You are on page 1of 8

PERENCANAAN DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) INSTALASI

PENGOLAHAN LINDI (IPL) PENGEMBANGAN TEMPAT PEMPROSESAN


AKHIR (TPA) SUKOHARJO KABUPATEN PATI

Muhammad Harliansah Wasis Wildan*), Wiharyanto Oktiawan, ST,MT **); Ir.


Mochtar Hadiwidodo, M.Si **)
Departemen Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

ABSTRACT
Sukoharjo landfill on Pati Regency has one installation leachate treatments. This installation
leachate treatments cant treat pollutant loading entering it. It known functioned after leachate sampling
from Departement of the Environment Semarang City done in Sukoharj Landfill and the result compared
with applicable quality standard Java Goverenment Regulation No. 5 Tahun 2013, and the result not
qualified with the standar. From the sampling result get this value : TSS (240 mg/l), BOD5 (235 mg/l),
COD (502 mg/l). The Problem inceases with the presence of leachate drainage system is not functioning
properly so that not all of the leacahte to flow into tje leachate treatment. So, that evaluation for the
eksisting the installation leachate treatments is needed. So can be done the appreciate optimalization.
Planned evaluation dan optimalization steps are : 1)Planned pipeline from the zone of landfill leachate to
the processing tub. 2)Determine the optimum alternative ;leeachate treatment 3)Desinging and buliding
processing leachate into account construction cost. Leachate processing buildings must be able to
process the leachate so that the effluent coming out in accorance with the applicable quality standard
Java Goverenment Regulation No. 5 Tahun 2012

Keywords : leacate, the caracteristics of leachate, leachate treatment unit

PENDAHULUAN diikuti dengan kemampuan pengelolaan


1. Latar Belakang sampah serta kepedulian masyarakat
Sampah saat ini menjadi salah dalam menjaga kebersihan lingkungan
satu permasalahan lingkungan yang yang menjadi salah satu penyumbang
selalu meningkat akibat pertumbuhan terjadinya pencemaran. Tempat
penduduk serta pengolahanya yang Pemprosesan Akhir (TPA) menjadi
belum optimal. Hal tersebut suatu kebutuhan mendasar bagi kota
menunjukan pertumbuhan penduduk kota besar di Indonesia guna
membawa konsekuensi logis merealisasikan program pemerintah
meningkatnya jumlah sampah dan tidak saat ini 100,0,100 yang berarti 100%

