Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
NPM : 14.0102.0033
2016
Bank Indonesia menyatakan bahwa nasabah yang menggunakan jasa bank syariah,
sebagian memiliki kecendurungan untuk berhenti menjadi nasabah anatara lain karean
keraguan akan konsistensi penerapan prinsip syariah. Dengan demikian pemenuhan prinsip
syariah oleh pengelola bank syariah dibutuhkan untuk menumbuhkan kepercayaan seluruh
stakeholders. Kebutuhan atas kepastian pemenuhan syariah ini mendorong munculnya
fungsi audit baru, yaitu audit syariah.
Dalam hal ini, auditor syariah memegang peran krusial untuk memastikan
akuntabilitas laporan keuangan dan pemenuhan aspek syariah. Sehingga stakeholder merasa
aman berinvestasi dan dana yang dimiliki oleh LKS dapat dipastikan telah dikelola dengan
baik dan benar sesuai syariat Islam. Seiring perkembangan keilmuan dan teknologi, aspek
diluar ekonomi mulai menjadi sorotan untuk dinilai dalam audit. Hal ini ditandai dengan
munculnya lingkup audit lain seperti performance audit, social and enviromental audit dan
saat ini mulai berkembang pula audit syariah.
Dan dikarenakan bahwa LKS dapat melakukan pengukuran audit secara langsung
seperti yang dilakukan oleh bank konvensional, maka LKS dapat bebas menggunakan
internal auditor yang mereka punya atau dengan menggunakan eksternal auditor untuk
2
melakukannya, sehingga nantinya apa yang dikehendaki bisa tercapai dalam pengukuran
tersebut.
Oleh karena itu, penelitian ini akan meneliti sejauh mana peran auditor dalam proses
pengukuran dalam lingkup Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang mempunyai auditor
tersendiri maupun menggunkan auditor dari luar lembaga tersebut. Dan disini akan
melakukan sebuah penelitian untuk bagaimana proses auditing di Lembaga Keungan Syariah
(LKS) yang bernama, Koperasi BMT UMY, Yogyakarta.
ii. Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pengawasan terhadap kinerja pegawai
dalam audit syariah pada lembaga perbankan syariah.
2) Untuk mengatahui seberapa besar pengaruh pengawasan terhadap proses audit syariah
pada lembaga syariah.
iii. Manfaat
Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat mengaplikasikan dan
mensosialisasikan teori yang telah diperoleh.
Bagi Institusi
Menambah referensi dan sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian
berikutnya.
Bagi Lembaga Keuangan
Memberikan masukan informasi tentang pemilihan strategi dalam meningkatkan laba
bersih.
Memberikan masukan sebagai bahan dalam mengembangakan laba bersih Koperasi
Syariah.
a. Tentang Perusahaan
BMT UMY memulai aktifitasnya sejak dilakukan soft launching pada awal bulan
Februari 2011 dalam forum orasi budaya oleh Prof. Dr. B.J. Habibie yang diselenggarakan di
Sportorium UMY. Setelah menempati kantor yang representative di Gedung K.H. A.R.
3
Fakhruddin B, pada awal bulan April 2011 dilakukan peresmian BMT UMY oleh bapak Jusuf
Kalla pada tanggal 16 Mei 2011 yang dihadiri oleh Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi DIY, Bupati Sleman, Walikota Yogyakarta, Rektor UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta dan para pengelola BMT di DIY serta tamu undangan lainnya.
BMT UMY telah menyalurkan pembiayaan kepada mahasiswa, dosen, karyawan, dan
sejumlah UMKM yang ada disekitar kampus UMY. BMT UMY bekerja sama dengan mitra
usaha untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada civitas akademika UMY khususnya
mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa UMY mendapat penawaran produk pembiayaan
berupa pembelian laptop, netbook, tablet, dan handphone. Bagi dosen dan karyawan
mendapat produk pembiayaan berupa pembelian mobil, motor, renovasi dan kepemilikan
rumah. Program ini mulai diluncurkan pada awal Juni 2011 dan menunjukkan tanggapan
yang positif dari civitas akademika UMY ditunjukkan dengan banyaknya pengajuan
pembiayaan kepada BMT UMY.
BMT UMY didirikan dengan prinsip pengelolaan yang professional dan kredibel dengan
motto cakap & terpercaya dikelola oleh sumberdaya insani yang memiliki kemampuan dan
ketrampilan yang sangat baik dibidang lembaga keuangan mikro syariah dan didukung oleh
jajaran pengurus, dewan pengawas manajemen dan dewan pengawas syariah yang memiliki
kemampuan manajerial dan pengetahuan syariah yang diakui kepakarannya.
4
Mengembangkan SDI berbasis Alumni yang berkualitas dengan etos kerja dan
integritas tinggi, disiplin dan dinamis didukung penguasaan Teknologi Informasi.
Pengurus:
Pengelola :
5
Marketing: Teller:
v. Analisis Objek
BMT UMY terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan terdapat 3 buah lembaga
yang ada di wilayah DIY tersebut yaitu: Kantor Pusat, dan 2 Kantor Cabang yang masing
masing terletak di daerah Gondomanan untuk kantor pusatnya sedang cabang ada di daerah
Notoprajan, dan Sendangdadi, Sleman.
