Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Based on Riskesdas at 2007, Magelang district are in the third rank for prevalence of mental
disorders in the population Regency / City in Central Java province. Magelang district was ranked
fourth highest for data that deprived people with mental disorders in regencies / cities in Central
Java (Bakorwil 2) condition until December 2012 reached 32 cases. Magelang Regency has a
variety of potential that can be empowered to support improve mental health services in the
community, among others, by having 29 health centers as the spearhead of the provision of health
services in the community. There are two public hospitals and one mental hospital, and there are
some private hospital and private health clinics. Magelang district health centers in the region
have had the nurse in charge of the community mental health program, but the program is not
running and there is no allocation of funds related to community mental health programs. Efforts
are undertaken to improve mental health nursing services in the community in the form of
socialization of mental health and nursing intervention, training for nurses responsible for the
mental health program in health centers and training cadres Mental Health (KKJ), as well as the
provision of counseling on mental health for the community, especially for families of people with
mental disorders. The results obtained from the implementation of the program which has trained
29 health center nurse in charge of mental health programs, has trained 231 people KKJ, detected
85 cases ODGJ health centers in 6 regions designated as target areas. And thereafter the program
period 2014-2015 resulted in the level of knowledge KKJ 81% in the high category and 84.5%
have a good attitude towards mental health issues. While knowledge is high for understanding the
family in caring ODGJ (78.9%).
586
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
Nampak dari tabel diatas bahwa akan berdampak serius dalam upaya pelayanan
kabupaten Magelang menduduki rangking kesehatan jiwa di masyarakat. Padahal
ketiga dalam prevalensi gangguan mental. masyarakat perlu untuk dimandirikan dalam
Kabupaten Magelang berada pada peringkat 4 mengatasi masalahnya sehingga dapat
terbanyak untuk data penderita gangguan jiwa dipertahankan kondisinya, yang sehat akan
yang dipasung di Kabupaten/Kota di Jawa tetap sehat, yang berisiko akan menjadi sehat
Tengah (Bakorwil 2) kondisi sampai bulan dan yang mengalami gangguan kesehatan jiwa
Desember 2012 mencapai 32 kasus. Meskipun akan dapat hidup mandiri di masyarakat. Maka
kesemuanya sudah mendapatkan perawatan di untuk itu penting kiranya dilakukan alih
RSJ, namun nantinya apabila telah terkendali pengetahuan dan pelatihan tentang
perilakunya maka mereka akan kembali ke keperawatan kesehatan jiwa yang berbasis
masyarakat. Muncul kekuatiran apabila masyarakat bagi perawat puskesmas agar
penanganan di masyarakat tidak memadai baik perawat puskesmas dapat memberikan asuhan
dari segi fasilitas dan Sumber Daya Manusia keperaw atan kesehatan jiwa masyarakat
(SDM) maka akan menimbulkan kekambuhan dengan lebih baik sesuai dengan
pada penderita gangguan jiwa. Ini berarti kompetensinya.
gangguan jiwa di kabupaten Magelang Mengingat luasnya wilayah di
merupakan masalah serius yang harus Kabupaten Magelang, dan hanya memiliki 1
mendapat perhatian dari berbagai pihak terkait. perawat penanggungjawab program kesehatan
Kabupaten Magelang memiliki berbagai jiwa di masyarakat untuk tiap Puskesmas,
potensi yang bisa diberdayakan untuk maka perlunya dibentuk Kader Kesehatan Jiwa
mendukung meningkatan pelayanan kesehatan (KKJ) di tiap Desa. Serta perlunya melibatkan
jiwa di masyarakat antara lain dengan berbagai pihak terkait untuk mendukung
memiliki 29 Puskesmas sebagai ujung tombak program peningkatan pelayanan kesehatan
pemberian pelayanan kesehatan di masyarakat. jiwa di masyarakat.
