Professional Documents
Culture Documents
PLN (Persero)
Unit Pendidikan dan Latihan
Palembang
ERA KOMPETISI
MATERI KURSUS
UDIKLAT PALEMBANG
oleh
E. H. GULTOM
Pengelola Pasar Tenaga Listrik (PP):
mempertemukan penawaran dan
permintaan tenaga listrik sesuai aturan
pasar.
Tugas:
a) Merencanakan dan membangunan jaringan
transmisi sesuai RPTL yang dibuat oleh SO
b) Memelihara jaringan transmisi
c) Melaksanakan instruksi operasi dari SO.
d) Menyediakan open access
e) Menyediakan transmisi yang andal, efisien
f) Menjaga kesiapan jaringan transmisi
g) Melaksanakan usaha secara transparan
h) Berkoordinasi dengan MO dalam
penyelesaian transaksi jasa transmisi
OPSI ORGANISASI
SO SO SO
Psl. 8 (2) & 16
MO MO MO
SO
TO TO TO
TO
P3B
Saat Ini Psl. 28 (1)
MO
BSO SO
USO
TO
BTO UTO
MO
BMO UMO
2. Aturan Penyambungan
Menerangkan persyaratan minimum teknis
dan operasional untuk setiap Pemakai
Jaringan. serta persyaratan minimum
teknis dan operasional di titik-titik
sambungan dengan para Pemakai
Jaringan. Pemakai Jaringan dihubungkan
bilapersyaratan Aturan Jaringan dipenuhi.
3. Aturan Operasi
Menerangkan tentang peraturan dan
prosedur yang berlaku untuk menjamin
keandalan dan efisiensi operasi Sistem.
4. Aturan Perencanaan dan Pelaksanaan
Operasi
Menjelaskan peraturan dan prosedur
untuk perencanaan transaksi dan alokasi
pembangkit yang antara lain meliputi:
a. Rencana/jadwal Operasional Jangka
Panjang, dilakukan setiap 6 bulan,
dengan horison perencanaan 2 tahun;
b. Rencana/Jadwal Bulanan;
c. Rencana/Jadwal Mingguan;
d. Pelaksanaan/Dispatch Harian;
e. Real-time untuk Dispatch ulang.
5. Aturan Setelmen
Menjelaskan peraturan dan prosedur yang
berkaitan dengan perhitungan penagihan
dan pembayaran atas penjualan dan
pelayanan energi.
6. Aturan Pengukuran
Menjelaskan persyaratan minimum teknis
dan operasional untuk Meter-Transaksi
(meter utama dan pembanding) yang
harus dipasang pada titik-sambungan.
Paiton
Energy
Apabila terjadi sengketa dalam kaitannya
dengan PPA, atau pemutusan kontrak, para
pihak harus berusaha dalam 30 hari sejak
penerimaan pemberitahuan salah-satu pihak,
menyelesaikannya dengan musyawarah.
Apabila tidak terselesaikan dalam 30 hari, dan
diperlukan bantuan seorang 'penengah maka
sengketa tersebut harus dibawa kepada
seorang pakar untuk menentukan.
Apabila dalam waktu 30 hari penyelesaian
musyawarah tidak berhasil, serta bantuan
seorang pakar tidak diperlukan atau tidak
disepakati, maka sengketa harus diselesaikan
oleh arbitral tribunal dibawah peraturan
arbitrasi UNCITRAL, dengan judul Arbitration
Rules of the United Nations Commission on
International Trade Law.
Perjanjian jual-beli dibuat berdasarkan dan
tunduk terhadap Hukum Republik Indonesia.
Para pihak mengabaikan Pasal 1266 dan
1267 KUHPerdata.
Paiton Energy adalah Pihak Listrik Swasta
yang berhasil melaksanakan pembangunan 2
(dua) unit pembangkit listrik tenaga uap di
Paiton, berkapasitas 2x615 MW. Unit pertama
dinyatakan siap operasi 22 Mei 1999 dan unit
kedua 10 Juli 1999. Berdasarkan PPA, PLN
harus membeli listrik yang dihasilkan oleh
Penjual sampai batas minimum yang
dinyatakan dalam kontrak.
1
PLN : Permasalahan Kritis Untuk Segera Diputuskan, Buku Putih PLN, 16 Oktober 2000, disampaikan ke
Komisi VIII DPR RI.
ANALISIS LISTRIK SWASTA
Dari aspek hukum, prosedur PMA Indonesia
telah dipenuhi oleh Listrik Swasta. BKPM
menyetujui dan PLN membutuhkan.
Growth kelistrikan >10 % pada tahun 80-an,
dana internal PLN tidak memadai.
Paiton Energy menyelesaikan proyeknya, siap
beroperasi komersial pada tahun 1999,
dengan kondisi harga listrik berdasarkan
kontrak sekitar USD 0.0725/kWh, sementara
harga jual rata-rata PLN ke pelanggannya
sekitar Rp 330.00/kWh atau setara dengan
USD 0.0300/kWh. Keadaan yang sangat tidak
seimbang ini adalah akibat dari perubahan
kurs Rupiah terhadap USD.
Timbul SENGKETA
Berdasarkan pasal 1320 K.U.H.Perdata,
perjanjian jual-beli antara Paiton Energy
dengan PLN adalah sah, sesuai dengan asas
pacta sunt servanda karena memenuhi
semua persyaratan suatu perjanjian. Namun
kenyataannya PLN tidak mampu memenuhi
kewajibannya.
BAPEPTAL