You are on page 1of 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Perencanaan pulang merupakan komponen yang terkait dengan rentang perawatan.
Rentang perawatan sering pula disebut dengan perawatan yang berkelanjutan, yang artinya
perawatan selalu dibutuhkan sepanjang rentang kesehatan klien dimana pun klien berada.
Rentang perawatan (Continum of care) adalah integrasi system perawatan yang terfokus pada
klien terdiri dari mekanisme pelayanan perawatan yang membimbing dan mengarahkan klien
sepanjang waktu kehidupan melalui perencanaan yang komprehensif yaitu pelayanan kesehatan
yang meliputi kesehatan mental, social dalam rentang semua tingkat perawatan (Chasca, 1990 :I
387).
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program pengobatan klien yang
dimulai dari segera setelah klien masuk rumah sakit. Hal ini merupakan suatu proses yang
menggambarkan usaha kerjasama antara tim kesehatan, keluarga, klien, dan orang yang penting
bagi klien.

B. Tujuan dan Prinsip


Tujuan dan prinsip dalam perencanaan pulang merupakan dasar untuk menentukan
tindakan selanjutnya. Adapun tujuan perencanaan pulang adalah meningkatkan perawatan
berkelanjutan bagi klien, membantu rujukan klien pada pelayanan yang lain, membantu klien dan
keluarga memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam memperbaiki serta
mempertahankan status kesehatan klien.

Prinsip-prinsip dalam proses perencanaan pulang


a. Klien sebagai focus dalam perencanaan pulang
Nilai, keinginan, dan kebutuhan klien perlu dikaji dan dievaluasi sehingga dapat
dimasukkan dalam perencanaan pulang klien dan orang-orang yang dekat atau penting
bagi klien. Tenaga kesehatan yang terlibat diikutsertakan dalam perencanaan pulang
klien.
b. Kebutuhan klien diidentifikasi saat masuk, dirawat sampai sebelum pulang.
Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul setelah pulang sehingga
rencana antisipasi masalah dapat dianut untuk dilaksanakan setelah pulang.
c. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif
Perencanaan pulang adalah proses multidisiplin dan tergantung pada kerjasama yang jelas
dan komunikasi lisan, tertulis di antara peserta tim.
d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang tersedia.
Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang disesuaikan dengan
pengetahuan dari tenaga yang tersedia program dan fasilitas yang tersedia di masyarakat.
e. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap tatanan pelayanan.
Setiap kali pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan pulang harus dilakukan.

C. Jenis-jenis pemulangan pasien


Menurut stuart dan sundeen (1991), ada 3 jenis pemulangan pasien di antaranya :
1. Conditional Discharge (pulang sementara atau cuti)
Bila keadaan klien cukup baik untuk di rawat dirumah maka cara pemulangan ini dapat
dipakai.Klien untuk sementara dapat dirawat dirumah dengan harapan dapat membantu
klien dan keluarga beradaptas dengan situasi dirumah maupun dimasyakarat .Selama klien
pulang pengawasan dari rumah sakit atau puskesmas dapat diperlukan.
2. Absolute Discharge (pulang mutlak selamanya)
Cara pulang ini merupakan terminasi akhir dari hubungan klien dengan rumah sakit tetapi
bila klien perlu dirawat kembali maka prosedur perawatan dapat dilaksamakan
kembali.Jenis pemulangan ini diberikan kepada klien yang mengalami perbaikan status
kesehatan yang baik sehigga dapat berfungsi kembali secara optimal dimasyarakat.
3. Judicial Discharge (pulang paksa)
Klien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatannya belum memungkinkan untu
dipulangkan, misalnya karna klien adalah seorang narapidana atau karna keluarga tetap
menginginkan klien pulang karena sesuatu alasan. Klien tersebut harus tetap diberikan
arahan untuk perawatan dirumah dan fasilitas yangdapat digunakan dimasyarakat.
Standar Evaluasi
Standar evaluasi klien dapat pindah dari ruangan intensif akut atau modifikasi intensif /
intermediate / perawatan minimal .
1. Kondisi klien dapat pindah dari ruang intensif akut ke ruang modifikasi intensif :
Disorientasi sedang
Motivasi terbatas
Kegiatan dan aktifitas perlu bimbingan dan supervisi yang ketat
Derajat ketergantungan pada perawat sedang
Perilaku tudak mengancam integritas fisik
Perilaku tidak mengancam integritas fisik dan keselamatan orang lain
2. Kondisi klien yang dapat pindah dari ruang modifikasi intensif ruang intermediate;
Penyimpangan perilaku sedang; perlu kontrol sedang.
Mampu berkomunikasi dengan pembimbing.
Mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan bimbingan.
Mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan bimbingan.
Perlu pengarahan terbatas untuk mendukung atau mendorong.
Derajat ketergantungan pada perawat sedang atau perlu perawat sebagian.
3. Kondisi klien yang dapat pindah ruang dari intermediate ke ruang perawat minimal atau
persiapan pulang;
Mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal, verbal dan non verbal sesuai.
Mampu melaksanakan kegiatan yang terprogaram.
Mampu melaksanakan kegiatan harian dengan kontrol minimal.
Derajat ketergantungan perawat rendah atau minim.
Kegiatan harian dan pengisian waktu luang baik.
Mampu mengungkapkan perasaan dengan orang lain secara asertif.
4. Kondisi klien yang dapat pulang;
Mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari serta penggunaan waktu luang dengan kegiatan
yang posisif.
Komunikasi verbal dan non verbal sesuai.
Klien sanggup mengatasi stressor pencetus dengan cara-cara penangan yang
konstruktif.
Klien dan keluarga memahami tentang pengobatan yang harus dijalani; manfaat obat,
efak samping, waktu pemberian obat.
Klien dan keluarga mengetahui sistem pendukung yang ada di masyarakat; puskesmas,
balai latihan kerja, perawat komunitas.

You might also like