Professional Documents
Culture Documents
16 144 153 Muttaqillah PDF
16 144 153 Muttaqillah PDF
Abstract The purpose of this study was to determine (1) the influence of the effect of work
stress and work motivation on the performance of nurses, (2) determine the effect of work
stress on the performance of nurses, (3) determine the effect of work motivation on the
performance of nurses (4) determine the effect of work stress and motivation work on
organizational performance (5) determine the effect of work stress on the performance of the
organization, (6) the effect of work motivation on the performance of the organization, (7)
determine the effect of nurse performance to organizational performance (8) determine the
magnitude of the indirect effect of job stress and work motivation on RSJ BLUD performance
through performance variables nurse. The study was conducted in Aceh Mental Hospital,
while being the object of this study was the effect of work stress and motivation on the
performance of nurses and its impact on the performance of Public Service Board Aceh
Mental Hospital. The results of this study indicate that job stress and work motivation either
simultaneously or partial effect on the performance of nurses BLUD RSJA. This
mengindikaskan that job stress factors and motivation positive effect on performance
improvement nurse, work stress and work motivation either simultaneously or partially affect
the organizational performance BLUD RSJA. It is proved that each of the variables studied
psotif influential in improving the performance of nurses, the results also show that the
performance of nurses affect the performance of the organization as well as the stress of work
and motivation influence performance through performance BLUD nurse. This indirectly
indicates that these two variables can also affect the performance improvement through
performance orgaisasi BLUD RSJA nurse.
Keywords Job Stress, Work Motivation, Nurse Performance, Organizational Performance
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) pengaruh pengaruh stres kerja dan motivasi
kerja terhadap kinerja perawat, (2) mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja perawat, (3)
mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja perawat (4) mengetahui pengaruh stres kerja dan
motivasi kerja terhadap kinerja organisasi (5) mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja
organisasi, (6) mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja organisasi, (7) mengetahui
pengaruh kinerja perawat terhadap kinerja organisasi (8) mengetahui besarnya pengaruh tidak langsung
stres kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja BLUD RSJ melalui variabel kinerja perawat. Penelitian
dilakukan pada Rumah Sakit Jiwa Aceh, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pengaruh
stres kerja dan motivasi terhadap kinerja perawat serta dampaknya terhadap kinerja Badan Layanan
Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Aceh. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja dan
motivasi kerja baik secara simultan maupun parsial berpengaruh terhadap kinerja perawat BLUD RSJA.
Hal ini mengindikaskan bahwa faktor stres kerja dan motivasi kerja berpengaruh positif terhadap
peningkatan kinerja perawat, stres kerja dan motivasi kerja baik secara simultan maupun secara secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja organisasi BLUD RSJA. Hal ini membuktikan bahwa masing-
masing variabel yang diteliti berpengaruh psotif dalam meningkatkan kinerja perawat, hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa kinerja perawat berpengaruh terhadap kinerja organisasi serta stres kerja dan
motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja BLUD melalui kinerja perawat. Hal ini mengindikasikan
bahwa secara tidak langsung kedua variabel tersebut juga dapat berpengaruh terhadap peningkatan
kinerja orgaisasi melalui kinerja perawat BLUD RSJA.
Kata Kunci : Stres Kerja, Motivasi Kerja, Kinerja Perawat, Kinerja Organisasi
Stres kerja merupakan aspek yang buruk atau segala sesuatu jadi serba salah.
penting bagi suatu organisasi terutama Terlalu sering manajer tidak mengetahua betapa
keterkaitannya dengan kinerja perawat dalam buruknya kinerja telah merosot sehingga
menjalankan tugas dan fungsinya. Organisasi perusahaan/instansi menghadapi krisis yang
harus memiliki kinerja, kinerja yang baik/tinggi serius. Kesan-kesan buruk organisasi yang
dapat membantu organisasi meningkatkan mendalam berakibat dan mengabaikan tanda-
kinerjanya. Sebaliknya, bila kinerja menurun tanda peringatan adanya kinerja yang merosot
dapat merugikan organisasi yaitu turunnya (Ambar, 2003:223).
