You are on page 1of 11

PAPER PARIWISATA INDONESIA

MATA KULIAH : PARIWISATA

DISUSUN OLEH :
MIFTAKHAERIAH
NIM :60800114062
KELAS E

TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOOGI
UNIVERISITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
PARWISATA INDOENSIA
MATA KULIAH : PARIWISATA
TEKNIK PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

1. SISTEM PARIWISATA INDONESIA


Sistem Pariwisata Nasional dikembangkan sesuai dengan kebijakan nasional di
bidang pariwisata berdasar regulasi. Sistem kepariwisataan di kembangkan dengan
konsep: (1) Setiap pengembangan berdasarkan Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa; (2) Manusia dan Masyarakat Lokal menjadi subyek (Community Based Tourism);
(3) Kepariwisataan memanfaatkan dan melestarikan sumber daya alam dan budaya
bertumpu pada keunikan, kekhasan, dan kelokalan; (4) Kepariwisataan harus mampu
berperan dalam membangun semua aspek kehidupan masyarakat.
Di dalam The Tourism System (Mill &Morrison, 1992), Sistem pariwisata terdiri atas
4 komponen, yaitu:
a. Pasar; Pasar pariwisata dibagi beberapa kategori, yaitu pasar internasional dan
domestik, pasar tradisional dan potensial, inbounddan outbound
b. Perjalanan; Perjalanan di bagi beberapa kategori, yaitu perjalanan darat, udara dan
laut
c. Destinasi; Destinasi mencakup beberapa bagian, yaitu Negara, daerah, kawasan
dan primer/sekunder/tersier
d. Pemasaran; Pemasaran sering berkaitan dengan kebijakan yang menyangkut
konsep, cara, peralatan, biaya dll.
Pengembangan Pariwisata dapat dilakukan dengan beberapa landasan, seperti:
a. selalu menciptakan inovasi agar pariwisata dapat mengikuti keinginan pasar
b. menciptakan keserasian dan keharmonisan antara masyarakat, pengelola kawasan
dan wisatawan serta lingkungannya
c. menjaga kelestarian setiap ODTW dengan konservasi untuk menjaga keunikan
dan keindahan yang dimiliki setiap ODTW

1
Hierarki Perencanaan Pariwisata
Scope Kepariwisataan secara umum sebagai
berikut:

Isu-isu Strategis Pembangunan Pariwisata


Pariwisata merupakan salah satu bidang pembangunan yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional.

a. Kontribusi yang signifikan terhadap devisa, pada Tahun 2005 sebagai


penyumbang keempat terbesar
b. Devisa dari wisman melampaui aliran devisa masuk dari utang luar negeri
pemerintah dan PMA (2002-2004)Merupakan industri yang mengalami
pertumbuhan paling pesat diantara industri-industri jasa (WTO)
c. Diprediksi sebagai salah satu penggerak utama perekonomian abad 21 (WTO)
d. Mampu menyerap tenaga kerja sekitar 7,4% dari total tenaga kerja (data 2005-
WTTC)
e. Dalam pembangunan SDM, pariwisata berpotensi dalam meningkatkan
kualitas hidup masyarakat (materiil, spritual, kultural, dan intelektual)
f. Potensi pariwisata lainnya yaitu untuk meningkatkan kualitas hubungan antar
manusia dan instrumen dalam memupuk rasa Cinta Tanah Air dan untuk
mengembangkan jati diri bangsa
2. PRODUK WISATA
Produk wisata adalah suatu bentukan yang nyata dan tidak nyata, dalam suatu
kesatuan rangkaian perjalanan yang hanya dapat dinikmati apabila seluruh rangkaian
perjalanan tersebut dapat memberikan pengalaman menarik dan pengalaman yang baik
bagi yang melakukan perjalanan tersebut.
Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan disebutkan
bahwa usaha pengertian pariwisata adalah suatu perusahaan di bidang pariwisata yang
menghasilkan produk tertentu. Produk wisata sebenarnya bukan saja merupakan produk

