You are on page 1of 6

SIKAP KEBERAGAMAAN PADA MASA DEWASA

Sikap keberagamaan pada orang dewasa memiliki pandangan yang luas


didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya. Selain itu, sikap keberagamaan ini umumnya
juga dilandasi oleh pendalaman pengartian dan perluasan pemahaman tentang ajaran
agama yang dianutnya dan sekaligus untuk mengetahui sejauh mana orang dewasa itu
bisa mendekatkan diri kepada Tuhannya. Beragama, bagi orang dewasa sudah merupakan
sikap hidup dan bukan sekedar ikut-ikutan. Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini, kami
akan membahas mengenai perkembangan jiwa beragama pada masa dewasa.

1. Pengertian Dewasa dan Pembagian Masa Kedewasaan

Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; Saya
hidup dan saya tahu untuk apa, menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah
memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup 1.Dengan kata lain, orang
dewasa nilai-nilai yang yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai
yang dipilihnya.

Elizabeth B. Hurlock membagi masa dewasa menjadi tiga bagian2:

a. Masa dewasa awal (masa dewasa dini/young adult)


Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa reproduktif
yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, priode isolasi
social, priode komitmen dan masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara 21 tahun sampai 40
tahun.

1
Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 105.
2
Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal. 83.
b. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai enam puluh
tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan social antara lain; masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan
prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama
ini dilandasi kebutuhan pribadi dan social.

c. Masa usia lanjut (masa tua/older adult)


Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini
dimulai dari umur enam puluh tahun sampai mati, yang ditandai dengan adanya
perubahan yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri
yang berkaitan dengan penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut;
perubahan yang menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik, perubahan
dalam fungsi psikologis, perubahan dalam system syaraf, perubahan penampilan.

2. Karakteristik Sikap Keberagamaan Pada Masa Dewasa


Sejalan dengan tingkat perkembangan usianya, maka sikap keberagamaan pada
orang dewasa antara lain memiliki ciri sebagai berikut3:

a. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang matang,


bukan sekedar ikut-ikutan
b. Cenderung bersifat realitas, sehinggga norma-norma agama lebih banyak
diaplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
c. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha untuk
mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
d. Tingkat ketaatan beragama didasarkan atas pertimbangan dan tanggung jawab diri
hingga sikap keberagamaan merupakan realisasi dari sikap hidup.
e. Bersikap lebih terbuka dan wawasan yang lebih luas.

3
Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 107- 108.
f. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan
beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas
pertimbangan hati nurani.
g. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-
masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima,
memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
h. Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan kehidupan social,
sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah
berkembang.
3. Perkembangan Sikap Keberagamaan Pada Masa Dewasa
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa adolesen, walaupun ada juga yang
memasukkan masa adolesen ini kepada masa dewasa namun demikian dapat disebut
bahwa masa adolesen adalah menginjak dewasa yang mereka mempunyai sikap pada
umumnya:
a. Menentukan pribadinya
Yaitu, bahwa ia mulai menyadari kemampuanya, kelebihannya dan kekuranganya sendiri.
mulai dapat menempatkan diri ditengah masyarakat dengan jalan menyesuaikan diri
dengan masyarakat, tetapi tiada tenggelam didalam masyarakat.
b. Menentukan cita-citanya
Yang dimaksud adalah bahwa sebagai kelanjutan dari pada kemampuanya, menyadari
kelebihanya itu sebagai himpunan kekuatan yang dipergunakan sebagai sarana untuk
kehidupan selanjutnya, agar dengan sarana itu ia tidak akan kehilangan haknya untuk ikut
serta bersama-sama dengan anggota masyarakat yang lain untuk mengelola isi ala mini
untuk kehidupanya.
c. Menggariskan jalan hidupnya
Maksudnya ialah bahwa jalan yang akan dilalaui di dalm perjuanganya mencapai cita-
cita.
d. Bertanggung jawab
Bahwa ia telah mnengerti tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah. Bila pada
suatu ketika bahwa ia berbuat salah, serta ia menyadari akan kesalahanya itu, maka ia
harus secepatnya berhenti dari kesalahan itu dan akan segera kembali ke jalan yang
semestinya.
e. Menghimpun norma-norma sendiri
Ia telah mulai dapat menentukan sendiri hal-hal yang berguna, dan menunjang usahanya
untuk mencapai cita-citanya itu, sejauh norma-norma itu tidak bertentangan dengan apa
yang menjadi tuntutan masyarakatnya, negara, dan bangsa pada umumnya.
Sikap-sikap diatas merupakan sikap yang mengawali masa dewasa dalam
perkembangan selanjutnya seseorang telah menunjukkan kematangan jasmani dan
rohaninya, sudah memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap serta perasaan sosial
sudah berkembang. Tanggungjawab individu, sosial dan susila sudah mulai tampak dan ia
sudah mampu berdiri sendiri.
Kesetabilan dalam pandangan hidup beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang,
bukanlah kesetabilan yang statis. melainkan kesetabilan yang dinamis, dimana pada suatu
ketika ia mengenal juga adanya perubahan-perubahan. adanya perubahan itu terjadi
karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena
kondisi yang ada.
Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki persepektif yang luas didasarkan atas
nilai-nilai yang dipilihnya. selain itu tinghkah laku itu umumnya juga dilandasi oleh
pendalaman pengertian dan keluasan pemahaman tentang ajaran agama yang di anutnya.
Beragama bagi orang dewasa sudah merupakan bagian dari komitmen hidupnya dan
bukan sekedar ikut-ikutan.

4. Masalah-masalah Keberagamaan Pada Masa Dewasa

Seorang ahli psikologi Lewis Sherril, membagi masalah-masalah keberagamaan


pada masa dewasa sebagai berikut4:

a. Masa dewasa awal, masalah yang dihadapi adalah memilih arah hidup yang akan
diambil dengan menghadapi godaan berbagai kemungkinan pilihan.

4
Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal. 83-.84.
b. Masa dewasa tengah, masalah sentral pada masa ini adalah mencapai pandangan
hidup yang matang dan utuh yang dapat menjadi dasar dalam membuat
keputusan secara konsisten.
c. Masa dewasa akhir, ciri utamanya adalah pasrah. Pada masa ini, minat dan
kegiatan kurang beragama. Hidup menjadi kurang rumit dan lebih berpusat pada
hal-hal yang sungguh-sungguh berarti. Kesederhanaan lebih sangat menonjol
pada usia tua.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin. 2008. Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : PT raja Grafindo Persada.

You might also like