You are on page 1of 7

ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1.

Februari 2015

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP STABILITAS TEKANAN


DARAH PADA KELOMPOK LANSIA GMIM ANUGERAH DI
DESA TUMARATAS 2 KEC. LANGOWAN BARAT
KAB. MINAHASA

Mariana Christiani Sunkudon


Henry Palandeng
Vandri Kallo

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi
Email: marianachristiani@gmail.com

Abstract: The background of this research elderly is a natural process of growth and
development. Elderly often experience an increase in blood pressure. Gymnastics elderly who
performed regularly can accelerate blood circulation so that high blood pressure can be
returned to normal limits. The purpose of this research was to determine the blood pressure
before and after elderly gymnastic and influence of elderly gymnastic towards stability of
blood pressure. The design was pre-experimental with one group pretest and posttest design,
and the data were collected from respondents using observation sheet. The sample amounted
49 samples using purposive sampling technique. The results using paired t test, systolic blood
pressure difference of before and after elderly gymnastics, confluence I P(0.083) > (0,05) II
P(0.044) < (0,05) III P(0.322) > (0,05). Diastolic blood pressure difference of before and
after elderly gymnastics, confluence I P(0.000) < (0,05) II P(0.001) < (0,05) III P(0.013) <
(0,05). The conclusion not there influence of elderly gymnastics towards systolic blood
presssure and there influence of elderly gymnastics towards diastolic blood pressure In
GMIM Anugerah Elderly Group In Tumaratas 2 Village West Langowan Subdistrict
Minahasa Regency. The suggestions for communities especially the elderly individuals can
continue to do elderly gymnastics regularly.
Keywords: elderly, blood pressure, elderly gymnastics

Abstrak: Latar belakang penelitian ini lanjut usia merupakan suatu proses yang alami dari
tumbuh kembang. Lansia sering mengalami peningkatan tekanan darah. Senam lansia yang
dilakukan secara teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga tekanan darah yang
tinggi dapat kembali ke dalam batas normal. Tujuan penelitian untuk mengetahui tekanan
darah sebelum dan sesudah senam lansia serta pengaruh senam lansia terhadap stabilitas
tekanan darah. Desain penelitian pre eksperimental dengan rancangan one group pretest and
post test design, dan data yang dikumpulkan dari responden menggunakan lembar observasi.
Sampel berjumlah 49 sampel, menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian
menggunakan uji t berpasangan, perbedaan tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah senam
lansia, pertemuan I nilai P(0.083) > (0,05) II P(0.044) < (0,05) III P(0.322) > (0,05).
Perbedaan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah senam lansia, pertemuan I didapat
nilai P(0.000) < (0,05) II P(0.001) < (0,05) III P(0.013) < (0,05). Kesimpulan tidak
terdapat pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik dan terdapat pengaruh senam
lansia terhadap tekanan darah diastolik pada kelompok lansia GMIM Anugerah di Desa
Tumaratas 2 Kecamatan Langowan Barat Kabupaten. Saran bagi masyarakat terlebih khusus
para lanjut usia secara individu dapat terus melakukan senam lansia secara teratur.
Kata Kunci: lansia, tekanan darah, senam lansia