BMT UMY adalah sebulah koperasi atau lembaga keuangan yang bergerak dalam
bidang syariah. BMT UMY bekerja sama dengan mitra usaha untuk lebih meningkatkan
pelayanan kepada civitas akademika UMY khususnya mahasiswa dan dosen. Bagi mahasiswa
UMY mendapat penawaran produk pembiayaan berupa pembelian laptop, netbook, tablet,
dan handphone. Bagi dosen dan karyawan mendapat produk pembiayaan berupa pembelian
mobil, motor, renovasi dan kepemilikan rumah.
Terdapat berbagai macam produk yang ditawarkan oleh BMT UMY antara lain:
Simpanan, Pembiayaan, Pembiayaan Murabahah bagi Mahasiswa, Layanan Tiket Pesawat
dan Kereta Api On Line, Layanan gadai.
vi. Evaluasi
BMT UMY merupakan salah satu lembaga keuangan syariah di Yogyakarta yang
mempunyai banyak nasabah, yang bisa berasal dari kalangan mahasiswa maupun masyarakat
umum, itu terlihat dari antusiasme para nasabah tersebut. Dan sehingga apabila dengan
banyaknya nasabah yang ada, maka untuk mengukurnya apakah sesuai dengan yang tercacat
dalam laporan keungan BMT tersebut, maka dari itu di butuhkanlah auditor, yang bisa berasal
dari luar maupun internal.
6
Maka dari itu telah selesai meneliti sejauh mana peran auditor dalam proses audit
syariah yang ada dalam lembaga atau koperasi yang berbasis syariah. Dan itu dibuktikan
dengan telah selesainya kuesioner yang dibagi dan berhasil di ambil kembali. Hasil yang
didapat dari beberapa variabel tentang Praktik Audit Syariah di Lembaga Keaungan Syariah
yang telah membagikan beberapa kueisoner dapat ditarik hasil atau kesimpulan bahwa pada
Variabel Kompetensi hasil yang didapat adalah Tidak Setuju sebesar 40,9%, Setuju
sebesar 36,36%, Sangat Tidak Setuju dan Sangat Setuju mempunyai hasil yang sama yaitu
13,63%, dan jawaban Netral mempunyai hasil 4,54%. Dan pada Variabel Kedua, Variabel
Syariah Compliance hasil yang didapat adalah berimbang antara Tidak Setuju dan Setuju
yaitu masing masing sebesar 50%. Sedang pada Variabel Praktik Audit Syariah hasil
yang didapat adalah Setuju sebesar 50%, Tidak Setuju sebesar 30%, Netral sebesar 20%,
dan Sangat Tidak Setuju dan Sangat Setuju hasilnya sama yaitu 0%.
vii. Kesimpulan
1. Dari hasil penelitian mengenai Praktik Audit Syariah di Lembaga Keaungan Syariah
yang telah membagikan beberapa kueisoner dapat ditarik hasil atau kesimpulan bahwa
pada variabel pertama tentang Kompetensi hasil yang didapat adalah Tidak Setuju
sebesar 40,9 %, Setuju sebesar 36,36 %, Sangat Tidak Setuju dan Sangat Setuju
mempunyai hasil yang sama yaitu 13,63 %, dan jawaban Netral mempunyai hasil 4,54
%. Dan pada Variabel Kedua, Variabel Syariah Compliance hasil yang didapat
adalah berimbang antara Tidak Setuju dan Setuju yaitu sebesar 50%. Sedang pada
Variabel Praktik Audit Syariah hasil yang didapat adalah Setuju sebesar 50 %,
Tidak Setuju sebesar 30%, Netral sebesar 20 %, dan Sangat Tidak Setuju dan
Sangat Setuju hasilnya 0%.
2. Dan dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa praktik audit syariah pada
lembaga keuangan syariah di BMT UMY sudah sesuai. Hal ini tergambar dari
keseluruhan hasil atau total jawaban dari responden yang tergolong dalam kategori
baik, karena hasil yang didapat melalui variabel yang diujikan hasilnya bisa diukur.
viii. Saran
7
Berasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat menyarankan yaitu :
1. Diharapkan kedepannya praktik audit didalam lembaga keuangan syariah atau BMT
para auditor lebih bisa berperan aktif pada saat melakukan pengauditan di
lembaganya, dan bisa mendapat hasil yang sesuai serta harus menjunjung tinggi
independensi dan tidak menghasilkan jawaban yang terprovokasi.
2. Diharapkan pada lembaga keuangan syariah atau BMT UMY seharusnya bisa
menambah para auditor yang bekerja untuk melakukan pengauditan pada cabang
cabang yang ada, sehingga nantinya jawaban yang dihasilkan bisa lebih bervariasi.
Atau dengan melakukan rolling terhadap auditor nya dengan melakukan pergantian
perhitungan pengauditannya.
Kooskusumawardani, N., & Birton, M. Nur A., (2016). Pengaruh Kompetensi Dan
Independensi Auditor Dalam Pelaksanaan Sharia Compliance Di Lembaga
Keuangan Syariah (LKS). Simposium Nasional Akuntansi XIX 2016.
Lampung.
Mardiyah, Q., & Mardiyan, S. (2015). Praktik Audit Syariah di Lembaga Keuangan
Syariah di Indonesia. Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI. Vol. III, No. 1.
http://bmtumy.com/profil/