You are on page 1of 1

A.

Resume
Perpindahan kalor dapat melalui cara konduksi yaitu, perpindahan kalor melalui
perantara tanpa disertai perpindahan zatnya. Biasanya konduksi ini terjadi pada berbagai jenis
konduktor. Salah satu contoh perpindahan kalor dengan cara konduksi adalah besi yang
dipanaskan. Kemudian dengan cara konveksi yaitu, perpindahan kalor melalui perantara yang
disertai perpindahan zatnya. Biasanya konveksi ini terjadi pada zat zair dan gas. Contoh
konveksi ini adalah memanaskan air dalam panci hingga mendidih (merupakan laju
perpindahan kalor secara dipaksa), selain itu peritiwa angin darat dan angin laut (merupakan
laju perpindahan kalor secara alami). Cara perpindahan kalor yang lainnya adalah melalui
radiasi yaitu perpindahan kalor tanpa melalui perantara atau perpindahan melalui pancaran
dalam ruang hampa. Contoh perpindahan kalor secara radiasi adalah perpindahan cahaya
maatahari ke bumi. Dalam kalor dikenal hukum kekekalan energi Asas Black, bahwa kalor
yang dilepas oleh zat bersuhu tinggi sama dengan kalor yang diterima zat bersuhu rendah
sehingga kedua zat bersuhu sama atau seimbang atau Qlepas=Qterima.
Kalor jenis merupakan banyaknya kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan
suhu sebesar satu derajat sehingga untuk setiap zat mempunyai nilai kalor jenisnya. Zat yang
memiliki kalor jenis yang tinggi adalah air yaitu 4190J/Kg C o sehingga apabila suhunya
dinaikan akan memerlukan kalor yang banyak. Kalor laten merupakan kalor yang dilepaskan
atau diterima oleh benda dengan massa tertentu untuk berubah wujud karena kalor laten tidak
berperan dalam perubahan suhu benda. Jenis kalor laten yaitu kalor lebur dan kalor didih
seperti pada perubahan wujud Es Air - Uap Air.
Sifat koligatif adalah sifat-sifat larutaan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut
tetapi bergantung pada jumlah partikel zat terlarut. Sifat koligatif larutan meliputi penurunan
tekanan uap jenuh, penurunan titik beku, kenaikan titik didih, dan tekanan osmotik.
Fluida ideal merupakan suatu model, jadi bukan fluida yang sebenarnya karena pada
kenyataannya tidak ada. Fluida ideal memiliki sifat non viskos (tidak kental) sehingga tidak
menyebabkan timbulnya gesekan pada fluida. Kemudian alirannya bersifat tunak yaitu
kecepatan aliran pada setiap titik konstan tetapi tidak harus sama. Fluida bersifat tidak
kompersibel karena tidak bergantung pada tekanan dan kerapatannya tetap. Alirannya bersifat
irrotaional tidak ada momentum sudut pada setiap titik sehingga alirannya berputar-putar
seperti pada asap. Berkaitan dengan fluida maka harus dipahami pula mengenai asas
bernoulli pada sayap pesawat, tabung bocor dan pipa venturi. Selain itu asas kontinuitas yang
berkaitan dengan fluidaa dinamis. Dan dalam fluida statis mengenai tekanan hidrolitas,
hukum Archimedes dan Hukum Pascal serta tegangan permukaaan dan kapilaritas. Tekanan
hidrostatik disebabkan gaya berat fluida yang dipengaruhi oleh kedalaman air, semakin dalam
maka semakin besar tekanan yang diberikan. Selain itu dipengaruhi pula oleh massa jenis zat
dan gravitasi.
Gaya Apung merupakan keadaan benda tercelup yang mengalami kehilangan berat
karena mendapatkan gaya ke atas yang berlainan dengan gaya gravitasi. Kaitannya dengan
Hukum Archimedes dimana massa benda yang tercelup akan memindahkan volume yang
sama dengan massa benda yang tercelup baik sebagian ataupun sepenuhnya. Sehingga besar
gaya apung sama dengan berat fluida yang digantikan suatu benda tanpa bergantung pada
kedalaman. Sebuah benda akan mengapung ataupun tenggeam bergantung pada kerapatan
benda tersebut dan perbandingan antara gaya apung dan berat benda tersebut. Benda dengan
kerapatan lebih besar dari fluida akan tenggelam ataupun sebaliknya dan jika keduanya sama
maka tidak akan tenggelam atau mengapung (melayang). Tegangan permukaan terjadi seperti
pada fenomena serangga yang berjalan di atas air.

B. Refleksi
Perlu beberapa penekanan agar tidak terjadi salah konsep.

You might also like