kinerja organisasi dan hilangnya kepercayaan Menurut Ambar (2003:223),
masyarakat. Oleh karenanya kinerja karyawan menyebutkan bahwa kinerja organisasi
perlu memperoleh perhatian antara lain dengan merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha
jalan melaksanakan kajian berkaitan dengan dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil
variabel stres kerja. kerjanya. Sedangkan Hasibuan (2004:34),
Bahaya stres diakibatkan karena mengemukakan bahwa kinerja (prestasi kerja)
kondisi kelelahan fisik, emosional dan mental adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
yang disebabkan oleh adanya keterlibatan dalam melaksanakan tugas-tugas yang
dalam waktu yang lama dengan situasi yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas
menuntut secara emosional. Proses berlangsung kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
secara bertahap, akumulatif, dan lama kelamaan waktu.
menjadi semakin memburuk. Oleh karena itu, Sedangkan menurut Mathis dan
pihak BLUD RSJ Aceh perlu meminimalisir Jackson (2002:78), menyatakan bahwa kinerja
terjadi stres kerja yang bersifat negatif. organisasi pada dasarnya adalah apa yang
Di samping faktor stres kerja dalam kaitannya dilakukan atau tidak dilakukan oleh karyawan
dengan peningkatan kinerja perawat dan juga dalam lingkungan organisasi.
kinerja organisasi, faktor motivasi kerja juga Berdasarkan penjelasan dari beberapa
mempunyai peran besar dalam meningkatkan teori diatas dapat dijelaskan bahwa kinerja
kinerja perawat dan kinerja organisasi secara organisasi merupakan kombinasi dari
keseluruhan. kemampuan yang dimiliki oleh para individu
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
KAJIAN KEPUSTAKAAN bersama dalam organisasi tersebut.
Kinerja Organisasi Kinerja Perawat
Kinerja organisasi merupakan jawaban dari Menurut Ilyas (2002), yang dimaksud
berhasil atau tidaknya tujuan organisasi yang dengan kinerja perawat adalah penampilan hasil
telah ditetapkan. Para atasan atau manajer keraja perawat baik secara kuantitas maupun
sering tidak memperhatikan kecuali sudah amat kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja
tanggapan seseorang, baik secara fisik maupun penyebab utama adalah sangat sulit.
mental, terhadap suatu perubahan di lingkungan
kerja yang dirasakan mengakibatkan dirinya
Hubungan Stres Kerja dengan Kinerja
terancam (Anoraga, 2005:108).
Perawat
Selanjutnya menurut Gibson et al,
Perawat juga mengalami stres kerja,
(2003: 336), mendefinisikan stres kerja sebagai
tetapi mareka mempunyai alasan yang berbeda.
suatu tanggapan penyesuaian, diperantarai oleh
Selain mengurus pasien, keluarga pasien yang
perbedaan-perbedaan individual dan atau
suka menuntut, mareka juga berhadapan dengan
proses-proses psikologis, akibat dari setiap
dokter yang juga mengalami stres. Hal tersebut
tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang
sering menjadi alasan mengapa peawat merasa
menetapkan permintaan psikologis dan atau
kelebihan beban, kelebihan kerja dan kurang di
fisik berlebihan kepada seseorang.
hargai. Perawat muda memulai kariernya
Definisi ini menggambarkan stres
dengan antusiasme dan idealisme yang luar
sedikit negatif dari kebanyakan definisi lain.
biasa. Mareka percaya bahwa perawat adalah
Meskipun demikian, istilah berlebihan dalam
profesi yang sangat istimewa. Idealisme
definisi ini tentu saja tidak semua stres itu
tersebut runtuh ketika mareka berhadapan
negatif. Stres menurut (Gibson et al, 2003: 339)
dengan pasien,keluarga atau dokter yang kritis,
adalah merangsang dalam pengertian positif,
menuntut dan tidak tahu terima kasih, yang
sehingga stres perlu dalam hidup kita. Definisi
memperlakukan mareka seperti warga negara
ini memberikan fokus perhatian pada keadaan
kelas dua. Salah satu alasan terbesar munculnya
lingkungan khusus sebagai sumber potensi dari
kejenuhan perawat adalah kesenjangan atantara
stres. Keadaan seperti itu disebut stresor
harapan dan kenyataan.
