) dalam proses isolasi
anti artritis, analgesik, antioksidan dan merupakan tahap awal yang sangat penting
sebagai agen anti kanker. Nwoken, et, al., dan harus terpenuhi dalam studi molekuler.
(2010) menambahkan bahwa kandungan Eksplorasi potensi genetik pada tanaman
kapsaisin memiliki efek melawan kolesterol Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau ini dapat
dan obesitas. Gen Pun1 adalah gen yang mendukung program pemuliaan dan
dikenal memiliki efek signifikan terhadap konservasi. Perkembangan bioteknologi
tingkat kapsaisin (Hernandez, et. al., 2013). melalui teknik molekuler akan lebih
Pun1 berperan penting dalam regulasi jalur memudahkan proses tersebut.
sintesis kapsaisin (Reddy, et, al., 2014). Organisme eukariot menyimpan DNA
Mengingat banyak manfaat yang dimiliki dalam inti sel. Secara garis besar, isolasi DNA
oleh capsaicin, lebih lanjut perlu diketahui perlu melalui beberapa tahap yaitu melisis
susunan genotipe melalui analisis molekuler dinding sel dan membran sel untuk
mengeluarkan isi sel, melisis protein

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 65


membran, protein sitoplasmik serta METODE PENELITIAN
nukleolar dan terakhir adalah proses Penelitian dilakukan di laboratorium
presipitasi DNA untuk memisahkan DNA dari bioteknologi Universitas Negeri Malang pada
senyawa lain. Teknik isolasi dan purifikasi bulan Maret sampai April 2014. Sampel yang
molekular tersebut sangat bervariasi. Faktor- digunakan adalah daun Capsicum frutescens
faktor penentu yang mempengaruhi cv. Cakra Hijau yang diperoleh dari Balai
pelaksanaan kerja molekuler diantaranya Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
adalah faktor biaya yang relatif lebih mahal Karangploso, Malang. Alat yang digunakan
dan pengadaan bahan yang terkadang dalam penelitian antara lain mortar pistil,
memerlukan waktu lama sehingga menjadi scapel, cawan petri, spatula, pinset, neraca
penghambat kegiatan di laboratorium analitik, micro tube, mikro pipet, vortex,
(Syafaruddin dan Santoso, 2011). Untuk itu centrifiuge, waterbath, lemari es, dan Nano
diperlukan solusi untuk mengatasi Drop spectrophotometer. Bahan yang
permasalahan tersebut. digunakan adalah nitrogen cair, SDW (Single
Penggunaan kit dalam studi molekuler Destilled Water), Genomic DNA Mini Kit
dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi (Plant) dari Geneaid, dan Proteinase-K.
kerja. Penggunaan teknik isolasi DNA Perlakuan dilakukan secara bertahap
menggunakan kit maupun manual memiliki dimulai dari perlakuan menggunakan
kelebihan dan kekurangan. Metode protokol standar kit sampai ditemukannya
konvensional memiliki kelebihan harga lebih teknik yang tepat untuk mendapatkan
murah dan dapat digunakan dalam lingkup konsentrasi DNA yang baik. Modifikasi teknik
luas, sementara kekurangannya dilakukan setelah konsentrasi dan kemurnian
membutuhkan waktu yang relatif lama dan DNA diketahui. Selanjutnya dilakukan
hasil yang diperoleh tergantung jenis sampel. pengulangan untuk teknik yang
Persiapan alat dan bahan ekstrasi manual menghasilkan konsentrasi terbaik. Tahap
pada umumnya membutuhkan waktu relatif utama isolasi yang dilakukan meliputi tahap
lebih lama. Nalini, et. al., (2003) persiapan sampel, disosiasi jaringan, tahap
menambahkan bahwa protokol isolasi telah lisis jaringan, DNA binding, pencucian DNA,
banyak tersedia, namun umumnya protokol dan DNA elution. Pada tahap persiapan
tersebut cukup rumit dan memakan waktu dilakukan sterilisasi daun Capsicum
relatif lama. Dalam satu paket kit telah frutescens cv. Cakra Hijau melalui proses
tersedia seperangkat perlengkapan isolasi pencucian. 100 mg daun dihaluskan dengan
yang siap pakai, sehingga meminimalisir penambahan Nirogen cair untuk
waktu kerja. Modifikasi protokol standar menghancurkan jaringan kasar, kemudian
dilakukan untuk menemukan teknik isolasi dimasukkan ke micro tube.
dan purifikasi yang tepat untuk Tahap lisis dilakukan dengan
meningkatkan efektifitas kerja. Penelitian mencampurkan 400 l buffer GP1 atau GPX1
bertujuan untuk menemukan teknik yang dan 5 l RNase A untuk mendegradasi RNA
efektif dalam proses isolasi dan purifikasi kontaminan di tube lain, kemudian
DNA Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau dihomogenkan dan dimasukkan tube sampel.
melalui beberapa perlakuan. Hasil penelitian Suspensi diinkubasi 60C selama 15 menit
diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan divortex setiap 5 menit (pada waktu
untuk penelitian selanjutnya. yang sama diinkubasi pula Elution buffer).
Setelah inkubasi ditambahkan 100 l buffer
GP2 lalu divortex dan diinkubasi dalam es