1
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

PENDAHULUAN
Lanjut usia adalah suatu proses yang Kaja Sesetan Denpasar Selatan setelah
alami dari tumbuh kembang. Semua orang diberikan senam lansia didapatkan
akan mengalami proses menjadi tua dan penurunan rata-rata tekanan darah sistolik
masa tua merupakan masa hidup manusia 21,67 mmHg dan penurunan tekanan darah
yang terakhir (Azizah, 2011). World Health diastolik 12,50 mmHg.
Organization (WHO) memperkirakan Menurut data yang diperoleh dari
proporsi populasi penduduk lanjut usia Puskesmas Tumaratas, penyakit yang
yang berusia di atas 60 tahun menjadi dua menempati posisi 3 teratas yang sering
kali lipat dari 11% pada tahun 2000 diderita oleh penduduk lansia yang berada
menjadi 22% pada tahun 2050. Pada tahun di wilayah kerja Puskesmas Tumaratas
2000 populasi penduduk lanjut usia khususnya yang berdomisili di Desa
berjumlah 605 juta jiwa, akan mencapai 2 Tumaratas 2 adalah hipertensi, gout
miliar jiwa pada tahun 2050 (WHO, 2012). arthritis, serta diabetes mellitus.
Menurut data dari Badan Hasil studi awal di Desa Tumaratas 2
Kependudukan dan Keluarga Berencana Kec. Langowan Barat Kab. Minahasa,
Nasional (BKKBN) tahun 2011, penduduk penduduk usia dewasa (17 tahun ke atas)
lansia yang berada di provinsi Sulawesi berjumlah 613 jiwa. Berdasarkan
Utara berjumlah 2309 jiwa. wawancara dengan Ketua kelompok lansia
Dengan meningkatnya penduduk lansia, GMIM Anugerah, lansia yang terdaftar
dibutuhkan perhatian dari semua pihak dalam kelompok lansia GMIM Anugerah
dalam mengantisipasi berbagai berjumlah 161 jiwa.
permasalahan yang berkaitan dengan Berdasarkan uraian teori dan fenomena
penuaan penduduk. Penuaan penduduk di atas penulis tertarik untuk meneliti
membawa berbagai implikasi baik dari tentang Pengaruh Senam Lansia Terhadap
aspek sosial, ekonomi, hukum, politik dan Stabilitas Tekanan Darah pada Kelompok
terutama kesehatan (Komnas Lansia, 2010). Lansia GMIM Anugerah di Desa Tumaratas
Secara umum derajat kesehatan penduduk 2 Kecamatan Langowan Barat Kabupaten
lansia masih rendah. Minahasa
Penduduk lanjut usia cenderung
mengalami masalah kesehatan oleh karena METODE PENELITIAN
penurunan fungsi tubuh akibat proses Penelitian ini menggunakan metode Pra
penuaan. Salah satu dampak dari penurunan Eksperimen dengan pendekatan one group
fungsi organ tubuh lansia secara alamiah pretest-post test design (Setiadi, 2013).
yaitu terjadi labilitas tekanan darah, sekitar Dimana peneliti mendeskripsikan tentang
60% lansia setelah berusia 75 tahun akan bagaimana pengaruh senam lansia terhadap
mengalami peningkatan tekanan darah. stabilitas tekanan darah lansia dan
(Mubarak dkk, 2006 dalam Astari, 2013). dilaksanakan di Kelompok Lansia GMIM
Olahraga seperti senam yang teratur Anugerah Desa Tumaratas 2, Kecamatan
sangat dianjurkan untuk mencegah lansia Langowan Barat Kabupaten Minahasa pada
terkena penyakit kronis seperti peningkatan bulan Desember 2015.
tekanan darah atau hipertensi. Persentase Populasi dalam penelitian ini adalah
penduduk lansia yang melakukan kegiatan seluruh anggota kelompok lansia GMIM
olahraga di daerah perkotaan sebesar Anugerah Desa Tumaratas 2 Kecamatan
12,90% jauh lebih tinggi daripada Langowan Barat Kabupaten Minahasa yang
penduduk lansia di pedesaan yaitu sebesar berjumlah 161 orang. Teknik pengambilan
2,63% (Komnas Lansia, 2010). sampel menggunakan non probability
Hasil penelitian Astari (2013) dengan sampling yaitu purposive sampling. Adapun
judul Pengaruh Senam Lansia Terhadap cara penentuan besarnya sampel yaitu
Tekanan Darah Lansia Dengan Hipertensi dengan menggunakan penentuan secara
Pada Kelompok Senam Lansia Di Banjar umum, yaitu jika besar populasi 1000,