(penyebab stres). Apakah stres dirasakan oleh
individu khusus tergantung pada karakteristik Stres di tempat kerja bukanlah
unik yang bersifat individual. Lebih lanjut, fenomena baru, akan tetapi, dewasa ini stres
definisi menekankan suatu tanggapan telah menjadi masalah manajemen yang sangat
penyesuaian. Mayoritas luas dari suatu penting didunia bisnis, Manajer perusahaan dan
tanggapan pribadi untuk merangsang dalam penyelia pabrik mengakui bahwa stres kerja
lingkungan kerja tidak membutuhkan telah mewabah, dua dari tiga pekerja mengaku
penyesuaian, jadi, mereka bukan benar-benar mengalami stres kerja. Perkiraan terbaru
sumber potensial dari stres. Situasi yang tidak mengindentifikasikan bahwa stres kerja
sama, upaya kerja, keletihan, ketidakpastian menyebabkan pemilik perusahaan harus
lingkungan, kekawatiran, kejutan emosional mengeluarkan sekitar $ 200 milyar per tahun
bisa menghasilkan stres. Karena itu, untuk karena masalah absen, keterlambatan,
memisahkan suatu faktor tunggal sebagai kejenuhan, produktivitas yang semakin rendah,
angka keluar masuk yang sangat tinggi, tercukupinya sandang, pangan, papan,
kompensasi pekerjaan, dan peningkatan biaya kebutuhan akan rasa aman, serta pengakuan
asuransi kesehatan. Ini diyakini bahwa sekitar akan keberadaannya dalam bekerja.
80 % penyakit dan kesakitan dipic dan
METODE PENELITIAN
diperburuk oleh stres (National Safety Council,
Lokasi dan Objek Penelitian
2004).
Adapun yang menjadi lokasi penelitian
Motivasi Kerja
adalah Rumah Sakit Jiwa Aceh, sedangkan
Motivasi adalah kondisi yang sangat
yang menjadi objek penelitian mengenai
dibutuhkan oleh semua orang. Diperlukan
pengaruh stres kerja dan motivasi kerja
setiap hari untuk menjalankan kehidupan,
terhadap kinerja perawat serta implikasinya
membantu orang lain, memimpin sekelompok
terhadap kinerja Badan Layanan Umum Daerah
orang dan untuk mencapai tujuan yang
Rumah Sakit Jiwa.
diinginkan, Harvey, C, (2006:5).
Motivasi atau dorongan untuk bekerja Populasi dan Sampel
ini sangat menentukan bagi tercapainya sesuatu Populasi populasi adalah seluruh perawat
tujuan, maka manusia harus dapat pada BLUD RSJA yang berjumlah 133 orang
menumbuhkan motivasi kerja setinggi- perawat, pengambilan sampel dilakukan secara
tingginya bagi para karyawan dalam organisasi. sensus.
Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan
Peralatan Analisis Data
dan karenanya perbuatan tesebut terarah
Peralatan analisis data yang digunakan
pencapaian tujuan tertentu. Apabila tujuan telah
untuk melakukan pengujian hipotesis penelitian
tercapai maka akan tercapai kepuasan dan
adalah analisis jalur (path analysis). Asumsi-
cenderung untuk diulang kembali, sehingga
asumsi standar yang harus dipenuhi sebelum
lebih kuat dan mantap.
membangun model path analysis antara lain:
Pengaruh motivasi terhadap kinerja
(1) berbentuk rekursif; (2) hubungan satu arah;
karyawan dalam suatu lembaga/organisasi
(3) linier, aditif dan kausal, (4) berdistribusi
adalah para pegawai/karyawan yang bekerja
normal; (5) tidak ada multikolinieriti; dan (6)
harus memiliki motivasi yang tinggi. Pegawai
semua variable terukur, minimal dalam skala
dapat mengaktulisasikan diri sesuai dengan
interval.