66 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_


selama 3 menit. Sampel dimasukkan filter DNA hasil isolasi diperiksa kemurnian
column yang telah dipasang collection tube, dan konsentrasinya menggunakan Nano
kemudian disentrifugasi 1000 x g selama 1 Drop spectrophotometer. Data yang
menit. Filter column dibuang dan supernatant diperoleh berupa rasio konsentrasi DNA
pada collection tube dipindahkan ke dalam (l/ml) dan kemurnian dari setiap sampel.
tube baru. Hendra et, al., (2009) menyebutkan bahwa
Pada tahap pengikatan DNA, sampel tingkat kemurnian DNA berkorelasi dengan
ditambah GP3 sebanyak 1,5 volume sampel kualitas DNA. Panjang gelombang yang
yang diperoleh dan divortex sampai digunakan untuk pengukuran konsentrasi
homogen. 700 l dari campuran dipindahkan menggunakan spektrofotometer adalah 260
ke dalam GD column yang telah dipasang nm untuk DNA dan 280 nm untuk protein.
collection tube, perlakuan diulangi jika masih DNA dinyatakan murni jika punya nilai rasio
ada sisa campuran pada tube. Sampel OD260/280 1,8-2,0 (Muladno, 2002). Rasio < 1,8
disentrifugasi 15.500 x g selama 2 menit. menunjukkan DNA terkontaminasi fenol atau
Flow through dibuang dan GD column protein hasil ekstraksi sedangkan rasio > 2,0
dipasang kembali ke collection tube. Untuk meunjukkan DNA yang terkontaminasi oleh
proses pencucian, 400 l buffer W1 RNA (Khosravinia et. al., 2007).
dimasukkan ke GD column, kemudian
disentrifugasi 15.000 x g selama 1 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN
Flow through dibuang dan GD dipasang lagi Banyak teknik yang dapat digunakan
ke collection tube. Pencucian selanjutnya 600 untuk isolasi DNA. Teknik-teknik tersebut
l Wash Buffer dimasukkan ke GD column tergantung pada jenis tanaman dan sampel
dan disentrifugasi 15.000 x g selama 1 organ atau jaringan yang digunakan. Faktor
menit. Flow through dibuang dan, pasang penentu proses isolasi dan purifikasi DNA
lagi GD column ke collection tube lalu menurut Syafaruddin dan Santoso, (2011)
disentrifugasi 15.000 x g selama 3 menit diantaranya adalah: penghomogenan jaringan
untuk proses pengeringan. tanaman, komposisi dalam penambahan larutan
Tahap akhir ekstraksi adalah tahap buffer serta penghilangan enzim-enzim
elusi DNA yang dilakukan 2 kali, dimana GD penghambat. Dalam penelitian, proses
column dipindahkan ke dalam tube baru. homogenisasi tanaman dengan buffer
Kemudian dimasukkan 50 l Elution buffer penting diperhatikan agar proses reaksi
(yang telah diinkubasi sebelumnya) tepat di berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat
tengah ring dan dibiarkan 5 menit, kemudian mempengaruhi konsentrasi dan kemurnian
disentrifugasi 15.000 x g selama 1 menit. hasil isolasi. Prinsip dasar ekstraksi DNA
DNA hasil ekstraksi tersebut ditutup rapat adalah proses pemisahan DNA dari
dan diparafilm kemudian disimpan di lemari komponen lainnya, sehingga harus bebas
es. kontaminasi (Tenriulo, et. al., 2001)