1
*)Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan
layanan sanitasi 0% kawasan kumuh pencemaran. Dengan permasalahan
dan 100% air bersih. tersebut sangat memungkinkan untuk
Kabupaten Pati merupakan salah dilakukan perencanaan pengembangan
satu kabupaten yang memiliki TPA TPA Sukoharjo dan salah satunya adalah
yang cukup baik, tedapat tiga TPA yang Instalasi Pengolahan Lindi (IPL). Hal
beroperasional dan berpusat di TPA tersebut selaras dengan program
Sukoharjo Desa Sukoharjo Kecamatan pemerintah pusat dan daerah dengan
Margorejo. TPA Sukoharjo merupakan adanya pembangunan pengembangan
TPA yang beroperasional menggunakan TPA sukoharjo pada lahan baru.
control landfill. Kemudian TPA Sehingga sangat diperlukan
Sukoharjo memiliki berbagai sarana pengembangan Instalasi Pengolahan
penunjang seperti kantor TPA, Lindi (IPL) sebagai salah satu fasilitas
jembatan timbang, mini zoo, taman wajib yang harus ada pada suatu TPA.
bermain, area komposting, instalasi gas Salah satu solusi yang ada ialah
metan, instalasi pengolahan lindi, lahan perencanaan pengembangan Instalasi
sanitary landfill yang belum beroperasi. Pengolahan Lindi (IPL) di zona baru
Terdapat 3 Instalasi Pengolahan Lindi TPA Sukoharjo. Acuan dalam
(IPL) yang ada di TPA Sukoharjo pembangunan pengembangan Instalasi
diantaranya berada pada zona aktif, Pengolahan Lindi (IPL) di zona baru
zona non aktif dan zona sanitary TPA Sukoharjo adalah Permen PU No 3
landfill yang belom dioperasionalkan. Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Berdasarkan analisis lapangan Prasarana dan Sarana Persampahan.
penulis terdapat beberapa permasalahan
terkait sistem Instalasi Pengolahan Lindi 2. Tujuan
(IPL) di TPA Sukoharjo. Kondisi Tujuan penulisan tugas akhir
bangunan IPL yang kurang terawat dalam merencanakan instalsi pegolahan
sehingga muncul banyak rumbut liar, air lindi peningkatan TPA Sukoharjo
sampah yang mengapung di kolam IPL Kabupaten Pati ini adalah :
dan bangunan yang mulai retak.
1. Menganalisis karakteristik lindi
Sedangkan untuk efisiensi
yang akan diolah pada Instalasi
pengolahannya pun sangat kecil
Pengolahan Lindi (IPL) pada zona
dikarenakan lindi hanya tertampung
baru.
pada bak pengumpul saja dan tidak
2. Menganalisis alternatif instalasi
mengalir ke unit selanjutnya. Hal
pengolahan air lindi peningkatan
tersebut dikarenakan inlet dan outlet dari
TPA Sukoharjo Kabupaten Pati. .
unit IPL eksisting TPA Sukoharjo
3. Merencakan Detail Engineering
tertutup timbunan tanah. Kondisi
Design (DED) instalasi pengolahan
tersebut di perparah dengan kondisi bak
air lindi peningkatan TPA Sukoharjo
aerobik yang tidak berfungsi
Kabupaten Pati.
mengakibatkan bau di sekitar IPL.
4. Menghitung besarnya biaya yang
Kondisi IPL yang saat musim kemarau
dibutuhkan untuk membangun
terjadi kekeringan sedangkan saat musim
instalasi pengolahan air lindi.
hujan terjadi luapan lindi yang tidak
terbendung karena saluran antar unit
METODOLOGI
tidak terawat akibatnya lindi mengalir ke
Metodologi adalah prosedur atau cara
badan sungai yang mengakibatkan
yang ditempuh dalam mencapai suatu

2
*)Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan
tujuan tertentu. Dalam perencanaan ini dalam ilmu statistik dikenal beberapa
dilakukan beberapa tahapan yaitu : macam.
1. Pengumpulan data
a. Data Primer, meliputi : data Diperlukan penguji parameter untuk
eksisting wilayah studi, data menguji kecocokan distribusi frekuensi
kualitas lindi, data kuantitas lindi sampel data terhadap fungsi distribusi
b. Data Sekunder, meliputi : peluang yang diperkirakan dapat
Administrasi daerah, aspek mewakili distribusi frekuensi tersebut.
sarana dan prasarana TPA Pengujian parameter yang sering
Sukoharjo, data topografi lahan, dipakai adalah uji Chi-Kuadrat dan uji
data klimatologi dan data Smirnov-Kolmogorov.
geohidrologi
Uji Chi-Kuadrat dimaksudkan untuk
menentukan apakah persamaan distribusi
2. Pengolahan Data
yang dipilih dapat mewakili distribusi
a. Analisa Hidrologi
statistik sampel data yang dianalisa.
Hal pertama yang dilakukan adalah
menentukan curah hujan maksimum Uji Smirnov-Kolmogorov sering
harian setiap tahun. Kemudian analisis disebut uji kecocokan non-
curah hujan maksimum harian rata-rata parametrik,karena pengujiaannya tidak
daerah setelah itu ditinjau distribusi menggunakan fungsi distribusi tertentu
perhitungan curah hujan rencana yang dengan membandingkan selisih
sesuai dengan analisis frekuensi dengan maksimum (Dmaks) nilai peluang
meninjau beberapa parameter statistik pengamatan P(x<) dan peluang teoritis
(standar deviasi, koefisien skewness, P(x<) dengan nilai kritis dari tabel nilai
koefisien kurtosis dan koefisien kritis Do untuk uji Smirnov
variasi). Kolmogorov.
Analisis frekuensi adalah prosedur
memperkirakan frekuensi suatu kejadian b. Analisis Debit Lindi TPA
pada masa lalu atau masa yang akan Sukoharjo
datang. Prosedur tersebut dapat
digunakan menentukan hujan rancangan 1. Intensitas Curah Hujan
dalam berbagai kala ulang berdasarkan Dalam menghitung debit lindi
distribusi yang paling sesuai antara dengan metode rasional memerlukan
distribusi hujan secara teoritik dengan data intensitas hujan. Perhitungan
distribusi hujan secara empirik. Hujan intensitas hujan dapat dihitung dengan
rancangan ini digunakan untuk persamaan Dr. Mononobe dengan rumus
menentukan intensitas hujan yang sebagai berikut :
diperlukan dalam perhitungan debit
lindi menggunakan metode rasional. (2.13)
Dalam analisis frekuensi, hasil yang
diperoleh tergantung pada kualitas dan Dimana:
panjang data. Makin pendek data yang R = Curah Hujan Maksimum (mm)
tersedia, makin besar penyimpangan t = Waktu Hujan (jam)
yang terjadi. Menurut Suripin (2004), I = Intensitas Hujan (mm/jam)