Terdapat 2 RSU dan 1 RSJ, serta ada beberapa
Rumah Sakit swasta dan klinik-klinik 3. METODE PENELITIAN
kesehatan swasta. Puskesmas di wilayah Pengambilan data untuk menghasilkan
kabupaten Magelang telah memiliki perawat kesimpulan mengenai pengetahuan kader dan
penanggung jawab program kesehatan jiwa keluarga tentang perawatan ODGJ
masyarakat, akan tetapi program belum menggunakan rancangan penelitian metode
berjalan dan belum ada pengalokasian dana kuantitatif dan desain yang digunakan adalah
terkait program kesehatan jiwa masyarakat. cross sectional. Analisis berupa analisis
Meskipun pelayanan kesehatan jiwa deskripif dan korelasional dengan analisis
telah diatur dalam beberapa peraturan yang univariat dan bivariate. Untuk uji korelasi
memungkinkan bagi daerah untuk menggunakan analisis spearmanrank. Lokasi
mengembangkan potensi lokalnya, akan tetapi penelitian di 6 puskesmas yang dibentuk KKJ
penerapan pelayanan kesehatan jiwa di Kabupaten Magelang atau di Wilayah
dilapangan masih terpusat pada pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang
kesehatan jiwa di institusi khusus. melalui kerjasama antara Fakultas Ilmu
Pemahaman bahwa pelayanan kesehatan jiwa Kesehatan Universitas Muhammadiyah
dapat dilakukan di sarana kesehatan yang Magelang, Dinas Kesehatan Kabupaten
tersedia seperti puskesmas, balai kesehatan Magelang dan Rumah Sakit Prof. Dr. Soerojo
masyarakat dan Rumah Sakit Umum (RSU) Magelang selama 6 bulan, periode 2014
ternyata sangat rendah, bahkan pemahaman sampai dengan 2015 dengan managemen
petugas kesehatan terkait kesehatan jiwa dan kesehatan jiwa berbasis komunitas yang
penanganannya juga masih rendah. Rata-rata dilakukan dalam berbagai tahapan dengan
penderita gangguan jiwa di masyarakat menggunakan pendekatan pelayanan kesehatan
mengalami kondisi kurang pengetahuan dan jiwa di masyarakat. Adapun metode yang
kondisi miskin secara financial. digunakan akan disampaikan didalam tabel
Kurangnya pengetahuan dan berikut ini:
keterampilan tenaga kesehatan di Puskesmas,
serta kurangnya pengetahuan masyarakat
dalam menangani masalah kesehatan jiwa,
587
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
5. Pendampingan dilakukan oleh Insitusi
No Metode Pendidikan di wilayah Kabupaten
Magelang, Dinas Kesehatan Kabupaten
1 Inovasi Konstruksi Kurikulum Magelang, dan Rumah Sakit Jiwa di
Magelang. Pendampingan yang dilakukan
2 Koordinasi dan rapat kerja pada Perawat Puskesmas mulai penyusunan
program sampai dengan monitoring dan
3 Sosialisasi dan Workshop
evaluasi program kerja. Sedangkan
pendampingan KKJ dilakukan mulai
4 Pelatihan
deteksi dini kasus masalah kesehatan jiwa
di masyarakat sampai dengan pemberian
5 Pendampingan
materi tentang penanganan dan perawatan
penderita gangguan jiwa di masyarakat.
6 Fokus Group Discusstion
6. Focus Group Discusstion (FGD) dilakukan
pada KKJ untuk meningkatkan pemahaman
7 Monitoring dan Evaluasi
tentang konsep gangguan jiwa secara
umum meliputi cara melakukan deteksi
Penjabaran untuk tiap-tiap metode adalah atau pengkajian warga yang mengalami
sebagai berikut: gangguan jiwa, masalah yang menyebabkan
1. Inovasi Konstruksi Kurikulum seseorang akan berisiko menagalami
Pembelajaran, dilakukan di Insititusi gangguan jiwa, dan pada warga yang dalam
Pendidikan Keperawatan dalam hal ini kondisi sehat. Serta penanganan pada
dimasukkannya materi managemen kasus ODGJ, teknik penyuluhan pada
Community Mental Health Nursing warga tentang kesehatan jiwa.
(CMHN) dalam pembelajaran di mata 7. Monitoring dan Evaluasi dilakukan secara
kuliah Keperawatan Jiwa. Rancangan rutin untuk menilai keberhasilan program.
belajar tidak hanya dilakukan dengan Metode ini dilakukan secara bersama-sama
metode ceramah saja akan tetapi juga antara institusi Pendidikan, Dinas
dengan metode praktek di laboratorium dan Kesehatan Kabupaten Magelang dan
di lapangan/daerah binaan. Dengan bidang kesehatan jiwa masyarakat RSJ
maksud mempersiapkan SDM yang unggul Magelang.
dan terampil dalam penanganan masalah
kesehatan jiwa di masyarakat. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
2. Koordinasi dan Rapat Kerja dilakukan Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten program manajemen pelayanan kesehatan jiwa
Magelang terutama di Bidang Pelayanan berbasis komunitas yaitu: Melalui kerjasama
Kesehatan. Koordinasi yang dilakukan anatara Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
adalah menyusun program bersama dan Muhammadiyah Magelang, Dinas Kesehatan
bekerja sama dalam pengembangan Kabupaten Magelang dan Rumah Sakit Prof.
manajemen pelayanan kesehatan jiwa Dr. Soerojo Magelang. Dana kegiatan berasal
berbasis komunitas. dari dana APBD kabupaten Magelang periode
3. Sosialisasi dan Workshop dilakukan pada 2014 untuk 5 Puskesmas dan 1 Puskesmas
29 orang Kepala Puskesmas dan 29 menggunakan anggaran internal dari
Perawat Puskesmas penanggung jawab Puskesmas.
program kesehatan jiwa. Di wilayah Dinas Kerjasama lintas program menghasilkan
Kesehatan Kabupaten Magelang. 29 orang perawat penanggungjawab program
4. Pelatihan dilakukan pada 29 orang Perawat kesehatan jiwa di wilayah Dinas Kesehatan
Puskesmas di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang yang terlatih. Kemudian
Kabupaten Magelang. Serta dianjutkan dilanjutkan dengan pembentukan KKJ di 6
dengan pembentukan dan pelatihan KKJ di Puskesmas dilanjutkan pemberian pelatihan
desa yang ditentukan oleh masing-masing pada 231 orang KKJ yang dilakukan secara
Puskesmas sebagai perintis desa peduli bertahap untuk tiap Puskesmas. Karakteristik
kesehatan jiwa masyarakat. KKJ dari 6 Puskesmas yang terlatih yaitu:
Kebanyakan berjenis kelamin perempuan
588
The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN 2407-9189
6. REFERENSI
590