2
yang nyata, akan tetapi merupakan rangkaian produk yang tidak hanya mempunyai segi-
segi yang bersifat ekonomis, namun juga bersifat sosial, psikologis dan alam.
Produk wisata merupakan berbagai jasa di mana satu dengan yang lainnya saling
terkait dan dihasilkan oleh berbagai perusahaan pariwisata, misalnya akomodasi,
angkutan wisata, bir perjalanan, restoran, daya tarik wisata, dan perusahaan lain yang
terkait. Sebagai suatu produk yang kompleks, produk wisata berbeda dengan jenis produk
barang dan jasa yang dihasilkan oleh industri lainnya, terutama industri manufaktur.
Kekhasan inilah yang menjadikan produk wisata suatu jenis barang dan jasa yang unik
dan memerlukan penanganan yang khusus pula. Pemahaman yang memadai mengenai
ciri-ciri produk wisata akan dapat memberikan pemahaman yang baik terhadap
perencanaan, pengembangan, pengelolaan, dan pemasaran kepariwisataan. Adapun ciri-
ciri produk wisata adalah :
a. Tidak dapat disimpan
Barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan wisata pada umumnya bersifat
mudah rusak dan tidak dapat disimpan kemudian dijual kembali keesokan hari.
b. Tidak dapat dipindahkan
Wisatawan atau pengguna barang dan jasa pariwisata tidak dapat membawa
produk wisata kepada pelanggan, tetapi pelanggan itu sendiri yang harus
mengunjungi atau datang sendiri untuk menikmati produk wisata itu.
c. Produksi dan proses konsumsi terjadi atau berlangsung bersamaan
Wisatawan maupun pengunjung yang akan menikmati produk wisata harus
datang ke tempat proses produksi sedang berlangsung, tanpa keberadaan pembeli,
untuk mempergunakan atau menikmati jasa-jasa tersebut, tidak akan terjadi
produksi.
d. Tidak ada standar ukuran yang pasti atau objektif
Karena dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pengunjung dan
wisatawan yang beragam, umumnya produk wisata dibuat dan dijual dengan
variasi yang beraneka. Produk wisata memiliki keragaman jenis dan harga yang
ditentukan oleh bermacam-macam faktor, misalnya musim dan status sosial
pembeli.
e. Pelanggan tidak dapat mencicipi produk itu sebelumnya
Pembeli harus datang sendiri ke tempat produksi barang dan jasa pariwisata

3
berlangsung, sehingga mereka tidak akan mengetahui kondisi produk tersebut
secara nyata karena hanya mengetahui melalui brosur dan media promosi lainnya.
f. Pengelolaan produk wisata mengandung resiko besar
Usaha pariwisata memerlukan investasi yang sangat besar, sedangkan permintaan
sangat peka terhadap perubahan kondisi ekonomi, politik, keamanan, dan sikap
masyarakat, sehingga perubahan-perubahan tersebut akan menimbulkan
pengurangan permintaan dan apabila hal ini berlanjut terus
menerusakan mengakibatkan tergoyahnya sendi-sendi investasi.
g. Produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsur yang merupakan
suatu paket yang satu sama lain tidak terpisah. Produk industri pariwisata adalah
semua jasa-jasa yang dibutuhkan wisatawan semenjak ia berangkat meninggalkan
rumah sampai di daerah tujuan wisata yang telah dipilihnya, sampai ia kembali ke
rumah dimana ia biasa tinggal.
Bila unsur-unsur tersebut di atas dikembangkan sesuai dengan urutannya, yaitu
semenjak seorang wisatawan meninggalkan tempat tinggalnya, sampai di tempat tujuan
dan kembali ke rumah dimana ia biasanya tinggal, maka ada delapan unsur pokok yang
membentuk produk sehingga merupakan satu paket, yaitu :

1. Jasa travel agent atau biro perjalanan wisata, yang memberikan informasi,
nasehat, pengurusan dokumen perjalanan, dan perencanaan perjalanan.
2. Jasa perusahaan angkutan wisata ( darat, laut, dan udara ) yang akan membawa
wisatawan dari dan ke daerah tujuan wisata.
3. Jasa penyedia akomodasi.
4. Jasa penyedia makanan dan minuman.
5. Penyelenggara kegiatan hiburan dan rekreasi.
6. Daya tarik wisata, yang terletak di daerah tujuan wisata, yang merupakan motivasi
untuk orang yang berkunjung ke daerah tersebut.
7. Jasa-jasa souvenirshop dan handicraft serta shopping center di mana wisatawan
dapat berbelanja untuk membeli oleh-oleh dan barang-barang kenangan lainnya.
8. Jasa perusahaan pendukung, seperti Bank/ATM, money changers, supermarket,
rumah sakit, wartel, kantor pos, dan lain-lain.