2
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

maka sampel bisa diambil 20-30% (Setiadi, sampel berkorelasi (dependen) atau uji t
2013). Jumlah sampel yang diambil adalah berpasangan dengan tingkat kemaknaan
30% dari 161 (populasi) adalah 48,3 95% ( = 0,05) (Suyanto, 2011), diuji
dibulatkan menjadi 49 orang. menggunakan program komputer. Etika
Instrumen dalam penelitian ini adalah penelitian dengan menekankan prinsip-
lembar observasi yang berisi karakteristik prinsip dalam etika yang berlaku, meliputi;
responden serta hasil pengukuran tekanan lembar pesetujuan menjadi responden
darah sebelum dan sesudah senam selama (Informed Consent), tanpa nama
tiga kali pertemuan. Prosedur Pengumpulan (Anonimity), kerahasiaan (Confidentiality).
data dimulai dengan membuat surat izin
penelitian di bagian akademik program HASIL DAN PEMBAHASAN
studi ilmu keperawatan dan ditujukan A. Hasil
kepada Kepala Desa Tumaratas 2 dan Ketua Analisis univariat
Jemaat GMIM Anugerah Tumaratas 2. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Menurut Umur
Desa dan Ketua Jemaat kemudian melapor Umur n %
ke Pengurus Kelompok Lansia GMIM 60-65 tahun 13 26,5
Anugerah, dalam hal ini pada Ketua 66-70 tahun 11 22,5
Kelompok. Setelah mendapat izin untuk 71-75 tahun 13 26,5
penelitian, pengumpulan data dilakukan 76-80 tahun 8 16,3
>80 tahun 4 8,2
dengan cara lansia yang memenuhi kriteria
Total 49 100%
(calon responden) dijelaskan mengenai
Sumber: Data Primer, 2014
maksud dan tujuan penelitian dengan
menunjukkan lembar informed consent. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden
Memberikan waktu untuk lansia Menurut Jenis Kelamin
membacanya, bila lansia setuju diberikan Jenis kelamin n %
lembar persetujuan menjadi responden Laki-laki 20 40,8
untuk ditanda tangani. Kemudian Perempuan 29 59,2
melakukan pengukuran tekanan darah pada
lansia yang bersedia menjadi responden 1 Sumber: Data Primer, 2014
jam sebelum senam lansia dengan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden
menggunakan sphygmomanometer clock.
Menurut Pekerjaan
Kemudian mengisi hasil pengukuran pada
Pekerjaan n %
lembar observasi. Memberikan senam
Tidak Bekerja 11 22,5
lansia selama 15 menit dan diberikan oleh IRT 11 22,5
peneliti sendiri pada 3 kali pertemuan. Pensiunan 10 20,4
Melakukan pengukuran tekanan darah Petani 17 34,6
30 menit sesudah senam lansia dengan Total 49 100%
menggunakan sphygmomanometer clock. Sumber: Data Primer, 2014
Kemudian mengisi hasil pengukuran pada
lembar observasi. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden
Pengolahan dan analisis data dilakukan Menurut Tekanan Darah Sebelum Senam
dengan tahapan editing, coding, cleaning Tekanan n %
dan tabulating. Penelitian ini menggunakan Darah
analisis univariat untuk mendeskripsikan Stabil 32 65,3
karakteristik masing-masing variabel yang Tidak stabil 17 34,7
diteliti meliputi karakteristik responden dan Total 49 100%
tekanan darah dan analisa bivariate untuk Sumber: Data Primer, 2014
melihat stabilitas tekanan darah awal,
dengan setelah diberikan senam lansia
dengan menggunakan uji komparasi dua

