Professional Documents
Culture Documents
8845 17485 1 SM PDF
8845 17485 1 SM PDF
ABSTRACT
Bronchitis is a respiratory disease caused by viruses and bacteria. Treatment used for bronchitis
has been usually antibiotics. This study has aims to determine the level of sensitivity of the
bacteria identified and isolated from the sputum of patients with bronchitis to antibiotics
cephalosporins (cefixime), penicillin (amoxicillin) and tetracycline (tetracycline). This research
was conducted by taking a sample of sputum of patients with bronchitis for isolation,
identification of bacteria and sensitivity to antibiotics in accordance with the standards of
NCCLS (National Committee for Clinical Laboratory Standards). These results indicate
bacterial isolates were identified from sputum of patients with bronchitis is a species/genus of
bacteria Bacillus sp, Klabsiella pneumonia, Bacteroides gracilis, Salmonella and Escherichia
coli were resistant to the antibiotic cefixime and amoxicillin. Species/genus Bacillus sp and
Escherichia coli to antibiotics tetracycline intermediate, as well a species/genus of bacteria
Klabsiella pneumonia, Bacteroides gracilis and Salmonella are sensitive to the antibiotic
tetracycline. Tetracycline antibiotics have a high level of sensitivity of the bacteria isolated from
the sputum.
ABSTRAK
Bronkhitis merupakan penyakit ISPA yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Pengobatan yang
digunakan untuk penyakit bronkhitis biasanya adalah antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan tingkat kepekaan bakteri yang diidentifikasi dan diisolasi dari sputum penderita
bronkhitis terhadap antibiotik golongan sefalosporin (sefiksim), penisilin (amoksisilin) dan
tetrasiklin (tetrasiklin). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel sputum penderita
bronkhitis untuk dilakukan isolasi, identifikasi bakteri serta kepekaannya terhadap antibiotik
sesuai dengan standar NCCLS (National Committee for Clinical Laboratory Standards). Hasil
penelitian ini menunjukan bakteri yang teridentifikasi dari isolat sputum penderita bronkhitis
adalah jenis/genus bakteri Bacillus sp, Klabsiella pneumonia, Bacteriodes Gracilis, Salmonella
dan Escherichia coli telah resisten terhadap antibiotik sefiksim dan amoksisilin. Jenis/genus
bakteri Bacillus sp dan Escherichia coli intermediate terhadap antibiotik tetrasiklin, serta
jenis/genus bakteri Klabsiella pneumonia, Bacteriodes Gracilis dan Salmonella peka terhadap
antibiotik tetrasiklin. Antibiotik tetrasiklin memiliki tingkat kepekaan yang tinggi terhadap
bakteri yang diisolasi dari sputum.
88
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
Pendahuluan
Di negara-negara berkembang seperti Pengobatan yang digunakan untuk
Indonesia, infeksi saluran pernafasan akut penyakit bronkhitis biasanya adalah
(ISPA) masih merupakan masalah kesehatan antibiotik. Dengan kemajuan teknologi,
yang penting. Ditinjau dari 10 penyakit jumlah dan jenis antibiotik yang bermanfaat
terbanyak pada rawat jalan, di Indonesia secara klinis makin meningkat, sehingga
penyakit saluran pernafasan menempati diperlukan ketepatan yang tinggi dalam
urutan kedua pada tahun 2007 dan menjadi memilih antibiotik. (Jawetz dkk, 2004).
yang pertama pada tahun 2008 (Depkes RI, Menurut Depkes RI, 2005 dan Dipiro et al,
2009). Menurut WHO (2003) di negara 2009 terapi pengobatan bronkhitis yang
berkembang ISPA dapat menyebabkan 10-25 disebabkan oleh bakteri dapat menggunakan
% kematian pertahunnya. Penelitian Rikesdas antibiotik golongan sefalosporin (sefiksim),
tahun 2013, ISPA di Provinsi Sulawesi Utara penisilin (amoksisilin) serta tetrasiklin karena
dari tahun 2007 sampai tahun 2013 telah memilki spektrum antibiotik yang luas
mengalami peningkatan sebesar 4,18% sehingga dapat peka terhadap bakteri yang
(Kemenkes, 2013). Bronkhitis merupakan menyebabkan terjadinya bronkhitis.
salah satu bentuk penyakit ISPA yang Berdasarkan hal diatas maka diambil sampel
disebabkan adanya peradangan pada bronkus, berupa sputum penderita bronkhitis di RSUP
bronkhioli, dan trakhea (saluran udara ke Prof. Dr. R. D. Kandou Manado untuk
paru-paru). Penyakit ini biasanya bersifat dilakukan isolasi dan identifikasi bakteri
ringan dan pada akhirnya akan sembuh untuk mengetahui kepekaan bakteri penyebab
sempurna (Arif, 2008). bronkhitis terhadap antibiotik sefiksim,
amoksisilin dan tetrasiklin.