2. Metode rasional

3
*)Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan
Penggunaan persamaan rasional yang digunakan dalam sistem pengambilan
aslinya digunakan dalam penentuan keputusan dengan memperhatikan
drainase ternyata cukup mendekati faktor-faktor persepsi, preferensi,
untuk digunakan dalam menghitung pengalaman dan intuisi. AHP
volume lindi di suatu TPA. menggabungkan penilaian-penilaian dan
Persamaan tersebut nilai-nilai pribadi ke dalam satu cara
(Darmasetiawan, 2004) : yang logis.
Pemilihan alternatif kolam pengolahan
(2.14) lindi TPA Sukoharjo dilakukan dengan
metode Analytical Hierarchy Process
Dimana: (AHP). Metode ini diambil karena
Q = Debit lindi (m3/hari) beragamnya kriteria yang ada dalam
C = Koefisien lindi menentukan pilihan. Pertimbangan
I = Intensitas hujan (mm/hari) pemilihan dengan metode AHP ini
A = Luas TPA (m2) menggunkana angka pembobotan
Koefisien lindi (C) sangat berdasarkan tingkat kepentingannya.
dipengaruhi oleh kondisi permukaan Aspek penting tersebut meliputi:
TPA. 1. Efisiensi Pengolahan
Sangat berbeda apakah TPA 2. Ketersediaan Lahan
sedang dalam tahap pengoperasian, atau 3. Biaya infestasi
telah ditutup 4. Operasional dan Pemeliharaan
dengan lapisan tanah akhir
sehingga limpasan air hujan dapat d. Perencanaan Unit Penolahan
dibuang keluar dari area TPA. lindi
Detail perencanaan unit pengolahan lindi
Bila dalam suatu area TPA ada meliputi hal-hal beriku ini :
bagian yang telah ditutup dan bagian 1. Menentukan Jalur Perencanaan
yang lain masih dioperasikan maka akan Sistem Penyaluran Lindi
ada dua koefisien untuk masing-masing Analisis yang dilakukan meliputi
bagian misak C1 dan C2. Dalam hal studi jalur yang akan dilewati oleh
demikian maka total debit lindi harus pipa-pipa penyaluran. Jalur yang akan
diperhitungkan (Darmasetiawan, 2004) : direncanakan diseusaikan dengan
kontur zona TPA. Sebisa mungkin
(2.15) jalur yang digunakan dari elevasi
tanah yang ada di lapangan selalu
mengalami penurunan agar
meminimalisir penggunaan pompa.
2. Perancangan Instalasi Pengolahan
Lindi yang sesuai kajian kelayakan
Data yang telah dianalisis digunakan
c. Metode Pemilihan Alternatif sebagai dasar perancangan detail
Unit Pengolahan engineering design instalasi
Metode Analytical Hierarchy Process pengolahan lindi. Perancangan ini
(AHP) dikembangkan oleh Thomas L. meliputi penggunaan unit yang akan
Saaty pada tahun 70-an. Metode AHP di gunakan, spesifikasi unit IPL
merupakan salah satu metode yang dapat seperti dimensi unit dan efisiensi