3
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden


Menurut Tekanan Darah Sebelum Senam
Tekanan Darah n %
Berdasarkan penelitian yang telah
Stabil 45 91,8
dilakukan, sebelum melakukan senam
lansia responden yang memiliki tekanan
Tidak stabil 4 8,2
darah stabil (TDS <150 mmHg, TDD <90
Total 49 100% mmHg) sebanyak 65,7% sedangkan yang
Sumber: Data Primer, 2014. tidak stabil (TDS >150 mmHg, TDD >90
mmHg) sebanyak 34,3% dengan rata-rata
Tabel 6. Perbedaan tekanan darah TDS yaitu 137,71 mmHg dan TDD 88,2
sistolik sebelum dan sesudah senam mmHg. Setelah melakukan senam lansia,
responden yang memiliki tekanan darah
stabil meningkat menjadi 91,8% dan yang
Tekanan tidak stabil hanya berjumlah 8,2% dengan
Darah Mean SD t P n
Sistolik rata-rata TDS 131,12 mmHg dan TDD
I Sebelum 1.1224 0.33120 82,62 mmHg. Studi di Jepang mengatakan
1.769 0.083
Sesudah 1.0612 0.24223
bahwa aktivitas fisik yang teratur
II Sebelum 1.1224 0.33120
Sesudah 1.0408 0.19991
2.066 0.044 49 bermanfaat untuk mencegah seseorang
III Sebelum 1.0816 0.27664 terkena suatu penyakit dan bertahan untuk
1.000 0.322
Sesudah 1.0612 0.24223 tetap sehat (Lingga, 2012). Studi di Jepang
mengatakan bahwa aktivitas fisik yang
Tabel 6. Perbedaan tekanan darah diastolic teratur bermanfaat untuk mencegah
sebelum dan sesudah seseorang terkena suatu penyakit dan
bertahan untuk tetap sehat (Lingga, 2012).
Dengan menggunakan uji t berpasangan
Tekanan untuk perbedaan tekanan darah sistolik
Darah Mean SD t P N sebelum dan sesudah senam lansia, pada
diastolic
I Sebelum 1.3878 0.49229 4.38 pertemuan I didapat nilai P(0.083) >
0.000
Sesudah 1.1020 0.30584 2 (0,05) pertemuan II P(0.044) < (0,05)
II Sebelum 1.2245 0.42157 3.72
Sesudah 1.0000 0.00000 8
0.001 49 pertemuan III P(0.322) > (0,05). H0
III Sebelum 1.1633 0.37344 2.5
0.013 diterima pada pertemuan I dan III, pada
Sesudah 1.0408 0.19991 88
pertemuan II H0 ditolak, ini menunjukkan
senam lansia tidak berpengaruh secara
B. Pembahasan signifikan terhadap tekanan darah sistolik.
Untuk perbedaan tekanan darah diastolik
Dari hasil penelitian yang telah
sebelum dan sesudah senam lansia, pada
dilakukan didapati dari 49 responden 37 di
pertemuan I didapat nilai P(0.000)
antaranya berusia 60-75 tahun sedangkan
pertemuan II P(0.001) pertemuan III
sisanya 12 responden berusia 76 tahun ke
P(0.013). H0 ditolak pada pertemuan I, II,
atas. Menurut Pratikwo (2006) dalam
dan III, hal ini menunjukkan senam lansia
Novarina dan Muhlisin (2012), lansia pada
berpengaruh secara signifikan terhadap
kelompok usia 60-74 tahun secara umum
tekanan darah diastolik.
mobilitasnya cukup baik dibandingkan
Hasil penelitian dari Astari (2014)
dengan kelompok usianya yang lebih tua,
tentang Pengaruh Senam Lansia Terhadap
sehingga pada kelompok usia 75-90 tahun
Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi
cenderung berperilaku kurang sehat.
pada Kelompok Senam lansia di Banjar
Jumlah responden perempuan lebih
Kaja Sesetan Denpasar Selatan, penelitian
banyak dibandingkan laki-laki. Menurut
menunjukkan bahwa senam lansia
Komnas lansia (2009) usia harapan hidup
berpengaruh secara signifikan terhadap
perempuan di Indonesia lebih tinggi
tekanan darah diastolik dengan nilai P
dibandingkan laki-laki.
(0,000) < 0,05.
4
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Penelitian dari Irmawati (2013) juga Asfuah, S. (2012). Buku Saku Klinik Untuk
menunjukkan bahwa ada perbedaan yang Keperawatan dan Kebidanan.
signifikan pada tekanan darah sistolik Yogyakarta: Nuha Medika.
maupun diastolik responden kelompok
intervensi sebelum dan sesudah diberikan Astari, Putu Dyah. (2013). Pengaruh
senam lansia pada penderita hipertensi di Senam Lansia Terhadap Tekanan
desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Darah Lansia dengan Hipertensi
Timur, Kabupaten Semarang (tekanan pada Kelompok Senam Lansia di
darah sistolik p value 0,000 dan tekanan Banjar Kaja Sesetan Denpasar
darah diastolik p value 0,000). Selatan.
Senam lansia merupakan suatu bentuk (http://ojs.unud.ac.id/index.php/copi
olahraga aerobik yang bermanfaat bagi para ng/article/download/6132/4623)
lanjut usia. Senam lansia yang teratur dapat diakses tanggal 17 September 2014
membantu menjaga keseimbangan tekanan
Ayu, Afifka Dyah., Warsito Bambang Edi.
darah.
(2012). Pemberian Intervensi
Dari berbagai penjelasan di atas dan
Senam Lansia pada Lansia dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti
Nyeri Lutut.
berpendapat bahwa memang senam lansia
(http://download.portalgaruda.org/ar
dapat membantu menurunkan tekanan
ticle.php?article=74195&val=4707
darah. Namun dalam penelitian ini, tidak
&title=) Diakses tanggal 17
terdapat perbedaan yang signifikan pada
September 2014
tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
senam sedangkan pada tekanan darah Azizah, Lilik Marifatul. (2011).
diastolik terdapat perbedaan yang Keperawatan Lanjut Usia.
signifikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