89
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
90
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
karbohidrat tertentu dengan memproduksi 15-18 mm, dan sensitif (S) bila besarnya zona
asam atau basa dan gas. hambatan diatas 19 mm dan sefiksim resisten
(R) bila besarnya zona hambatan 0-10 mm,
Uji lysine digunakan untuk melihat intermediate (I) bila besarnya zona hambatan
kemampuan bakteri melakukan dekarboksilasi 11-18 mm, dan sensitif (S) bila besarnya zona
dalam asam amino berupa lysine melalui hambatan diatas 19 mm.
produksi enzim dekarboksilasi. Proses
dekarboksilasi lysine sering digunakan bakteri HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk menetralisasikan lingkungan asam
menjadi basa. Isolasi Bakteri dari Sputum
Uji katalase bertujuan untuk Sampel sputum diperoleh dari tiga
menentukan kemampuan bakteri untuk penderita bronkhitis dengan usia dewasa
mendegradasi hydrogen peroksida melalui berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium
produksi enzim katalase. (foto rontgen) di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Sampel sputum yang
Uji Kepekaan Antibiotik diperoleh dari penderita bronkhitis kemudian
di inokulasi pada media nutrien agar (NA)
Uji kepekaan antibiotik dilakukan yang sebelumnya telah dibuat sebagai media
dengan menggunakan cakram antibiotik, pertumbuhan dasar bakteri. Bakteri yang telah
pengujian dapat dilakukan dengan cara diinokulasi dari sputum kemudian dimurnikan
sebagai berikut: kembali sebanyak 3 kali tahap pemurnian
Dibuat media LB (Luria Bertani Agar) dengan menggunakan media NA. Dari hasil
sebagai media pengujian antibiotik. Lalu isolasi sputum didapatkan 8 isolat bakteri,
suspensi bakteri yang telah ditambahkan yaitu O1, O2, O3, W1, W2, W3, N1 dan N2.
aquades sebanyak 200 l kedalam cawan
petri. Masukkan cakram antibiotik kedalam Identifikasi Bakteri
media pengujian yang telah disuspensikan
bakteri. Kemudian cawan petri diinkubasi Bakteri hasil isolasi dari sputum
dalam inkubator pada suhu 370C selama 24 kemudian dilakukan identifikasi untuk
jam. Pengamatan dilakukan setelah 1x24 jam mengetahui bakteri yang terdapat pada
masa inkubasi. Daerah bening merupakan sputum dengan melakukan uji morfologi,
petunjuk kepekaan bakteri terhadap antibiotik fisiologi, dan biokimia dan diidentifikasi
atau bahan antibiotik lainnya yang digunakan dengan menggunakan bargey determinative,
sebagai bahan uji yang dinyatakan dengan maka hasilnya dapat dilihat pada Table 4.1.
lebar diameter zona hambat ( Vandepitte et al,
Tabel 4.1. Hasil identifikasi bakteri
2005). Uji kepekaan terhadap antibiotik
digolongkan kedalam tiga kriteria sesuai
dengan NCCLS (National Committee for Kode Hasil identifikasi bakteri
Clinical Laboratory Standards), yaitu isolat
amoksisilin resisten (R) bila besarnya zona
hambatan 0-13 mm, intermediate (I) bila O1 Bacillus sp
besarnya zona hambatan 14-17 mm, dan O2 Bacillus sp
sensitif (S) bila besarnya zona hambatan
diatas 18 mm, tetrasiklin resisten (R) bila O3 Bacteriodes gracillis
besarnya zona hambatan 0-14 mm, W1 Klabsiella pneumonia
intermediate (I) bila besarnya zona hambatan
91
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
92
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
93
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
oleh beberapa hal, antara lain pajanan amoksisilin. Jenis/genus bakteri Bacillus sp
terhadap antibiotik, selection preassure, dan Escherichia coli intermediate terhadap
penggunaan antibiotik yang tidak adekuat
serta kolonisasi bakteri yang menyebabkan
terjadinya resisten golongan endogen dari
antibiotik tetrasiklin, serta jenis/genus bakteri
bakteri. Sedangkan, Beberapa keterbatasan
Klabsiella pneumonia, Bacteriodes Gracilis
didalam penelitian ini antara lain jumlah
dan Salmonella peka terhadap antibiotik
sampel yang didapat terlalu kecil, kurangnya
tetrasiklin.