kemampuan yang dimilikinya untuk lebih
Model jalur sesuai dengan kerangka
berperan dalam lembaga/ instansi. Mereka
pemikiran yang telah dijelaskan sebagai berikut
memerlukan kondisi yang mendukung baik dari
ini:
dalam diri pegawai, berupa motivasi agar dapat
bekerja dengan baik untuk memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan akan
X1
PzX1
PYX1
Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Pada BLUD
rX3X1 Y PzY Z RSJA
PYX2 PzX2
Pengaruh Secara Simultan Stres Kerja,
2
Motivasi kerja Terhadap Kinerja Perawat
X2 1 Hasil pengujian secara simultan (bersama-
sama) variabel stres kerja dan motivasi kerja
Gambar 3.1. Diagram Jalur
berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Perawat BLUD RSJA. Hal ini ditandai oleh
nilai Fhitung > Ftabel (63,145 > 3,065) pada tingkat
HASIL PEMBAHASAN
signifikansi 1 persen.
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja
ini meliputi jenis kelamin dari para responden,
Perawat
tingkat usia responden, pendidikan terakhir
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja
responden, dan status perkawinan dari para
mempunyai pengaruh parsial terhadap kinerja
responden.
perawat BLUD RSJA dengan nilai koefisien
Tabel 1.Karakteristik Responden
sebesar 0,492, artinya setiap peningkatan
No. Uraian Frek Persen
terhadap variabel stres kerja sebesar 100%,
1. Jenis Kelamin :
Laki-laki 78 58,6 maka akan meningkatkan kinerja perawat
Perempuan 55 41,4
2. Usia responden: sebanyak 49,2% pada satuan skala likert.
< 20 tahun 16 12,0
20 - 29 tahun 24 18,0
30 - 39 tahun 57 42,9
40 - 49 tahun 34 25,6 Pengaruh Motivasi kerja Terhadap Kinerja
50 tahun 2 1,5 perawat
3. Status perkawinan
Kawin 81 60,9
Belum Menikah 46 34,6 Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
Janda/ Duda 6 4,5
4. Pendidikan terakhir kerja yang diberikan oleh perawat pada BLUD
SPK/Sederajat 50 37,6
Diploma III 34 25,6 RSJA mempunyai pengaruh positif terhadap
Sarjana 49 36,8
Pascasarjana 0 0,0 peningkatan kinerja perawat dengan diperoleh
5. Pendapatan
< Rp. 1.500.000,- - - nilai koefisien sebesar 0,365, artinya setiap
1.500.000 - 1.999.999,- - -
Rp. 2.000.000-2.499.999,- - - kenaikan terhadap variabel motivasi kerja
Rp. 2.500.000-2.999.999,- 6 4,5
Rp. 3.000.000-3.499.999,- 43 32,3 sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan
Rp. 3.500.000,- 48 63,2
Jumlah 133 100.0 kinerja perawat sebanyak 36,5% pada satuan
Sumber : Data Primer, 2014 (diolah) skala likert.
Pengaruh Stres Kerja, Motivasi Kerja dan Pengaruh Kinerja Perawat Terhadap
Pengembangan Karir Terhadap Kinerja Kinerja Organisasi BLUD RSJA
Organisasi Pada BLUD RSJA
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja
Pengaruh Secara Simultan Stres Kerja,
perawat mempunyai pengaruh positif terhadap
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Organisasi
BLUD RSJA kinerja organisasi BLUD RSJA dengan
diperoleh nilai koefisien sebesar 0,913, artinya
Hasil penelitian dijelaskan bahwa secara
setiap kenaikan terhadap variabel kinerja
simultan variabel stres kerja dan motivasi kerja
perawat sebanyak 100 persen, maka akan
serta kinerja perawat berpengaruh signifikan
meningkatkan kinerja organisasi sebanyak
terhadap kinerja organisasi BLUD RSJA. Hal
91,3% pada satuan skala likert.
ini ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (44,381 >
Pengaruh Tidak Langsung Stres Kerja,
3,065) pada tingkat signifikansi 1 persen.