SIMPULAN BKKBN. (2011). Jumlah Balita, Remaja,


Pengaruh senam lansia terhadap dan Lansia per Wilayah.
tekanan darah tidak selalu sama antara (http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/M
tekanan darah sistolik dan tekanan darah DKReports/KS/tabel102.aspx)
diastolik. Tidak terdapat pengaruh senam Diakses tanggal 13 November 2014
lansia terhadap tekanan darah sistolik dan
terdapat pengaruh senam lansia terhadap Depkes RI. (2012). Menuju Tua Sehat,
tekanan darah diastolik pada kelompok Mandiri Dan Produktif. Jakarta
lansia GMIM Anugerah di Desa Tumaratas Hartini, Sri., Mulyanti. (2009). Efektifitas
2 Kecamatan Langowan Barat Kabupaten. Senam Lansia Terhadap Kadar
Kolesterol Darah pada Lansia
DAFTAR PUSTAKA Merokok di Dusun Pirak
Anggara, Febby Haendra Dwi., Prayitno Mertosutan Sidoluhur Godean
Nanang. (2013). Faktor-Faktor Sleman Yogyakarta.
Yang Berhubungan Dengan (http://jurnal.stikeskusumahusada.ac
Tekanan Darah Di Puskesmas .id/index.php/jk/article/download/56
Telaga Murni, Cikarang Barat /59/) Diakses tanggal 23 September
Tahun 2012. 2014
(http://lp3m.thamrin.ac.id/upload/ar
tikel%204.%20vol%205%20no%20 Hidayat, A. A. A. (2007). Riset
1_feby.pdf) Diakses tanggal 18 Keperawatan dan Teknik Penulisan
September 2014 Ilmiah (Ed. 2). Jakarta: Salemba
Medika

5
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Holloway, Nancy M. (2004). Medical LIPI. (2009). Bab V Tekanan Darah.


