Professional Documents
Culture Documents
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka; Saya
hidup dan saya tahu untuk apa, menggambarkan bahwa di usia dewasa orang sudah
memiliki tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup 1.Dengan kata lain, orang
dewasa nilai-nilai yang yang dipilihnya dan berusaha untuk mempertahankan nilai-nilai
yang dipilihnya.
1
Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 105.
2
Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal. 83.
b. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai enam puluh
tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan social antara lain; masa dewasa madya
merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan
prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan ciri-ciri
jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama
ini dilandasi kebutuhan pribadi dan social.
3
Prof. Dr. H. Jalaludin. Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007 hal. 107- 108.
f. Bersikap lebih kritis terhadap materi ajaran agama sehingga kemantapan
beragama selain didasarkan atas pertimbangan pikiran, juga didasarkan atas
pertimbangan hati nurani.
g. Sikap keberagamaan cenderung mengarah kepada tipe-tipe kepribadian masing-
masing, sehingga terlihat adanya pengaruh kepribadian dalam menerima,
memahami serta melaksanakan ajaran agama yang diyakininya.
h. Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan kehidupan social,
sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi sosial keagamaan sudah
berkembang.
3. Perkembangan Sikap Keberagamaan Pada Masa Dewasa
Sebagai akhir dari masa remaja adalah masa adolesen, walaupun ada juga yang
memasukkan masa adolesen ini kepada masa dewasa namun demikian dapat disebut
bahwa masa adolesen adalah menginjak dewasa yang mereka mempunyai sikap pada
umumnya:
a. Menentukan pribadinya
Yaitu, bahwa ia mulai menyadari kemampuanya, kelebihannya dan kekuranganya sendiri.
mulai dapat menempatkan diri ditengah masyarakat dengan jalan menyesuaikan diri
dengan masyarakat, tetapi tiada tenggelam didalam masyarakat.
b. Menentukan cita-citanya
Yang dimaksud adalah bahwa sebagai kelanjutan dari pada kemampuanya, menyadari
kelebihanya itu sebagai himpunan kekuatan yang dipergunakan sebagai sarana untuk
kehidupan selanjutnya, agar dengan sarana itu ia tidak akan kehilangan haknya untuk ikut
serta bersama-sama dengan anggota masyarakat yang lain untuk mengelola isi ala mini
untuk kehidupanya.
c. Menggariskan jalan hidupnya
Maksudnya ialah bahwa jalan yang akan dilalaui di dalm perjuanganya mencapai cita-
cita.
d. Bertanggung jawab
Bahwa ia telah mnengerti tentang perbedaan antara yang benar dan yang salah. Bila pada
suatu ketika bahwa ia berbuat salah, serta ia menyadari akan kesalahanya itu, maka ia
harus secepatnya berhenti dari kesalahan itu dan akan segera kembali ke jalan yang
semestinya.
e. Menghimpun norma-norma sendiri
Ia telah mulai dapat menentukan sendiri hal-hal yang berguna, dan menunjang usahanya
untuk mencapai cita-citanya itu, sejauh norma-norma itu tidak bertentangan dengan apa
yang menjadi tuntutan masyarakatnya, negara, dan bangsa pada umumnya.
Sikap-sikap diatas merupakan sikap yang mengawali masa dewasa dalam
perkembangan selanjutnya seseorang telah menunjukkan kematangan jasmani dan
rohaninya, sudah memiliki keyakinan dan pendirian yang tetap serta perasaan sosial
sudah berkembang. Tanggungjawab individu, sosial dan susila sudah mulai tampak dan ia
sudah mampu berdiri sendiri.
Kesetabilan dalam pandangan hidup beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang,
bukanlah kesetabilan yang statis. melainkan kesetabilan yang dinamis, dimana pada suatu
ketika ia mengenal juga adanya perubahan-perubahan. adanya perubahan itu terjadi
karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena
kondisi yang ada.
Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki persepektif yang luas didasarkan atas
nilai-nilai yang dipilihnya. selain itu tinghkah laku itu umumnya juga dilandasi oleh
pendalaman pengertian dan keluasan pemahaman tentang ajaran agama yang di anutnya.
Beragama bagi orang dewasa sudah merupakan bagian dari komitmen hidupnya dan
bukan sekedar ikut-ikutan.
a. Masa dewasa awal, masalah yang dihadapi adalah memilih arah hidup yang akan
diambil dengan menghadapi godaan berbagai kemungkinan pilihan.
4
Sururin, M.Ag. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004 hal. 83-.84.
b. Masa dewasa tengah, masalah sentral pada masa ini adalah mencapai pandangan
hidup yang matang dan utuh yang dapat menjadi dasar dalam membuat
keputusan secara konsisten.
c. Masa dewasa akhir, ciri utamanya adalah pasrah. Pada masa ini, minat dan
kegiatan kurang beragama. Hidup menjadi kurang rumit dan lebih berpusat pada
hal-hal yang sungguh-sungguh berarti. Kesederhanaan lebih sangat menonjol
pada usia tua.
DAFTAR PUSTAKA
Jalaludin. 2008. Psikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sururin. 2004. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta : PT raja Grafindo Persada.