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 67


Tabel 1. Hasil kuantifikasi Isolasi DNA Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau berdasarkan perlakuan yang
diberikan
Sample ID Perlakuan Konsentrasi DNA 260/280
Pun1 A Standar protokol dengan GP1 26.5 ng/l 1.79
Pun1 B Standar protokol dengan GPX1 18.6 ng/l 1.74
Pun1 C GP1 + Pro-K 60 ng/l 1.81
Pun1 D GPX1 + Pro-K 55.4 ng/l 1.83
Pun1 E Daun segar + GP1 + Pro-K 69.9 ng/l 1.89
Pun1 F Daun segar + GPX1 + Pro-K 46.9 ng/l 1.90
Pun1 G Daun beku + GP1 + Pro-K 113.4 ng/l 1.82
Pun1 H Daun beku + GPX1 + Pro-K 41.1 ng/l 1.85
Pun1 I Daun beku + GP1 + Pro-K 194.7 ng/l 1.82

Pada perlakuan sampel A dan B yang Capsicum frutescens L. tidak terlalu banyak
menggunakan protokol standar menunjukkan mengandung metabolit sekunder berupa
bahwa keduanya menghasilkan konsentrasi polisakarida.
rendah (26,5 dan 18,6 ng/l ) dengan Perlakuan sampel dalam proses isolasi
kontaminsasi protein (< 1.8). Perlakuan diketahui mempengaruhi hasil DNA yang
selanjutnya untuk mengatasi kontaminasi diperoleh. Bhattacharjee et. al., (2004)
protein, masing-masing sampel kemudian menyatakan bahwa metode penyimpanan
ditambahkan 20 l Protein-K tube diinvert sampel sangat penting untuk diperhatikan.
lalu diinkubasi 60C selama 10 menit. Secara kuantitatif diketahui bahwa sampel
Penambahan Protein-K bertujuan untuk daun cabai yang telah dibekukan (frozen
mereduksi metabolit tanaman berupa leave) memberikan konsentrasi DNA yang
protein, perlakuan ini dilakukan pada tahap lebih besar dibandingkan dengan sampel
lisis setelah proses inkubasi RNase A. daun segar (Tabel 1). Hasil tersebut senada
Penambahan Protein-K menghasilkan DNA dengan hasil penelitian Matasyoh et. al.,
murni, namun dengan konsentrasi yang (2008) yang menunjukkan kualitas DNA
masih rendah. Selanjutnya proses isolasi ekstraksi lebih baik pada sampel beku.
difokuskan untuk meningkatkan konsentrasi Pembekuan jaringan berperan untuk
DNA. menghindari degradasi DNA.
Terdapat 2 pilihan buffer untuk Konsentrasi DNA yang rendah dapat
proses lisis pada kit Genaid, yakni GP1 dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni;
GPX1. GP1 diketahui merupakan buffer lisis disosiasi jaringan dan presipitasi DNA dari
untuk banyak spesies tanaman umum. jaringan sel yang kurang maksimal sehingga
Identifikasi menunjukkan pula bahwa buffer menyebabkan ekstraksi DNA dari dalam sel
GPX1 merupakan buffer yang mengandung hanya sedikit. Selain itu juga dapat
detergen yang efektif untuk melisiskan disebabkan oleh pengikatan DNA yang
sampel tanaman yang mengandung banyak kurang maksimal saat tahap binding DNA.
polisakarida. Fungsi GPX1 ini menerupai Sampel E-I diberikan perlakukan
CTAB (Cetyl Trimethyl Ammonium Bromide) dengan waktu inkubasi dan perubahan
pada isolasi manual (Kusumawaty, 2007). teknik homogenisasi saat proses isolasi.
Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan GP1 Penambahan waktu indkubasi dilakukan
memberikan konsentrasi DNA lebih tinggi dengan harapan agar enzim-enzim dapat
dibandingkan GPX1 seperti yang tampak bekerja dengan maksimal mendegradasi
pada Tabel 1. Hasil ini menunjukkan bahwa senyawa kontaminan. Waktu inkubasi RNase
68 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_
A pada tahap lisis ditingkatkan menjadi 15 Phenol Chloroform Extraction dari berbagai
menit pada suhu 60C dengan homogenisasi material sumber genetik.
Hernandez-Garcia, C., Zhang, Z. 2013. The
setiap 5 menit sekali. Homogenisasi suspensi genetics of pepper heat: Significant genes
yang sebelumnya hanya dilakukan dengan identified in capsaicinoid biosynthesis.