data jumlah isolat bakteri berdasarkan hasil
pemeriksaan kultur sehingga tidak dapat Saran
memenuhi syarat isolat minimal (minimal 10
isolat) untuk dapat menggambarkan pola 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
bakteri berdasarkan kepekaannya terhadap perlu dipertimbangkan untuk penggunaan
antibiotik tertentu (Sekar, 2013). antibiotik tetrasiklin terhadap penderita
bronkhitis di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou
Manado.
2. Perlu dilakukan evaluasi prosedur terapi
KESIMPULAN DAN SARAN bronkhitis dengan antibiotik agar selalu
sesuai dengan pola bakteri penyebab dan
Kesimpulan
uji kepekaannya yang terkini, agar
Berdasarkan penilitian yang dilakukan dapat mendapatkan terapi yang tepat.
disimpulkan bahwa bakteri yang 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
teridentifikasi dari isolat sputum penderita dengan jumlah sampel yang lebih banyak
bronkhitis di RSUP Prof Dr. R. D. Kandou dan dilakukan secara teratur untuk
Manado adalah jenis/genus bakteri Bacillus mengetahui antibiotik yang tepat bagi
sp, Klabsiella pneumonia, Bacteriodes penderita bronkhitis berdasarkan pola
Gracilis, Salmonella dan Escherichia coli kepekaan bakteri terhadap antibiotik.
telah resisten terhadap antibiotik sefiksim dan
94
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN 2302 - 2493
Jawetz, E.; Melnick J.; Aldenberg E. 2005. Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi Farmasi.
Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta. Erlangga, Jakarta.
Sarapi, Devianitta. 2014. Identifikasi Bakteri
John G. Holt, Noel R. Krieg and Stanley T. Resisten Merkuri Dalam Urine,
Williams. 1994. Bargeys Manual Feses, dan Kalkulasi Gigi Pada
Determinative Bacteriology, 9th Individu di Daerah Pesisir Pantai
edition. The William and Wilkins Desa Pulisan Kecamatan Likupang
Company. USA. Timur Kabupaten Minahasa Utara.
[Skripsi]. Universitas sam ratulangi,
Kundiman, Eunice. 2015. Evaluasi
Manado.
Kerasionalan Penggunaan Antibiotik
pada Pasien Lansia dengan Setiabudy, A. 2009. Antimikroba : Dalam
Bronkhitis Kronik Eksaserbasi Akut Farmakologi dan Terapi, Edisi 5
yang di Rawat Jalan di RSUP. Prof. (cetak Ulang Dengan Perbaikan,
Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2008) . Balai penerbit FKUI, Jakarta.
Juli 2013 Juni 2014. [Skripsi].
Universitas Sam Ratulangi, Manado. Shirly Kumala, Dimas A. M. Pasanema dan
Mardiastuti, 2010. Pola resistensi
Mpila, Deby. Afriani. 2012. Uji Aktivitas antibiotik terhadap isolat bakteri
Antibakteri Ekstrak Etanol Daun sputum penderita tersangka infeksi
Mayana ( Coleus atropurpures [L] saluran nafas bawah. Jurnal Farmasi
Benth) terhadap Stapilococcus Indonesia Vol. 5 (1) halaman 24 -32.
aureus, Escherichia coli dan
Pseudomonas aeruginosa Secara In- Syahrurachman, Agus, dkk. 2010.
Vitro.[Skripsi]. Universitas Sam Mikrobiologi Kedokteran. Edisi
Ratulangi, Manado. revisi. Binarupa Aksara, Jakarta.
95