4
*)Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan
pengolahan tiap unit dilengkapi Merupakan debit tambahan dari
dengan gambar-gambar detail. limpasan hujan. Menurut Permen PU No
Perancangan dilakukan sesuai dengan 3 Tahun 2013 diasumsikan hujan
kelayakan teknis dan lingkungan serta terpusat selama 4 jam sebanyak 90%
secara lebih spesifik ketersediaan (Van Breen) sehingga faktor puncak
lahan dan cakupan pelayanan instalasi sebsesar 5,4 untuk faktor jam puncak
pengolahan lindi. sehingga didapatkan debit lindi rata-rata
3. Perancangan Operasional dan sebesar 74,15 m3/hari.
Pemeliharaan 2. Analisis Kualitas Lindi TPA
Standar operasional dan prosedur Sukoharjo
(SOP) disusun sebagai panduan untuk Analisis kualitas lindi bertujuan untuk
para operator sistem dan pelanggan mengetahui karakteristik lindi TPA
dalam mengoperasilan dan Sukoharjo, sehingga dapat ditentukan
memelihara sistem instalasi alternatif pengolahan yang akan
pengolahan lindi. digunakan agar dapat menghasilkan
4. Perhitungan Rancangan Anggaran kualitas efluen lindi yang sesuai baku
Biaya mutu Perda Jateng No 5 Tahun 2013
Dalam perencanaan pembangunan Tabel 1. Beban Pengolahan
sistem instalasi pengolahan lindi Instalasi Pengolahan Lindi TPA
terdapat anggaran biaya yang harus Sukoharjo
diperkirakan yaitu: biaya pekerjaan
Standar Baku
persiapan, biaya pekerjaan Mutu
pembangunan IPL, biaya pekerjaan Per
Perda men
jaringan perpipaan, dan biaya No Parameter Satuan
Hasil
Jateng PU
Analisa
pekerjaan. No 5 No 3
Tahun Tahu
2012 n
2013
HASIL DAN PEMBAHASAN I. FISIKA
1. Pengukuran Debit 1 Temperatur C 26,8 38 38
Pengukuran debit dilakukan dengan 2
Residu
metode rasional, Perhitungan debit lindi Terlarut
Residu
mg/l 240 100 400

terlebih dahulu menghitung Intensitas 3


Tersuspensi mg/l 2270 2000 4000
hujan yang berasal dari hitungan II. Kimia
Anorganik
ditribusi curah hujan. Rumus debit 1 pH mg/l 8,45 6-9 6-9
rasional dikonversikan dari satuan (l/hari Besi
menjadi m3/hari) dengan pembagi 1000. 2 Terlarut
(Fe) mg/l 0,7798 5 -
Berdasarkan perhitungan metode Mangan
raisonal didapatkan debit lindi sebesar 3 Terlarut
(Mn) mg/l 0,8333 2 -
68,66 m3/hari. Tembaga
4
Perhitungan debit rata-rata (Cu) mg/l 0,0441 2 -
mengasumsikan maksimum hujan yang 5 Seng (Zn) mg/l 0,0141 5 -
jatuh 20-30% menjadi lindi yang 6 Khrom (Cr) mg/l 0,0017 0,5 -
dijelaskan pada permen PU No 3 Tahun 7
Kadmium
(Cd) mg/l 0,0124 0,05 -
2013 didapatkan debit lindi rata-rata Selenium
8
sebesar 13,73 m3/hari. (Se) mg/l <0.5 0,05 -
9 Nikel (Ni) mg/l <0,02 0,2 -