4
3. ATRAKSI DAN MOTIF WISATA
a. Pramuwisata
Pramuwisata merupakan seseorang yang memberikan penjelasan beserta petunjuk
kepada wisatawan dan traveller lainnya tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan
disaksikan bilamana mereka berkunjung pada suatu obyek, tempat atau daerah tertentu.
b. Jenis Pramuwisata Berdasarkan Bidang Keahliannya :
1. Pramuwisata umum ( General Guide ) adalah pramuwisata yang mempunyai
pengetahuan mengenai kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan
bangsa/penduduk secara umum yang memiliki ijin untuk memberikan bimbingan
perjalanan dan penerangan kepariwisataan dengan menggunakan 1 arah atau
beberapa bahasa tertentu terhadap wisatawan, baik secara perseorangan ataupun
berkelompok.
2. Pramuwisata Khusus ( Special Guide ) adalah pramuwisata yang mempunyai
pengetahuan yang khusus dan mendalam mengenai obyek wisata seperti
kebudayaan, arkeologi, sejarah, teknik, perdagangan, keagamaan, ilmiah
margasatwa, perburuan dan lain-lain yang mempunyai ijin untuk membimbing
perjalanan dengan memberikan penerangan kepada wisatawan baik perorangan
maupun berkelompok dengan menggunakan 1 atau beberapa bahasa tertentu.
3. Pembimbing Darma Wisata ( Tour Conductor ) adalah pramuwisata senior yang
mempunyai tanda pramuwisata untuk memimpin perjalanan suatu kelompok
wisatawan yang melakukan perjalanan disuatu wilayah atau suatu negara guna
memberikan asistensi perjalanan, bimbingan, dan penerangan mengenai obyek
wisata kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan dari penduduk atau
bangsa di wilayah yang dijelajahi.
4. Pramuwisata Pengemudi ( Guide Driver ) adalah pramuwisata yang mempunyai
kartu tanda pramuwisata untuk memberikan bimbingan dan penerangan umum
mengenai obyek wisata, kebudayaan, kekayaan alam, dan aspirasi kehidupan
bangsa kepada wisatawan disamping kedudukannya sebagai pengemudi
kendaraan umum, seperti taxi, bus, touring choarch, dan lain-lain.
c. Berbagai bentuk wisata dari segi jumlahnya

5
1. Wisatawan Perorangan ( Individual Tour ) yaitu perjalanan wisata yang dilakukan
oleh satu atau sepasang suami istri.
2. Wisata Keluarga ( Family Group ) yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan
oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu
sama lainnya.
3. Wisata Rombongan ( Group Tour ) yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan
bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas
keselamatan dan kebutuhan seluruh anggotanya. Biasanya paling sedikit 10 orang,
dengan dilengkapi diskon dari perusahaan prinsipal bagi orang yang kesebelas.
Potongan ini besarnya berkisar antara 2 hingga 50% dari ongkos penerbangan atau
penginapan.
4. PEMASARAN WISATA
Berbagai potensi wisata yang dimiliki oleh daerah destinasi wisata di tanah air,
baik di daerah yang sudah maju maupun yang kurang berkembang, adalah modal dasar
pengembangan kepariwisataan Indonesia. Namun, mengandalkan kekayaan alam,
budaya, dan kesenian saja belum cukup untuk mendongkrak angka kunjungan
wisatawan. Diperlukan langkah strategis untuk memasarkan dan merancang pola
pengembangan pariwisata yang sesuai dengan karakter daerah setempat.
Tak ada objek wisata yang tak layak jual. Layaknya menjual sebuah produk,
kepariwisataan perlu strategi pemasaran yang andal dan tepat sasaran. Berbagai upaya
startegis yang dapat dilakukan untuk memajukan kepariwisataan di daerah kurang
berkembang antara lain:
Pertama, mengidentifikasi dan menggali potensi Objek Daya Tarik Wisata
(ODTW). Langkah ini harus dilakukan dengan cermat agar dapat mengetahui secara
keseluruhan mengenai kekuatan, potensi dan daya tarik wisata yang dimiliki. Dikuti
dengan pendataan berbagai fasilitas penunjang pariwisata seperti akomodasi,
transportasi, restoran, pasar seni, kerajinan rakyat dan yang lainnya. Berikutnya adalah
memoles dengan sentuhan seni, menata ulang objek wisata secara fisik agar keindahan
dan kebersihannya terjamin sehingga menarik dan nyaman untuk dikunjungi.
Pengembangan sarana dan prasarana pariwisata terus ditingkatkan tanpa
mengorbankan kepentingan masyarakat setempat. Optimalisasi dan pengembangan
potensi pariwisata di daerah kurang berkembang dapat dijadikan tantangan dan motor