Surgical Care Planning (Ed. 4). (http://www.bit.lipi.go.id/pangan-
USA: Lippincott Williams & kesehatan/documents/artikel_hipert
Wilkins ensi/tekanan_darah.pdf) Diakses
tanggal 2 Februari 2015
Irmawati, Lilian. (2013). Pengaruh senam
lansia terhadap tekanan darah pada Maryam, R. Sitti dkk. (2008). Mengenal
lansia penderita hipertensi di desa Usia Lanjut dan Perawatannya.
leyangan kecamatan ungaran timur. Jakarta: Salemba Medika
(http://perpusnwu.web.id/karyailmia
h/documents/3424.pdf) Diakses Novarina, Vivin., Muhlisin Abi. (2012).
tanggal 2 Februari 2015 Hubungan Dukungan Keluarga
Tentang Senam Lansia dengan
James et al. (2014). Evidence-Based Keaktifan Mengikuti Senam di
Guideline for the Management of Posyandu Peduli Insani di
High Blood Pressure in Adults: Mendungan Desa Pabelan
Report From the Panel Members Kartasurata tahun 2012.
Appointed to the Eight Joint (http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bit
National Committee (JNC 8). stream/handle/123456789/3678/vivi
(http://jama.jamanetwork.com/Mobi n%20novarina%20%20endang%20
le/article.aspx?articleid=1791497) zulaicha%20fix%20bgt.pdf?sequen
Diakses tanggal 14 November 2014 ce=1) Diakses tanggal 18
September 2014
Jones, Rhonda M. (2008). Penilaian Umum
dan Tanda-Tanda Vital. Nugroho, Wahjudi. (2012). Keperawatan
(https://lyrawati.files.wordpress.co Gerontik & Geriatrik (Ed. 3).
m/2008/07/general-assesment-dan- Jakarta: EGC
vital-signs.pdf) Diakses tanggal 3
Februari 2015 Padila. (2013). Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Kania, Ni Made., Taviyanda Dian. (2013).
Pengaruh Relaksasi (Aromaterapi Potter, Patricia A., Perry, Anne G. (2005).
Mawar) Terhadap Perubahan Buku Ajar Fundamental
Tekanan Darah Pada Lansia Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Hipertensi. Praktik (Ed. 4). Jakarta: EGC
(http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/in
dex.php/stikes/article/download/187 PSIK FK UNSRAT. (2013). Panduan
32/18520) Diakses tanggal 14 Penulisan Tugas Akhir Proposal
November 2014 dan Skripsi.
Kasper et al. (2005). Harrisons Principles Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
of Internal Medicine (Ed. 16). USA: Penulisan Riset Keperawatan (Ed.
Mc Graw Hill 2). Yogyakarta: Graha Ilmu
Komnas Lansia. (2010). Profil Penduduk
Lanjut Usia 2009 Suhardjono. (2007). Buku Ajar Ilmu
(http://www.komnaslansia.go.id/d0 Penyakit Dalam. (Ed. 4). Jakarta:
wnloads/profil/Profil_Penduduk_La Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
njut_Usia_2009.pdf ) Diakses Penyakit Dalam FKUI
tanggal 18 September 2014
Suyanto. (2011). Metodologi dan Aplikasi
Lingga, Lanny. (2012). Bebas Hipertensi. Penelitian Keperawatan.
Jakarta: PT. Agro Media Pustaka Yogyakarta: Nuha Medika.

6
ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015

Tamher, S., Noorkasiani. (2009).


Kesehatan Usia Lanjut dengan
Pendekatan Asuhan Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Triyanto, Endang. Pelayanan Keperawatan
Bagi Penderita Hipertensi Secara
Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. (2012). Interesting Facts About
Ageing.
(www.who.int/ageing/about/facts/en
/) diakses tanggal 18 September
2014
Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas
Metodologi Penelitian. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

You might also like