dibolak-balik, dirubah dengan cara mixing Extension, Plant breeding and Genomic.
Khosravinia, H., H. N. N. Murthy, D. T. Prasad, &
menggunakan vortex. Penambahan waktu
N. Pirany. 2007. Optimizing Factors
inkubasi tersebut menunjukkan konsentrasi Influencing DNA extraction from fresh
DNA yang semakin meningkat, yakni 69.9, whole avian blood. African Journal of
113,4, dan 194,7 l/ml. hal tersebut Biotechnology. 6 (4): 481-486.
Kusumawaty, D. 2007. Isolasi DNA skala kecil
dimungkinkan pengaruh dari proses (buah, daging, darah, bakteri). Biologi UPI.
homogenisasi suspensi sehingga kerja enzim Langga, F. I., Restu, M., dan Kuswinanti, T. 2012.
lebih optimal. Langga, et. al., (2012) Optimalisasi suhu dan lama inkubasi dalam
ekstraksi DNA tanaman Bitti (Vitex cofassus
menyatakan bahwa suhu berpengaruh nyata
Reinw) serta analisis keragaman genetic
nyata terhadap konsentrasi DNA, sedangkan dengan teknik RAPD-PCR. J. Sains &
lama inkubasi tidak berpengaruh nyata. Teknologi, 12 (3): 265-276
Sepertihalnya Langga, et. al., (2012), Muladno. 2002 Seputar Teknologi Rekayasa
Genetika. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor.
konsentrasi DNA tinggi diperoleh pada
Matasyoh, G. L., Wachira, N. F., Kinyua, G. M.,
perlakuan inkubasi 60C. Thairu Muigai,W. A., and Mukiama, K. T.
2008. Leaf storage conditions and genomic
SIMPULAN, SARAN, DAN REKOMENDASI DNA isolation efficiency in Ocimum
gratissimum L. from Kenya. African Journal
Permasalahan dalam proses isolasi of Biotechnology, 7 (5): 557-564.
DNA merupakan hal penting yang perlu Nalini, E., Jawali, N., and Bhagwat, S. G. 2003. A
diatasi dengan menganalisis penyebab simple method for isolation of DNA from
plants suitable for long term storage and
dasarnya. Modifikasi protokol standar dalam
DNA marker analysis. BARC Newsletter, 249:
proses isolasi DNA dilakukan untuk 208-214.
mendapatkan yield DNA yang optimal. Pada Nwoken, O. C., Agbaji, B. E., Kagbu, A. J., and
Capsicum frutescens cv. Cakra Hijau, kualitas Ekanem, J. E. 2010. Determination of
Capsaicin Content and Pungency Level of
DNA tertinggi diperoleh dari isolasi dengan Five Different Peppers Grown in Nigeria.
perlakuan menggunakan buffer lisis GP1 dan New York Science Journal, 3 (9): 17-21.
sampel daun beku. Penyimpanan pada Pharmawati, M. 2009. Optimalisasi ekstraksi DNA
dan PCR-RAPD pada Grevillea spp.
kondisi beku menghasilkan yield DNA lebih
(Proteaceae). Jurnal Biologi XIII, 1: 12-16
tinggi dengan kemurnian lebih baik daripada Reddy, U. K., Almeida, A., Abburu, L. V., Alaparthi,
menggunakan daun segar. Suhu inkubasi B. S., Unselt, D., Hankins, G., Park, M., Choi,
60C dan penambahan waktu inkubasi D., Nimmakayala, P. 2014. Identification of
gene-specific polymorphisms and
menghasilkan konsentrasi DNA yang tinggi.
association with Capsaicin pathway
metabolites in Capsicum annuum L.
DAFTAR PUSTAKA collections. Plos One, 9 (1): 1-10.
Bhattacharjee, R., Kolesnikova-Allen, M., Stewart, C., Kang, B., Liu, K., Mazourek, M.,
Aikpokpodion,P., Taiwo, S., Ingeibrecht I. Moore, L. S., Yoo, Y. 2005. The Pun 1 gene
2004. An improved Semiautomated Rapid for punguency in pepper encodesa putative
Method of Extracting Genomic DNA for acyltransferase. The Plant Journal 42 : 675-
Molecular Marker Analysis in Cocoa, 688.
Thebroma cacao L. Plant Mol. Biol. Rep., 22: Syafaruddin dan Santoso, J. T. 2011. Optimasi
435a-435h teknik isolasi dan purifikasi DNA yang efisien
Hendra, Suryaningtyas, Y. W. N., Riyanto, C., dan dan efektif pada Kemiri Sunan (Reutalis
Heryanto, F. A. 2009. Ekstraksi DNA trisperma (Blanco) Airy Shaw). Jurnal Littri.
Collocalia fuchiphoga dengan metode 17 (1): 11-17

Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS 69


Tenriulo, A., Suryati, E., Parenrengi, A., dan
Rosmiat. 2001. Ekstraksi rumput laut
Kappaphycus alvarezii dengan metode fenol
kloroform. Marina Chimica Acta, 2 (2): 6-10

TANYA JAWAB
Penanya : Evy Hanifah
Petanyaan :
a. Pengambilan daun cabai, adalah daun yang
segar. Pada sampel daun yang keberapakah
yang digunakan dalam penelitian anda?
Jawab :
a. Daun yang digunakan dalam isolasi adalah
daun ke 4 sampai ke 6 dari ujung. Daun yang
terlalu muda tidak dipilih karena
perkembangan daun muda belum optimal
sehingga mempengaruhi hasil isolasi whole
gonome dan DNA total masih terlalu sedikit.

Penanya : Muh.Shofi
Pertanyaan :
a. Optimasinya, mengapa memakai protokol kit
yang beragam dan modifikasi?
b. Tahunya terjadi kontaminasi dari apa?
c. Apa modifikasinya?
Jawab :
a. Pertama menggunakan kit MN tetapi karena
kehabisan MN lalu berpindah ke kit Geneaid
yang harganya juga lebih murah. Modifikasi
dilakukan karena metabolit sekunder pada
tumbuhan yang beragam. Masing-masing kit
memiliki reagen yang berbeda-beda sehingga
untuk setiap merk kit yang digunakan
membutuhkan optimasi teknik isolasi sesuai
dengan sampel yang akan diekstrak.
b. Dengan modifikasi bertahap, bila masih
ditemukan kontaminasi protein maka
ditambahkan enzim degradasi protein
(proteinase) untuk menghilangkannya.
c. Modifikasi ditentukan berdasarkan hasil
pengukuran kualitas dan kuantitas DNA. Dari
hasil pengukuran tersebut akan dapat
ditentukan reagen/enzim apa yang harus
ditambahkan agar hasil isolasi lebih optimal.

70 Biologi, Sains, Lingkungan, dan Pembelajarannya_

You might also like