You are on page 1of 2

Presentase Hemolisis

1. Analisa data
Pada percobaan ini, darah katak diambil lalu ditaruh di 5 tabung yang
berbeda lalu masing-masing diberi perlakuan yaitu 0,7% NaCL (tabung 1) ,0,5%
NaCl (tabung 2) ,0,3% NaCl (tabung 3),0,1 % NaCl (tabung 4) dan Aquades
(tabung 5) . Setelah itu masing-masing tabung didiamkan selama 10 menit lalu
di sentrifuge.
Pada tabung 1 yang diberi perlakuan dibeberi tetesan Nacl 0,7%
menunjukkan hasil dengan warna supernatan yang bening (+) dan volumenya
paling sedikit (+) sedangkan volume endapan eritrositnya paling banyak (++++
+). Hal ini menunjukan pada tabung 1 eritrosit tidak mengalami hemolisis alias
dalam keadaan stabil. Pada tabung 2 yang diberi perlakuan dengan diberi
penetesan 0.5% NaCl menunjukkan hasil dengan warna supernatan yang merah
pudar (++) dan volumenya sedikit (++) sedangkan endapan eritrositnya sangat
banyak (++++). Hal ini menunjukan sudah terdapat hemolisis eritrosit. Pada
tabung 3 yang diberi perlakuan dengan diberi penetesan 0,3% NaCl menunjukan
hasil dengan warna supernatan yang cukup merah (+++) dan volumenya
banyak (+++) sedangkan volumenya endapan eritrositnya banyak (+++) hal ini
menunjukan sudah ada hemolisis eritrosit. Pada tabung 4 yang diberi perlakuan
dengan diberi penetesan 0,1 NaCl didapatkan hasil keadaan warna supernatan
yang merah (++++) dan volumenya juga sangan banyak (++++) sedangkan
endapan eritrositnya sedikit (++), hal ini menunjukan bahwa pada tabung 4
sudah terjadi hemolisis eritrosit. Pada tabung 5 yang diberi perlakuan dengan
diberi penetasan Aquades didapatakan hasil dengan keadaan warna supernatan
yang paling merah (+++++) dan volumenya juga paling banyak (+++++)
sedangkan endapan eritrositnya paling sedikit (+) , hal ini menunjukkan bahwa
pada tabung 5 eritrosit terhemolisis sempurna.

2. Pembahasan
Pada praktikum kami, didapatkan hasil pada tabung 1 eritrosit tidak
mengalami hemolisis karena pada warna supernatannya bening dan endapan
eritrositnya banyak. Hal ini sesuai dengan teori, menurut Soewolo ( 2000)
hemolisis akan terjadi apabila eritrosit dimasukkan ke dalam medium yang
hipotomis terhadap isi sel eritrosit berdasarkan penelitian isi sel eritrosiit hewan
homoiterm isotonis terhadap larutan 0,9 NaCl dan pada hewan poikiloterm
larutan NaCl lebih pekat yaitu 0,7% .Pada tabung 2, tabung 3 dan tabung 4
mengalami hemolisis karena warna supernatan pada tabung 2 ,tabung 3 dan
tabung 4 merah yang variatif dan juga endapan eritositnya mulai berkurang.
Pada tabung 5 mengalami hemolisis yang sempurna karena tidak memiliki
endapan eritrosit dan warna supernatannya sangat merah . Hal ini sudah sesuai
dengan teori, menurut Soewolo (2000) eritrosit mengalami hemolisis maka
hemoglobin akan larut dalam mediumnya. Akibat dari terlarutnya hemoglobin
tersebut, medium akan bewarna merah. Makin banyak eritrosit yang mengalami
hemolisis maka makin merah mediumnya. Dengan membandingkan warna
medium dengan larutan standar (eritrosit dalam air suling), makan dapat
ditentukan tingkat kerapuhan membran eritorsit (tingkat toleransi osmotik
membran eritrosit)

3. Daftar Rujukan
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional

You might also like