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Organisasi
Melalui Kinerja Perawat
Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Organisasi BLUD RSJA
stres kerja dan motivasi kerja mempunyai
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja
pengaruh terhadap peningkatan kinerja
mempunyai pengaruh terhadap peningkatan
organisasi BLUD RSJA melalui kinerja perawat
kinerja organisasi BLUD RSJA diperoleh nilai
dengan diperoleh nilai koefisien sebesar 0,913,
koefisien sebesar 0,465, artinya setiap
artinya setiap perubahan terhadap variabel
perubahan terhadap variabel stres kerja
kinerja organisasi sebanyak 100 persen, maka
sebanyak 100 persen, maka akan meningkatkan
akan meningkatkan kinerja organisasi sebanyak
kinerja organisasi sebanyak 46,5% pada satuan
91,3% pada satuan skala likert. Hasil penelitian
skala likert.
ini membuktikan bahwa stres kerja dan
motivasi kerja mempunyai pengaruh terhadap
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Organisasi BLUD RSJA kinerja organisasi melalui kinerja perawat pada
BLUD RSJA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi
Adapun struktur pengujian hipotesis
kerja yang ada dalam diri perawat mempunyai
kedua dalam penelitian ini dapat digambarkan
pengaruh terhadap kinerja organisasi BLUD
sebagai berikut:
RSJA dengan diperoleh nilai koefisien sebesar
0,309, artinya setiap perubahan terhadap
variabel motivasi kerja sebanyak 100 persen,
maka akan meningkatkan kinerja organisasi
sebanyak 30,9% pada satuan skala likert.
Saran
Berdasarkan model jalur substruktur 1
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua
dan 2 di atas, maka dapat dituliskan persamaan
variabel secara bersama-sama mempunyai
jalur analisis sebagai berikut:
pengaruh baik secara langsung dan tidak
Z = 0,465X1 + 0,309X2 + 0,913Y + 2
langsung dalam meningkatkan kinerja
KESIMPULAN DAN SARAN peawat maupun kinerja organisasi, sehingga
Kesimpulan keberadaan variabel tersebut perlu
1. Stres kerja dan motivasi kerja baik secara dipertahankan terutama dalam
simultan maupun parsial berpengaruh meningkatkan kinerja organisasi BLUD
terhadap kinerja perawat BLUD RSJA. Hal RSJA.
ini mengindikaskan bahwa faktor stres kerja 2. Stres kerja dan motivasi kerja dapat
dan motivasi kerja berpengaruh positif menjadi referensi bagi pimpinan dalam
terhadap peningkatan kinerja perawat pengambilan kebijaksanaan organisasi
BLUD RSJA. berkaitan dengan peningkatan kinerja
2. Stres kerja dan motivasi kerja baik secara perawat dan peningkatan kinerja organisasi.
simultan maupun secara secara parsial 3. Stres kerja dan motivasi kerja menjadi salah
berpengaruh terhadap kinerja organisasi satu faktor yang dapat dijadikan indikator
BLUD RSJA. Hal ini membuktikan bahwa bagi pimpinan baik secara langsung
masing-masing variabel yang diteliti maupun tidak langsung terhadap
berpengaruh psotif dalam meningkatkan peningkatan kinerja perawat, sehingga
kinerja perawat BLUD RSJA. dapat dijadikan sebagai tolok ukur dalam
3. Kinerja perawat berpengaruh terhadap menilai tingkat keberhasilan organisasi
kinerja organisasi BLUD RSJA, hal ini dalam meningkatkan pelayanan kepada
membuktikan bahwa kinerja perawat yang masyarakat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ambar Teguh, Sulistiyani (2003), Manajemen
Sumber Daya Manusia, Konsep,
Teori dan Pengembangan dalam
Konteks Organisasi Publik, Graha
Ilmu, Yogyakarta.