5
*)Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan
10 Kobalt (Co) mg/l <0,002 0,4 - Berdasarkan alternatif pengolahan
11
Sianida terpilih, maka dapat dari perhitungan
(CN) mg/l <0,002 0,05 -
Sulfida didapatkan hasil dimensi instalasi
12
(H2S) mg/l 0,2937 0,05 - pengolahan lindi dengan memperhatikan
Klorin
13
Bebas (Cl2) mg/l <0,5 1 - kriteria desain. Rician masing-masing
14
Nitrat dimensi dapat dilihat pada tabel 2.
(NO3-N) mg/l 3,7171 20 30
Nitrit
15
(NO2-N) mg/l 0,0929 1 3 Tabel 2. Dimensi Kolam Pengolahan
16 BOD5 mg/l 235 50 150 Lindi TPA Sukoharjo
17 jadi luasan
COD mg/l 502 100 300
yang dipakai Luas tinggi Panjang lebar
M M M
3. Alternatif Pengolahan Lindi TPA
Pengumpul 50 1,5 12 4
Sukoharjo
anaerobik 315 4 12 26
Berdasrkan parameter lindi yang
melebihi baku mutu . Dipilih satu buah aerobik 124 3 12 10

alternatif yang akan direncanakan sedimentasi 31 2 5 6

sebagai instalasi penglahan lindi TPA karbon aktif 70 2,5 13,5 1


Sukoharjo berdasarkan pemilihan Sumber : Analisa Penulis, 2017
alternatif dengan metode AHP
( Analitycal Hierarchy Process).
Alternatif pengolahan yang terpilih
adalah Alternatif 4 (kolam anaerobik,
aerated lagoon, kolam sedimentasi dan
reaktor karbon aktif).

Gambar 2. Siteplan IPL


Pengembangan TPA Sukoharjo

5. Standar Operasional dan


Pemeliharaan (SOP) IPL
SOP digunakan sebagai panduan bagi
operator instalasi pengolahan lindi
Gambar 1 Hasil Analisis AHP TPA Sukoharjo sehingga diharapkan
instalasi dapat bekerja maksimal dan
4. Perhitungan Unit Pengolahan memiliki umur produktif yang
Lindi panjang.