6
penggerak pembangunan guna mengejar ketertinggalan yang dialami masyarakat dan
daerah itu sendiri.
Kedua, menjalin kemitraan dengan berbagai pihak. Pengembangan kawasan
wisata merupakan salah satu konsep pengembangan jaringan. Pola pengembangan
jaringan pariwisata memerlukan kerjasama antar pemerintah daerah maupun sektor
swasta secara sinergis. Pengelolaan pariwisata secara parsial oleh suatu daerah karena
alasan kewenangan dan kepentingan daerah merupakan penyekatan terhadap
pengembangan ODTW dan akan menghambat pengembangan sektor pariwisata.
Landasan pola pikir yang diperlukan dalam pengembangan dunia pariwisata adalah
berorientasi pada kebersamaan (mutuality). Melalui pola pikir ini diupayakan dapat
meningkatkan kerjasama antara jenis-jenis usaha pariwisata sebagai suatu kekuatan
bersama yang bersinergi dalam membangun pariwisata daerah kurang berkembang.
Ketiga, perbaikan image dan revitalisasi produk pariwisata. Strategi ini dapat
dilakukan melalui promosi di berbagai media, baik cetak maupun elektronik serta
brosur/leaflet yang menyajikan informasi potensi wisata dan kondisi keamanan suatu
daerah. Promosi merupakan salah satu bagian dari bauran pemasaran pariwisata yang
tidak bisa berjalan sendiri dan terpisah dari indikator-indikator bauran pemasaran
pariwisata yang lainnya.
Strategi pengembangan pariwisata harus memberikan rasa aman dan ketenangan
bagi wisatawan untuk dapat menikmati obyek wisata yang disajikan. Melalui cara ini,
citra suatu daerah dapat ditingkatkan dan kesan baik bangsa lain terhadap bangsa kita
dapat ditumbuhkembangkan.
Berkembang atau tidaknya suatu daerah menjadi destinasi wisata bergantung pada
produk pariwisata yang ditawarkan oleh daerah tersebut. Semakin bagus dan
bersaingnya produk yang dihasilkan, semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke
daerah tersebut. Produk pariwisata yang ada memerlukan sentuhan baru, dan dikemas
lebih bervariatif agar tidak terkesan monoton dan murahan.
Apabila ingin memperoleh kunjungan wisatawan yang lebih banyak, produk yang
akan dijual harus mempunyai nilai tambah dan memiliki ciri khas yang membedakan
dengan daerah lain. Sebagai ilustrasi, kalau selama ini kita menjual pulau Lombok
yang oleh wisatawan identik dengan keindahan pantai Senggiginya, maka wisatawan
yang berkunjung kebanyakan yang menyukai wisata pantai. Ke depan, Lombok juga

7
perlu memasarkan misalnya; cerita putri Nyale yang cantik jelita, perang topat, ayam
taliwang, gerabah, tenunan khas daerah dan yang lainnya, sehingga wisata budaya,
kuliner, dan belanja juga dapat berkembang secara bersamaan yang pada akhirnya
akan mampu membangkitkan gairah wisatawan untuk berkunjung dan
memperpanjang masa tinggal.
Keempat, menentukan target dan segmen pasar. Pemasaran yang efektif
mencakup estimasi jumlah angka kunjungan dan calon wisatawan. Strategi
komunikasi pemasaran yang tepat dan andal akan membantu mempertemukan
komponen penawaran pariwisata dengan komponen permintaanya, yaitu jumlah
wisatawan yang berkunjung, lama tinggal, dan anggaran pengeluaran. Rencana
terpadu tersebut juga akan memberikan sinyal dan arahan kepada segenap pelaku
industri pariwisata dalam menjalankan usahanya. Di samping itu, produk pariwisata
yang ditawarkan harus bervariatif agar dapat memenuhi selera wisatawan, karena
masing-masing segmen pasar menghendaki produk dan tema yang berbeda-beda.
Pemasaran pariwisata yang baik dapat mendorong peningkatan lapangan kerja
yang memadai, karena di dalamnya terdapat kegiatan ekonomi produktif mulai dari
kerajinan, kesenian, makanan, transportasi, travel, herbal, dan sebagainya.
Pengembangan pariwisata perlu diarahkan pada terciptanya kesempatan kerja dan
berusaha di daerah sekitar obyek wisata. Oleh karena itu, penataan dan pemeliharaan
obyek-obyek wisata perlu ditingkatkan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Hambatan budaya yang dialami oleh masyarakat lokal dalam menangkap peluang
bisnis pariwisata, maupun potensi budaya yang unggul pada sekelompok masyarakat
setempat tertentu, perlu diidentifikasi, dipahami dan ditangani dengan segala kepekaan
budaya secara tepat dan bijaksana. Dengan memahami berbagai potensi dan hambatan
kultural yang ada pada masyarakat setempat, maka potensi wisata di daerah kurang
berkembang dapat dimaksimalkan.
Pengembangan pariwisata bukan hanya tugas pemerintah saja, tetapi juga pelaku
bisnis pariwisata diharapkan dapat berperan aktif dalam mengembangkan destinasi
sekaligus melaksanakan strategi pemasaran yang tepat, efisien, dan efektif terutama
bagi ODTW yang potensial untuk dipasarkan. Dengan strategi tersebut daerah kurang
berkembang akan menjadi daerah destinasi pariwisata yang mempesona dan
menggairahkan