6
*)Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan
Gambar 3. Profil Hidrolis IPL Pengembangan TPA Sukoharjo
bak pengumpul, kolam anaerobik,
6. Perhitungan Rencana Anggaran aerated lagoon, kolam sedimentasi
Biaya Pembangunan Instalasi dan reaktor karbon aktif.
Pengolahan Lindi 4. Dimensi kolam pengumpul sebesar
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya 12 m x 4 m x 1,5 m, kolam
(RAB) merupakan suatu cara anaerobik sebesar 12 m x 26 m x 4
perhitungan harga satuan pekerjaan m, kolam aerated lagoon sebesar 12
konstruksi yang dijabarkan per indeks m x 10 m x 3 m, kolam sedimentasi
bahan bangunan dan upah kerja dengan sebesar 5 m x 6 m x 3 m, reaktor
harga bangunan dan upah pekerja karbon aktif sebesar 1 m x 2,5 m.
berdasarkan standar daerah perencanaan 5. Total biaya yang dibutuhkan untuk
untuk menyelesaikan harga pekerjaan membangun instalasi pengolahan
dari konstruksi tersebut. Dari total biaya lindi pengembangan TPA Sukoharjo
operasional instalasi pengolahan lindi adalah sebesar Rp. 1.783.734.416,26
membutuhkan biaya sebesar Rp. 2. Saran
10.271.923,00 / bulan dan dari 1. Perlu adanya analisis resiko desain
perhitungan RAB diperoleh biaya dengan adanya kemungkinan debit
pembangunan IPL adalah sebesar Rp. yang terlalu besar
Rp. 1.783.734.416,26 2. Desain unit pengolahan lindi
seharusnya mengikuti karakteristik
KESIMPULAN DAN SARAN lindi di indonesia
1. Kesimpulan 3. Perlu dilakukan pengecekan secara
2. Kualitas lindi di TPA Sukoharjo berkala dari masing-masing unit
mengandung beberapa paramenter pengolahan terpantau Perawatan
yang tidak relevan dengan baku masing-masing unit
mutu berdasarkan Peraturan Daerah 4. pengolahan lindi sebaiknya perlu
Profinsi Jawa Tengah No.5 Tahun dilakukan secara kontinyu supaya
2012. Antara lain nilai TSS 240 kinerja masing masing pengolahan
mg/l, nilai BOD 235 mg/l dan COD tetap maksimal
502 mg/l. DAFTAR PUSTAKA
3. Dengan melakukan analisis Badan Pusat Statistik Kabupaten
menggunakan sistem AHP Pati, 2016
(Analitycal Hierarchy Process)
maka unit pengolahan yang Damanhuri, Enri. 1996. Teknik
digunakan adalah alternatif 4 Pembuangan Akhir.Bandung:
dengan mendapatkan bobot nilai Jurusan Teknik Lingkungan ITB.
dari proses AHP sebesar 42,1%
Darmasetiawan, Martin. 2004.
dengan unit pengolahan antara lain ;
Perencanaan Tempat Pembuangan

7
*)Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan
Akhir (TPA). Jakarta: Ekamitra Qasim, Syed R ; Chiang, Walter. 1994.
Engineering. Sanitary Landfill Leachate
Generation, Control and Treatment.
Dhiniyah, Luk Luk. 2010. Desain Singapore : Technomic Publishing
Penyaluran dan Pengolahan Lindi Co. Inc.
TPA
Suripin. 2004. Sistem Drainase
Mororejo Kecamatan Bendosari Perkotaan yang Berkelanjutan.
Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Yogyakarta : ANDI.
Tugas Akhir Teknik Lingkungan
Universitas Diponegoro Semarang. Tchobanoglous, G., Burton, F.L.,
Stensel, H.D. 2003.
EPA. 2002. Wastewater Technology WastewaterEnginnering: Treatment
Fact Sheet : Anaerobic Lagoons. Disposal, Reuse third Edition. New
Washington, USEPA. York: Mc Graw- Hill Companies.New
York: Mc Graw-Hill Inc.
Hoffman, Heike, Martina Winker,
Chariistoph Platzer, and Elisabeth Tchobanoglous, G., Theisen, H., Vigel,
von Muench, Technology review S. Integrated Solid Waste
of constructed wetlands Management Enginnering
Subsurface flow constructed Principles and Management
wetlands for greywater and Issues. New York: Mc Graw-Hill
domestic wastewater treatment , Inc.
Escborn, Deutsche Gesellschaft
fr Reed, Sherwood C. 1993. Subsurface
Flow Constructed Wetland for
Lin, Shun Dar. 2007. Waterwater Wastewater Treatment. New
Calculation Manual, 2 edition.
nd Orleans. USEPA.
McGraw Hill Book Co. New Wastewater Gardens Information Sheet
York. IS20120105
Mulyono, Sri. 2002. Riset Operasi.
Jakarta: Lembaga Penerbita
Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Qasim, S.R. 1985.Wastewater Treatment
Plant: Palnning, Desingn and
Operator. Rineheart and Winston:
Holt.

8
*)Mahasiswa Teknik Lingkungan
**)Dosen Teknik Lingkungan

You might also like