8
5. INDUSTRI PARIWISATA

a. Industri Pariwisata

dapat diartikan sebagai sehimpunan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan
barang yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalanan wisata. Menurut S.
Medlik, setiap produk, baik yang nyata maupun maya yang disajikan untuk memenuhi
kebutuhan tertentu manusia, hendaknya dinilai sebagai produk industri. Jika sejemput
kesatuan produk hadir di antara berbagai perusahaan dan organisasi sedemikian sehingga
memberi ciri pada keseluruhan fungsi mereka serta menentukan tempatnya dalam
kehidupan ekonomi, hendaknya dinilai sebuah industri.

Sebagaimana yang dikemukakan UNWTO (United Nations World Tourism


Organiation) dalam the International Recommendations for Tourism Statistics 2008,
Industri Pariwisata meliputi; Akomodasi untuk pengunjung, Kegiatan layanan makanan
dan minuman, Angkutan penumpang, Agen Perjalanan Wisata dan Kegiatan reservasi
lainnya, Kegiatan Budaya, Kegiatan olahraga dan hiburan. UNWTO merupakan Badan
Kepariwistaan Dunia dibawah naungan PBB. Menurut Undang-Undang Pariwisata no 10
tahun 2009, Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait
dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan
kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata.

b. Pengakuan atas Pariwisata sebagai Industri di Indonesia[

Pada akhir dekade 1960-an, Pemerintah DKI Jakarta sudah menggunakan definisi
Industri Pariwisata yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah No. 3, tahun 1969 (yang
mungkin sekali saat ini sudah diubah), yaitu sebagai berikut; Industri Pariwisata, adalah
usaha penyelenggaraan pelayanan untuk lalulintas kepariwisataan dengan maksud
mencari keuntungan. Di bidang akomodasi/perhotelan, kebudayaan
, perestoranan, rekreasi dan hiburan, atraksi kebudayaan, biro perjalanan,
usaha kepramuwisataan (guide business), usaha-usaha cenderamata (souvenir),Usaha-
usaha penerbitan kepariwisataan, penyelenggaraan tour dan perdagangan valuta (money
changer).

9
2. Ruang lingkup industi pariwisata menyangkut berbagai sektor ekonomi. Adapun
aspek-aspek yang tercakup dalam industri pariwisata antara lain:

a. Restoran. Di dalam bidang restoran, perhatian antara lain dapat diarahkan pada
kualitas pelayanan, baik dari jenis makanan maupun teknik pelayanannya.
Disamping itu, dari segi kandungan gizi, kesehatan makanan dan lingkungan
restoran serta penemuan makanan-makanan baru dan tradisional baik resep, bahan
maupun penyajiannya yang bias dikembangkan
secara nasional, regional bahkan internasional.
b. Penginapan. Penginapan atau home stay, yang terdiri
dari hotel, motel, resort, kondominium, time sharing, wisma-wisma dan bed and
breakfast, merupakan aspekaspek yang dapat diakses dalam pengembangan
bidang kepariwisataan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan
penginapan ini dapat berupa; strategi pemasaran, pelayanan saat penginapan,
integrasi dan restoran atau biro perjalanan, dan sebagainya. Penelitian juga dapat
diarahkan pada upaya memperkecil limbah dari industry pariwisata tersebut.
c. Palayanan perjalanan. Meliputi biro perjalanan, paket perjalanan (tour
wholesalers), perusahaan incentive travel dan reception service.
d. Transportasi. Dapat berupa sarana dan prasarana angkutan wisata seperti
mobil/bus, pesawat udara, kereta api, kapal pesiar, dan sepeda.
e. Pengembangan Daerah Tujuan Wisata. Dapat berupa penelitian pasar dan pangsa,
kelayakan kawasan wisatawan, arsitektur bangunan, dan engineering, serta
lembaga keuangan.
f. Fasilitas Rekreasi. Meliputi pengembangan dan pemanfaatan taman-taman
Negara, tempat perkemahan (camping ground), ruang konser, teater, dan lain-lain.
g. Atraksi wisata. Meliputi taman-taman bertema, museum-museum, hutan
lindung, agrowisata, keajaiban alam, kegiatan seni dan budaya, dan lain
sebagainya.

Sumber : http://www.lombokpost.co.id

10

You might also like